Anda di halaman 1dari 10

Nama: Richardo

Walaupun sudah ada Daftar


NPM: 2106672564
Pustaka, tetapi yang
dibutuhkan adalah penulisan Keberadaan Seni Voyeuristik
sumber di tengah tulisan.
(Keberadaan Pandangan Voyeuristik dalam Karya Helmut Newton)

1. Pendahuluan Kata-kata penting diberi


warna kuning
Seniman seringkali terlihat serius bermain-main dengan batas toleransi (bermain-main
dengan permainan psikis). Menciptakan karya seni berarti membangun model dari
pemahaman diri sehingga bisa dimengerti dan dipahami sebagai ungkapan ekspresi sehingga
ekspresi disini dapat dikatakan sebagai kandungan mental yang timbul dari intensi pikiran.
Ekspresi-ekspresi ini seringkali fenomenal. Permainan aspek dramatik dan estetika
keberadaan membuat seni dapat menimbulkan kesan yang bisa dinikmati bagi pemakna-nya.
Dari kedua hal tersebut karya yang dihasilkan dapat menghasilkan efek psikis yang dapat
memancing gairah dan menstimulai perasaan dan pemahaman untuk menyingkapkan sebuah
paradigma baru. Suasana dan pengalaman hidup (life-expressions) menjadi objek kajian yang
digemari. Namun kenyataannya ekspresi bukan hanya intensi pikiran tetapi juga dikondisikan
oleh pikiran dan pikiran yang mengkondisikan bisa juga telah terkondisikan oleh intensi
lainnya.

2. Helmut Newton

Pada tahun 1970-an, Helmut Newton memulai era baru dengan foto-foto avantgarde-
nya yang menseksualisasikan mode. Belum pernah sebelumnya wanita terlihat dalam pose
seperti itu di iklan mode. Dia adalah seorang pionir di dunia fotografi fashion. Dibalik itu,
dengan semangatnya yang tajam dan seringkali nihilistik, perhatiannya berkutat pada isu:

1. Obsesi masyarakat kita dengan kekayaan luar biasa dan klaim yang dilebih-lebihkan,
2. Ketertarikan dan rasa jijik kita terhadap tindakan berlebihan dari orang kaya dan
terkenal, dan
3. Betapa menyenangkannya mengolok-olok perilaku buruk dan kebiasaan seksual
orang-orang berkuasa.
3. Salah Satu Karya Voyeuristik Helmut Newton

1
Nama: Richardo
NPM: 2106672564

Hemut Newton: Self Portrait


Model and Wife (1981).

Pada karya “Self Portrait, Model


and Wife” Helmut Newton
menampilkan 2 orang model (yang
telanjang dan kaki), dirinya
(Fotografer) dan istrinya (June)
dalam sebuah adegan proses
produksi sebuah karya.

Gambar seperti ini dapat dianggap voyeuristik karena menggambarkan peluang untuk
memasuki (invasi) ruang pribadi untuk masuk ke dalam keintiman seseorang bahkan sebuah
proses pekerjaan yang biasanya menjadi ranah privat. Ketertarikan dan keingintahuan untuk
melihat apa yang sebenarnya tidak dimaksudkan, yang kadang-kadang tidak sengaja tersedia,
menjadi lebih mudah ketika gambaran situasi dibuat oleh para profesional yang memiliki niat
untuk mengekspos detail dari hal-hal intim agar dapat dialami; dinilai dan dianalisa dalam
posisi yang aman.

Untuk mengkaji foto ini saya menggunakan disinterestedness attitude dan dilanjutkan
tafsir dengan membela keberadaan seni voyeuristik

4. Penggunaan Disinterestedness Attitude

Aesthetic Disinterestedness (estetika tanpa pamrih) adalah perhatian dan apresiasi


