Anda di halaman 1dari 19

TEKNIK PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMBACA PUISI DI SEKOLAH DASAR

Hestri Hurustyanti

Abstrak: Pengembangan kemampuan membaca puisi di sekolah dasar merupakan salah


satu aspek keterampilan berbahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Kompetensi
dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah siswa dapat membaca puisi dengan baik dan
benar sesuai dengan kriteria penilaian membaca puisi yang mengacu pada aspek
kebahasaan dan non kebahasaan. Penelitoan dilakukan untuk mendapatkan gambaran
objektif tentang peningkatan kemampuan membaca puisi pada aspek kebahasaan dan
aspek non kebahasaan melalui teknik pemodelan. Rancangan penelitian yang digunakan
adalan penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui teknik
pemodelan dapat meningkatkan kemampuan siswa membaca puisi pada aspek
kebahasaan yang meliputi (1) intonasi, (2) jeda, (3) artikulasi, dan aspek non kebahasaan
yang meliputi (1) ekspresi, (2) gerak/gesture, (3) penghayatan, dan (4) keberanian.

Kata kunci: peningkatan kemampuan membaca puisi, teknik pemodelan

Dalam Kurikulum mata apresiasi dalam rangka memahami


pelajaran Bahasa Indonesia untuk unsur-unsur intrinsik teks puisi,
Sekolah Dasar, Kompetensi Dasar yang masalah membaca harus dipahami dulu
harus dicapai siswa dalam membacakan oleh apresiator. Menyadari kenyataan
puisi adalah (1) membaca puisi dengan itu terlebih dulu di- perkenalkan pada
lafal dan intonasi yang tepat, (2) sejumlah masalah yang berkaitan
menentu-kan jeda yang tepat untuk dengan membaca (Aminuddin,
memperjelas arti, dan (3) menggunakan 2004:15). Membaca pada dasarnya
ekspresi yang tepat (Depdikbud, adalah kegiatan yang cukup kompleks
2003:29). Peran guru dalam karena membaca melibatkan berbagai
menggunakan teknik pembelajaran aspek baik fisik, mental, bekal
yang tepat akan menentukan pengalaman, dan pemahaman maupun
tercapainya kompetensi dasar dan hasil aktivitas berfikir dan merasa. Tahapan
belajar siswa dalam membacakan puisi membaca adalah (1) persepsi, (2)
sesuai dengan tuntutan kuriku-lum rekognisi, (3) komprehensi, (4)
tersebut. Penggunaan teknik interpretasi, (5) evaluasi, dan (6) kreasi
pembelajaran yang tepat dapat atau utilasi (Aminuddin, 2004:16).
mendorong motivasi siswa dalam Membaca pada dasarnya adalah
belajar dan dapat menjadi sarana kegiatan yang cukup kompleks karena
terciptanya pembela-jaran yang sesuai membaca melibatkan berbagai aspek
dan menyenangkan terutama dalam baik fisik, mental, bekal pengalaman,
pembelajaran puisi. dan pemahaman maupun aktivitas
Upaya pemahaman unsur-unsur berfikir dan merasa. Tahapan membaca
dalam membaca puisi tidak bisa lepas adalah (1) persepsi, (2) rekognisi, (3)
dari masalah membaca. Karena itu komprehensi, (4) interpretasi, (5) eva-
sebelum melaksanakan kegiatan
luasi, dan (6) kreasi atau utilasi Puisi adalah seni dari segala seni.
(Aminuddin, 2004:16). Kutipan dari Popo Iskandar seorang
pelukis dan budayawan dari Bandung.
Pada tahap persepsi, kegiatan Puisi adalah pernyataan dari keadaan
yang terjadi adalah pengamatan bentuk atau kua-litas hidup manusia. Membaca
pe-nulisan dalam teks. Pada tahap puisi berarti berusaha menyelami diri
rekognisi, kegiatan yang terjadi adalah sampai ke intinya. Apabila seseorang
upaya memahami hubungan antara ingin menikmati puisi, ia harus
tanda hitam dengan makna. Pada tahap memiliki kemampuan untuk
komprehensi, pembaca berusaha menempatkan dirinya sebagai penyair.
memahami makna kata, kalimat, dan Membaca puisi maupun
paragrap serta korelasi setiap makna itu deklamasi tidak diharuskan membawa
dalam membangun suatu kesatuan. teks. Yang penting adalah bagaimana si
Pada tahap interprestasi, pembaca penyampai puisi tersebut bisa membuat
berusaha mendalami perolehan penonton terpesona dan bisa merasakan
pemahaman dari kegiatan komprehensi apa yang dimaksud oleh sang penyair
yang relatif masih tersurat ke proses dalam puisinya.
analisis untuk menyusun kesimpulan. Untuk mengukur seseorang akan
Pada tahap evaluasi, kegiatan yang berhasil dalam membaca puisi adalah
terjadi adalah pemilihan satuan-satuan bahwa kemampuannya dalam
gagasan yang memadai maupun tidak menafsirkan puisi yang dibawakan tepat
memadai sesuai dengan latar tujuannya dan mem-punyai kemampuan untuk
sebagai langkah awal pemberian menciptakan suasana yang mempesona
kriteria. Selanjutnya tahap kreasi/ penonton.
utilasi, merupakan tahapan yang Secara praktis, modal bagi
berkaitan dengan pengolahan peroleh-an pembaca puisi agar yang disampaikan
pengetahuan lewat bacaan untuk mendapat hasil maksimal adalah (1)
mencapai kreasi/ tujuan-tujuan tertentu. menguasai puisi yang akan dibawakan
dalam hal ini penafsiran atau
Adapun jenis membaca adalah
interpretasi, (2) mempunyai modal
antara lain membaca dalam hati,
suara yang baik, (3) menguasai anggota
membaca cepat, membaca teknik,
tubuh. Atau yang biasa disebut dengan
membaca bahasa, membaca indah,
istilah interpretasi, penghayatan, teknik
membaca kritis, membaca kreatif.
vokal, dan penampilan, yang semuanya
Sesuai dengan judul penelitian ini,
merupakan satu keatuan yang tidak dapat
maka ragam membaca yaitu membaca
dipisahkan.
indah atau membaca estetis merupakan
Dalam pembelajaran membaca
kegiatan membaca yang menyangkut
puisi di Sekolah Dasar terdapat bebera-
hal-hal yang berkaitan dengan
pa permasalahan dari observasi awal.
keindahan atau estetika yang dapat
Permasalahan yang pertama adalah
menimbulkan emosi atau perasaan dari
rendahnya kemampuan siswa dalam
pembaca atau pendengarnya. Bahan
membaca puisi. Dari teknik vocal,
yang dapat digunakan untuk
siswa masih menggunakan nada yang
pembelajaran membaca indah adalah
datar dan anya sessekali memberikan
puisi, prosa lirik, prosa dari lingkungan
penekanan pada tiap-tiap kata dalam
kesusastraan, bacaan-bacaan berupa
puisi. Dari teknik ekspresi, dijumpai
dialog, komik, dan dapat juga naskah
beberapa siswa ekspresinya belum
drama (Muclisoh, 1995:156).
kelihatan dan ada pula yang tidak
Kegiatan membaca puisi adalah sesuai dengan isi atau makna puisi yang
salah satu kegiatan membaca indah. dibacanya.
