Laporan Praktikum 6
Laporan Praktikum 6
Kimia Dasar
H061221033
KELOMPOK III
PENDAHULUAN
organik pasti berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa telah
obat-obatan, bahan bakar, pewarna, tekstil, parfum, dan lain sebagainya. Kimia
anorganik merupakan salah satu bidang ilmu kimia yang mempelajari sifat-sifat
menggunakan zat yang diambil atau diisolasi dari organisme hidup baik tumbuhan
maupun hewan. Membuat obat orang merebus daun, kulit kayu, atau akar
tumbuhan dengan air. Air rebusan ini tanpa dipahami oleh perebusnya, pada
hakikatnya mengandung zat-zat organik atau zat yang berasal dari organisme yang
hidup. Karena zat diatas berasal dari makhluk hidup maka zat tersebut disebut
asetat yang gugus hidroksilnya diganti oleh klor. Senyawa ini berbentuk cair, tidak
berwarna, titik didih 51˚–52˚C, larut dalam eter, aseton dan asam asetat, mudah
bereaksi dengan air dan alkohol. Senyawa ini mudah terbakar, beracun, korosif
beberapa senyawa organik dan menentukan beberapa reaksi dari senyawa organik
dalam percobaan.
kedalam pelarut akuades dan dietil eter untuk mengetahui kelarutan senyawa
organik tersebut dan mereaksikan beberapa zat kedalam larutan KMnO 4, KI atau
aseton, dan Fehling A+B, lalu diamati reaksi yang terjadi dan hasil dari reaksi
tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
alifatik, rantai karbon yang dapat di ubah gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik,
senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin benzena; senyawa hetero
kelarutannya dalam sejumlah pelarut dan larutan tertentu. Senyawa dikatakan larut
apabila 0,1 gram padatan atau 0,2 mL cairan dapat larut dalam 3 mL pelarut.
dalam pelarut organik. Senyawa polar akanlarut dalam senyawa polar dan
larutan yang bersifat asam dan larutan yang bersifat basa (Chang, 2005).
Tahun 1828 Wohler menemukan bahwa urea suatu senyawa organik, yang
anorganik, ammonium sianat. Hal ini makin melemahkan teori vitalitas. Karbon
ini menempati bagian utama dalam studi ilmu kimia karena karbon adalah atom
yang unik karena karbon dapat terikat secara kovalen dengan atom karbon lain
dan terhadap unsur-unsur lain dengan berbagai macam cara (Wardiah, 2016).
senyawa organik pasti berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan
bergantung pada kimia organik; sebagai contoh, banyak enzim yang mendasarkan
kerjanya pada logam transisi seperti besi dan tembaga, juga gigi dan tulang yang
Contoh lainnya adalah HCl, larutan ini berperan besar dalam proses pencernaan
memakai larutan HCl untuk mencerna makanannya, yang juga digolongkan dalam
dengan senyawa karbon yang sederhana yang tidak mengandung ikatan antar
Kelarutan ialah kuantitas suatu zat yang larut dalam sejumlah tertentu air.
terlarut per liter larutan. Kelarutan molar ialah jumlah mol zat terlarut per liter
larutan. Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia yang penting untuk
Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan
antar elektron pada unsur-unsurnya. Ciri-ciri senyawa polar yaitu dapat larut
dalam air dan pelarut polar lainnya, memiliki kutub positif (+) dan kutub negatif
(-), akibat tidak meratanya distribusi electron, dan memiliki pasangan elektron
keelektronegatifan. Contoh senyawa polar adalah air, alkohol, HCl, PCl 3, H2O,
Senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu
non polar adalah tidak larut dalam air dan pelarut polar lain, tidak memiliki kutub
positif (+) dan kutub negatif (–) akibat meratanya distribusi elektron, dan tidak
bensin, solar, oli, Cl2, H2, dan N2 (Nazarullail dan Rendy, 2021).
Etanol adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen dan
mempunyai gugus hidroksil dengan rumus C2H5OH. Etanol merupakan zat cair,
tidak berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar dan menguap, dapat bercampur
dalam air dengan segala perbandingan. Secara garis besar penggunaan etanol
adalah sebagai pelarut untuk zat organik, bahan dasar industri asam cuka ester
spritus dan sebagai bahan baku pembuat ester dan etil ester (Endah dkk., 2007).