Ini yang seharusnya banyak diolah
sifat estetika murni untuk kepentingan diri sendiri dan terlepas dari pertimbangan eksternal.
Immanuel Kant mengatakan bahwa aesthetic disinterestedness adalah salah satu konsep
sentral dalam teori estetika. Ia beranggapan karya seni identik dengan keindahan murni tanpa
dikotori oleh kepentingan dan keinginan praktis manusia. Oleh sebab itu, penilaian keindahan
harus dipisahkan dari keberadaan atau eksistensi objeknya. menikmati keindahan suatu objek
harus dihilangkan dari kepentingan hidup sehari-hari seperti keinginan/hasrat untuk memiliki,
menguasai, memantafaatkan apalagi jika kepentingan tersebut memiliki isu yang sensitif
seperti: politik, dikte moral, kepercayaan dan kegunaan praktis lainnya. “Tanpa pamrih”

2
Nama: Richardo
NPM: 2106672564

berarti keadaan pikiran di mana pengamat kebal (immune) terhadap hubungan eksternal
objek. Dalam kondisi tanpa pamrih: Imajinasi dianggap sebagai produktif dan aktif sendiri
(sebagai pencetus bentuk-bentuk dari kemungkinan intuisi) bukan reproduksi dari
pemahaman yang ada.

4.1 Rangsangan Visual: Erotis

Paul Frosh mengatakan Fotografer menjadi Citizen-Voyeur yaitu seorang pedagang


yang menawarkan jasa penggunaan kamera sebagai alat untuk menyampaikan citra. Bukan
suatu kebetulan bahwa pengembangan fotografi menjadi media untuk mengeksplorasi sampai
juga pada keberadaan tubuh yang memiliki sifat erotis. Mengenai ketertarikan akan bagian
intim tubuh, Freud mengatakan bahwa ketika terjadi pada objek seksual mata adalah indera
yang paling sering dirangsang dan rangsangan itu berupa gambaran objek seksual sebagai
keindahan dengan kualitas tertentu.

4.2 Hasil Tafsiran Terhadap Foto

Secara keseluruhan, bagai dipaksa untuk mencapai hasil yang artistik:

1. Tubuh Model yang kurus dengan usia yang tergolong tua.


2. Permainan pantulan yang cukup umum.
3. Keberadaan istri yang seperti objek utama (ditangkap langsung).
4. Ruangan yang sempit dan penuh serta komposisi yang kaku dang canggung.
5. Posisi dan interaksi tokoh sangat dingin dan kaku (seperti sedang dalam proses kerja
yang berat).
5. Tafsir dengan membela keberadan Seni Voyeuristik

Untuk membela saya menjabarkan kemampuan karismatik dari voyeuristik dan


menggunakan sifat itu untuk menafsir memenggunakan pendekatan semiotika.

5.1 Seni Voyeuristik yang Karismatik

Seni voyeuristik menciptakan intensitas ilusi karismatik dengan keadaan sambil tetap
tidak terikat. Karisma Yang Karismatik adalah kehadiran yang menggairahkan kita. Itu
datang dari kualitas batin: kepercayaan diri, energi seksual, tujuan, kepuasan yang kurang
dipunyai kebanyakan orang namun ketenaran Seni voyeuristik membuat seperti bahwa
kualitas ini juga diinginkan kebanyakan orang. Kualitas ini dianggap membuat pemikiran
seseorang tampak luar biasa dan superior. Dari semangat karismatik ini seseorang termotivasi

3
Nama: Richardo
NPM: 2106672564

untuk belajar meningkatkan karisma mereka. Dari pemahaman ini saya mencoba menafsirkan
simbol-simbol yang ada pada foto

5.2 Interpretasi Simbol

5.2.1 Helmut Newton: Seniman & Maskulin


Kalo bicara mengenai simbol seperti ini, studi yang ada jatuh
ke dalam
Seorang pria sering kali secara diam-diam Cultural
ditindas Studiesyang harus
oleh peran
dimainkannya—dengan selalu harus bertanggung jawab, terkendali, dan rasional. Seniman
menjadi tokoh yang dihormati karena kegapaiannya mendobrak keterbatasan pemahaman.
Dalam hal ini, maskulinitas menjadi posisi yang wajar dalam memperoleh kenikmatan di
dunia di mana wanita sering terlalu malu untuk memproyeksikan citra seperti itu. Semua
tokoh mencontohkan cara belajar mengendalikan libido dengan mewujudkan fantasi dari
menghadapi keadaan tersebut secara wajar.

