Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr. Wb.
Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang
telahmelimpahkanrahmatdankarunia-Nya, sehinggapenulisdapat menyelesaikan rangkaian
penyusunanmakalah SPT II. Atassegalaberkah, nikmatkesehatandankesabaran yang
diberikan-Nya, padaakhirnyapenulisdapatmenyelesaikanpembuatanmakalahini.
Dalam proses penyusunanmakalah penulismenghadapibebeparapesoalan,
namunberkatsemangatdankeyakinankepadakebesaran Allah semuanyadapatteratasi. Dan
tanpaadanyaberkah, nikmatkesehatan,
dankesabarantersebutniscayamakalahinitidakakanpernahadir di hadapanpembaca.
Shalawatdansalam, senantiasatetaptercurah  limpahkankepadanabidanrasulagung
Muhammad SWT. Yang telahmembawakitadarijalankegelapanmenujujalam yang
terangbenderangyakni ad-dinulislam.
Penulismenyadari sepenuhnya bahwadalam penyusun penulisan makalahinidapatberja
lanbaikdanlancar  karenaadanyapengarahan, bimbingan, danbantuanberbagaipihak.
Olehkarenaitupenulisingginmenyampaikanterimahkasihkepadapihak-pihak yang
ikutmembantupenyelesaiaanlaporanini.
Akhirnya, sebagai kata pepatah “Takadagading yang takretak”,
penulismenyadaribahwamakalahinibanyak “retaknya”, masihjauhdarikesempurnaan.
Olehsebabitu, dengansegerakerendahanhatimenulismengharapkankritikdan saran yang
bersifatmembangun agar penulisdapatlebihmenyempurnaknya di
kemudianhari.Semogamakalah
inibermanfaatbagipenuliskhususnyadanpembacapadaumumnya.
Wassasamu’alaikumWr.Wb.
Malang, 1 Mei 2015

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan
mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah
terdapat pada bagian yang lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau
melekkatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis
melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu, daun
biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati
tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula. Bagian tumbuh-tumbuhan ini mempunyai umur yang
terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh
warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi perang.
Baik dari segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ pada tumbuhan yang
memiliki keberagaman. Sangat sukar untuk membedakan dengan jelas baik secara teoritis
maupun secara praktis antara jaringan daun dan batang. Struktur jaringan pengangkut dalam
tangkai dan ibu tulang daun biasanya sama dengan pada batang. Namun, ciri terpenting pada
daun adalah bahwa pertumbuhan apikalnya cepat terhenti. Pada Spermatophyta, aktivitas
meristem apeks daun segera terhenti, sementara bentuk dan ukuran daun ditentukan oleh
pertumbuhan interkalar dan marginal.
Daun merupakan organ tumbuhan yang memiliki fungsi yang sangat penting, salah
satunya adalah sebagai tempat fotosintesis. Dibandingkan dengan organ tumbuhan lainnya,
daun memiliki fungsi serta struktur morfologi dan anatomi yang lebih beragam. Oleh sebab
itulah para ahli kemudian membagi daun berdasarkan fungsi serta struktur morfologi dan
anatomi yang dimilikinya kedalam dua kelompok besar yaitu daun monokotil dan dikotil.
Daun monokotil dan dikotil masing-masing memiliki ciri dan jaringan khusus yang
menjadi keistimewaan dari masing-masing kelompok tumbuhan tersebut. Dengan makalah
tentang penyusun jaringan daun ini mahasiswa diharapkan dapat menentukan letak perbedaan
antara daun monokotil dan daun dikotil bukan hanya berdasarkan struktur morfologinya
melainkan juga berdasarkan struktur anatominya serta dapat melihat bagaimana perbedaan
sistem jaringan yang menyusun daun monokotil dan dikotil tersebut.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan dari pembutan makalah ini adalah
untuk:
1. Mengetahui jaringan pokok penyusun daun.
2. Mengetahuikeragamanstrukturdaun.
3. Mengetahui anatomi daun Gymnospermae dan angiospermae.
4. Mengetahui perbedaan penyusun daun dikotil dan monokotil.
BAB II
PEMBAHASAN

Daun baik dari segi morfologi maupun anatomi, merupakan organ pada tumbuhan yang
memiliki keberagaman. Sangat sukar untuk membedakan dengan jelas baik secara teoritis
maupun secara praktis antara jaringan daun dan batang. Struktur jaringan pengangkut dalam
tangkai dan ibu tulang daun biasanya sama dengan pada batang. Namun, ciri terpenting pada
daun adalah bahwa pertumbuhan apikalnya cepat terhenti. Pada Spermatophyta, aktivitas
meristem apeks daun segera terhenti, sementara bentuk dan ukuran daun ditentukan oleh
pertumbuhan interkalar dan marginal.

