Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REPORT

MANAJEMEN PENDIDIKAN

Anggota Kelompok: 1. Gita Febriyanti Simbolon (2223132037)


2. Yuhelma Annisa (2223132028)
3. Agustina Sihombing(2223132044)
4. Hiskia Simarmata(2223332003)

Dosen Pengampu : Dr. Surya M. Hutagalung, S.Pd.,M.Pd


Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan anugrah dari- Nya
Kami dapat menyelesaikan Critical Book Report ini. Kami sangat bersyukur karena dapat
menyelesaikan CBR yang menjadi tugas wajib mata kuliah Manajemen Pendidikan di
Universitas Negeri Medan.
Disamping itu, kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis selama pembuatan makalah ini berlangsung dan kepada
dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan yaitu ibu Dr. Surya M. Hutagalung,
S.Pd.,M.Pd sehingga dapat terselesaikanlah laporan CBR ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca khususnya bagi kami sendiri. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
terhadap makalah ini agar kiranya nanti penulis dapat membuat yang lebih bagus dan lebih
baik lagi. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangan
yang mungkin kami tidak sadari.

Medan, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................................4
1.4 Informasi Buku...................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
2.1 Ringkasan Buku Pertama...................................................................................................................5
2.2 Ringkasan Buku Kedua.......................................................................................................................9
2.3 Ringkasan Buku Ketiga.....................................................................................................................11
BAB III........................................................................................................................................................12
1.1Kelebihan Buku.................................................................................................................................12
3.2 Kelemahan Buku..............................................................................................................................12
BAB IV........................................................................................................................................................12
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................................12
4.2 Saran................................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manajemen Pendidikan secara umum adalah suatu proses perencanaan, penyusunan,


pelaksanaan, dan pengawasan, dalam mengelola segala sumber daya yang berupa manusia,
uang, material, metode, mesin, market, waktu, dan informasi, untuk mencapai tujuan
dengan efektif dan efisien dalam bidang pendidikan.

Manajemen bidang pendidikan dalam suatu bisnis atau perusahaan dilaksanakan secara
langsung oleh manajer pendidikan untuk mewujudkan pelaksanaan aktivitas pendidikan yang
sesuai target.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja isi pokok dari buku?


2. Apa saja kelebihan dari isi buku?
3. Apa saja kekurangan dari isi buku?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan critical book report ini adalah untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan
dari buku dan isi pokok yang berjudul manajemen Pendidikan. Dan sebagai pemenuhan tugas
saya dalam mata kuliah manajemen pendidikan serta pada dasarnya tujuan penulisan critical
book review ini bukan untuk menghina, merendahkan dan mencari kesalahan penulis
namun bisa dijadikan masukan kepada penulis berupa kritik dan saran terhadap isi, substansi,
cara penulisan buku.

1.4 Informasi Buku


 Buku Pertama
 
Judul : Manajemen Pendidikan
 
Penulis  : Leni Nurmiyanti
 
Penerbit : Widina Bakti Persada Bandung
 
ISBN                     : 978-623-6608-44-9

Tahun Terbit          : 2020


 
Tebal Buku            : 290 Halaman

 Buku Kedua

Judul : Manajemen Pendidikan Karakter


 
Penulis  : Dr (C). Irjus Indrawan, S.Pd.I., M.Pd.I.

 Penerbit : CV. Pena Persada Redaksi


 
ISBN                     : 978-623-6504-10-9

Tahun Terbit          : 2020


 
Tebal Buku            : 231 Halaman

 Buku Ketiga

Judul : Manajemen Pendidikan di Era Globalisasi


 
Penulis  : Mohamad Mustari, Ph.D.