5.2.2 Istri (June Newton): Kekasih yang Ideal


???
Pecinta Ideal berkembang di atas impian orang-orang yang merindukan romansa dan
menjadi fantasi abadi. June melambangkan Keadaan dimana seseorang terlibat dalam
persekutuan rohani yang tinggi: Perkawinan dan mendukung pekerjaan pasangan. Kekasih
Ideal adalah citra yang dibutuhkan untuk memperwaras situasi dengan memperkuat nilai
kesetian kepada karakter di dalam dunia situasi batas (grand situationer) dimana ada “daya
goda” yang kuat.

5.2.3 Model (Sylvia Gobbel): Sang Pemikat ???


Pesona yang ditampilkan (Pose dan kondisi telanjang) adalah rayuan tanpa seks. Para
pemikat adalah manipulator yang sempurna, Dengan modal yang dipunyai mereka
menciptakan suasana kesenangan dan kenyamanan dalam posisi pusat perhatian (center).
Metode mereka sederhana: Mereka mengalihkan perhatian dari diri mereka sendiri dan
memfokuskannya pada target mereka. Dengan menampilkan semangatnya ia memotivasi
suasana.

5.2.4 Model kaki dan Istri:Anti-Penggoda


???
Anti-penggoda adalah keadaan tidak aman, egois tidak tergoda dan tidak dapat
memahami keadaan hasrat orang lain, Bagi seorang yang sedang melakukan keintiman:
keberadaan anti penggoda seperti tidak memiliki kesadaran diri, dan tidak pernah menyadari
ketika ia mengganggu dan cukup memaksakan arti dirinya. Bagi seorang petualang godaan,

4
Nama: Richardo
NPM: 2106672564

keberadaan anti penggoda adalah tonggak sadar akan perlunya ikatan dalam melakukan
keintiman (intimacy).

5.2.5 Pilihan Kostum (fashion): Pesolek

Pesolek menciptakan persona mereka sendiri dalam peran yang dimainkan. Persona
ini mengisyaratkan kebebasan yang diinginkan untuk diri sendiri. Dalam permainan
maskulinitas dan feminitas pada karya Helmut Newton: para aktor membentuk citra fisik
mereka sendiri tetap dalam posisi ambigu. Keberadaan keambiguan ini ternyata mempunyai
potensi dari kekuatan pesona yang mengejutkan. Label posisi Ambigu ini sangat memikat
para petualang godaan yang menjadi jalan keluar dari keinginan mereka yang direpresi
sekaligus melindungi posisi mereka.

???
5.2. 6 Fotografer: Potret diri sebagai perlindungan

Helmut Newton: “Ketika saya menghadapi situasi yang sulit atau memalukan, tidak
nyaman dan menyakitkan, kamera saya membantu saya. Ini menciptakan payung,
perlindungan antara saya dan apa yang terjadi di lingkungan saya. Kemudian saya melihat
dunia melalui lubang kecil, sang pencari, dan entah bagaimana saya terpisah dari apa yang
sedang terjadi.”

Ini adalah keistimewaan yang dimiliki seorang fotografer: kepiawaiannya


mengendalikan adegan dan efeknya diterapkan untuk melindunginya sebagai seorang voyeur
yang melihat isi ruang pribadi orang lain dari ruang pribadinya. Kamera dan seni melindungi
dan mempersenjatainya untuk menembus batasan-batasan dari apa yang bisa dimunculkan ke
ruang publik.

6. Seni Voyeuristik Nanti bisa dijadikan


“pengantar seni
Helmut Newton: “Jika
yangAnda dapat melakukan apapun yang Anda inginkan, di mana
voyeuristik
kesenangannya? Hal-hal terlarang jauh lebih menarik.”

Dari pilihan objeknya, terlihat Helmut Newton adalah seorang seseorang yang
mengerti keberadaan voyeur. Menurut kamus Merriam-webster definisi Voyeur adalah:

1. Seseorang yang memperoleh kepuasan seksual dari mengamati individu yang tidak
menaruh curiga sebagian telanjang, telanjang, atau terlibat dalam tindakan seksual secara
luas/seseorang yang biasa mencari rangsangan seksual dengan cara visual,
2. Pengamat yang mencongkel yang biasanya mencari yang kotor atau memalukan, dan
3. Orang yang melakukan tindak pidana voyeurism.

5
Nama: Richardo
NPM: 2106672564

Terlihat dari karya-karyanya, Newton adalah pengamat keberadaan voyeur yang terus-
menerus mencoba menghasilkan gambar yang akan mewakili kebenaran atau membuat
kenyataan juga terlihat seperti sesuatu yang lain, biasanya batas-batas pengalaman ditembus
sehingga terbangun narasi-narasi baru: kebiasaan dan pemaknaan baru.

Newton sepertinya mendekati ketertarikan akan ketelanjangan dengan cara yang


berbeda terlihat dalam gayanya menampilkan keadaan kerja memanfaatkan adegan yang
biasanya bersifat privat untuk menyingkapkan makna dari situasi intim proses pekerjaan
dimana pikiran-pikiran libidinal tidak mendapat tempat. Dia bekerja dengan komposisi yang
ketat, dan bermain dengan ke-tabu-an dan dengan mendemonstrasikan berbagai ekspresi yang
semuanya dilakukan secara serius dalam pengambilan gambar. Keadaan yang tergambar
menimbulkan tafsiran bahwa menjadi simbol seksualitas dan hasrat voyeuristik adalah hal
yang biasa: perubahan hal intim yang biasanya adalah hal privat menjadi hal yang dapat
dikonsumsi publik adalah hal yang biasa: terlihat Newton sebagai fotografer sedang
mengambil foto seorang model yang bersedia telanjang dimana terlihat kaki model yang lain
yang sepertinya tak keberatan untuk berada di situasi tersebut. Hal ini diperkuat dengan
kehadiran istri Helmut Newton yang ikut serius dalam memperhatikan proses produksi karya
tersebut. Terlebih lagi, sang istri terlihat menghargai integritas suaminya untuk menghasilkan
karya dan tak keberatan jika dirinya berada dalam keadaan tersebut, bahkan terlihat antusias.

6.1 Pandangan Voyeuristik & Tabu

Nilai voyeuristik dalam seni senantiasa mengeksplorasi ketelanjangan dan mendobrak


ke-tabu-an dengan mengeksplorasi sensasi dan perilaku kontroversial dari mendapatkan
kenikmatan ketika menonton bagian intim tubuh manusia. Sigmund Freud mengemukakan
istilah scopophilia untuk menunjukkan "kesenangan melihat" dan pemerolehan kenikmatan
seksual dari melihat ini muncul dari ketegangan jiwa pada masa pubertas yang mendorong
perilaku seks dengan berbagai versi, termasuk mendapatkan kesenangan seksual yang intim
tanpa terlibat dengan objek.

Melalui karya voyeuristik, seksualitas kembali menemukan ruang untuk mendapatkan


kepuasaan dari sebuah bentuk keintiman dengan sebuah objek yang menjadi stimulus simbol
seksualitas. Makna dari keberadaan simbol seks seperti payudara, vagina, dll., yang dapat
memuaskan hasrat seksual inderawi dieksplorasi sebagai sebuah objek dengan cara kreatif
untuk menghasilkan berbagai makna. Penyingkapan ke-tabu-an menjadi konsep voyeuristik
yang menarik bagi seniman yang terus-menerus berusaha untuk mendorong batas-batas

6
Nama: Richardo
NPM: 2106672564

kreatif. Perilaku yang menonjolkan tubuh sebagai objek untuk memancing hasrat seksual
sebagai sarana yang di eksplorasi memunculkan bias dari nilai dari tubuh yang selama ini
direpresi sebagai sebuah domain pribadi yang dilindungi/ditutupi.

Karya-karya voyeuristik tampaknya semakin membuka peluang untuk menemukan


cara memuaskan hasrat seksual melalui model seksual yang membuat berfantasi dan
kenikmatan penikmat terhadap pemenuhan hasrat seks yang disebabkan rasa nikmat yang
terpuaskan melalu imajinasi. Para voyeur mendapatkan kesempatan untuk tidak secara
langsung berinteraksi dengan objek mereka. “Tabu” yang sebelumnya merupakan sebuah
aturan (tindakan yang dilarang dan pelakunya menjadi subjek yang tidak usah dipahami)
berubah menjadi pemahaman yang bersifat relatif dan target untuk terus diragukan.

6.2 Munculnya Happy Consciusness


Kenapa ada ini?
Bab interpretasi simbolik merupakan contoh Happy Consciusness dimana keyakinan
bahwa yang nyata adalah rasional dan aspek rasionalitas teknologi yang diterjemahkan ke
dalam perilaku sosial membentuk konformisme baru. Keadaan ini mungkin karena
kerasionalan menjangkau hal baru. Hasilnya adalah atrofi organ mental untuk menangkap
kontradiksi dan alternatif. Dalam rasionalitas teknologi Happy Consciusness diposisikan
untuk menang. Orang-orang dituntun untuk berpikir didalam alat produktif agen pemikiran
dan tindakan yang efektif dan dari keadaan itu pemikiran dan tindakan pribadi yang tidak
rasional (instrumental) menjadi dapat disinggung dan dalam posisi lemah. Dalam msyarakat
modern hal ini dipercaya dapat mengurangi irasionalitas yang lebih primitif dari tahap-tahap
sebelumnya lalu meningkatkan dan memperpanjang kehidupan lebih teratur daripada
sebelumnya.

Dalam sudut pandang behaviorisme, perilaku seseorang akan sangat dipengaruhi


oleh faktor eksternalnya. Artinya tindakan seseorang terjadi sebagai respon dari stimulus
eksternal yang diperoleh, baik secara spontan maupun melalui pembelajaran (clasical and
operant conditioning). Maka yang harus diperhatikan dengan cermat adalah bentuk
stimulus seperti apa yang diberikan oleh faktor eksternal kepada individu. Apakah stimulus
lingkungan tersebut termasuk stimulus yang positif atau negatif.

Dalam refleksi estetis, imajinasi dikatakan memperoleh kebebasan yang melampaui


peran tunduk yang dimainkannya dalam kognisi biasa1 menimbulkan adanya "budi mulia dan
peningkatan tertentu yang melebihi penerimaan belaka untuk kesenangan dari kesan-kesan
1
Kant “Criticism of the Power of Judgment” 5:241.

7
Nama: Richardo
NPM: 2106672564

yang masuk akal."2 Herbert Marcuse menawarkan diagnosis serupa. Dia menunjukkan bahwa
gambar kepuasan seksual yang memiliki ledakan negatif kekuatan dalam masyarakat Victoria
telah dimanfaatkan dalam masyarakat pasca-industri yang tidak lagi membutuhkan social
cement dari tabu seksual untuk melayani status quo dan konsumerisme (seks menjadi bersifat
“menjual”). Marcuse menyebut fenomena modern ini “desublimasi represif” dimana prinsip
kesenangan menyerap prinsip realitas: seksualitas dibebaskan (diliberalisasi) dalam bentuk
yang konstruktif secara sosial.

6.3 Desublimasi Represif

Desublimasi represif adalah istilah, yang mengacu pada cara di mana, dalam
masyarakat industri maju (kapitalisme) dimana kemajuan rasionalitas teknologi melikuidasi
elemen oposisi dan melampaui melalui narasi "budaya yang lebih tinggi." Desublimasi
represif dianggap oleh Marcuse dilakukan untuk menghilangkan energi yang tersedia untuk
kritik sosial dengan kepuasan sesaat dan dengan demikian berfungsi sebagai kekuatan
konservatif dengan berkedok pembebasan.

Represi yang terjadi beroperasi melalui kontrol dan penolakan (sistem sosial—budaya
tinggi) kemudian kelonggaran dan ekspresi (kebaruan seni dan efeknya). Dalam bentuk yang
dikomodifikasi “kesenangan” menjadi diizinkan dan kemudian kekuatan rasionalitas dan
budaya tinggi menjadi patron ekspresi terkontrol.

