Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah usaha sektor informal berupa usaha dagang yang kadang-kadang juga sekaligus produsen. Ada yang menetap pada lokasi tertentu, ada yang bergerak dari tempat satu ke tempat yang lain (menggunakan pikulan, kereta dorong) menjajakan bahan makanan, minuman dan barang-barang konsumsi lainnya secara eceran. PKL umumnya bermodal kecil terkadang hanya merupakan alat bagi pemilik modal dengan mendapatkan sekedar komisi sebagai imbalan atau jerih payahnya.
Keberadaan PKL telah membuka lapangan pekerjaan sehingga angka
pengangguran dapat ditekan dan keberadaannya dibutuhkan oleh masyarakat kelas bawah karena harga yang relatif murah dibandingkan dengan toko atau restoran modern. Namun keberadaan PKL selain menguntungkan juga mendatangkan permasalahan baru. Kegiatan para PKL dianggap sebagai kegiatan liar karena penggunaan ruang tidak sesuai dengan peruntukannya sehingga mengganggu kepentingan umum. Seperti kegiatan pedagang kaki lima (PKL) yang menggunakan trotoar dan jalan atau badan jalan sebagai tempat berdagang, pemasangan reklame yang sembarangan, perilaku buang sampah sembarangan dan perilaku menyebrang jalan sembarangan yang akan menimbulkan berbagai masalah seperti halnya, kemacetan, tidak menyisakan cukup ruang bagi pejalan kaki, dan menciptakan lingkungan kotor dan kurang sehat. PKL yang menempati ruang dan jalan publik juga dapat menciptakan masalah sosial seperti hadirnya pencopet, pencuri, dan sebagainya. Situasi ini menciptakan masalah dalam pengelolaan pembangunan dan merusak morfologi dan estetika kota. Pada dasarnya pedagang kaki lima dilarang untuk mendirikan bangunan permanen atau semi permanen di lokasi pedagang kaki lima yang telah ditetapkan. Berdasarkan kondisi yang seperti ini diharapkan para pedagang kaki lima yang membuka tempat usaha dapat memperhatikan peraturan yang diberikan oleh pemerintah setempat. Peraturan tentang Pedagang Kaki Lima (PKL) sudah tertera dengan jelas dalam Peraturan Presiden No. 125 Tahun 2012 tentang Koordinasi Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima. Dengan adanya permasalahan tentang Pedagang Kaki Lima (PKL) diatas maka Mahasiswa/i dapat merencanakan perbaikan suatu daerah menjadi lebih baik dari sebelumnya dengan cara melakukan survei, mencari potensi di Daerah Pasar Suka Rame, mencari masalah apa yang terjadi, dan mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah solusi untuk mengatasi kendala yang terjadi pada saat ini bagi Pedagang Kaki Lima di Daerah Pasar Suka Rame ? 1.3 Maksud
Adapun maksud dari pembuatan laporan ini adalah sebagai media
penyampaian kegiatan survey lapangan, wawancara, pemahaman, menambah wawasan bagi seorang perencana mengenai keterkaitan kondisi tata ruang serta memperoleh pengetahuan tentang kondisi pada saat ini bagaimana pedagang kaki lima di Daerah Pasar Suka Rame serta dapat memberikan rekomendasi tindakan lanjut.
1.4 Tujuan Kegiatan
Agar mahasiswa/mahasiswi mengetahui keadaan atau kondisi saat ini mengenai Pedagang Kaki Lima (PKL) di Daerah Pasar Suka Rame 1.5