Anda di halaman 1dari 115

SKRIPSI

PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAAN

SUSU KEDELAI SARI BUMI LOMBOK

NADWATUN ADILA

A1C 116 067

PROGRAM STUDI SARJANA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2021
SKRIPSI

PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN

SUSU KEDELAI SARI BUMI LOMBOK

Oleh:

NAMA : NADWATUN ADILA

NIM : A1C116067

JURUSAN : AKUNTANSI

Setelah membaca naskah skripsi ini dengan seksama, maka menurut pertimbangan

kami telah memenuhi syarat untuk diseminarkan

Menyetujui:

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

HJ. Susi Retna C, SE., M.Si, Ak Adhitya Bayu S, SE., M.SA, Ak.

NIP. 196912031998022001 NIP.199006182018031001

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap perusahaan swasta menginginkan segala kegiatannya dapat

terkendali, terutama disektor manufaktur. Perusahaan manufaktur berbeda dari

perusahaan jasa dan perusahaan dagang, Transaksi bisnis manufaktur umumnya

lebih rumit jika dibandingkan dengan transaksi bisnis diperusahaan jasa dan

dagang. Hal tersebut dikarenakan karakteristik manufaktur yang mengolah barang

mentah hingga menjadi barang jadi. Proses pembuatan produk yang relatif

panjang juga berkaitan dengan kompleksitas pencatatan akuntansi diperusahaan

manufaktur. Pencatatan akuntansi di perusahaan manufaktur dimulai dari

pembelian bahan baku untuk diolah, penggunaan bahan baku, penggunaan tenaga

kerja, penggunaan fasilitas untuk mendukung proses produksi hingga pengiriman

produk jadi ke gudang atau ke departemen selanjutnya.  Pada dasarnya perbedaan

transaksi yang terjadi di perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang hanya

terletak pada pemrosesan bahan baku menjadi produk jadi, sedangkan di

perusahaan dagang tidak diperlukan pengolahan bahan baku. Kegiatan produksi

harus direncanakan dengan baik sehingga biaya produksi yang dikeluarkan bisa

dipertanggungjawabkan. Menurut Mulyadi (2018:14) Biaya produksi merupakan

biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang

siap untuk dijual. Agar perencanaan biaya produksi bisa diperhitungkan dengan

tepat, maka harus dibuat anggaran penjualannya terlebih dahulu sehingga dapat

diketahui jumlah unit yang akan dijual oleh perusahaan tersebut.

2
Langkah selanjutnya adalah penyusunan anggaran produksi. Menurut

Adisaputro (2016:181) anggaran produksi dalam arti yang luas berupa penjabaran

dari rencana penjualan menjadi rencana produksi. Dengan demikian kegiatan

produksi bukan merupakan aktivitas yang berdiri sendiri melainkan aktivitas

penunjang dari rencana penjualan. Rencana produksi yeng demikian meliputi

perencanaan tentang jumlah produksi, kebutuhan persediaaan, material, tenaga

kerja dan kapasitas produksi.

Kelancaran operasi perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik, bila

sebelumnya dilakukan perencanaan yang baik pula. Suatu perusahaan dalam

membuat perencanaan biaya produksi dapat menyiapkannya sesuai dengan data

yang dimiliki perusahaan. Oleh karena itu biaya produksi hendaknya

direncanakan dan dikendalikan dengan baik agar perusahaan mempunyai

kesempatan yang besar untuk memperoleh laba yang lebih tinggi.

Untuk mencapai tujuannya, sebuah bisnis harus merencanakan dan

menerapkan strateginya dengan cara yang terukur. Bisnis harus menentukan

apakah suatu proyek layak secara finansial, kemudian mengaitkan tujuan

perusahaan dengan sumber daya yang tersedia. Penganggaran perusahaan

memungkinkan manajemen yang lebih tinggi mengembangkan strategi yang

masuk akal bagi mereka yang berada di level bawah organisasi. Pada perusahaan

yang berskala kecil, anggaran biaya produksi dan anggaran penjualan sangat

diperlukan karena kedua anggaran ini digunakan sebagai dasar untuk melakukan

kegiatan produksi.

3
Pentingnya peran anggaran biaya produksi bagi perusahaan dapat dilihat

dari beberapa penelitian terdahulu. Pada penelitian Rosidah, 2008 meneliti tentang

peranan anggaran biaya produksi pada perusahaan PT. Bineatama keyone lestari

tasikmalaya dengan hasil yang menunjukan bahwa perolehan tingkat efektivitas

pengendalian biaya produksi tidak melebihi standar efektivitas yang telah

ditentukan oleh perusahaan, yaitu 10%. Yang menyatakan bahwa anggaran biaya

produksi berperan terhadap efektivitas pengendalian biaya produksi. Selanjutnya

pada penelitian Purwanti, 2017 meneliti tentang penyusunan anggaran biaya

produksi yang tidak memperhitungkan anggaran biaya overhead pabrik.

Disimpulkan bahwa perusahaan sudah membuat anggaran biaya produksinya

yaitu menghitung anggaran biaya bahan baku dan anggaran biaya tenaga kerja

langsung tetapi belum menghitung anggaran biaya overhead pabrik, sehingga

perhitungan biaya produksi yang dikeluarkan pada periode mendatang adalah

lebih kecil dari yang seharusnya. Selanjutnya pada penelitian Wijaya, 2017

meneliti tentang pengendalian biaya produksi dan pengaruhnya terhadap laba

perusahaan pada pabrik penggilingan srikandi palembang. Hasil analisis yang

penulis lakukan, alokasi biaya produksi pada PP Srikandi Palembang belum tepat

karena terdapat biaya administrasi dan umum yang seharusnya tidak termasuk

dalam biaya produksi, tetapi dimasukkan kedalam biaya operasional perusahaan.

Alokasi dari salah penyajian biaya produksi menyebabkan biaya produksi yang

disajikan perusahaan lebih besar dari yang seharusnya sebesar Rp.45.500.00 pada

tahun 2010 dan Rp 50.500.000 pada tahun 2011. Selanjutnya pada penelitian

Ananda, 2019 meneliti tentang kesesuaian penyusunan anggaran biaya produksi

4
dengan kajian teori pada perusahaan CV. Putra mataram wonomulyo kabupaten

polewali mandar. Berdasarkan hasil analisis data bahwa penyusunan anggaran

biaya produksi yang dibuat oleh CV. Putra Mataram tahun 2019 belum sesuai. Hal

itu terlihat dari ketidaksamaan prosedur antara rencana produksi dan rencana

penjualan. Selain itu, CV. Putra Mataram tidak menyusun anggaran biaya

produksi yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja

langsung dan anggaran biaya overhead pabrik ke dalam penyusunan anggaran

biaya produksi perusahaan. Dengan demikian hal ini belum menjamin

terkendalinya biaya produksi di CV. Putra Mataram karena biaya-biaya produksi

yang tak terduga dapat muncul pada saat proses produksi berjalan. Selanjutnya

pada penelitian Lestari, et al. 2019 meneliti tentang pengendalian biaya produksi

pada umkm pupuk cair organik dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

CV Insan Lestari Tasikmalaya telah menyusun anggaran biaya produksi dengan

baik, CV Insan Lestari Tasikmalaya melakukan pengendalian biaya produksi

dengan menetapkan angka standar efektivitas pengendalian yaitu perbandingan

anggaran dengan realisasi sebesar maksimal 15%. Pada CV Insan Lestari

Tasikmalaya hasil perbandingan anggaran dengan realisasi ada di bawah angka

15% dengan kata lain pengendalian biaya produksi pada CV Insan Lestari

Tasikmalaya dinilai efektiv atau anggaran terealisasi dengan baik sesuai dengan

yang direncanakan. Maka dari itu dapat dinyatakan bahwa pada CV Insan Lestari

anggaran biaya produksi berperan untuk efektivitas pengendalian biaya produksi.

Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok merupakan suatu perusahaan

manufaktur yang bergerak dalam bidang produksi susu kedelai. Perusahaan ini

5
didirikan sejak tahun 2007 yang beralamat di jalan Abdul Kadir Munsyi Punia

Karang Kateng, Mataram. Perusahaan susu kedelai ini membuat berbagai varian

rasa yaitu: rasa vanilla, coklat, strawberry, original dan ada 3 bentuk kemasan

yaitu, kemasan plastik isian 200ml dengan harga mulai Rp3.000, botol tanggung

isian 330ml dengan harga Rp6.000 , serta botol besar isian 600ml dengan harga

Rp10.000. Perusahaan yang mengolah produk yang sama dengan ukuran kemasan

yang berbeda akan menghadapi masalah perhitungan harga pokok produksi karena

masing-masing produk tertentu mempunyai pembebanan biaya produksi yang

berbeda-beda.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden pada saat preliminary

research yaitu Bapak Zulkifli sebagai pemilik usaha susu kedelai Sari Bumi

Lombok menyatakan bahwa perusahaan Bapak Zulkifli mencatat penjualan setiap

hari. Namun perusahaan Bapak Zulkifli tidak mencatat secara keseluruhan

mengenai biaya produksi seperti biaya overhead pabrik yaitu biaya penyusutan

mesin dan bangunan, biaya bahan penolong dan biaya listrik pembuatan susu

kedelai. Selama ini dalam biaya produksinya, Susu Kedelai Sari Bumi Lombok

hanya mencatat biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung sebagai

komponen biaya produksi karena menganggap biaya ini merupakan biaya yang

secara langsung terlihat saat akan melakukan produksi. Penyusunan biaya

produksi yang tidak tepat akan mengakibatkan kesalahan dalam penentuan harga

pokok produksi dan penetapan harga jual yang tidak tepat sehingga perusahaan

tidak mengetahui pasti keuntungan atau kerugian yang sebenarnya.

6
Untuk itu perusahaan perlu mengetahui seteliti mungkin bagian dari seluruh

biaya produksi yang dibebankan kepada masing-masing produk. Dengan adanya

penggunaan anggaran biaya produksi pada perusahaan. Perusahaan dapat

menyusun perencanaan dengan lebih baik, sehingga koordinasi dan pengendalian

yang dilakukan dapat memadai pula (Marlina, et al. 2015). Penyusunan anggaran

merupakan siklus penting bagi perusahaan yaitu untuk membantu pelaksanaan

dalam merencanakan seberapa banyak produksi perusahaan dan memberikan

gambaran awal seberapa besar dana yang akan dikeluarkan untuk mewujudkan

usaha tersebut sebagai pertanggungjawaban sehingga kesalahan dalam perusahaan

tersebut dapat diminimalisasi.

Berdasarkan masalah yang telah di uraikan diatas, maka peneliti bermaksud

melakukan penelitian dengan judul: “Penyusunan Anggaran Biaya Produksi

Pada Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok”.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana penyusunan anggaran biaya produksi pada Perusahaan Susu

Kedelai Sari Bumi Lombok ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian

dalam penelitian ini adalah untuk dapat penyusunan anggaran biaya produksi pada

Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok.

1.4. Manfaat Penelitian

7
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak

antara lain:

1.4.1. Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan arahan untuk

penyusunan anggaran biaya produksi pada Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi

Lombok agar bisa dijadikan refrensi evalusasi agar bisa berkembang.

1.4.2. Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti, manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu agar dapat

menambah pengetahuan tentang perhitungan anggaran biaya produksi.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan sumbangsih

pemikiran, serta bisa menambah ilmu dan pengetahuan terkait judul yang

saya ambil dan juga agar penelitian ini dapat menjadi referensi untuk

penelitian–penelitian sejenis di masa yang akan datang.

1.4.3. Manfaat Kebijakan

Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukkan untuk

pemerintah Dinas Koperasi dan UKM Kota Mataram untuk membuat regulasi

yang terkait penyusunan anggaran biaya produksi sehingga nantinya Dinas

Koperasi dan UKM Kota Mataram dapat melakukan pelatihan kembali terhadap

UMKM di Kota Mataram.

8
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. LANDASAN TEORI

2.1.1. ANGGARAN

2.1.1.1. Pengertian Anggaran

Anggaran ialah rencana kegiatan perusahaan yang mencangkup kegiatan

operasional dalam suatu organisasi dinyatakan secara formal dan terperinci dalam

bentuk kuantitas dan ukuran lainnya sebagai pedoman untuk mencapai tujuan

organisasi dalam suatu periode tertentu (Rahmawati, et al. 2015). Anggaran

merupakan suatu rencana operasi yang dirumuskan dalam bentuk angka, termasuk

taksiran atas pendapatan dan biaya untuk periode tertentu yang biasanya satu

tahun (Delvi, 2010). Anggaran merupakan perencanaan dari seluruh kegiatan

perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan

dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan

dan sasaran perusahaan (Saray, et al. 2014).

Dari pengertian tersebut, nampaklah bahwa suatu anggaran mempunyai

empat unsur, yaitu:

1. Rencana adalah penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan

yang akan dilakukan di waktu yang akan datang.

2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan yaitu mencakup semua kegiatan yang

akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.

3. Dinyatakan dalam unit moneter yaitu unit (satuan) yang dapat diterapkan

pada berbagai kegiatan yang beraneka ragam.

9
4. Jangka waktu tententu yang akan datang, menunjukkan bahwa anggaran

berlakunya untuk masa yang akan datang.

2.1.1.2. Karakteristik anggaran

1. Anggaran mengestimasi potensi laba satuan bisnis.

2. Anggaran dinyatakan dalam istilah moneter.

3. Anggaran pada umumnya mencakup periode satu tahun.

4. Anggaran merupakan komitmen manajemen.

5. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh otoritas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan pihak yang menganggarkan.

6. Anggaran yang telah disetujui hanya dapat diubah dalam kondisi yang

ditetapkan.

7. Secara berkala kinerja finansial sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran

dan selisih yang terjadi dianalisis dan dijelaskan.

