Anda di halaman 1dari 13

PELESTARIAN KESENIAN TARI LAWET

DI KABUPATEN KEBUMEN
DARI AWAL KEMERDEKAAN HINGGA ERA MILENIAL

BIDANG KEGIATAN :
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
RISET SOSIAL HUMANIORA

DISUSUN OLEH :

Nova Putri Ramadhan

13030122130062

PROGRAM STUDI S1 SEJARAH


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2022
ii

DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................2

1.5 Hipotesis.................................................................................................3

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA .............................4

BAB 3 METODE PENELITIAN .........................................................................6

3.1 Pengumpulan Data.................................................................................6

3.2 Verifikasi atau Kritik .............................................................................6

3.3 Interpretasi atau Analisis Data...............................................................6

3.4 Historiografi...........................................................................................7

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN......................................................8

4.1 Anggaran Biaya......................................................................................8

4.2 Jadwal Kegiatan.....................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................9

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Diri

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kekayaan budaya yang tersebar di seluruh
penjuru wilayah Indonesia, mencakup berbagai adat istiadat, kesenian, serta kekayaan budaya
lain yang beragam jenisnya. Dengan adanya hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi
para wisatawan manca negara untuk datang ke Indonesia, baik hanya untuk menikmati
ataupun mempelajari berbagai budaya daerah di Indonesia. Dalam pelaksanaannya, berbagai
macam kesenian maupun tradisi, baik yang ditujukan untuk ritual maupun hiburan, memiliki
keunikannya masing-masing yang mewakili ciri khas dari setiap daerah.

Upaya pelestarian budaya di Indonesia harus diikuti rasa tanggung jawab serta bangga
menjaga kebudayaan oleh seluruh rakyat Indonesia. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan
ikut memperkenalkan berbagai produk budaya, seperti mengenakan pakaian batik,
mempelajari berbagai kesenian daerah, melestarikan penggunaan bahasa daerah, dan juga
dalam dunia akademis dengan melakukan penelitian terhadap berbagai macam kekayaan
budaya agar tetap terkenal. Berdasarkan pandangan tersebut penulis tertarik untuk
mengusung salah satu kesenian daerah sebagai upaya memahami pengaruh kesenian tersebut
serta peran dari keberadaan kesenian tersebut terhadap masyarakat dengan membahas tari
Lawet dari Kabupaten Kebumen.

Tari Lawet merupakan tarian tunggal yang menggambarkan sosok burung lawet. Burung
lawet adalah salah satu ciptaan unggulan serta simbol yang menggambarkan ciri khas dari
Kabupaten Kebumen. Pemegang kekuasaan memiliki peran penting dalam perkembangan
dari suatu kesenian daerah. Kata perkembangan dalam hal ini merujuk pada pola yang
digunakan dalam penelitian untuk mengetahui sejarah kesenian itu sendiri, seperti halnya
pernyataan sejarawan Kuntowijoyo, bahwa sejarah itu membicarakan masyarakat dari aspek
waktu, meliputi perkembangan, kesinambungan, pengulangan dan perubahan (Kuntowijoyo
dalam Yani, 1999:13).

Perkembangan bentuk dan fungsi tari Lawet terjadi dalam kurun waktu, ruang atau
struktur masyarakat. Oleh karena itu, penjelasan tentang perkembangan tari Lawet dalam
masyarakat Kebumen, tidak cukup secara diakronis, melainkan juga harus secara sinkronis.

1
2

Sinkronis berarti melebar dalam ruang, yang merupakan ciri utama dari ilmu-ilmu sosial
(Kuntowijoyo dalam Yani, 1999:107). Dengan kata lain penelitian tentang perkembangan tari
Lawet ini tidak terbatas pada penjabaran tentang pengertian tari Lawet tetapi akan sampai
hubungannya (sinkronisasi) dengan aspek-aspek sosial lain seperti halnya politik dan
ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, muncul rumusan masalah sebagai berikut :


1.2.1 Bagaimana pengaruh keberadaan tari Lawet terhadap aspek ekonomi meliputi
perdagangan sarang lawet dari Kabupaten Kebumen?
1.2.2 Bagaimana hubungannya dengan berbagai kebijakan dari pemerintah daerah?

1.2.3 Upaya apa saja yang telah dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah untuk
menjaga kelestarian tari Lawet?

1.3 Tujuan Penilitian


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.3.1 Menjelaskan pengaruh keberadaan tari Lawet terhadap aspek ekonomi
meliputi perdagangan sarang lawet dari Kabupaten Kebumen.
1.3.2 Menjelaskan hubungan tari Lawet dengan berbagai kebijakan dari pemerintah
daerah.
1.3.3 Mengetahui upaya masyarakat yang telah dilakukan oleh masyarakat dan
pemerintah dalam menjaga kelestarian tari Lawet.

1.4 Manfaat Penelitian


Diharapkan penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu teoritis dan praktis. Secara
teoritis kita dapat mengetahui pengertian, karakteristik, kebudayan dari tari Lawet serta
dapat mengetahui upaya pemeliharaan kesenian tari Lawet. Sedangkan secara praktis,
penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam membuat kebijakan terkait
pemberdayaan kesenian tari Lawet di Kabupaten Kebumen.
3

1.5 Hipotesis
Pada masyarakat Kebumen, tari Lawet digunakan untuk meperingati hari penting,
sebagai contoh Hari Jadi Kebumen, Hari Kemerdekaan Indonesia dan lain-lain. Tari
Lawet terkadang juga dipertontonkan pada acara hajatan warga. Beberapa contoh tadi
merupakan salah satu cara untuk menjaga kelestarian kesenian tari Lawet. Pada dasarnya
menjaga kelestarian daerah tidak hanya dilakukan oleh masyarakat saja, tetapi pemerintah
pun harus turut melaksanakan pelestarian tersebut. Di era milenial sekarang banyak
remaja yang belum kenal denga kebudayaan daerahnya sendiri.
Dengan demikian, diadakannya penelitian ini dapat menyadarkan pemerintah maupun
masyarakat setempat untuk tetap menjaga kelestarian tari Lawet. Program yang dapat
dilaksanakan oleh masyarakat setempat adalah dengan membuka Lembaga seni tari atau
biasa disebut sanggar agar tari Lawet dapat dikenali dengan remaja zaman kini. Adapun
upaya dari pemerintah adalah dengan membuat kebijakan-kebijakan atau undang-undang
daerah yang berisi tentang menjaga kelestarian kesenian tari Lawet.
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil teori dari Yani Timor Prajawati dalam
jurnalnya yang berjudul ‘Peran Pemerintah Daerah Kebumen dalam Melestarikan Tari Lawet
sebagai Sarana Memperkenalkan Komoditas dari Kabupaten Kebumen’ yang dibuat pada
tahun 2020. Dalam penelitian tersebut membahas tentang kesenian tari Lawet dengan
mayarakat Kebumen, asal usul terciptanya tari lawet, penjelasan tentang gerak tari Lawet,
peran pemerintah daerah terhadap pelestarian tari Lawet, serta dampak kebijakan pemerintah
terhadap tari Lawet.

Dalam penelitian tersebut beliau menghasilkan jurnal yang dibuat setelah


melaksanakan penelitian. Adapun hasil singkat dari hasil penelitian tersebut adalah Tradisi
Ngunduh Lawet adalah suatu upacara adat yang dilakukan sebelum masyarakat memanen
atau mengambil sarang-sarang burung lawet. Asal usul dari tari Lawet yaitu adalah
munculnya kemampuan kesenimanan di bidang tari, dibuktikan oleh Sardjoko ketika
mendapatkan tugas untuk menyusun tari Lawet, yang semula diawali dengan menyusun
Sendratari Jaka Sangkrip. Keberhasilan dalam menyusun sendra tari tersebut menghantarkan
Sardjoko sebagai seniman yang potensial dan terkenal di wilayah Kabupaten Kebumen.
Gerakan tari Lawet merupakan gerakan tiruan dari seekor burung lawet yang gesit, lincah dan
bersifat gembira. Sinopsis tari Lawet diawali pada suasana pagi menjelang matahari terbit,
bangun tidur yang digambarkan sayap kanan dan kiri dibuka lebar sampai urat terlihat
kencang, menandakan bahwa burung lawet segar bugar dan semangat mencari mangsa.
Dengan perasaan gembira, burung lawet terbang keluarsarang dan mulut Goa Karangbolong,
mencari mangsa, bercanda, bersuka ria, dan mencari pasangan masing-masing disertai
desiran ombak.

Di tengah perjalanan waktu seiring dengan tidak adanya kepedulian dari pemeritah
Kabupaten Kebumen terhadap kelestarian tari Lawet. Pada akhirnya tari Lawet ini hanya
dipraktikkan oleh sebagian masyarakat daerah Sempor. Antusias masyarakat daerah Sempor
sebetulnya merupakan sinyal positif untuk mengembangkan kesenian tersebut. Jika pihak
Pemerintah Daerah mendukungnya maka tari Lawet sebetulnya cukup mengakar sebagai
budaya daerah masyarakat Kebumen. Pada tahun 2000 Popularitas tari Lawet mengalami
penurunan saat pergantian kepemimpinan pemerintahan di kabupaten Kebumen. Ketenaran
tari Lawet kalah dengan kesenian lain yang lebih religius, seperti kesenian Rebana ataupun

4
5

Jamjaneng. Munculnya kesenian ini akhirnya menggeser popularitas tari Lawet yang
biasanya ditampilkan untuk menghibur masyarakat saat hari-hari besar yang diselenggarakan
di Kabupaten Kebumen. Para pemerhati budaya menganggap inilah faktor penyebab
hilangnya nilai dan popularitas dari kesenian, terutama seni pertunjukan tradisi. Pola yang
dimainkan adalah saat seni tersebut hanya dipertontonkan ketika ada yang “nanggap”
(memberi upah) lalu menjadi seperti komoditi dagang. Maka ketika popularitasnya menurun
karena tidak ada yang “nanggap” bahkan tergantikan dengan kesenian populer. Dampak
positif kebijakan pemerintah terhadappopularitas tari Lawet adalah tari Lawet sebagai
identitas Kabupaten Kebumen, sehingga bisa dibanggakan keluar kabupaten Kebumen. Para
seniman semangat dalam memberikan koreografi kepada siapa saja yang mau mempelajari
tari Lawet.

Dari hasil singkat yang dapat dipaparkan dapat ditarik kesimpulan Tari Lawet pernah
berjaya pada era -90 an dan pernah menjadi Mata Pelajaran Mulok di Sekolah Dasar, peran
pemerintah daerah terhadap kesenian yang ada cukup berpengaruh. Hal ini disebabkan hak
otoritas dari pemerintah daerah Kabupaten Kebumen terhadap pilihan kesenian mana yang
dianggap lebih representatif mewakili identitas Kabupaten Kebumen. Adapun dampak bagi
pemerintah adalah pemerintah memiliki satu kesenian tari Lawet sebagai tari identitas
kabupeten Kebumen sedangkan dampak bagi seiman dan masyarakat yaitu rasa bangga,
sehingga memunculkan kreatifitas kesenian baru, karena diperhatikan pemerintah
pelestariannya.
BAB 3
METODE PENELITIAN

Jenis metode penelitian ini adalah penelitian empiris, yaitu penelitian dengan
menggunakan data-data lapangan sebagai sumber data utama, seperti hasil wawancara dan
observasi. Penelitian empiris digunakan untuk menganalisis hukum yang dilihat sebagai
perilaku masyarakat yang berpola dalam kehidupan masyarakat yang selalu berinteraksi dan
berhubungan dalam aspek kemasyarakatan (Bambang, 2003: 43). Penelitian ini disebut
sebagai penelitian empiris karena peneliti melakukan penelitian untuk melihat proses
terbentuknya kebijakan untuk menjaga kelestarian tari Lawet.

3.1 Heuristik atau Pengumpulan Sumber


3.1.1 Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mencari, merangkum, dan mengumpulkan
berbagai sumber literatur dari artikel, jurnal, buku maupun arsip-arsip yang
memiliki keterkaitan dengan tari Lawet.
3.1.2 Observasi
Menurut Sugiyono, observasi merupakan teknik pengumpulan data yang
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain.
Observasi juga tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang
lain. Observasi pada penelitian ini dilakukan secara langsung dengan
melaksanakan studi lapangan di Kabupaten Kebumen serta tempat-tempat lain
yang mendukung penelitian terkait pengamatan sumber-sumber yang
berhubungan dengan tari Lawet.

3.2 Verifikasi atau Kritik


Terdapat dua jenis kritik, yaitu kritik internal dan kritik eksternal. Kritik internal
adalah pengujian terhadap keaslian sumber dan hubungannya dengan tari Lawet. Kritik
eksternal bertujuan untuk menguji keautentikan sumber data.

3.3 Interpretasi atau Analisis Data


Interpretasi atau analisis data mengacu pada penafsiran sumber-sumber sejarah
menjadi reka ulang suatu peristiwa agar mudah dipahami. Dalam penelitian ini, analisis data

6
7

dilakukan dengan menafsirkan sumber-sumber sejarah yang memiliki kaitan terhadap tari
lawet.

3.4 Historiografi
Merupakan tahap penulisan sejarah setelah tahap analisis ke dalam tulisan-tulisan
sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tahap ini adalah penyampaian
hasil penelitian sejarah sesuai dengan jejak-jejak masa lalu. Hasil penulisan tersebut
kemudian ditulis menjadi satu kesatuan peristiwa yang runtut.
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Kebutuhan Kegiatan Virtual 100.000
2 Bahan Habis Pakai 270.000
3 Perjalanan 940.000
4 Lain-lain 950.000
Jumlah 2.260.000

4.2 Jadwal Kegiatan

No. Jenis Kegiatan Hari

1 2 3 4 5 6 7

1 Pengumpulan studi Pustaka

2 Pengolahan data awal dari literatur


Menyusun teori yang berhubungan
3
dengan masalah
4 Observasi lapangan

5 Wawancara narasumber 1 dan 2

6 Wawancara narasumber 3 dan 4

Melakukan penelitian dan pengkajian


7
objek penelitian
Analisis data dan menyimpulkan hasil
8
penelitian
9 Menyusun artikel ilmiah
Publikasi artikel ilmiah dan luaran
10
penelitian
11 Menyusun laporan kemajuan PKM

12 Menyusun laporan akhir

8
DAFTAR PUSTAKA

Prajawati, Yani Timor. 2020. Peran Pemerintah Daerah Kebumen dalam Melestarikan Tari
Lawet sebagai Sarana Memperkenalkan Komoditas Lawet dari Kabupaten Kebumen.
Open Journal Systems. Vol. 15 No. 1. Hlm. 3831-3838.

Sunggono, Bambang. 2003. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Surono, Redyanto dan M Muzakka. 2022. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
Semarang: Fasindo Press.

9
LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Diri


Nama Lengkap Nova Putri Ramadhan
Jenis Kelamin Perempuan
Program Studi S1-Sejarah
NIM 13030122130062
Tempat dan Tanggal Lahir Jakart, 24 November 2003
Alamat E-mail novaputriramadhan@students.undip.ac.id
Nomor Telepon /HP 08895152625

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya anggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan PKM-RSH.

Semarang, 5 November 2022

(Nova Putri Ramadhan)


Lampiran 2. Justifikasi Anggaran
1. Kebutuhan Kegiatan Virtual Volume Harga Nilai
Satuan (Rp)
(Rp)
- Pembelian Kuota Internet 1 kali dalam 100.000 100.000
seminggu
Sub Total 100.000
(Rp)
2. Bahan Habis Pakai Volume Harga Nilai
Satuan (Rp)
- Paper One Kertas HVS A4 2 rim 60.000 120.000
- Buku sejarah tentang 1 buah 100.000 100.000
kesenian tari Lawet
- Sensi Masker Duckbill 1 box = 100 Pcs 50.000 50.000
Sub Total 270.000
(Rp)
3. Perjalanan Volume Harga Nilai
Satuan (Rp)
- Biaya Transportasi luar 1 × 2 dalam 120.000 240.000
kota pembelian bahan habis seminggu = 2 kali
pakai pada hari ke 1 dan 7
(cash)
- Biaya transportasi 1 minggu (7 hari × 50.000 700.000
pengumpulan data pada 2 perjalanan
hari ke 1 sampai 7 pulang pergi) = 14
(Watulawang – rumah kali
Narasumber)
Sub Total 940.000
(Rp)
4. Lain – lain Volume Harga Nilai
Satuan (Rp)
- Obat – obatan 1 kaplet untuk 25.000 150.000
(Parasetamol, minyak kayu setiap jenis obat =
putih, tolak angin, flu 6 obat
cadex, betadine, kasa dan
hansaplas)
- Kenang-kenangan untuk 4 unit 200.000 800.000
narasumber
Sub Total 950.000
(Rp)
SUB TOTAL 2.260.000
1+2+3+4+5+6(Rp
)

Anda mungkin juga menyukai