Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TUTORIAL 2

MATA KULIAH : PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD

NAMA : MERTI NOVITA


NIM: 856591346

1. Jelaskann setiap komponen kurikulum!

Jawab:

 Tujuan

Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah rumusan tujuan dari setiap program pendidikan yang
akan diberikan dan harus dicapai oleh siswa. Mengingat kurikulum adalah alat untuk mencapai
tujuan pendidikan, maka tujuan kurikulum pada setiap program pendidikan harus merupakan
penjabaran dari tujuan pendidikan nasional.

 ISI/MATERI

Isi kurikulum pada dasarnya adalah bahan atau materi yang disusun untuk diberikan kepada
siswa, agar dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Oleh karena itu, penentuan bahan
kurikulum harus dilakukan secara selektif, dengan mempertimbangkan berbagai hal. Pertama,
bahan kurikulum tersebut hendaknya merupakan materi dasar yang dianggap mewakili dan
membekali kemampuan bagi siswa untuk secara berkelanjutan dapat melakukan kegiatan
belajar. Kedua, bahan kurikulum tersebut merespons dan membantu memecahkan berbagai
persoalan baik yang dihadapi dalam kehidupan masa kini maupun antisipasi kebutuhan di masa
yang akan datang

 KOMPONEN KEGIATAN

Komponen kegiatan memberi petunjuk bagaimana kurikulum dilaksa-nakan. Seperti telah


dibahas sebelumnya, bahwa kurikulum sebagai program pendidikan masih dalam taraf rencana
atau harapan yang harus diwujudkan dalam bentuk kegiatan nyata di sekolah. Kegiatan sebagai
bentuk realisasi kurikulum yang dilakukan setiap sekolah memiliki peranan yang sangat
menentukan berhasil tidaknya program pendidikan, serta bermutu tidaknya proses dan hasil
pendidikan.

 KOMPONEN EVALUASI

Komponen keempat dari sistem kurikulum adalah evaluasi, yaitu alat untuk mengukur dan
menilai program pendidikan. Dengan kata lain, evaluasi kurikulum dilakukan untuk
mendapatkan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai efisiensi,
efektivitas, dan relevansi serta produktivitas program dalam mencapai tujuan pendidikan .
Penilaian kurikulum sebagai suatu sistem yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, efisiensi, efektivitas, relevansi, dan produktivitasnya dapat diidentifikasi dari segi
masukan, proses, hasil, dan dampak yang ditimbulkan.

1. Evaluasi masukan (input), yaitu menilai semua sumber daya seperti dana, tenaga, sarana dan
fasilitas, serta siswa sebelum menempuh program;
2. Evaluasi proses pelaksanaan, yaitu menilai strategi pelaksanaan seperti kegiatan
pembelajaran, administrasi dan supervisi, penilaian hasil belajar, kegiatan bimbingan,
pembinaan kegiatan ekstrakurikuler dan bentuk kegiatan lain dalam merealisasikan
program;
3. Evaluasi hasil (output), yaitu menilai hasil lulusan baik dari segi kualitas maupun kuantitas;
dan
4. Evaluasi dampak yang ditimbulkan, yaitu menilai kualitas kemampuan lulusan berkenaan
dengan kemampuan melaksanakan tugas-tugas kehidupan nyata seharihari baik di
lingkungan keluarga maupun masyarakat secara luas (life skills).

2. Jelaskan aspek-aspek keterampilan berbahasanbeserta contohnya!

Jawab.

