Anda di halaman 1dari 9

Nama : ATI LATIFIANI LESTARI (PGSD01)

LK. 2.2 Menentukan Solusi

Eksplorasi alternatif Solusi yang


No Analisis Alternatif Solusi Analisis Penentuan Solusi
solusi Relevan
1 Berdasarkan kajian 1. Media cerita bergambar tematik Solusi-solusi yang Solusi untuk meningkatkan
literatur dan wawancara Penggunaan media cerita bergambar relevan dari pemahaman materi yang masih
yang dilakukan, alternatif mudah diimplementasikan oleh siswa, eksplorasi alternatif rendah pada mata pelajaran IPS
solusi untuk meyelesaikan praktis, dan menarik bagi siswa, media solusi yaitu : materi upaya mempertahankan
masalah 12 dari 21 (57%) cerita bergambar juga dapat 1. Model kemerdekaan di kelas 6 adalah
siswa memiliki mengilustrasikan materi pembelajaran pembelajaran dengan menerapkan model
pemahaman materi yang dengan lebih kongkret karena terdapat Problem Based pembelajaran PBL berbantuan media
masih rendah pada mata gambar pada media ini bukan hanya Learning (PBL) cerita bergambar.
pelajaran IPS materi bacaan yang panjang dan membosankan 2. Penggunaan
upaya mempertahankan peserta didik, media ini juga membantu media cerita Penggunaan model pembelajaran
kemerdekaan di kelas 6 peserta didik dalam memahami materi. bergambar Problem Based Learning (PBL)
adalah : Hanya saja dalam media cerita sesuai dengan karakteristik materi
1. Penggunaan media bergambar jika gambarnya terlalu upaya mempertahankan kemerdekaan
cerita bergambar kompleks kurang efektif untuk kegiatan RI. Dalam penggunaan model
2. Pengunaan media pembelajaran. pembelajaran PBL menjadikan siswa
wayang kertas belajar bukan dengan menghafal,
3. Guru menggunakan 2. Media wayang kertas melainkan berproses dari
model pembelajaran Penggunaan media wayang kertas akan pengalaman siswa dalam kehiduan
Problem Based Learning melatih anak-anak untuk aktif dalam nyata, pelajaran dikonstruksi oleh
(PBL) mengekspresikan ide-ide secara lisan siswa sendiri dengan dibimbing oleh
4. Guru menggunakan karena anak bisa memainkan wayang guru sehingga peserta didik akan
model pembelajaran dan bebas berekspresi sesuai apa yang merasa lebih nyaman dalam proses
Role Playing ia simak. Selain itu media wayang pembelajaran.
5. Penggunaan Games kertas sangat mudah dalam Penggunakan media cerita
book sebagai media pembuatannya dan penggunaannya, bergambar dapat mengilustrasikan
pembelajaran bahkan jika dilihat dari segi biaya materi pembelajaran dengan lebih
6. Metode pembelajaran wayang kertas relatif murah. Namun, kongkret. Di dalam media cerita
Survey, question, Read, media wayang kertas tidak tahan air dan bergambar, bacaan yang tersedia
Recite, Review (SQ3R) mudah rusak. Maka dari itu, sebaiknya tidak hanya teks panjang yang
media wayang disimpan di tempat kering menceritkan upaya mempertahankan
dan tempat yang aman. kemerdekaan RI namun juga
terdapat gambar-gambar yang sesuai
3. Model pembelajaran Problem Based dengan materi pembelajaran yang
Learning (PBL) dapat menarik minat peserta didik
Penggunaan model pembelajaran Problem untuk membaca dan dapat
Based Learning (PBL) melibatkan mengilustrasikan materi menjadi lebih
aktivitas siswa secara penuh, baik fisik kongkret.
maupun mental, menjadikan siswa
belajar bukan dengan menghafal,
melainkan berproses dari pengalaman
siswa dalam kehiduan nyata, pelajaran
dikonstruksi oleh siswa sendiri dengan
dibimbing oleh guru. Hanya saja dalam
penerapan pembelajaran Problem Based
Learning memerlukan konsentrasi yang
tinggi karena banyak yang harus
dipersiapkan oleh guru dalam
menyajikan kegiatan pembelajaran.