Permasalahan kedua, siswa membacakan puisi, yaitu a) dapat
masih kurang berpengalaman dalam menarik peserta didik karena menyukai
mem-bacakan puisi. Karena tidak hal-hal baru, b) menciptakan kesan
adanya contoh atau model membacakan menarik, c) memantapkan langkah
puisi yang diperagakan guru pembela-jaran selanjutnya, d)
(Muchlisoh, 1992: 399), menyatakan memberikan suasana pembelajaran
bahwa murid-murid memerlukan yang santai, e) mengatasi hambatan
kualitas yang tinggi dalam waktu, tempat, jumlah, dan jarak, f)
pengalamannya dengan puisi. peserta didik dapat tahu secara konkret
Maksudnya, siswa perlu dihadapkan pembelajaran puisi yang baik.
secara langsung pada pem-berian
contoh pembacaan puisi sesuai dengan METODE
kriteria pembacaan puisi yang benar.
Dalam hal ini guru harus memiliki Penelitian ini dilaksanakan
kualitas yang baik dalam membaca-kan dengan menggunakan Penelitian
puisi. Tindakan Kelas. Hakikat penelitian
Permasalahan ketiga, dalam Tindakan Kelas adalah tindakan yang
pembelajaran puisi guru lebih diperlukan untuk mengatasi masalah
memfokus-kan pada penjelasan definisi praktis yang dihadapi dalam tugas
dan unsur puisi, penggunaan teknik kesehariannya (Soepeno, 2000: 1).
pembelaja-ran yang tidak tepat (bersifat Penelitian Tindakan Kelas
ceramah, tanya jawab, penugasan), didasarkan atas upaya peningkatan
materi puisi tidak menarik, siswa tidak kualitas pendidikan dengan pendekatan
seluruhnya mendapat kesempatan pemecahan masalah pada pembelajaran.
membacakan puisi di depan kelas. Sedangkan yang dianggap paham benar
Sebelum pembacaan puisi dilaksanakan akan permasalahan di kelas tentu saja
di depan kelas, guru tidak hanya guru. Sehingga apabila guru yang
menjelaskan definisi puisi, unsur puisi, mengadakan upaya pemecahan masalah
dan pembacaan puisi, tetapi juga harus yang dihadapi melalui penelitian, maka
memberi contoh cara membacakan berarti guru berperan aktif dalam
puisi dengan baik dan benar supaya peningkatan pembelajaran.
siswa tahu dan melihat sendiri cara Tindakan yang akan dilakukan
membaca puisi yang baik dan benar dan dalam penelitian ini adalah simultan
dapat menerapkannya dalam praktik terpadu. Menurut Rofi'udin (1988: 13)
membaca puisi. jenis penelitian yang simultan terpadu
Untuk mengatasi permasalahan lebih memfokuskan pada teori dengan
tersebut perlu diterapkan teknik cara mengikutsertakan praktisi (guru)
pembelajaran yang tepat, salah satunya untuk berpartisipasi. Artinya, penelitian
dengan menerapkan teknik pemodelan. ini berkolaborasi dengan melibatkan
Teknik pemodelan dapat memberikan guru dalam tindakan berupa
stimulus pada siswa untuk berpikir ke- penggunaan teknik pemodelan. Jadi,
mudian menemukan jawaban atas dalam penelitian ini guru bertindak
sebuah masalah dengan cepat. Dalam sebagai kolaborator dan peneliti sebagai
hal ini yang bertindak sebagai model inovator.
adalah guru dan juga bisa berasal dari Desain Penelitian Tindakan
siswa “ahli” atau ahli yang Kelas ini menggunakan langkah-
didatangkan dari luar. Menurut langkah berdasarkan siklus. Dari
Demnawan (1993: 130) ada beberapa beberapa desain dari Penelitian
keuntungan penggunaan teknik Tindakan Kelas yang dicontohkan,
pemodelan dalam pembelajaran peneliti memilih desain yang
dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. lakukan untuk mengetahui kondisi objektif
Taggart. Desain atau model tersebut yang ada di sekolah yang dijadikan subjek
memiliki empat tahapan dalam setiap penelitian. Pengamatan difokuskan pada
siklus yaitu perencanaan tindakan, metode pembelajaran membaca puisi yang
pelaksanaan tindakan, observasi dan diterapkan oleh guru dan hasil penilaian
refleksi. Setiap siklus tersebut membaca puisi siswa.
dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi
setelah dilaksanakan suatu tindakan, Pelaksanaan Penelitian
dengan maksud agar peneliti dapat
memperbaiki tindakan, memperbaiki Kegiatan utama yang dilaksanakan
kesalahan, dan menyingkirkan
dalam tahap pelaksanaan adalah pe-nyajian
hambatan sehingga dapat ditemukan
formulasi yang paling efektif dan pembelajaran membaca puisi dengan
efisien dalam proses pembelajaran.
teknik pemodelan sesuai dengan skenario
Alur penelitian tindakan kelas
digambarkan sebagai berikut. pembelajaran yang telah direncanakan.
Adapun bagian utama dalam pe-laksanaan
penelitian ini yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hal
tersebut disajikan sebagai berikut.
Perencanaan
Berdasarkan pengamatan awal,
kemudian disusun rencana tindakan berupa
penggunaan teknik pemodelan untuk
meningkatkan kemampuan membaca puisi
Gambar 1 Siklus Penelitian Tindakan
Kelas siswa Sekolah Dasar. Rencana tindakan ini
(Model Kemmis dan Mc. dengan melakukan kegiatan (1) merancang
Taggart)
Sumber: Soepono, Penelitian Tindakan kegiatan pembelajaran, (2) menyusun dan
Kelas (2000: 2). mempersiapkan instrument penelitian, (3)
Prosedur Penelitian meliputi menetapkan dan me-nyusun jadwal
pelaksanaan tindakan peningkatan
persiapan penelitian dan pelaksanaan
kemampuan membaca puisi me-lalui
penelitian, hal tersebut disajikan sebagai
teknik pemodelan.
berikut. Kegiatan pertama adalah
merancang kegiatan pembelajaran dengan
Persiapan Penelitian
membuat rencana pelaksanaan
Penelitian dimulai dari kegiatan
pembelajaran yang mengacu pada
pengamatan awal terhadap latar penelitian
yang meliputi siswa dan guru dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan.
kegiatan belajar mengajar. Pengamatan di-
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang
dirancang, untuk di-laksanakan dalam satu Tahap pelaksanaan tindakan
siklus yang terdiri dari satu rencana dilaksanakan sebanyak X siklus. Apabila
pelaksanaan pembelajaran yang pada pelaksanaan siklus I sudah ada
dilaksanakan setiap satu kali pertemuan peningkatan kemampuan membaca puisi
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Untuk dengan teknik pemodelan secara
rencana pembelajaran berikutnya, signifikan, maka tidak perlu dilanjutkan
dirancang dengan memperhatikan hasil pada siklus berikutnya. Apabila siklus I
refleksi yang dilakukan setiap tindakan belum menghasilkan peningkatan
satu siklus. kemampuan membaca puisi dengan teknik
Kegiatan kedua yaitu menyusun pemodelan, maka dilanjutkan pada siklus
dan mempersiapkan instrument penelitian. II. Setiap selesai tindakan satu siklus
Adapun kegiatannya adalah (1) membuat dilakukan refleksi. Hasil refleksi tersebut
format catatan lapangan, (2) membuat digunakan untuk menyusun rancangan
lembar observasi, (3) membuat format tindakan selanjutnya.
