2 Desember 2017
Oleh :
ABSTRACT
Cities in Indonesia has the same problem in the presence of slum residential in some area. The
existence keeps growing altogether with the increasing of population and urbanisation in some cities.
Slum residential brings several bad effects towards urban life, not only based on physical performance
but also affects the decreasing in human resource quality especially those who live in the area. Along
with the city development, slum residential should be arranged into a livable environment; which
could be handled by area-based that placed the slum area arranged altogether by supervising
surrounded environment like a united area.
sandang dan pangan. Kebutuhan rumah layak huni bagi masyarakat yang belum
tidak saja dilihat dari aspek kuantitasnya memiliki rumah; (5) peningkatan akses
saja namun juga kualitasnya. Kebutuhan masyarakat kepada kredit mikro (small
rumah ini semakin bertambah sejalan scale credit) untuk pembangunan dan
dengan bertambahnya kawasan perkotaan di perbaikan rumah yang berbasis swadaya
berbagai wilayah di Indonesia. UUD 1945, masyarakat sebanyak 3.600.000 unit rumah;
Pasal 28H ayat (1) menyatakan bahwa (6) pembangunan 60.000 unit rusunawa
"Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir bagi MBR; (7) pembangunan 25.000 unit
dan batin, bertempat tinggal, dan rusunami melalui peran serta swasta.
mendapatkan lingkungan hidup yang baik Namun karena jumlah kebutuhan
dan sehat serta berhak memperoleh akan rumah yang sangat besar, maka
pelayanan kesehatan". pemenuhan akan rumah belum terkejar
Amanat UUD 1945 tersebut hingga saat ini, belum lagi dalam
memposisikan bahwa rumah atau tempat pelaksanaannya ditemukan berbagai macam
tinggal sebagai hak setiap orang. Rumah hambatan. Hambatan utama adalah semakin
merupakan kebutuhan dasar manusia dalam langkanya lahan bagi pengembangan
meningkatkan harkat, martabat, kualitas kawasan perumahan di perkotaan, kalaupun
kehidupan, serta sebagai cerminan diri. ada tentu harganya sangat mahal dan
Lebih dari itu rumah juga berperan dalam menjadi tidak efisien untuk dibangun
pembentukan watak, karakter dan sebagai perumahan murah bagi golongan
kepribadian bangsa. Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Berdasarkan hasil Survei Sosial (MBR). Berkaitan dengan penataan
Ekonomi Nasional 2015, dari 55 juta perumahan di perkotaan khususnya
keluarga di Indonesia, sekitar 5,9 juta di perumahan kumuh, hambatan yang
antaranya belum memiliki rumah. dijumpai adalah penanganan yang masih
Sementara itu, setiap tahun terjadi cenderung parsial dan belum efektif dan
penambahan kebutuhan rumah dari masih luasnya kawasan perumahan yang
keluarga baru sekitar 820.000 unit rumah. berkembang kurang terintegrasi dan serasi
Selain itu, masih terdapat 3,1 juta keluarga dengan fungsi kawasan di sekitarnya.
atau 12,5 juta jiwa keluarga yang menghuni Lebih jauh dari itu, menurut
rumah dalam kondisi yang tidak Iayak. Adisasmita (2010) mengatakan bahwa
Angka- angka ini menunjukan besarnya Pembangunan lingkungan perumahan
kebutuhan rumah namun belum terpenuhi. merupakan bagian dari perencanaan
Pemerintah sudah berupaya pembangunan daerah-daerah tempat tinggal
memenuhi kebutuhan rumah bagi warganya dalam suatu daerah perkotaan, untuk
sejak Pelita 1 hingga sekarang. Untuk membangun kesatuan masyarakat kecil
mengejar ketertinggalan pemenuhan akan dalam jumlah banyak yang dilengkapi
rumah, Kementerian Negara Perumahan dengan sarana/fasilitas pelayanan
Rakyat telah menetapkan beberapa sasaran kebutuhannya. Dalam pengembangan
di bidang perumahan dalam Rencana perumahan, ada beberapa peraturan dan
Strategis (Renstra) Kementerian Negara perundangan yang mendasarinya, antara
Perumahan Rakyat 2004-2009, yang lain:
meliputi: (1) penyediaan prasarana dan
sarana dasar bagi kawasan RS dan RsH; (2) UU No.4 Tahun 1992 tentang
pengembangan kawasan perumahan dan Perumahan dan Permukiman
permukiman seluas 10.000 ha; (3) Perumahan dan permukiman yang
pengembangan pola subsidi yang tepat layak, sehat, aman, serasi, dan teratur
sasaran, efisien dan efektif sebagai merupakan salah satu kebutuhan dasar
pengganti subsidi selisih bunga; (4) manusia dan merupakan faktor penting
penyediaan 1.350.000 unit rumah baru dalam peningkatan harkat dan martabat
2
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 4 No. 2 Desember 2017
mutu kehidupan serta kesejahteraan rakyat. tinggal/ hunian dan sarana pembinaan
Setiap warga negara mempunyai hak untuk keluarga.
menempati dan/atau menikmati dan/atau b. Yang dimaksud dengan perumahan
memiliki rumah yang layak dalam adalah kelompok rumah yang
lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan berfungsi sebagai lingkungan tempat
teratur. Setiap warga negara juga wajib tinggal/hunian yang dilengkapi
berperan serta dalam pembangunan dengan sarana dan prasarana
perumahan dan permukiman. Oleh karena lingkungan.
itu, pembangunan perumahan dan c. Sedangkan permukiman adalah
permukiman perlu terus ditingkatkan dan bagian dari lingkungan hidup di luar
dikembangkan secara terpadu, terarah, kawasan lindung (kota dan desa) yang
berencana, dan berkesinambungan. berfungsi sebagai lingkungan tempat
Dalam UU No. 4 Tahun 1992 ini tinggal/hunian dan tempat kegiatan
perumahan diartikan sebagai kelompok yang mendukung perikehidupan dan
rumah yang berfungsi sebagai lingkungan penghidupan. Rumah merupakan
tempat tinggal atau lingkungan hunian yang bagian yang tidak dapat dilihat
dilengkapi dengan prasarana dan sarana sebagai hasil fisik yang rampung
lingkungan (Suparno, 2006). Dalam UU ini semata, melainkan merupakan proses
juga disampaikan bahwa penataan yang berkembang dan berkaitan
perumahan dan permukiman perlu dengan mobilitas sosial-ekonomi
dilakukan dalam rangka: (1) memenuhi penghuninya dalam suatu kurun
kebutuhan rumah sebagai salah satu waktu.
kebutuhan dasar manusia, dalam rangka Seperti kebanyakan wajah
peningkatan dan pemerataan kesejahteraan permukiman di Indonesia banyak kita
rakyat; (2) mewujudkan perumahan dan jumpai permukiman penduduk yang sering
permukiman yang layak dalam lingkungan disebut kampung. Adapun pengertian
yang sehat, aman, serasi, dan teratur; (3) kampung identik dengan suatu wilayah
memberi arah pada pertumbuhan wilayah yang terdapat di pedesaan dan berada pada
dan persebaran penduduk yang rasional; (4) kondisi yang terpenuhi kebutuhan
menunjang pembangunan di bidang masyarakatnya dengan sarana dan prasarana
ekonomi, sosial, budaya, dan bidang-bidang yang layak. Kampung merupakan
lain. lingkungan suatu masyarakat yang sudah
Oleh karena itu, pembangunan mapan, yang terdiri dari golongan
perumahan dan permukiman harus berpenghasilan rendah dan menengah dan
diselenggarakan berdasarkan rencana tata pada umumnya tidak memiliki prasarana,
ruang wilayah perkotaan dan rencana tata utilitas dan fasilitas sosial yang cukup baik
ruang wilayah, yang menyeluruh dan jumlah maupun kualitasnya dan dibangun
terpadu, yang ditetapkan oleh pemerintah di atas tanah yang telah dimiliki, disewa
daerah dengan mempertimbangkan atau dipinjam pemiliknya (Yudosono, dkk
berbagai aspek yang terkait dengan rencana, dalam Komarudin, 1997).