BAB III
METODE PERCOBAAN
organik adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes skala, lampu spritus,
kaki tiga, kasa, gelas piala, penjepit tabung, dan penangas air.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah dietil eter, n-heksana,
kloroform, etanol, etil asetat, akuades, glukosa, kalium permanganat, dan fehling
A+B.
Disiapkan 4 tabung reaksi yang kering dan bersih diisi dengan akuades
sebanyak 0,5 mL. Setelah itu, masing masing tabung reaksi berisi akuades dan
dietil eter pada tabung reaksi pertama ditambahkan n-heksana, tabung reaksi
tabung reaksi keempat ditambahkan etil asetat kurang lebih sebanyak 10 tetes
label untuk memudahkan dalam mengetahui suatu larutan dalam tabung reaksi
tersebut. Tabung reaksi 1 diisi n-heksana, tabung reaksi 2 diisi etanol, dan tabung
ketiga tabung dihomogenkan. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi, jika
tidak terjadi ketiga tabung dipanaskan diatas penganas air. Disiapkan 2 tabung
reaksi pada masingmasing tabung diberi kertas label untuk memudahkan dalam
mengetahui suatu larutan dalam tabung reaksi tersebut. Tabung reaksi 1 diisi
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung reaksi
BAB IV
Terbentuk 2
n-heksana 2 fasa - - - fasa tidak
bereaksi
Terbentuk
Alkohol 1 fasa - - - endapan
cokelat
Tidak Tidak
Aseton - - -
bereaksi bereaksi
bereaksi :
Kalium Aseton
Permanganat
terjadi reaksi oksidasi dan penarikan CCl 3 ke molekul aseton sehingga membentuk
Merah Bat
4.3 Pembahasan
Senyawa organik hanya larut pada pelarut yang sejenis dengan senyawa
organik tersebut. Senyawa organik yang bersifat polar hanya dapat larut dalam
pelarut polar dan senyawa organik non polar hanya dapat larut pada pelarut non
polar pula. Sehingga campuran bersifat homogen yaitu hanya terdapat satu fase
dimana antara pelarut dan zat terlarutnya tidak dapat dibedakan lagi.
akuades memiliki dua fase, dimana fase diatas adalah n-heksana dan fase dibawah
adalah akuadesnya. Hal ini dikarenakan massa jenis akuades lebih besar dari
massa jenis n-heksana. Sedangkan n-heksana yang dicampur dengan dietil eter
memiliki satu fase, dimana n-heksana dan dietil eter dapat bercampur (homogen).
Hal ini menunjukkan bahwa n-heksana termasuk senyawa nonpolar karena dapat
larut dalam dietil eter yang bersifat nonpolar. Kloroform yang dicampur dengan
akuades memiliki dua fase. Dimana fase diatas adalah fase kloroform dan fase
dibawah adalah fase akuades. Sama dengan uji coba pertama, uji coba kedua juga
dikarenakan massa jenis dari akuades lebih besar darimassa jenis kloroform.
Sedangkan kloroform yang dicampur dengan dietil eter memiliki satu fase, terlihat
dari menyatunya kedua larutan. Hal ini menunjukkan bahwa kloroform termasuk
senyawa nonpolar.