penilaian tes praktik kemampuan membaca Observasi
puisi. Observasi digunakan untuk
Kegiatan ketiga adalah menyusun mengamati kegiatan siswa dan guru pada
jadwal pelaksanaan tindakan peningkatan saat melakukan aktivitas pembelajaran
kemampuan membaca puisi melalui teknik dengan menggunakan teknik pemodelan.
pemodelan. Jadwal disusun berdasarkan Instrument yang digunakan adalah
jadwal pelajaran siswa pada mata pelajaran pedoman observasi yang diarahkan untuk
Bahasa Indonesia. memperoleh data tentang kegiatan yang
Pelaksanaan dilakukan siswa dan guru pada setiap
Kegiatan pelaksanaan dalam hal ini tahapan pembelajaran membaca puisi
adalah melaksanakan skenario / rencana menggunakan teknik pemodelan.
pembelajaran yang telah dirumuskan. Observasi dilakukan pada setiap
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan tindakan pada setiap siklus. Observasi
tindakan, yaitu guru melaksanakan yang dilakukan pada siklus pertama dapat
pembelajaran berdasarkan rencana mempengaruhi penyusunan pada siklus
pelaksanaan pembelajaran dalam setiap selanjutnya.
siklus. Setiap siklus memerlukan alokasi Adapun lembar observasi yang
waktu 2 x 35 menit yang dilaksanakan digunakan adalah sebagai berikut.
dalam satu kali pertemuan. Tabel 1 Lembar Observasi Guru
Pada Pelaksanaan Tindakan
pembelajaran
Aspek Kategori 3. Keaktifan
N Keteran
yang K C B siswa dalam
o gan
Dinilai pembelajaran
1. Penguasaa 4. Partisipasi
n materi siswa dalam
2. Metode pembelajaran
yang
digunakan Bentuk nilai yang diberikan kepada
dalam siswa dikategorikan dengan kategori
pembelaja kurang, cukup dan baik, dengan ketentuan
ran sebagai berikut.
Tabel 3 Kriteria Penilaian Tes
3. Kesesuaia
Praktik Kemampuan
n dengan Membaca Puisi
Rencana
Skor
Aspek Indikator
Pelaksana 1 2 3 4 5
Aspek kebahasaan
an Intonasi a. Tinggi rendah
suara yang
Pembelaja disesuaikan
dengan isi pada
ran (RPP) makna puisi.
b. Keras lemah
suara
disesuaikan
dengan isi
Tabel 2 Lembar Observasi Siswa puisi.
c. Penggunaan
Pada Pelaksanaan Tindakan intonasi tidak
monoton.
Jeda Ketepatan
penempatan jeda
Kategori Keter pada satuan
N Aspek yang makna, bukan
K C B anga satuan kata.
o Dinilai
n Kejelasan ucapan
Penguca dalam melafalkan
pan/ bunyi.
1. Keseriusan
siswa dalam Artikula
si
pembelajaran Non Kebahasaan
.Mimik/ Kesesuaian ekspresi
2. Perhatian ekspresi dengan isi puisi.
Gesture/ a. Kewajaran
siswa dalam gerak gerak
b. Kesesuaian 1-2  Dalam melafalkan
gerak dengan
isi dan makna bunyi tidak jelas.
puisi.
Penghay Siswa menghayati
atan/ isi puisi. Tabel 5 Kriteria Penilaian Aspek
interpret Non Kebahasaan
asi
Keberan Siswa tampil
ian dengan tenang dan Aspek
berani
Total Skor N Non Nil
Kriteria
o. Kebaha ai
Bentuk kriteria penilaian yang saan
diberikan kepada siswa berupa skor dan 1. Mimik/ 3-5  Nada dan suasana
nilai dengan ketentuan sebagai berikut : Ekspresi haru, dengan mimik
harus sedih.
Tabel 4 Kriteria Penilaian Aspek
 Nada dan suasana
Kebahasaan
gembira, maka
Aspek
N Nil mimiknya harus
Kebaha Kriteria
o. ai gembira.
saan
1-2  Mimik tidak sesuai
1. Intonasi 3-5  Nada dan suasana
dengan nada suasana
haru, dengan intonasi
puisi.
rendah/lemah.
2. Gesture/ 3-5  Gerakan anggota
 Nada dan suasana
gerak tubuh bisa maksimal
gembira, dengan
 Gerakan anggota
intonasi tinggi/keras.
tubu sesuai dengan
 Lagu/irama tidak
apa yang
monoton.
dideskripsikan.
1-2  Intonasi tidak sesuai
1-3  Gerakan anggota
dengan suasana puisi.
tubuh tidak
 Lagu/irama monoton
maksimal dan tidak
2. Jeda 3-5  Sesuai dengan tanda
sesuai dengan apa
baca.
yang dideskripsikan
 Setiap urutan baris,
3. Penghay 3-5  Serius dan
jeda lebih lama
atan/ konsentrasi.
1-2  Tidak terdapat jeda interpret  Menghayati isi puisi
sama sekali. asi
3. Penguca 3-5  Kejelasan ucapan 1-2  Tidak serius dan
pan/ dalam melafalkan konsentrasi.
artikula bunyi.  Tidak menghayati isi
si
puisi. penilaian tes praktik kemampuan
membaca puisi tersebut maka akan
4. Keberan 3-5  Tampil dengan berani diperoleh gambaran mengenai
ian dan tenang. peningkatan kemampuan membaca
puisi dengan menggunakan teknik
1-2  Tampil ragu-ragu dan pemodelan dan juga dapat dijadikan
gugup. sebagai acuan perbandingan dari hasil
pada setiap siklusnya. Sehingga dari
perbandingan itu pula dapat diketahui
Refleksi ada peningkatan kemampuan membaca
Kegiatan refleksi diadakan setiap puisi atau tidak setelah dilakukan
akhir siklus. Refleksi digunakan untuk tindakan pembelajaran dengan
menganalisa data. Analisa data dalam menggunakan teknik pemodelan.
penelitian ini akan dilakukan selama dan
sesudah tindakan penelitian. Hasil yang
diperoleh dari tahap observasi
dikumpulkan serta dianalisis. HASIL
Hasil refleksi akan digunakan
sebagai dasar bagi penyusunan rencana Agar diperoleh pemahaman yang
tindakan pada siklus berikutnya. Namun lengkap tentang hasil penelitian, maka
apabila hasil refleksi pada siklus I dalam kajian utama penelitian ini
menunjukkan adanya tingkat keberhasilan disertakan data tentang perencanaan
yang signifikan dan sudah mencapai dan pelaksanaan tindakan. Untuk
indikator ketuntasan belajar yang mengkaji perencanaan dan pelaksanaan
diinginkan maka tindakan pada siklus tindakan, maka pada setiap siklus
berikutnya tidak perlu dilaksanakan lagi. dilakukan ((1) rencana tindakan, (2)
Jadi hasil refleksi menentukan perlu pelaksanaan tindakan, (3) observasi
tidaknya tindakan pada siklus berikutnya. tindakan dan (4) refleksi.
Skor yang diperoleh siswa
tersebut diubah menjadi nilai untuk Hasil Penelitian Siklus I
mengetahui ketuntasan belajar siswa. Bagian ini disajikan hasil
Pengubahan skor menjadi nilai menurut penelitian yang terdiri dari (1)
Kurniawan, ( 2005: 6), menggunakan perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
rumus sebagai berikut. tindakan yang berupa kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
R penutup, (3) observasi tindakan, dan (4)
refleksi tindakan. Hal-hal tersebut
NP = ------ x 100 % dijabarkan sebagai berikut.
