Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum

Mekanika Fluida dan Partikel


2021, Vol. 1, No. 1

Efflux Time
Adel Frisca Rahayu* (1), Ahmad Hayiz Azaim (2)
Cefiro Martha Yudhistira
Dr.Eng Achmad Dwitama Karisma,ST,MT
Departemen Teknik Kimia Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
12 Oktober 2021

Abstrak Dikomentari [AHA1]: Kalimat pasif, gantikata kunci

Efflux time merupakan waktu yang diperlukan untuk pengosongan cairan di dalam
tangki melalui pipa vertical karena pengaruh gaya beratnya Fluida merupakan suatu zat
yang dapat mengalir. Tujuan pada percobaan efflux time adalah untuk menetapkan waktu
yang diperlukan untuk pengosongan tangki dengan penurunan kelipatan x; y; z cm dan
atau panjang pipa a cm dan b cm. Juga untuk menghitung faktor koreksi waktu
pengosongan tangki sebenarnya terhadap waktu pengosongan teoritis dengan penurunan
kelipatan x; y; z cm dan diameter pipa a dan b cm Prosedur percobaan dilakukan dengan
persiapan seluruh peralatan percobaan dan pengecekan kondisi tangki, penghitungan
dimensi pipa dan proses pemasukan fluida cair ke dalam tangki dengan kondisi pipa
ditutup, dengan tinggi fluida 25 cm kemudian dibuka penutup pipa dan mulai perhitungan
waktu yang dibutuhkan setiap penurunan kelipatan 3 cm,pengulang prosedur 1-3 sebanyak
2 kali, dan prosedur 1-4 pada pipa sesuai variabel. Hasil dari percobaan ini adalah waktu
yang diperlukan untuk pengosongan tangki dengan penurunan kelipatan 3 cm pada
diameter pipa pertama 0,017 m adalah 2,43; 2,88; 3,01; 2,94; 2,16; 3,37; 2,88; 11 detik,
diameter pipa kedua 0,013 m adalah 8,08; 6,45; 7,71; 8,3; 8,04; 8,11; 9,12 dan 29,88 detik
dan diameter pipa ketiga 0,013 m adalah 11,84; 23,28; 21,56; 20,46 19,54 21,33; 20,98;
dan 35,62 detik.pada perhitungan teoritis

Kata kunci : Efflux time, Teoritis, Waktu

1.0 Pendahuluan
Fluida merupakan suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat
cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir.
Berbagai macam zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya
yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas
juga termasuk fluida. Saat sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam
zat cair, zat cair akan memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada benda, di mana
besarnya gaya ke atas (gaya apung) sama dengan berat zat cair yang dipindahkan
(Abidin and Wagiani, 2013). Dikomentari [AHA2]: 11 italic
Efflux time merupakan waktu yang diperlukan untuk pengosongan cairan di
dalam tangki melalui pipa vertical karena pengaruh gaya beratnya. Waktu
pengosongan cairan dalam tangki dapat diperkirakan dengan rumus pendekatan,
kemudian dikalikan faktor koreksi untuk mendapatkan waktu pengosongan cairan
yang mendekati sebenarnya (Masna and Aulia, 2018).
Pada dunia industri terutama industri yang menggunakan menggunakan pipa
fluida, efflux time perlu dipelajari sangat rinci demi kelancaran jalannya proses
industri. Sebagian industri mengalirkan cariran dari tempat penampung dengan
pengaruh gaya gravitasi karena adanya beda ketinggian. Oleh karena itu

1
Laporan Praktikum
Mekanika Fluida dan Partikel

menyebabkan tinggi cairan di dalam tangki dapat diketahui dengan menghitung


waktu penurunan cairan (efflux time).
Tujuan pada percobaan efflux time adalah untuk menetapkan waktu yang
diperlukan untuk pengosongan tangki dengan penurunan kelipatan x; y; z cm dan
atau panjang pipa a cm dan b cm. Juga untuk menghitung faktor koreksi waktu
pengosongan tangki sebenarnya terhadap waktu pengosongan teoritis dengan
penurunan kelipatan x; y; z cm dan diameter pipa a dan b cm.

