Anda di halaman 1dari 20

1

CRITICAL BOOK REVIEW

MATA KULIAH: FILSAFAT PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU: Dody Feliks P Ambarita, S.pd., M.Hum.

DISUSUN OLEH:

HISKIA ELCHANA ULI SIMARMATA

(2223332003)
KELAS C

PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga saya
dapat menyelesaikan laporan penting ini. Penulisan Critical Book
Review ini merupakan salah satu tugas yang diberikan kepada saya
pada mata kuliah Filsafat Pendidikan di Universitas Negeri Medan.
Pada saat penulisan Critical Book Review ini, saya merasa bahwa
kemampuan yang saya miliki masih banyak kekurangan, baik secara
penulisan maupun materi. Saya mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak untuk perbaikan. Dalam penulisan Critical Book Report
ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
tugas ini, khususnya dosen saya atas segala tugas dan arahan yang
telah memungkinkan saya untuk menyelesaikan tugas ini.

Medan, 01 Oktober 2022

Hiskia Simarmata
3

Daftar isi

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….…….……3

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………4


1.1 Rasionalisasi pentingnya Crtitical Book Review…………………………………….4
1.2 Tujuan penulisan………………………………………………………………………………….4
1.3 Manfaat Penulisan………………………………………………………………………………..4
1.4 Identitas buku……………………………………………………………………………….………5

BAB II RINGKASAN BUKU……………………………………………………………………………6


2.1 Ringkasan buku Utama………………………………………………………………………….6
2.2 Ringkasan buku pembanding ……………………………………………………………10

BAB III PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………17


3.1 Pembahasan isi buku…………………………………………………………………………17
3.2 Keunggulan dan Kelemahan buku…………………………………………………18

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………………19
4.1Kesimpulan…………………….……………………………………………………………………19
4.2 Saran…………………………………………………………………………………………..………19

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………..20

BAB I
4

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Review

Critical book review dapat diartikan sebagai penilaian terhadap suatu buku. critical
book review ini sangat penting, karena tidak hanya sekedar laporan atau uraian tentang isi
buku, tetapi juga mengevaluasi (menjelaskan, menafsirkan, dan menganalisis) kelebihan
dan kelemahan sebuah buku. Bagian menarik dari tugas ini berfokus pada bagaimana isi
buku mempengaruhi cara berpikir kita, memperdalam pemahaman kita tentang bidang
studi. Dan berdasarkan pengalaman, menguji kekreatifan penulis berdasarkan pandangan
dan perspektif mereka. Selain itu, Resensi Buku Kritis tidak hanya mengesahkan baik atau
buruk sebuah buku, namun merinci kelebihan dan kekurangan sebuah buku juga akan
menjadi pertimbangan bagi para komentator.

1.2 Tujuan Penulisan

Penlisan Critical Book Riview mengenai Filsafat Pendidikan ini bertujuan untuk
melengkapi dan meyelesaikan tugas individu dari mata kuliah filsafat pendidikan. Selain itu
dengan adanya penulisann CBR ini dapat meingkatkan dan memperluas wawasan
mengenai Filsafat Pendidikan serta untuk melatih kita dalam mengkaji dan mengkritik
sebuah buku.

1.3 Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat kita simpulkan pada hal diatas ialah:

· Menambah wawasan pengetahuan tentang Filsafat Pendidikan

· Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi dengan
ringkasan buku , pembahasan isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku tersebut.

· Melatih mahasiswa untuk merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas buku-


buku yang dianalisis tersebut.

1.4 Identitas Buku


5

 Identitas Buku Utama

Judul : FILSAFAT PENDIDIKAN


Penerbit buku: Nizamia Learning Center
Penulis buku : Dr. H. Amka, M.Si.
Tahun terbit : Juni 2019
ISBN : 978-623-7169-27-7
Kota terbit : Sidoarjo
Tebal halaman: 136 hlm

 Identitas Buku Pembanding

Judul : PENGANTAR FILSAFAT PENDIDIKAN


Penerbit : Alfabeta,
Penulis buku : Drs. Uyoh Sadulloh, M.Pd.
Tahun terbit : 2018
ISBN : 979-8433-71-5
Kota terbit : Bandung
Tebal halaman : 207 hlm

BAB II
6

RINGKASAN BUKU

2.1 Ringkasan Buku Pertama

BAB 1: SEJARAH LAHIRNYA FILSAFAT PENDIDIKAN.