SM
Perencanaan Tindakan Siklus I
Tindakan perencanaan dalam
Dimana: meningkatkan kemampuan membaca
NP = Nilai Prosentase puisi siswa Sekolah Dasar melalui
R = Skor yang dicapai teknik pemodelan disusun sebelum
SM = Skor maksimal tindakan dilaksanakan secara
100% = Konstanta kolaboratif disusun perangkat
rancangan pembelajaran yang berupa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Dari kategori perolehan nilai (RPP) dengan menerapkan teknik
pada lembar observasi dan lembar pemodelan yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan membaca Pelaksanaan Tindakan Siklus I
puisi siswa Sekolah Dasar. Oleh
karena itu ditentukan upaya tindakan Pelaksanaan tindakan siklus I
yang mempunyai beberapa unsur dilaksanakan dengan skenario
pembelajaran yang meliputi kompetensi pembelajaran yang meliputi (1)
dasar, indikator, alokasi waktu, materi kegiatan pendahuluan, (2) kegiatan inti,
pokok, skenario pembelajaran, evaluasi (3) kegiatan penutup. Kegiatan
dan alat/ media pembelajaran. pendahuluan,sebelum pembelajaran
Berdasarkan kurikulum mata dimulai guru memodelkan pembacaan
pelajaran Bahasa Indonesia untuk puisi dengan memperhatikan teknik
Sekolah Dasar, kompetensi dasar yang pembacaan puisi yang tepat di depan
harus dicapai siswa dalam membaca kelas sebagai upaya memberikan
puisi adalah siswa mampu (1) membaca apersepsi pada siswa dalam membaca
puisi dengan lafal dan intonasi yang puisi dengan aspek kebahasaan dan
tepat, (2) menentukan jeda yang tepat aspek non kebahasaan. Kegiatan inti,
untuk memperjelas arti, dan (3) Rangkaian kegiatan pada inti
menggunakan ekspresi yang tepat pembelajaran adalah (1) guru mecoba
(Depdikbud, 2003 : 29). mengaitkan judul puisi dengan
Indikator pembelajarannya pengalaman dan pengetahuan siswa
adalah siswa membaca puisi sesuai untuk membangkitkan skemata siswa,
dengan teknik membaca puisi yang (2) guru menanyakan ketertarikan siswa
tepat. Maka pada siklus I ini, peneliti pada teks puisi yang digunakan sebagai
menerapkan teknik pemodelan. materi pembelajaran, sehingga
Alat/ media pembelajaran yang konsekuensinya apabila siswa tertarik,
digunakan adalah teks puisi yang maka puisi tersebut dijadikan materi
berjudul “Terima Kasih Guru” karya pembelajaran sekaligus sebagai materi
Trim Sutidja dan “Diponegoro” karya tes dalam membaca puisi, (3) guru
Chairil Anwar. Teks puisi tersebut membim-bing siswa untuk memberi
dibacakan oleh guru dan kaset rekaman tanda pemenggalan/ jeda puisi. Tanda-
dengan memperhatikan teknik tanda yang biasa digunakan adalah
membaca puisi yang tepat di depan tanda (/) untuk jeda pendek atau sama
kelas sebagai upaya untuk memberikan dengan koma (,), tanda (//) untuk jeda
apersepsi dan motivasi pada siswa panjang atau sama dengan (.), dan
dalam mengikuti pembelajaran. tanda (=) untuk pembacaan yang
Untuk penilaian pembelajaran dilakukan tanpa jeda, (4) guru memberi
yang digunakan adalah penilaian yang contoh membaca puisi dengan
berupa proses dan produk/ hasil membacakan puisi itu larik demi larik/
penilaian proses diarahkan pada baris demi baris dan meminta siswa
kegiatan siswa yang meliputi (1) memperhatikan dengan seksama agar
keseriusan siswa, (2) perhatian siswa, siswa dapat melihat contoh konkret
(3) keaktifan siswa dan (4) partisipasi membaca puisi, (5) guru memotivasi
siswa. Penilaian produk/ hasil diarah- siswa dan memberi kesempatan maju
kan pada hal yang berkaitan dengan satu per satu untuk membaca puisi, (6)
aspek kebahasaan yang meliputi (1) guru menyiapkan model kedua yaitu
intonasi, (2) jeda dan (3) artikulasi, dan dengan memutar kaset rekaman
aspek non kebahasaan yang meliputi pembacaan puisi oleh Anang yang
(1) mimik/ ekspresi, (2) gerak/ gesture, berjudul “Diponegoro” karya Chairil
(3) penghayatan, dan (4) keberanian. Anwar yang telah disediakan oleh peneliti,
dan siswa tampak serius mendengarkan
pembacaan puisi tersebut sehingga
diharapkan mengerti bagaimana kegiatan pembelajaran yang telah
seharusnya teknik intonasi itu diucapkan dilakukan.
pada saat membaca puisi, (7) guru
membagi siswa menjadi kelompok, (8) Siswa juga diarahkan untuk
guru meminta siswa untuk berlatih sendiri belajar lebih giat lagi dalam membaca
beberapa menit untuk membaca puisi puisi sebagai bahan latihan untuk
dalam kelompok-nya sebagai proses mempersiapkan diri meng-hadapi tes
aplikasi dari contoh pembacaan puisi yang kemampuan membaca puisi yang akan
didengar dari pemutaran kaset rekaman dilaksanakan pada saat jam pelajaran
membaca puisi, (9) guru menyuruh bahasa Indonesia hari berikutnya.
perwakilan tiap kelompok untuk
membaca puisi di depan kelas, (10) Observasi Tindakan Siklus I
guru mengarahkan kepada siswa untuk Guru mengobservasi siswa
memperhatikan dan kemudian menggunakan lembar observasi yang
memberikan komentar terhadap telah disiapkan. Dari hasil observasi
penampilan temannya dan (11) guru tersebut dapat dievaluasi sebagai
menunjuk beberapa siswa membaca berikut:
puisi di depan kelas sebagai aplikasi 1) Siswa sudah tampak serius dalam
diterapkannya pemodelan. menerima pelajaran tetapi masih
ada beberapa siswa yang berbicara
Berbeda pada tahap pra sendiri dengan temannya
tindakan, pada siklus I ini saat guru 2) Perhatian siswa terhadap materi
memberi contoh atau memodelkan pembelajaran sudah terlihat cukup
membaca puisi, sebagian besar siswa mem-perhatikan
memperhatikan dan tampak serius. 3) Siswa sudah aktif mengikuti
Siswa sudah mulai antusias dan jalannya kegiatan pembelajaran
sesekali menirukan kata dalam baris tetapi masih ada beberapa siswa
puisi saat diputarkan kaset rekaman yang hanya diam/ kurang aktif
membaca puisi. Siswa tampak serius 4) Partisipasi siswa sudah terlihat baik
mendengarkan pemutaran kaset tetapi masih ada beberapa siswa
rekaman membaca puisi tersebut. yang kurang berpartisipasi pada
Pada saat siswa diberi kegiatan pembelajaran
kesempatan untuk maju satu per satu 5) Guru sudah berusaha menggunakan
untuk membaca puisi sesuai dengan apa teknik pemodelan dalam
yang didengarnya dari pemutaran kaset pembelajaran tetapi penerapannya
rekaman membaca puisi, pada siklus I belum optimal
ini sudah terlihat banyak pening-katan 6) Kegiatan pembelajaran guru sudah
terutama pada aspek kebahasaan sesuai dengan rencana pembelajaran
intonasi. Siswa lebih memiliki dan penerapannya sudah optimal
keberanian dan berekspresi. Di sini 7) Guru sudah menguasai materi
guru tetap menghimbau siswa untuk pembelajaran yang diajarkan
menggali sendiri potensi yang Untuk lebih jelasnya, hasil observasi
dimilikinya dan mampu menciptakan dapat dilihat dengan menggunakan
proses kreatif dalam membaca puisi. tabel
Kegiatan akhir, Pada kegiatan ini berikut.
dilakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung. Tabel 6 Hasil Observasi Guru pada Siklus I
Kegiatan refleksi ini dimanfaatkan oleh
Aspek Kategori
guru dan siswa. Kemudian guru N
yang Keterangan
mengadakan tanya jawab tentang o K C B
Dinilai
1 Kesesuai V Pembelajaran pembelajaran sebesar 47 %. Maka
. an sesuai dengan kegiatan penelitian tindakan kelas ini
dengan rencana
rencana pembelajaran
dilanjutkan pada siklus II untuk
pembelaj mendapatkan hasil yang lebih maksimal
aran dan dapat mencapai indikator
Penguasa V Guru sudah ketuntasan hasil belajar yang
2. an Materi menguasai yang diinginkan yaitu lebih besar dari 65%
diajarkan
sehingga penerapan teknik pemodelan
3. Metode V Metode yang
yang digunakan dalam benar-benar mampu meningkatkan
diguna pembelajaran kemampuan membaca puisi siswa
kan menggunakan Sekolah Dasar.
dalam teknik
pembela permodalan.
Hasil Penelitian Siklus II
jaran Model berasal
dari guru dan
kaset rekaman Pada siklus II disajikan hasil
contoh penelitian yang terdiri dari (1)
pembacaan puisi. perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
4. Model V Model yang tindakan yang berupa kegiatan
Pembaca dipergunakan
an guru dalam pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
membaca puisi penutup, (3) observasi tindakan, dan (4)
sudah bagus dan refleksi tindakan.
dapat memotivasi
siswa dalam Perencanaan Tindakan Siklus I
belajar membaca
puisi.
Tindakan perencanaan dalam
Refleksi Tindakan Siklus I meningkatkan kemampuan membaca
puisi siswa Sekolah Dasar melalui
Refleksi dilaksanakan setelah teknik pemodelan pada siklus II
selesai pelaksanaan tindakan disusun sebelum tindakan dilaksanakan,
pembelajaran siklus I. Kegiatan ini secara kolaboratif disusun perangkat
dilaksanakan secara kolaboratif dengan rancangan pembelajaran yang berupa
guru kelas. Adapun hasil refleksi siklus Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
I adalah sebagai berikut: (RPP) dengan menerapkan teknik
1) Keseluruhan siswa belum mampu pemodelan yang bertujuan untuk
membaca puisi dengan baik meningkatkan kemampuan membaca
2) Kurang aktifnya siswa dalam puisi siswa Sekolah Dasar. RPP
pembelajaran dikarenakan kurang dirancang agar relevan dengan kondisi
optimalnya guru dalam menerapkan siswa. Oleh karena itu ditentukan upaya
metode pembelajaran/ teknik tindakan yang mempunyai beberapa
pemodelan unsur pembelajaran yang meliputi
3) Kemampuan praktik membaca puisi kompetensi dasar, indikator, alokasi
siswa snagat terbatas pada aspek waktu, materi pokok, skenario
ke-bahasaan sehingga perlu pembelajaran, evaluasi dan alat/ media
bantuan/ motivasi guru pada aspek pembelajaran.
non kebahasaan Berdasarkan kurikulum mata
Bertolak dari refleksi pada pelajaran Bahasa Indonesia untuk
siklus I, bahwa skor yang dicapai anak Sekolah Dasar, kompetensi dasar yang
belum mencapai ketuntasan hasil harus dicapai siswa dalam membaca
belajar yang diinginkan. Pada siklus I puisi adalah siswa mampu (1) membaca
ini baru mencapai keberhasilan puisi dengan lafal dan intonasi yang
tepat, (2) menentukan jeda yang tepat apersepsi pada siswa dalam memulai
untuk memperjelas arti, dan (3) pembelajaran dan memotivasi siswa
menggunakan ekspresi yang tepat dalam mengikuti pembelajaran.
(Depdikbud, 2003 : 29). Dari melihat siswa ahli
Indikator pembelajarannya membaca puisi, tampak siswa mulai
adalah siswa membaca puisi sesuai memaha-mi apa yang akan diajarkan
dengan teknik membaca puisi yang oleh guru, siswa sudah nampak berani
tepat. Maka pada siklus II ini, peneliti apabila dihadapkan dengan kegiatan
menerapkan teknik pemodelan dengan membaca puisi. Untuk itu, guru
menghadirkan siswa ahli dari sekolah memberi contoh teks puisi yang isinya
dasar lain yang pernah meraih juara dapat mudah dipahami oleh siswa
dalam lomba membaca puisi. sehingga dalam membacanya siswa tidak
Alat/ media pembelajaran yang terlalu mengalami kesulitan.
digunakan adalah teks puisi yang
berjudul “Embun Pagi” karya Ari 2) Kegiatan Inti
Wibowo. Teks puisi tersebut dibacakan
oleh siswa ahli yang bernama Hirly Rangkaian kegiatan pada inti
dengan memperhatikan teknik pembelajaran adalah (1) guru mencoba
membaca puisi yang tepat di depan mengaitkan judul puisi dengan
kelas sebagai upaya untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan siswa
apersepsi dan motivasi pada siswa untuk membangkitkan skemata siswa,
dalam mengikuti pembelajaran. (2) guru menanyakan ketertarikan siswa
Untuk penilaian pembelajaran pada teks puisi yang digunakan sebagai
yang digunakan adalah penilaian yang materi pembelajaran, sehingga
berupa proses dan produk/ hasil konsekuensinya apabila siswa tertarik,
penilaian proses diarahkan pada maka puisi tersebut dijadikan materi
kegiatan siswa yang meliputi (1) pembelajaran sekaligus sebagai materi
keseriusan siswa, (2) perhatian siswa, tes dalam membaca puisi, (3) guru
(3) keaktifan siswa dan (4) partisipasi membimbing siswa untuk memberi
siswa. Penilaian produk/ hasil tanda pemenggalan/ jeda puisi., (4)
diarahkan pada masalah yang berkaitan guru menyiapkan model lain yaitu
dengan aspek kebahasaan yang meliputi dengan menghadirkan siswa ahli dalam
(1) intonasi, (2) jeda dan (3) artikulasi, membaca puisi. Siswa tersebut bernama
dan aspek non kebahasaan yang me- Hirly yang membacakan puisi berjudul
liputi (1) mimik/ ekspresi, (2) gerak/ “Embun Pagi” karya Ari Wibowo yang
gesture, (3) penghayatan, dan (4) telah disediakan oleh peneliti, dan
keberanian. siswa tampak serius mendengarkan
pembacaan puisi tersebut sehingga
Pelaksanaan Tindakan Siklus II diharapkan mengerti bagaimana
skenario pembelajaran yang seharusnya teknik intonasi itu
dilaksanakan pada siklus II dengan diucapkan pada saat membaca puisi, (5)
menggunakan teknik pemodelan dapat guru membagi siswa menjadi lima
dijelaskan sebagai berikut. kelompok, (6) guru meminta siswa
untuk berlatih sendiri beberapa menit
1) Kegiatan Pendahuluan untuk membaca puisi dalam
Sebelum pembelajaran dimulai kelompoknya sebagai proses aplikasi
guru menghadirkan model pembacaan dari contoh pembacaan puisi yang
puisi dengan memperhatikan teknik dilihat dari siswa ahli membaca puisi,
pembacaan puisi yang tepat di depan (7) guru menyuruh perwakilan tiap
kelas sebagai upaya untuk memberikan kelompok untuk membaca puisi di
depan kelas, (8) guru mengarahkan siswa yang meliputi keseriusan,
kepada siswa untuk memperhatikan dan perhatian, keaktifan dan partisipasi
kemudian memberikan komentar siswa.
