Anda di halaman 1dari 10

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : MUCH. JAMALUDIN

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 858785317

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4502/Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD

Kode/Nama UPBJJ : MALANG

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Pada Hal 6.4 Modul dijelaskan
Pada awalnya, pengembangan kurikulum berbasis sekolah mengacu pada
perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi program belajar siswa oleh
institusi pendidikan (Skilbeck, 1984 dalam Module 1: Curriculum Change and
Leadership). Ini berarti bahwa kurikulum berbasis sekolah adalah program belajar yang
dikembangkan oleh sekolah. Sementara itu, Sukmadinata, Jami'at, & Ahman (2006)
menyatakan bahwa kurikulum berbasis sekolah adalah kurikulum yang disesuaikan
dengan perkembangan, tantangan, dan tuntutan kebutuhan masyarakat saat ini dan
yang akan datang pada suatu daerah. Bolstad (2004) mengemukakan pengertian
pengembangan kurikulum berbasis sekolah yang digunakan oleh The Organization for
Economic Co-operation and Development (OECD) sebagai berikut. Pengembangan
kurikulum berbasis sekolah mengacu pada segala proses - berdasarkan pada kegiatan
yang diinisiasi oleh sekolah atau tuntutan sekolah berkenaan kurikulum yang
menyebabkan pembagian kekuasaan, tanggung jawab, dan kontrol antara otoritas
pendidikan di tingkat pusat dan lokal dengan sekolah yang memperoleh otonomi legal
dan administratif serta otoritas profesional yang memungkinkan sekolah mengelola
proses pengembangannya sendiri.
Dari pengertian yang dikemukakan OECD tersebut dapat dinyatakan bahwa
kurikulum berbasis sekolah adalah kurikulum yang dikembangkan atas inisiasi sekolah
atau berdasarkan tuntutan sekolah. Hal ini dapat dilakukan karena sekolah memiliki
otonomi dan otoritas profesional untuk mengelola proses pendidikan di sekolahnya
masing-masing. Namun, pihak pusat dan lokal serta sekolah berbagi kekuasaan,
tanggung jawab, dan kontrol dalam pengembangan dan pelaksanaan kurikulum di
sekolah. Berdasarkan ketiga pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa KTSP
adalah kurikulum yang disusun atas inisiasi dan dilaksanakan di sekolah yang
memungkinkan program yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan siswa serta sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
masyarakat.
Dalam kaitannya dengan proses pengembangan kurikulum oleh sekolah,
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional (Kepmendiknas) No. 24 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Mendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
menyatakan bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengadopsi atau
mengadaptasi model KTSP yang disusun oleh BSNP. Hal ini sesuai dengan pendapat
Bezzina (Bolstad, 2004) bahwa sekolah memiliki tiga pilihan kegiatan. Pilihan pertama,
sekolah mengembangkan kurikulum yang baru. Dalam kegiatan ini, sekolah
mengembangkan kurikulum yang benar-benar berbeda dari kurikulum yang ada. Pilihan
kedua, sekolah melakukan adaptasi terhadap kurikulum yang sedang digunakan. Dalam
hal ini, sekolah melakukan revisi terhadap kurikulum yang ada disesuaikan dengan hasil
analisis kebutuhan. Pilihan ketiga, sekolah mengadopsi kurikulum yang ada. Dalam
kegiatan ini, sekolah melaksanakan kurikulum yang sedang berlangsung tanpa
mengalami perubahan karena memang sesuai dengan hasil analisis kebutuhan. Menurut
Bezzina, apa pun pilihan yang dibuat sekolah, pilihan tersebut merupakan pilihan
bersama dari semua staf sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Bolstad (2004) bahwa
kolaborasi merupakan salah satu ciri dari pengembangan kurikulum sekolah.
Dengan memperhatikan pengertian KTSP tersebut, dapat dikemukakan bahwa
setiap sekolah akan memiliki kurikulum yang berbeda satu sama lain. Tentu hal ini akan
berimplikasi terhadap beragamnya kualitas proses dan hasil belajar di sekolah. Untuk
meminimalkan perbedaan kualitas proses dan hasil belajar di sekolah, BSNP
mengemukakan bahwa pengembangan KTSP harus mengacu pada standar nasional
pendidikan (SNP) sehingga pencapaian tujuan pendidikan nasional akan terjamin. SNP
memuat kriteria minimal tentang komponen pendidikan yang memungkinkan setiap
jenjang dan jalur pendidikan untuk mengembangkan pendidikan secara optimal sesuai
dengan karakteristik dan kekhasan program. SNP tersebut mencakup standar isi, proses,
kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, serta penilaian pendidikan. Ini berarti, bahwa pengembangan
dan pelaksanaan kurikulum di sekolah hendaknya memenuhi kriteria yang tercantum
dalam setiap standar yang telah ditetapkan.
Dari kedelapan standar standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL)
merupakan acuan utama bagi sekolah dalam mengembangkan kurikulum (BSNP, 2006).
Standar Isi berkenaan dengan lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar Isi mencakup
kerangka dasar dan struktur kurikulum, serta standar kompetensi (SK) dan kompetensi
dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang
pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan adalah standar tentang kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dengan memperhatikan
aturan pengembangan KTSP tersebut, dapat dimaknai bahwa pengembangan semua
komponen kurikulum diarahkan pada penguasaan kompetensi (standar kompetensi
lulusan, standar kompetensi, dan kompetensi dasar) oleh siswa.
Dengan memperhatikan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa KTSP
merupakan kurikulum berbasis kompetensi karena pengembangan semua komponen
kurikulum diarahkan pada penguasaan kompetensi oleh siswa. Mungkin Anda bertanya,
kalau begitu apa bedanya dengan Kurikulum 2004 yang lebih dikenal dengan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK)? Baiklah, untuk menjawab pertanyaan tersebut mari kita
bahas tentang karakteristik KBK.