2.0 Tinjauan Pustaka


2.1 Fluida
Hampir semua zat cair tidak dapat dimampatkan. Gas pun dalam kondisi
tertentu dapat dianggap tidak termampatkan, misalnya saja dengan mengatur
alirannya sedemikian rupa sehingga perubahan tekanan pada setiap titiknya tidak
terlalu besar. Fluida memiliki sifat yang berkaitan dengan kecepatan aliran. Jika
kecepatan pada setiap titiknya tidak mengalami perubahan, alirannya disebut aliran
steady flow dan yang sebaliknya disebut aliran nonsteady flow. Aliran tunak hanya
mengizinkan arah arus dan kecepatan arus yang sama pada setiap titiknya. Apabila
ditemukan fluida yang tidak memenuhi keadaan tersebut, fluida itu merupakan
fluida nonsteady flow. Air yang mengalir dengan kecepatan rendah merupakan
steady flow, tetapi ketika dipercepat alirannya menjadi nonsteady. Sifat fluida
selanjutnya adalah sifat otientasi aliran, pada sifat ini ada fluida yang mengalami
perputaran ada juga yang tidak mengalami perputaran. Apabila suatu ketika benda
tersebut terlihat berputar maka aliran fluida tentu mengalami putaran di titik benda
tersebut berputar. Sifat keempat berkaitan dengan viskositas. Fluida yang kental
akan lebih sulit mengalir jadi kekentalan setara dengan gaya gesekan untuk benda
padat (Abidin and Wagiani, 2013)
2.2 Viskositas Cairan
Viskositas mengacu pada resistensi untuk mengalir. Cairan yang memiliki
viskositas rendah berarti mudah mengalir (Zhang, 2016). Indeks viskositas
merupakan parameter yang umum digunakan untuk mengukur perubahan viskositas
dengan suhu. Semakin tinggi viskositas maka semakin kecil pula perubahan relatife
dalam viskositas dengan suhu dan akibatnya akan semakin baik. Karena viskositas
tetap hamper sama pada suhu operasi rendah (dari dinginnya mesin pagi hari) dan
tinggi (Hadjichristidis et al., 2012).
2.3 Densitas Cairan
Kerapatan (density) adalah jumlah atau kuantitas dari suatu zat. Nilai kerapatan
(density) dipengaruhi oleh temperatur, semakin tinggi temperatur maka kerapatan
suatu fluida semakin berkurang karena disebabkan gaya kohesi dari molekul-
molekul fluida semakin berkurang (Priyanto, 2020).
Kerapatan (density) dapat dinyatakan dalam tiga bentuk yaitu:
1. Mass density (ρ) satuan SI kg/m3
Ukuran konsentrasi zat ditentukan dengan cara menghitung ratio massa zat
yang terkandung dalam suatu bagian tertentu terhadap volume bagian
tersebut. Dihitung dengan rumus:

2
Laporan Praktikum
Mekanika Fluida dan Partikel

𝑚
𝜌= (2 − 1)

…………………………(2.1) Dikomentari [AHA3]: Kurang tengah
Keterangan :
• Ρ = massa densitas (kg/m3)
• M = massa fluida (kg)
• ∀ = volume fluida (m3)
2. Berat Jenis (ɤ) Satuan SI (N/m3)
Massa jenis dari suatu zat yang dipengaruhi gaya tarik bumi atau gravitasi
dapat disebut sebagai berat jenis.
3. Spesifik Gravity (s.g)
Merupakan perbandingan dari kerapatan suatu zat dengan kerapatan air.
Spesifik gravity ini tidak memiliki satuan.
𝜌
𝑠. 𝑔 = (2 − 1)
𝜌𝑤
…………………….…………(2.2)
Keterangan :
• s.g = spesifik grafity
• ρ = kerapatan zat (kg/m3)
• ρw = kerapatan air (kg/m3)
2.4 Efflux Time
Efflux time adalah waktu yang diperlukan untuk pengosongan cairan di dalam
tangki melalui pipa vertikal, karena pengaruh gaya beratnya. Efflux time biasa
dikenal waktu yang diperlukan untuk mengalirkan bejana-bejana ini dari isi
cairannya dan ini sangat penting dalam banyak situasi darurat selain pertimbangan
produktivitas. Persamaan matematis untuk efflux time selama pengeringan gravitasi
dari cairan Newtonian (di bawah titik gelembungnya) dari tangki penyimpanan
terbuka besar berbentuk silinder dan kerucut (dimana aliran di masing-masing
tangki pada dasarnya laminar) melalui pipa keluar dengan panjang dan penampang
yang sama area (aliran di jalur pipa keluar menjadi turbulen) yang terletak di bagian
bawah tangki penyimpanan masing-masing dikembangkan (Subbarao, 2011).
2.5 Waktu Teoritis
Waktu teoritis merupakan waktu yang diperoleh menggunakan perhitungan
teoritis, berikut merupakan rumus perhitungan waktu teoritis,

7𝑐 3 3
𝑡= 2
. (𝐷𝑡 )2 . [(𝐿 + 𝐻1 − 𝐻2 )7 − (𝐿 + 𝐻2 − 𝐻2 )7 ]
3𝐷𝑝
………….…(2.3)
Kemudian rumus perhitungan c,

4
𝑧7
𝑐=
𝑣
………………………………………………….…(2.4)

3
Laporan Praktikum
Mekanika Fluida dan Partikel

Kemudian untuk perhitungan z (head loses),

𝑓𝑙𝑣 2
𝑧=
2. 𝑔. 𝐷𝑝
…………………….…………………..……….…(2.5)
Kemudian untuk perhitungan friksi,

4 . 0,0791
𝑓= 1
𝑁𝑅𝑒 4
…………………….…………………..……….…(2.6)
Keterangan :
• t = waktu teoritis
• 𝐷𝑝 = Diameter pipa
• 𝐷𝑡 = Diameter tangka
• 𝐻1 = Ketinggian 1
• 𝐻1 = Ketinggian 2
• f = friksi
• v = kecepatan alir
• NRe = Bilangan Reynold
• g = percepatan gravitasi
• L = Panjang pipa

2.6 Faktor friksi


Faktor friksi antara fluida dengan pipa sangat kecil dibandingkan gaya-gaya
lain. Namun, hal ini sebenarnya dapat memengaruhi pengosongan pada pipa.
Berikut merupakan persamaan untuk menentukan seberapa besar faktor friksi yang
dialami,

ΔL v 2
Ff = 4 f
D 2 ……………………………………(2.7)
Keterangan :
• Ff = faktor friksi
• L = panjang pipa (cm)
• v = kecepatan alir fluida (cm/s)
• D = diameter pipa (cm)

2.7 Faktor Koreksi


Faktor koreksi merupakan waktu sebenarnya dibandingkan dengan waktu
teoritis, Faktor koreksi ini digunakan untuk mendapatkan waktu penurunan cairan
yang sesungguhnya. Nilai faktor koreksi yang dihasilkan semakin baik jika nilainya

4
Laporan Praktikum
Mekanika Fluida dan Partikel

mendekati satu, semakin akurat pula hasil percobaan efflux time karena waktu
sesungguhnya mendekati waktu teoritis (Masna and aulia, 2018).

ts
η=
tt …………………………………...….(2.8)
Keterangan :
• η = faktor koreksi
• 𝑡𝑠 = waktu sebenarnya (s)
• 𝑡𝑡 = waktu teori (s)
2.5 Kapasitansi Reservoir
Kapasitansi reservoir didefinisikan sebagai besar perubahan volume cairan
yang diperlukan untuk membuat perubahan ketinggian sebesar satu satuan.

𝑑𝑉
𝐶=
𝑑𝐻
…………………………………...….(2.9)
Keterangan :
• V = Volume fluida
• H = tinggi fluida

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Efflux Time Dikomentari [AHA4]: Ditambahin perhitungan teoritis, efflux
taruh 2.5
Menurut (Masna and Aulia, 2018) yang berpengaruh terhadap waktu
pengosongan cairan di dalam tangki adalah:
1. Tinggi cairan di dalam tangki Dikomentari [AHA5]: dijelasin
2. Panjang pipa yang digunakan
3. Diameter pipa yang digunakan
4. Diameter dari tangki itu sendiri
5. Percepatan gravitasi
6. Viskositas cairan
7. Densitas cairan

3.0 Metode Penelitian


3.1 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada percobaan efflux time adalah Beaker Glass,Gelas
Ukur, Piknometer, Pipa, Tangki Efflux Time, Stopwatch handphone, Viscometer
Ostwald. Sedangkan bahan yang digunakan adalah fluida cair atau air.
3.2 Variabel Percobaan
Variabel yag digunakan dalam percobaan ini meliputi diameter pipa, Panjang
pipa, tinggi dan penurunan air.
3.3 Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan dalam praktikum ini terdapat dua tahap, yang pertama
adalah tahap persiapan, yang ke dua adalah tahap percobaan. Tahap persiapan yang
dilakukan adalah menyiapkan seluruh peralatan percobaan efflux time yang terdiri

