Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KAPITA SELEKTA MATEMATIKA PENDIDIKAN

MENENGAH
“EKSPONEN”

OLEH:
KELOMPOK II

JEVANUR HERLIAN (A1I120017)


SRI RAHAYU ANAWULA (A1I120031)
ANUGRAH NUR FADHILA (A1I120043)
LA ODE RAHMAT BIWAMBRAGI (A1I120055)
SITTI NIKMAH RIZKI MANIKAM (A1I120069)
YUSTIAN CAHYANI (A1I120081)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala


yang telah memberikan segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
makalah yang berjudul "Eksponen" ini dapat tersusun sampai dengan selesai.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari dosen mata kuliah Kapita Selekta Matematika Pendidikan Menengah. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Eksponen.

Penulis ucapkan terimakasih kepada Ibu Hj. Hasnawati, S.Si., M.Si,


selaku dosen mata kuliah Kapita Selekta Matematika Pendidikan Menengah
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan penulis. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih terhadap
bantuandari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Kendari, November 2022

Kelompok II

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 1

1.3 Tujuan ................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3

2.1 Sejarah Eksponen .............................................................................................. 3

2.2 Pengertian Eksponen ......................................................................................... 3

2.3 Sifat-Sifat Eksponen ......................................................................................... 5

2.4 Fungsi Eksponen ............................................................................................... 7

2.5 Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen ...................................................... 8

2.6 Bentuk akar ...................................................................................................... 11

2.7 Contoh Penerapan Eksponen dalam Kehidupan Sehari-Hari ....................... 12

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 15

3.2 Saran................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, memegang peranan penting
dalam mempercepat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini
disebabkan karena matematika merupakan sarana berpikir untuk menumbuh-
kembangan cara berpikir logis, sistematis dan kritis. Matematika banyak
berhubungan dengan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol yang tersusun
secara hierarkis dan penalarannya deduktif.
Dalam ilmu pengetahuan dan teknologi maupun kehidupan sehari-hari,
fungsi eksponen seringkali digunakan untuk mendeskripsikan suaru peristiwa
pertumbuhan maupun peluruhan. Misalnya uang yang diinvestasikan di
sebuah bank, peluruhan zat radioaktif, pertambahan penduduk dan lain
sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah eksponen?
2. Apa yang dimaksud dengan eksponen?
3. Bagaimana sifat-sifat eksponen?
4. Bagaimana fungsi eksponen?
5. Bagaimana persamaan dan pertidaksamaan eksponen?
6. Bagaimana bentuk akar?
7. Bagaimana penerapan eksponen dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah eksponen
2. Mengetahui pengertian eksponen
3. Mengetahui sifat-sifat eksponen
4. Mengetahui fungsi eksponen

1
5. Mengetahui persamaan dan pertidaksamaan eksponen
6. Mengetahui bentuk akar
7. Mengetahui penerapan eksponen dalam kehidupan sehari-hari

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Eksponen


Jika dilihat dari asal katanya eksponen berasal dari dua suku kata dari
bahasa lain “Expo” dan “Ponere”. Expo berarti berasal atau dari dan ponere
tempat dia sendiri. Penggunaan kata eksponen dalam matematika modern
tercatat pertama kali dalam buku “Arithemetica Integra” yang ditulis oleh
seorang ahli matematika asal Inggris bernama Michael Stifel. Namun
demikian saat itu istilah eksponen hanya digunakan untuk bilangan dasar 2.
Jadi istilah eksponen 3 berarti 23 yang bernilai 8. Ini jelas agak berbeda
dengan konsep eksponen yang saat ini dipakai.
Kemunculan awal eksponen memang belum jelas pastinya. Meskipun
tidak 100% benar banyak yang menyebutkan sistem pangkat eksponen ini
sudah ada sejak zaman Babilonia. Pada abad ke-23 sebelum Masehi,
masyarakat Babel di sekitar wilayah Mesopotamia telah mengenal
pengkuadratan dalam sistem penanggalan mereka.
Konsep eksponen di zaman modern agak berbeda dari konsep Stifel
atau dari masyarakat Babel. Eksponen sekarang digunakan untuk menentukan
berapa kali bilangan tersebut dikalikan dengan ia sendiri. Dengan adanya
eksponen, tidak perlu lagi menuliskan 3 × 3 × 3 × 3 × 3, cukup menuliskan
35 .