A. HAKIKAT PENDIDIKAN
Pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

B. SEJARAH FILSAFAT PENDIDIKAN

Filsafat pendidikan diakui sebagai induk ilmu pengetahuan ( the mother of sciences ) yang
mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahaan. Mulai dari masalah-masalah yang
berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia dengan segala problematika dan
kehidupanya. Di antara permasalahan yang dapat dijawab oleh filsafat adalah permasalahan yang
ada di lingkungan pendidikan. Padahal menurut John Dewey, seorang filosof Amerika, filsafat
merupakan teori umum dan landasan pertanyaan dan menyelidiki faktor-faktor realita dan
pengalaman yang terdapat dalam pengalaman pendidikan Apa yang dikatakan John Dewey
memang benar.Karena itu filsafat dan pedidikan memiliki hubungan hakiki dan timbal balik, filsafat
pendidikan yang berusaha menjawab dan memecahkan persoalan-persoalan pendidikan yang
bersifat filosifis dan memerlukan jawaban secara filosofis. Jika kita memperhatikan pemikiran
orang barat yang membahas filsafat mereka sama sekali lepas dari apa yang dikatakan agama. Bagi
mereka titik berat filsafat adalah mencari hikmah. Hikmah itu dicari untuk mengetahui suatu
keadaan yang sebenarnya, apa itu, dari mana itu, hendak kemana, dan bagaimana.

C. TUJUAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Setiap orang memiliki filsafat walaupun ia mungkin tidak sadar akan hal tersebut. Kita semua
mempunyai ideide tentang benda-benda, tentang sejarah, arti kehidupan, mati, Tuhan, benar atau
salah, keindahan atau kejelekan dan sebagainya. 1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan
kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Definisi
tersebut menunjukkan arti sebagai informal; 2) Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran
terhadap kepercayaan sikap yang sangat kita junjung tinggi. Ini adalah arti yang formal; 3) Filsafat
adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan; 4) Filsafat adalah sebagai analisa logis
dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep; 5) Filsafat adalah sekumpulan
problema-problema yang langsung yang mendapat perhatian dari manusia dan yang dicarikan
jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. Dari beberapa definisi tadi bahwasanya semua jawaban yang ada
difilsafat tadi hanyalah buah pemikiran dari ahli filsafat saja secara rasio. Banyak orang termenung
pada suatu waktu. Kadang-kadang karena ada kejadian yang membingungkan dan kadang-kadang
hanya karena ingin tahu, dan berfikir sungguh-sungguh tentang soal-soal yang pokok
7

BAB 2: SISTEMATIKA FILSAFAT PENDIDIKAN.

A. ONTOLOGI FILSAFAT PENDIDIKAN

Ontologi adalah bagian filsafat yang paling umum, atau merupakan bagian dari metafisika, dan
metafisika merupakan salah satu bab dari filsafat. Obyek telaah ontologi adalah yang ada tidak
terikat pada satu perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu
berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua
bentuknya. Setelah menjelajahi segala bidang utama dalam ilmu filsafat, seperti filsafat manusia,
alam dunia, pengetahuan, kehutanan, moral dan sosial, kemudian disusunlah uraian ontologi. Maka
ontologi sangat sulit dipahami jika terlepas dari bagian-bagian dan bidang filsafat lainnya.

B. EPISTEMOLOGI FILSAFAT PENDIDIKAN

Terjadi perdebatan filosofis yang sengit di sekitar pengetahuan manusia, yang menduduki pusat
permasalahan di dalam filsafat, terutama filsafat modern. Pengetahuan manusia adalah titik tolak
kemajuan filsafat, untuk membina filsafat yang kukuh tentang semesta (universe) dan dunia. Maka
sumber-sumber pemikiran manusia, kriteria-kriteria, dan nilai-nilainya tidak ditetapkan, tidaklah
mungkin melakukan studi apa pun, bagaimanapun bentuknya. Salah satu perdebatan besar itu
adalah diskusi yang mempersoalkan sumber-sumber dan asal-usul pengetahuan dengan meneliti,
mempelajari dan mencoba mengungkapkan prinsip-prinsip primer kekuatan struktur pikiran yang
dianugerahkan kepada manusia.

C. AKSIOLOGI FILSAFAT PENDIDIKAN

Demikian pula aksiologi pengembangan seni dengan kaidah moral, sehingga ketika seni tari
dangdut Inul Dartista memperlihatkan goyangnya di atas panggung yang ditonton khalayak ramai,
sejumlah ulama dan seniman menjadi berang. Dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, penemuan nuklir dapat menimbulkan bencana perang, penemuan detektor dapat
mengembangkan alat pengintai kenyamanan orang lain, penemuan cara-cara licik ilmuan politik
dapat menimbulkan bencana bagi suatu bangsa, dan penemuan bayi tabung dapat menimbulkan
bancana bagi terancamnya perdaban perkawinan.

BAB 3: ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN.