2.1. Jaringan Penyusun Daun


Pada dasarnya terdapat 3 sistem pada daun yaitu:
1. Sistem kulit (dermal system atau epidermis)Tersusun oleh epidermis, baik pada
permukaan atas maupun pada permukaan bawah daun.
2. Sistem jaringan dasar, terdapat mesofil daun yang kadang-kadang terdiferendiasi ke
dalam palisade dan spons. Apabila palisade terdapat pada kedua permukaan daun
disebut isolateral atau isobilateral
3. Sistem  jaringan pembuluh, terdiri dari xilem dan floem Xilem berfungsi untuk
mengangkut air dan garam-garaman yang diserap akar dari dalam tanah ke daun
(untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis).Floem berfungsi untuk mengangkut
hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan.
A.  Epidermis Daun
Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak paling luar.
Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun.
Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan rapat.  Fungsi
jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di dalamnya serta sebagai tempat
pertukaran zat. Jaringan epidermis daun terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah
daun. Jaringan epidermis daun tidak mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup
stomata.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena penguapan
(membatasi transpirasi), kerusakan mekanik (misal: diinjak-injak), perubahan temperature
dan hilangnya zat-zat makanan (angin, hujan, dan lain-lain). Epidermis biasanya terdiri dari
satu lapisan sel, tapi pada beberapa tumbuhan sel protoderm pada daun membelah dengan
bidang pembelahan sejajar dengan permukaan (periklinal), dan turunanya membelah lagi
sehingga terjadi epidermis berlapis banyak (misalnya: velamen pada akar anggrek). Sebagian
besar terdiri dari sesl-sel yang tak terspesialisasi. Bentuk, ukuran susunan sel epidermis
berbeda-beda pada berbagai jenis tumbuhan. Tapi semuanya rapat satu sama lain.
Kata epidermis berasal dari bahasa Yunani (epi = di atas / menutupi; derma = kulit).
Jaringan epidermis biasanya terdiri atas deretan sel tunggal yang menutupi dan melindungi
semua bagian tumbuhan yang masih muda. Secara umum, fungsi utama jaringan epidermis
adalah sebagai pelindung. Namun, sel-sel epidermis sering kali memiliki cirri dan fungsi
khusus yang berkaitan dengan fungsi utama organ yang ditutupi. Jaringan epidermis dapat
juga berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup pada
stomata, dan spina. Epidermis, seperti halnya kulit pada tubuh kita, yang merupakan
komponen perlindungan pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organisme-organisme
patogenik.
Epidermis daun dari tumbuhan yang berbeda beragam dalam hal jumlah lapisan,
bentuk, struktur, susunan stomata, penampilan, dan susunan trikoma, serta adanya sel khusus.
Struktur dalamnya biasanya berbentuk pipih. Daun memiliki dua jenis jaringan epidermis
yaitu permukaan atas daun disebut permukaan adaksial dan permukaan bawah disebut
permukaan abaksial. Pada lapisan ini tidak ada ruang antar sel. Di antara sel epidermis
terdapat sel penjaga yang membentuk stomata. Struktur stomata yang dapat membuka dan
menutup ini berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran gas dan air. Sifat terpenting pada
jaringan daun ini adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula serta stomata.
Pada permukaan atas daun, dinding luar epidermis ada yang  membentuk  lapisan
tebal yang disebut lapisan kutikula misalnya  daun keladi  dan daun pisang,  ada   yang
berbulu halus misalnya daun durian. Stomata atau mulut daun merupaka modifikasi epdermis
yang berfungsi untuk pertukaran gas. Jaringan epidermis batang  ada  yang  membentuk
lapisan tebal (lapisan kutikula) atau  membentuk rambut (trikoma)  sebagai alat
perlindungan. Jaringan epidermis akar ada yang  menjadi rambut akar. Rambut akar berfungsi
menyerap air dan garam mineral.