Kesadaran palsu diabadikan dan latihan bebas dan pengejaran kesenangan menjadi
strategi penahanan, karena individu menemukan vektor keinginan, keinginan, dorongan, dll.,
Menjadi bagian dari Industri Budaya. Maksud dari ketidakbebasan individu yang sebenarnya
berlalu begitu saja tanpa disadari sehingga penyangkalan/negasi dianggap kuno (karena tidak
menginginkan pembatasan dalam kehidupan budaya) Aksi revolusioner pun berubah menjadi
sekedar inovasi/kebaruan yang dapat mengisi kehidupan industri secara spektakuler. Dengan
demikian Individu mengejar kepuasan keinginan sesaat dan menghilangkan energi dari
pendorong kritik dan penghalang (barrier) pemikiran negatif--gratifikasi ketelanjangan
menghasilkan kepatuhan dan kepatuhan sukarela.
Harusnya Critique
of Judgment, udah
Represi beroperasi dengan sukses dan terjadi desublimasi keinginan: di mana tidak
gitu kenapa ini
ada keinginan berjuang dan di dalamnya menghilangkan bentuk-bentuk jarak kritis dari
dikutip?
masyarakat. Keadaan Ini bertentangan dengan masyarakat yang menganut ke-tabu-an dimana
kontrol sosialnya melarang akses dan ekspresi kesenangan tertentu, yang mengarah pada
2
See, “Criticism of the Power of Judgment” 227.

8
Nama: Richardo
NPM: 2106672564

"represi" mereka, yang diekspresikan sebagai antagonisme dalam kehidupan individu yang
dipaksa untuk "menurunkan" keinginan mereka ke dalam bentuk yang dapat diterima secara
sosial.

****************bab berikutnya belum selesai

7. Pembagian kesadaran akan keindahan Self Portrait Model and Wife (1981).
Kenapa ada ini?
Kant membagi judgment of taste kedalam 4 momen:

Momen 1: Judgment of taste bersifat kontemplatif, tidak memperdulikan eksistensi objek


(hanya kualitas visual/auditoris)3.

Momen 2: Imajinasi mempersatukan sense of perception yang sifatnya materi kasar dari
pengalaman dan understanding memberikan konsep-konsep dan klasifikasi-klasifikasi
tertentu bagi terjadinya suatu sintesis. Dari proses ini terjadi struktur formal imajinasi dan
understanding dimana imajinasi menghidupkan understanding dan menghasilkan bermacam-
macam thought, sementara understanding mengatur imajinasi.4

Momen 3: Purposiveness tanpa purpose yang berarti bahwa apa yang dilihat sesungguhnya
tidak memiliki particular end ataupun purpose.

Momen 4: Judgment of taste mempunyai kemungkinan untuk bersifat universal karena


adanya common feeling pada setiap orang. Dalam masyarakat narasi Common feeling dapat
terbentuk begitu saja melalui alasan-alasan yang bisa dipahami5.

8. Penutup

Daftar Pustaka

1. Pestana, T.(2014). Photography and Voyeurism. University of West London School


of Art, Design and Media

2. Boehm, G, V. Helmut Newton The Bad and The Beautifull

3
Lihat bab hasil penilaian terhadap foto.

4
Lihat bab interpretasi simbolik
5
Lihat bab Desublimasi Represif

9
Nama: Richardo
NPM: 2106672564

3. Frosh, P.(2001). The Public Eye and The Citizen-Voyeur:Photography as a


Performance of Power. Social Semiotics, Vol. 11, No. 1
4. Harsawibawa, A.(2007). Peran Kesadaran di dalam Pengalaman Estetis. Desertasi.
Ilmu Pengetahuan Budaya. Filsafat. Universitas Indonesia. Depok
5. Harsawibawa, A.(1997). Estetika Menurut Immanuel Kant. Tesis. Program studi:
Ilmu. Universitas Indonesia. Jakarta

Dari Internet:
1. https://nasional.sindonews.com/read/570332/15/seksualitas-sekarang-ini-
1634346644/10. Diakses pada 14 Oktober 2022
2. 48 Examples of Voyeuristic Art (trendhunter.com). Diakses pada 14 Oktober 2022
3. View of Media Sosial Dan Praktik-Praktik Voyeurism (uii.ac.id). Diakses pada 16
Oktober 2022
4. htps://serupa.id/pengantar-estetika-filsafat-keindahan-rasa-dan-selera/. diakses pada
18 oktober
5. Merriam-Webster Dictionary. https://www.merriam-webster.com/dictionary/voyeur.
diakses pada 18 oktober

10

Anda mungkin juga menyukai