terhadap penampilan temannya, dan (9) Sebagai kegiatan pembuka,
guru menunjuk beberapa siswa siswa melihat dan mendengarkan
membaca puisi di depan kelas sebagai dengan serius pembacaan puisi yang
aplikasi diterapkannya pemodelan, (10) dicontohkan siswa ahli yang bernama
Guru memberi pujian dan tepuk tangan Hirly. Pada saat melihat siswa ahli
pada siswa yang sudah berusaha memodelkan membaca puisi, siswa
membaca puisi dengan baik. tampak memperhatikan dengan
Berbeda pada siklus I, pada seksama cara membaca puisi. Beberapa
siklus II ini saat guru menghadirkan siswa terlihat senang dan berpartisipasi
siswa ahli membaca puisi, sebagian menirukan membaca puisi di tempat
besar siswa memperhatikan dan tampak duduknya.
serius. Siswa sudah mulai antusias dan Pada proses kegiatan melihat
sesekali menirukan kata dalam baris siswa ahli membaca puisi, siswa sudah
puisi saat melihat siswa ahli membaca mulai antusias dan aktif dalam
puisi. Siswa tampak serius melihat mendengarkan. Ada beberapa siswa
penam-pilan siswa ahli membaca puisi yang terlihat berani berapartisipasi
tersebut. membaca puisi dengan intonasi dan
Pada saat siswa diberi jeda seperti apa yang dilihatnya pada
kesempatan untuk maju satu persatu model siswa ahli membaca puisi.
untuk mem-baca puisi sesuai dengan apa Sehingga pada siklus II ini siswa
yang didengarnya dari pemutaran kaset menunjukkan perhatian dan
rekaman membaca puisi, pada siklus II keaktifannya dalam membaca puisi.
ini sudah terlihat banyak peningkatan
terutama pada aspek kebahasaan (b) Hasil tindakan yang berupa
intonasi dan aspek non kebahasaan produk
gerak dan aks-presi. Siswa lebih Hasil tindakan yang berupa
memiliki keberanian dalam berekspresi. produk dalam tahap pelaksanaan dalam
Di sini guru tetap menghimbau siswa siklus II ini mengacu pada indikator
untuk menggali sendiri potensi yang setiap tahap pembelajaran yang
dimilikinya dan mampu menciptakan diarahkan pada (1) aspek kebahasaan
proses kreatif dalam membaca puisi. yang meliputi intonasi, jeda, dan
Dalam kegiatan inti artikulasi, (2) aspek non kebahasaan
pembelajaran, disajikan juga hasil yang meliputi mimik/ ekspresi, gerak/
tindakan yang berupa proses dan hasil gesture, penghayatan dan keberanian.
tindakan yang berupa produk/ hasil Pada kegiatan membaca puisi,
peningkatan ke-mampuan membaca guru memberikan motivasi dengan
puisi melalui teknik pemodelan. Hal ini menghadirkan contoh/ model siswa ahli
disajikan sebagai berikut. membaca puisi dengan memberikan
bimbingan dan mengingatkan kembali
(a) Hasil tindakan yang berupa intonasi dan jeda dalam membaca puisi.
proses Siswa sudah memperhatikan teknik
Hasil tindakan yang berupa vokal dan artikulasi dan siswa sudah
proses mengacu pada indikator banyak yang memanfaatkan gerak/
keberhasilan tindakan yang telah gesture.
dilaksanakan. Indikator hasil tindakan Pada aktivitas melihat penampilan
yang berupa proses pada tahap siswa ahli membaca puisi, siswa tampak
pelaksanaan diarahkan pada kegiatan mengerti bagaimana seharusnya teknik
intonasi , jeda, gerak, dan ekspresi 3) Siswa sudah aktif mengikuti
dalam membaca puisi. jalannya kegiatan pembelajaran.
Untuk mengetahui sejauh mana 4) Partisipasi siswa sudah terlihat baik
siswa mengerti intonasi, jeda, gerak, pada kegiatan pembelajaran.
dan ekspresi yang dilihatnya dari 5) Guru sudah berusaha menggunakan
penampilan siswa ahli membaca puisi, teknik pemodelan dalam
maka guru menyuruh siswa yang berani pembelajar-an dan penerapannya
untuk membaca puisi di depan kelas. sudah optimal
Beberapa siswa sudah terlihat ada 6) Kegiatan pembelajaran guru sudah
peningkatan dalam membaca puisi sesuai dengan rencana pembelajaran
dengan teknik pemodelan. dan penerapannya sudah optimal
7) Guru sudah menguasai materi
3) Kegiatan penutup pembelajaran yang diajarkan
Untuk lebih jelasnya, hasil observasi
Pada kegiatan ini dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut:
refleksi terhadap kegiatan pembelajaran
yang telah berlangsung. Kegiatan Tabel 7 Hasil Observasi Guru pada
refleksi ini dimanfaatkan oleh guru dan Siklus II
siswa. Kemudian guru mengadakan Aspek Kategori
N
tanya jawab tentang kegiatan yang Keterangan
o K C B
pembelajaran yang telah dilakukan. Dinilai
Dalam kegiatan ini, siswa juga 1 Kesesua √ Pembelajaran
diarahkan untuk belajar lebih giat lagi . ian sesuai dengan
dalam membaca puisi sebagai bahan dengan rencana
latihan untuk mempersiapkan diri rencana pembelajaran
meng-hadapi tes kemampuan membaca pembela
puisi yang akan dilaksanakan pada saat jaran
jam pelajaran bahasa Indonesia hari Penguas √ Guru sudah
berikutnya. aan menguasai
Pembelajaran membaca puisi 2.
Materi yang
dengan diterapkannya teknik diajarkan
pemodelan tahap siklus II ini sudah 3. Metode √ Metode yang
cukup berjalan baik. Siswa tampak yang digunakan
serius dan aktif berpartisipasi dalam digunak dalam
mengikuti pembelajaran. Penghadiran an pembelajaran
model oleh siswa ahli dalam dalam menggunakan
pembacaan puisi sudah mampu pembela teknik
memotivasi siswa untuk belajar jaran permodalan.
Model berasal
Observasi Tindakan Siklus II dari siswa
Guru mengobservasi siswa ahli.
menggunakan lembar observasi yang
telah disiapkan. Dari hasil observasi Tabel 8 Hasil Observasi Siswa Pada
tersebut dapat di-evaluasi sebagai Siklus II
berikut:
1) Siswa sudah tampak serius dalam Aspek Kategori
menerima pelajaran. Keterang
No yang
2) Perhatian siswa terhadap materi K C B an
Dinilai
pembelajaran sudah terlihat baik. 1. Keseriusa √ Siswa
n siswa tampak
dalam serius PEMBAHASAN
pembela- dalam
jaran menerima Perencanaan Pembelajaran Pada
pelajaran Peningkatan Kemampuan Membaca
Puisi Melalui Teknik Pemodelan
2 Perhatikan √ Siswa Perencanaan tindakan yang
. siswa sudah dilakukan adalah berupa persiapan
dalam terlihat membuat rencana pembelajaran yang
pembela- sudah berupa skenario pembelajaran atau
jaran memperha Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
tikan yang disusun berdasarkan kurikulum
pelajaran tingkat satuan pendidikan sekolah
3 Keaktifan √ Siswa dasar. Penyusunan Rencana
. siswa sudah Pelaksanaan Pembelajaran dilakukan
dalam aktif karena rencana pembelajaran
pembela- dalam merupakan bagian yang sangat penting
jaran merespon yang merupakan salah satu prasyarat
kegiatan untuk melaksanakan proses belajar
pembela- yang mengajar agar pembelajaran dapat
jaran dilaksanakan secara berurutan dan
4 Partisipasi √ Siswa menghasilkan hasil belajar yang
. siswa sudah maksimal.
dalam terlihat Rencana pembelajaran dirancang
pembela- baik dan didasarkan pada standar
jaran berpartisi kompetensi, kompetensi dasar,
pasi dalam indikator dan kegiatan pembelajaran
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan alokasi
pembelaja waktu yang ada. Skenario pembelajaran
ran terdiri dari kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, kegiatan penutup,
Pada siklus II ini berdasarkan media/sarana pembelajaran dan
hasil observasi secara umum terhadap penilaian pembelajaran.
siswa dan guru saat kegiatan belajar Perencanaan tindakan yang
mengajar maka dapat disimpulkan didasarkan kurikulum tingkat satuan
bahwa keseriusan, perhatian, keaktifan, pendidikan yang telah dibuat secara
dan partisipasi siswa dalam kolaboratif dengan guru kelas pada
pembelajaran membaca puisi sudah siklus I telah mencakup hal-hal yang
menunjukkan peningkatan, sehingga menjadi dasar penyusunan rencana
kemampuan siswa dalam membaca pelaksanaan pembelajaran. Akan tetapi
puisi juga meningkat. Hal ini berdasarkan pada hasil refleksi dari
dikarenakan (1) Guru sudah berusaha pelaksanaan siklus I, perencanaan
menggunakan teknik pemodelan tindakan masih perlu diadakan
membaca puisi dengan optimal, (2) penyempurnaan dan perbaikan pada
siswa lebih serius dan aktif dalam siklus berikutnya. Hal yang perlu
memperhatikan model membaca puisi, dilengkapi terutama pada pilihan teks
(3) siswa lebih berani mengekspresikan puisi bentuk pemodelan dan langkah-
gerakan sesuai dengan penghayatan langkah pembelajaran pada tahap
yang ada dalam teks puisi. pelaksanaan.
Perencanaan tinfakan pada
siklus II telah dilengkapi beberapa hal
yang disesuaikan dengan hasil refeksi membaca puisi yang berjudul "Embun
pada siklus I, pada siklus II, Pagi" Karya Ari Wibowo beberapa siswa
perencanaan yang dibuat sudah lebih meminta untuk mengulang sekali lagi
baik. membaca puisi. Melihat antusias siswa
yang sangat besar, maka guru menyuruh
Pelaksanaan Pembelajaran Pada model siswa ahli untuk mengulang
Peningkatan Kemampuan Membaca membaca puisi. Siswa sangat senang dan
Puisi Melalui Teknik Pemodelan mengikuti pembelajaran membaca puisi
Setelah guru menyelesaikan dengan seksama. Hal ini dikarenakan
pembuatan persiapan atau rencana siswa tidak sekedar menerima teoritas
pembelajaran, maka pada tahap tentang puisi tetapi siswa lebih bisa
pelaksanaan pembelajaran perlu melihat secara langsung dan nyata
direalisasikan ke dalam kegiatan nyata bagaimana cara membaca puisi dengan
di kelas. Berdasarkan hasi penelitian, intonasi, jeda, artikulasi, mimik, gerak dan
kegiatan pada tahap pelaksanaan yang penghayatan yang tepat.
menitikberatkan pada aktifitas belajar, Siswa sudah terlihat berani maju
telah terlaksana dengan baik dan siswa untuk membaca puisi tanpa harus
juga sudah melaksanakan kegiatan dimotivasi guru sebagai mana tampak pada
pembelajaran sesuai dengan rencana siklus I. Siswa lebih percaya diri, lebih
pelaksanaan pembelajaran yang telah memiliki keberanian dan lebih maksimal
dibuat. Hanya saja pada siklus I ini dalam pembelajaran membaca puisi.
masih ada beberapa siswa yang kurang Tetapi walaupun demikian guru tetap
memperlihatkan saat guru memberikan memberikan bimbingan dan arahan
kurang serius ketika disuruh untuk sehingga siswa mampu membaca puisi
maju satu persatu membaca puisi dengan baik.
dengan mendengarkan kaset rekaman
orang membaca puisi, maka siswa Hasil Penilaian Pembelajaran Pada
terlihat serius dan memperhatikan. Peningkatan Membaca Puisi Melalui
Siswa mulai berani maju membaca Teknik Pemodelan
puisi sesuai pemutaran kaset rekaman Penilaian yang dilaksanakan
yang tadi didengar. Tapi dalam hal pada pembelajaran untuk meningkatkan
gesture/ gerak, ekspresi/mimik siswa kemampuan membaca puisi siswa
masih terlihat kurang ekspresif atau sekolah dasar melalui teknik pemodelan
kurang maksimal. diarahkan pada hasil penilaian proses
Pelaksanaan pada siklus II juga maupun berupa produk/hasil.
terlaksana dengan baik sesuai dengan Penilaian proses pada tahap
rencana pelaksanaan pembelajaran yang pelaksanaan meliputi (1) kerseriusan
telah dibuat. Pada saat guru siswa dalam pembelajaran, (2)
menghadirkan model "siswa ahli" yang perhatian siswa dalam pembelajaran,
diambil dari siswa sekolah lain yang (3) keaktifan siswa dalam pembelajaran
merupakan siswa yang pernah meraih dan (4) partisipasi siswa dalam
juara membaca puisi tingkat Sekolah pembelajaran. Penilaian ini dilakukan
Dasar seKecamatan, sebagain besar dengan mengamati siswa melalui
siswa sudah terlihat sangat antusias lembar observasi yang diluar untuk tiap
memperhatikan dan sudah tampak serius subjek penelitian yang kemudian dinilai
dalam mendengarkan siswa ahli membaca dengan menggunakan kategori
puisi. Beberapa siswa juga sudah terlihat penilaian baik, cukup dan kurang.
berpartisipasi menirukan gesture gerak Penilaian produk/hasil pada
yang diperagakan model siswa ahli. tahap pelaksanaan mengacu pada
Bahkan setelah model siswa ahli selesai indikator setiap tahap pembelajaran.
Indikator yang digunakan meliputi (1) penelitian kemudian memberikan
aspek kebahasaan, yang terdiri dari penilaian dengan kualifikasi skor yang
intonasi, jeda, artikulasi (2) aspek non kemudian skor tersebut, diubah menjadi
kebahasaan yang terdiri dari mimik, nilai prosentase angka.
ekspresi, gerak/.gesture, penghayatan, Hasil dari penilaian proses
serta menentukan apakah ada digunakan untuk
peningkatan kemampuan membaca menentukan/mengetahui secara umum
puisi siswa melalui teknik pemodelan. terhadap siswa dan guru saat kegiatan
Siswa diberi kesempatan maju belajar mengajar sehingga dapat
satu persatu untuk membaca puisi. disimpulkan, bahwa ada peningkatan
Kemudian guru mengamati aktivitas siswa pada saat kegiatan
menggunakan lembar penilaian tes belajar mengajar sehingga kemampuan
praktek kemampuan membaca puisi siswa dalam membaca puisi melalui
yang telah dibuat untuk setiap subjek teknik pemodelan
juga meningkat. dicapai diantaranya dengan pemilikan
Hasil dari penilaian produk yang metode maupun teknik pembelajaran
telah berupa nilai prosentase angka yang tepat, penggunaan media yang
akan menunjukkan apakah dengan sesuai dan pengadaan
melalui teknik pemodelan dapat evaluasi/penilaian yang terarah serta
meningkatkan kemampuan membaca terencana.
puisi siswa Sekolah Dasar. Penilaian Berdasarkan hasil observasi
tersebut dilakukan pada setiap siklus . pratindakan yang dilakukan dapat
Adapun nilai pada setiap siklus pada disimpulkan bahwa sebagian besar
penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Sekolah Dasar mempunyai
sebagai berikut. kemampuan yang rendah dalam
pembelajaran membaca puisi. Hal ini
Siklus I Siklus II terbukti, siswa dalam hal teknik vokal
masih menggunakan nada yang diatas
Keberhasilan
dan dari teknik ekspresi, dijumpai
dalam
47 % 82 % beberapa siswa ekspresinya belum
pencapaian
kelihatan atau belum maksimal, siswa
Indikator
juga masih kurang pengalaman
Ketuntasan
membaca puisi.
Hasil Belajar
Keseluruhan hasil observasi
pratindakan tersebut menunjukkan
Berdasarkan atas hasil perolehan bahwa perlu dilakukan tindakan kelas
keberhasilan dalam pencapaian untuk meningkatkan kemampuan
indikator pada setiap siklusnya maka membaca puisi siswa Sekolah Dasar.
peneliti dapat menarik kesimpulan Dalam hal ini peneliti memilih
bahwa ada peningkatan kemampuan melakukan tindakan kelas dengan
membaca puisi siswa Sekolah Dasar menggunakan teknik pemodelan dalam
melalui teknik pemodelan. kegiatan pembelajaran. Pemodelan
yang dimaksud adalah pemberian
SIMPULAN contoh dalam membaca puisi sesuai
dengan pembacaan puisi yang tepat.
Dalam peningkatan kemampuan Model contoh dari guru, pemutaran
hasil belajar siswa, guru harus mampu kaset rekaman contoh membaca puisi
meningkatkan cara penyampaian materi dan menghadirkan "siswa ahli" yang
pembelajaran dalam proses belajar pernah meraih juara membaca puisi
mengajar. Peningkatan tersebut dapat tingkat Sekolah Dasar.
Karakteristik pemodelan yang pemodelan dalam pembelajaran
dimaksud adalah guru bertindak membaca puisi dapat meningkatkan
sebagai model dengan memberikan kemampuan siswa dalam membaca
contoh membaca puisi di depan kelas. puisi maka disarankan terutama guru
Sebagai variasi, guru juga memutar kelas untuk memperhatikan dan dapat
kaset rekaman contoh membaca puisi digunakan sebagai bahan acuan dalam
sebagai media, sarana pendukung pembelajaran membaca puisi.
pembelajaran dalam meningkatkan Penelitian ini hanya terfokus pada
kemampuan membaca puisi siswa. Hal pembelajaran membaca puisi yang
tersebut diterapkan pada siklus I. menekankan pada penelitian hasil
Pada siklus II guru menghadirkan belajar pada aspek kebahasaan dan non
model siswa ahli yang pernah meraih kebahasaan. Oleh karena itu bagi
juara membaca puisi. Penghadiran peneliti selanjutnya hendaknya
model siswa ahli tersebut lebih melanjutkan dan mengembangkan
dimaksudkan agar siswa lebih penelitian ini sehingga diperoleh hasil
terimotivasi dan juga agar siswa lebih belajar yang menunjukkan peningkatan
banyak memiliki gambaran nyata yang lebih baik.
bagaimana membaca puisi yang baik
dan benar. DAFTAR RUJUKAN
Dengan diterapkannya teknik
pemodelan maka kemampuan siswa Aminuddin, 2009. Pengantar Apresiasi
dalam membaca puisi meningkat dan Karya Sastra, Bandung: Sinar
sudah mencapai indikator ketuntasan Baru, Algesindo.
hasil belajar yang ingin dicapai yaitu Azwar, Saifuddin. 2004. Metode
menunjukkan > 65 % keberhasilan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
pembelajaran. Pelajar
Hal ini terbukti dengan Bahri, Saiful J. 1997. Guru Sebagai
keberhasilan pembelajaran yang Pendidikan. Bandung: Janu
diperoleh dalam pencapaian indikator Putra
ketuntasan hasil belajar pada setiap Debdikbud, 1989. Kamus Besar Bahasa
siklusnya, yaitu pada siklus I Indonesia. Jakarta: Balai
menunjukkan 47% dan siklus II Pustaka
mencapai keberhasilan 82 %. Jadi dari Demnawan, T. 1999. Pembelajaran
setiap siklusnya mengalami Apresiasi Puisi: Bahan, Media,
peningkatan hasil belajar sehingga Metode, dan Modelnya. Malang:
menunjukkan bahwa bahwa Universitas Negeri Malang.
penggunaan teknik pemodelan dapat Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar
meningkatkan kemampuan membaca dan Pembelajaran. Jakarta:
puisi siswa Sekolah Dasar. Rineka Cipta
Djojosuroto, Kinayati. 2004.
SARAN Pengajaran Puisi: Analisis dan
Pemahaman. Bandung: Nuansa
Bagi para penyelenggara pendidikan Indraswara, S. 2003. Membaca,
terutama bagi guru bahasa Indonesia di Menulis, Mengajar Sastra.
Sekolah Dasar hendaknya Jogjakarta: Kota Kembang.
merencanakan, menyajikan dan Madya, Suwarsih. 2006. Teori dan
mengevaluasi pembelajaran yang Praktik Penelitian Tindakan
mampu mengukur segala aspek proses (Action Research). Bandung:
dan hasil belajar siswa. Selain itu, Alfabeta
dikarenakan penggunaan teknik
Muchlisoh. 1992. Materi Pokok
Pendidikan Bahasa Indonesia 3.
Modul 1-9. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2009.
Pengkajian Puisi Cetakan ke II.
Yogjakarta: Gajahmada
University.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa. 2004. Pedoman Umum
Ejaan yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan
Istilah. Bandung: Yrama Widya
Rofi'udin, A. 1999. Rancangan
Penelitian Tindakan: Lokakarya
Tingkat Lanjut Penelitian
Kuantitatif Angkatan VII Tahun
1998/1999. Lembaga Penelitian
IKIP Malang.
Soepeno, B. 2000. Penelitian Tindakan
Kelas. Jember: UNEJ.
Surana. 2007. Aku Cinta Bahasa
Indonesia VB. Solo: PT. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri
Waluyo, Herman J. 2005. Apresiasi
Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Umum

Anda mungkin juga menyukai