B. Mesofil (Jarinngan Dasar)


Mesofil merupakan lapisan jaringan dasar yang terletak antara epidermis atas dan
epidermis bawah dan di antara berkas pengangkut. Mesofil dapat tersusun atas parenkim
yang relatif homogen atau berdifferensiasi menjadi parenkim palisade (jaringan tiang),
jaringan pagar dan parenkim sponsa (jaringan bunga karang). Sesuai dengan fungsinya
parenkim mesofil merupakan daerah fotosintesis terutama karena mengandung kloroplas.
Bagian utama helai daun adalah mesofil yang banyak mengandung kloroplas dan
ruang antarsel. Mesofil dapat bersifat homogen atau terbagi menjadi jaringan tiang (palisade)
dan jaringan spons (jaringan bunga karang). Jaringan tiang lebih kompak daripada jaringan
spons yang memiliki ruang antarsel yang luas. Jaringan tiang terdiri dari sejumlah sel yang
memanjang tegak lurus terhadap pemukaan helai daun. Meskipun jaringan tiang nampak
lebih rapat, sisi panjang selnya saling terpisah sehingga udara dalam ruang antarsel tetap
mencapai sisi panjang, kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Hal tersebut
mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung efisien.
Parenkim/Mesofil. Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan
pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar
sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih
terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena
kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang. Letak palisade tepat dibawah
epidermis pada sisi adaksial disebut daun dorsiventral atau bifacial. Sedangkan pada
tumbuhan xerofit pada kedua sisi daun palisade disebut daun isobilateral. Parenkim spons
berbentuk isodiametris atau memanjang sejajar permukaan daun. Fungsi untuk penyimpan
gula dan asam amino yang di sintesis di lapisan palisade, membantu pertukaran gas.
Pada siang hari terdapat sel-sel spons yang mengeluarkan O2 dan uap air
kelingkungan dan mengambil CO2 dari lingkungan.
B.1 Parenkim Palisade
Selparenkim palisade
memanjangdanpadapenampangmelintangnyatampakberbentukbatang yang
tersusundalamderetan. Padatumbuhantertentu, sel palisade berbedabentuknya.
Pada Lilium  terdapatlobusbesarpadasel palisade dantampakbercabang.
Sel palisade terdapat di bawah epidermis unilateral (selapis) atau multilateral
(berlapisbanyak). Seringkaliterdapathipodermis di antara epidermis danjaringan palisade.
Selparenkim palisade tersusunatassatuataulebihlapisan.
Apabilatersusunlebihdarisatulapisan, panjangselpadatiaplapisanatausama,
ataumalahsemakinketengahsemakinpendek. Jaringan palisade
biasanyaterdapatpadapermukaanabaksialdaun. Meskipunjaringan palisade
tampaklebihrapat,
sisipanjangselnyasalingterpisahsehinggaudaradalamruangantarseltetapmencapaisisipanja
ng; kloroplaspadasitoplasmamelekat di tepidindingselitu. Hal tersebutmengakibatkan
proses fotosintesisdapatberlangsungefesien.
Pada Thymelaeahirsuta, selparenkim palisade
terdapatpadapermukaanabaksialdaun. Padadauntumbuhanxerofit,
misalnyapada Atriplexportulacoides, parenkim palisade terdapatpadakeduasisidaun.
Daun yang mempunyaiparenkim palisade padakeduasisi (abaksialdanadaksial)
disebutisolateralatau isobilateral sedangkanapabilajaringan palisade
tersebuthanyapadabagianadaksialdisebutdenganbifasialataudorsiventral.
B.2 Parenkim Spon
Jaringan spons terdiri dari sel bercabang yang tak teratur bentuknya. Bentuk sel
parenkim spons dapat berbentuk bermacam-macam. Kekhususannya adalah adanya lobus
(rongga) yang terdapat antara sel satu dan lainnya. Membedakan antara sel parenkim
palisade dengan parenkim spons tidaklah selalu mudah, khususnya apabila parenkim
palisade terdiri atas beberapa lapisan. Alasannya adalah apabila palisade terdiri atas
beberapa lapisan, biasanya lapisan paling dalam sangat mirip dengan parenkim spons
yang ada di dekatnya.
Ciri khas jaringan spons adalah adanya lekukan-lekukan yang menjadi penghubung
antar sel.Pada daun dengan kedua macam mesofil, kloroplas paling banyak terdapat
dalam jaringan palisade. Tempat serta susunan kloroplas pada sel tiang memungkinkan
penggunaan cahaya secara maksimum. Faktor lain yang meningkatkan efesiensi
fotosintesis adalah sistem ruang antarsel dalam mesofil yang luas, yang memudahkan
pertukaran gas dengan cepat. Susunan sel di dalam mesofil memungkinkan daerah
permukaan sel yang mendapat sinar dan langsung berhubungan dengan udara menjadi
lebih luas. Seluruh daerah permukaan ini disebut  daerah permukaan dalam
daun dan daerah permukaan luar daun.