2.2 Pengertian Eksponen


Jika a adalah bilangan real dan n adalah bilangan bulat positif maka a n
menyatakan hasil kali bilangan a sebanyak n faktor dan ditulis dengan
𝑎𝑛 = 𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × … × 𝑎

n faktor

3
Bentuk itu dapat disebut sebagai bentuk perkalian berulang dengan
faktor yang sama, yaitu a. Semua bilangan memiliki pangkat, termasuk
bilangan 2 dan 0 yang memiliki pangkat 1 yang tidak perlu dituliskan. a n bisa
sebut “a pangkat n” dengan a sebagai basis dan n sebagai pangkat atau
eksponen. Jadi, misalkan a 5, maka itu akan sama saja dengan 𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × 𝑎 ×
𝑎 atau “a” sebanyak lima kali sesuai dengan pangkat dari a yaitu, 5.
Berikut adalah beberapa definisi yang perlu diketahui:
Definisi 1
Untuk setiap a bilangan real dan a ≠ 0, maka 𝑎0 = 1.
Dapat diartikan bahwa apapun bilangan a itu, selama bukan nol, jika
dipangkatkan nol hasilnya akan selalu 1. Jadi, 20 = 1, 50 = 1 dan 70 = 1.
Contoh dari definisi 1 yaitu:
26 = 2 × 2 × 2 × 2 × 2 × 2
510 = 5 × 5 × 5 × 5 × 5 × 5 × 5 × 5 × 5 × 5
Perhatikan bahwa pernyataan pada definisi 1 tidak mengatakan bahwa untuk
setiap an berlaku an = a × a × a × … × a, namun hanya untuk n sebagai
bilangan bulat positif. Dengan kata lain, terdapat kasus di mana n = bilangan
bulat negatif.

Definisi 2
Jika a adalah bilangan real dengan a ≠ 0 dan n bilangan bulat positif, maka
1 n
a−n = ( )
a
1
Alasan a ≠ 0 tentunya karena bentuk di ruas kanan yaitu, . Jika a = 0, maka
a

akan terjadi pembagian dengan nol yang tak terdefinisi. Terdapat juga syarat n
bilangan bulat positif karena jika n merupakan bilangan bulat negatif misalnya
n = -2, maka a−n → a−(−2) → a2 merupakan bentuk eksponen biasa.
Contoh dari definisi 2 yaitu:
1 3 1
6−3 = ( ) =
6 63

1 5 1
7−5 = ( ) =
7 75

4
Definisi 3
Jika a adalah bilangan real dengan a ≠ 0 dan n bilangan bulat positif, maka
1
an = p adalah bilangan real positif, sehingga pn = a
1
Kita dapat menurunkan sendiri an = p untuk mendapatkan pn = a, yaitu:
1 1 n n
an = p → (an) = pn → an = pn → a = pn → pn = a

Definisi ini akan lebih dipahami pada materi bentuk akar.


Contoh dari definisi 3 yaitu:
1
42 = 2 → 22 = 4
1
83 = 2 → 23 = 8
1
1253 = 5 → 53 = 125

Definisi 4
Jika a adalah bilangan real dengan a ≠ 0 dan m, n bilangan bulat positif, maka
m 1 m
a n = (an ) .

Contoh dari definisi 4 yaitu:


5 1 5
32 = (32 )
3 1 3
75 = (75 )
1 m m
Perhatikan baik-baik bahwa bentuk (an ) = a n tidak dapat disebut m dikali

masuk ke bilangan dalam kurung, sebaiknya katakan bahwa pangkat dari a


dikali dengan pangkat terluar atau yang ada di luar kurung. Untuk itu:
1 𝑚 1 𝑚
(𝑎 𝑛 ) = 𝑎 𝑛×𝑚 = 𝑎 𝑛 .