menghasilkan satu fase. Hal ini dikarenakan etanol yang memiliki sifat polar,
tetapi dalam teorinya etanol cenderung bersifat polar karena adanya gugus
hidroksil pada etanol yang menyebabkan penyebaran yang tidak merata pada
pasangan elektron. Antara kelarutan etil asetat dalam akuades dan dietil eter
menghasilkan satu fase dalam mencampurkan etil asetat dengan akuades dan
menghasilkan satu fase dalam mencampur etil asetat dengan dietil eter. Hal ini
Pada senyawa- senyawa organik dapat terjadi reakasi- reaksi yang terjadi
apabila dicampurkan dengan senyawa lain. Reaksi tersebut dapat terjadi karena
adanya perubahan yang terjadi. Reaksi yang dapat terjadi pada senyawa- senyawa
organik seperti reaksi substitusi, reaksi adisi, reaksi eliminasi, reaksi penataan
dapat bereaksi. Hal ini dikarenakan perubahan warna yang terjadi pada ketiga
campuran dan adanya endapan pada campuran alkohol maupun aseton dengan
KMnO4. Akan tetapi dalam teorinya, n-heksana tidak dapat bereaksi dengan
KMnO4. Penyimpangan yang terjadi dikarenakan faktor dari kondisi bahan yang
ditetesi dengan zat lain. Senyawa yang diuji yaitu n-heksana, etanol dan aseton
glukosa yang ditetesi dengan larutan fehling A+B. Pada percobaan pertama untuk
senyawa n-heksana yang ditetesi dengan KmnO4, tidak terjadi perubahan warna,
perubahan yakni berwarna biru. Hal ini membuktikan bahwa n-heksana tidak
bereaksi dengan KMnO4. Senyawa ataupun senyawa awal yang terlibat dalam
ditetesi NaI/aseton tidak mengalami perubahan warna dan tidak pula terbentuk
endapan. Hal ini menyatakan bahwa kloroform tidak dapat bereaksi dengan
KMnO4.
Berbeda dengan glukosa yang diteses dengan fehling A+B yang mengalami
perubahan warna dan membentuk endapan merah bata. Hal ini menyatakan bahwa
menguji adanya gugus aldehid. Berdasarkan teori yang menyatakan bahwa ketika
larutan basa yang dipanaskan dalam sampel yang mengandung gula tereduksi,
hasil yang didapatkan adalah warna kuning atau bewarna merah. Larutan fehling
akan beraksi dengan monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa) maka dapat
disimpulkan bahawa percobaan pada glukosa yang ditetesi fehling A+B sudah
sesuai dengan teori karena mengalami suatu reaksi yang ditandai dengan
perubahan warna yang terjadi. Praktikum ini kesalahan bisa saja terjadi yang
disebabkan karena penggunaan alat atupun pencampuran senyawa yang salah.
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. senyawa organik hanya dapat larut pada pelarut yang memiliki sifat yang sama
dengannya yaitu senyawa polar larut dalam pelarut polar dan senyawa nonpolar
larut dalam pelarut nonpolar. Kloroform dan n-heksana termasuk senyawa non
polar karena kedua senyawa ini larut dalam senyawa non polar lain yaitu dietil
eter. Sedangkan, senyawa etanol dan etil asetat merupakan senyawa semi polar
karena kedua senyawa ini larut dalam akuades (polar) dan juga larut dalam
2. gugus fungsi suatu molekul menentukan suatu reaksi senyawa organik dan akan
beraksi. Kloroform tidak dapat mengalami reaksi dengan aseton. Glukosa dapat
5.2 Saran
organik ini agar lebih ditingkatkan lagi kualitas dan kuantitasnya baik berupa
Widiyati, E., 2008, Sintesis Asetil Klorida Dari Asam Asetat Dan Tionil Klorida
Pada Suhu Yang Divariasi Dan Mempelajari Mekanisme Reaksinya,
Jurnal Gradien, 4(1); 314-317.
Endah, D., Sperisa, D., Adrian. N., dan Paryanto, 2007, Pengaruh Kondisi
Fermentasi Terhadap Yield Etanol pada Pembuatan Boetanol dari Pati
Garut, Jurnal Gema Teknik, 10(2); 83-88.
Cahyono, A.D., dan R, T.A., 2010 Pemanfaatn Fly Ash Batubara Sebagai
Adsorben Dalam Penyisihan Cod Dari Limbah Cair Domestik Rumah
Susun Wonorejo Surabaya, Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 4(1); 1-8.
Chang, R., 2005, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Oulette, R.J. dan Rawn, J.D., 2015, Priciples of Organic Chemistry, Elsevier,
Amsterdam.
Akuades 0,5 mL
Hasil
Hasil
Catatan: Dilakukan percobaan yang sama pada senyawa lain yakni
Etanol 1 mL
Hasil
Kloroform 1 mL
Hasil
dicatat hasil yang terjadi.
Glukosa 1 mL
Hasil
Lampiran 2. Foto Percobaan