4. Model pembelajaran Role Playing


Role playing merupakan model
pembelajaran yang menyenangkan
karena Role Playing melibatkan unsur
bermain dan memberi keleluasaan
siswa untuk bergerak aktif, hal ini
sesuai dengan karakteristik siswa SD.
Namun, model pembelajran ini
memerlukan waktu yang lama dan
tempat yang luas

5. Media games book


Dalam media Games Book terdapat
serangkaian permainan menarik, yang
memungkinkan siswa belajar untuk
mengetahui, belajar untuk mahami,
belajar untuk mengikuti dan belajar
untuk melakukan. Namun, jika
petunjuk dalam games book tidak jelas,
maka dapat menimbulkan salah
perpsepsi pada siswa

6. Metode pembelajaran Survey, question,


Read, Recite, Rewview (SQ3R)
Penggunaan metode pembelajaran
Survey, question, Read, Recite, Rewview
(SQ3R) dalam pembelajaran dapat
merangsang peserta didik untuk
menghasilkan pemahaman yang
komprehensif, bukan ingatan.
Pemahaman yang komprehensif akan
bertahan lebih lama tersimpan di
dalam otak, daripada sekedar
mengingat fakta. Dengan metode ini
siswa juga akan menjadi pembaca aktif
dan terarah langsung pada pokok
bacaan. Hanya saja dalam penerapannya
siswa akan lebih sulit dikondisikan
(ramai) saat berdiskusi dengan teman
sebangkunya dalam mempelajari teks
materi pelajaran.

2 Berdasarkan kajian 1. Model pembelajaran Think Pair Share Penentuan solusi Solusi untuk meningkatkan keaktifan
literatur dan wawancara Penggunaan model pembelajaran Think berdasarkan alasan siswa yang masih rendah dalam
yang dilakukan, alternatif Pair Share (TPS) dalam pembelajaran IPA sebagai berikut : proses pembelajaran IPA materi
solusi untuk meyelesaikan memungkinkan peserta didik untuk 1. Penggunaan materi cara makhluk hidup
masalah 10 dari 21 (47%) bekerja sendiri dan bekerja sama Model menyesuaikan diri dengan
siswa memiliki keaktifan dengan orang lain, dapat pembelajaran lingkungannya di kelas 6 adalah
yang masih rendah dalam mengoptimalkan partisipasi peserta Problem Based dengan penggunaan model
proses pembelajaran IPA didik, mampu memberikan Learning (PBL) pembelajaran Problem Based Learning
materi cara makhluk kesempatan lebih banyak kepada 2. Penggunaan (PBL) berbantuan media power point
hidup menyesuaikan diri setiap peserta didik untuk media power interaktif.
dengan lingkungannya di menunjukkan partisipasinya, dan bisa point
kelas 6 adalah : diterapkan untuk semua mata Pada model pembelajaran Problem
1. Penggunaan model pelajaran dan tingkat kelas. Namun Based Learning (PBL) terdapat
pembelajaran Think Pair penggunaan model TPS ini nantinya akan langkah-langkah yang melibatkan
Share ada banyak kelompok yang melapor peserta didik untuk ikut aktif dan
2. Penggunaan Model berkaitan dengan topik diskusi, lebih terlibat dalam proses pembelajaran,
pembelajaran Discovery sedikit ide yang muncul. hal tersebut diharapkan mendorong
Learning peserta didik untuk lebih aktif dalam
3. Penggunaan Model 2. Model pembelajaran Discovery proses pembelajaran. Melalui model
pembelajaran Problem Learning pembelajaran Problem Based
Based Learning (PBL) Penggunaan model pembelajaran Learning (PBL) peserta didik dilatih