2.3 Sifat-Sifat Eksponen


1) 𝑎𝑚 ∙ 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚+𝑛 , dengan a ≠ 0; m, n bilangan bulat

5
Contohnya yaitu 23 ∙ 21 = 23+1 = 24 , perhatikan bahwa a = 2, m = 3 dan n
= 1. Jadi, jika terdapat perkalian dua bilangan yang sama, maka pangkat
atau eksponennya akan dijumlahkan, tetapi mengapa bilangannya tersisa
satu?
23 ∙ 21 = (2 × 2 × 2) × (2) = 2 × 2 × 2 × 2 = 24 ,sesuai definisi 1
Jika sudah memahami definisi 1, maka cukup katakan bahwa untuk
perkalian dua bilangan yang sama, maka pangkat atau eksponennya akan
dijumlahkan.
𝑎𝑚
2) = 𝑎𝑚−𝑛 , dengan a ≠ 0; m, n bilangan bulat
𝑎𝑛
34
Contohnya yaitu = 34−2 = 32 = 9, perhatikan bahwa a = 3, m = 4 dan n
32

= 2. Kembali ke definisi 1:
34 3×3×3×3 (3×3)×3×3
= = = 3 × 3 = 32 = 9
32 3×3 (3×3)

Jika sudah memahami definisi 1, maka cukup katakan bahwa untuk


pembagian dua bilangan yang sama, maka pangkat atau eksponennya akan
dikurangkan.
3) (𝑎𝑚 )𝑛 = 𝑎𝑚×𝑛 , dengan a ≠ 0; m, n bilangan bulat
3
Contohnya yaitu (52 ) = 52×3 , perhatikan bahwa a = 5, m = 2 dan n = 3.
Sebagaimana pada definisi 4, sebaiknya katakan bahwa pangkat dari a
dikali dengan pangkat terluar atau yang ada di luar kurung.
4) (𝑎𝑏)𝑚 = 𝑎𝑚 × 𝑏 𝑚 , dengan a, b ≠ 0, dan m bilangan bulat
Contohnya yaitu (7 ∙ 11)3 = 73 × 113 , perhatikan bahwa a = 7, b = 11 dan
m = 3. Mengingat kembali sifat 3 sebelumnya:
(7 ∙ 11)3 = (71 ∙ 111 )3 = 71×3 ∙ 111×3 = 73 × 113 = 343 × 1331 = 456533
Pada dasarnya sifat 4 tidak beda jauh dengan sifat 3, jika 7 dikalikan dulu
dengan 11, maka:
(7 ∙ 11)3 = (77)3 = (771 )3 = 771×3 = 773 = 456533
Apa yang membedakan kedua sifat ini adalah unsur yang ada di dalam
kurung. Sifat 4 memiliki dua unsur yang dikalikan, meskipun sejatinya
sama saja. Agar lebih jelas:

6
(4)3 = (2 × 2)3 = (2 × 2) × (2 × 2) × (2 × 2) = (2 × 2 × 2) ×
(2 × 2 × 2) = 23 × 23 = 26 = 64 , SIFAT 4
(4)3 = 41×3 = 43 = 4 × 4 × 4 = 64 , SIFAT 3
𝑎 𝑚 𝑎𝑚
5) ( ) = , dengan b ≠ 0, dan m bilangan bulat
𝑏 𝑏𝑚

3 2 32
Contohnya yaitu ( ) = 2 , perhatikan bahwa a = 3, b = 2 dan m = 2. Lihat
2 2

kembali sifat 3 dan 4, sifat 5 sama seperti sifat 4 tidak jauh berbeda dengan
sifat 3, pada sifat 5 bukan lagi perkalian dua unsur dalam kurung,
melainkan pembagian dua unsur dalam kurung. Jadi, pangkat luar kurung
dikalikan dengan pangkat unsur pembilang dan pangkat unsur penyebut.
𝑚 𝑝 𝑚+𝑝
𝑚 𝑝
6) (𝑎 𝑛 ) (𝑎𝑛 ) = (𝑎) 𝑛 , dengan a > 0, dan bilangan rasional dan n ≠ 0
𝑛 𝑛
2 1 2+1 3
Contohnya yaitu (133 ) (133 ) = (13) 3 = (13)3 = 131 = 13, perhatikan

bahwa a = 13, m = 2, p = 1 dan n = 3. Jika diamati baik-baik, bukankah


sifat 6 sama saja dengan sifat 1? Mari uji bersama:
2 1 2 1 2+1 3
(133 ) (133 ) = (13)3+3 = (13) 3 = (13)3 = 131 = 13

maka cukup katakan bahwa untuk perkalian dua bilangan yang sama,
maka pangkat atau eksponennya akan dijumlahkan.
𝑚 𝑝 𝑚 𝑝
+ 𝑚 𝑝
7) (𝑎 ) (𝑎 ) = (𝑎)
𝑛 𝑞 𝑛 𝑞 , dengan a > 0, dan bilangan rasional dan n, q ≠ 0
𝑛 𝑞
3 1 3 1 3 2 5
Contohnya yaitu (174 ) (172 ) = (17)4+2 = (17)4+4 = (17)4, perhatikan

bahwa a = 17, m = 3, n = 4, p = 1 dan q = 2. Sama seperti sifat 6, dengan


‘menggunakan’ sifat 1 kita dapat lebih mudah memahami maksud sifat 7.