 Penerbit : RajaGrafika Persada Jakarta


 
ISBN                     : 9789797697754

Tahun Terbit          : 2014


 
Tebal Buku            : 258 Halaman
BAB II
RINGKASAN BUKU

2.1 Ringkasan Buku Pertama

Manajemen merupakan serangkaian aktivitas pengelolaan sumber daya yang ada dalam suatu
organisasi oleh sumber daya manusia yang ada di dalam organisasi tersebut untuk mencapai
tujuan organisasi. Manajemen merupakan inti dari pelaksanaan dari segala kegiatan operasional
dalam suatu organisasi. Dengan adanya manajemen yang baik tentu saja akan mencapai tujuan
organisasi secara maksimal dan sebaliknya tanpa manajemen yang baik, tujuan organisasi akan
sangat sulit untuk dicapai. Manajemen dilakukan oleh seorang pemimpin yang disebut manager.
Di masing-masing organisasi mempunyai sebutan pemimpin yang berbeda-beda. Di organisasi
pada umumnya disebut manager, namun di dunia pendidikan pemimpin itu adalah seorang
kepala sekolah sebagai pelaksana kegiatan managerial di lingkungan pendidikan. Baik di
organisasi pada umumnya ataupun di dunia pendidikan, seorang manager harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan tentang manajemen sekalipun itu hanya pengetahuan dasarnya.
Karena tanpa pengetahuan dan keterampilan manajemen, tidak mungkin seorang manager
mampu melaksanakan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang
manager. Bisa jadi bukan saja tidak mampu melaksanakan apa yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya sebagai seorang manager, tidak menutup kemungkinan seorang manager tanpa
pengetahuan dan keterampilan manajemen bahkan tidak mengetahui apa sesungguhnya yang
menjadi tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang manager. Sepak terjang seorang
manager dalam mengelola sumber daya yang ada dalam organisasi sangat tergantung pada
kompetensi manageritu sendiri. Manajer harus mengupayakan adanya keseimbangan antara
keefektifan dan keefisienan dalam melaksanakan kegiatan manajemen.

DEFINISI MANAJEMEN PENDIDIKAN

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kegiatan manajemen di lingkungan sekolah
dilaksanakan oleh seorang kepala sekolah sebagai manager. Kegiatan manajemen di sekolah
dilakukan oleh kepala sekolah selaku seorang manager sekolah melalui pemberian komando
atas keputusan yang telah disepakati dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekolah
untuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan sekolah pada khususnya.
Kemajuan atau kemunduran sebuah sekolah tergantung pada kemampuan manajerial seorang
kepala sekolah. Oleh karena itu seorang kepala sekolah harus menguasai konsep dasar
manajemen pendidikan sebagai acuan bagi kepala sekolah untuk mengelola satuan pendidikan
yang dipimpinnya. Seorang kepala sekolah tanpa pengetahuan manajemen pendidikan tidak
akan mampu bekerja dengan baik karena tidak ada dasar/landasan bagi kepala sekolah untuk
melakukan tugas dan tanggung jawabnya dan bahkan apa yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya sebagai seorang kepala sekolah juga tidak diketahuinya. Tidak adanya dasar/landasan
bagi kepala sekolah dalam mengelola sekolah akan menyebabkan mutu pendidikan akan hancur
dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai maksimal karena kepala sekolah hanya akan
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya hanya berdasarkan pendapatnya sendiri saja. Oleh
karena itu tidaklah mudah untuk menjadi seorang kepala sekolah karena harus memenuhi
persyaratan minimal harus memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana, memiliki sertifikat
pendidik, memiliki pengalaman mengajar paling sedikit 6 (enam) tahun dan memiliki penilaian
prestasi kerja guru “baik” selama 2 (dua) tahun terakhir (Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018).
Ditambah lagi sekarang ini, seorang kepala sekolah harus memiliki NUKS (Nomor Unik Kepala
Sekolah). Seorang kepala sekolah tanpa NUKS tidak berhak menandatangani ijazah dan tidak
berhak mendapat Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah. Kepala sekolah selaku
manager di sekolah harus mampu melakukan perencanaan dan pengendalian serta penafsiran
kecerdasan dan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan sesuai kompetensi masing-
masing pendidik dan tenaga kependidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Di antara kepala
sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, siswa, orang tua siswa dan komite harus memiliki
persepsi yang sama terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai satuan pendidikan
dengan tujuan agar adanya pandangan yang sama terhadap arah pencapaian visi, misi, tujuan
dan sasaran yang telah disepakati. Manajemen pendidikan merupakan proses kerja yang
sistematik, sistemik dan komprehensif untuk mengembangkan pendidikan dan mencapai tujuan
pendidikan melalui pelaksanaan fungsi manajemen (Andang, 2014). Pendapat lain mengatakan
bahwa manajemen pendidikan merupakan proses kegiatan usaha yang dilakukan secara
terencana dan sistematis untuk mengelola semua kegiatan pendidikan antara pendidik dan
peserta didik serta dengan lingkungannya (hapidin, dkk, 2013). Sementara menurut Engkoswara
dan Aan (2018) menyatakan bahwa manajemen pendidikan merupakan serangkaian aktivitas
mulai dari perencanaan sampai evaluasi serta pelaporan secara sistematis terhadap kegiatan
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas Hakikat manajemen pendidikan
tidak terlepas dari mutu pendidikan. Hakikat manajemen pendidikan ini menyangkut bagaimana
kepala sekolah selaku manager di sekolah dalam mengelola seluruh kegiatan pendidikan di
sekolah untuk mengembangkan keseluruhan sistem yang terikat secara integral dalam
pendidikan yang akhirnya akan bermuara pada peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan
ini yang menjadi kunci utama untuk mempertahankan keberadaan dan peningkatan prestasi
peserta didik di satuan pendidikan yang dipimpin oleh kepala sekolah. Jadi manajemen
pendidikan adalah kegiatan pengembangan pendidikan secara sistematis untuk meningkatkan
mutu pendidikan melalui pelaksanaan fungsi manajemen.

FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN

Manajemen pendidikan berfungsi sebagai tolak ukur dalam pengembangan kinerja dari seluruh
elemen lembaga pendidikan untuk menciptakan lulusan peserta didik yang berkualitas ,
bermoral dan berkarakter baik. Kepala sekolah selaku manager di sekolah harus mengerti
penerapan manajemen pendidikan terutama dalam hal kepemimpinan untuk mempengaruhi
seluruh elemen pendidik dan tenaga kependidikan yang ada dalam lingkungan sekolah agar mau
bekerja sesuai dengan kompetensinya. Untuk itu kepala sekolah harus memiliki kompetensi
dalam mengenal kompetensi dan karakteristik dari masingmasing komponen yang ada di
sekolah agar mampu menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat sesuai dengan
kompetensi keahliannya dalam waktu yang tepat. Fungsi manajemen pendidikan meliputi:
1. Planning, yaitu upaya perencanaan kegiatan pendidikan berupa program kerja yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan.

2. Organizing, yaitu kegiatan mengelola pendidik dan tenaga kependidikan melalui penetapan
struktur untuk mengetahui pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing elemen
yang ada di sekolah.

3. Staffing, yaitu kegiatan menempatkan pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan
kompetensi keahliannya masing-masing mulai dari perekrutan, penempatan, pelatihan,
pendidikan dan pengembangan kompetensi keahlian dari pendidik dan tenaga kependidikan
yang merupakan aset utama dalam lembaga pendidikan.

4. Directing, yaitu kegiatan pemberian instruksi, bimbingan, arahan, motivasi dan teladan dari
kepala sekolah sebagai manager sekolah kepada pendidik dan tenaga kependidikan agar tujuan
pendidikan dapat tercapai.

5. Coordinating, yaitu kegiatan mengkoordinasikan agar terjadi keseimbangan pelimpahan tugas


dan tanggung jawab kepada setiap elemen yang ada dalam lembaga pendidikan.

6. Controlling, yaitu kegiatan mengevaluasi terhadap keseluruhan kegiatan pendidikan yang


telah dilaksanakan untuk dijadikan koreksi perbaikan untuk pelaksanaan kegiatan pendidikan
yang akan datang (Saebani dan Koko, 2016).

Pendapat lain mengatakan fungsi manajemen pendidikan meliputi:

1. Perencanaan adalah proses penetapan keputusan, kegiatan dan proses kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapaitujuan.

2. Pengorganisasian adalah proses pembagian tugas dan tanggung jawab dalam integrasi
hubungan kerja sesuai dengan bidang kerja masingmasing untuk mencapai tujuan.

3. Pengawasan adalah tindakan penilaian dan koreksi terhadap kegiatan pendidikan yang
dilakukan oleh pendidik dan tenaga kependidikan agar sesuai dengan arah pencapaian tujuan
(Maujud, 2018).

TUJUAN DAN FUNGSI MANAJEMEN PESERTA DIDIK

1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik.

2. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan) bakat dan minat peserta
didik.

3. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.

4. Dengan tercapai tujuan pada poin 1, 2, dan 3 di atas maka diharapkan peserta didik dapat
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup, yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik
dan tercapai cita-cita mereka (Imron, 2016, p. 12).

PRINSIP MANAJEMEN PESERTA DIDIK


1. Peserta didik harus diperlakukan sebagai subjek bukan objek sehingga harus didorong untuk
berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan dengan kegiatan mereka.

2. Kondisi peserta didik sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual,
sosial, ekonomi, minat dan lainnya. Karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam
sehingga setiap peserta didik memiliki wahana untuk berkembang secara optimal.

