Anda di halaman 1dari 22

FARMASI RUMAH SAKIT

Komite Farmasi & Terapi (KFT) / Panitia


Farmasi & Terapi (PFT)
Pendahuluan

Komite Farmasi dan Terapi (Panitia Farmasi


dan Terapi) adalah organisasi yang mewakili
hubungan komunikasi antara para staf medis
dengan staf farmasi, sehingga anggotanya terdiri
dari dokter yang mewakili spesialisasi-spesialisasi
yang ada di rumah sakit dan apoteker wakil dari
Farmasi Rumah Sakit, serta tenaga kesehatan
lainnya.

Panitia ini difungsikan rumah sakit untuk


mencapai terapi obat yang rasional
Manfaat KFT dalam RS

Perumus Kebijakan-Prosedur
Berkaitan dengan evaluasi, seleksi, dan penggunaan
terapi obat, serta alat yg berkaitan di RS

Edukasi
KFT memberi rekomendasi atau membantu
memformulasi program yg didesain untuk
memenuhi kebutuhan staf profesional (dokter,
perawat, apoteker, & praktisi pelayanan kesehatan
lainnya) untuk melengkapi pengetahuan mutakhir
tentang obat dan penggunaan obat.
Anggota & Kriteria keanggotaan KFT
Ketua :
Dokter
(Ahli Farmakologi
Klinik) Sekertaris :
Apoteker
Anggota :
Dokter,
Apoteker &
Perawat

 PFT harus mengadakan rapat teratur setidaknya 2 (dua) bulan sekali


 Rapat dapat mengundang pakar-pakar dari dalam ataupun luar Rumah
sakit yang dapat memberikan masukan bagi pengelolan PFT
 Susunan Kepanitiaan tiap RS dapat bervarias sesuai dengan kondisi RS
Struktur Organisasi KFT/PFT
Fungsi dan Ruang Lingkup
1. Mengembangkan formularium di Rumah Sakit
dan merevisinya.
2. Panitia Farmasi dan Terapi harus mengevaluasi
untuk menyetujui atau menolak produk obat
baru atau dosis obat yang diusulkan oleh
anggota staf medis.
3. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan
di rumah sakit dan yang termasuk dalam
kategori khusus.
Fungsi dan Ruang Lingkup
4. Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan
tinjauan terhadap kebijakan - kebijakan dan peraturan
peraturan mengenai penggunaan obat di rumah sakit sesuai
peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional.
5. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah
sakit dengan mengkaji medical record dibandingkan dengan
standar diagnosa dan terapi. Tinjauan ini dimaksudkan
untuk meningkatkan secara terus menerus penggunaan obat
secara rasional.
6. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek
samping obat.
7. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat
kepada staf medis dan perawat.
Kewajiban Panitia Farmasi dan Terapi

1. Memberikan rekomendasi pada Pimpinan rumah sakit


untuk mencapai budaya pengelolaan dan penggunaan
obat secara rasional
2. Mengkoordinir pembuatan pedoman diagnosis dan
terapi, formularium rumah sakit, pedoman penggunaan
antibiotika dan lain-lain
3. Melaksanakan pendidikan dalam bidang pengelolaan
dan penggunaan obat terhadap pihak-pihak yang
terkait
4. Melaksanakan pengkajian pengelolaan dan penggunaan
obat dan memberikan umpan balik atas hasil
pengkajian tersebut
Peran Apoteker dalam Panitia Farmasi
dan Terapi
• Peran apoteker dalam panitia ini sangat strategis
dan penting karena semua kebijakan dan peraturan
dalam mengelola dan menggunakan obat di seluruh
unit di rumah sakit ditentukan dalam panitia ini.