2.4 Fungsi Eksponen


Sebuah fungsi eksponen dinyatakan dengan
𝑓 (𝑥 ) = 𝑛 × 𝑎 𝑥
di mana a adalah bilangan pokok, a > 0, a ≠ 1, n adalah bilangan real tak nol
dan x adalah sebarang bilangan real.

7
Fungsi eksponen dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu pertumbuhan
eksponensial dan peluruhan eksponensial.
a) Pertumbuhan eksponen
Fungsi pertumbuhan eksponen ditulis dengan:
𝑓(𝑥 ) = 𝑎 𝑥 dengan a > 1
b) Peluruhan eksponen
Fungsi peluruhan eksponen dapat dituliskan sebagai
𝑓(𝑥 ) = 𝑛 × 𝑎 𝑥 , dengan 0 < a < 1, n bilangan real tak nol, x adalah
sebarang bilangan real.

2.5 Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen


1. Persamaan Eksponen
Misalkan ada sebuah persamaan f𝑓(𝑥 ) = 2𝑥. Tentukan nilai 𝑥 apabila
𝑓(𝑥 ) = 8!. Kita dapat menyelesaikannya dengan membentuk sebuah
persamaan 𝑓(𝑥 ) = 2𝑥 :
8 = 2 𝑥 atau 2 𝑥 = 8 atau 2 𝑥 = 23
Persamaan yang memuat bentuk eksponen disebut persamaan
eksponen. Persamaan eksponen dapat berbentuk:
a) 𝑎 𝑓(𝑥) = 1
b) 𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑝
c) 𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑎 𝑔(𝑥)
d) 𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑏 𝑓(𝑥)
e) 𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑏 𝑓(𝑥)
f) [𝑓(𝑥 )] 𝑓(𝑥) = [𝑓(𝑥 )] 𝑔(𝑥)
a dan b dinamakan bilangan pokok, 𝑎, 𝑏 > 0 dan 𝑎, 𝑏 ≠ 1. 𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥)
adalah sebuah fungsi aljabar.
Persamaan eksponen dapat diselesaikan dengan menggunakan sifat-sifat
persamaan eksponen, yaitu:
a) Sifat fungsi atau persamaan eksponen berbentuk 𝑎 𝑓(𝑥) = 1
Jika 𝑎 𝑓(𝑥) = 1 dengan 𝑎 > 0 dan 𝑎 ≠ 1, maka 𝑓(𝑥 ) = 0