3. Peserta didik hanya akan termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan.

4. Pengembangan potensi peserta didik tidak hanya menyangkut ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.

2.2 Ringkasan Buku Kedua

Manusia merupakan makhluk multi dimensi karena hakikat manusia jika dilihat dari kedudukan
kodratnya, manusia terdiri atas dua unsur yakni sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan
sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri, manusia dalam batas-
batas tertentu memiliki kemauan bebas (free-will) yang menjadikan manusia memiliki
kemandirian dan kebebasan. Sebagai makhluk Tuhan, manusia tidak bisa melepaskan diri dari
ketentuan-ketentuan Tuhan (takdir-Nya). Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Karena manusia mempunyai
akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, serta mampu membatasi diri dengan
perbuatan yang tidak harus dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan mana yang positif dan
mana yang negative.
Pada dasanya manusia tersusun atas dua unsur yaitu materi dan immateri, jasmani dan rohani.
Unsur materi (tubuh) manusia berasal dari tanah dan roh manusia berasal dari substansi
immateri. Tubuh mempunyai daya fisik jasmani yaitu mendengar, melihat, merasa, meraba,
mencium dan daya gerak. Sedangkan roh mempunyai dua daya yaitu daya berfikir yang disebut
dengan akal yang bepusat dikepala dan daya rasa yang berpusat di hati (Rohiman Notowidagdo
1996:17).
Menurut Mustafa Zahri (1976:121) unsur immateri pada manusia terdiri dari roh, qalbu, aqal,
dan nafsu. Unsur-unsur immateri manusia diuraikan sebagai berikut:

1. Roh
Roh diartikan sebagai pemberian hidup dari Tuhan kepada manusia. Roh ini mendapat
perintah dan larangan dari Tuhan. Bertanggung jawab atas segala gerak-geriknya dan
memegang komando atas segala kehidupan manusia. Roh bukan jasad dan bukan pula
tubuh. Keberadaannya tidak melekat pada sesuatu..

2. Hati
Menurut Al-Ghazali, qalb memiliki dua arti yaitu arti fisik dan metafisik. Arti fisik yaitu
jantung, berupa segumpal daging yang berbentuk buat memanjang yang terletak di pinggir
dada sebelah kiri. Sedangkan arti metafisik, yaitu batin sebagai tempat pikiran yang sangat
rahasia dan murni, yang merupakan hal yang lathif (yang halus) yang ada pada diri
manusia. Qalb ini bertanggung jawab kepada Tuhan, ditegur, dimarahi serta dihukum. Qalb
menjadi bahagia apabila selalu ada di sisi Tuhan dan berusaha melepaskan dari belenggu
selain Tuhan. Dengan qalb manusia dapat menangkap rasa, mengetahui dan mengenal
sesuatu dan pada akhirnya memperoleh ilmu (Dawam Raharjo, 1987:7).

3. Akal
Manusia memiliki sesuatu yang tidak ternilai harganya, anugerah yang sangat besar dari
Tuhan, yakni akal. Sebagai makhluk yang berakal, manusia dapat mengamati sesuatu.
Dalam pandangan Al-Ghazali, akal mempunyai empat pengertian yaitu:
a. Sebutan yang membedakan manusia dengan hewan.
b. Ilmu yang lahir disaat anak mencapai usia akil balig, sehingga dapat membedakan
perbuatan baik dan buruk.
c. Ilmu-ilmu yang didapat dari pengalaman sehingga dapat dikatakan ―siapa yang
banyak pengalaman, maka ia ornag yang berakal.
d. Kekuatan yang dapat menghentikan dorongan naluriyah untuk menerawang jauh
ke angkasa, mengekang dan menundukkan syahwat yang selalu menginginkan
kenikmatan (Ali Gharishah. Tt: 18-19) .

4. Nafsu
Nafsu dalam istilah psikologi lebih dikenal dengan sebutan daya karsa, dalam bentuk
bereaksi, berusaha, berbuat, berkemauan, atau berkehendak. Pada prinsipnya nafsu selalu
cenderung pada hal yang sifatnya keburukan, kecuali nafsu tersebut dapat dikendalikn
dengan dorongandorongan yang lai, seperti drongan akal, dorongan hati nurani yang selalu
mengacu pada petunjuk Tuhan.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, secara kodrati dianugerahkan hak
dasar yang disebut hak asasi tanpa perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Manusia
juga memiliki suatu keluhuran dan martabat naluriah, motivasi, atau pendorong manusia
dalam berbagai hal. Manusia sebagai makhluk sosial tentu saja ingin memenuhi segala
kebutuhannya baik kebutuhan primer, sekunder, ataupun kebutuhan tersier. Setiap
perbuatan yang dilakukan oleh manusia dengan adanya sebuah dorongan akan
pemenuhan suatu hal tertentu, yaitu motivasi. Motivasi merupakan suatu dorongan untuk
mewujudkan perilaku tertentu yang terarah, sebagai pendorong kemampuan, usaha,
keinginan, menentukan arah dan menyeleksi tingkah laku kepada suatu tujuan tertentu
Tujuan Pendidikan Karakter
Pada dasarnya Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian
pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter
diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai
karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Pendidikan adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek teori
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut
Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan
efektif, dan pelaksanaannya pun harus dilakukan secara sistematis dan
berkelanjutan.
Melalui pendidikan karakter, seorang anak akan menjadi cerdas, tidak hanya
otaknya namun juga cerdas secara emosi. Kecerdasan emosi adalah bekal
terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan. Dengan
kecerdasan emosi, seseorang akan dapat berhasil dalam menghadapi segala macam
tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis. Hal ini sesuai
dengan rumusan tujuan pendidikan nasional yang terdapat pada UUSPN No.20
tahun 2003 Bab 2 pasal 3: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sedangkan dari segi pendidikan, pendidikan karakter bertujuan untuk
meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada
pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh,
terpadu dan seimbang. Pendidikan karakter pada intinya bertujuan untuk
membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, nerakhlak mulai, bermoral,
bertoleran, ber gotongroyong, berjiwa patriotik, berkembag dinamis, beroreantasi
pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

2.3 Ringkasan Buku Ketiga

Globalisasi didefinisikan sebagai semua proses yang merujuk kepada penyatuan


seluruh warga dunia menjadi sebuah kelompok masyarakat global. Namun, pada
kenyataannya globalisasi merupakan penyatuan semu, karena nilainilai ekonomi,
sosial, dan budaya didominasi nilai-nilai yang sebenarnya asing bagi masyarakat
dunia. Globalisasi sering diterjemahkan “mendunia”. Suatu entitas, betapapun,
dimanapun, kapanpun, dengan cepat menyebar ke seluruh pelosok dunia, baik
berupa ide, gagasan, data, informasi, produksi, pembangunan, pemberontakan,
dan sebagainya, begitu disampaikan, saat itu pula diketahui oleh semua orang di
dunia. Kekuatan globalisasi menurut analisis para ahli pada umumnya bertumpu
pada 4 kekuatan global, yaitu:
a. Kemajuan iptek terutama dalam bidang informasi dan inovasi-inovasi baru di
dalam teknologi yang mempermudah kehidupan manusia.
b. Perdagangan bebas yang ditunjang oleh kemajuan iptek.
c. Kerjasama regional dan internasional yang telah menyatukan kehidupan bersama
dari bangsa-bangsa tanpa mengenal batas negara.
d. Meningkatnya kesadaran terhadap hak-hak asasi manusia serta kewajiban
manusia di dalam kehidupan bersama, dan sejalan dengan itu semakin
meningkatnya kesadaran bersama dalam alam demokrasi.
Kemajuan iptek yang disertai dengan semakin kencangnya arus globalisasi dunia
membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Sebagai contoh, berbagai
jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik
negeri maupun swasta membuka program kelas internasional.

BAB III
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU

3.1 Kelebihan Buku

1. Menggunakan bahasa yang baik dan sopan


2. Terdapat ide yang kreatif
3. Terdapat gagasan yang diambil dari para ahli.

3.2 Kelemahan Buku


1. Ada beberapa kata yang sulit dipahami dan tidak terdapat di bagian indeks
2. Terdapat kata yang penulisannya salah atau typo
3. Terdapat beberapa gagasan yang maknanya kurang tersampaikan kepada pembaca
BAB IV
PENUTUP
 
4.1 Kesimpulan
Manajemen Pendidikan adalah mengelola segala sumber daya yang ada di dalam suatu
organisasi pendidikan dengan baik sehingga tujuan pendidikan bisa tercapai secara
efektif. Di dalam tiga buku Manajemen Pendidikan di atas dijelaskan dengan sangat rinci
setiap materinya sehingga menunjang untuk dibaca, namun masih ada beberapa hal
yang harus diperbaiki.

4.2 Saran
Pada buku ini terdapat banyak manfaat materi yang dijabarkannya. Disini pembaca bisa
mendapatkan ilmu yang belum pernah didapatkan sebelumya sehingga membuat
pembaca semakin tahu dan mengerti apa yang dibahas. Critical book review ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran sangat saya harapkan agar critical
book review ini dapat lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai