Anda di halaman 1dari 4

Layanan Bunga Tanjung “Pusat Pelayanan Terpadu Kekerasan Perempuan dan Anak” di

RSUD Tarakan

Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak masih menjadi isu penting bagi dunia,
sampai pemasalahan ini menjadi isu dalam agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / SDG
(Sustainable Development Goals). Jumlah kekerasan terhadap perempuan di Provinsi DKI
Jakarta pada tahun 2018 menempati urutan ke-2 tertinggi di Indonesia untuk yaitu sebanyak
2.318 kasus yang didominasi oleh korban dari jenis kekerasan KDRT (811 kasus) dan
kekerasan seksual (761 kasus). Komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengambil
peran dalam permasalahan tersebut di atas ditetapkan dalam Kebijakan Strategis Daerah ke-13
berupa Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Perempuan dan Anak. Komitmen Indonesia
melalui target SDG nasional yaitu peningkatan kapasitas lembaga yang memberikan
perlindungan bagi perempuan dari segala bentuk kekerasan di tingkat nasional dan lokal
dengan target prevalensi korban kasus kekerasan terhadap perempuan menerima layanan
komprehensif hingga 70% pada tahun 2019.

Bunga tanjung adalah layanan kesehatan gratis bagi korban kekerasan perempuan dan
anak dan diberikan secara one stop service mulai dari layanan kesehatan yang komprehensif
(menyeluruh) dengan semua profesi pelayanan medis terkait di RSUD Tarakan dan juga
terintergerasi dengan instansi lain di DKI Jakarta seperti Dinas Pemberdayaan Perlindungan
Anak dan Pengendalian Penduduk PPAPP, Dinas Sosial, dan Polda Metro Jaya. Dalam
pengembangannya layanan inovasi Bunga Tanjung, juga diperluas dengan integrasi ke call
center Jakarta Siaga 112 sebagai layanan aduan warga serta UPT Ambulans Gawat Darurat
(AGD) untuk layanan penjemputan korban. Untuk meningkatkan efektivitas keterpaduan
layanan, dilakukan terobosan teknologi informasi berupa e-visum yang belum lazim
dipergunakan di Indonesia yang mampu mempercepat layanan penerbitan visum dari 30 hari
menjadi 2 hari, sehingga memberikan kepastian bagi korban untuk penanganan lebih lanjut oleh
pihak Kepolisian. Layanan Bunga Tanjung ikut dalam kompetensi United Public Service Award
(UNPSA) 2021 mewakili Indonesia.

Layanan ini memiliki fokus yang lebih spesifik yaitu terhadap para korban sehingga
dapat terselamatkan fisik, psikis, dan hak-hak sipilnya yang direpresentasikan dalam proses
hukum oleh aparat penegak hukum sampai mereka kembali ke lingkungan masyarakat. Inovasi
Bunga Tanjung juga dapat mengatasi isu ketidaksetaraan gender ini di mana pada satu sisi
bukan saja perempuan sebagai korban kekerasan mendapatkan pelayanan yang komprehensif,
melainkan inovasi ini juga sekaligus mengangkat martabat dan mengembalikan kepercayaan
diri korban sehingga tidak merasa memiliki posisi yang inferior ketika berinteraksi kembali di
tengah masyarakat serta membangun persepsi bahwa mereka tidak sendiri dalam mengatasi
permasalahannya.

RESUME

Instansi yang terlibat : RSUD Tarakan, Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan
Pengendalian Penduduk PPAPP, Dinas Sosial, Polda Metro Jaya, call center Jakarta Siaga dan
Ambulans darurat

Bentuk Hubungan : Koordinasi terintegrasi

Jenis dan pola pelayanan : jenis pelayanan jasa dan administratif dengan penerapan pola
pelayanan pusat terpadu

Produk pelayanan beserta keunggulannya :

1. Layanan gratis untuk mendapatkan pelayanan kesehatan fisik, psikis dan hukum akibat
kekerasan yang dialami oleh korban kekerasan perempuan dan anak
2. Penerbitan e-visum bagi korban kekerasan yang mempermudah korban sehingga
penerbitan visum tidak memakan waktu hingga 30 hari
3. Ambulans gratis untuk layanan penjemputan korban

Penilaian terhadap penerapan WoG : Inovasi yang diterapkan sudah sangat baik dan
komprehensif sehingga melindungi korban dari awal hingga akhir, mulai dari call centre siaga
untuk korban mengadu, ambulans gratis untuk penjemputan korban, layanan kesehatan fisik
dan psikis serta bantuan hukum untuk korban.

Saran untuk penyempurnaan : Mungkin RSUD Tarakan juga dapat bekerja sama dengan
Dinas Koperasi dan UMKM serta Dinas Tenaga Kerja sehingga para korban perempuan yang
mengalami kasus kekerasan karena masalah ekonomi dapat mendapat pelatihan dan bantuan
untuk memulai usaha.

Link Youtube : https://youtu.be/rnru5rad9nI


Permasalahan yang masih sering dijumpai dalam penyelenggaraan pemerintahan (birokrasi) hingga
saat ini

Birokrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem pemerintahan yang
dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan.
Birokrasi menurut Agus Dwiyanto (2011), menyebutkan bahwa birokrasi merupakan alat
penunjang utama di dalam administrasi modern. Selanjutnya menurut Bintoro Tjokroamidjojo
(1984) Birokrasi dimaksudkan untuk mengorganisir secara teratur suatu pekerjaan yang harus
dilakukan oleh banyak orang. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
birokrasi merupakan suatu alat penunjang utama di dalam administrasi modern dalam sistem
pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah untuk mengorganisir secara teratur
suatu pekerjaan yang bersifat publik.
Dalam pelaksanaan birokrasi pemerintahan, terdapat beberapa permasalahan yang
tidak pernah dapat diselesaikan oleh sistem pemerintahan yang sedang berjalan pada saat itu.
Ada beberapa permasalahan yang menurut saya masih belum dapat dapat diselesaikan
dengan baik hingga saat ini yaitu korupsi dan rendahnya kualitas pelayanan publik. Korupsi dan
pelayanan publik saling tumpang tindih. Korupsi akan mengurangi anggaran yang di perlukan
untuk peningkatan kualitas pelayanan publik sehingga hasil pelayanan publik tidak dapat
berjalan optimal dan menyebabkan rendahnya kepuasan masyarakat.
Korupsi menjadi permasalahan yang tidak pernah selesai, walaupun sudah dibuat
badan khusus yang sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002
yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi, korupsi tidak pernah padam. Dalam pidato Kepresidenan
saat acara peringatan Hari Antikorupsi sedunia (Hakordia) tahun 2020, Presiden Joko Widodo
menyampaikan agar semua lembaga pemerintahan harus terus meningkatkan transparansi,
meningkatkan akuntabilitas, melakukan penyederhanaan proses kerja dan proses pelayanan
kepada masyarakat untuk meminimalisir ruang korupsi, sekaligus meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat. Mengembangkan budaya antikorupsi dan menumbuhkan rasa
malu menikmati hasil korupsi merupakan hulu yang penting dalam pencegahan tindak pidana
korupsi. Pendidikan antikorupsi harus diperluas untuk melahirkan generasi masa depan yang
antikorupsi serta membangun sistem yang menutup peluang terjadinya tindak pidana korupsi
juga merupakan kunci utama.
Selain korupsi, rendahnya kualitas pelayanan publik juga menjadi permasalahan yang
tidak pernah selesai. Rendahnya Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di beberapa bidang
pelayanan menunjukkan masih rendahnya kinerja ASN sebagai pelayan publik. Administrasi di
berbagai lembaga/badan penyelenggara pelayanan publik dianggap masih sering mengambang
dan berbelit-belit karena banyak aturan yang dikeluarkan dan sulit dilaksanakan serta
menghabiskan anggaran negara.
Pemerintah terus berupaya untuk mengatasi hal tersebut, dengan menerapkan prinsip
WoG atau Whole of Government. Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-
tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karena itu,
WoG juga dikenal sebagai pendekatan integracy, yaitu pendekatan yan melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan, sehingga dapat meningkatakan
akuntabilitas yang bisa menurukan angka korupsi dan meningkatkan kualitas pelayanan publik
karena sudah terintegrasi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai