Anda di halaman 1dari 5

Pembuatan Scraf dari Bahan Satin Sutera dan Satin Polyester

dengan Motif Daun Ubi Menggunakan Teknik Ecoprint

Making Scrat from Silk Satin and Polyester Satin with Yam Leaf
Motif using Ecoprint Technique

Bening Permatahati1 , Hamidah Suryani 2 dan Rosmiaty 3


             
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar
1,2,3 

(Makassar, Indonesia)
Email : Beningpermatahati27@gmail.com
 
 
ABSTRAK - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Proses pembuatan scarf menggunakan teknik ecoprint
daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester. (2) Hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada
bahan satin sutera. (3) Hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin polyester. (4)
Perbedaan hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dan satin polyester.
Penelitian ini adalah penelitian komperatif dengan pendekatan eksperimen dengan metode pengumpulan data
observasi, FGD, dokumentasi dan angket yang dilakukan pada 25 observer. Analisis data menggunakan T-test
program SPSS 22 dengan signifikansi 0.05. Adapun hasil penelitian ini adalah (1) Proses pembuatan scarf dimulai
dengan menyiapkan alat dan bahan, merendam kain dengan air tawas selama 2 jam (mordanting), merebus kain
selama 1 jam, merendam daun ubi jalar pada larutan cuka, menata daun di atas kain yang telah dilapisi plastic,
memukul daun, menggulung kain, mengikat kain, mengukus bundlean kain selama 2 jam, mengangkat daun yang
menempel pada kain, fiksasi dengan larutan kapur tohor, bilas dengan air bersih,lalu jemur hingga kering. (2) Hasil
jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin sutera dapat dikategorikan baik dengan
presentase sebanyak 74%. (3) Hasil jadi scarf menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada bahan satin polyester
dikategorikan sangat baik dengan presentase sebanyak 86,60%. (4) Berdasarkan hasil jadi scarf terdapat perbedaan
yang signifikan antara kain satin sutera dan satin polyester. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari indikator
penyerapan warna, kerataan motif, serta ketahanan warna 2 kali cuci terdapat perbedaan di mana ketiga nilai p pada
indikator tersebut lebih besar dari nilai signifikansi (0.05). Dalam hal ini, jenis kain yang lebih cocok untuk
dijadikan bahan scarf dengan menggunakan teknik ecoprint daun ubi adalah kain satin polyester. 

Kata kunci -  Ecoprint, Daun Ubi, Satin Sutera, Satin Polyester

ABSTRACT - This study aims to determine: (1) The process of making a scarf using the ecoprint technique of sweet
potato leaves on silk satin and polyester satin materials. (2) The resulting scarf uses a sweet potato leaf ecoprint
technique on silk satin material. (3) The resulting scarf uses a sweet potato leaf ecoprint technique on a satin
polyester material. (4) Differences in the yield of a scarf using the sweet potato leaf ecoprint technique on silk satin
and polyester satin materials. This research is a comparative study with an experimental approach with data
collection methods of observation, FGD, documentation and questionnaires conducted on 25 observers. Data
analysis used the T-test program SPSS 22 with a significance of 0.05. The results of this study are (1) The process of
making a scarf begins with preparing tools and materials, soaking the cloth in alum water for 2 hours (mordanting),
boiling the cloth for 1 hour, soaking sweet potato leaves in vinegar solution, arranging the leaves on a cloth that
has been prepared. has been coated with plastic, beat the leaves, rolled up the cloth, tied the cloth, steamed the
cloth bundles for 2 hours, removed the leaves that were attached to the cloth, fixed with quicklime solution, rinsed
with clean water, then dried in the sun to dry. (2) The yield of a scarf using the sweet potato leaf ecoprint technique
on silk satin material can be categorized as good with a percentage of 74%. (3) The results of the scarf using the
sweet potato leaf ecoprint technique on satin polyester material are categorized as very good with a percentage of
86.60%. (4) Based on the results of the scarf, there is a significant difference between silk satin and polyester satin.
This difference can be seen from the indicators of color absorption, evenness of motifs, and the color resistance of 2
washes, there are differences where the three p-values on these indicators are greater than the significance value
(0.05). In this case, the type of fabric that is more suitable to be used as a scarf material using the sweet potato leaf
ecoprint technique is satin polyester.