5
Laporan Praktikum
Mekanika Fluida dan Partikel

dari tangki, pipa, beaker glass, gelas ukur, stopwatch handphone. Kemudian
mengecek kondisi tangki dan menghitung dimensi pipa pada tangki.
Tahap kedua yaitu tahap percobaan. Tahap percobaan dimulai dengan
memasukkan fluida cair ke dalam tangki dengan kondisi pipa ditutup, selanjutnya
melihat tinggi fluida awal (h0=25 cm) pada tangki dengan melihat penera tinggi
cairan pada tangka, kemudian membuka penutup pipa dan mulai menghitung waktu
yang dibutuhkan setiap penurunan kelipatan x cm, lakukan kembali prosedur 1-3
sebanyak 2 kali, dan yang terahir melakukan kembali prosedur 1-4 pada pipa dan
kelipatan penurunan yang berbeda.

Gambar 3.1. Skema Alat Percobaan

4.0 Hasil dan Pembahasan

6
Laporan Praktikum
Mekanika Fluida dan Partikel

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Pipa 1


H1 H2
L (m) A (m2) (m) (m) Q (m3/s) t (s) v (m/s) Nre f z c T teoritis ɳ
0.25 0.22 0.00062 2.43 2.71720667 59132 0.02 0.2203 0.155 1.37892 1.762
0.22 0.19 0.0006 2.88 2.64674426 57599 0.02 0.2104 0.155 1.41263 2.039
0.19 0.16 0.00047 3.01 2.04781378 44565 0.022 0.1343 0.155 1.44871 2.078
0.16 0.13 0.00056 2.94 2.45737653 53478 0.021 0.1848 0.155 1.48745 1.977
0.49 0.0002
0.13 0.1 0.00077 2.16 3.40421516 74083 0.019 0.3268 0.155 1.52917 1.413
0.1 0.07 0.00055 3.37 2.43095313 52903 0.021 0.1813 0.155 1.57428 2.141
0.07 0.04 0.0005 2.88 2.1887386 47632 0.021 0.1509 0.155 1.62324 1.774
0.04 0 0.00019 11 0.85435672 18593 0.027 0.0291 0.155 2.24826 4.893

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Pipa 2


H1 H2
L (m) A (m2) (m) (m) Q (m3/s) t (s) v (m/s) Nre f z c T teoritis ɳ
0.25 0.22 0.00023 8.08 1.7471759 29076 0.024 0.1437 0.189 2.86142 2.824
0.22 0.19 0.00025 6.45 1.845078 30705 0.024 0.1581 0.189 2.93088 2.201
0.19 0.16 0.00022 7.71 1.61915008 26945 0.025 0.1258 0.189 3.00519 2.566
0.16 0.13 0.00018 8.3 1.33297472 22183 0.026 0.0895 0.189 3.08491 2.691
0.495 0.0001
0.13 0.1 0.0002 8.04 1.49865519 24940 0.025 0.1099 0.189 3.17074 2.536
0.1 0.07 0.0002 8.11 1.50618612 25065 0.025 0.1108 0.189 3.26348 2.485
0.07 0.04 0.00019 9.12 1.45346961 24188 0.025 0.1041 0.189 3.36407 2.711
0.04 0 6E-06 29.88 0.04518558 752 0.06 0.0002 0.189 4.6577 6.415

7
Laporan Praktikum
Mekanika Fluida dan Partikel

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Pipa 3


A H1 H2
L (m) (m2) (m) (m) Q (m3/s) t (s) v (m/s) Nre f z c T teoritis ɳ
0.25 0.22 9.1E-05 11.84 2.36363636 21180 0.026 0.5233 0.292 15.3282 0.772
0.22 0.19 8.7E-05 23.28 2.25974026 20249 0.027 0.4837 0.292 15.7029 1.483
0.19 0.16 8.1E-05 21.56 2.0961039 18783 0.027 0.4241 0.292 16.104 1.339
0.16 0.13 7.9E-05 20.46 2.05194805 18387 0.027 0.4086 0.292 16.5346 1.237
0.49 4E-05
0.13 0.1 7.9E-05 19.54 2.05194805 18387 0.027 0.4086 0.292 16.9984 1.15
0.1 0.07 7.7E-05 21.33 2 17922 0.027 0.3907 0.292 17.4998 1.219
0.07 0.04 7.7E-05 20.98 2 17922 0.027 0.3907 0.292 18.0441 1.163
0.04 0 5.6E-05 35.62 1.45454545 13034 0.03 0.2238 0.292 24.9918 1.425

8
Laporan Praktikum
Mekanika Fluida dan Partikel

Dari ketiga tabel diatas dapat diperoleh plot grafik perbandingan H (m)
dengan t (s), perbandingan T teoritis dengan faktor koreksi, dan perbandingan
panjang dengan velocity.
40

35

30

25 Pipa 1 - H1
Pipa 1 - H2
t (s)

20
Pipa 2 - H1
15 Pipa 2 - H2
Pipa 3 - H1
10
Pipa 3 - H2
5

0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3
H (m)

Grafik 4.1 Hubungan H dengan t sebenarnya Dikomentari [AHA6]: jelasin nilai kapasitansi
Pada Grafik 4.1 dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ketinggian air
maka waktu yang dibutuhkan untuk air keluar dari tangki semakin cepat, hal ini
telah sesuai dengan literatur. Proses pengumpanan akan menambah volume air
sedangkan proses pembuangan akan mengurangi volume air. Parameter utama
dalam sistem reservoir air adalah kapasitansi dari tanki tersebut dan resistansi jalur
pembuangan. Kapasitansi reservoir didefinisikan sebagai besar perubahan volume
cairan yang diperlukan untuk membuat perubahan ketinggian sebesar satu satuan.
Dapat diasumsikan jika luas penampang konstan maka nilai kapasitansi juga
konstan. Nilai kapasitansi merupakan perbandingan antara perubahan volume dan
perubahan ketinggian air dan berbanding lurus(Kawasan, 2011).

𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚3 ) 𝜋𝐷2


𝐶= 3
=𝐴=
𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖𝑎𝑛 𝐴𝑖𝑟 (𝑚 ) 4
……………………………..(4.1)
Dari persamaan 4.1 dapat dibuat persamaan sebagai berikut, (Kawasan, 2011)

𝑑ℎ
𝑄0 − 𝑄𝑖 =
𝑑𝑡
…… ………………………………………..(4.2)
𝑑ℎ
𝐴0 √2𝑔ℎ − 𝑄𝑖 =
𝑑𝑡
………………..(4.3)

9
Laporan Praktikum
Mekanika Fluida dan Partikel

Berdasarkan hukum torricelli kecepatan alir dari suatu fluida pada tangki
dipengaruhi oleh ketinggiannya, jika perubahan ketinggian atau level air semakin
rendah dapat dikatakan waktu yang dibutuhkan juga semakin lama untuk air keluar
dari pipa.

6
Faktor Koreksi

4
Pipa 1
3
Pipa 2
2 Pipa 3

0
0 5 10 15 20 25 30

T teoritis
Grafik 4.2 Hubungan T teoritis dengan faktor koreksi Dikomentari [AHA7]: cari pendunkung asumsi
Pada Grafik 4.2 Hubungan T teoritis dan Faktor koreksi terlihat bahwa
hubungan T teoritis dengan Faktor Koreksi tidak stabil. Dari data faktor koreksi
tersebut pada variable pipa 1, 2 dan 3 memiliki faktor koreksi yang berbeda-beda.
Data tersebut kurang sesuai dengan literatur dimana faktor koreksi yang bagus
adalah semakin mendekati angka satu atau hampir sama antara waktu perhitungan
dan waktu percobaan. (Rambe et al., 2018). Pada ketinggian akhir di pipa 1 dan 2
didapatkan faktor koreksi pada akhir ketinggian yang sangat jauh dari angka satu
yaitu secara berturut – turut 4 dan 6, hal ini disebabkan semakin lama debit yang
keluar dari pipa semakin sedikit sehingga menimbulkan ketidak akuratan data dari
percobaan tersebut.

3,5
H - 0,25
3
Kecepatan (m/s)

H - 0,22
2,5
H - 0,19
2
H - 0,16
1,5
H - 0,13
1
H - 0,1
0,5 H - 0,07
0 H - 0,04
0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,035
Diameter Pipa (m)

10
Laporan Praktikum
Mekanika Fluida dan Partikel

Grafik 4.3 Hubungan Diameter Pipa dan Velocity Dikomentari [AHA8]: cari pendukung buat asumsi
Pada Grafik 4.3 dapat dilihat jika semakin panjang pipa maka kecepatan alir
akan semakin besar, sesuai dengan perhitungan teoritis yaitu : (Abidin and Wagiani,
2013)

𝑄 = 𝑉 .𝐴
…………………………………..(4.4)

Kecepatan alir fluida dipengaruhi oleh luas penampang dari lintasan fluida,
karena semakin sempit lintasan yang dialiri oleh fluida maka semakin cepat aliran
tersebut. Berdasarkan prinsip Bernoulli tekanan fluida juga bisa berubah-ubah
tergantung laju aliran fluida tersebut. Selain itu, dalam pembahasan mengenai
tekanan pada fluida disebutkan bahwa tekanan fluida juga bisa berubah- ubah
tergantung pada ketinggian fluida tersebut. Semakin tinggi fluida maka gaya tarik
dari gravitasi juga semakin tinggi sehingga menyebabkan perbedaan kecepata alir
pada pipa yang sama di ketinggian yang berbeda. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kecepatan fluida dipengaruhi oleh banyak faktor selain daripada waktu itu sendiri
panjang lintasan, waktu yang dibutuhkan fluida untuk melintasi lintasan tersebut,
luas penampang pipa, gaya gravitasi, dan tekanan (Abidin and Wagiani, 2013).

Tabel 4.4 Hubungan T teoritis dengan T percobaan Pipa 1


T teoritis total T percobaan
1,59260028 2,43
1,641527593 2,88
1,696235023 3,01
1,758472654 2,94
1,831094418 2,16
1,919294015 3,37
2,034198572 2,88
3,005911379 11

Tabel 4.5 Hubungan T teoritis dengan T percobaan Pipa 2


T teoritis total T percobaan
3,075101661 8,08
3,159777974 6,45
3,252709813 7,71
3,355940714 8,3
3,472668727 8,04
3,608494091 8,11
3,775028172 9,12
5,415355068 29,88

Tabel 4.6 Hubungan T teoritis dengan T percobaan Pipa 3

11
Laporan Praktikum
Mekanika Fluida dan Partikel

T teoritis total T percobaaan


15,54188232 11,84
15,9318443 23,28
16,35154555 21,56
16,80562019 20,46
17,30031217 19,54
17,84483076 21,33
18,45510003 26,98
25,74948386 35,62

Hubungan T teoritis dan T percobaan


40

35

30
Percobaan

25

20 Pipa 1
15 Pipa 2

10 Pipa 3

0
0 5 10 15 20 25 30

Teoritis

Grafik 4.4 Hubugan T teoritis dengan T percobaan


Pada Grafik 4.4 Hubungan Waktu sebenarnya dan waktu teoritis terlihat bahwa
pada pipa 1 dengan Panjang pipa 0,49 dan diameter 0,017 memiliki T teoritis yaitu
1,378919; 1,412631; 1,448712; 1,487446; 1,529168; 1,524277; 1,623244;
2,248255 Dan waktu sebenarnya pada pipa 1 yaitu 2,43; 2,88; 3,01; 2,94; 2,16;
3,37; 2,88; 11. Sedangkan pipa 2 dengan Panjang pipa 0,495 m dan diameter 0,013
m memiliki T teoritis yaitu 2,861421; 2,930882; 3,005186; 3,084914; 3,170743;
3,263477; 3,364074; 4,657699 dan waktu sebenarnya pada pipa 2 yaitu 8,08; 6,45;
7,71; 8,3; 8,04; 8,11; 9,12; 29,88. Sedangkan untuk pipa 3 dengan Panjang pipa
0,49 m dan diameter 0,007 memiliki T teoritis yaitu 15,3282; 15,70295; 16,10402;
16,53459; 16,99839; 17,49981; 18,04415; 24,99183 dan waktu sebenarnya pada
pipa 3 yaitu 11,84; 23,28; 21,56; 20,46; 19,54; 21,33; 20,98; 35,62. Dari hasil
tersebut dapat diihat bahwa waktu sebenarnya berbeda dengan waktu teoritis
dimana waktu sebenarnya mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak stabil,
namun pada perhitungan seharusnya terjadi penurunan waktu yang konstan
dikarenakan semakin rendah ketinggian maka waktu yang dibutuhkan untuk fluida

12
Laporan Praktikum
Mekanika Fluida dan Partikel

melewati pipa akan semakin lama. Dalam (Ramadhan, Ramelan and Sumbodo,
2014) disebutkan bahwa factor yang menyebabkan penurunan waktu secara konstan
pada perhitungan yaitu Panjang dari pipa, diameter dari pipa, dan ketinggian dari
pipa itu sendiri.

5.0 Kesimpulan Dikomentari [AHA9]: di merger


1. Hubungan H dengan T sebenarnya, semakin rendah ketinggian air maka waktu
yang dibutuhkan untuk air keluar dari tangki semakin lama, berdasarkan hukum
torricelli kecepatan alir dari suatu fluida pada tangki dipengaruhi oleh
ketinggiannya, jika perubahan ketinggian atau level air semakin rendah dapat
dikatakan waktu yang dibutuhkan juga semakin lama untuk air keluar dari pipa.
2. Faktor koreksi yang paling bagus yakni satu atau mendekati angka satu karena
pada dasarnya waktu sebenarnya akan sama dengan waktu teoritis.
3. Kecepatan fluida dipengaruhi oleh banyak faktor selain daripada waktu itu
sendiri panjang lintasan, waktu yang dibutuhkan fluida untuk melintasi lintasan
tersebut, luas penampang pipa, gaya gravitasi, dan tekanan.
4. Pada perhitungan teoritis terjadi penurunan waktu yang konstan dikarenakan
semakin rendah ketinggian maka waktu yang dibutuhkan untuk fluida melewati
pipa akan semakin lama, faktor yang menyebabkan penurunan waktu secara
konstan pada perhitungan yaitu Panjang dari pipa, diameter dari pipa, dan
ketinggian dari pipa itu sendiri.

13
Laporan Praktikum
Mekanika Fluida dan Partikel

Daftar Pustaka
1. Abidin, K. and Wagiani, S. (2013) ‘Studi Analisis Perbandingan Kecepatanaliran
Air Melalui Pipa Venturi Dengan Perbedaan Diameter Pipa’, Jurnal dinamika,
04(1), pp. 62–78.
2. Hadjichristidis, N. et al. (2012) Polymers with Star-Related Structures: Synthesis,
Properties, and Applications, Polymer Science: A Comprehensive Reference, 10
Volume Set. Elsevier B.V. doi: 10.1016/B978-0-444-53349-4.00161-8.
3. Kawasan, G., Serpong, P. and Tlp, T. (2011) ‘Penerapan pemodelan dan metode
kurva reaksi proses untuk mengidentifikasi sistem duress’, pp. 230–236.
4. Masna and Aulia, R. (2018) ‘PENGARUH DIAMETER ORRIFICE, JENIS
PEMASANGAN TANGKI, DAN KETINGGIAN PENGARUH DIAMETER
ORRIFICE, JENIS PEMASANGAN TANGKI, DAN KETINGGIAN’,
Pengaruh Diameter Orrifice , Jenis Pemasangan Tangki, Dan Ketinggian Fluida
Terhadap Debit Fluida Dan Waktu Pengosongan Tangki, 112, pp. 1–6.
5. Priyanto, E. S. (2020) ‘ANALISA ALIRAN FLUIDA PADA PIPA ACRYLIC
DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCI) DAN 38,1 MM (1,5 INCI)’, pp. 274–282.
6. Ramadhan, Y., Ramelan and Sumbodo, W. (2014) ‘Pengembangan Media
Pembelajaran Pengukuran Rugi Aliran Fluida Cair dalam Pipa Venturi’, Journal
of Mechanical Engineering Learning, 3(2), pp. 115–124.
7. Rambe, M. D. et al. (2018) ‘Edisi Cetak Jurnal Dinamis , Desember 2018 (
ISSN : 0216-7492 ) Edisi Cetak Jurnal Dinamis , Desember 2018 ( ISSN : 0216-
7492 )’, (4), pp. 60–73.
8. Subagyo, R., Muchsin and Rezky, A. (2013) ‘ANALISIS KARAKTERISTIK
POMPA SENTRIFUGAL DENGAN SISTEM SERI DAN PARALEL’, 5(2).
9. Subbarao, C. V (2011) ‘Comparison of Efflux Time between Cylindrical and
Conical Tanks Through an Exit Pipe’, International Journal of Applied Science
and Engineering, 9(1), pp. 33–41.
10. Zhang, Z.-X. (2016) ‘Effect of Temperature on Rock Fracture’, Rock Fracture
and Blasting, pp. 111–133. doi: 10.1016/b978-0-12-802688-5.00005-1.

Appendiks
1. Perhitungan pada Pipa 1
T = 30oC
ρ = 1025 kg/m3
μ = 0,0008007 kg/m.s
D1 = 26,7 cm = 0,267 m
• Q (1) = 0,000617 m3/s
• v (1) = Q / A
= 0,000617 m3/s / 0,00023
= 2,71720667 m/s
• Nre (1) = 𝜌𝑣𝐷 𝜇
= 1025 . 2,71720667 . 0,267 / 0,0008007
= 59132,417
• f (1) = 4 . 0,0791 / NRe0,25
= 4 . 0,0791 / (59132,417)0,25
= 0.02029
• z (1) = f . L. v2 / 2 . g .Dpipa

14
Laporan Praktikum
Mekanika Fluida dan Partikel

= 0.02029 . 0,49 . (2,71720667)2 / 2 . 9,8 . 0,267


= 0.22030102
• c (1) = z4/7 / v
= 0.22030102/7 / 2,71720667
= 0.155
• tteoritis(1) = (7.c / 3 . Dpipa) . Dtangki2 . ((H1+L)3/7 – (H2+L)3/7)
= (7. 0,155/ 3 . 0,267) . (0,267)2 . ((0,25+0,49)3/7 – (0,22+0,49)3/7)
= 1,378919
• T total = T teoritis pipa + T teoritis sambungan
= 2,43 + 1,378919
= 3,808919
2. Perhitungan pada Pipa 2
T = 30oC
ρ = 1025 kg/m3
μ = 0,0008007 kg/m.s
D2 = 0,13 cm = 0,013 m
• Q (1) = 0,000232 m3/s
• v (1) = Q / A
= 0,000232 / 0,00013
= 1,7471759 m/s
• Nre (1) = 𝜌𝑣𝐷 𝜇
= 1025 . 1,7471759 . 0,013 / 0,0008007
= 29075,957
• f (1) = 4 . 0,0791 / NRe0,25
= 4 . 0,0791 / (29075,957) 0,25
= 0.02423
• z (1) = f . L. v2 / 2 . g . Dpipa
= 0.02423 . 0,495 . (1,7471759)2 / 2 . 9,8 . 0,013
= 0,14369181
• c (1) = z4/7 / v
= 0,143691814/7 / 1,7471759
= 0,1889
• tteoritis(1) = (7.c / 3 . Dpipa) . Dtangki2 . ((H1+L)3/7 – (H2+L)3/7)
= (7. 0,1889 / 3 . 0,013) . (0,267)2 . ((0,25+0,495)3/7 – (0,22+0,495)3/7)
= 2,861421 s
• T total = T teoritis pipa + T teoritis sambungan
= 2,861421 + 8,08
= 10,941421 s
3. Perhitungan pada Pipa 3
T = 30oC
ρ = 1025 kg/m3
μ = 0,0008007 kg/m.s
D3 = 0,7 cm = 0,007 m
• Q (1) = 0,000091 m3/s
• v (1) = Q / A
= 0,000091 / 3,9 x 10-5 m2

15
Laporan Praktikum
Mekanika Fluida dan Partikel

= 2,363636 m/s
• NRe(1) = 𝜌𝑣𝐷 / 𝜇
= 1025 . 2,363636 . 0,007 / 0,0008007
= 21180,331
• f (1) = 4 . 0,0791 / NRe0,25
= 4 . 0,0791 / (21180,331)0,25
= 0,026227
• z (1) = f . L. v2 / 2 . g . Dpipa
= 0,026227. 0,49 . (2,363636)2 / 2 . 9,8 . 0,007
= 0,52330705
• c (1) = z4/7 / v
= 0,523307054/7 / 2,363636
= 0,2922
• tteoritis(1) = (7.c / 3 . Dpipa) . Dtangki2 . ((H1+L)3/7 – (H2+L)3/7)
= (7. 0,2922 / 3 . 0,007) . (0,27)2 . ((0,25+0,49)3/7 –
(0,12+0,49)3/7)
= 15,3282
• T total = T teoritis pipa + T teoritis sambungan
= 15,3282

16
Laporan Praktikum
Mekanika Fluida dan Partikel

Lembar Revisi
Modul Percobaan : Efflux time
Kelompok : 2C
Tanggal Percobaan : 27 November 2021
Tanggal Tanggal kembali Keterangan Tanda Tangan
penyerahan
27 oktober 2021 6 November 2021 1. Abstrak
6 November 2021 13 November 2021 1. Abstrak kalimat
pasif
2. Penerapan
sedimen dalam
industri

17

Anda mungkin juga menyukai