A. PROGRESIVISME

Aliran Progresivisme lahir sebagai pembaharu dalam dunia filsafat pendidikan terutama
sebagai lawan terhadap kebijakan-kebijakan konvensional yang diwarisi dari abad XIX. Pencetus
aliran filsafat Progresivisme yang populer adalah Jhon Dewey. Aliran filsafat Progresivisme
bermuara pada aliran filsafat pragmativisme yang diperkenalkan oleh William James dan Jhon
dewey yang menitik beratkan pada manfaat praktis. Dalam banyakhal, Progresivisme identik
dengan pragmativisme.Filsafat Progresivisme dipengaruhi oleh ide-ide filsafat pragmativisme yang
telah memberikan konsep-konsep dasar dengan asas yang utama, bahwa manusia bisa survive
menghadapi semua tantangan hidup, manusia harus pragmatis dalam memandang kehidupan.
8

Pertumbuhan masyarakat maju melahirkan kelompokkelompok masyarakat yang mandiri. Hal ini
didorong oleh fitrah manusia yang membutuhkan pengakuan (recognition) atas kehadirannya di
tengah masyarakat. Semakin besar kompleksitas masyarakat akibat pembangunan, semakin kuat
hasrat memperoleh pengakuan terhadap kehadiran diri sebagai anggota masyarakat.

B. HUMANISTIK

Aliran humanistik muncul pada pertengahan abad 20 sebagai reaksi teori psikodinamikadan
behavioristik. Teori psikodinamika yang dipelopori oleh Sigmund Freud yang berupaya menjelakan
hakekat dan perkembangan tingkah laku kepribadian. Model psikodinamika yang di ajukan Freud
disebut dengan Teori Psikoanalisis (analytic theory).Menurut teori ini tingkah laku manusia
merupakan hasil tenaga yang beroperasi di dalam pikiran yang sering tanpa disadari oleh
individu.Freud menyakini bahwa tingkah laku manusia lebih ditentukan dan dikontrol oleh
kekuatan psikologi yang tidak disadarinya. Tingkah laku manusia lebih ditentukan dan dikontrol
oleh kekuatan psikologis, naluri irasional (terutama naluri menyerang dan naluri sex) yang sudah
ada sejak awal setiap individu. Sedangkan behavioristik merupakan aliran dalam pemahaman
tingkah laku manusia yang dikembangkan oleh Jhon B. Watson.Perspektif behavioristik berfokus
pada peran dari belajar dalam menjelaskan tingah lakumanusia.

BAB 4: PERANAN FILSAFAT PENDIDIKAN.

A. KONSEP ILMU PENDIDIKAN

Lenzen meninjau ilmu dari segi morfologis atau bentuk substansinya, sebagai pengetahuan
sistematis yang dihasilkan dari kegiatan kritis yang tertuju pada penemuan. Ditinjau dari substansi
atau isinya, ilmu pendidikan merupakan sebuah

B. PERANAN DALAM PERENCANAAN PROGRAM PENDIDIKAN

Filsafat termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk
dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau paedagogik.
Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu,
akan menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk dan gejala-gejala kependidikan yang tertentu
pula. Hal ini adalah data-data kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu. Analisa
filsafat berusaha untuk menganalisa dan memberikan arti terhadap data-data kependidikan
tersebut, danuntuk selanjutnya menyimpulkan serta dapat disusun teori-teori pendidikan yang
realistis dan selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan (paedagogik).Filsafat, juga berfungsi
memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dikembangkan oleh para ahlinya, yang
berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan

kehidupan nyata. Artinya mengarahkan agar teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan yang
telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan
kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat. Di samping itu
merupakan kenyataan bahwa setiap masyarakat hidup dengan pandangan filsafat hidupnya
9

sendiri-sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, dan dengan sendirinya akan
menyangkut kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Di sinilah letak fungsi filsafat dan filsafat pendidikan
dalam memilih dan mengarahkan teori-teori pendidikan dan kalau perlu juga merevisi teori
pendidikan tersebut, yang sesuai dan relevan dengan kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari
masyarakat.Peranan pendidikan di dalam kehidupan manusia, lebih-lebih dalam zaman modern ini
diakui sebagai sesuatu kekuatan yang menentukan prestasi dan produktivitas seseorang. Tidak ada
suatu fungsi dan jabatan di dalam masyarakat tanpa melalui proses pendidikan. Seluruh aspek
kehidupan memerlukan proses pendidikan dalam arti demikian, terutama berlangsung di dalam
dan oleh lembaga-lembaga pendidikan formal.

BAB 5. FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER.

A. FILSAFAT FUNGSI PIKIRAN

Pada hakikatnya manusia harus memilih antara baik dan buruk, salah dan benar, suka dan tidak
suka. Melalui pendidikan manusia dapat memilih yang sesuai dengan fitrah dirinya yaitu benar atau
kebenaran, bukan sekedar baik dan suka. Baik dan suka subjektifitas perasaan, tetapi kebenaran
adalah keberadaan pikiran dan kesadaran universal dan dapat diterima oleh semua orang. Karena
pada hakikatnya kebenaran hanya ada satu, dan tidak ada dua kebenaran.Filsafat pendidikan
merupakan proses membangun kekuatan pikiran sesuai dengan fungsi nilai. Pikiran merupakan
rahmat dan anugerah yang tidak terpana nilainya. Dengan pikiran manusia dapat berkomunikasi ke
luar dan menafsirkan berbagai hal, meminba pengetahuan dan pengalaman. Pikiran telah membuat
manusia berkembang sedemikian rupa, menciptakan berbagai alat dan sarana untuk memenuhi
kebutuhan, menggali sumber alam, menyusun masyarakat berbangsa dan bernegara, membangun
budaya dan peradaban.