 Menyimak
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi serta interprestasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan. Tujuan Menyimak
Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta
gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan demikian tujuan
menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut:
 Menyimak memperoleh fakta atau mendapatkan fakta
 Untuk menganalisis fakta
 Untuk mengevaluasi fakta
 Untuk mendapatkan inspirasi
 Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri
 Berbicara
Menurut Nurgiyantoro (1995:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang
dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan.
Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk
mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara.Berbicara diartikan sebagai kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan
dan menyampaikan pikiran, gagasan, serta perasaan.Tujuan Berbicara Setiap kegiatan
berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan.
 Membaca
Membaca yaitu suatu proses penyerapan informasi dalam dari sebuah karya tulis untuk   
mengetahui informasi yang ingin disampaikan penulis.
Tujuan membaca
a)    kesenangan,
b)    menyempurnakan membaca nyaring,
c)    menggunakan strategi tertentu,
d)    memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik,
e)    mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya,
f)    memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis.
Beberapa tujuan membaca lainnya yang erat kaitannya dengan makna, diantaranya:
a)    Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta.
b)    Membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
c)    Membaca untuk mengetahuai urutan atau susunan, organisasi cerita.
d)    Membaca untuk menyimpulkan.
e)    Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan.
f)    Membaca untuk menilai atau mengevaluasi.
g)    Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan.
 Menulis
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada
suatu media dengan menggunakan aksara. Secara umum Semi (1990:19) membagi tujuan
menulis sebagai berikut:
a.    Memberikan arahan, yakni memberikan petunjuk kepada orang lain dalam
mengerjakan sesuatu, misalnya petunjuk cara menggunakan mesin, merangkai bunga, dan
sebagainya.
b.    Menjelaskan sesuatu, yakni memberikan uraian atau penjelasan tentang suatu hal
yang harus diketahui orang lain, misalnya menjelaskan mengenai manfaat lari bagi
kesehatan jantung.
c.    Menceritakan kejadian, yakni memberikan informasi tentang sesuatu yang
berlangsung di suatu tempat pada suatu waktu, misalnya menceritakan tentang
perjuangan Sultan Hasanuddin.
d.    Meringkaskan, yakni membuat rangkuman suatu tulisan sehingga menjadi lebih
singkat, misalnya dari 150 halaman menjadi 10 halaman, maupun ide pokoknya tidak
hilang.
e.    Meyakinkan, yakni tulisan berusaha meyakinkan orang lain agar setuju atau
sependapat dengannya. Barangkali tujuan menulis yang paling umum digunakan adalah
tujuan meyakinkan ini.
3. Jelaskan setiap metode pembelajaran MMP beserta contohnya!

Jawab:

MMP merupakan kependekan dari Membaca Menulis Permulaan.  Sesuai dengan


kepanjangannya itu, MMP merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada
kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai
memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku sekolah di kelas 1 sekolah
dasar, MMP merupakan menu utama. Metode Pembelajaran MMP

 Metode Eja
Coba Anda perhatikan kasus putra Bu Imam, Gina, dalam ilustrasi percakapan diatas.
Sebelum memasuki SD, Gina sudah mengenal dan hafal abjad. Namun, dia belum
bisamerangakai abjad-abjad tersebut menjadi ujaran bermakna. Gina sudah mengenal
lambanglambang berikut: /A/, /B/, /C/, /E/, /F/, dan seterusnya sebagai [a], [be], [ce],
[de], [e],[ef], dan seterusnya. Bu Imam mengajari anaknya membaca dengan Metode Eja
atau biasa disebut Metode Abjad atau Metode Alpabet. Pembelajaran membaca dan
menulis permulaan dengan metode ini memulai pengajarannya dengan memperkenlkan
huruf-huruf secara alpabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai
dengan bunyinya menurut abjad. Sebagai contoh A/a, B/b, C/c, D/d, E/e, F/f, dan
seterusnya, dilafalkan sebagai [a], [be], [ce], [de], [ef],dan seterusnya. Kegiatan ini diikuti
dengan latihan menulis lambang, tulisan, seperti a, b, c,d, e, f, dan seterusnya atau
dengan huruf rangkai a, b, c, d, dan seterusnya.Setelah melalui tahapan ini, para siswa
diajak untuk berkenalan dengan suku kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf
yang sudah dikenalnya.Misalnya : b, a, d, u menjadi b-a ba (dibaca atau dieja /be-a/ [ba ])
d-u du (dibaca atau dieja /de-u/ [du])
ba-du dilafalkan /badu/
b, u, k, u menjadi b-u bu (dibaca atau dieja /be-u/ [bu] )
k-u ku (dibaca atau dieja / ke-u/ [ku] )
Proses ini sama dengan menulis permulaan, setelah anak-anak bisa menuliskanhuruf-huruf
lepas, kemudian dilanjutkan dengan belajar menulis rangkaian huruf yang berupa suku kata.
Sebagai contoh, ambillah kata ‘badu’ tadi. Selanjutnya, anak dimintamenulis seperti ini: ba –
du – badu

