Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan


Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah usaha sektor informal berupa usaha
dagang yang kadang-kadang juga sekaligus produsen. Ada yang menetap pada
lokasi tertentu, ada yang bergerak dari tempat satu ke tempat yang lain
(menggunakan pikulan, kereta dorong) menjajakan bahan makanan, minuman dan
barang-barang konsumsi lainnya secara eceran. PKL umumnya bermodal kecil
terkadang hanya merupakan alat bagi pemilik modal dengan mendapatkan sekedar
komisi sebagai imbalan atau jerih payahnya.

Keberadaan PKL telah membuka lapangan pekerjaan sehingga angka


pengangguran dapat ditekan dan keberadaannya dibutuhkan oleh masyarakat kelas
bawah karena harga yang relatif murah dibandingkan dengan toko atau restoran
modern. Namun keberadaan PKL selain menguntungkan juga mendatangkan
permasalahan baru. Kegiatan para PKL dianggap sebagai kegiatan liar karena
penggunaan ruang tidak sesuai dengan peruntukannya sehingga mengganggu
kepentingan umum.
Seperti kegiatan pedagang kaki lima (PKL) yang menggunakan trotoar dan
jalan atau badan jalan sebagai tempat berdagang, pemasangan reklame yang
sembarangan, perilaku buang sampah sembarangan dan perilaku menyebrang
jalan sembarangan yang akan menimbulkan berbagai masalah seperti halnya,
kemacetan, tidak menyisakan cukup ruang bagi pejalan kaki, dan menciptakan
lingkungan kotor dan kurang sehat. PKL yang menempati ruang dan jalan publik
juga dapat menciptakan masalah sosial seperti hadirnya pencopet, pencuri, dan
sebagainya. Situasi ini menciptakan masalah dalam pengelolaan pembangunan
dan merusak morfologi dan estetika kota.
Pada dasarnya pedagang kaki lima dilarang untuk mendirikan bangunan
permanen atau semi permanen di lokasi pedagang kaki lima yang telah ditetapkan.
Berdasarkan kondisi yang seperti ini diharapkan para pedagang kaki lima yang
membuka tempat usaha dapat memperhatikan peraturan yang diberikan oleh
pemerintah setempat. Peraturan tentang Pedagang Kaki Lima (PKL) sudah tertera
dengan jelas dalam Peraturan Presiden No. 125 Tahun 2012 tentang Koordinasi
Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima. Dengan adanya permasalahan
tentang Pedagang Kaki Lima (PKL) diatas maka Mahasiswa/i dapat
merencanakan perbaikan suatu daerah menjadi lebih baik dari sebelumnya dengan
cara melakukan survei, mencari potensi di Daerah Pasar Suka Rame, mencari
masalah apa yang terjadi, dan mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimanakah solusi untuk mengatasi kendala yang terjadi pada saat ini
bagi Pedagang Kaki Lima di Daerah Pasar Suka Rame ?

1.3 Maksud

Adapun maksud dari pembuatan laporan ini adalah sebagai media


penyampaian kegiatan survey lapangan, wawancara, pemahaman, menambah
wawasan bagi seorang perencana mengenai keterkaitan kondisi tata ruang serta
memperoleh pengetahuan tentang kondisi pada saat ini bagaimana pedagang kaki
lima di Daerah Pasar Suka Rame serta dapat memberikan rekomendasi tindakan
lanjut.

1.4 Tujuan Kegiatan


 Agar mahasiswa/mahasiswi mengetahui keadaan atau kondisi saat ini
mengenai Pedagang Kaki Lima (PKL) di Daerah Pasar Suka Rame

1.5

Anda mungkin juga menyukai