B. DEFINISI PENDIDIKAN BERKARAKTER

Pendidikan karakter merupakan gabungan dari dua kata, yaitu pendidikan dan karakter.Kita
ketahui bahwa pengertian pendidikan begitu banyak versi yang menyebutkan. Salahsatunya adalah
Ki Hadjar Dewantara dalam Kongres Taman Siswa yang pertama tahun 1930 mengatakan bahwa
pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan
batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak;dalam Taman Siswa tidak boleh dipisahkan
bagianbagian itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan
anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya. Sedangkan pada Undangundang nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.

C. LANDASAN FILSAFAT TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER

Setiap paradigma pendidikan tidak bisa lepas dari akar filosofisnya. Sebab pendidikan sebagai
ilmu merupakan cabang dari filsafat dalam aplikasinya. Dalam filsafat pendidikan terdapat
beberapa aliran yang saling merekonstruksi masing-masing paradigma pendidikan tersebut.
10

Berangkat dari aliran-aliran filsafat tersebut kemudian membentuk paradigma yang berbeda-
beda.Paradigma yang dimaksud di sini adalah sebagai salah satu perspektif filosofis dalam
membaca persoalan mengenai pendidikan. Dalam filsafat kontemporer terdapat jenis aliran filsafat
diantaranya aliran progresivisme, esensialisme, perenialisme, eksistensialisme, dan
rekonstruksialisme. Aliran progresivisme memiliki ciri utama yaitu memberi kebebasan penuh
terhadap manusia untuk menentukan hidupnya. Hal ini didasari kepercayaaan bahwa manusia
memiliki kemampuan atau dengan kata lain potensi-potensi alamiah yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah-masalah hidupnya (problem solving) yang bersifat menekan atau
mengancam adanya manusia itu sendiri.

D. PERAN FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM MEMBANGUN MANUSIA BERKARAKTER

Seperti yang kita tahu bahwa, filsafat bukanlah ilmu positif seperti fisika, kimia, biologi, tetapi
filsafat adalah ilmu kritis yang otonom di luar ilmu-ilmu positif. Kelompok mencoba mengangkat
unsur pembentukan manusia. Unsur lain yang menurut kelompok dapat membantu membentuk
karakter manusia sehingga manusia dapat hidup secara lebih baik, lebih bijaksana adalah agama.
Dengan kata lain, agama mengandung nilai-nilai universal yang pada hakikatnya mengajarkan yang
baik bagi penganutnya.

E. PERAN GURU FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH

Jika pendidikan karakter diselenggarakan di sekolah maka guru akan menjadi pioner dan
sekaligus koordinator program tersebut. Hal itu karena guru yang memang secara khusus memiliki
tugas untuk membantu siswa mengembangkan kepedulian sosial dan masalah-masalah kesehatan
mental, dengan demikian guru harus sangat akrab dengan program pendidikan karakter.

2.2 Ringkasan Buku Pembanding

A. BAB 1 PENDAHULUAN

1. Praktik Pendidikan

Dalam bab ini dijelaskan bahwa Menurut Redja M. (Depdikbud : IKIP Bandung, 1991)
praktik pendidikan adalah seperangkat kegiatan bersama yang bertujuan membantu pihak
lain agar mengalami perubahan tingkah laku yang diharapkan. Praktik pendidikan dapat
dilihat dari tiga aspek yaitu aspek tujuan, aspek proses kegiatan, daan aspek dorongan atau
motivasi. Selain itu praktik pendidikan ini juga bertujuan untuk membantu orang lain
mengalami perubahan tingkah laku fundamental yang diharapkan.

2. Teori Pendidikan

Prof.Sikun Pribadi (1980) mengemukakan bahwa pendidikan tidak dapat dan tidak
boleh dikemukakan dalam bentuk resep atau aturan yang tetap untuk dijalankan. Yang
penting bukan resepnya, melainkan kepribadian dan kreativitas pendidik sendiri. Pendidik
11

( walaupun harus didukung oleh ilmu pendidikan atau pedagogik) dalam pelaksanaannya,
lebih merupakan seni dari pada teori.

Pendidikan memerlukan teori pendidikan karena terori pendidikan akan memberikan


manfaat. Beberapa manfaat tersebut yaitu : dapat dijadikan sebagai pedoman untuk
mengetahui arah dan tujuan yang akan dicapai, berfungsi untuk mengurangi kesalahan –
kealahan dalam praktik pendidikan, serta dapat dijadikan sebagai tolak ukur sampai
dimana kita telah berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan.