2. Pada Hal 6.46 Modul dijelaskan

Kurikulum sekolah yang dikembangkan dapat dinyatakan berlaku apabila sudah


mendapat pertimbangan dari komite sekolah, di samping diketahui oleh dinas
pendidikan kabupaten/kota. Ini menunjukkan bahwa komite sekolah memiliki peran
penting dalam pengembangan kurikulum sekolah. Komite sekolah diharapkan dapat
memberikan pertimbangan baik berupa masukan maupun saran perbaikan terhadap
kurikulum sekolah.
Komite sekolah dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan
dengan memberikan pertimbangan, arahan, dan dukungan tenaga sarana dan
prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan (UU No.
20/2005 tentang Sisdiknas Pasal 56 Ayat 3). Komite sekolah sebagai bentuk lembaga
perwakilan dari orang tua siswa, komunitas sekolah, dan tokoh masyarakat yang peduli
pendidikan diharapkan akat membantu sekolah untuk memenuhi kebutuhan sekolah
dalam memberikan layanan pendidikan yang unggul. Komite sekolah diharapkan dapat
membuka hubungan dengan beragam sumber daya yang tersedia untuk mendukung
sekolah dan berpartisipasi dalam mengembangkan prioritas pengelolaan sekolah
berdasarkan kebutuhan dan potensi lokal.
Menurut Keputusan Mendiknas No. 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah (Sagala, 2009), ada 4 fungsi yang harus dijalankan Komite Sekolah, yaitu
memberi pertimbangan, pendukung. pengontrol, dan penghubung. Sebagai pemberi
pertimbangan Komite Sekolah diharapkan mampu memberikan pertimbangan dan
nasihat dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan. Selain itu, sebagai badan pendukung, Komite Sekolah diharapkan dapat
memberikan dukungan tidak hanya dalam bentuk dana atau keuangan tetapi juga dalam
bentuk tenaga, ide, dan gagasan. Sebagai badan pengawas, Komite Sekolah dituntut
untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan sekolah sehingga pengelolaan pendidikan yang
sehat (demokratis, transparan, dan akuntabel) dapat terjaga dan diimplementasikan
secara konsisten. Sebagai penghubung, Komite Sekolah diharapkan dapat membantu
sekolah untuk dapat bekerja sama secara sinergis dengan keluarga dan masyarakat
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
3. Pada Hal : 7.46 Modul dijelaskan
Pembelajaran jarak jauh (distance learning) merupakan model belajar di mana
guru dan siswa tidak berada dalam suatu tempat dan waktu yang sama serta tidak
bertatap muka secara fisik/langsung, namun di antara mereka ada komunikasi dua arah
yang dilakukan dengan berbagai cara dan bantuan dari teknologi komunikasi dan
informasi. Model belajar seperti ini merupakan pengembangan dari konsep pendidikan
jarak jauh (distance education) atau sering juga dipakai istilah pendidikan/belajar
terbuka (open education/ learning), sekolah korespondensi (correspondence school),
belajar fleksibel (flexibel learning), kelas/universitas maya (virtual classroom/university).
Belajar jarak jauh berorientasi kepada siswa, berbeda dengan sistem
konvensional yang berfokus kepada guru atau lembaga penyelenggara pendidikan.
Kewenangan untuk menentukan waktu, tempat maupun kecepatan belajar lebih banyak
dimiliki oleh siswa. Fungsi guru bergeser bukan lagi sebagai sumber belajar yang utama
yang harus menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa, tetapi lebih sebagai pengelola
kelas dan fasilitator. Proses belajar lebih bersifat individual dan menuntut siswa untuk
belajar secara aktif dengan menggunakan bahan belajar mandiri, baik cetak maupun
noncetak.
Jadi menurut pendapat saya, bukan hanya melalui WA atau buku LKS saja. Tetapi
bisa melalui Zoom atau video YouTube, google meet dll.

4. Pada Hal 7.10 dijelaskan

Kebutuhan Pendidikan Di Masa Depan

1. Kemampuan Dasar Memperhatikan konsekuensi logis dari perkembangan pada e


globalisasi, seorang yang bernama Jacques Delors (1996) menekankan pentingnya
manusia kembali kepada pendidikan agar dapat hidup dalam situasi baru yang
muncul dalam diri dan lingkungan yang hanya dapat dicapai oleh setiap individu
dengan cara mempelajari bagaimana belajar (learning how to learn).

Pilar pertama, learning to know merupakan kunci pendidikan sepanjang hayat


(lifelong educanon) dan menjadi dasar belajar sepanjang hayat (learning throughout
life) Learning to know berarti juga learning to learn belajar untuk memperoleh
pengetahuan dan untuk melakukan pembelajaran selanjutnya Pilar kedua, learning
to do, secara umum menuntut penguasaan kompetensi yang memungkinkan
seseorang untuk dapat hidup dalam berbagai keadaan yang berhubungan dengan
situasi yang berbeda-beda. belajar bekerja, bekerja sama dalam tun, dan belajar
menghadapi berbagai situasi yang sering tidak terduga Pilar ketiga, learning to be,
yaitu belajar untuk mengaktualisasikan din sebagai individu mandiri dengan
kepribadian yang memiliki pertimbangan (judgement) yang dikombinasikan dengan
tanggung jawab pribadi (personal responsibility) untuk mencapai tujuan bersama
Pilar keempat, learning to live together, dianggap sebagai landasan pendidikan dari
ketiga pilar sebelumnya dengan pengembangan pemahaman dan apresiasi tentang
orang lain dan sejarahnya, tradisi dan nilai-nilai spiritual, dan mendasarkan pada
semangat baru untuk mampu mengapresiasi dan mengamalkan kondisi saling
ketergantungan, keanekaragaman, saling memahami dan memecahkan konflik
dengan cara damai.

kelompok kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut

a. Kompetensi keagamaan.
Kompetensi ini meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan keagamaan
yang diperlukan untuk menjalankan fungsi-fungsi manusia dalam
kehidupannya sehari-hari sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

b. Kompetensi akademik
Kompetensi akademik meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diperlukan untuk dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang relevan dengan usia dan tingkat perkembangan siswa sekolah
dasar.
c. Kompetens ekonomik
Kompetensi ini meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan ekonomi agar siswa sekolah
dasar dapat hidup layak di masyarakat.
d. Kompetensi sosial pribadi
Kompetensi ini meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
diperlukan untuk dapat hidup adaptif sebagai warga negara dan warga
masyarakat internasional yang demokratis ke dalam kompetensi ini termasuk
sikap demokratis.
2. Kemampuan Belajar Sepanjang Hayat
Manusia adalah makhluk yang mengalami pertumbuhan (growth) dan
perkembangan (development) Selama manusia tumbuh dan berkembang untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik dan selama manusia terus berupaya untuk
meningkatkan kehidupannya maka selama itulah proses pendidikan terus
berlangsung Inilah makna dasar dari pendidikan sepanjang hayat (life long
education) Kegiatan-kegiatan pendidikan dianggap sebagai sesuatu yang luas dan
menyeluruh (comprehensive) serta merupakan suatu sistem yang utuh terpadu
(integrated). Konsep pendidikan sepanjang hayat berimplikasi pada kegiatan belajar
sepanjang hayat life long learning). Dalam konteks ini, belajar tidak terbatas dan
hanya berlangsung di sekolah Proses belajar dimulai pada saat anak lahir ke dunia
dan akan terus berlangsung sampai ajal menjelang sepanjang ia mampu menerima
pengaruh pengaruh. Dalam konsep pendidikan sepanjang hayat, pendidikan itu
berlangsung baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan
masyarakat. Oleh karena itu, kemampuan belajar sepanjang hayat pada ketiga
lingkungan pendidikan itu perlu terus dikembangkan. Dan komunikasi yang
mengalami perubahan secara terus-menerus dari waktu ke waktu Hal ini akan
memberikan motivasi untuk mempelajari bidang knologi informasi dan komunikasi
sebagai dasar untuk belajar sepanjang ayat (lifelong learning).
3. Pemanfaatan Teknologi
Teknologi informasi dan komunikasi mencakup dua aspek yat teknologi informasi
dan teknologi komunikasi Teknologi informasi meliputi segala hal vang berkaitan
dengan proses. penggunaan berbagai alat bantu manipulasi dan pengelolaan
informasi. Teknologi komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang
satu ke perangkat yang lainnya.Dengan penjelasan seperti itu maka dapat dikatakan
bahwa teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua hal yang tidak
terpisah dan merupakan suatu padanan yang mengandung pengertian luas
mengenai segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan
dan transfer atau pemindahan informasi antarmedia.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi ini akan menjad kebutuhan mutlak
dalam dunia pendidikan masa kini dan masa depan Secara khusus. pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi ini ialah untuk menyadarkan peserta didik akan
pesatnya perkembangan teknologi informasi
4. Pendidikan Moral
Akselerasi perubahan masyarakat yang begitu cepat di masa depan berpengaruh
terhadap tata kehidupan manusia Alvin Toffler (1970) menyebutkan tata kehidupan
manusia masa depan itu mencakup (a) masya rakat yang serba membuang. (bi kaum
nomad baru, dan (c) insan modular Masyarakat yang serba membuang
menggambarkan sikap hidup masyarakat terhadap benda la senang berganti-ganti
barang sehingga berakibat pada adanya stimulasi produk yang selalu membanjiri
masyarakat dengan desain yang up to date Nomad baru mencerminkan mobilitas
penduduk perpindahan pekerjaan dan lalu lalangnya manusia akibat mutası
pekerjaan dan tempat kerja. Hal ini berakibat banyak orang yang selalu berpindah
pindah tempat tinggal Insan modular menggambarkan hubungan sesama manusia
yang mengarah pada sebatas hubungan fungsional.
5. Pada Hal 7.28 Modul Dijelaskan

Kurikulum mata pelajaran bahasa perlu menekankan pada pentingnya. tingkat


literasi.Terdapat 4 tingkat literasi yang sederhana yang dapat digunakan secara meluas
sebagai penekanan dalam pengembangan kurikulum bahasa sekolah dasar di masa
depan, yaitu sebagai berikut:
a. Tingkat literasi performative, meliputi kemampuan berbahasa atau mengendalikan
komunikasi di antara orang-orang yang dikenal, dalam konteks tatap muka.Jika
komunikasi dilakukan secara tertulis, ragam tulisannya bukan ragam tulis tetapi lebih
menyerupai ragam bahasa lisan yang ditulis.
b. Tingkat literass functional, mencakup kemampuan sebagai anggota masyarakat
tertentu untuk mengatasi tuntutan kehidupan sehari-hari yang melibatkan bahasa
tulis. Contohnya, kemampuan membaca surat kabar populer, menulis surat lamaran
kerja, mengikuti instruksi atau manual yang bersifat prosedural. Tingkat literasi mi
dapat ditargetkan sebagai kemampuan tertinggi penguasaan siswa terhadap bahasa
daerahnya.
c. Tingkat literasi informational, meliputi kemampuan dalam komunikasi ilmu
pengetahuan terutama yang berbasis disiplm tertentu.Penekanannya kepada
kemampuan membaca dan menulis, terutama membaca agar siswa dapat
mengakses pengetahuan yang terakumulasi yang dilihat sebagai fungsi sekolah
dalam mentransmisinya.Kemampuan literasi ini diperlukan bagi orang yang belajar
bahasa untuk tujuan belajar atau mempelajari ilmu pengetahuan seperti yang terjadi
di sekolah sekolah dengan harapan siswa dapat melanjutkan studinya di jenjang
lebih tinggi, sampai perguruan tinggi.
d. Tingkat literasi epistemic, mencakup kemampuan menyampaikan pengetahuan,
berdiskust, melakukan penelitian dan melaporkannya dalam bahasa Juga
diharapkan, siswa berperilaku layaknya orang terpelajar sebagai hasil dari
kemampuan membacanya dan perilaku tersebut akan berdampak kepada
masyarakat sekitarnya Tingkat literasi ini menjadi target terakhir kemampuan
berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris para siswa.

6. Contoh Program Semester


PROGRAM SEMESTER

Nama Sekolah : SD Negeri 1 Bandung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : II (Dua)/1 ( Satu)
Kompetensi Inti : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
[mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah dan sekolah sekolah.
Alokasi Pelaksanaa Keterangan
Kompetensi Dasar waktu n

Bulan Minggu Ke
3.3 Menentukan kosakata dan konsep 4 Jam Juli 3- 4 Juli 2022
tentang lingkungan geografis,
kehidupan ekonomi, sosial, dan
budaya di lingkungan sekitar dalam
bahasa Indonesia atau bahasa daerah
melalui teks tulis, lisan, visual
dan/atau eksplorasi lingkungan.
3.4 Membaca kembali teks pendek yang 4 Jam Agustus 1-4 Agustus 2022
berkaitan dengan keragaman benda
berdasarkan bentuk dan wujud dengan
semangat.
3.6 Menemukan dan menjelaskan makna 4 Jam Oktober 1-4 September 2022
kosakata yang berkaitan dengan
keragaman benda berdasarkan bentuk
dan wujud dengan rasa ingin tahu dan
percaya diri.
Tes dan Latihan 8 Jam Juli, 4
Agustus, 4
September, 4
Oktober 4
November
Dan Seterusnya

Mengetahui Mahasiswa
Kepala Sekolah,

SITI ASIYAH,S.Pd.SD
MUCH. JAMALUDIN

Anda mungkin juga menyukai