Keywords - Ecoprint, Sweet Potato Leaf, Silk Satin, Polyester Satin

1. PENDAHULUAN       bunga ke atas permukaan berbagai kain yang sudah


diolah untuk menghilangkan lapisan lilin dan kotoran
Fashion dan wanita merupakan suatu hal halus pada kain agar warna tumbuhan mudah
yang sulit terpisahkan, tak terkecuali bagi wanita di menyerap. Jadi dapat disimpulkan bahwa ecoprint
Indonesia. Indonesia memiliki keunikan tersendiri adalah proses memindahkan bentuk yang berasal dari
karena sumber daya alam yang kaya, memungkinkan bahan alam ke kain yang sudah diolah agar menyerap
para desainer menggunakan bahan-bahan yang unik dengan baik dan mendapatkan hasil yang
untuk dijadikan sebuah produk. Tren fashion dunia maksimal.Setiap daun berpotensi untuk dijadikan
yang terus bergerak dan berubah merupakan sebuah sebagai pemberi motif dan warna pada kain.tentu saja
peluang yang harus dimanfaatkan, sehingga kekayaan warna yang dihasilkan akan berbeda pada setiap
alam dan budaya Indonesia dapat dijadikan inspirasi tanaman. Hasilbergantung pada musim intensitas
yang memiliki nilai kreativitas tinggi. Kebutuhan hujan, udara (yang sudh tercampur polusi), dan
masyarakat dalam dunia fashion tidak terbatas pada kualitas tanah. Namun sebaiknya daun yang
busana saja, tetapi juga terhadap pelengkap digunakan merupakan daun yang memiliki
busananya. Scarf merupakan salah satu pelengkap sensitivitas tinggi terhadap panas, karena hal tersebut
busana yang diminati oleh masyarakat Indonesia merupakan faktor penting dalam mengekstraksi
terutama oleh wanita. pigmen warna. Salah satu daun yang dapat digunakan
Scarf merupakan salah satu pelengkap dalam teknik ecoprint adalah daun ubi.
busana yang diminati oleh masyarakat Indonesia, Daun ubi merupakan tumbuhan merambat
terutama oleh wanita. Pada dasarnya scarf, berfungsi yang banyak tumbuh di Indonesia dan dapat tumbuh
sebagai aksesoris untuk menghangatkan tubuh. disegala cuaca . Menurut Bayu Wirawan D.S., dan
Namun, seiring perkembangan dunia fashion, scarf M. Alvin (2019) bagian daun ubi mempunyai tekstur
juga digunakan untuk mempercantik penampilan. yang baik dan tebal pada bagian tulang daunnya
Bahan scarf sangat beragam, mulai dari katun, sutera, sehingga dalam proses ecoprint lebih terilihat
chiffon, voile, crepe de chine hingga satin, Endah motifnya.Salah satu jenis kain yang dapat digunakan
(2015). Dari beberapa jenis kain yang dapat dijadikan pada pembuatan scarf adalah kain satin. Kain satin
bahan scarf, dapat dibuat berbagai macam model dan memiliki karakteristik yang lembut jatuh dan
cara menggunakannya. Menurut Priyani (2007) scarf memiliki kilau yang halus, ditenun dengan sangat
dapat digolongkan berdasarkan cara pemakaiannya, rapat sehinga permukaannya licin yang membuat
diantaranya yaitu scarf bahu, scarf dada, dan scarf kain berbahan satin terlihat berkualitas dan sesuai
leher. Scarf akan terlihat menarik apabila didesain untuk scarf. Ada dua macam jenis kain satin yang
secara tepat, mulai dari pmilihan warna, bahan, baik digunakan sebagai bahan pembuatan scarf yaitu
hingga motifnya. satin sutera dan satin polyester.
Banyak cara yang digunakan untuk
menciptakan motif. Pada perkembangannya, Satin sutera atau yang biasa disebut satin
masyarakat mulai tertarik menciptakan motif dengan silk banyak dipilih sebagai bahan untuk membuat
cara yang lebih alami. Hal ini dikarenakan mulai hijab dan scarf karena diniliai sangat lembut, halus
tingginya kesadaran masyarakat dalam menjaga serta adem ketika digunakan. Dibuat dari bahan
lingkungan sekitar, salah satunya dalam mendapatkan utama sutera, kain satin ini lebih jatuh dan mudah
motif dan warna untuk diterapkan pada kain atau dibentuk. Kain satin memberi tampilan yang