Dalam buku ini, penulis mengartikan teori menjadi beberapa hal yaitu: sebagai suatu
susunan yang sistematis tentang fakta-fakta yang berkaitan dengan dalil dalil nyata atau
dalil-dalil hipotesis, sebagai penjelasan hipotesis tentang fenomena, atau sebagai hipotesis
yang belum teruji secara empiris, suatu eksposisi tentang prinsip-prinsip umum atau
prinsip-prinsip abstrak ilmu humaniora yang berasal dari praktik, suatu rencana atau
sistem yang dapat dijadikan suatu metode bertindak, sertasebagai suatu doktrin atau
hukum yang hanya didasarkan atas renungan spekulatif

3. Pendekatan – pendekatan dalam teori pendidikan

Pendekatan pendekatan dalam menyusun teori penidikan terdiri dari pendekatan sains
, pendekatan filosofi, pendekatan religi, dan pendekatan multi disiplin.

· Pendekatan sains yaitu suatu pengkajian dengan menggunakan sains untuk


mempelajari, menelaah, dan memecahkan masalah- masalah pendidikan. Henderson
(1959) mengemukakan bahwa sains pendidikan pada dasarnya ingin menyumbangkan
pengetahuan yang diperoleh melalui eksperimen, analisis, pengukuran, perhitungan,
klasifikasi, dan perbandingan.

· Pendekatan filosofis yaitu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-


masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Menurut Henderson (1959)
filsafat pendidikan adalah filsafat yang diterapkan/ diaplikasikan untuk menelaah dan
memecahkan masalah-masalah pendidikan.

B. BAB II FILSAFAT

A. Pengertian Filsafat
12

Filsafat secara harafiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau
kebijakan. Sebagai penggunaan populer, filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian
hidup (individu) atau pandangan hidup (masyarakat).

Di jerman dibedakan antara filsafat dengan pandangan hidup. Filsafat diartikan sebagai
suatu pandangan kritis yang sangat mendalam sampai ke akar – akanya. Filsafat dapat
dioelajari secara akademis, diartikan sebagai pandangan kritis yang sangat mendalam
sampai ke akar – akanya mengenai segala sesuatu yang ada (wujud). Filsafat dapat
diartikan juga sebagai berfikir refleksi dan kritis (reflektif and critical thinking).

Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berfilsafat merupakan kegiatan
berfikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan kearifan. Filsafat berusaha
merenungkan dan membuat garis – garis besar dari masalah - masalah dan peristiwa –
peristiwa yang pelik dari pengalaman ummat manusia. Dengan kata lain filsafat samapai
kepada merangkum (sinopsis) tentang pokok – pokok yang ditelaah.

B. Model - model filsafat pendidikan

1. Filsafat spekulatif

Adalah cara berfikir sistematis tentang segala yang ada. Filsafat spekulatif tergolong
tradisional, dianggap sebagai suatu bangunan pengetahuan. Filsafat spekulatif
merenungkan secara rasional spekulatif seluruh persoalan manusia dalam hubungannya
dengan segala yang ada pada jagat raya ini. filsafat spekulatif mencari keteraturan dan
keseluruhan yang diterapkan, bukan pada suatu item pengalaman khusus, melainkan
kepada semua pengalaman dan pengetahuan. Singkatnya, filsafat spekulatif adalah suatu
upaya mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berfikir dan
keseluruhan pengalaman.

2. Filsafat preskriptif

Filsafat preskriptif berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran (standard) penilaian


tentang nilai – nilai, penilaian tentang perbuatan manusia, dam penilaian tentang seni.
Filsafat perskriptif menguji apa yang disebut baik dan jahat, benar dan salah, bagus dan
jelek. Ia menyatakan bahwa nilai dari suatu benda pada dasarnya inherendalam dirinya,
atau hanya merupakan suatu gambaran dari pikiran manusia.

3. Filsafat Analitik
13

Beberapa filsuf berpendapat bahwa tujuan filsafat adalah menyingkirkan kekaburan –


kekaburan dengan cara menjelaskan arti dalam kehidupan sehari – hari . mereka
berpendirian bahwa bahsa merupakan laboratorium para filsuf, yaitu tempat menyemai
dan mengembangkan ide – ide. Menurut wittgeinstin tanpa ada penggunaan logika bahasa,
pernyataan – pernyataan tidak akan bermakna.

C. Misi filsafat

Filsafat tertarik terhadap aspek – aspek kualitatif segala sesuatu, terutama berkaitan
dengan makna dan nilai – nilainya. Filsafat menolak untuk mengabaiakan setiap aspek yang
otentik dari pengalaman manusia. Hidup mendorong kita untuk menentukan pilihan dan
bertindak berdasarkan skala nilai dalam cara yang paling dapat diterima akal. Filsafat
mencoba mencari dan menentukan kebenaran dengan pengujian secara kritis terhadap
asumsi – asumsi, konsep – konsep, dan semua lapangan sains.