2.1.1.3. Kelemahan-kelemahan anggaran

Menurut (Adisaputro, 2016:53) meskipun begitu banyak manfaat yang

diperoleh dengan menyusun anggaran, tetapi masih terdapat beberapa kelemahan

yang membatasi anggaran. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain:

1. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (potensi penjualan, kapasitas


produksi dan lain-lain) maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan
tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.
2. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil
apabila dilaksanakan sungguh-sungguh.
3. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang digunakan untuk membantu
manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan menggantikannya.
4. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan
sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes.
2.1.1.4. Macam-macam anggaran

10
Menurut (Adisaputro, 2016:63) anggaran diklasifikasikan menjadi dua

kelompok, yaitu:

1. Anggaran operasional merupakan rencana seluruh kegiatan-kegiatan


perusahaan untuk mencapai tujuan yang pada umumnya tujuan perusahaan
adalah mendapatkan keuntungan. Anggaran operasional ini dibagi menjadi 2
yaitu :
a. Anggaran proyeksi rugi/laba. Dalam anggaran ini dihitung atau ditaksir
besarnya laba, baik menurut bagian, menurut jenis produk maupun laba
yang merupakan keseluruhan
b. Anggaran pembantu laporan rugi/laba (income statement supporting
budget). Anggaran ini meliputi seluruh anggaran kegiatan-kegiatan yang
menyokong penyusunan suatu laporan rugi/laba.
2. Anggaran keuangan
a. Anggaran proyeksi neraca mencerminkan perkiraan semua aktiva dan
pasiva yang akan dimiliki oleh perusahaan pada akhir suatu periode
produksi.
b. Anggaran pembantu proyeksi neraca merinci masing-masing pos yang
ada dalam neraca, terutama pos-pos yang berhubungan dengan masalah
likuiditas perusahaan. Antara lain:
1) Anggaran kas terdiri dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar.
2) Anggaran piutang mendasarkan diri pada anggaran penjualan.
3) Anggaran utang disusun dengan mendasarkan dari besarnya
pembelian-pembelian secara kredit dan besarnya bunga pinjaman
yang belum dibayar.
4) Anggaran penambahan modal pada dasarnya disusun untuk jangka
panjang.
5) Anggaran penyusutan aktiva anggaran depresiasi perlu disusun
secara khusus oleh perusahaan, karena aktiva tetap yang dimiliki
perusahaan lebih dari satu (banyak), usia masing-masing aktiva tetap
berlainan dan metode penghitungan penyusutan masing-masing
aktiva tetap berlainan pula.
2.1.2. ANGGARAN PENJUALAN

Penyusunan konsep anggaran penjualan dapat dikatakan mencakup segala

kegiatan di bidang penjualan. Anggaran penjualan disusun dengan menggunakan

berbagai pendekatan (approach). Jadi bukannya tanpa pertimbangan sama sekali.

Masing-masing cara pendekatan mempunyai konsekuensi yang berbeda-beda,

11
sehingga perlu dipertimbangkan, cara pendekatan mana yang paling

menguntungkan.

Dalam melakukannya perlu dipertimbangkan beberapa faktor, seperti :

1. Karakteristik pasar yang dihadapi perusahaan seperti

a. Luas pasar:

- Bersifat lokal.

- Bersifat regional.

- Bersifat nasional.

b. Keadaan persaingan:

- Bersifat monopoli.

- Bersifat persaingan bebas.

- Bersifat persaingan monopolistis.

c. Kemampuan pasar untuk menyerap barang.

d. Keadaan/sifat konsumen, apakah konsumennya merupakan

- Konsumen akhir.

- Konsumen industri.

2. Kemampuan finansial

- Kemampuan membiayai penelitian pasar yang dilakukan.

- Kemampuan membiayai usaha-usaha untuk mencapai target penjualan

(modal kerja).

- Kemampuan membeli bahan mentah untuk dapat memenuhi target

penjualan.

2.1.2.1. Langkah dalam menyusun rencana penjualan

12
Dalam menyusun anggaran penjualan, langkah yang perlu dilakukan meliputi:

1. Penentuan dasar-dasar anggaran

a. Penentuan relevant variable yang mempengaruhi penjualan.

b. Penentuan tujuan umum dan khusus yang diinginkan.

c. Penentuan strategi pemasaran yang dipakai.

2. Penyusunan rencana penjualan

a. Analisa ekonomi, dengan mengadakan proyeksi terhadap aspek-aspek

makro seperti:

- Moneter.

- Kependudukan.

- Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi.

- Teknologi.

- Dan menilai akibatnya terhadap permintaan industri.

b. Melakukan Analisa Industri

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan masyarakat

menyerap produk sejenis yang dihasilkan oleh industri.

c. Melakukan analisa prestasi penjualan yang lalu

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui posisi perusahaan pada masa

lalu. Dengan kata lain untuk mengetahui market share yang dimiliki

perusahaan di masa lampau.

d. Analisa penentuan prestasi penjualan yang akan datang

13
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

mencapai target penjualan di masa depan, dengan memperhatikan faktor-

faktor produksi seperti:

- Bahan mentah.

- Tenaga kerja.

- Kapasitas produksi.

- Keadaan permodalan.

e. Menyusun Forecast Penjualan, yaitu meramalkan jumlah penjualan yang

diharapkan dengan anggapan segala sesuatu berjalan seperti masa yang

lalu (Forecasted Sales).

f. Menentukan jumlah penjualan yang dianggarkan (Budgeted Sales).

g. Mengkomunikasikan rencana penjualan yang telah disetujui pada pihak

lain yang berkepentingan.

2.1.3. FORCAST PENJUALAN (RAMALAN PENJUALAN)

2.1.3.1. Pengertian Forcasting

Dalam dunia usaha sangat penting diperkirakan hal-hal yang terjadi di masa

depan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Dalam menjalankan usahanya,

perusahaan dapat menganut salah satu dari dua pendekatan, yakni:

a. Pendekatan Speculative, di mana perusahaan tidak memperhitungkan

nisiko yang diakibatkan oleh ketidakpastian faktor-faktor intern dan

ekstern.

14
b. Pendekatan Calculated risk, di mana perusahaan secara aktif melakukan

estimasi terhadap risiko yang diakibatkan oleh ketidakpastian faktor-faktor

ekstern dan intern.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan perusahaan dikelompokkan menjadi:

1. Faktor-faktor internal

2. Faktor-faktor eksternal.

Faktor-faktor Internal berupa:

a. Kualitas dan kegunaan produk perusahaan yang terdiri dari:

 bagaimana produk itu dipakai

 mengapa orang membeli produk tersebut

 penggunaan potensil produk

 perubahan-perubahan yang dapat menaikkan kegunaan produk

b. Ongkos produksi dan distribusi produk perusahaan, yang menyangkut hal-


hal:

 proses pembuatan produk

 teknologi yang dipakai

 bahan mentah yang dipakai

 kapasitas produksi

 biaya memasarkan produk.

c. Kecakapan manajemen perusahaan sendiri (managerial skill) yang terdin atas:

 penghayatan persoalan yang dihadapi

 kemampuan melakukan forecast

 kemampuan melihat reaksi pesaing

Sedangkan faktor-faktor eksternal berupa:

15
a. Kecakapan manajemen pesaing.

b. Volume kegiatan perekonomian, yang ditentukan oleh:

 konsumen dan tingkat daya belinya.

 manajer lain (produsen lain) yang sejenis

 spekulator

 peraturan hukum yang mengatur produksi dan distribusi produk

 keadaan politik

 kondisi lingkungan

 kehidupan organisasi ekonomi.

c. Barang substitusi serta kemungkinan penemuan barang baru yang lebih baik

d. Selera masyarakat.

e. Faktor-faktor lain seperti:

 mudahnya perusahaan keluar masuk dalam industry

 iklim dan perubahan pemakaian produk

 konflik politik.

Forecast Penjualan, adalah proyek teknis daripada permintaan

langganan potensial untuk suatu waktu tertentu dengan berbagai asumsi.

Pemilihan cara yang dipakai untuk pembuatan forecast penjualan

dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti:

 sifat produk yang kita jual

 metode distribusi yang dipakai (langsung tak langsung)

 besarnya perusahaan dibanding pesaing-pesaing kita

 tingkat persaingan yang dihadapi

16
 data historis yang tersedia.

Forecast penjualan mempengaruhi, bahkan menentukan keputusan

dan kebijaksanaan yang diambil umpamanya:

 kebijaksanaan dalam perencanaan produksi

 kebijaksanaan persediaan barang jadi

 kebijaksanaan penggunaan mesin-mesin

 kebijaksanaan tentang investasi dalam aktiva tetap

 rencana pembelian bahan mentah dan pembantu

 rencana aliran kas.

Sehingga dapat dikatakan bahwa forecast penjualan merupakan

"pusat" dari seluruh perencanaan perusahaan, dan ini akan menentukan

potensi penjualan dan luas pasar yang dikuasi mendatang. Forecast

penjualan dilakukan dengan memanfaatkan berbagai teknik forcasting,

termasuk pengecekan apakah teknik yang dipergunakan dapat

dipertanggungjawabkan atau tidak. Dengan mengumpulkan, menggunakan

dan menganalisa data-data historis serta menginterpretasikan peristiwa-

peristiwa di masa mendatang maka forecast penjualan dapat dibuat. Pada

perusahaan kecil pun forecast penjualan bahkan sangat membantu

perencanaan yang menyeluruh (over all planning).

2.1.3.2.Teknik-Teknik Dalam Forecast Penjualan

Forecasting adalah suatu cara untuk mengukur atau menaksir

kondisi bisnis di masa mendatang. Pengukuran tersebut dapat dilakukan

17
secara kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran secara kuantitatif biasanya

menggunakan metode statistik dan matematik. Sedangkan pengukuran

secara kualitatif biasanya menggunakan Judgment (pendapat). Sebenarnya

kedua cara ini mempunyai kelemahan-kelemahan tersendiri.

Penggunaan metode statistik saja secara keseluruhan masih kurang

dapat dipercaya hasilnya, sebab banyak hal yang tidak dapat diukur secara

kuantitatif seperti:

 perkembangan politik dan kebijaksanaan pemerintah

 struktur masyarakat

 perubahan selera konsumen.

Sebaliknya penggunaan judgment saja juga dianggap kurang

kebijaksana dan justru banyak kelemahannya. Hal ini terutama disebabkan

karena penggunaan judgment kadang-kadang bersifat pribadi dan sukar

dimengerti oleh pihak lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa forecasting

menghendaki perpaduan antara analisa yang ilmiah dan pendapat pribadi

perencana. Teknik statistik dipakai sebagai alat primer bagi penyusunan

forecast, sedangkan interpretasi dan judgment dipakai sebagai pelengkap.

2.1.4. ANGGARAN PRODUKSI

2.1.4.1. Pengertian anggaran produksi

Menurut Adisaputro dan asri (2016:181) anggaran produksi dalam arti yang

luas berupa penjabaran dari rencana penjalan menjadi rencana produksi. Dengan

demikian kegiatan produksi bukan merupakan aktivitas yang berdiri sendiri

melainkan aktivitas penunjang dari rencana penjualan. Karena itu jelas bahwa

18
rencana produksi yang demikian meliputi perencanaan tentang jumlah produksi,

kebuuhan persediaan, material, tenaga kerja dan kapasitas produksi. Anggaran

produksi dalam arti sempit juga disebut anggaran jumlah yang harus diproduksi

adalah suatu perencanaan tingkat atau volume barang yang harus diproduksi oleh

perusahaan agar sesuai dengan volume atau tingkat penjualan yang telah

direncanakan.

Anggaran produksi merupakan suatu anggaran yang merencanakan jumlah

unit yang akan diproduksi oleh perusahaan agar sesuai dengan rencana penjualan

yang telah ditetapkan (Lisal, et al. 2018).

Anggaran produksi ini terdiri dari beberapa sub bagian, yaitu:

1. Anggaran jumlah unit yang harus diproduksi Rencana tentang jumlah produk
yang harus dihasilkan dengan memperhatikan terlebih dahulu anggaran
penjualan, persediaan awal dan persediaan akhir tahun.
2. Anggaran bahan mentah, yang terdiri dari:
a. Anggaran kebutuhan bahan mentah (dalam unit).
b. Anggaran pembelian bahan mentah (dalam unit dan harga).
c. Anggaran biaya bahan mentah yang habis digunakan dalam produksi
(dalam harga).
d. Anggaran tenaga kerja langsung.
e. Anggaran biaya overhead pabrik yaitu anggaran semua jenis biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan produk, selain biaya material dan biaya
tenaga kerja langsung.

2.1.4.2. Tujuan penyusunan anggaran produksi

Anggaran produksi merupakan alat untuk merencanakan, mengkoordinir

kegiatan-kegiatan produksi dan mengontrol kegiatan-kegiatan tersebut. Tujuan

disusunnya anggaran (Adisaputro, 2016:183):

1. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga barang dapat disediakan sesuai


dengan yang telah direncanakan.
2. Menjaga tingkat persediaan yang memadai. Artinya tingkat persediaan yang
tidak terlalu besar tidak pula terlalu kecil. Prinsip manajemen produksi

19
menyatakan bahwa tingkat persediaan yang terlalu besar mengakibatkan
meningkatnya biaya-biaya dan resiko-resiko yang menjadi beban perusahaan.
Sebaliknya tingkat persediaan yang terlalu kecil mengakibatkan banyaknya
gangguan, kekurangan persediaan bahan mentah mendatangkan gangguan
pada proses produksi, sedangkan kekurangan persediaan barang jadi.
mengakibatkan banyaknya langganan yang kecewa dan hilang peluang
memperoleh keuntungan.
3. Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya-biaya produksi barang
yang dihasilkan akan seminimal mungkin.
2.1.4.3. Penyusunan anggaran produksi

Menurut (Adisaputro, 2016:183) secara garis besar anggaran produksi

disusun dengan menggunakan rumus umum sebagai berikut :

Tingkat penjualan (dari anggaran penjualan) xxx

Tingkat persediaan akhir xxx

_________________________________________________________+

Jumlah xxx

Tingkat persediaan awal xxx

_________________________________________________________-

Tingkat produksi xxx

2.1.4.4. Langkah-langkah penyusunan anggaran produksi

Menurut (Adisaputro, 2016:184) anggaran produksi merupakan dasar dari

penyusunan anggaran-anggaran lainnya seperti anggaran bahan mentah, anggaran

tenaga kerja, dan anggaran biaya overhead pabrik. Sehingga langkahlangkah

penyusunan anggaran produksi dapat dilakukan dengan cara:

1. Tahap perencanaan
a. Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam
penyusunan anggaran produksi.
b. Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan

20
2. Tahap pelaksanaan
a. Menentukan kapan barang diproduksi.
b. Menentukan dimana barang akan diproduksi.
c. Menentukan urut-urutan proses produksi.
d. Menentukan standar penggunaan fasilitas-fasilitas produksi untuk
mencapai efisiensi.
e. Menyusun program tentang penggunaan bahan mentah, buruh, service
dan peralatan.
f. Menyusun standar biaya produksi.
g. Membuat perbaikan bila diperlukan.

2.1.4.5. Anggaran produksi sebagai alat perencanaan, pengkoordinasian dan

pengawasan

Menurut (Adisaputro, 2016:196) anggaran produksi berfungsi sebagai alat

perencanaan, pengkoordinasian, dan pengawasan. Anggaran produksi disusun

dengan berdasarkan pada anggaran penjualan yang telah disusun sebelumnya. Hal

ini menunjukkan bahwa semua hal yang berhubungan dengan produksi, seperti

kebutuhan bahan mentah, kebutuhan tenaga kerja, kapasitas mesin-mesin,

penambahan modal dan kebijaksanaan persediaan, diselaraskan dengan

kemampuan menjual. Jelaslah bahwa anggaran produksi mempunyai fungsi

sebagai alat perencanaan. Apabila anggaran produksi memang betul-betul disusun

dengan baik, maka anggaran inipun dapat berfungsi sebagai alat

pengkoordinasian. Anggaran produksi mengkoordinasikan berapa jumlah yang

akan diproduksi dengan keadaan finansial, keadaan permodalan, perkembangan

produk dan tingkat penjualan.

Sebetulnya antara bagian penjualan dengan bagian produksi harus selalu ada

hubungan timbal balik. Kepala bagian penjualan harus mengetahui banyak

keadaan atau kemampuan bagian produksi sebelum membuat anggaran penjualan.

Selanjutnya anggaran produksi dapat pula dipakai sebagai alat pengawasan.

21
Pengawasan produksi meliputi pengawasan kualitas, kuantitas dan tentu saja

pengawasan biaya. Dalam hubungannya dengan fungsi pengawasan, hal-hal

utama yang perlu diperhatikan adalah pengawasan bahan mentah, penganalisaan

proses produksi, penentuan scheduling, pemberian perintah kerja dan akhirnya

sampai kepada follow-up. Untuk keperluan pengawasan terhadap tingkat produksi

dan tingkat persediaan barang jadi, baik harian maupun mingguan disusunlah

laporan pelaksanaan (performance report). Dalam laporan pelaksanaan dilakukan

perbandingan antara rencana dengan realisasinya, sehingga akan segera tampak

apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan.

2.1.5. ANGGARAN BAHAN MENTAH

Menurut (Adisaputro, 2016:213) bahan mentah yang digunakan

dalam prosese produksi dikelompokkan menjadi bahan mentah langsung

(direct material) dan bahan mentah tak langsung (indirect material).

Bahan mentah langsung adalah semua bahan mentah yang

merupakan yang merupakan bagian barang jadi yang dihasilkan. Bahan

mentah tak langsung adalah bahan mentah yang ikut berperan dalam

proses produksi, tetapi tidak secara langsung tampak pada barang jadi

yang dihasilkan.

Secara ringkas tujuan penyusunan anggaran bahan mentah dapat

dikatakan sebagai berikut:

1. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan mentah.


2. Memperkirakan jumlah pembelian bahan mentah yang diperlukan
3. Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk
melaksanakan pembelian bahan mentah.

22
4. Sebagai dasar penyusunan product costing, yakni memperkirakan komponen
harga pokok pabrik karena penggunaan bahan mentah dalam proses produksi.
5. Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan bahan mentah.

2.1.5.1.Anggaran kebutuhan bahan mentah

Telah diterangkan bahwa bahan mentah yang dipakai dalam proses produksi

dikelompokkan menjadi bahan mentah langsung dan tak langsung. Anggaran

kebutuhan bahan mentah disusun untuk merencanakan jumlah fisik bahan mentah

langsung yang diperlukan, bukan nilainya dalam rupiah. Secara terperinci pada

anggaran ini harus diantumkan:

1. Jenis barang jadi yang dihasilkan.

2. Jenis bahan mentah yang digunakan.

3. Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi.

4. Standar penggunaan bahan mentah.

5. Waktu penggunaan bahan mentah.

2.1.5.2. Anggaran pembelian bahan mentah

Anggaran pembelian bahan mentah berisi rencana kuantitas bahan

mentah yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu

mendatang. Ini harus dilakukan secara hati-hati terutama dalam hal jumlah

dan waktu pembelian. Apabila jumlah bahan mentah yang dibeli terlalu

besar akan mengakibatkan berbagai risiko seperti:

Bertumpuknya bahan mentah di gudang, yang mungkin

mengakibatkan penurunan kualitas, terlalu lamanya bahan mentah

23
“menunggu” giliran diproses, serta timbulnya biaya tambahan untuk

mencari bahan mentah pengganti secepatnya.

2.1.5.3. Jumlah pembelian yang paling ekonomis (economical order quantity).

Jumlah pembelian yang paling ekonomis ini disebut sebagai

Economical Order Quantity (EOQ). Dalam menghitung EOQ

dipertimbangkan 2 jenis biaya yang bersifat variabel, yaitu:

1. Biaya pemesanan yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan

kegiatan pemesanan bahan mentah. Biaya ini berubah-ubah sesuai dengan

frekuensi pemeanan, semakin tinggi frekuensi pemesanannya semakin tinggi

pula biaya pemesanannya. Sebaliknya biaya ini berbanding terbalik dengan

jumlah (kuantitas) bahan mentah setiap kali pemesanan. Hal ini disebabkan

karena semakin besarnya jumlah setiap kali pemesanan dilakukan, berarti

frekuensi pemesanan menjadi semakin rendah.

Umpamanya :

a. Biaya-biaya persiapan pemesanan;

b. Biaya administrasi;

c. Biaya pengiriman pesanan;

d. Biaya mencocokkan pesanan yang masuk;

e. Biaya mempersiapkan order pembayaran.

2. Biaya penyimpanan yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan

kegiatan penyimpanan bahan mentah yang telah dibeli. Biaya ini berubah-

ubah sesuai dengan jumlah bahan mentah yang disimpan. Semakin besar

jumlah bahan mentah setiap kali pemesanan maka biaya penyimpanan akan

24
semakin besar pula. Jelaslah bahwa biaya penyimpanan membpunyai sifat

yang berlawanan dengan biaya pemesanan.

Umpamanya:

a. Biaya pemeliharaan;

b. Biaya asuransi;

c. Biaya perbaikan kerusakan.

Dengan memperhatikan kedua jenis biaya di atas, maka jumlah

pembelian yang paling ekonomis dapat dihitung dengan rumus:

EOQ= √
2 R.S
P.I

Dimana :

R = jumlah bahan mentah yang akan dibeli dalam suatu jangka waktu tertentu

S = biaya pemesanan.

P = harga per unit bahan mentah

I = biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam persentase dari persediaan rata-

rata.

2.1.5.4. Anggaran persediaan bahan mentah

Dalam pneyusunan Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah dan Anggaran

Pembelian Bahan Mentah di muka, tampak bahwa masalah nilai persediaan awal

dan persediaan akhir bahan mentah selalu diperhitungkan. Setiap perusahaan

dapat mempunyai kebijaksanaan dalam menilai persediaan yang berbeda. Tetapi

25
pada dasarnya kebijaksanaan tentang penilaian persediaan dapat dikelompokkan

menjadi :

Kebijaksanaan FIFO (First In First Out);

Dalam kebijaksanaan FIFO, bahan mentah yang lebih dahulu

digunakan untuk produksi adalah bahan mentah yang lebih dahulu masuk

di gudang, sehingga sering pula diterjemahkan “Pertama Masuk Pertama

Keluar”. Dengan kata lain, penilaian bahan mentah di gudang nilainya

diurutkan menurut urutan waktu pembeliannya.

2.1.6. ANGGARAN TENAGA KERJA

2.1.6.1. Perencanaan tenaga kerja

Pada setiap perusahaan tentu ada biaya yang dikeluarkan untuk

keperluan buruh. Buruh atau tenaga kerja, merupakan salah satu faktor

produksi yang utama dan yang selalu ada dalam perusahaan, meskipun

pada perusahaan tersebut sudah digunakan mesin-mesin. Mesin yang

bekerja dalam perusahaan tentu saja perlu ditangani oleh tenaga manusia,

meskipun mesin-mesin zaman sekarang sudah banyak yang bersifat

otomatis.

Tenaga kerja yang bekerja di pabrik dikelompokkan menjadi dua yakni:

1. Tenaga kerja langsung dan

2. Tenaga kerja tak langsung.

Tenaga kerja langsung pengertiannya pada prinsipnya terbatas pada

tenaga kerja di pabrik yang secara langsung terlibat pada proses produksi

26
dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang yang

dihasilkan. Sedangkan tenaga kerja tak langsung pengertiannya terbatas

pada tenaga kerja di pabrik yang tidak terlibat secara langsung pada proses

produksi dan biayanya dikatikan pada biaya overhead pabrik.

Anggaran Tenaga Kerja, seperti halnya Anggaran Bahan Mentah

hanya merencanakan unsur tenaga kerja langsung. Dan seperti halnya

anggaran bahan mentah, anggaran tenaga kerja ini selalu dikaitkan dengan

Anggaran Produksi yang telah disusun sebelumnya. Perencanaan tenaga

kerja meliputi aspek yang luas sekali, sehingga perlu diiperhitungkan

secara matang oleh pimpinan perusahaan.

Hal-hal yang perlu diperhitungkan dalam perencanaan tenaga kerja antara lain

adalah:

1. Kebutuhan tenaga kerja

2. Pencarian atau penarikan tenaga kerja

3. Latihan bagi tenaga kerja baru

4. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi para tenaga kerja

5. Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja

6. Pengawasan tenaga kerja

2.1.6.2. Jenis tenaga kerja

Untuk kepentingan penyusunan anggaran dan penghitungan harga

pokok produk maka biasanya tenaga kerja dibagi menjadi:

1. Tenaga kerja langsung.

27
2. Tenaga kerja tak langsung.

Pada dasarnya sama sifatnya dengan tenaga kerja langsung dan tak

langsung ini. Tenaga kerja langsung mempunyai sifat-sifat:

1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara

langsung dengan tingkat kegiatan produksi.

2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya

variabel.

3. Umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan tenaga kerja

yang kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir

(terutama dalam penentuan harga pokok).

2.1.6.3.Persiapan-persiapan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja

Sebelum menyusun anggaran tenaga kerja perlu ditentukan terlebih

dahulu dasar satuan utama yang digunakan untuk menghitungnya.

Kerapkali ditemui dalam praktek yakni stuan hitung atas dasar jam buruh

langsung (Direct Labor Hour) dan biaya buruh langsung (Direct labor

cost). Dalam persiapan penyusunan anggaran ini terlebih dahulu dibuat

Manning table.

2.1.7. ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN BIAYA OPERASI

Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh perusahaan pada umumnya

adalah keuntungan yang maksimal. Dalam usahanya untuk mencapai

tingkat keuntungan yang maksimal, tingkat biaya perlu direncanakan

secara hati-hati, terutama dalam hubungannya dengan:

28
1. Proyeksi arus kas keluar

2. Pengawasan biaya.

Perencanaan biaya yang baik harus dipusatkan pada hubungan antara

tingkat pengeluaran dengan manfaat yang diperoleh dari pengeluaran

tersebut. Kadang-kadang, untuk mendapatkan manfaat tertentu perusahaan

harus mengeluarkan biaya yang cukup besar. Umpamanya sebuah

perusahaan akhir-akhir ini merasakan perlu diadakan usaha-usaha untuk

meningkatkan volume penjualan. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini

tentu saja berupa peningkatan volume penjualan. Untuk itu perusahaan

harus mengeluarkan biaya promosi dan distribusi yang besar.

Dalam mengadakan perencanaan dan pengawasan biaya sangat perlu

diketahui sifat-sifat biaya. Pada dasarnya menurut sifatnya dikenal 3

macam biaya yaitu:

1. Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya-biaya yang cenderung untuk bersifat

constant secara total dari bulan kebulan, tanpa terpengaruh oleh volume

kegiatan, dengan beberapa asumsi tertentu seperti kebijaksanaan manajemen,

periode waktu dan lain-lain.

Biaya yang termasuk biaya tetep antara lain:

a. Gaji

b. Pajak kekayaan

c. Asuransi

d. Penyusutan (kecuali yang menggunakan performance method)

29
2. Biaya variabel (variable cost) yaitu biaya-biaya yang secara total selalu

mengalami perubahan, dimana perusahaan itu searah dan sebanding dengan

perubahan tingkat kegiatan.

Biaya yang termasuk biaya variabel antara lain:

a. Biaya bahan mentah langsung

b. Biaya tenaga kerja langsung

c. Tenaga

3. Biaya semi variabel (semi variable cost) yaitu biaya-biaya yang tidak bersifat

variabel, biaya ini mengalami perubahan, tetapi tidak sebanding dengan

perubahan tingkat kegiatan.

Biaya yang termasuk biaya variabel antara lain:

a. Biaya tenaga kerja tak langsung

b. Biaya pemeliharaan

c. Biaya peralatan

d. Biaya bahan mentah tak langsung dan lain-lain.

2.1.7.1. Anggaran biaya overhead pabrik

Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi (di dalam

pabrik) sangat kompleks jenisnya. Yang dikategorikan sebagai biaya-biaya

overhead pabrik (factory overhead) adalah biaya-biaya dalam pabrik yang

dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka proses produksi, kecuali biaya

bahan mentah langsung dan tenaga kerja langsung. Begitu banyaknya jenis

biaya-biaya yang terjadi di dalam pabrik, sehingga memerlukan perhatian

khusus.

30
2.1.7.2. Perencanaan besarnya anggaran

Di dalam menentukan besarnya dana yang harus dianggarkan untuk

Anggaran Biaya Overhead Pabrik, terdapat dua permasalahan pokok yang

perlu dipecahkan, yakni :

1. Penanggung jawab perencanaan: di sini perlu diterapkan prinsip akuntansi

pertanggungan jawab (responsibility accounting) atau juga sering disebut

prinsip Biaya Departemen Langsung (Direct Departmental Cost). Atas dasar

prinsip ini dikenal adanya pembagian menjadi departemen produksi dan

departemen jasa untuk kegiatan yang dilakukan di pabrik.

Departemen Produksi (Producing Department) yaitu bagian di pabrik

yang bekerja mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau produk akhir.

Sehingga bagian ini dikatakan sebagai bagian yang secara langsung

memproses barang jadi.

Departemen Jasa (Service Deparment) yaitu bagian di pabrik yang

menyediakan jasanya dan secara tidak langsung ikut berperan dalam proses

produksi jasa yang disediakan mungkin saja sebagian dipergunakan sendiri

oleh bagian ini.

Berdasarkan pembagian seprti itulah maka dikenal dua macam biaya

overhead pabrik yakni BOP – langsung yang terjadi pada Departemen

Produksi dan BOP – tidak langsung yang terjadi pada Departemen Jasa.

2. Cara menentukan jumlah anggaran. Masing-masing departemen (produksi

dan jasa) berhak merencanakan biaya sesuai dengan jenis biaya yang menjadi

tanggung jawabnya masing-masing. Sedang untuk menentukan jumlahnya

31
biaya masing-masing item maupun biaya keseluruhan bagi departemennya,

kita perlu memperhatikan hal-hal berikut ini :

a. Berdasarkan sifatnya biaya dibagi menjadi tiga macam, yakni jenis biaya

fixed, jenis biaya variabel dan jenis biaya semivariabel. Sehingga ada

biaya yang jumlahnya sudah jelas, seperti mislanya pneyusutan,

jumlahnya dapat dikatakan sama dari waktu ke waktu, demikian juga gaji

pegawai kecuali bila manajemen mengubah kebijaksanaannya. Lain

halnya dengan biaya yang sifatnya variabel, jumlahnya berbeda dari

waktu ke waktu sesuai dengan tingkat aktivitas yang direncanakan.

b. Berdasarkan wewenang untuk menentukan anggaran. Ada biaya yang

wewenang menentukannya terletak di bagian itu sendiri, sudah barang

tentu dengan pengertian dapat disetujui oleh atsan langsung. Misalnya

penganggaran biaya administrasi yang diselenggarakan oleh bagian itu

sendiri, adalah menjadi wewenang bagian itu sendiri untuk

menganggarkannya. Ada pula biaya yang dihitung atas dasar ketentuan

yang wewenangnya terletak di luar/di atas bagian itu sendiri. Misalnya

gaji untuk pegawai tetap yang bekerja di bagian itu sendiri,

wewenangnya adalah pada Direksi dan bukan di bagian itu sendiri.

2.1.8. BIAYA

2.1.8.1. Pengertian biaya

Menurut (Mulyadi, 2014:8) menyatakan pengertian biaya adalah

pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi

32
atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dari definisi di atas

dapat disimpulkan bahwa terdapat empat unsur dalam biaya, yaitu:

1. Pengorbanan sumber ekonomis.

2. Diukur dalam satuan uang.

3. Telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi.

4. Untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.8.2. Cara penggolongan biaya

Menurut Mulyadi, 2014:13) biaya digolongkan dengan berbagai macam cara.

Umumnya penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai

dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep

“different costs for different purpose”. Biaya dapat digolongkan menurut:

1. Objek pengeluaran.

Menurut (Mulyadi, 2014:13) dalam cara penggolongan ini, nama objek

pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek

pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan

dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”.

2. Fungsi pokok dalam perusahaan.

Menurut (Mulyadi, 2014:14) dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi

pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi, dan fungsi

administrasi & umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya

dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:

a. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah


bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

33
b. Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk.
c. Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk
mengkoordinasikan kegiatan produk dan pemasaran produk.
3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

Menurut (Mulyadi, 2014:14) Dalam hubungannya dengan sesuatu yang

dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan:

a. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya


adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.
b. Bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen
(directdepartmental costs) adalah semua biaya yang terjadi didalam
departemen tertentu..
c. Biaya tidak langsung (Indirect Cost) Biaya tidak langsung adalah biaya
yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya
tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah
biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Biaya ini tidak
mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu.
4. Prilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.

Menurut (Mulyadi, 2014:15) dalam hubungannya dengan perubahan volume

aktivitas, biaya dapat digolongkan menjadi:

a. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding


dengan perubahan volume kegiatan.
b. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur
biaya tetap dan unsur biaya variabel.
c. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan
tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada jumlah produksi.
d. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume
kegiatan tertentu.
5. Jangka waktu manfaatnya.

Menurut (Mulyadi, 2014:16) atas dasar jangka waku pemanfaatnya, biaya

dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a. Pengeluaran modal Biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu

periode akuntansi.

34
b. Pengeluaran pendapatan Biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam

periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.

2.1.9. PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN

PRODUK SAMPINGAN

2.1.9.1. Biaya bersama

Menurut (Mulyadi, 2014:333) Biaya bersama dapat diartikan sebagai

biaya overhead bersama (joint overhead cost) yang harus dialokasikan ke

berbagai departemen, baik dalam perusahaan yang kegiatan produksinya

berdasarkan pesanan maupun yang kegiatan produksinya dilakukan secara

masa. Biaya produk bersama (joint product cost) adalah biaya yang

dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat

berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Biaya produk

bersama ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya

overhead pabrik.

Biaya bersama dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi

berbagai macam produk yang dapat berupa produk bersama (joint

products), produk sampingan (by-product) dan produk sekutu (co-

product). Produk bersama adalah dua produk atau lebih yang diprouksi

secara serentak dengan serangkaian proses atau dengan proses gabungan.

Nilai jual (kuantitas kali harga jual per satuan) masing-masing produk

bersama ini relative sama, sehingga tidak ada di antara produk-produk

yang dihasilkan tersebut dianggap sebagai produk utama ataupun produk

sampingan.

35
2.1.9.2. Karakteristik produk bersama dan produk sekutu

Menurut (Mulyadi, 2014:335) Produk bersama dan produk sekutu

memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Produk bersama dan produk sekutu merupakan tujuan utama kegiatan


produksi.
b. Harga jual produk bersama atau produk sekutu relative tinggi bila
dibandingkan dengan produk sampingan yang dihasilkan pada saat yang
sama
c. Dalam mengolah produk bersama tertentu, produsen tidak dapat
menghindarkan diri untuk menghasilkan semua jenis produk bersama, jika
ia ingin memproduksi hanya salah satu diantara produk bersama tersebut.

2.1.9.3. Akuntansi produk bersama

Menurut (Mulyadi, 2014:335) Perusahaan yang menghasilkan produk

bersama pada umumnya menghadapi masalah pemasaran berbagai macam

produknya, karena masing-masing produk tentu mempunyai masalah pemasaran

dan harga jual yang berbeda-beda. Manajemen biasanya ingin mengetahui

besarnya kontribusi masing-masing produk bersama tersebut terhadap seluruh

penghasilan perusahaan karena dengan demikian ia dapat mengetahui dari

beberapa macam produk bersama tersebut, jenis produk yang menguntungkan atau

jenis yang perlu didorong pemasarannya. Untuk ini, adalah perlu untuk

mengetahui seteliti mungkin bagian dari seluruh biaya produksi yang dibebankan

kepada masing-masing produk bersama, sehingga masalah pokok akuntansi harga

pokok bersama adalah penentuan proporsi total biaya produksi (yang dikeluarkan

sejak bahan baku diolah sampai dengan saat produk-produk data dipisahkan

identitasnya) yang harus dibebankan kepada berbagai macam produk bersama.

36
Biaya bersama dapat dialokasikan kepada tiap-tiap produk bersama dengan

menggunakan salah satu dari empat metode di bawah ini:

1. Metode nilai jual relative

2. Metode satuan fisik

3. Metode rata-rata biaya per satuan

4. Metode rata-rata tertimbang

1. Metode Nilai Jual Relatif.

Metode ini banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama kepada

produk bersama. Dasar pikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk

merupakan perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk

tersebut. Jika salah satu produk terjual lebih tinggi daripada produk yang lain, hal

ini karena biaya yang dikeluarkan untuk produk tersebut lebih banyak bila

dibandingkan dengan produk yang lain. Oleh karena itu menurut metode ini, cara

yang logis untuk mengalokasikan biaya bersama adalah berdasarkan pada nilai

jual relative masing-masing produk bersama yang dihasilkan.

2. Metode Satuan Fisik.

Metode satuan fisik mencoba menentukan harga pokok produk bersama

sesuai dengan manfaat yang ditentukan oleh masing-masing produk akhir. Dalam

metode ini biaya bersama dialokasikan kepada produk atas dasar koefisien fisik

yaitu kuantitas bahan baku yang terdapat dalam masing-masing produk.

Koefisien fisik ini dinyatakan dalam satuan berat, volume, atau ukuran yang lain.

Dengan demikian metode ini menghendaki bahwa produk bersaa yang dihasilkan

harus dapat diukur dengan satuan ukuran pokok yang sama. Jika produk bersama

37
mempunyai satuan ukuran yang berbeda, harus ditentukan koefisien ekuivalensi

yang digunakan untuk mengubah berbagai satuan tersebut menjadi satuan ukuran

yang sama.

3. Metode Rata-Rata Biaya per Satuan.

Metode ini hanya dapat digunakan bila produk bersama yang dihasilkan

diukur dalam satuan yang sama. Pada umumnya metode ini digunakan oleh

perusahaan yang menghasilkan bebeapa macam produk yang sama dari satu

proses bersama tetapi mutunya berlainan. Dalam metode ini harga pokok masing-

masing produk dihitung esuai dengan proporsi kuantitas yang diproduksi. Jalan

pikiran yang mendasari pemakaian metode ini adalah karena semua produk

dihasilkan dari proses yang sama, maka tidak mungkin biaya untuk memproduksi

satu satuan prodeuk berbeda satu sama lain.

4. Metode Rata-rata Tertimbang.

Jika dalam metode rata-rata biaya persatuan dasar yang dipakai dalam

mengalokasikan biaya bersama adalah kuantitas produksi, maka dalam metode

rata-rata tertimbang kuantitas produksi ini dikalikan dulu dengan angka

penimbang dan hasil kalinya baru dipakai sebagai dasar alokasi penentuan angka

penimbang untuk tiap-tiap produk didasarkan pada jumlah bahan yang dipakai,

sulitnya pembuatan poduk, waktu yang dikonsumsi, dan pembedaan jenis tenaga

kerja yang dipakai untuk tiap jenis produk yang dihasilkan. Jika yang dipakai

sebagai angka penimbang adalah harga jual produk maka metode alokasinya

disebut metode nilai jual relative.

2.2. PENELITIAN TERDAHULU

38
Pada penelitian Rosidah. 2008 tentang peranan anggaran biaya produksi

dalam menunjang efektifitas pengendalian biaya produksi (studi kasus pada PT.

Bineatama kayone lestari tasikmalaya. Bertujuan untuk mengetahui anggaran

biaya produksi, mengetahui efektifitas pengendalian biaya produksi, mengetahui

peranan anggaran biaya produksi dalam menunjang efektifitas pengendalian biaya

produksi di PT Bineatam Kayone Lestari Tasikmalaya. Dengan hasil penelitian

yang menunjukan bahwa perolehan tingkat efektivitas pengendalian biaya

produksi tidak melebihi standar efektivitas yang telah ditentukan oleh perusahaan,

yaitu 10%. Yang menyatakan bahwa anggaran biaya produksi berperan terhadap

efektivitas pengendalian biaya produksi.

Selanjutnya pada penelitian Purwanti, 2017. Penelitian ini tentang

penyusunan anggaran biaya produksi (Studi Kasus pada Rianaya Lovely Hijab).

Penelitian ini bertujuan untuk dapat menyusun anggaran biaya produksi dengan

menggunakan metode pendekatan fix budget. Disimpulkan bahwa perusahaan

sudah membuat anggaran biaya produksinya yaitu menghitung anggaran biaya

bahan baku dan anggaran biaya tenaga kerja langsung tetapi belum menghitung

anggaran biaya overhead pabrik, sehingga perhitungan biaya produksi yang

dikeluarkan pada periode mendatang adalah lebih kecil dari yang seharusnya.

Selanjutnya pada penelitian Wijaya, 2017. Penelitian ini tentang analisis

pengendalian biaya produksi dan pengaruhnya terhadap laba pabrik penggilingan

(PP) Srikandi Palembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya

produksi yang dianggarkan oleh PP Srikandi Palembang sudah dianggarkan

dengan tepat. Berdasarkan pada hasil analisis yang penulis lakukan, alokasi biaya

39
produksi pada PP Srikandi Palembang belum tepat karena terdapat biaya

administrasi dan umum yang seharusnya tidak termasuk dalam biaya produksi,

tetapi dimasukkan kedalam biaya operasional perusahaan. Alokasi dari salah

penyajian biaya produksi menyebabkan biaya produksi yang disajikan perusahaan

lebih besar dari yang seharusnya sebesar Rp.45.500.00 pada tahun 2010 dan Rp

50.500.000 pada tahun 2011.

Selanjutnya pada penelitian Ananda, 2019. Penelitian ini tentang analisis

penyusunan anggaran biaya produksi sebagai alat pengendalian internal (studi

kasus pada CV. Putra Mataram Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara penyusunan anggaran

biaya produksi yang dilakukan oleh CV. Putra Mataram menurut kajian teori yang

digunakan sebagai alat pengendalian internal. Berdasarkan hasil analisis data

bahwa penyusunan anggaran biaya produksi yang dibuat oleh CV. Putra Mataram

tahun 2019 belum sesuai. Hal itu terlihat dari ketidaksamaan prosedur antara

rencana produksi dan rencana penjualan. Selain itu, CV. Putra Mataram tidak

menyusun anggaran biaya produksi yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku,

anggaran biaya tenaga kerja langsung dan anggaran biaya overhead pabrik ke

dalam penyusunan anggaran biaya produksi perusahaan.

Selanjutnya pada penelitian Lestari, 2019 penelitian ini tentang

pengendalian biaya produksi pada umkm pupuk cair organik. Tujuan dari

penelitian ini adalah menganalisis peranan anggaran biaya produksi untuk

efektivitas pengendalian biaya produksi pada CV Insan Lestari Tasikmalaya.

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa CV Insan Lestari

40
Tasikmalaya telah menyusun anggaran biaya produksi dengan baik, CV Insan

Lestari Tasikmalaya melakukan pengendalian biaya produksi dengan menetapkan

angka standar efektivitas pengendalian yaitu perbandingan anggaran dengan

realisasi sebesar maksimal 15%. Pada CV Insan Lestari Tasikmalaya hasil

perbandingan anggaran dengan realisasi ada di bawah angka 15% dengan kata

lain pengendalian biaya produksi pada CV Insan Lestari Tasikmalaya dinilai

efektiv atau anggaran terealisasi dengan baik sesuai dengan yang direncanakan.

Maka dari itu dapat dinyatakan bahwa pada CV Insan Lestari anggaran biaya

produksi berperan untuk efektivitas pengendalian biaya produksi.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah penelitian

sebelumnya meneliti tentang analisis anggaran biaya produksi dimana

anggaran produksi tersebut sudah tersusun dan dianalisis tingkat

keberhasilannya. Sedangkan penelitian kali ini meneliti tentang

penyusunan anggaran biaya produksi itu sendiri dimana perusahaan sari

susu kedelai Sari Bumi Lombok ini belum melakukan penyusunan

anggaran biaya produksi.

41
2.3. KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka pemikiran agar terealisasnya penyusunan anggaran pada

Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok digambarkan dalam bagan kerangka

konseptual sebagaimana gambar berikut:

Perusahaan Susu Kedelai Sari


Bumi Lombok

Pengumpulan Data

Penyusunan
AnggaranPenjualan

Penyusunan Anggaran Produksi

Penyusunan Anggaran Biaya


Produksi

Kesimpulan

Gambar 2.6 Kerangka konseptual.

42
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Menurut

Sugiyono (2018:23), metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

telah yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian ini

dimaksudkan untuk penyusunan angaran biaya produksi pada Perusahaan Susu

Kedelai Sari Bumi Lombok.

3.2. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan data sekunder. Data

primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

data (Sugiyono, 2012:225). Dalam penelitian ini, sumber data primer diperoleh

melalui wawancara langsung dengan informan yaitu pengelola usaha Susu

Kedelai Sari Bumi Lombok. Data sekunder adalah sumber data yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012:225). Dalam

penelitian ini sumber data sekunder diperoleh melalui buku penjualan perusahaan

setiap hari.

3.3. Pengumpulan Data

3.3.1. Informan dan Kehadiran Peneliti

3.3.1.1. Informan

43
Moleong (2017:132) mendeskripsikan subjek penelitian sebagai informan,

yang artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dalam penelitian ini,

peneliti melakukan wawancara terstruktur kepada subjek penelitian atau

responden mengenai penyusunan anggaran biaya produksi pada perusahaan.

Adapun informan dalam penelitian yaitu Bapak Zulkfli sebagai pemilik dan

pengelola dari Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok.

3.3.1.2.Kehadiran peneliti

Peneliti aktif berinteraksi secara langsung dengan pemilik perusahaan. Hal

tersebut bertujuan untuk memperoleh informasi yang akurat. Dimana peneliti

membuat daftar pertanyaan untuk ditunjukkan kepada pemilik perusahaan.

3.3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi

Lombok, dimana perusahaan ini berlokasi di Jalan Abdul Kadir Munsyi Punia

Karang Kateng, Mataram,

3.3.3. Prosedur Pengumpulan Data.

Adapun prosedur pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam

penulisan ini adalah:

3.3.3.1. Observasi (observation)

Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data

primer dengan cara mengamati langsung objek datanya (Jogiyanto 2016). Dengan

metode observasi ini peneliti mengamati langsung bahan baku, tenaga kerja

langsung, peralatan, mesin dan persediaan barang jadi seperti susu kedelai di

44
dalam fleezer, melihat data penjualan setiap hari, melihat cara pembuatan susu

kedelai hingga pengemasan dan penjualan susu kedelai, melihat langsung kondisi

lokasi sales berjualan susu kedelai.

3.3.3.2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai Teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal–hal dari responden yang

lebih mendalam (Sugiyono, 2012:231). Dengan metode ini peneliti akan

melakukan wawancara dengan bagian-bagian terkait yang dapat memberikan

informasi tentang proses penyusunan anggaran produksi, serta informasi lainnya

yang menunjang dalam pelaksanaan penelitian ini. Wawancara dilakukan

langsung dengan responden yaitu Bapak Zulkifli sebagai pemilik dari Perusahaan

Susu Kedelai Sari Bumi Lombok. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan

informasi yang akurat tentang perusahaan susu kedelai.

3.3.3.3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat

berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen

yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories),

cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya

foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya

misalnya karyaseni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi

dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara. Hasil penelitian dari obsevasi dan wawancara, akan menjadi kredibel

45
atau dapat dipercaya apabila didukung oleh dokumentasi seperti sejarah, foto atau

gambar (Sugiyono 2012:240). Dokumentasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini

adalah buku penjualan setiap hari perusahaan Sari Bumi Lombok, gambar produk

susu kedelai.

3.4. Keabsahaan Data

Keabsahan data merupakan konsep yang sangat penting yang diperbaharui

dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reabilitas) menurut versi

positifme dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan

paradigmanya sendiri.

Dalam penelitian ini pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi

waktu dan sumber. Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih

segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga

lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan

dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain

dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang

berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan

kepastian datanya. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Menurut Moleong (2017:332) triangulasi berarti cara terbaik untuk

menghilangkan perbedaan-perbedaan kontruksi kenyataan yang ada dalam

konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan

hubungan dari berbagai pandangan. Dengan triangulasi, peneliti dapat memeriksa

46
kembali temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber,

metode atau teori.

3.5. Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2012:244).

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data di

lapangan model Miles and Huberman yaitu analisis data dalam penelitian

kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai

pengumpulan data dalam periode tertentu. Aktivitas dalam analisis data yaitu

meliputi: (a) reduksi data (b) penyajian data (c) conclusion drawing/verification

(Sugiyono 2012:247).

47
Pengumpulan data Penyajian data

Kesimpulan penarikan/verifikasi
Reduksi data

Gambar 3.1 Komponen Dalam Analisis Data (interactive model)

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama

peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan

rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang

telah direduksi akan memberikan bayangan yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Yang paling sering

digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif

(menguraikan). Dengan penyajian data, maka akan memudahkan memahami apa

48
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut.

Penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

 Metode least square

Metode least square merupakan salah satu metode berupa data deret berkala

atau time series, yang mana dibutuhkan data-data penjualan dimasa lampau untuk

melakukan peramalan penjualan dimasa mendatang sehingga dapat ditentukan

hasilnya (Jaya, 2019). Least Square adalah metode peramalan yang digunakan

untuk melihat trend dari data deret waktu. Rumusnya dapat dilihat pada

persamaan berikut:

Y =a+bx

Keterangan :

Y = data berkala (time series) = taksiran nilai trend.

a = nilai trend pada tahun dasar.

b = rata-rata pertumbuhan nilai trend tiap tahun.

x = variabel waktu (hari, minggu, bulan atau tahun).

Sedangkan untuk menghitung nilai a dan b digunakan rumus sebagai:

∑Y b=
∑ XY
a=
n ∑ X2
Peneliti memilih menggunakan metode least square karena metode ini dapat

memberikan hasil yang lebih terperinci dan lebih teliti sehingga resiko

kesalahannya kecil. Dan juga usaha ini merupakan usaha rumah tangga, dimana

49
masih belum terdapat bagian akuntansinya, sehingga peneliti memilih

menggunakan metode least square karena cara pengerjaannya lebih mudah.

 Stabilitas produksi

Stabilitas produksi adalah perkembangan yang stabil dari jumlah yang

diproduksi di waktu yang akan datang, sehingga walaupun terjadi fluktuasi

penjualan, jumlah unit yang diproduksi tetap sama. Metode ini digunakan untuk

perusahaan/manajemen yang sangat memperhatikan kestabilan produksi.

Dalam menghitung penyusunan anggaran produksi untuk Perusahaan Sari

Bumi Lombok dalam memproduksi susu kedelai peneliti menggunakan metode

stabilitas produksi, karena disini tingkat persediaan disesuaikan dengan kebutuhan

agar produksinya tetap stabil. Dimana usaha susu kedelai yang dilakukan ini tetap

berproduksi tiap harinya dan tiap bulannya pun tetap melakukan produksi,

sehingga peneliti menggunakan metode stabilitas produksi karena perusahaan ini

tetap melakukan kegiatan produksinya.

 Anggaran biaya produksi

Anggaran merupakan alat accounting yang membantu pimpinan perusahaan

dalam merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Anggaran

memperlihatkan bagaimana sumber daya diharapkan akan diperoleh dan

digunakan selama periode waktu tertentu. Anggaran yang digunakan sebagai alat

perencanaan dan pengendalian merupakan jalan terbaik bagi pimpinan perusahaan

untuk menempatkan suatu organisasi pada arah tertentu. Proses penganggaran

yang dilakukan untuk membuat suatu induk anggaran adalah alat bagi pengelolaan

bisnis yang efisien dan efektif. Informasi anggaran dimanfaatkan diseluruh proses

50
manajemen bisnis, meskipun aplikasi pokok anggaran dalam fungsi perencanaan

dan pengendalian karena anggaran merupakan rencana finansial yang dipakai

untuk pengelolaan sumber daya organisasi. Perhitungan anggaran biaya produksi.

Anggaran biaya bahan baku XXX

Anggaran biaya tenaga kerja langsung XXX

Anggaran biaya overhead pabrik XXX +

Anggaran Biaya Produksi XXX

c. Kesimpulan (verifikasi)

langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang

kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang

valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan

dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru sebelumnya belum pernah ada.

Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya

masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat

berupa hubungan kausal atau interaktif , dan hipotesis atau teori.

51
BAB IV

TEMUAN DATA LAPANGAN

4.1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1.1. Sejarah Perusahaan

Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok mulai berdiri dari tahun 2007,

perusahaan ini dibangun oleh Bapak Zulkifli dan ibu rohana. Asal mula

terbangunnya perusahaan sari susu kedelai yaitu Bapak Zulkifli yang memulai

usaha membuat tahu tetapi usaha yang dibangun oleh Bapak Zulkifli mengalami

kegagalan, akan tetapi dari kegagalan tersebut Bapak Zulkifli tidak mudah

menyerah untuk bisa membangun usahannya kembali dan Bapak Zulkifli akhirnya

mendapatkan sebuah ide dari warga yang sering meminta hasil saringan air dari

sari kedelai pembuatan tahu tersebut. Bapak Zulkifli memilih usaha ini karena

prospek pengolahan kacang kedelai menjadi susu kedelai sekarang ini cukup

menjanjikan karena peminatnya yang banyak dan mudah diolah, serta kandungan

gizi yang terkandung didalamnya memiliki banyak manfaat yang dibutuhkan

manusia serta mudah dalam pembuatanya. Hanya dengan teknologi dan peralatan

yang sederhana, serta tidak diperlukannya keterampilan khusus, siapapun dapat

melakukan pengolahan kedelai menjadi susu kedelai. Sehingga Bapak Zulkifli

membuat usaha produk susu kedelai dengan bermodalkan uang sebesar

Rp5.000.000. Usaha tersebut mendapatkan respon yang positif dari konsumen

yang membeli susu kedelai. Banyaknya peminat susu kedelai membuat usaha

Bapak Zulkifli terus berkembang dan memiliki karyawan. Produk susu kedelai

memiliki varian rasa yaitu rasa vanilla, strawberry, coklat, dan original, namun

52
varian rasa susu kedelai tidak mempengaruhi dalam penentuan biaya produksi,

karena varian rasa tersebut menjadi daya tarik konsumen untuk tertarik membeli

produk susu kedelai. Perusahaan membuat berbagai ukuran kemasan susu kedelai

dengan harga yang berbeda diantaranya ukuran kemasan 200ml seharga Rp3.000,

ukuran kemasan 330ml seharga Rp6.000 dan ukuran kemasan 600ml seharga

Rp10.000. Sehingga untuk menghitung anggaran biaya produksi terlebih dahulu

perlu dihitung penjualan setiap hari dari susu kedelai untuk setiap ukuran

kemasannya. Strategi yang dilakukan perusahaan untuk memasarkan produknya

yaitu berjualan di sekitar wilayah Mataram, dimana penjualannya dilakukan

dengan cara menggunakan sepeda motor dan ada juga yang dititipkan di toko-toko

kecil. Pemasaran produk susu kedelai di daerah punia, taman budaya, taman

udayana dll.

4.1.2. Kebijakan Perusahaan

Kebijakan yang diterapkan dalam perusahaan sari susu kedelai yaitu untuk

para karyawan/salesman perusahaan diberikan keuntungan sebesar Rp1.000/

bungkus dalam setiap penjualan susu kedelai. Sistem keuangan dilakukan Bapak

Zulkifli hanya mencatat pemasukan dari penjualan susu kedelai setiap hari. Jam

kerja karyawan bagian produksi susu kedelai dari waktu subuh hingga jam 7 pagi.

53
 Struktur organisasi Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok

Pemilik/pengelola
Zulfikri

Sekertaris/istri Bendahara/istri
Rohana Rohana

Anggota
Marhamah (karyawan produksi susu kedelai)
Basri
Nasrun
Robi
Jalal
Adi
Izul
Taufik
Akbar

54
4.2. ANALISIS DATA DAN HASIL PENILITIAN

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis

deskriptif. Dimana penelitian ini bertujuan untuk menyusun anggaran biaya

produksi usaha susu kedelai, adapun tempat penelitian saya ini di Perusahaan

Susu Kedelai Sari Bumi Lombok.

Hasil dari peneliian ini akan menggambarkan anggaran biaya produksi susu.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

4.2.1. Anggaran Penjualan

Anggaran penjualan merupakan dasar dilakukannya aktivitas-aktivias yang

lain, dan pada umumnya anggaran penjualan disusun paling dahulu dari

anggaran-anggaran lainnya. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh

keuntungan. Keuntungan akan diperoleh apabila perusahaan menjual barang/jasa

dengan harga yang lebih tinggi dari harga pokoknya. Berikut ini adalah anggaran

penjualan selama 3 tahun sebelumnya perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi

Lombok.

55
Tabel 4.1
Realisasi Penjualan Perusahaan Sari Bumi Lombok
Tahun 2018-2020

TAHUN
2018 2019 2020
NO BULAN
200ml 330ml 600ml 200ml 330ml 600ml 200ml 330ml 600ml
(unit)
1 Januari 3.400 3.300 1.200 4.000 3.256 1.300 2.200 2.400 1.350
2 Februari 3.500 3.400 1.250 4.300 3.270 1.325 3.000 2.200 1.370
3 Maret 3.500 3.250 1.300 4.400 3.400 1.125 2.500 2.750 1.200
4 April 3.000 3.450 1.275 3.000 3.344 1.350 2.300 2.860 1.250
5 Mei 3.200 3.250 1.050 3.500 3.470 1.230 2.450 2.860 1.300
6 Juni 4.000 3.700 1.505 5.500 4.460 1.470 4.370 3.700 1.500
7 Juli 4.100 3.700 1.465 5.550 3.700 1.500 3.100 3.730 1.570
8 Agustus 3.700 3.450 1.300 4.200 3.500 1.325 2.450 3.000 1.400
9 September 3.850 3.700 1.700 5.000 3.800 1.425 3.800 3.300 1.550
10 Oktober 3.900 3.500 1.850 4.800 3.750 1.500 3.500 3.200 1.470
11 November 3.750 3.700 1.750 5.100 3.700 1.500 3.400 3.350 1.660
12 Desember 3.500 3.350 1.405 4.150 3.300 1.300 3.050 3.050 1.200
total 43.400 41.750 17.050 53.500 42.950 16.350 36.120 36.400 16.820
Sumber: Data primer diolah, 2021

56
Tabel 4.2
Realisasi Penjualan
Total Harga Realisasi
Ukuran
No Tahun Penjualan Perunit Penjualan
(ml)
(unit) (Rp) (Rp)
200 43.400 3.000 130.200.000
1` 2018 330 41.750 6.000 250.500.000
600 17.050 10.000 170.500.000
200 53.500 3.000 160.500.000
2 2019 330 42.950 6.000 257.700.000
600 16.350 10.000 163.500.000
200 36.120 3.000 108.360.000
3 2020 330 36.400 6.000 218.400.000
600 16.820 10.000 168.200.000
Sumber: Data primer diolah, 2021

4.2.2. Forcest Penjualan (Ramalan Penjualan)

Forcast penjualan adalah proyek teknis daripada permintaan langganan

potensial untuk suatu waktu tertentu dengan berbagai asumsi. forecast penjualan

merupakan "pusat" dari seluruh perencanaan perusahaan, dan ini akan

menentukan potensi penjualan dan luas pasar yang dikuasi mendatang. Dengan

mengumpulkan, menggunakan dan menganalisa data-data historis penjualan setiap

harinya serta menginterpretasikan peristiwa-peristiwa di masa mendatang maka

forecast penjualan dapat dibuat.

Ramalan penjualan untuk tahun 2021 menggunakan metode least square:

57
Tabel 4.3
Ramalan Penjualan Tahun 2021

TOTAL
N PENJUALAN
TAHUN X X2 X.Y
O
(200ml/unit)
1 2018 43.400 -1 1 (43.400)
2 2019 53.500 0 0 -
3 2020 36.120 1 1 36.120
TOTAL 133.020 - 2 (7.280)
Sumber: Data primer diolah, 2021

Perhitungan ramalan penjualan untuk tahun 2021 (200ml)

133.020
a=
3

a = 44.340

(7.280)
b=
2

b = (3.640)

Sehingga persamaan trendnnya

y=a+bx

y=44.340+ ( 3.640 ) x

Nilai trend untuk tahun 2021

y=44.340+ ( 3.640 ) x

y=44.340+ ( 3.640 ) (2)

y=44.340+( 7.280)

y=37.060 unit

58
Tabel 4.4
Ramalan Penjualan Tahun 2021

TOTAL
N
TAHUN PENJUALAN X X2 X.Y
O
(330ml/unit)
1 2018 41.750 -1 1 (41.750)
2 2019 42.950 0 0 -
3 2020 36.400 1 1 36.400
TOTAL 121.100 - 2 (5.350)
Sumber: Data primer diolah, 2021

Perhitungan ramalan penjualan untuk tahun 2021 (330ml)

121.100
a=
3

a = 40.367

(5.350)
b=
2

b = 2.675

Sehingga persamaan trendnnya

y=a+bx

y=40.367+ ( 2.675 ) x

Nilai trend untuk tahun 2021

y=40.367+ ( 2.675 ) x

y=40.367+ ( 2.675 ) (2)

y=40.367+¿ )

y=35.017 unit

59
Tabel 4.5
Ramalan Penjualan Tahun 2021
TOTAL
TAHU PENJUALAN
NO X X2 X.Y
N
(600ml/unit)
1 2018 17.050 -1 1 (17.050)
2 2019 16.350 0 0 -
3 2020 16.820 1 1 16.820
Total 50.220 - 2 (230)
Sumber: Data primer diolah, 2021

Perhitungan ramalan penjualan untuk tahun 2021 (600ml)

50.220
a=
3

a = 16.740

230
b=
2

b = 115

Sehingga persamaan trendnnya

y=a+bx

y=16.740+ 115 x

Nilai trend untuk tahun 2021

y=16.740+(115)x

y=16.740+(115)(2)

y=16.740+(230)

y=16.510 unit

Jadi, untuk ramalan penjualan Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok

pada tahun 2021 ialah diperkirakan sekitar 37.060unit atau gelas untuk ukuran

60
200ml, 35.017unit atau gelas untuk ukuran 330ml dan 16.510unit atau gelas untuk

ukuran 600ml.

Untuk tahun 2021 ramalan penjualan diperkirakan sekitar 37.060unit atau

gelas untuk ukuran 200ml, 35.017unit atau gelas untuk ukuran 330ml dan

16.510unit atau gelas untuk ukuran 600ml. sehingga anggaran penjualannya

diperkirakan sebesar:

 Untuk ukuran 200ml

Anggaran penjualan=ramalan penjualan x harga per unit


Anggaran penjualan=37.060 x 3.000
Anggaran penjualan=Rp 111.180 .000
 Untuk ukuran 330ml
Anggaran penjualan=ramalan penjualan x harga per unit
Anggaran penjualan=35.017 x 6.000
Anggaran penjuala n=Rp 210.102.000
 Untuk ukuran 600ml
Anggaran penjualan=ramalan penjualan x harga per unit
Anggaran penjualan=16.510 x 10.000
Anggaran penjualan=Rp 165.100 .000

4.2.3. Anggaran Produksi

Anggaran produksi dalam arti yang luas berupa penjabaran dari rencana

penjalan menjadi rencana produksi. Dengan demikian kegiatan produksi bukan

merupakan aktivitas yang berdiri sendiri melainkan aktivitas penunjang dari

rencana penjualan. Karena itu jelas bahwa rencana produksi yang demikian

meliputi perencanaan tentang jumlah produksi, kebuuhan persediaan, material,

tenaga kerja dan kapasitas produksi. Anggaran produksi dalam arti sempit juga

61
disebut anggaran jumlah yang harus diproduksi adalah suatu perencanaan tingkat

atau volume barang yang harus diproduksi oleh perusahaan agar sesuai dengan

volume atau tingkat penjualan yang telah direncanakan.

Rencana Penjualan selama 1 tahun untuk 2021 pada Perusahaan Sari Bumi

Lombok, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.6
Rencana Penjualan Perusahaan Sari Bumi Lombok
Tahun 2021
Rencana Penjualan
No Bulan 200ml 330ml 600ml
(unit)
1 Januari 2.000 2.017 1.025
2 Februari 2.500 2.300 1.200
3 Maret 3.100 2.400 1.260
4 April 3.200 3.000 1.200
5 Mei 2.060 2.800 1.100
6 Juni 3.500 3.200 1.750
7 Juli 3.400 3.100 1.650
8 Agustus 3.000 2.900 1.300
9 September 3.700 3.800 1.500
10 Oktober 3.800 3.300 1.500
11 November 3.500 3.200 1.625
12 Desember 3.300 3.000 1.400
total 37.060 35.017 16.510
Sumber: Data primer diolah, 2021

Perkiraan tingkat persediaan, yaitu:


Persediaan awal tahun : 1000 unit
Persediaan akhir tahun : 500 unit
Dari data diatas yang mengutamakan stabilitas produksi dapat disusun, dengan:
 Untuk ukuran 200ml
Penjualan 1 tahun = 37.060 unit
Persediaan akhir tahun = 500 unit +

62
Kebutuhan 1 tahun = 37.560 unit
Persediaan awal tahun = 1.000 unit -
Jumlah yang harus diproduksi = 36.560 unit
 Untuk ukuran 330ml
Penjualan 1 tahun = 35.017 unit
Persediaan akhir tahun = 503 unit +
Kebutuhan 1 tahun = 35.520 unit
Persediaan awal tahun = 1.000 unit -
Jumlah yang harus diproduksi = 34.520 unit
 Untuk ukuran 600ml
Penjualan 1 tahun = 16.510 unit
Persediaan akhir tahun = 500 unit +
Kebutuhan 1 tahun = 17.010 unit
Persediaan awal tahun = 1.000 unit -
Jumlah yang harus diproduksi = 16.010 unit
Pengalokasian tingkat produksi tiap bulan:

Tingkat produksi perbulan,yaitu:

 Untuk ukuran 200ml


Produksi selama 1ta h un
Produksi perbulan=
12
36.560
¿
12
¿ 3.046 , 67
 Untuk ukuran 330ml
Produksi selama 1tahun
Produksi perbulan=
12
34.520
¿
12
¿ 2.876,67
 Untuk ukuran 600ml

63
Produksi selama 1tahun
Produksi perbulan=
12
16.010
¿
12
¿ 1.334,16

 Untuk ukuran 200ml

Produksi rata-rata perbulan Perusahan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok 3.046,67

unit untuk ukuran 200ml dibulatkan menjadi 3.000 unit, maka kekurangannya:

Kekurangan Produksi=Jumlah yang harus diproduksi−(12 x Produksi rata−rata perbulan)

Kekurangan Produksi=36.560−( 12 x 3.000 )

Kekurangan Produksi=36.560−36.000

Kekurangan Produksi=560 Unit

Kekurangan 560 unit akan dialokasikan kepada bulan-bulan dimana tingkat

penjualannnya tertinggi, yakni bulan:

1. Juni : 3.500 unit


2. Juli : 3.400 unit
3. September : 3.700 unit
4. Oktober : 3.800 unit
5. November : 3.500 unit
Sehingga kelima bulan tersebut akan mendapatkan tambahan sebanyak :

560
x 1 unit=112 unit
5

Dengan demikian secara keseluruhan adalah :

5 bulan masing masing x (3000 unit + 112 unit) = 15.560 unit

7 bulan masing masing x (3000 unit) = 21.000 unit +

TOTAL = 36.560 unit

64
Tabel 4.7
Anggaran Produksi Perusahaan Sari Bumi Lombok
Tahun 2021
Rencana
Penjualan Persediaan Persediaan Tingkat
Kebutuhan
No Bulan Akhir Awal Produksi
200ml
(unit)
1 Jan 2.000 2.000 4.000 1.000 3.000
2 Feb 2.500 2.500 5.000 2.000 3.000
3 Mar 3.100 2.400 5.500 2.500 3.000
4 Apr 3.200 2.200 5.400 2.400 3.000
5 Mei 2.060 3.140 5.200 2.200 3.000
6 Jun 3.500 2.752 6.252 3.140 3.112
7 Jul 3.400 2.464 5.864 2.752 3.112
8 Aug 3.000 2.464 5.464 2.464 3.000
9 Sep 3.700 1.876 5.576 2.464 3.112
10 Oct 3.800 1.188 4.988 1.876 3.112
11 Nov 3.500 800 4.300 1.188 3.112
12 Dec 3.300 500 3.800 800 3.000
total 37.060 24.284 61.344 24.784 36.560
Sumber: Data primer diolah, 2021

 Untuk ukuran 330ml

Produksi rata-rata perbulan Perusahan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok 2.876,67

unit untuk ukuran 330ml dibulatkan menjadi 2.500 unit, maka kekurangannya:

Kekurangan Produksi=Jumlah yang harus diproduksi−(12 x Produksi rata−rata perbulan)

Kekurangan Produksi=34.520−( 12 x 2.500 )

Kekurangan Produksi=34.520−30.000

Kekurangan Produksi=4.520unit

Kekurangan 4.520 unit akan dialokasikan kepada bulan-bulan dimana tingkat

penjualannnya tertinggi, yakni bulan:

65
1. Juni : 3.200 unit
2. Juli : 3.100 unit
3. September : 3.800 unit
4. Oktober : 3.300 unit
5. November : 3.200 unit

Sehingga kelima bulan tersebut akan mendapatkan tambahan sebanyak :


4.520
x 1unit =904 unit
5

Dengan demikian secara keseluruhan adalah :


5 bulan masing masing x (2.500 unit + 904 unit) = 17.020 unit

7 bulan masing masing x (2.500 unit) = 17.500 unit +

TOTAL = 34.520 unit.

66
Tabel 4.8
Anggaran Produksi Perusahaan Sari Bumi Lombok
Tahun 2021
Rencana
Penjualan Persediaa Persediaan Tingkat
Bula Kebutuhan
No n Akhir Awal Produksi
n 330ml
(unit)
1 Jan 2.017 1.483 3.500 1.000 2.500
2 Feb 2.300 1.683 3.983 1.483 2.500
3 Mar 2.400 1.783 4.183 1.683 2.500
4 Apr 3.000 1.283 4.283 1.783 2.500
5 Mei 2.800 983 3.783 1.283 2.500
6 Jun 3.200 1.187 4.387 983 3.404
7 Jul 3.100 1.491 4.591 1.187 3.404
8 Aug 2.900 1.091 3.991 1.491 2.500
9 Sep 3.800 695 4.495 1.091 3.404
10 Oct 3.300 799 4.099 695 3.404
11 Nov 3.200 1.003 4.203 799 3.404
12 Dec 3.000 503 3.503 1.003 2.500
total 35.017 13.984 49.001 14.481 34.520
Sumber: Data primer diolah, 2021

 Untuk ukuran 600ml

Produksi rata-rata perbulan Perusahan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok 1.334,16
unit untuk ukuran 600ml dibulatkan menjadi 1.000 unit, maka kekurangannya:
Kekurangan Produksi=Jumlah yang harus diproduksi−(12 x Produksi rata−rata perbulan)

Kekurangan Produksi=16.010−( 12 x 1.000 )

Kekurangan Produksi=16.010−12.000

Kekurangan Produksi=4.010unit

Kekurangan 4.010 unit akan dialokasikan kepada bulan-bulan dimana tingkat

penjualannnya tertinggi, yakni bulan:

1. Juni : 1.750 unit

67
2. Juli : 1.650 unit
3. September : 1.500 unit
4. Oktober : 1.500 unit
5. November : 1.625 unit

Sehingga kelima bulan tersebut akan mendapatkan tambahan sebanyak :

4.010
x 1unit =802unit
5

Dengan demikian secara keseluruhan adalah :


5 bulan masing masing x (1.000 unit + 802 unit) = 9.010 unit

7 bulan masing masing x (1.000 unit) = 7.000 unit +

TOTAL = 16.010 unit.

68
Tabel 4.9
Anggaran Produksi Perusahaan Sari Bumi Lombok
Tahun 2021
Rencana
Penjualan Persediaan Persediaan Tingkat
Kebutuhan
No Bulan akhir awal produksi
600ml
(unit)
1 Jan 1.025 975 2.000 1.000 1.000
2 Feb 1.200 775 1.975 975 1.000
3 Mar 1.260 515 1.775 775 1.000
4 Apr 1.200 315 1.515 515 1.000
5 Mei 1.100 215 1.315 315 1.000
6 Jun 1.750 267 2.017 215 1.802
7 Jul 1.650 419 2.069 267 1.802
8 Aug 1.300 119 1.419 419 1.000
9 Sep 1.500 421 1.921 119 1.802
10 Oct 1.500 723 2.223 421 1.802
11 Nov 1.625 900 2.525 723 1.802
12 Dec 1.400 500 1.900 900 1.000
TOTAL 16.510 6.144 22.654 6.644 16.010
Sumber: Data primer diolah, 2021

4.2.4. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan

baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi yang ada di

Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok adalah sebagai berikut:

69
Tabel 4.10
Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok
Biaya Produksi
Tahun 2021
N Uraian Jumlah (unit) Harga Jumlah harga /
o ( Rp) bulan (Rp)
1 Bahan baku
Kedelai 5 kg 8.000 1.200.000
Gula pasir 3 kg 16.000 1.440.000
Vanili 2 bungkus 2.000 120.000
Pewarna makanan 1 botol 2.500 75.000
Original
Pewarna makanan 1 botol 2.500 75.000
Vanila
Pewarna makanan 1 botol 2.500 75.000
Strawberry
Pewarna makanan 1 botol 2.500 75.000
Coklat
2 Bahan pendukung -
Gas LPG 4 tabung 18.000 2.160.000
Plastik ukuran  ½ 1 bandel 10.000 300.000
kg
Botol tanggung 100 botol 1.500 4.500.000
Botol besar 100 botol 2.000 6.000.000
Bensin 4 liter 9.000 1.080.000
Sablon label plastik 1 bandel 100.000 3.000.000
3 Tenaga Kerja -
Langsung
Pencuci kedelai -
Perebus +
Penyaring + 1 orang 50.000 1.500.000
Pengemas
Penggiling -
4 Biaya overhead -
Listrik 150.000 150.000
Air 50.000 50.000
Parkir 50.000 50.000
Total 21.850.000/
bulan
Sumber: Data primer diolah, 2021

Menurut tabel 4.10 terdapat pengeluaran biaya produksi Perusahaan Susu Kedelai

Sari Bumi Lombok sebesar Rp21.850.000 dalam sebulan.

70
4.2.5. Anggaran Biaya Produksi

Setelah biaya produksi, langkah selanjutnya yaitu menyusun anngaran biaya

produksi. Anggaran biaya produksi adalah rencana biaya yang akan dikeluarkan

dalam proses produksi suatu perusahaan pada periode yang akan datang, yang

didalamnya tersusun dari 3 komponen proses produksi meliputi anggaran biaya

bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead

pabrik.

4.2.5.1.Anggaran Biaya Bahan Baku

Anggaran biaya bahan baku merupakan anggaran yang merencanakan

secara lebih teperinci tentang penggunaan bahan mentah langsung untuk proses

produksi selama periode yang akan datang. Penyusunan anggaran bahan baku

dapat dilakukan dengan mudah, jika kuantitas produksi dan standar bahan baku

langsung diketahui. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi susu

kedelai yaitu kedelai murni. Untuk menentukan anggaran kebutuhan biaya bahan

baku tentukan standar pemakian bahan baku terlebih dahulu. Standar bahan baku

yang dipakai oleh perusahaan untuk mengolah susu kedelai membutuhkan kedelai

sebanyak 5kg/hari. Jadi kebututuhan pemakaian kedelai setiap hari sebanyak 5kg

dikalikan dengan 30 hari atau 1 bulan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel

dibawah ini.

71
Tabel 4.11
Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok
Bahan Baku
Tahun 2021
Produksi Pemakai
Pemakai
No 200ml 330ml 600ml an/
Bulan an/bulan
perhari
(unit) (unit) (unit) (kg)
(kg)
1 Januari 2.000 2.017 1.025 5 150
2 Februari 2.500 2.300 1.200 5 150
3 Maret 3.100 2.400 1.260 5 150
4 April 3.200 3.000 1.200 5 150
5 Mei 2.060 2.800 1.100 5 150
6 Juni 3.500 3.200 1.750 5 150
7 Juli 3.400 3.100 1.650 5 150
8 Agustus 3.000 2.900 1.300 5 150
9 September 3.700 3.800 1.500 5 150
10 Oktober 3.800 3.300 1.500 5 150
11 November 3.500 3.200 1.625 5 150
12 Desember 3.300 3.000 1.400 5 150
total 37.060 35.017 16.510 60 1.800
Sumber: Data primer diolah, 2021

Jadi pada tabel 4.11 perusahaan susu kedelai sari bumi menghabiskan bahan

baku kedelai dalam sehari 5kg kedelai, sehingga dalam sebulan perusahaan

menghabiskan sebanyak 150kg kedelai, dan untuk satu tahunnya perusahaan

menghabiskan sebanyak 1.800kg kedelai.

72
Tabel 4.12
Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok
Harga Bahan Baku
Tahun 2021
Pemakaian
No Bulan / bulan Harga Jumlah
(kg)
1 Januari 150 8.000 1.200.000
2 Februari 150 8.000 1.200.000
3 Maret 150 8.000 1.200.000
4 April 150 8.000 1.200.000
5 Mei 150 8.000 1.200.000
6 Juni 150 8.000 1.200.000
7 Juli 150 8.000 1.200.000
8 Agustus 150 8.000 1.200.000
9 September 150 8.000 1.200.000
10 Oktober 150 8.000 1.200.000
11 November 150 8.000 1.200.000
12 Desember 150 8.000 1.200.000
total 1.800 96.000 14.400.000
Sumber: Data primer diolah, 2021

Jadi pada tabel 4.12 dapat dilihat harga bahan baku kedelai dalam satu bulan

mengahbiskan sebanyak 150kg kedelai dengan harga Rp1.200.000. Jika dalam

satu tahun perusahaan menghabiskan kedelai sebanyak 1.800kg dengan harga

Rp14.400.000.

73
Tabel 4.13
Biaya Bahan Baku
Tahun 2021
No Uraian Jumlah Harga Jumlah harga / bulan
(unit) (Rp) (Rp)
1 Kedelai 5 kg 8.000 1.200.000
2 Gula pasir 3 kg 16.000 1.440.000
3 Vanili 2 bungkus 2.000 120.000
4 Pewarna makanan
1 botol 2.500 75.000
original
5 Pewarna makanan
1 botol 2.500 75.000
Vanila
6 Pewarna makanan
1 botol 2.500 75.000
Strawberry
7 Pewarna makanan
1 botol 2.500 75.000
Coklat
9 Plastik ukuran  ½ kg 1 bandel 10.000 300.000
10 botol tanggung 100 botol 1.500 4.500.000
11 botol besar 100 botol 2.000 6.000.000
12 Sablon label plastik 1 bandel 100.000 3.000.000
Total 16.860.000/bulan
Sumber: Data primer diolah, 2021

Jadi pada tabel 4.13 dapat dilihat bahwa anggaran biaya bahan baku pada

Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok adalah sebesar Rp16.860.000 dalam

sebulan.

4.2.5.2.Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Anggaran biaya tenaga kerja langsung merencanakan kebutuhan tentang

biaya tenaga kerja langsung dalam proses produksi untuk mengubah bahan

langsung menjadi barang jadi. Tenaga kerja langsung pengertiannya pada

prinsipnya terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang secara langsung terlibat pada

proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang

yang dihasilkan. Pada Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok memiliki

tenaga kerja langsung sebanyak 1 orang. Dengan upah yang diberikan yaitu

74
sebanyak Rp50.000/hari jika dikalikan sebulan maka totalnya sebanyak

Rp1.500.000/ bulan. Dapat dilihat pada tabel 4.14 dibawah ini.

Tabel 4.14
Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Tahun 2021
Gaji / Gaji /
No Jenis Jumlah Karyawan
Bulan Setahun
Produksi susu 1 orang 1.500.000 18.000.000
1
kedelai
Total 1.500.000 18.000.000
Sumber: Data primer diolah, 2021

4.2.5.3. Anggaran Overhead Pabrik

Setelah menyusun anggaran biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga

kerja langsung maka langkah yang ditempuh selanjutnya ialah menyusun

anggaran biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik adalah biaya keseluruhan

biaya produksi yang sulit ditelusuri pada produk tertentu secara langsung.

Anggaran biaya overhead pabrik pada perusahaan dibedakan menjadi dua yaitu

anggaran biaya overhead pabrik tetap dan anggaran biaya overhead pabrik

variabel. Berikut ini perhitungan anggaran biaya overhead pabrik pada

Perusahaan Sari Bumi Lombok.

75
Tabel 4.15
Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok
Biaya Overhead Pabrik
Tahun 2021
Biaya Overhead Tetap Variable
Gas LPG 540.000
Bensin 270.000
Air 273.750
Listrik 479.751
Telpon 50.000
Transportasi 50.000
penyusutan gedung 833.333
depresiasi mesin (freezer) 200.000
depresiasi mesin penggiling 58.333
depresiasi mesin penyaring 25.000
depresiasi kompor (2 buah) 20.000
depresiasi box (6 buah) 60.000
1.196.667 1.663.501
jumlah 2.860.168/bulan
Sumber: Data primer diolah, 2021

Jadi pada tabel 4.15 dapat dilihat bahwa perusahaan menghabiskan biaya

overhead pabrik dalam sebulan sebesar Rp2.860.168.

Setelah anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung

dan anggaran overhead pabrik disusun maka selanjutnya yaitu penyusunan

anggaran biaya produksi.

76
Tabel 4.16
Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok
Anggaran Biaya Produksi
Tahun 2021
Biaya Bahan Baku 16.860.000
Biaya Tenaga Kerja
1.500.000
Langsung
Biaya Overhead Pabrik 2.860.168
Jumlah 21.220.168/bulan
254.642.016/tahun
Sumber: Data primer diolah, 2021

Jadi pada tabel 4.16 dapat dilihat bahwa anggaran biaya produksi pada

Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok dalam satu tahun 2021 memerlukan

anggaran biaya produksi untuk satu tahun sebesar Rp254.642.016. dan untuk

anggaran biaya produksi perbulannya sebesar Rp21.220.168. Anggaran biaya

produksi tersebut terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan

biaya overhead pabrik.

4.2.6. HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

Berdasarkan hasil rangkaian perhitungan anggaran penjualan Perusahaan

Susu Kedelai Sari Bumi Lombok dapat di simpulkan bahwa anggaran penjualan

mengalami kenaikan dan penurunan, pada tahun 2018 realisasi penjualan sebesar

43.400 unit untuk ukuran 200ml, 41.750 unit untuk ukuran 330ml dan 17.050 unit

untuk ukuran 600ml. pada tahun 2019 realisasi penjualan mengalami kenaikan

sebesar 53.500 unit untuk ukuran 200ml, 42.950 untuk ukuran 330ml tetapi

mengalami penurunan untuk ukuran 600ml sebesar 16.350 unit selisih penurunan

dari tahun 2018 ke 2019 sebesar 700 unit untuk ukuran 600ml. pada tahun 2020

realisasi penjualan mengalami penurunan untuk ukuran 200ml sebesar 36.150 unit

dan ukuran 330ml sebesar 36.400 unit disebabkan karena virus COVID 19, namun

77
untuk ukuran 600ml sebesar 16.850 unit mengalami peningkatan sebesar 500 unit,

dikarnakan penjualan yang terus menurun perusahaan membuat kebijakan selama

pandemi untuk pembelian susu kedelai ukuran 600ml mendapatkan gratis susu

kedelai ukuran 5ml. Jadi untuk rencana penjualan tahun 2021 peneliti

menggunakan metode least square untuk bisa menyusunkan anggaran penjualan

dengan hasil untuk ukuran 200ml sebesar 37.060 unit, untuk ukuran 330ml

sebesar 35.017 unit dan untuk ukuran 600ml sebesar 16.510 unit dengan anggaran

penjualan sebesar Rp111.180.000 untuk ukuran 200ml, Rp210.102.000 untuk

ukuran 330ml dan Rp165.100.000 untuk ukuran 600ml

Untuk anggaran produksi peneliti menggunakan metode stabilitas produksi

untuk menyusun anggaran produksi tahun 2021 dengan hasil sebagai berikut:

untuk ukuran 200ml tingkat produksinya sebesar 36.560 unit, untuk ukuran 330ml

tingkat produksinya sebesar 34.520 unit dan untuk ukuran 600ml tingkat

produksinya sebesar 16.010 unit.

Untuk anggaran biaya produksi tahun 2021 peneliti mendapatkan hasil dari

perihitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik yakni biaya bahan baku sebesar Rp16.860.000, biaya tenaga kerja langsung

sebesar Rp1.500.000 dan untuk biaya overhead pabrik sebesar Rp2.860.168,

sehingga jika ditotalkan mengahasilkan sebesar Rp21.115.168/bulan. Jika

dikalikan satu tahun makan didapatkan hasil sebesar Rp254.642.016/tahun, jika

dibulatkan menjadi Rp254.643.000/tahun.

Sebagian besar beranggapan bahwa anggaran hanya perlu digunakan untuk

perusahaan kelas besar saja. Dalam kenyataannya, perusahaan baik besar,

78
menengah, maupun kecil tetap memerlukan anggaran. Penganggaran merupakan

salah satu bentuk komitmen manajemen untuk pencapaian perusahaan

selanjutnya. Salah satu anggaran yang paling penting bagi perusahaan adalah

anggaran biaya produksi. Anggaran biaya produksi adalah rencana biaya yang

akan digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dalam satu periode.

Untuk Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok peran anggaran biaya

produksi sangat diperlukan dikarenakan pemilik perusahaan masih menduga-duga

dalam memproduksi susu kedelai dan perusahaan belum mengetahui secara pasti

biaya-biaya yang dikeluarkan. Sehingga penelitian ini dapat menjadi landasan

bagi perusahaan dalam menyusun anggaran biaya produksi. Serta memperbaiki

sistem kuangan perusahaan agar bisa terus berkembang.

79
BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menyusunkan anggaran biaya

produksi pada Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok Tahun 2021.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan yaitu

tampat usaha Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok masih menghitung

omsetnya dari hasil catatan penjualan susu kedelai setiap hari. Dan perusahaan

tidak membuat anggaran biaya produksi. Hal ini menyebabkan Perusahaan Susu

Kedelai Sari Bumi Lombok tidak mengetahui secara pasti seberapa keuntungan

yang didapatkan sebenarnya.

Sehingga dari hasil penelitian ini diharapkan Perusahaan Susu Kedelai Sari

Bumi Lombok bisa dapat menghitung anggaran biaya produksinya sendiri dan

dapat lebih mengoptimalkan kegiatan produksi susu kedelai, sehingga Perusahaan

Susu Kedelai Sari Bumi Lombok dapat memperoleh laba/keuntungan yang

maksimal sesuai dengan kegiatan operasional yang dilakukannya. Serta bisa

mengembangkan usaha produksi susu kedelai tersebut.

5.2. KETERBATASAN DAN SARAN

Didalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, sehingga peneliti

akan memaparkan beberapa keterbatasan tersebut dan memberikan saran bagi

peneliti selanjutnya, berikut keterbatasan dan saran dari penelitian ini antara lain:

80
1. Penelitian ini hanya berfokus menggunakan 3 ukuran kemasan susu

kedelai yaitu 200ml, 330ml, dan 600ml. Karena perusahaan tidak hanya

memproduksi susu kedelai saja, namun Perusahaan Susu Kedelai Sari

Bumi Lombok juga memproduksi susu kurma.

2. Penelitian terkendala waktu dikarnakan pemilik usaha tidak selalu ada di

tempat usaha, sehingga harus mengatur jadwal pertemuan dengan pemilik

usaha.

81
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Nuraeni. 2019. Analisis penyusunan anggaran biaya produksi sebagai


alat pengendalian internal (studi kasus pada cv. Putra mataram
wonomulyo
kabupaten polewali mandar). Journal of Economic, Public, and
Accounting (JEPA) ISSN Online 2623-2472 Vol. 2 No.1 Oktober 2019,
hlmn. 28-40
Anggraini, Ninik. 2012. Penyusunan Anggaran Penjualan Sebagai Dasar
Penyusunan Anggaran Biaya Produksi. Jurnal.
Delvi, Sri Yuniar. 2010. Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat
Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT. Perkebunan Nusantara V Bukit
Selasih-Riau. Skripsi.
Dewi, Sofia Prima Dan Septian Bayu Kristanto. 2013. Akuntansi Biaya. Bogor. In
Media.
Gunawan Adisaputro, Marwan Asri. (2016). Anggaran Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE.
Gusnita, Yosi. 2009. Penyusunan Anggaran Produksi Sebagai Alat Perencanaan
Biaya Produksi Di PT. Multi Plastindo Utama. Tugas Akhir.
Jogiyanto, H.M. (2016). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan
Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE.
Lestari, Yulia, Prabowo. 2019. Pengendalian Biaya Produksi Pada Umkm Pupuk
Cair Organik. Jurnal ilmu manajemen Universitas Galuh Ciamis Volume
6 Nomor 1 April 2019 P-ISSN : 2355-6099 e-ISSN : 2620-6188
Marlina, Efrianti. .2015. Peranan anggaran biaya produksi sebagai alat
pengendalian biaya produksi pada CV. Azka Syahrani. Jurnal
Mulyadi. 2014. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.
Moleong, Lexy J. 2017. Metodologi penelitian kualitatif (Edisi revisi). Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Purwanti, Nia. 2017. Penyusunan Anggaran Biaya Produksi (Studi Kasus Pada
Rianaya Lovely Hijab). Skripsi
Rahmawati, Diani Awalia dan Desi Efrianti. 2015. Analisa Anggaran Biaya
Produksi Dalam Mengukur Efisiensi Harga Pokok Produksi Studi Kasus
Pada Raja Itik Farm. Jurnal
Rosidah dan Krisnandi. 2008. Peranan anggaran biaya produksi dalam
menunjang efektivitas pengendalian biaya produksi (studi kasus pada PT

82
Bineatama Kayone Lestari Tasikmalaya). Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol.
3, No. 1, 2008 ISSN : 1907 - 9958
Saray, Deni, Herman Karamoy, dan Rudy Pusung. 2014. Evaluasi Anggaran
Biaya Produksi Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Manajemen Pada Pt.
Manado Media Grafika. Jurnal EMBA Vol.2 No.2
Sibuea, Mei Vivi Eny. 2011. Evaluasi Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat
Untuk Menilai Kinerja Manajemen Pada Pt Perkebunan Nusantara Iii
(Persero) Medan. Skripsi
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Wijaya, safitri. 2017. Analisis Pengendalian Biaya Produksi Dan Pengaruhnya
Terhadap Laba Pabrik Penggilingan ( PP) Srikandi Palembang. Jurnal
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM.
https://pendidikanakuntansi.feb.ugm.ac.id/2019/08/23/dasar-dasar-akuntansi-
industri-manufaktur-pengantar-akuntansi-biaya/
https://aboutaccurate.com/2019/09/24/alasan-pelaku-ukm-wajib-memiliki-
pembukuan-sederhana/

83
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 WAWANCARA

Nama narasumber: zulkifli

Alamat : jalan abdul kadir munsyi no 47 punia karang kateng.

Waktu : 24 Desember 2020

Peneliti : Sejak kapan memulai usaha produksi susu kedelai?

Narasumber : sejak tahun 2007 dengan membuat usaha tahu namun mengalami

kegagalan setelah itu saya berpikir untuk membuat susu kedelai karena banyak

masyarakat disekitar rumah meminta air dari saringan pembuatan tahu.

Peneliti : Tujuan dari membangun usaha susu kedelai?

Narasumber : untuk menghidupi keluarga, bisa membayar keperluan sekolah.

Peneliti : Mengapa memilih menjalankan usaha susu kedelai daripada usaha

pembuatan tahu?

Narasumber : karena penjualan susu kedelai lebih banyak dan saingannya sedikit

pada waktu itu.

Peneliti : Apakah usaha susu kedelai ini menyusun anggaran?

Narasumber : tidak menyusun, karena tidak mengerti cara membuat anggaran

Peneliti : Kesulitan atau masalah apa saja yang sering dihadapi dalam proses

produksi?

Narasumber : kesulitan tidak ada, Cuma harga kedelai yang tidak stabil.

Peneliti : Berapa penetapan harga jual untuk setiap produk susu kedelai yang

diproduksi?

84
Narasumber : untuk ukuran 200ml harganya Rp3.000, untuk ukuran 330ml

harganya Rp6.000 dan untuk ukuran 600ml harganya Rp10.000.

Peneliti : Berapa keuntungan yang didapat dari produk susu kedelai yang

diproduksi?

Narasumber : keuntungan yang saya ambil untuk ukuran 200ml sebesar

Rp1.000/bungkus, untuk ukuran 330ml sebesar Rp1.500/bungkus dan untuk

ukuran 600ml sebesar Rp2.000/bungkus.

Peneliti : Bagaimana cara memasarkan produk yang dihasilkan?

Narasumber : berjualan disekitar area rumah, ada sales juga yang berjualan di

taman budaya, taman udayana, dan taman sangkareang.

Peneliti : Apa saja bahan baku yang digunakan dalam pembuatan susu kedelai?

Narasumber : bahan bakunya yaitu kedelai, air, gula, prasa

Peneliti : Berapa kilogram kedelai bahan baku yang digunakan dalam setiap

produksi?

Narasumber : 5 kilogram kadang lebih dari 5 karena tergantung penjualan sales.

Peneliti : Berapa harga bahan baku yang digunakan dalam pembuatan susu kedelai

Narasumber : harganya Rp8.000/kg

Peneliti : Berapa tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses produksi

susu kedelai?

Narasumber : untuk bagian produksi saya dan istri saya serta satu karyawan.

Peneliti : Berapa upah tenaga kerja perorangnya?

Narasumber : Rp1.500.000

85
Peneliti : Bagaimana sistem pembayaran upah tenaga kerja?

Narasumber : Dibayar perharinya sebesar Rp50.000

Peneliti : Apakah tenaga kerja dari dalam atau luar keluarga?

Narasumber : iya dari dalam keluarga.

Peneliti : Berapa biaya listrik yang digunakan dalam produksi susu kedelai?

Narasumber : 479.751 setiap bulan

Peneliti : Berapa biaya air yang digunakan dalam produksi susu kedelai?

Narasumber : 273.750 setiap bulan

Peneliti : Berapa harga mesin freezer/lemari pendingin ?

Narasumber : Rp12.000.000

Peneliti : Berapa harga mesin penggiling kedelai?

Narasumber : Rp3.500.000 masih harga lama.

Peneliti : Berapa harga mesin penyaring kedelai?

Narasumber : Rp1.500.000

Peneliti : Apakah bangunan rumah sendiri digabung dengan pabrik / bangunan

tempat usaha produksi susu kedelai? Sudah berapa lama (tahun) bangunannya

digunakan untuk tempat tinggal dan produksi susu kedelai?

Narasumber : iya rrumah sendiri digabung sama pabrik, untuk berapa lamanya itu

kira-kira 14 tahun.

Peneliti : Apakah bapak pernah memperoleh pelatihan penyusunan anggaran dari

lurah atau dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Mataram?

Narasumber : tidak pernah.

86
Peneliti : Apakah bapak sulit menyusun pembukuan atau menyusun anggaran

biaya produksi?

Narasumber : iya , karna saya tidak mengerti, untuk pembukuannya masih

menggunakan cara tradisional yaitu masih tulis dikertas, cuma dicatat berapa

penjualan susu kedelai setiap hari.

Peneliti : Bersediakah Bapak/Ibu menyusun anggaran biaya produksi?

Narasumber : iya bersedia.

87
 Lokasi Perusahaan Susu Kedelai Sari Bumi Lombok

88
89
 Wawancara dengan narasumber sekaligus pengelola perusahaan susu

kedelai tanggal 24 desember 2020

90
 Cara pembuatan susu kedelai
Pertama kedelai ditaruh kedalam wadah sebelum digiling tanggal 10
januari 2021

91
Kedua kedelai dimasukkan kedalam mesin penggilingan

92
proses penggilingan susu kedelai

93
Hasil dari penggilingan kedelai

94
Ketiga kedelai dimasukkan kedalam mesin penyaring untuk memisahkan ampas
kedelai dengan sari kedelai

95
proses penyaringan ampas kedelai menjadi sari kedelai menggunakan mesin
penyaring

96
kempat kedelai disaring kembali untuk mendapatkan sari kedelai murni
menggunakan kain putih

97
kelima hasil dari penyaringan kedua setelah itu susu kedelai dimasak selama 30
menit

98
ke enam setelah dimasak lalu susu kedelai di dinginkan di air

99
ketujuh setelah susu kedelai tidak terlalu panas, susu kedelai mulai dikemas

100
proses pengemasan susu kedelai

101
kedelapan setelah dikemas susu kedelai di masukan kedalam box untuk siap
diambil oleh sales

102
 Gambar produk susu kedelai
Tanggal 10 januari 2021

103
 Gambar catatan penjualan susu kedelai setiap hari
Tanggal 02 februari 2021

104
105
106
107
108
Gambar Surat izin penelitian

109
 Gambar perlengkapan produksi susu kedelai
Tanggal 10 januari 2021

Box susu kedelai

mesin freezer

110
kompor

Mesin penggiling kedelai

111
Mesin penyaring

Box susu kdelai

112
Gambar persediaan susu kedelai dalam freezer

113
Gambar kwitansi pembayaran listrik dan telpon

Tanggal 16 juni 2021

114

Anda mungkin juga menyukai