C. Sistem Jaringan Pengangkut


Pada daun terletak di dalam tulang daun beserta vena-venanya. Pada penampang
melintang daun, berkas pengangkut ini terdiri dari 1 ikatan pembuluh, yang xylemnya
terletak menghadap ke permukaan atas daun dan floemnya ke permukaan bawah daun.
Pada tulang daun yang lebih kecil atau vena daun, berkas pengangkutnya dapat lebih
sederhana dan kadang-kadang tidak sempurna terdiri atas xylem saja atau floem saja.
Sistem jaringan pembuluh tersebar diseluruh helai daun dan dengan demikian
menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Jaringan pembuluh
membentuk sistem yang saling berkaitan, dan terletak dalam bidang median, sejajar
dengan permukaan daun. Berkas pembuluh dalam daun biasanya disebut tulang daun dan
sistemnya adalah sistem tulang daun.
Istilah sejajar bagi jalanya berkas pembuluh dalam sistem tulang sejajar hanyalah
cara pendekatan saja, oleh karena itu di ujung dan pangkal daun semua berkas itu akan
bertemu. Di antara berkas sejajar itu tampak cabang halus yang berpola jala dan
menghubungkan semua berkas sejajar itu. Pola jala umumnya terdapat pada daun dikotil,
sedangkan pola sejajar biasa ditemukan pada monokotil. Dalam pola berkas pembuluh
percabangan akhir yang paling halus akan membatasi daerah mesofil kecil yang
dinamakan areolus.
2.2 KeragamanStruktur
Berdasarkanketersediaan air di lingkungannyadapatdibedakantumbuhanxerofit,
mesofit, danhidrofit (atauhigrofit). Xerofitberadaptasipada habitat kering,
mesofitmemerlukan air tanahdalamjumlahbanyakdanatmosfer yang lemab,
hidrofitbergantungpadalingkungan yang
sangatlembabatautumbuhsebagianatauseluruhnyadalam air. Sifattumbuhan yang
terkaitdengan habitat itumasing-masingdisebutveromorfi, mesomorfidanhidromorfi.
2.2.1 Xeromorfi
Salah
satusifatxeromorfiterpentingadalahrasiopermukaanluaseksternalterhadapvolumenya, yang
bernilaikecil. Berurangnyaluaspermukaanluardiiringiolehmengecilnyaukuransel,
bertambahtebaldindingnya, bertambahrapatsistemjaringanpembuluhdan stomata,
bertambahjumlahjaringantiang, sementarajaringansponsberkurang.
Daunseringditutupiolehrambut. Daunyyangtampaksukulenmemilikijaringanpenyimpan air.
Ada sifat lain yang menampilkancirixeromorfi, sebabtidakadanyasenyawa nitrogen danatau
air dalamtanahseringmenampilkansifatxeromorfisepertidindingtebaldankutikulatebal,
sertatambahansklerenkim.
Mengecilnyaukurandaundianggapsebagaisifat yang
berkaitandenganmenurunnyakecepatantranspirasi. Air
padadaundiangkuttidakhanyamelaluiberkaspembuluhmelainkanjugaolehselmesofildan
epidermis. Memilikiruangantarsel yang kecilpvolumenya.
PadaPoaceaeperistiwamenggulungnyadaunamatkhasdanjugamerupakanperistiwaxeromorfik.
Sifatiniterjadiakibatkegiatanselkipasatauselengsel, sel epidermis lain, sertaselmesofil yang
dapatbersifatparenkimatausklerenkim.
2.2.2 Hidromorfi
Faktor yang terutamamempengaruhitanaman air adalahsuhu, udara,
dankonsentrasisertasusunangaramdalam air. Sifatstruktural yang paling
menonjolpadadauntanaman air adalahberkurangnyajaringanpengokohdanpelindung,
berkurangnyajumlahjaringanangkut, terutamxilem, danterdapatbanyakronggaudara
Epidermis padatanaman air tidakmemilikitugasmelindungi,
tetapiberperandalammemperolehzatharadandalampertukaran gas. Kutikulanyaamat tipis,
sepertijugadindingselnya, danselepidermisnyaseringberkloroplas, stomata
biasanyatakterdapat, tetapiadapadadaun yang mengapung, di bagianatas.
Ronggaterisiudaraterdapatpadabatangdandaunhidrofit.
Ronggaitumerupakanruangantarsel yang terdapat di seluruhdaundanbatang,
sepertipadaPotamogetondanEichornia. Rongga-ronggatersebutdipisahkanolehsekatpemisah
tipis yang terdiridari 1-2 lapisanselberkloroplas. Pemisahataudiafragmaituterdapatpadarongga
yang memanjang.