D. Lapangan filsafat

Alat alat yang digunakan dalam merumuskan dan mengklarifikasikan filsafat


pendidikan , adalah berkaitan dengan epistemologi, aksiologi, etika, estetika, dan logika.
Masing – masing dalam bidang memfokuskan pada salah satu pertanyaan yang
berhubungan dengan para filosof dunia terbesar selama berabad – abad dan akhirnya
menghasilkan hasil – hasil valid

E. Filsafat Sains

Sains dalam arti sempit diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya
kuantitatif dan objektif. Sains hanya membicarakan segala sesuatu yang nyata yang dapat
disentuh dengan menggunakan pancaindera. Ciri umum sains diantaranya

1. Hasil sains bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.

2. Hasil sains kebenarannya tidak mutlak.

3. Sains bersifat objektif.

Salah satu perbedaan filsafat dengan sains, yaitu bahwa sains bersifat analisis dan
hanya menggarap salah satu pengetahuan sebagai objek formalnya, sedangkan filsafat
bersifat pengetahuan synopsis, artinya melihat segala sesuatu dengan menekankan secara
keseluruhan, karena memiliki sifat tersendiri yang tidak ada pada bagian- bagiannya.

BAB III. FILSAFAT PENDIDIKAN.


14

1. Makna pendidikan

Dalam arti khusus, langeveld mengemukakan bahwa pendidikan adalah bimbingan


yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai
kedewasaan. Jadi pendidikan dalam arti khusus hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa
dalam membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya.
Pemdidikan dalam arti khusus ini menggambarkan upaya pendidikan yang terpusat dalam
lingkungan keluarga.

2. Pendidikan sebagi proses transformasi nilai

Pendidikan pada hakikatnya akan mencakup kegiatan mendidik, mengajar dan melatih ,
yang didalam undang – undang nomor 2 tahun 1989 mencakup kegiatan bimbingan,
pengajaran dan latihan. Pendidikan mengandung suatu pengertian yang sangat luas,
menyangkut seluruh aspek kepribadian manusia. Pendidikan menyangkut hati nurani, nilai
– nilai, perasaan, pengetahuan, dan keterampila. Dengan pendidikan manusia ingin
berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan serta memperbaiki nilai – nilai, hati
nuraninya, perasaannya, pengetahuannya, dan keterampilannya.

3. Tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan harus mengandung 3 nilai, pertama autonomy, yaitu memberi


kesadaran, pengetahuan dan kemampuan secara maksimum kepada individu maupun
kelompok, untuk dapat hidup mandiri, dan hidup bersama dalam kehidupan yang lebih
baik. Kedua equity , berarti bahwa tujuan pendidikan tersebut harus memberikan
kesempatan kepada seluruh warga masyarakat untuk dapat berpatisipasi dalam kehidupan
berbudaya dan kehidupan ekonomi dengan memberinya pendidikan dasar yang sama.
Ketiga survival yang berarti bahwa dengan pendidikan akan menjamin pewarisan
kebudayaan dari satu generasi ke genarasi berikutnya.

Pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia –
manusia berkebudayaan. Manusia sebagai individu yang memiliki kepribadian yang lebih
baik.

4. Alat pendidikan

Alat pendidikan merupaka suatu situasi yang diciptakan secara khsuus dengan maksud
mempengaruhi anak didik secara pedagogis. Apabila perbuatan dalam situasi tersebut
tidak disengaja untuk mencapai tujuan pendidikan, maka perbuatan tersebut disebut
faktor pendidikan . langeveld mengelompokkan lima jenis alat pendidikan, yaitu : 1)
perlindungan, 2) kesepahaman, 3) kesamaan arah dalam pikiran atau perbuatan, 4)
perasaan bersatu, dan 5) pendidikan karena kepentingan diri sendiri
15

5. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat

Pendidikan sepanjang hayat memandang jauh kedepan, berusaha untuk menghasilkan


manusia dan masyarakat baru. Pendidikan akan mulai segera setelah anak lahir dan akan
berlangsung terus sampai manusia meninggal dunia selagi ia mampu. Pendidikan akan
berlangsung dalam 1)keluarga, 2) sekolah dan 3) masyarakat

BAB IV. MAZHAB- MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN

Dalam filsafat terdapat mazhab, aliran – aliran,. Karena filsafat pendidikan


merupakan terapan dari filsafat, sedangkan filsafat beraneka ragam alirannya, maka dalam
filsafat pendidikan pun kita akan temukan berbagai aliran, sekurang – kurangnya sebanyak
aliran dalam filsafat itu sendiri

1. Filsafat pendidikan idealisme , yaitu Memandang bahwa realitas adalah roh, bukan
materi, bukan fisik, parmenides, filosof.

2. Filsafat pendidikan realisme, merupakan filsafat yang memandang realitas secara


dualitas, dan berpendapat bahwa hakikat realitas adalah terdiri atas dunia fisik dan dunia
rohani

3. Filsafat pendidikan materialisme, berpandangan bahwa hakikatnya adalah materi,


bukan rohani, bukan spritual, atau supranatural.