busana. mengkilap dengan kesan mewah, juga elegan dan
memiliki kualitas yang cukup baik dan awet
Pemanfaatan bahan alam ini dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama serta
digunakan dalam proses pewarnaan untuk mudah dibersihkan. Satin polyester atau lebih dikenal
mendapatkan kain yang unik. Selain itu, bahan alam dengan satin velvet. Satin jenis ini pun sering
lebih ramah dan tidak merusak lingkungan. Bahan digunakan sebagai bahan pembuat hijab dan scarf.
alam seperti tulang daun, permukaan daun dapat Karakternya yang halus dan lembut pada bagian
dimanfaatkan untuk menghasilkan sebuah motif permukaan. Tampilan dari kain ini tidak mudah
tekstil atau biasa disebut ecoprint.Ecoprint dapat berubah, tampilannya jatuh dan sedikit lebih tebal
diartikan sebagai proses mentransfer warna dan jika dibandingkan dengan satin sutera. Tentunya kain
bentuk ke kain melalui kontak langsung, Flint (2008). ini juga dapat memberikan kesan yang mewah dan
Menurut Irianingsih (2018) ecoprint adalah elegan.
memindahkan pola (bentuk) dedaunan dan bunga-
Pada proses pewarnaan tekstil dengan zat signifikan 5% dalam hal ini penulis menggunakan
warna alam diperlukan proses fiksasi yaitu proses SPSS 22. Teknik T-test merupakan satu bentuk
penguncian warna agar warna alam yang terserap analisis komputer infersal yang dimaksud untuk
memiliki daya kelunturan yang baik. Proses fiksasi menguji hipotesis. Dengan rumusan sebagai berikut:
dilakukan dengan menambahkan bahan yang
mengandung kompleks logam. Menurut Bayu
Wirawan D.S., dan M. Alvin (2019) mengatakan
bahwa fiksator kapur hasilnya lebih muda dan apabila
Keterangan:
kain dicuci tidak mudah luntur.
Md = mean dari deviasi (d) antara post-test dan
Penggunaan jenis kain yang berbeda
pre-test
diharapkan mampu memberikan hasil yang berbeda
pula. Dalam hal ini penulis bermaksud Xd = perbedaan deviasi dengan mean deviasi
membandingkan hasil jadi scarf menggunakan teknik
eco print daun ubi antara dua jenis kain yang berbeda N = banyaknya subjek
yakni kain satin sutera yang terbuat dari 50% serat Df = db adalah n-1
alami 50% serat buatan dan satin polyester yang
terbuat dari 100% serat buatan, dengan menggunakan Sedangkan rumus yang digunakan untuk mengetahui
fiksator kapur tohor, dimana kedua kain tersebut presentase adalah sebagai berikut:
merupakan jenis kain yang kurang baik dalam ᵖ = x 100 %
menyerap zat warna alami, namun dengan
penggunaan kapur tohor pada saat fiksasi diharapkan Keterangan:
mampu mempertajam warna dan motif pada scarf. P = Presentasi
Berdasarkan latar belakang yang telah f = Frekuensi
dikemukakan sebelumnya, peneliti bermaksud
melakukanpenelitian dengan judul “ Perbedaan Hasil n = Jumlah responden
Jadi Scarf menggunakan Teknik Ecoprint Daun Ubi Nilai-nilai hasil observasi dinyatakan dengan
pada Bahan Satin Sutera dan Satin Polyester”. menggunakan kategori sebagai berikut:
2. METODE PENELITIAN a. Sb = sangat baik
Jenis penelitian yang digunakan dalam Interval kriteria : 81%-100%
penelitian ini adalah jenis penelitian komperatif
dengan pendekatan eksperimen. Eksperimen adalah b. B = baik
suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat Interval kriteria : 61%-80%
(hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau c. C = cukup
menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganngu Interval kriteria : 41%-60%
(Arikunto:2019). Pada penelitian ini peneliti
melakukan eksperimen perbedaan hasil jadi scarf d. D = kurang
dengan menggunakan teknik ecoprint daun ubi pada Interval kriteria : 21%-40%
bahan satin sutera dan satin polyester dengan
menggunakan fiksator kapur. e. Tb = tidak baik

3. TEKNIK ANALISIS DATA Interval kriteria : 0%-20%

Metode analisa data yang digunakan adalah


T-test yang diperoleh dari data responden dengan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
bantuan komputer program SPSS dengan nilai

Gambar 1 : Hasil jadi scarf pada satin sutera


Gambar 2 : Hasil jadi scarf pada satin polyester
ditebalkan. Sertakan alamat e-mail
Sub bab harus seperti bab atas " 4 .1 Sub jika mungkin diketik di Times New Roman font 10.
bab". Sub judul diberi nomor; ukuran font
6. TEKS UTAMA      
11; ditebalkan; spasi tunggal; spasi sebelum dan
sesudah paragraf adalah 6 pt. Harus mulai dari Ketik teks utama Anda dalam font 10 Times New
margin kiri pada garis yang terpisah. Roman, spasi tunggal dengan spasi baris
tunggal . Tidak diperkanankan menggunakan spasi
5. NAMA PENULIS DAN AFILIASI ganda.  Spasi sebelum dan sesudah paragraf adalah 6
Nama penulis harus dipusatkan di bawah judul pt . Semua paragraf harus diindentasi oleh
dan diketik dalam Times New Roman font 11, tidak 0,2" . Pastikan teks Anda sepenuhnya rata kiri dan
dicetak miring dan tidak ditebalkan. Beberapa penulis kanan (Justify). Tidak diperkenankan menempatkan
dapat ditampilkan dalam format dua atau tiga kolom, garis kosong tambahan antara paragraf.
dengan afiliasi mereka di bawah nama mereka Keterangan gambar dan tabel harus font 10 Times
masing-masing. Afiliasi yang berpusat di New Roman tidak ditebalkan. Setipa awal kata judul
bawah, diketik di Times New Roman font 10  gambar dan judul tabel menggunakan huruf
tidak miring, tidak kapital. Gambar dan tabel harus diberi nomor secara
terpisah. Misalnya: " Gambar 1: Cara Membuat Pola
Baju Gamis", "Tabel 1: Klasifikasi Variabel Per
Kategori ". Keterangan gambar harus menjadi bagian
dari gambar. Judul tabel harus dipusatkan di atas
tabel.

Gambar 1 : Cara Membuat Pola Baju Gamis


7. UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada
penyandang dana dan beberapa pihak yang
memberikan kontribusi terbesar pada pelaksanaan
penelitian dan / pengabdian.

8. REFERENSI
Daftar dan nomor semua referensi bibliografi
dalam  font 10 Times New Roman, spasi tunggal, di
akhir makalah Anda. Sebagai contoh, [1] untuk
makalah jurnal, [2] untuk buku dan [3]
untuk makalah konferensi (simposium).
 
[1] Author1_Name , Author2_Name , " Judul
Kertas ACASH: Metode Caching Web Adaptif
berdasarkan Heterogenitas Karakteristik
Referensi", Jurnal AICIT , AICIT
(Publication_Name), vol. 10 , tidak. 4 , hlm. 169-
711, 20 15.    
[2] Author1_Name , Author2_Name , Caching dan
Replikasi Web, Addison-Wesley (Publication_
Name) , AS, 20 14    
[3] Author1_Name , Author2_Name, “ Menjelajahi
batas-batas pengurangan latency Web dari
caching dan
prefetching ”, Dalam Prosiding ( s ) dari AICIT 
Simposium (Conference) di Internet Teknologi ,
pp.13-22, 2009 

Anda mungkin juga menyukai