2.2.3 Daun Gymnospermae


Sebagian besar Gymnospermae daunnya terlalu hijau dan xeromorf. Salah satu
kekhususan daun Gymnospermae adalah adanya transfusi. Jaringan ini mengelilingi berkas
pengangkut dan tersusun atas trakeida, parenkim, dan sel albumin. Jaringan transfusi beragam
dalam jumlah dan susunannya, tergantung genusnya. Ada dua tipe daun Gymnospermae,
yaitu tipe Cycas dan Conifer
Daun pinus dan daun cycas tampak seperti kulit dan keras, sel epidermisnya
berdinding tebal, mempunyai kutikula tebal, dan selanjutnya tersembunyi dan terdapat pada
permukaan abaksial daun. Mesofil terdiri atas parenkim palisade dan parenkim spons seperti
pada Angiospermae. Hipodermis selapis (uniseriate) atau dua lapis (biseriate) terdapat
diantara epidermis adaksial (atas) dan parenkim palisade.Protoxilem diiringi oleh sedikit
parenkim yang terdapat pada sisi abaksial (bawah) dan metaxilem pada sisi adaksial. Xilem
sekunder berkembang didekat floem dari kambium yang terletak diantara dua tipe jaringan
pembuluh. Tulang daun dikelilingi oleh endodermis. Di bawah Floem terdapat satu lapisan
sel parenkim transfusi.
Epidermis daun jarum (Conifer), misalnya pinus dan Cedrus, terdiri atas sel yang
berdinding sangat tebal dan ditutupi oleh kutikula tebal. Stomata terdapat pada semua sisi
daun dan melengkung ke dalam (kriptofor). Hipodermis terdiri atas sel epidermis yang
mengandung liginin. Mesofil berasal dari sel parenkim.
2.2.4 Daun Agiospermae
Daun angiospermae amat beragam struktur anatomi dan morfologinya. Pada sebagian
besar angiospermae dapat dibedakan dasar daun, tangkai daun dan helaian daun. Bentuk,
struktur, dan ukuran ketiga bagian tersebut berguna dalam menentukan klasifikasi daun. Di
dasar daun dikotil sering terdapat tonjolan yang disebut daun penumpu atau stipula. Pasokan
jaringan pembuluh bagi stipula diperoleh dari jalan daun. Kadang-kadang stipula bewarna
hijau dan berfungsi sebagai pelindung. Pada kebanyakan monokotil dan beberapa dikotil,
stipula tumbuh mengelilingi batang menjadi pelepah yang mengelilingi batang. Daun terbagi
menjadi daun tunggal dan daun majemuk.