4. Filsafat pendidikan pragmatisme, dipandang sebagai filsafat amerika asli, yg


berpandangan bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami

5. Filsafat pendidikan eksistensialisme, memfokuskan pada pengalaman - pengalaman


individu, yg berhubungan dengan pengembangan sistem pemikiran untuk mengidentifikasi
dan memahami apa yang umum pada semua realitas

6. Filsafat pendidikan progresivisme, merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang


didirikan pada tahun 1918yang menentang peerubahan dan saesuatu yang baru

7. Filsafat pendidikanperenialisme, lahir sebagai suatu reaksi terhadap berdiri


pendidikan progresif yang menentang peerubahan dan saesuatu yang baru

8. Filsafat pendidikan esensialisme, merupakan suatu filsafat pendidikan konservatif


yang pada mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik terhadap trend – trend progresif
disekolah – sekolah

9. Filsafat pendidikan rekonstruksionalisme, rekonstruksi sosial adalaha rekonstruksi


yang memiliki ikatan – ikatan yang jelas pada filsafat pendidikan progresif
16

BAB V. ORIENTASI PSIKOLOG YANG MEMPENGARUHI FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Psikologi humanistik

Psikologi humanistik menekankan kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan


tanggung jawab personal. Psikologi humanistik juga memfokuskan pada prestasi, motivasi,
perasaan, tindakan, dan kebutuhan akan umat manusia. Tujuan pendidikan menurut
orientasi ini adalah aktualisasi dan individual

Akhir dari perkembangan pribadi sesorang adalah mengaktualisasikan dirinya mampu


mengembangkan potensinya secara utuh, bermakna dan berfungsi bagi kehidupan dirinya
dan lingkungannya. Belajar menurut pandangan humanisme merupakan fungsi dari
keseluruhan pribadi manusia, yang melibatkan faktor intelektual dan emosional, motivasi
belajar harus datang dari dalam diri anak itu sendiri.

B. Behavioristik

Didasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia yang diinginkan merupakan produk
desain bukannya kebetulan. Merupakan suatu ilusi yang mengatakan bahwa manusia
memiliki suatu keinginan yang bebas. Sekalipun kita mungkin bertindak seakan – akan kita
bebas, perilaku ini benar – benar ditentukan oleh tekanan – tekanan lingkungan yang
membentuk perilaku kita.

C. Konstruktivistik

Konstruktivistis memfokuskan pada proses – proses pembelajaran bukannya para perilaku


belajar. Para siswa menciptakan atau membentuk pengetahuan mereka sendiri melalui
tingkatan dan interaksi dengan dunia. Pendekatan konstruktivis sosial juga
mempertimbangkan konteks sosial yang didalamnya pembelajaran muncul dan
menekankan pentingnya interaksi sosial dan negosiasi dalam pembelajaran

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Isi Buku


17

Kedua jenis buku ini sama-sama membahas tentang filsafat pendidikan. kedua buku ini
merupakan buku yang cocok untuk pegangan mahasiswa dalam mengambil matakuliah
filsafat pendidikan. Walaupun memiliki pembahasan yang sama namun kedua buku ini
memiliki pengarang yang berbeda.

Pada buku “Filsafat Pendidikan” karangan Dr. H. Amka, M.Si. menjelaskan tentang
filsafat pendidikan mulai dengan sejarah lahirnya Filsafat Pendidikan, sitematika filsafat
pendidikan, aliran Filsafat pendidikan, peranan filsafat pendidikan dan filsafat pendidikan
dalam program pendidikan karakter.

Sedangkan pada buku “Pengantar Filsafat Pendidikan” karangan Drs. Uyoh Sadulloh,
M.Pd m embahas tentang ilmu dasar filsafat dimulai dari pengertian, kemudian filsafat
filsafat pendidikan dan mazhab mazhab filsafat pendidikan serta orientasi psikologis yang
mempengaruhi filsafat pendidkan.

Dari pembahasan sub bab yang disajikan dapat diketahui bahwa buku utama memiliki
kelengkapan materi yang lebih dari buku pembanding. Hal ini dapat kita lihat pada bagian
buku utama memiliki 5 Bab yang berisi Materi penuh Filsafat dengan tambahan Filsafat
pendidikan pancasila sedangkan pada buku pembanding tidak ada. Dari segi penulisan
buku sudah benar dan baik dan mudah dipahami pembaca.

A. Bab 1

Pada bab ini buku utama membahas tentang sejarah lahirnya filsafat. Filsafat menurut
buku utama sebagai induk ilmu pengetahuan yang mampu menjawab segala pertanyaan
dan permasalahaan. Sedangkan buku pembanding menyajikan materi mengenai praktik
pendidikan, teori pendidikan serta pendekatan – pendekatan dalam teori pendidikan yang
mencakup pendekatan sains, filosofi, religi, multidisiplin, serta pendekatan dalam
penulisan

B. Bab 2

Pada bab ini buku utama memaparkan sistematika Filsafat Pendidikan yang berisikan
Ontologi, Epistomologi, dan Aksiologi dri filsafat pendidikan. Sedangkan pada buku
pembanding Pada bab dua memaparkan materi tentang pengertian filsafat, model model
filsafat, misi filsafat, lapangan filsafat, filsafat dan sains serta dalam filsafat dan agama

C. Bab 3

Pada bab ini buku utama menyajikan materi yang berkaitan dengan aliran aliran filsafat
pendidikan. Sedangkan pada buku pembanding membahas mengenai pendidikan,
18

pengertin filsafat pendidikan, kebutuhan akan filsafat pendidikan, peranan filsafat


pendidikan serta mengenai apa yang menentukan filsafat pendidikan seseorang.