 Metode Suku Kata

Untuk memahami konsep Metode Suku Kata saya persilakan Anda untuk menelitikembali
kasus Mbak Yanti seperti dalam contoh ilustrasi percakapan di muka. Andri memperoleh
keterampilan membaca melalui Metode Suku Kata atau Metode Silaba. Proses pembelajaran
MMP dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti /ba, bi, bu, be, bo/;
/ca, ci, cu, ce, co/; /da, di, du, de, do/; /ka, ki, ku, ke, ko/,dan seterusnya. Suku-suku kata
tersebut, kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna. Sebagai contoh, dari daftar
suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasipaduan suku kata menjadi kata-kata
bermakna, untuk bahan ajar MMP. Kata-kata dimaksud, misalnya:

bo - bi cu – ci da – da ka – ki
bi - bu ca – ci di – da ku – ku
bi – bi ci – ca da – du ka – ku
ba – ca ka – ca du – ka ku – da
Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kelompokkata atau
kalimat sederhana. Contoh perangkaian kata menjadi kalimat dimaksud, seperti tampak
pada contoh di bawah ini.

ka-ki ku-da
ba-ca bu-ku
cu–ci ka–ki (dan sebagainya).

 Metode Global

Sebagian orang mengistilahkan metode ini sebagai ‟Metode Kalimat‟. Dikatakan demikian,
karena alur proses pembelajaran MMP yang diperlihatkan melalui metode ini diawali dengan
penyajian beberapa kalimat secara global. Untuk membantu pengenalan kalimat dimaksud,
biasanya digunakan gambar. Di bawah gambar dimaksud, dituliskan sebuah kalimat yang kira-
kira merujuk pada makna gambar tersebut. Sebagai contoh, jika kalimat yang diperkenalkan
berbunyi ‟ini nani‟, maka gambar yang cocok untuk menyertai kalimat itu adalah gambar
seorang anak perempuan. Selanjutnya, setelah anak diperkenalkan dengan beberapa kalimat,
barulah proses pembelajaran MMP dimulai. Mula-mula, guru mengambil salah satu kalimat
dari beberapa kalimat yang diperkenalkan di awal pembelajaran tadi. Kalimat tersebut
dijadikan dasar/alat untuk pembelajaran MMP. Melalui proses deglobalisasi (proses
penguraian kalimat menjadi satuan-satuan yang lebih kecil, yakni menjadi kata, suku kata, dan
huruf),selanjutnya anak menjalani proses belajar MMP.

Proses penguraian kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi

huruf-huruf, tidak disertai dengan proses sintesis (perangkaian kembali). Artinya, hurufhuruf
yang telah terurai itu tidak dikembalikan lagi pada satuan di atasnya, yakni suku kata.Demikian
juga dengan suku-suku kata, tidak dirangkaikan lagi menjadi kata; kata-kata menjadi kalimat.
Sebagai contoh, di bawah ini dapat Anda lihat bahan untuk MMP yang menggunakan Metode
global.
1) Memperkenalkan gambar dan kalimat.
2) Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata; kata menjadi suku kata; suku kata
menjadi huruf-huruf.
ini dadu
ini dadu
i-ni da-du
i-n-i d-a-d-u

 Metode SAS

Anda pasti sudah hafal benar kepanjangan SAS. Masih ingat? Ya, benar, SASmerupakan
singkatan dari ‘’Struktural Analitik Sintetik’’. Metode SAS merupakan salah satu jenis metode
yang bisa digunakan untuk proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan bagi siswa
pemula. Pembelajarn MMP dengan metode ini mengawali pelajarannya dengan menampilkan
dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Mula-mula anak disuguhi sebuah struktur yang
memberi makna lengkap, yakni struktur kalimat. Hal ini dimaksudkan untuk membangun
konsep-konsep „‟kebermaknaan‟‟ pada diri anak. Akan lebih baik jika struktur kalimat yang
disajikan sebagai bahan pembelajaran MMP dengan metode ini adalah struktur kalimat yang
digali dari pengalaman berbahasa si pembelajar itu sendiri. Untuk itu,sebelum KBM MMP yang
sesungguhnya dimulai, guru dapat melakukan pra-KBM melalui berbagai cara. Sebagai contoh,
guru dapat memanfaatkan rangsang gambar, benda nyata, tanya jawab informal untuk
menggali bahasa siswa. Setelah ditemukan suatu struktur kalimat yang dianggap cocok untuk
materi MMP, barulah KBM MMP yang sesungguhnya dimulai. Pembelajaran MMP dimulai
dengan pengenalan struktur kalimat.
Kemudian, melalui proses analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep kata.Kalimat
utuh yang dijadikan tonggak dasar untuk pembelajaran membaca permulaan ini diuraikan ke
dalam satuan-satuan bahasa yang lebih kecil yang disebut kata. Proses penganalisisan atau
penguraian ini terus berlanjut hingga pada wujud satuan Bahasa terkecil yang tidak bisa
diuraikan lagi, yakni huruf-huruf.Proses penguraian/penganalisian dalam pembelajaran MMP
dengan metode SAS,meliputi:

(a) kalimat menjadi kata-kata


(b) kata menjadi suku-suku kata, dan
(c) suku kata menjadi huruf-huruf.
Pada tahap selanjutnya, anak-anak didorong untuk melakukan kerja sintesis(menyimpulkan).
Satuan-satuan bahasa yang telah terurai tadi dikembalikan lagi kepadasatuannya semula, yakni
dari huruf-huruf menjadi suku kata, suku-suku kata menjadi kata,dan kata-kata menjadi kalimat.
Dengan demikian, melalui proses sintesis ini, anak-anak akan menemukan kembali wujud
struktur semula, yakni sebuah kalimat utuh.Melihat prosesnya, tampaknya metode ini
merupakan campuran dari metode-metodemembaca permulaan seperti yang telah kita
bicarakan di atas. Metode ini tampak seperti berikut.

ini mama
ini mama
i - ni ma - ma
i-n-i m-a-m-a
i - ni ma - ma
ini mama
ini mama
Uraian ini ditutup dengan sebuah simpulan bahwa “tidak ada metode yang terbaikdan juga
tidak ada metode yang terburuk”. Masing-masing metode mempunyai kelebihandan
kekurangan. Metode yang terbaik adalah metode yang cocok dengan pemakainya.

4. Jelaskan bagaiamana Anda melakukan penilaian proses dan penilaian hasil dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia di SD!

Jawab:

 Penilaian proses dilaksanakan saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian proses


merupakan penilaian yang menitikberatkan sasaran penilaian pada tingkat efektivitas kegiatan
belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Penilaian proses belajar
mengajar menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru-
siswa dan keterlaksanaan proses belajar mengajar.Tindak lanjut dari penilaian proses
pembelajaran jika memperoleh hasil yang kurang memuaskan, maka dilakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).  Berarti seorang guru berusaha mendiagnosa penyebab kesukaran anak
didik dalam proses belajar tersebut, pada gilirannya menemukan suatu cara seagai solusi
permasalahan tersebut. Inilah yang menjadi cikal bakal PTK bagi seorang guru. Berbeda halnya
dengan kegiatan ujian, jika seorang guru menemukan anak didik tidak memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) maka solusinya adalah melakukan
pembelajaran remedial.
Tujuan penilaian proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah untuk mengetahui
kegiatan belajar mengajar, terutama efesiensi, keefektifan, dan produktivitas dalam
mencapai tujuan pengajaran. Dimensi penilaian proses belajar mengajar berkenaan
dengan komponen-komponen proses belajarmengajar seperti tujuan pengajaran,
metode, bahan pengajaran, kegiatan belajar dan mengajar guru, dan penilaian.

 penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai
siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah
hasil belajar siswa. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang
kognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaian dan pengukuran hasil belajar dilakukan dengan
menggunakan tes hasil belajar, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan
bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Hasil belajar merupakan
hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat
sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat
terselesikannya bahan pelajaran.Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil
belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak
pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa.

5. Buatlah rancangan kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, materi pokok, dan langkah-
langkah pembelajaran (model) dengan fokus pembelajaran sastra!
Jawab:

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK DI SD


Satuan Pendidikan : SD 203/III HIANG TINGGI
Kelas/Semester : V / I
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi waktu : 1 x pertemuan (2 x 35 menit)

A. Kompetensi Dasar
3.3 Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.
B. Indikator
3.3.1 Menyebutkan unsur intrinsik puisi
3.3.2 Membaca puisi dengan lafal, jeda, intonasi, dan ekspresi yang tepat
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui tanya jawab, siswa dapat menjelaskan unsure-unsur puisi dengan
benar
2. Melalui ceramah dan tanya jawab , siswa dapat aspek-aspek yang harus
diperhatikan dalam membaca puisi dengan benar
3. Melalui demonstrasi, siswa dapat menjelaskan aspek-aspek dalam membaca
puisi dengan benar
4. Melalui kerja kelompok , siswa dapat memberikan penilaian terhadap hasil
pembacaan puisi dengan tepat
5. Melalui simulasi, siswa dapat membaca puisi dengan lafal, jeda, intonasi, dan
ekspresi yang benar
Karakter yang diharapkan : percaya diri, tanggung jawab, kreatif
D. Metode dan Pendekatan Pembelajaran
1. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Demonstrasi
d. Simulasi
e. Penugasan
2. Pendekatan
a. EEK (Ekplorasi, Elaborasi, Konfirmasi)

E. Materi Pokok
1. Puisi
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
 Siswa memberi salam kepada guru
 Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan menanyakan kabar mereka
 Guru menanyakan kehadiran siswa
 Siswa dan guru berdoa berama
 Guru memberi acuan tentang materi yang akan dipelajari hari ini
 Guru memberi apersepsi tentang materi yang akan dipelajari hari ini melalui sebuah
cerita
 Guru memberi motivasi kepada siswa agar giat belajar.
 Siswa mendapatkan penjelasan dari guru tentang
Kegiataninti
Eksplorasi
 Siswa dan guru bertanya jawab tentang puisi
 Siswa mendapatkan penjelasan dari guru tentang puisi
 Siswa membaca materi tentang puisi
 Siswa melihat demonstrasi tentang pembacaan puisi

Elaborasi
 Siswa dibagi ke dalam kelompok dengan
anggota tiap kelompok berjumlah 4 orang
 Siswa mendapatkan LKS dari guru
 Siswa mengerjakan LKS dengan berdiskusi bersama dengan kelompoknya
 Siswa menyampaikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas
 Siswa membaca puisi di depan kelas
 Siswa memberikan pendapat tentang hasil kerja kelompok lain
 Siswa memberikan pendapat tentang pembacaan puisi yang dilakukan kelompok
lain
Konfirmasi
 Siswa dan guru bersama-sama membahas hasil kerja siswa
 Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini
 Siswa mengerjakan soal evaluasi
 Guru mengoreksi soal evaluasi
 Guru memberi penguatan kepada siswa

Kegiatan akhir
- Siswa mendapatkan pekerjaan rumah dari guru
- Guru menutup pembelajaran dan berdoa bersama

Anda mungkin juga menyukai