2.2.5 Jaringan Penyusun Daun Dikotil dan Monokotil


Tumbuhan monokotil tidak terdapat jaringan parenkim palisade, hanya terdapat
jaringan spons saja. Proses fotosintesis terjadi di semua sel penyusun jaringan spons yang
berbentuk membulat. Pada jaringan ini terdapat ruang antar sel sama halnya dengan
tumbuhan dikotil, jaringan spons pada tumbuhan monokotil di dalamnya terdapat pembuluh
pengangkut. Ciri khas jaringan spons yaitu adanya lekukan-lekukan yang menjadi
penghubung antar sel.
Pada kebanyakan daun dikotil, parenkim berkas pengangkut memperluas ke epidermis
pada satu atau kedua sisi daun. Sel parenkim yang mencapai epidermis ini disebut perluasan
berkas pengangkut, yang berfungsi dalam pengangkutan pada daun. Pada beberapa
tumbuhan, perluasan berkas pengangkut mengiringi tulang daun hampir disepanjang daun,
sedangkan pada tumbuhan yang lain tidak terdapat perluasan berkas pengangkut.
Perbedaan yang paling utama di dalam daun dikotil dan monokotil terletak pada
parenchyma mesofil. Parenkim mesofil pada daun monokotill tidak berkembang
berdeferensiasi menjadi jaringan tiang dan bunga karang, pada daun monokotil, mesofil
sering tidak menunjukkan pemisahan anatara palisade dengan spons. Walaupun sel-selyang
dibawah sel epidermis sering tersusun lebih teratur dari lainnya.
Perbedaan daun tumbuhan monokotil dengan dikotil terletak pada perkembangan
mesofil daun. Pada monokotil dan dikotil sistem jaringan dasar dapat dibedakan. Pada dikotil
jaringan dasar terdiri dari jaringan pagar dan bunga karang. Tidak demikian halnya dengan
monokotil, khususnya golongan graminae, sistem berkas pembuluh terdiri atas xylem dan
floem yang ada pada tulang daun.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatdaripembahasan di atasadalah:
1. Secara anatomi jaringan penyusun daun terdiri atas jaringan epidermis, jaringan
dasar, jaringan pengangkut, dan jaringan penyokong.
2. Berdasarkanketersediaan air di
lingkungannya ,daundapatdibedakantumbuhanxerofit, mesofit, danhidrofit
(atauhigrofit).
3. DaunGymnospermaememilikijaringantransfusi yang
mengiriberkaspembuluhdanterdiridaritrakeid, parenkim, dansel albumin.
SedangkanAngiospermaememilikistruktur yang
lebihkompleksdariGymnospermae.
4. Pada tumbuhan Dikotil, dapat dibedakan antara jaringan palisade dengan jaringan
bunga pagar. Sedangkan, pada tumbuhan Monokotil, tidak dapat dibedakan
antara jaringan palisade dengan jaringan bunga pagar, yang terlihat hanya
jaringan parenkim.
5.
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 1992.Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia Pustaka Utama:


Jakarta.
Fahn A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Yogyakarta : UGM Press
Hidayat, Estiti B. 1995. AnatomiTumbuhanBerbiji. Bandung: ITB Press
Iserep, Sumardi. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Bandung : ITB
Kimball, John W. 1994. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. jakarta : Erlangga
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar – Dasar Fosiologi Tumbuhan. Rajawali Pers :
Jakarta.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius
Sutrian, Yayan Drs. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan TentangSel
dan Jaringan. Jakarta : PT Rineka Cipta
TUGAS MAKALAH DALAM RANGKA MEMENUHI MATA KULIAH
“STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN II (SPT II)”
ANATOMI DAUN

DosenPengampu:
Evika Sandi Savitri, MP
RuriSitiResmisari, M.Si

Disusunoleh:
YuliFithrotin (13620070)
FebiFitiria Hani (13620071)
MagstinNajla S. (13620072)
MuhamadIhsanudin (13620073)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKHNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2015

Anda mungkin juga menyukai