D. Bab 4

Di bab 4 ini buku utama membahas mengenai peranan Filsafat pendidikan. Sedangkan
buku pembanding membahas mengenai mazhab-mazhab filsafat pendidikan seperti filsafat
idealisme, realisme, materialisme, pragmatisme, eksistensialisme, progresivisme,
perenialisme, esensialisme, serta rekonstruksionisme

E. Bab 5

Pada bab terakhir ini, buku utama membahas tentang filsafat pendidikan dalam
program pendidikan karakter. Sedangkan buku pembanding membahas mengenai
orientasi psikologi yang mempengaruhi filsafat pendidikan. Seperti psikologi humanistik,
behavioristik, serta konstruktivistik

3.2 Keunggulan & Kelemahan Buku

A. Keunggulan Buku

Pada kedua buku yang berjudul “ Filsafat Pendidikan” merupakan buku yang cocok
digunakan sebagai buku pembimbing atau buku pegangan mahasiswa matakuliah filsafat
pendidikan. Hal ini dikarenakan isi atau materi yang terkandung didalamnya tersusun
secara sistematis yang memudahkan mahasiswa untuk memahami secara berkala materi
yang dibahas pada setiap babnya. Namnun untuk bahasan yang lebih lengkap terdapat
pada buku pembanding, tetapi khusus Bab II mengenai filsafat buku utama lebih jelas
dalam memaparkan materijnya.

Bahasa yang digunakan dalam penulisan kedua buku ini masih digolongkan bahasa
yang dapat dipahami mahasiswa yang baru belajar ilmu filsafat. Pada bagian awal setiap
Bab pada buku pembanding terdapat indikator yang membantu mahasiswa mencapai
kompetensi ajarnya. Pada bagian akhir terdapat latihan yang diberikan untuk penugasan
mahasiswa yang berguna untuk mengevaluasi pemahaman mahasiswa mengenai materi
yang dibahas sebelumnya sehingga mahasiswa dapat lebih memahami makna materi yang
dipaparkan.

B. Kelemahan Buku

· Pada beberapa bagian materi yang terdapat didalam bab menggunakan bahasa yang
tinggi yang sulit untuk dimengerti mahasiswa mengingat mahasiswa merupakan
permulaan pada awal pembelajaran filsafat. Selain itu tidak dicantumkan rangkuman pada
19

akhir bab pada kedua buku merupakan salah satu kelamahan yang ada, karna rangkuman
sangat membantu mahasiswa dalam meringkas ulang apa isi dari materi yang ada.

· Kedua buku juga sama sama tidak memaparkan biografi penulis, pada buku utama
memparkan jelas mengenai filsafat pendidikan namun tidak memaparkan hakikat hakikat
pendidikan sedangkan pada buku pembanding hanya sedekit menjelaskan filsafat
pendidikan, akan tetapi cukup jelas memparkan hakikat pendidikannya.

· Kedua buku tidak melampirkan gambar yang menjadi salah satu penarik perhatian
pembaca.

· Pada buku pembanding penulisan font cenderung kurang jelas, warna yang dipilih
juga kurang menonjol dan banyak kata-kata yang tercetak kurang sempurna

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Filsafat adalah ilmu dari segala ilmu, ilmu yang mencari suatu kebenaran dengan cara
berpikir dan karena adanya suatu keragu raguaan. Maka dari itu dibutuhkan suatu buku
sebagai pegangan bagi mahasiswa untuk lebih memahami secra mendalam tentang mata
kuliah filsafat pendidikan. Dan untuk mendalami apa yang ada pada materi tersebut
diberikan tugas Critical Book Review sebagai salah satu cara dalam membantu mahasiswa
dalam memhami isi buku tersebut.

4.2 Saran

Menyadari bahwa saya masih jauh dari kata sempurna, maka saya akan menerima
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca khususnya Dosen yang
memberikan arahan untuk tugas ini agar saya dapat menjadikan Critical Book Review ini
menjadi lebih baik.

Daftar Pustaka
20

http://eprints.ulm.ac.id/6122/1/B2.%20Publikasi%20Buku%20Filsafat
%20Pendidikan.pdf

https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-medan/filsafat-pendidikan/
critical-book-report-mata-kuliah-filsafat-pendidikan-tahun-2021/17474391

https://fitrianirahmawatifoestudent.blogspot.com/2020/10/critical-book-review-filsafat-
pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai