Wawancara Dengan Pengawas SMKN 1 Legonkulon
Wawancara Dengan Pengawas SMKN 1 Legonkulon
Jawab :
1. Belajar matematika basik nya tidak memahami sehingga anak kebingungan dalam belajar, misal
saat guru menerangkan tema persamaan kuadrat. Kemampuan basic anak tidak ada, karena
operasi pembagian tidak bisa, sehingga mtivasi lemah karena tdk nymbung dengan apa yg
disampaikan guru.
2. Metode guru saat mengajar tidak sesuai dengan yang diinginkan siswa, guru memakai metode
dan gaya belajar, siswa kinestetik tapi pembelajaran menggunakan audio visual, sehingga
motivasi belajarnya lemah.
3. Lingkungan belajar tidak mendukung, kelas tidak nyaman, udara panas , gerah, jadwal
matematika siang dan sedang panas. Matematika yang sulit semakin dipersulit.
Solusi terbaik bagi masalah motivasi belajar rendah
Jawab :
1. Basik tidak nyambung harus mencari karakteristik kemampuan awal yang karakteristiknya tidak
sesuai, dasar tidak paham jangan dikasih yang susah.
2. Guru harus mengetahui gaya belajar siswa, guru harus memiliki data base gaya belajar siswa
3. Bahan ajar, alat peraga harus disesuaikan dengan anak tersebut
4. Jangan sampai matematika di simpan di siang hari, karena panas, matematika sulit, harusnya
jam nya masih pagi
B. Mengenai pembelajaran matematika yang masih belum inovatif, menurut hemat Bapak,
apakah kira-kira penyebab dari masalah tersebut?
Jawab :
D. Terkait kemampuan literasi dan numerasi siswa yang rendah, terkadang siswa kesulitan
untuk mengaplikasikan matematika dasar yang menjadi prasyarat dalam pembelajaran.
Menusrut bapak apakah penyebabnya dari masalah ini?
jawab :
1. Meloncati prasyarat
Ibu mengajar materi tapi prasyarat diloncat, prasyaratnya dipenui dulu, atau prasyarat dilewat
tapi anak tidak mengerti materinya. Berarti ada diantara dua kemungkinan itu. Jika anak tidak
ada yang bisa satupun, tinggal ibu menentukan bijaknya seerti apa, pemerintah tidak
mementukan kuantitas kompetensi tapi kuaitas kompetensi, makanya ibu jangan melewati
prasyarat. Maka coba lakukan matrikulasi, utk mengecek posisi anak, klo prasyarat belum
dipenuhi harus penuhi dulu, hasil asesemen nasional legon di bawah standar minimal, dilihat
dari rapor pendidikan. Banyak prasyarat yang harus dipenuhi materinya, harus kreatif.
2. Tidak ada matrikulasi di awal
Makanya awal mengajar harus lakukan matrikulasi untuk menggali kemampuan awal siswa ada
dimana. Jangan diloncat. Prasyarat tidak bisa, materi juga apalagi tidak akan bisa.
3. Guru tidak bersinergi saat kurikulum disusun.
Pada saat menyusun kurikulum harus berkumpul bersama terutama masalah literasi, karena
anak itu bisa mengerti kalau bisa menyimak, lalu bagaimana kalau menyimak belum bisa.
Literasi di bawah standar minimal.
1. Semua mapel diperlukan untuk mengasah logika. Termasuk matematika diperlukan untuk
mengasah logika. Kemampuan anak berpikir logis jika sudah mampu menyelesaikan soal hots.
Soal hots penting untuk dikuasai oleh anak, tapi tetap harus menguasai basic, literasinya, dulu.
Bagaimana mengasah kemampuan literasi anak. Jangan dulu mencipta, minimal fokus membaca
dan menyimak. Supaya anak bisa mencerna soal matematika yang hots. Misal dalam soal cerita,
semenatara anak tidak bisa membaca dan menyimak lalu bagamaina anak bisa, kalau literasi
rendah harus tidak, tetap saja tahapan awanya harus diselesaikan dulu. harus koordinasi dengan
guru bahasa sebagai kunci untuk menerapkan soal hots dan juga soal cerita.
Kurangnya komunikasi baik antara siswa, guru atau orangtua. Misal saat di kelas supaya aktif