Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI

PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

Disusun Oleh:
Nama :Saiful Anwar
Npm :2143050014

Fakultas Ilmu Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta


2021
I. TUJUAN PERCOBAAN
 Mengukur partikel – partikel zat dengan metode mikroskopi dan pengayakan (“shieving”).
 Menentukan ukuran partikel dengan menggunakan metode ayakan
II. DASAR TEORI
Mikromeritik merupakan pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan ukuran
partikel (small particles). Mikromeritik juga merupakan pengetahuan dan pengendalian ukuran
partikel atau kisaran ukuran dalam proses pembuatan, kestabilan fisik, dan pelepasan zat aktif
dari sediaan.Bentuk atau ukuran partikel dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Sangat kecil atau halus : tidak terlihat oleh mikroskop biasa. Contohnya : disperse koloid
2. Partikel atau serbuk halus : dalam jangkauan mikroskop optic. Contohnya : emulsi, suspense.
3. Partikel atau serbuk kasar : kisaran ayakan. Contohnya : butiran serbuk, granul, garam
granular.
Sifat-sifat serbuk meliputi :
1. Sifat dasar : distribusi ukuran dan luas permukaan serbuk
2. Sifat turunan : porositas, susunan pengepakan, kerapatan partikel, bulkiness, dan sifat aliran
Ukuran partikel dan distribusi ukuran.
Dalam suatu kumpulan partikel lebih dari satu ukuran (yakni dalam suatu sampel
polidispers), dua sifat penting yaitu :
1. Bentuk dan luas permukaan partikel
2. Kisaran ukuran dan banyaknya atau berat partikel-partikel yang ada, dan karenanya luas
permukaan total.
Ukuran dari suatu bulatan dengan segera dinyatakan dalam garis tengah. Tetapi begitu
derajat ketidaksimetrisan dari partikel naik, bertambah sulit pula menyatakan ukuran dalam
garis tengah yang berarti. Dalam keadaan seperti ini, tidak ada garis tengah yang unik untuk
suatu partikel. Maka harus dicari jalan untuk menggunakan suatu garis tengah bulatan yang
ekuivalen, yang menghubungkan ukuran partikel dan garis tengah bulatan yang mempunyai
luas permukaan, volume dan garis tengah yang sama. Jadi garis tengah, d3, adalah garis tengah
suatu bulat yang mempunyai luas permukaan yang sama seperti partikel yang diperiksa. Garis
tengah suatu bulatan yang mempunyai volume yang sama seperti partikel adalah garis tengah
volume, dv, sedang garis tengah yang diproyeksikan, dp adalah garis tengah suatu bulatan yang
mempunyai luas pengamatan yang sama seperti partikel bila dipandang tegak lurus ke
bidangnya yang paling stabil.
Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispers. Karenanya perlu untuk
mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa banyak
partikelpartikel dengan ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi kita perlu suatu perkiraan
kisaran ukuran yang ada dan banyaknya atau berat fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel. Ini
adalah distribusi ukuran partikel, dan dari sini kita bisa menghitung ukuran partikel rata-rata
untuk sampel tersebut. Bila jumlah atau berat partikel yang terletak dalam suatu kisaran ukuran
18tertentu diplot terhadap kisaran ukuran atau ukuran partikel rata-rata, akan diperoleh kurva
distribusi frekuensi.
Metode Untuk Menentukan Ukuran Partikel
Banyak metode tersedia untuk menentukan ukuran partikel. Diantaranya dengan
mikroskopi, pengayakan, sedimentasi, dan penentuan volume partikel. Mikroskop biasa
digunakan untuk mengukur partikel yang berukuran dari 0,2 µm sampai kira-kira 100 µm.
Menurut metode mikroskopi, suatu emulsi atau suspence, diencerkan atau tidak diencerkan,
dinaikan pada suatu slide dan ditempatkan pada pentas mekanik. Dibawah mikroskop tersebut,
pada tempat dimana pertikel terlihat, diletakkan micrometer untuk meperlihatkan ukuran
partikel tersebut. Pemandangan dalam mikroskop dapat diproyeksikan kesebuah layar dimana
partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau pemotretan bias dilakukan dari slide yang
sudah disiapkan dan diproyeksikan kelayar untuk diukur.
Partikel-partikel diukur sepanjang garis tetap yang dipilih sembarang. Garis ini biasanya
dibuat horizontal melewati pusat partikel.
Kerugian metode mikroskopis :

 Garis tengah yang diperoleh hanya dari dua dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi
panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan yang bhias diperoleh untuk mengetahui
ketebalan dari partikel dengan memakai metode tersebut.
 Jumlah partikel yang harus dihitung (sekitar 300-500) agar mendapatkan suatu
perkiraan yang baik dari distribusi, menjadikan metode ini memakan waktu dan rumit.
Bentuk partikel dan luas permukaan
Bentuk partikel mempengaruhi aliran dan sifat-sifat pengemasandari suatu serbuk, juga
mempunyai beberapa pengaruh terhadap luas permukaan. Luas permukaan per satuan berat
atau volume merupakan suatu karakteristik serbuk yang penting jika seseorang mempelajari
adsorpsi permukaan dan laju disolusi.
Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel yang kecil.
Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata, ukuran luas
permukaan rata- rata, volume rata-rata dan sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah
ukuran diameter rata-rata.
Untuk memulai setiap analisis ukuran partikel harus diambil dari umumnya jumlah bahan
besar (ditandai dengan jumlah dasar) suatu contoh yang representative. Karenanya suatu
pemisahan bahan awal dihindari oleh karena dari suatu pemisahan, contoh yang diambil
berupa bahan halus atau bahan kasar. Untuk pembagian contoh pada jumlah awal dari 10-1000
g digunakan apa yang disebut pembagian contoh piring berputar. Pada jumlah dasar yang amat
besar harus ditarik beberapa contoh dimana tempat pengambilan contoh sebaiknya dipilih
menurut program acak (Voigh, 1994).
Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromiretik oleh Dalla Valle. Dispersi koloid
dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop biasa, sedang partikel
emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop optik.
Partikel yang mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet, dan garam granular berada
dalam kisaran ayakan.
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi, sebab
ukuran partikel mempunyai pengaruh yang besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga
terhadap efek fisiologiknya.
Pentingnya mempelajari mikromiretik, yaitu:
a. Menghitung luas permukaan
b. Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat
c. Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral, suntikan dantopikal
d. Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi
e. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).
Metode paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah menggunakan
pengayakan standar. Pengayakan terbuat dari kawat dengan ukuran lubang tertentu. Istilah ini
(mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiap inchi linear (Parrot, 1970).
Disinipenentunya adalah pengukuran geometric partikel. Sampel diayak melalui sebuah
susunan menurut meninggi lebarnya jala ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan
diayak dibawa pada ayakan teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel, yang ukurannya
lebih kecil daripada lebar jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya. Mereka memmbentuk
bahan halus (lolos). Partikel yang tinggal kembali pada ayakan, membentuk bahan kasar.
Setelah suatu waktu ayakan tertentu (pada penimbangan 40-150 g setelah kira-kira 9 menit)
ditentukan melalui penimbangan, persentase mana dari jumlahyang telah ditimbang ditahan
kembali pada setiap ayakan. (Martin, 1990).

III. ALAT DAN BAHAN

1. Mikroskop
2. Mikrometer
3. Beakerglas
4. Batang pengaduk
5. Timbangan
6. Ayakan bertingkat
7. Objek glass dan dek glass
8. Amylum
9. Aquadest
10. Granul berbagai ukuran

IV. PERCOBAAN

1. Kalibrasi mikroskop
a. Lakukan penaraan terhadap lensa okuler mikrometer yang akan digunakan
b. Sediakan kertas grafik sebagai mikrometer pentas
c. Letakkan kertas grafik dibawah lensa objektif dan geser ketengah lapangan pandang
mikroskop
d. Putarlah okuler dan geserkan mikrometer pentas sampai garis nolnya teletak segaris dengan
garis nol lensa okuler
e. Mulai dari garis nol disebelah kiri anda, arahkanlah pengamatan anda kekanan dan carilah
garis pada skala okuler yang segaris dengan sebuah garis pada skala mikrometer pentas
f. Hitunglah subkala pada kedua mikrometer tersebut dimulai dari garis nol sampai pada titi
pertemuaan garis mikrometer okuler dengan garis mikrometer pentas.
g. Hitunglah faktor kalibrasi mikrometer okuler anda untuk setiap perbesaran.
2. Mengukur diameter partikel menurut metode pengayakan :
a. Suspensi yang akan ditentukan ukuran partikelnya diencerkan dengan aquadest (1:10) dan
disuspensikan secara homogen
b. Letakkan beberapa tetes suspensi diatas objek glass lalu ditutup dengan cover
glass,kemudian taruh dibawah mikroskop yang telah dikalibrasi
c. Amati, lalu tentukan ukuran partikel dan hitung jumlah partikelnya
d. Hitunglah rata-rata suspensi yang akan ditentukan ukuran partikelnya, diencerkan dengan
aquadest (1:10) dan suspensikan secara homogen
e. Letakkan beberapa tetes suspensi diatas objek glass lalu ditutup dengan cover glass,
kemudian
taruh dibawah mikroskop yang telah dikalibrasi
f. Amati, lalu tentukan ukuran partikel dan hitung jumlah partikelnya
g. Hitunglah rata-rata :
1) Diameter panjang
2) Diameter permukaan
3) Diameter volume
4) Diameter permukaan panjang
5) Diameter volume permukaan
6) Diameter volume berat
3. Mengukur diameter partikel menurut metode pengayakan :
a. Susun beberapa ayakan dengan nomor tertentu berurutan dari atas ke bawah
makin besar nomor ayakan yang bersangkutan.
b. Masukkan 250 gr granul ke dalam ayakan paling atas pada bobot tertentu yang
ditimbang seksama.
c. Diayak serbuk yang bersangkutan selama 10 menit pada getaran tertentu (pada
alat shaker).
d. Ditimbang serbuk yang terdapat pada masing-masing ayakan
e. Buat distribusi ukuran partikel dan hitung diameter rata-rata partikel
f. Buat kurva distribusi % bobot diatas / dibawah ayakan.

V. DATA PERCOBAAN

No Ukuran Partikel No Ayakan Ukuran Lubang


1 5,000-5,990 5 5,000
2 4,430-5,000 6 4,430
3 3,350-4,340 7 3,350
4 2,360-3,350 8 2,360
5 2,360-2,030 10 2,030
6 1,700-2,360 12 1,700

Diameter Ʃ partikel
(d) (n) n.d n.d2 n.d3 n.d4
4,000 5.4 0,24 0,96 3,84 15,36
3,360 6,8 0,26 0,89 3,03 10,19
2,830 23,8 0,79 2,24 6,34 17,95
2,380 29,7 0,83 1,98 4,71 11,22
2,000 10,9 0,26 0,52 1,04 2,08
1,680 7,2 0,13 0,22 0,37 0,63
16,25 83,8 2,51 6,81 19,33 58,14
Cara menghitung
1. Mencari N1  5,4 x 100% = 0,06

83,3
Diameter 4,00  0,06 x 4,00 = 0,24 (n.d)
Diameter 4,002  0,06 x 16 = 0,96 (n.d2)
Diameter 4,003  0,06 x 64 = 3,84 (n.d3)
Diameter 4,004  0,06 x 256 = 15,36 ( n.d4)
2. Mencari N2 6,8 x 100% = 0,08
83,3
Diameter 3,36 0,08 x 3,36 = 0,26 (n.d)
Diameter 3,362  0,08 x 11,2 = 0,89 (n.d2)
Diameter 3,363  0,08 x 37,93 = 3,03 (n.d3)
Diameter 3,364  0,08 x 127,45 = 10,19 ( n.d4)
3. Mencari N3  23,8 x 100% = 0,28
83,3
Diameter 2,83  0,28 x 2,83 = 0,79 (n.d)
Diameter 2,832  0,28 x 8,00 = 2,24 (n.d2)
Diameter 2,833  0,28 x 22,66 = 6,34(n.d3)
Diameter 2,834  0,28 x 64,14 = 17,95 ( n.d4)
4. Mencari N4 29,7 x 100% = 0,35
83,3
Diameter 2,38  0,35 x 2,38 = 0,83(n.d)
Diameter 2,382  0,35x 5,66 = 1,98 (n.d2)
Diameter 2,383  0,35 x 13,48 = 4,71(n.d3)
Diameter 2,384  0,35 x 32,08 = 11,22 ( n.d4)
5. Mencari N5  10,9 x 100% = 0,13
83,3
Diameter 2,00  0,13 x 2,00= 0,26(n.d)
Diameter 2,002  0,13 x 4 = 0,52 (n.d2)
Diameter 2,003  0,13 x 8 = 1,04(n.d3)
Diameter 2,004  0,13 x 16 = 2,08 ( n.d4)
6. Mencari N6  7,2 x 100% = 0,08
83,3
Diameter 1,68  0,08 x 1,68= 0,13(n.d)
Diameter 1,682  0,08 x 2,82 = 0,22 (n.d2)
Diameter 1,683  0,08 x 4,74 = 0,37(n.d3)
Diameter 1,684  0,08 x 7,96 = 0,63( n.d4)

Hitung rata-rata :
a. diameter panjang = dln = Ʃ n.d / Ʃ n = 2,51 /83,8 = 0,029
b. diameter permukaan = dsn = √ Ʃ n.d2/ Ʃ n = 6,81 / 83,8 = 0,081
c. diameter permukaan panjang = dsl = Ʃ n.d2/ Ʃ n.d = 6,81 / 2,51 = 2,713
d. diameter volume= dvn = 3√ Ʃ n.d3/ Ʃ n = 6,81 / 19,33 = 0,352
e. diameter permukaan volume =dvs = Ʃ n.d3/ Ʃ n.d2 = 19,33 / 6,81 = 2,838
f. diameter volume berat = dwm = Ʃ n.d4/ Ʃ n.d3 = 58,14 / 19,33 = 3,007

PEMBAHASAN

Pada percobaan penentuan partikel kali ini bertujuan untuk mengukur partikel zat
dengan metode mikroskopi dan pengayakan(sheiving). Bahan yang digunakan untuk
metode pengayakan adalah granul, sedangkan bahan yang digunakan untuk metode
mikroskopi adalah amylum. Digunakan amylum karena ukuran partikel amylum lebih kecil
dari pada granul.
Metode pengayakan dilakukan dengan Menyusun ayakan dari nomer mesh yang
terkecil (yang paling atas) sampai dengan nomor mesh yang paling besar (yang paling
bawah) hal ini ditunjukan agar partikel-partikel yang tidak terayak (residu) yang ukurannya
sesuai dengan nomor ayakan. Jika nomor ayakan besar maka residu yang diperoleh
memiliki ukuran partikel kecil.
Dalam pengayakan dibantu dengan alat vibrator (mesin penggerak), mesin ini
digerakan secara elektrik dan dapat diatur kecepatannya dan waktunya. Dalam percobaan
kali ini kecepatan mesin penggerak diatur 500 rpm ditunjukan untuk menghindari
pemaksaan partikel besar melewati ayakan akibat tingginya intensitas penggoyangan atau
tertahannya partikel kecil akibat lambatnya intensitas penggoyangan sehingga dipilih
intensitas penggoyangan setengah dari dari keceptan maksimum.
Pada bagian paling atas dari susunan ayakan dipasang penutup dari mesin
penggerak bertujuan agar tidak ada pengaruh luar yang mempengaruhi Gerakan mesin,
misalnya tekanan udara diatasnya atau factor yang lainnya, sehingga tidak ada gaya lagi
yang berkerja kecuali gaya gravitasi yang mengarah jatuhnya partikel kearah bawah.

Kesimpulan
1. Metode pengayakan digunakan untuk partikel yang mempunyai partikel atau
ukuran serbuk lebih besar atau kasar.
2. Semakin besar nomor ayakan, semakin halus hasil yang didapat, karena
lubangnya semakin kecil
Pustaka
Ditjen POM, (1995), “Farmakope Indonesia”, edisi IV, Depkes RI, Jakarta.
Martin, Alfred, 1990,
Farmasi Fisik Edisi Ketiga Jilid 2, UI Press, Jakarta. Moechtar, 1989,
Farmasi Fisika Bagian Larutan Sistem disperse, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Voigt, R., (1994), “Buku Pelajaran Teknologi Farmasi”, Edisi V, UGM-Press, Yogyakarta, 65
Parrot, L ,E.1970. Pharmaceutical Technologi. Mineapolish :
Burgess Publishing Company

Anda mungkin juga menyukai