8
b) Sifat fungsi atau persamaan eksponen berbentuk 𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑝
Jika 𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑝 dengan 𝑎 > 0 dan 𝑎 ≠ 1, maka 𝑓 (𝑥 ) = 𝑝
c) Sifat fungsi atau persamaan eksponen berbentuk 𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑎 𝑔(𝑥)
Jika 𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑎 𝑔(𝑥) dengan 𝑎 > 0 dan 𝑎 ≠ 1, maka 𝑓 (𝑥 ) = 𝑔(𝑥)
d) Sifat fungsi atau persamaan eksponen berbentuk 𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑏 𝑓(𝑥), (𝑎 ≠ 𝑏)
Jika 𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑏 𝑓(𝑥) dengan 𝑎, 𝑏 > 0 dan 𝑎, 𝑏 ≠ 1, serta 𝑎 ≠ 𝑏, maka
𝑓 (𝑥 ) = 0
e) Sifat fungsi atau persamaan eksponen berbentuk 𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑏 𝑔(𝑥)
Penyelesaian persamaan eksponen berbentuk 𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑏 𝑔(𝑥) dengan 𝑎, 𝑏 >
0 dan 𝑎, 𝑏 ≠ 1 dapat diselesaikan dengan logaritma, yaitu :
log 𝑎 𝑓(𝑥) = log 𝑏 𝑔(𝑥) atau 𝑓(𝑥 ) log 𝑎 = 𝑔(𝑥 ) log 𝑏
f) Sifat fungsi persamaan eksponen berbentuk [𝑈(𝑥 )] 𝑓(𝑥) = [𝑈(𝑥 )] 𝑔(𝑥)
Jika [𝑈(𝑥 )] 𝑓(𝑥) = [𝑈(𝑥 )] 𝑔(𝑥) maka nilai 𝑥 diperoleh dari:
1. 𝑓 (𝑥 ) = 𝑔 (𝑥 )
2. 𝑈 (𝑥 ) = 1
3. 𝑈 (𝑥 ) = 0, jika nilai 𝑥 memenuhi syarat 𝑓(𝑥) ≥ 0 dan 𝑔(𝑥) > 0
4. 𝑈 (𝑥 ) = −1, jika nilai 𝑥 memenuhi syarat 𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥) kedua-
duanya ganjil atau kedua-duanya genap.
g) Sifat fungsi persamaan eksponen berbentuk 𝐴{𝑎 𝑓(𝑥) }2 + 𝐵𝑎 𝑓(𝑥) } + 𝐶 = 0
Himpunan penyelesaian dari persamaan eksponen 𝐴{𝑎 𝑓(𝑥) }2 + 𝐵𝑎 𝑓(𝑥) } +
𝐶 = 0 (𝑎 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ≠ 1, 𝐴, 𝐵, 𝑑𝑎𝑛 𝐶 bilangan real dan 𝐴 ≠ 0) dapat
ditentukan dengan cara mengubah persamaan eksponen itu ke dalam
persamaan kuadrat.

Contoh Soal:
1. Tentukan penyelesaian dari persamaan eksponensial berikut ini:
22𝑥−7 = 81−𝑥 !
Jawab:
Pertama-tama kita menyamakan basis pada kedua ruas:
22𝑥−7 = 81−𝑥

9
22𝑥−7 = (23 )1−𝑥
22𝑥−7 = 23−3𝑥
Selanjutnya, berlaku sifat ketiga (𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑎 𝑔(𝑥) ), sehingga:
2𝑥 − 7 = 3 − 3𝑥
5𝑥 = 10
𝑥=2
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah (2)

2. Tentukan penyelesaian dari persamaan eksponensial berikut ini:


1
1
22(𝑥−6) = 5 (82 ) !
2

Jawab:
1
1
22(𝑥−6) = 5 (8 )
2
2
1
22𝑥−12 = 2−5 (23 )2
3
22𝑥−12 = 2−5 (2)2
−7
22𝑥−12 = 2 2
−7
2𝑥 − 12 =
2
7
2𝑥 = 12 −
2
17
2𝑥 =
2
17
𝑥=
4
17
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah .
4

2. Pertidaksamaan Eksponen
Penyelesaian dari pertidaksamaan eksponen menggunakan sifat fungsi
monoton naik dan sifat fungsi monoton turun pada fungsi-fungsi eksponen
baku.
Sifat fungsi monoton naik (𝒂 > 𝟏)
 Jika 𝑎 𝑓(𝑥) ≥ 𝑎 𝑔(𝑥) , maka 𝑓(𝑥) ≥ 𝑔(𝑥)

10
 Jika 𝑎 𝑓(𝑥) ≤ 𝑎 𝑔(𝑥) , maka 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥)

Sifat fungsi monoton turun (𝒂 < 𝟏)


 Jika 𝑎 𝑓(𝑥) ≥ 𝑎 𝑔(𝑥) , maka 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥)
 Jika 𝑎 𝑓(𝑥) ≤ 𝑎 𝑔(𝑥) , maka 𝑓(𝑥) ≥ 𝑔(𝑥)

Bentuk Pertidaksamaan Eksponen


Dari fungsi dan persmaan eksponen, kita akan mempelajari
pertidaksamaan eksponen dengan bilangan pokok yang sama.
𝑎 𝑓(𝑥) … 𝑎 𝑔(𝑥)
Keterangan:
 𝑎 adalah bilangan pokok, 𝑎 > 0, 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ≠ 1
 Tanda … dapat ditulis dengan salah satu tanda pertidaksamaan : <, >, ≤, ≥

2.6 Bentuk akar


a.Hubungan bilangan pangkat dan akar
Bentuk akar didefiniskan sebagai berikut
𝑚
Untuk setiap bilangan real a dengan adalah bilangan rasional dan n > 0,
𝑛

didefinisikan:
𝑚 𝑚 𝑚
𝑛 𝑛
𝑎 𝑛 = ( √𝑎 ) atau 𝑎 𝑛 = √ 𝑎𝑚
b. Merasionalkan bentuk akar
Untuk merasionalkan bentuk akar, dapat dilakukan dengan beberapa cara
𝑎
tergantung bentuknya. Untuk merasionalkan bentuk , lakukan dengan
√𝑏

√𝑏
mengalikan penyebut sekawannya yaitu , sehingga diperoleh:
√𝑏

𝑎 𝑎 √𝑏 𝑎
= × = √𝑏
√𝑏 √𝑏 √𝑏 𝑏
𝑐 𝑐 𝑐 𝑐
Untuk merasionalkan bentuk , , , 𝑑𝑎𝑛 dilakukan
√𝑎+√𝑏 𝑎+√𝑏 √𝑎−√𝑏 𝑎−√𝑏

dengan mengalikan dengan penyebut sekawannya yaitu √𝑎 + √𝑏, √𝑎 −


√𝑏, 𝑎 + √𝑏 dan 𝑎 − √𝑏.

11
2.7 Contoh Penerapan Eksponen dalam Kehidupan Sehari-Hari
1. Untuk mengamati pertumbuhan suatu bakteri pada inangnya, seorang
peneliti mengambil potongan inang yang sudah terinfeksi bakteri tersebut
dan mengamatinya selama 5 jam pertama. Pada inang tersebut, terdapat 30
bakteri. Setelah diamati, bakteri tersebut membelah menjadi dua setiap 30
menit. Gambarkan grafik pertubuhan bakteri tersebut dan berapa banyak
bakteri yang tumbuh pada jam ke-5?
Penyelesaian:
Fase (30 menit) 0 1 2 3 4 5

Banyak Bakteri 30 60 120 240 480 960

Untuk x = 0, banyak bakteri = 30


Untuk x = 1, banyak bakteri = 60
Untuk x = 2, banyak bakteri = 120 = 2².30;
Untuk x = 3, banyak bakteri = 240 = 2³.30;
Untuk x = 4, banyak bakteri = 480 = 2⁴.30;
Pertumbuhan bakteri dapat dimodelkan dengan fungsi eksponen

𝑓(𝑥 ) = 30 ∙ (2 𝑥 )
Grafik fungsi eksponen pertumbuhan bakteri𝑓 (𝑥 ) = 30 ∙ (2 𝑥 ) dapat
digambarkan sebagai berikut.
(a). Menentukan titik potong grafik dengan sumbu Y
(b). Menentukan titik-titik bantu dengan mendaftarkan nilai x dan
y/f(x).
(c). Melukis grafik
Fase (30 menit) 0 1 2 3 4 5

Banyak Bakteri 30 60 120 240 480 960

12
Jam ke-5 terjadi pada fase ke-10 (ingat kembali pembelahan terjadi
setiap 30 menit), sehingga:
𝑓(10) = 30 ∙ (210 ) → 𝑓 (10) = 30 ∙ (1024) → 𝑓 (10) = 30720
Jadi banyak bakteri yang tumbuh pada jam ke-5 atau fase ke-10 adalah
30.720 bakteri.

2. Seorang petani membutuhkan dana sebesar Rp.5.000.000 pada 10 tahun


yang akan datang. Berapa banyak uang yang harus ditabung oleh petani
mulai saat ini dengan bungan 24% per tahun untuk memperoleh jumlah
uang yang diharapkan?
Penyelesaian:
Untuk menentukan penyelesaian masalah tersebut maka digunakan
prinsip bunga majemuk, yaitu : 𝑦 = 𝑝(1 + 𝑟)𝑚𝑡 , dengan
y = modal akhir atau besar modal pada tahun ke-n = Rp.5.000.000
p = modal awal atau besar modal pada tahun ke-0
r = besar bunga per tahun = 24%
m = keliapatan bungan yang dibayarkan per tahun = 1
t = waktu = 10
Sehingga:
𝑦 = 𝑝(1 + 𝑟)𝑚𝑡
24 1(10)
5.000.000 = 𝑝(1 + )
100

13
5.000.000 = 𝑝(1 + 0,24)10
5.000.000
𝑝=
(1,24)10

𝑝 = 581.771,49
Jadi, banyaknya uang yang harus ditabung mulai saat ini sebesar
Rp.581.771,59.

3. Pada tahun 2014, jumlah penduduk di Kabupaten Blitar adalah 278.741


jiwa. Berapakah perkiraan jumlah penduduk Kabupaten Blitar pada tahun
2024, jika diketahui laju pertumbuhan penduduk eksponensialnya adalah
2,99%?
Penyelesaian:
Untuk menentukan penyelesaian masalah tersebut, digunakan rumus laju
pertumbuhan penduduk, yaitu : 𝑃𝑡 = 𝑃0 𝑒 𝑟𝑡 , dengan
𝑃𝑡 = jumlah penduduk pada tahun ke-t
𝑃0 = jumlah penduduk pada tahun awal = 278.741
t = jangka waktu = 10
r = laju pertumbuhan penduduk = 2,99%
e = bilangan eksponensial yang besarnya 2,71828182
Sehingga:
𝑃𝑡 = 𝑃0 𝑒 𝑟𝑡
𝑃𝑡 = 278.741 × 𝑒 2,99%(10)
𝑃𝑡 = 278.741 × 𝑒 0,0299(10)
𝑃𝑡 = 278.741 × 1.34850962347291
𝑃𝑡 = 375.849
Jadi, perkiraan jumlah penduduk di Kabuppaten Blitar pada tahun 2014
adalah 375.849 jiwa.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terdapat empat definisi dari eksponen, yaitu: 1) Untuk setiap a
bilangan real dan a ≠ 0, maka a0 = 1. 2) Jika a adalah bilangan real dengan a ≠
1 n
0 dan n bilangan bulat positif, maka a−n = ( ) . 3) Jika a adalah bilangan real
a
1
dengan a ≠ 0 dan n bilangan bulat positif, maka an = p adalah bilangan real
positif, sehingga pn = a. dan 4) Jika a adalah bilangan real dengan a ≠ 0 dan
m 1 m
m, n bilangan bulat positif, maka a n = (an ) .

Terdapat pula beberapa sifat eksponen, seperti sifat operasi bilangan


berpangkat bulat, dan sifat operasi bilangan pangkat rasional.
Fungsi eksponen ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti
untuk menghitung pertambahan dan peluruhan penduduk.

3.2 Saran
Diharapkan agar pembaca dapat memahami dan menambah
pengetahuan serta wawasan tentang eksponen.

15
DAFTAR PUSTAKA

. “Penerapan Fungsi Eksponensial dalam Kehidupan Sehari-hari”,


https://www-kelaspintar-
id.cdn.ampproject.org/v/s/www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/penerapan-
fungsi-eksponensial-dalam-kehidupan-sehari-hari-2-
10031/amp/?usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D&amp_js_v
=a9&amp_gsa=1#referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&csi=0&a
mpshare=https%3A%2F%2Fwww.kelaspintar.id%2Fblog%2Ftips-
pintar%2Fpenerapan-fungsi-eksponensial-dalam-kehidupan-sehari-hari-2-
10031%2F, diakses pada 10 November 2022
.“Contoh Soal dan Pembahasan - Persamaan Eksponen”,
https://www.sheetmath.com/2018/03/contoh-soal-dan-pembahasan-
persamaan-Eksponen.html?m=1, diakses pada 10 November 2022
Farah. 2019. “Makalah Eksponen”,
https://www.scribd.com/document/436797926/Makalah-Eksponen-docx,
diakses pada 10 November 2022
Setiawan, YE. “Materi Kelas X SMA/MA Kurikulum 2013 Eksponen
(Perpangkatan)”,
https://www.academia.edu/9536883/Materi_Kelas_X_SMA_MA_Kurikul
um_2013_Eksponen_Perpangkatan_, diakses pada 10 November 2022
Yasmin, P. 2021. “Contoh Soal Persamaan Eksponen Kelas 10 dan
Pembahasannya Lengkap”, https://www-detik-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5706686/contoh-soal-persamaan-eksponen-kelas-10-dan-pembahasannya-
lengkap/amp?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArAB
IIACAw%3D%3D#top, diakses pada 10 November 2022

16

Anda mungkin juga menyukai