: 03
Pertanyaan :
Silakan Anda baca dua artikel berikut ini dan jelaskan desain penelitian kualitatif yang
digunakan dalam dua artikel tersebut. Sebagai bahan diskusi silakan baca buku tentang
agenda setting berikut ini:
Padmawati, R. S., Heywood, A., Sitaresmi, M. N., Atthobari, J., MacIntyre, C. R.,
Soenarto, Y., & Seale, H. (2019). Religious and community leaders’ acceptance of
rotavirus vaccine introduction in Yogyakarta, Indonesia: a qualitative study. BMC
Public Health, 19(1), 1-6.
Widayati, A., Suryawati, S., Crespigny, C. D., & Hiller, J. E. (2015). Beliefs about the
use of nonprescribed antibiotics among people in Yogyakarta City, Indonesia: a
qualitative study based on the theory of planned behavior. Asia Pacific Journal of
Public Health, 27(2), NP402-NP413.
Jawaban :
Latar belakang
Di Indonesia, vaksin rotavirus tersedia tetapi tidak didanai oleh Program Imunisasi Nasional
(NIP). Pengenalan program imunisasi baru membutuhkan penilaian penerimaan masyarakat.
Bagi umat Islam yang taat beragama di Indonesia, penerimaan vaksin semakin diperumit
dengan penggunaan tripsin babi selama pembuatan dan tidak adanya label halal. Di
Indonesia, tokoh agama dan masyarakat serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) merupakan
sumber penting bagi banyak umat Muslim yang taat beragama dalam pengambilan keputusan
mengenai penggunaan obat-obatan, termasuk vaksin. Penelitian ini bertujuan untuk menggali
pandangan tokoh agama dan tokoh masyarakat mengenai vaksin rotavirus untuk
menginformasikan strategi komunikasi ke depan.
Metode
Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, Penelitian ini
bertujuan untuk menggali pandangan tokoh agama dan tokoh masyarakat mengenai vaksin
rotavirus untuk menginformasikan strategi komunikasi di masa depan. Dua puluh wawancara
mendalam semi-terstruktur dilakukan dengan tokoh agama dan perwakilan masyarakat dari
dua kabupaten di Provinsi Yogyakarta, Indonesia. Analisis tematik dilakukan.
Kesimpulan
Hasil dari penelitian di ketahui bahwa tokoh masyarakat dan agama adalah yang menerima
vaksin rotavirus secara luas. Menurut hukum Islam bolehnya menerima vaksin ini namun di
satu sisi terdapat biaya yang cukup tinggi di pasar swasta dipandang sebagai hambatan yang
signifikan untuk penyerapan vaksin sehingga di pandang perlu dengan cara program
nasionaluntuk menekan biaya yang tinggi tersebut.
Studi ini menyoroti perlunya keterlibatan pemangku kepentingan yang lebih baik sebelum
ketersediaan vaksin dan potensi peran penting tokoh agama dan masyarakat dalam
penerimaan vaksin rotavirus di komunitas mayoritas Muslim di Yogyakarta, Indonesia.
Temuan ini akan membantu pengembangan strategi pengenalan vaksin baru di Indonesia.
Meskipun antibiotik adalah obat resep-satunya di Indonesia, mereka dapat dibeli tanpa resep
dokter. Studi kualitatif ini memunculkan keyakinan tentang penggunaan antibiotik yang tidak
diresepkan yang diinformasikan oleh teori perilaku terencana untuk mengembangkan
kuesioner untuk teori perluasan survei perilaku terencana. Dua puluh lima (N = 25) orang
dewasa dengan pengalaman menggunakan antibiotik yang tidak diresepkan diwawancarai.
Analisis isi diterapkan. Peserta melaporkan bahwa penggunaan antibiotik nonprescribed
menguntungkan dalam hal menghemat waktu dan uang dan mengurangi jumlah obat yang
perlu dibeli, berbeda dengan persepsi tentang apa yang terjadi dengan resep medis. Potensi
efek samping, hasil kesehatan yang buruk, dan resistensi antimikroba adalah kerugian yang
dirasakan. Fasilitator penggunaan tersebut adalah ketersediaan antibiotik over-the-counter
dan pengalaman sukses dalam menggunakan antibiotik. Obat untuk anak-anak adalah
hambatan yang dirasakan untuk penggunaan tersebut. Anggota keluarga dan teman, terutama
yang memiliki latar belakang pendidikan kesehatan, menyetujui penggunaan tersebut.
Temuan dari studi terbaru lainnya 5,6 serupa dengan yang ada di ulasan sebelumnya.
Penggunaan yang tidak tepat seperti itu juga berpotensi meningkatkan perkembangan
resistensi bakteri,seperti yang dilaporkan dalam konteks resistensi antimikroba di negara-
negara terbatas sumber daya dan studi individu lainnya yang meneliti antimikroba resistensi
dalam kaitannya dengan penggunaan antibiotik nonprescribed di negara-negara Asia.Di
Indonesia, undang-undang mengamanatkan penyajian resep medis untuk
pembelian:antibiotik.Namun, orang dapat membeli antibiotik tanpa resep, terlepas dari
undang-undang ini. Sebuah penelitian sebelumnya di Indonesia melaporkan bahwa 76% dari
104 transaksi antibiotik adalah tanpa resep saat menggunakan pendekatan simulasi kunjungan
klien di 75 apotek, 10 toko obat, dan 39 warung pinggir jalan (kios) di Jawa Timur,
Indonesia.
Metode
Dalam penelitian ini menggunakan studi metode campuran. Mixed Method merupakan
pedekatan baru dalam penelitian di bidang Kesehatan.Mixed method merupakan penelitian
yang menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan rancangan tertentu untuk
menjawab penelitian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian tambahan yang
merupakan pendalaman atau tindak lanjut dari suatu tujuan penelitian programatik.Melalui
Wawancara tatap muka digunakan untuk mengumpulkan data. Partisipan dalam penelitian
ini menggunakan teknik snowball sampling.
Kesimpulan
Studi kualitatif ini memunculkan keyakinan tentang penggunaan antibiotik yang tidak
diresepkan oleh teori perilaku terencana untuk mengembangkan kuesioner untuk teori yang
diperluas survei perilaku yang direncanakan. Peserta melaporkan bahwa
penggunaan antibiotik yang tidak diresepkan menguntungkan dalam hal menghemat waktu
dan uang dan mengurangi jumlah obat yang perlu dibeli, berbeda dengan persepsi tentang apa
yang terjadi dengan resep medis. Potensi efek samping, hasil kesehatan yang buruk, dan
antimikroba resistensi adalah kerugian yang dirasakan
Referensi :