• Agar dapat mengemban tugasnya secara baik dan


benar, para apoteker harus secara mendasar dan
mendalam dibekali dengan ilmu-ilmu farmakologi,
farmakologi klinik, farmako epidemologi, dan
farmako ekonomi disamping ilmu-ilmu lain yang
sangat dibutuhkan untuk memperlancar hubungan
profesionalnya dengan para petugas kesehatan lain
di rumah sakit.
Tugas Apoteker dalam Panitia Farmasi
dan Terapi
1. Menjadi salah seorang anggota panitia (Wakil
Ketua/Sekretaris)
2. Menetapkan jadwal pertemuan
3. Mengajukan acara yang akan dibahas dalam
pertemuan
4. Menyiapkan dan memberikan semua informasi
yang dibutuhkan untuk pembahasan dalam
pertemuan
5. Mencatat semua hasil keputusan dalam pertemuan
dan melaporkan pada pimpinan rumah sakit
6. Menyebarluaskan keputusan yang sudah disetujui
oleh pimpinan kepada seluruh pihak yang terkait
Tugas Apoteker dalam Panitia Farmasi
dan Terapi
7. Melaksanakan keputusan-keputusan yang sudah
disepakati dalam pertemuan
8. Menunjang pembuatan pedoman diagnosis dan
terapi, pedoman penggunaan antibiotika dan
pedoman penggunaan obat dalam kelas terapi lain
9. Membuat formularium rumah sakit berdasarkan
hasil kesepakatan Panitia Farmasi dan Terapi
10. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan
11. Melaksanakan pengkajian dan penggunaan obat
12. Melaksanakan umpan balik hasil pengkajian
pengelolaan dan penggunaan obat pada pihak
terkait
FORMULARIUM RUMAH SAKIT
FORMULARIUM
Dokumen berisi kumpulan produk obat yang
dipilih PFT disertai informasi tambahan penting
tentang penggunaan obat tersebut, serta kebijakan
dan prosedur berkaitan obat yang relevan untuk
rumah sakit tersebut, yang terus-menerus direvisi
agar selalu akomodatif bagi kepentingan penderita
dan staf profesional pelayan kesehatan,
berdasarkan data konsumtif dan data morbiditas
serta pertimbangan klinik staf medik rumah sakit
itu.
KOMPOSISI FORMULARIUM
 Halaman Judul
 Daftar Nama Anggota Panitia Farmasi dan Terapi
 Daftar Isi
 Informasi mengenai kebijakan dan prosedur di
bidang obat
 Produk obat yang diterima untuk digunakan
(Kelas terapi, Nama Obat, Bentuk Sediaan,
Kemasan, Dosis, Indikasi, KI, ESO, Perhatian,
Penyimpanan)
 Lampiran
KEGUNAAN FORMULARIUM RS
1. Membantu meyakinkan mutu dan dan
ketepatan penggunaan obat dalam rumah sakit
2. Sebagai bahan edukasi bagi staf tentang terapi
obat yang tepat
3. Memberi rasio manfaat-biaya yang tertinggi,
bukan hanya sekedar pengurangan harga.
KEUNTUNGAN FORMULARIUM RS
1. Para dokter dan staf profesional lainnya dapat
mengetahui obat yang secara rutin tersedia bagi
perawatan penderita.
2. Bahan edukasi tentang obat.
3. Keuntungan ekonomi pada rumah sakit.
Dimana dengan suatu formularium yang
dibatasi, rumah sakit mampu membeli
kuantitas yang lebih besar dari jenis obat yang
lebih sedikit, daripada kuantitas yang lebih
sedikit dari banyak jenis obat.
DISTRIBUSI FORMULARIUM
1. Ruang perawatan penderita rawat inap
2. Lokasi perawatan rawat jalan
3. Unit Gawat Darurat
4. Ruang perawatan intensif
5. Tiap bagian rumah sakit
6. IFRS
KRITERIA OBAT YANG DAPAT MASUK KE
DALAM FORMULARIUM
1. Relevan dengan pola penyakit
 Usahan jangan terlalu banyak jenis obat yang diseleksi, khususnya
obat-obat yang memang bermanfaat untuk jenis penyakit yang
banyak diderita masyarakat. Hindari duplikasi dan kesamaan jenis
obat yang diseleksi
 Jika alternatif pilihan obat banyak, pilih drug of choice dari
penyakit yang memang prevalensinya tinggi.
2. Memilih obat yang telah terbukti efektif, jika memasukkan obat-
obat baru, harus ada bukti yang spesifik bahwa obat baru yang akan
dipilih tersebut memang memberikan efek terapetik yang lebih baik
dibanding obat pendahulunya.
3. Dipilih obat yang secara ilmiah, medik, dan statistik memberikan
efek terapetik yang jauh lebih besar dibandingkan dengan resiko
efek sampingnya.
4. Kualitas yang memadai, termasuk bioavailabilitas dan stabilitas
dipilih obat yang standar mutunya tinggi.
KRITERIA OBAT YANG DAPAT MASUK KE
DALAM FORMULARIUM
5. Memiliki rasio manfaat biaya yang tinggi dalam hal
total treatment, dimana harus mempertimbangkan
administrasi dan biaya yang ditimbulkan.
6. Memilih obat yang sudah dikenal, obat dengan sifat
farmakokinetik yang paling menguntungkan, dan
sebaiknya termasuk obat produksi lokal agar praktis
dalam pendistribusian dan penyimpanan serta dapat
meminimalkan biaya import.
7. Merupakan senyawa tunggal, sediaan kombinasi
hanya dipilih jika memang benar potensinya lebih
baik daripada sediaan tunggal.
8. Didasarkan pada nama generiknya dan disesuaikan
dengan formularium
KEPATUHAN PENGGUNAAN FORMULARIUM

Upaya untuk meningkatkan kepatuhan staf medik


dalam menggunakan obat formularium :
a. PFT harus benar-benar berwibawa, bertugas
dengan baik, dan aktif melaksanakan semua fungsi,
kewajiban, dan tanggung jawab.
b. Sistem formularium harus dipatuhi dan didukung
oleh semua staf profesional pelayanan kesehatan di
RS, yang di dukung oleh peraturan ruma sakit.
c. Larangan penggunaan sampel obat non
formularium di rumah sakit.
d. Format, besarnya, dan penampilan menyenangkan
e. Setiap staff medik mempunyai satu buku
formularium RS
KEPATUHAN PENGGUNAAN FORMULARIUM

f. Staf medik dilibatkan dalam mengambil keputusan


formularium yang akan datang (misalnya, dalam
revisi, pengusulan produk obat masuk, atau
penghapusan ke/dari formularium).
g. IFRS aktif menerbitkan dan menyebarkan buletin
farmasi kepada staf profesional, yang berisi
informasi tentang obat formularium, misalnya
tentang tambahan obat baru masuk formularium,
penghapusan suatu obat formularium, hasil
evaluasi penggunaan obat dan pemantauan reaksi
obat yang merugikan.
h. Produk obat formularium selalu tersedia di IFRS
TERIMA KASIH
KURANG CERDAS DAPAT DIPERBAIKI DENGAN
BELAJAR, KURANG CAKAP DAPAT DIHILANGKAN
DENGAN PENGALAMAN, NAMUN KURANG JUJUR,
SULIT UNTUK DIPERBAIKI
- Mohammad Hatta-

Anda mungkin juga menyukai