program, dan prioritas pembangunan
perumahan dan permukiman. Permukiman Kumuh
Dalam Undang-Undang Nomor 1
TINJAUAN PUSTAKA Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun Kawasan Permukiman, tidak mengenal
2011 tentang Perumahan dan Kawasan adanya istilah kawasan kumuh, yang ada
Permukiman Permukiman kumuh dan Perumahan
a. Pengertian rumah adalah bangunan kumuh. Menurut UU Nomor 1 Tahun 2011
yang berfungsi sebagai tempat Permukiman kumuh adalah permukiman
yang tidak layak huni karena
3
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 4 No. 2 Desember 2017
5
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 4 No. 2 Desember 2017
Dari uraian di atas, status kepemilikan dilakukan dengan penataan tata bangunan,
tanah dan nilai ekonomi kawasan jelas akan tata informasi, ruang terbuka dan tata hijau,
membedakan cara penanganan, khususnya pembentukan image kota, dan sebagainya;
yang terkait dengan aspek pendanaan, sifat (3) peningkatan kualitas lingkungan
kelembagaan dan stakeholder yang terlibat kawasan, konsep peningkatan kualitas
dalam penanganannya. Berdasarkan hal lingkungan fisik adalah menciptakan
tersebut maka strategi penanganan dapat kenyamanan lingkungan dengan
dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu penyediaan sistem utilitas lingkungan yang
konsep pengembangan fisik kawasan, memadai . Sedangkan lingkungan sosial
konsep pengembangan ekonomi kawasan, budaya adalah menciptakan iklim yang
dan konsep pengembangan kelembagaan. kondusif bagi masyarakat untuk berperan
Konsep pengembangan fisik dan secara aktif dalam pembangunan dan
ekonomi kawasan merupakan upaya untuk menikmati pembangunan di kawasan
meningkatkan kualitas ruang di dalam perencanaan.
kawasan melalui rekayasa fisik. Hal ini
untuk mendorong perkembangan potensi Perkembangan Kota dan Dinamika
ekonomi yang terdapat di dalam kawasan Kawasan
baik melalui pengembangan kegiatan yang Perkembangan kota dan kawasan di
sudah berkembang maupun pengembangan sekitar perumahan kumuh yang akan ditata
kegiatan ekonomi baru. Sedangkan tidak lepas dari pertimbangan dalam
pengembangan kelembagaan diperlukan penataan. Pertimbangan meliputi: (1)
sebagai manajemen yang akan mengelola tingkat dinamika perkembangan kota ,
kawasan perencanaan sehingga dicapai khususnya wilayah di sekitar kawasan
pembangunan yang berkelanjutan. penataan antara lain sosial ekonomi
Sebagaimana tercantum dalam penduduk dan aktivitas kegiatannya; (2)
Laporan Pendahuluan PLP2K-BK (2010), mobilitas pergerakan masyarakat di
secara umum parameter dan aspek yang kawasan sekitar; (3) kepastian hukum
perlu dipertimbangkan dan diasumsikan dengan melibatkan pihak swasta dan
dalam kajian teknis analisis dalam masyarakat, tidak hanya meliputi rencana
penanganan kawasan kumuh. teknis/desain penataan bangunan saja,
Berkaitan dengan peningkatan namun menyangkut pula institusi
kualitas fisik ruang kawasan, secara umum pengelolaanya; (4) sinergi dan
dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu: (1) keseimbangan antara zona-sona aktivitas
peningkatan kualitas fungsional ruang, „bangkitan‟ kehidupan sosial ekonomi di
konsep peningkatan kualitas fungsional dalam kawasan perencanaan berdasarkan
adalah untuk meningkatkan fungsi yang prinsip-prinsip peremajaan dan peningkatan
berkembang di dalam kawasan kawasan. Pertimbangan ini menghasilkan
perencanaan. Diharapkan dengan konsep pengembangan segmen ruang
meningkatkan fungsi fungsi ruang tersebut kawasan; (5) kendala keterbatasan lahan
akan mendorong perkembangan ekonomi dengan konsep mengoptimalkan intensitas
kota. Hal ini dilakukan dengan penataan ruang, antara lain dengan: pengembangan
ruang baik organisasi ruang, hubungan kawasan secara vertikal pada beberapa
ruang maupun intensitas ruang; (2) bagian untuk menghindari kepadatan
peningkatan kualitas visual ruang kawasan, bangunan yang berlebihan, memperpanjang
konsep peningkatan kualitas visual ruang waktu aktivitas pada sebuah ruang yang
kawasan dilakukan untuk meningkatkan sama, dan menggunakan ruang bebas
mutu visual kawasan sehingga kawasan bangunan di tepi jalan utama dan sungai
dapat lebih menarik untuk di kunjungi sebagai ruang ekonomi yang disesuaikan
maupun ditinggali. Upaya untuk dengan peraturan; (6) pembentukan pola
meningkatkan kualitas visual ini antara lain bangunan yang mendukung pengembangan
6
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 4 No. 2 Desember 2017
8