4. Penggunaan Model discovery learning dapat membantu agar memiliki kemampuan untuk
pembelejaran Predict siswa untuk memperbaiki dan melakukan komunikasi ilmiah
Observe Explain (POE) meningkatkan keterampilan‐ dalam kegiatan diskusi atau
5. Penggunaan Media keterampilan dan proses‐proses presentasi hasil pekerjaan mereka.
pembelajaran power kognitif, memungkinkan siswa Melalui kegiatan diskusi dan
point berkembang dengan cepat dan sesuai presentasi diharapkan peserta didik
dengan kecepatannya sendiri, dan dapat lebih meningkatkan
meningkatkan tingkat penghargaan keaktifannya dalam proses
pada siswa. Namun, bagi siswa yang pembelajaran.
memiliki kemampuan kognitif yang
rendah akan mengalami kesulitan Penggunaan media power point
dalam berfikir abstrak atau yang interaktif dalam proses
mengungkapkan hubungan antar pembelajaran memiliki variasi
konsep‐konsep, yang tertulis atau lisan, teknik penyajian yang menarik,
sehingga pada gilirannya akan dapat menyajikan berbagai
menimbulkan frustasi. Selain itu model kombinasi clipart, picture, warna,
ini tidak cukup efisien untuk digunakan animasi dan suara sehingga
dalam mengajar pada jumlah siswa yang diharapkan dapat membuat siswa
banyak hal ini karena waktu yang lebih tertarik dalam proses
dibutuhkan cukup lama untuk kegiatan pembelajaran. Selain itu, dengan
menemukan pemecahan masalah. menggunakan media power point
interaktif, peserta didik dapat
3. Model pembelajaran Problem Based melihat sajian-sajian materi yang
Learning diberikan guru dengan cara yang
Penggunaan model pembelajaran Problem lebih menarik dan menyenangkan,
Based Learning (PBL) mampu melatih sehingga diharapkan dapat
peserta didik agar memiliki menigkatkan keaktifan peserta didik
kemampuan memecahkan masalah
dalam keadaan nyata, mempunyai
kemampuan membangun
pengetahuannya sendiri melalui
aktivitas belajar, terjadi aktivitas
ilmiah pada peserta didik melalui kerja
kelompok, peserta didik terbiasa
menggunakan sumber-sumber
pengetahuan, peserta didik memiliki
kemampuan untuk melakukan
komunikasi ilmiah dalam kegiatan
diskusi atau presentasi hasil pekerjaan
mereka, dan kesulitan belajar peserta
didik secara individual dapat diatasi
melalui kerja kelompok. Namun, jika
model ini di aplikasikan dalam suatu
kelas yang memiliki tingkat keragaman
peserta didik yang tinggi akan terjadi
kesulitan dalam pembagian tugas.
4. Model pembelajaran Predict-Observe-
Explain (POE)
Model POE dapat merangsang peserta
didik untuk lebih kreatif khususnya
dalam mengajukan prediksi, proses
pembelajaran menjadi lebih menarik,
sebab peserta didik tidak hanya
mendengarkan tetapi juga mengamati
peristiwa yang terjadi melalui
eksperimen, siswa akan memiliki
kesempatan untuk membandingkan
antara teori (dugaan) dengan
kenyataan. Hanya saja model
pembelajaran POE ini memerlukan
persiapan yang lebih matang terutama
berkaitan penyajian persoalan IPA dan
kegiatan yang akan dilakukan untuk
membuktikan prediksi yang akan
diajukan peserta didik, memerlukan alat,
bahan dan tempat yang memadai,

5. Media power point


Penggunaan media power point
mempunyai beberapa kelebihan
diantaranya: Praktis, dapat
dipergunakan untuk semua ukuran
kelas, memberikan kemungkinan tatap
muka dan mengamati respons siswa,
memiliki variasi teknik penyajian yang
menarik dan tidak membosankan,
dapat menyajikan berbagai kombinasi
clipart, picture, warna, animasi dan
suara sehingga membuat siswa lebih
tertarik dan dapat dipergunakan
berulang-ulang. Namun, media power
point juga memiliki keurangan, yaitu:
Membutuhkan keterampilan khusus
untuk menuangkan pesan atau ide-ide
yang baik pada desain program komputer
microsoft powerpoint sehingga mudah
dicerna oleh penerima pesan,
Memerlukan persiapan yang matang, bila
menggunakan teknikteknik penyajian
(animasi) yang kompleks

3 Berdasarkan kajian 1. Model pembelajaran bamboo dancing Penentuan solusi Solusi untuk meningkatkan
literatur dan wawancara Penggunaan model bamboo dancing berdasarkan alasan pemahaman materi pada muatan
yang dilakukan, alternatif dalam pelajaran Bahasa Indonesia sebagai berikut : pelajaran Bahasa Indonesia materi
solusi untuk meyelesaikan membuat Siswa dapat bertukar 1. Model ciri-ciri makhluk hidup kelas 3 adalah
masalah 12 dari 25 (48%) pengalaman dan pengetahuan dengan pembelajaran dengan menggunakan Model
siswa memiliki sesamanya dalam proses pembelajaran; Problem Based pembelajaran Problem Based
pemahaman materi yang dapat meningkatkan kecerdasan sosial Learning Learning berbantuan Media Audio
rendah pada muatan dalam hal kerja sama di antara siswa; 2. Media Audio Visual
pelajaran Bahasa dan mampu meningkatkan toleransi Visual
Indonesia materi ciri-ciri antara sesama siswa. Namun dalam Model pembelajaran Problem Based
makhluk hidup kelas 3 model pembelajaran ini siswa akan lebih Learning mendorong siswa untuk
adalah : banyak bermain daripada belajar dan mempelajari materi dan konsep
1. Model pembelajaran memerlukan periode waktu yang cukup baru pada saat memecahkan
bamboo dancing panjang masalah sehingga diharapkan peserta
2. Model Pembelajaran didik untuk lebih semangat dalam
Snowball Throwing 2. Model Pembelajaran Snowball mendalami materi pembelajaran,
3. Media Audiovisual Throwing selain itu dalam model
4. Model Pembelajaran Dalam model pembelajaran Snowball pembelajaran PBL Guru mendorong
Cooperative Integrated Throwing siswa lebih memahami dan siswa untuk mengumpulkan
Reading And mengerti secara mendalam tentang informasi yang sesuai, eksperimen
Composition (CIRC) materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini untuk mendapatkan penjelasan dan
5. Model pembelajaran disebabkan karena siswa mendapat pemecahan masalah, pengumpulan
Problem Based penjelasan dari teman sebaya yang data, hipotesis, dan pemecahan
Learning secara khusus disiapkan oleh guru serta masalah hal tersebut diharapkan
mengerahkan penglihatan, pendengaran, dapat meningkatkan pemahaman
menulis dan berbicara mengenai materi materi siswa, karena dari serangkaian
yang didiskusikan dalam kelompok. kegiatan pengumpulan informasi,
Namun, penggunaan model pembelajaran eksperimen, pengumpulan data, siswa
ini dalam proses pembelajaran akan mendapatkan pembelajaran
sangat bergantung pada kemampuan yang bermakna dan materi yang
siswa dalam memahami materi sehingga diberikan dapat diterima dengan baik.
apa yang dikuasai siswa hanya sedikit.
Media pembelajaran Audio Visual
3. Media pembelajaran Audio Visual berupa video pembelajaran
Melalui media pembelajaran audio visual mengenai ciri-ciri makhluk hidup.
siswa lebih banyak melakukan Melalui media pembelajaran audio
kegiatan belajar, sebab tidak hanya visual siswa lebih banyak
mendengarkan uraian guru, tapi juga melakukan kegiatan belajar, sebab
aktifitas mengamati, melakukan, tidak hanya mendengarkan uraian
mendemonstrasikan, dan lain- guru, tapi juga aktifitas mengamati
lain. Namun, sifat komunikasi media video pembelajaran yang disajikan.
audio visual hanya satu arah, maka Dengan kegiatan tersebut diharapkan
perlu diimbangi dengan adanya umpan peserta didik dapat lebih memahami
balik yang lain agar peserta didik tidak materi dalam proses pembelajaran.
mudah bosan.

4. Model Pembelajaran Cooperative


Integrated Reading and Composition
(CIRC)
Dalam model pembelajaran CIRC siswa
dapat memberikan tanggapannya
secara bebas, dilatih untuk dapat
bekerjasama, dan menghargai
pendapat oranglain, membantu siswa
yang lemah dalam memahami tugas
yang diberikan, dan para siswa dapat
memahami makna soal dan saling
mengecek pekerjaan. Namun,
penggunaan model Cooperative Integrated
Reading And Composition (CIRC)
menimbulkan sebuah masalah yaitu
apabila guru sedang mengajarkan satu
kelompok membaca, siswa lain di dalam
kelas tersebut harus diberikan kegiatan-
kegiatan yang dapat mereka selesaikan
dengan sedikit pengarahan dari guru.

5. Model pembelajaran Problem Based


Learning
Dalam model pembelajaran Problem
Based Learning peserta didik
terdorong untuk mempelajari materi
dan konsep baru pada saat
memecahkan masalah, pembelajaran di
kelas berpusat pada peserta didik,
serta dapat meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah
peserta didik. Namun, dalam
pelaksanaannya siswa berpeluang
membutuhkan lebih banyak waktu
untuk menyelesaikan masalah ketika
pertama kali dikemukakan di kelas,

4 Berdasarkan kajian 1. Model Pembelajaran kooperatif Tipe Penentuan solusi Solusi untuk meningkatkan
literatur dan wawancara Student Teams Achievement Division berdasarkan alasan kemampuan berhitung yang rendah
yang dilakukan, alternatif (STAD). sebagai berikut : pada muatan pelajaran matematika
solusi untuk meyelesaikan Model pembelajaran kooperatif tipe STAD 1. Model materi perkalian kelas 3 adalah
masalah 10 dari 25 siswa membantu siswa menjadi termotivasi pembelajaran dengan menggunakan Model
(40%) di kelas 3 memiliki dan semangat dalam belajar sehingga Problem Based pembelajaran Problem Based
kemampuan berhitung motivasi siswa juga membaik, Learning Learning berbantuan media Multiply
yang masih rendah pada dikarenakan pembelajaran kooperatif tipe 2. Media Multiply Cards
muatan pelajaran STAD berpusat pada siswa daripada Cards
matematika materi pembelajaran konvensional yang Model pemebajaran Problem Based
perkalian pada bilangan berpusat pada guru. Namun, dalam Learning (PBL)
cacah adalah : pembelajaran ini akan ada dominasi Dalam model pembelajaran PBL siswa
1. Model Pembelajaran dari siswa yang pandai. didorong untuk memiliki
kooperatif Tipe Student kemampuan memecahkan masalah
Teams Achievement 2. Model pembelajaran kooperativ tipe dalam situasi nyata dan siswa juga
Division (STAD). Numered Head Togethet (NHT) dapat memiliki kemampuan
2. Model pembelajaran Model pembelajaran kooperativ tipe membangun pengetahuannya
kooperativ tipe Numered Numered Head Togethet (NHT) dapat sendiri melalui aktivitas belajar.
Head Togethet (NHT) memberikan kesempatan kepada siswa dengan siswa membangun
3. Model pembelajaran untuk menggunakan keterampilan pengetahuannya sendiri melalui
make a match bertanya, berdiskusi, dan aktivitas belajar, siswa didorong
4. Penerapan model mengembangkan bakat kepemimpinan. untuk terus meningkatkan
pembelajaran Project Namun, pengelompokkan siswa kemampuan berhitungnya melalui
Based Learning memerlukan pengaturan tempat duduk pemahaman dan pengetahuannya
5. Model pembelajaran yang berbeda-beda serta membutuhkan sendiri melalui aktivitas-aktivitas
Problem Based Learning waktu khusus belajar dalam model pembelajaran
6. Media Multiply Cards PBL ini.
3. Model pembelajaran make a match
Penerapan model pembelajaran make a Penggunaan Media Multiply Cards
match meningkatkan aktivitas belajar Media multiply cards merupakan
siswa dan melatih keberanian dan media berupa kartu yang memuat
kedisiplinan siswa dalam menghargai materi operasi hitung meliputi
waktu selama mengikuti kegiatan menambah, mengalikan, yang
pembelajaran. Hal inilah yang disediakan dengan menarik dan
memotivasi siswa untuk semakin giat berwarna. Media ini juga digunakan
belajar matematika. Namun, dalam untuk melatih keterampilan operasi
model pembelajaran ini guru harus lebih hitung perkalian peserta didik.
memperhatikan agar suasana kelas tetap Dengan begitu diharapkan media
kondusif dan tertib, karena dalam multiply cards dapat meningkatkan
mencari pasangan kartu yang sesuai kemampuan peserta didik dalam
pasti akan menimbulkan kegaduhan. berhitung.

4. Model pembelajaran Problem Based


Learning (PBL)
Dalam model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) siswa didorong
untuk memiliki kemampuan
memecahkan masalah dalam situasi
nyata dan siswa juga dapat memiliki
kemampuan membangun
pengetahuannya sendiri melalui
aktivitas belajar, selain itu juga
terdapat aktivitas ilmiah pada peserta
didik melalui diskusi dan kerja
kelompok . Namun dalam suatu kelas
yang memiliki tingkat keragaman siswa
yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam
pembagian tugas dalam model PBL ini .

5. Media Multiply Cards


Media Multiply Cards digunakan untuk
melatih keterampilan operasi hitung
perkalian peserta didik, media multiply
cards ini dibuat menggunakan kertas,
dimana kertas merupakan bahan yang
mudah diperoleh bahkan dengan harga
yang murah.

Anda mungkin juga menyukai