Anda di halaman 1dari 4

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian:


3.1.1 Desain
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
laboratorium. Metode penelitian eksperimen merupakan penelitian
kualitatif, pada umunya dikenal sebagai metode penelitaan yang
melakukan percobaan dengan perlakuan/ tindakan di laboratorium
secara in vitro maupun in vivo, yaitu secara in vitro dengan sel,
enzim, atau islosasi dari suatu sistem, secara in vivo yaitu dengan
hewan uji maupun manusia, baik klinik maupun praklinik.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Evektivitas antibakteri
kombinasi ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmanii), dan
ekstrak daun kunyit (Curcuma longa Linn) terhadap bakteri
Staphylococcus aureus.

3.1.2 Populasi dan sampel


Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri
dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-
gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data
yangmemiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian
(Margono, 2004). Berdasarkan pengertian populasi tersebut,
populasi pada penelitian ini adalah kayu manis dan daun kunyit
yang dibuat menjadi ekstrak kental dengan metode maserasi.
Sampel adalah sebagain anggota populasi yang diambil
dengan menggunakan teknik pengambilan sampling (Husain dan
Purnomo, 2001). Sampel dalam penelitian ini adalah ekstrak kental
dari kayu manis dan daun kunyit yang diekstraksi menggunakan
metode maserasi.
Rancangan konsentrasi sampel dalam penelitian ini antara
lain:
1. Kombinasi ekstrak etanol kayu manis 25% + ekstrak
etanol daun kunyit 25%
2. Kombinasi ekstrak etanol kayu manis 50% + ekstrak
etanol daun kunyit 50%
3. Kombinasi ekstrak etanol kayu manis 75% + ekstrak
etanol daun kunyit 25%
4. Kombinasi ekstrak etanol kayu manis 25% + ekstrak
etanol daun kunyit 75%
5. Ekstrak etanol kayu manis 100% + ekstrak etanol daun
kunyit 0%
6. Ekstrak etanol kayu manis 0% + ekstrak etanol daun
kunyit 100%
Dengan ulangan masing-masing konsentrasi sebanyak 3
kali ulangan.

3.1.3 Tempat penelitian


Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi,
Fakultas Kesehatan, Universitas Indonesia Maju, Jakarta Selatan
sebagai tempat pengujian antibakteri.

3.2 Prosedur penelitian dan tahapan penelitian


Persiapan alat
Alat yang di gunakan untuk penelitian ini adalah : Erlemeyer, hot
plate, tabung reaksi, autoclave, beaker glass, jarum ose, inkubator, gelas
ukur, cawan petri, blender, saringan, mikroskop, pipet tetes, alat ukur,
batang pengaduk, pinset, wadah maserasi (botol gelap), rotary evaporator,
dan corong pemisah.
Persiapan bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: kayu manis,
daun kunyit, bakteri Staphylococcus aureus yang diambil dari biakan
murni, kertas cakram, swab kapas, kaca benda, spritus, kaca penutup,
Sabouraud Dextrose Agar (SDA), kontrol positif (+) tablet amoxicilin dan
kontrol negatif (-) larutan Carboxymethyl cellulose (CMC) 1%, dan
larutan standar Mc Farland. Mc. Farland adalah suspensi standar yang
menunjukkan kekeruhan larutan NaCl 0,9%, Alkohol 70%, aquadest,
larutan etanol, dan lain-lain.

Prosedur kerja
a. Penyiapan sampel
1. Disiapkan
b. Uji fitokimia
c. Uji antibakteri
Sterilisasi alat dan bahan
Semua alat dan bahan yang akan digunakan disterilisasi dengan
oven pada temperatur 170°C selama 2 jam atau pada suhu 180°C selama 1
jam yang sebelumnya dicuci bersih, dikeringkan, dan dibungkus dengan
kertas perkamen.
Pembuatan simplisia dan ekstrak kayu manis dan daun kunyit
Persiapan sampel atau pembuatan sampel
Simplisia adalah bahan alam atau tumbuhan yang telah dikeringkan
dengan suhu pengeriangan simplisia tidak lebih dari 60oC (Anonim, 2010).
Kulit batang kayu manis dan daun kunyit kira-kira 1 kg dicuci dengan air
mengalir kemudian dikeringkan dengan cara dianginkan. Sampel yang
telah kering diblender menjadi serbuk kayu manis dan daun kunyit.

Ekstraksi
Pada penelitian ini, dilakukan beberapa langkah penelitian yang
dimulai dari kayu manis dan daun kunyit yang diekstraksi menggunakan
ekstraksi maserasi dengan pelarut etanol 96%, selanjutnya sisa pelarut
ekstraksi diuapkan menggunakan rotary evaporator.

Metode difusi cakram (uji kirby-bauer)


Prinsip dari metode difusi cakram adalah menempatkan kertas
cakram yang sudah mengandung bahan antimikroba tertentu pada medium
lempeng padat yang telah dicampur dengan jamur yang akan diuji.
Medium ini kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 18-24 jam,
selanjutnya diamati adanya zona jernih disekitar kertas cakram. Daerah
jernih yang tampak di sekeliling kertas cakram menunjukkan tidak adanya
pertumbuhan mikroba. Jamur yang sensitif terhadap bahan antimikroba
akan ditandai dengan adanya daerah hambatan disekitar cakram,
sedangkan jamur yang resisten terlihat tetap tumbuh pada tepi kertas
cakram. (Tortora et al, 2011).

Anda mungkin juga menyukai