Anda di halaman 1dari 32
OIKUMENE SEKOLAH TINGGI TEOLOGI TENGGARONG TENGGARONG 2018 om ee KELOMPOK a a OO MATA KULIAH PERILAKU BERKARYA (MPB) NOMOR NAMA MATA KULIAH : OIKUMENIKA KODE : BOBOT :2SKS SEMESTER : V(LIMA) PRASYARAT : 1. SEJARAH GEREJA UMUM 2. SEJARAH GEREJA INDONESIA. BANYAKNYA PERTEMUAN/ WAKTU TIAP PERTEMUAN :14x2x 50 MENIT STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang sejarah gerakan Oikumene, menghayati nilai yang terkandung di dalamnya, dan berpartisipasi dalam gerakan keesaan gereja- gereja di Indonesia. KOMPETENSI DASAR 1. Mampu menjelaskan pengertian dan latar belakang gerakan Oikumene Mampu menguraikan sejarah gerakan Oikumene hingga konferensi gereja di Edinburg 2s tahun 1990 Mampu menjelaskan sejarah gerakan Oikumene pasca Konferensi Edinburg 1910, sampai terbentuknya Dewan Gereja-gereja Sedunia. Mampu mengidentifikasi beberapa tokoh gerakan Oikumene di dunia dan pikiran- = pikirannya. Mampu menguraikan latar belakang gerakan Oikumene di Indonesia dan lahirnya Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Mampu menguraikan sejarah lahirnya Persekutuan Gereja Lembaga Indonesia (PGLII) dan Persekutuan Gereja Pantekosta Indonesia (PGPI). ’. Mampu menghayati pentingnya kehidupan beroikumene di Indonesia. . Mahasiswa dapat mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan nilai-nilai gerakan Oikumene dalam kehidupannya di tengah gereja dan masyarakat. URUTAN DAN RINCIAN MATERL 1. Pengertian dan latar belakang Gerakan Oikumene 2. Sejarah Gerakan Oikumene sampai Konferensi Edinburgh 1910 sampau terbentuknya Dewan Gereja-gereja Sedunia. 3. Tokoh-tokoh dan pemikiran Gerakan Oikumene di dunia. 4. Latar belakang Gerakan Oikumene di Indonesia dan lahirnya Persekutuan Gereja- gereja di Indonesia (PGI). 5. Sejarah lahirnya Persekutuan Gereja Lembaga Indonesia (PGLII) dan Persekutuan Gereja Pantekosta Indonesia (PGPI). 6. Perkembangan pemikiran tentang keesaan gereja sekarang ini. INDIKATOR HASIL BELAJAR 1. Menjelaskan pengertian dan latar belakang Gerakan Oikumene. 2. Menguraikan sejarah Gerakan Oikumene hingga Konferensi Edinburgh 1910. Menguraikan sejarah Gerakan Oikumene pasca Edinburg sampai terbentuknya Dewan Gereja-gereja Sedunia. . Mengidentifikasi tokoh-tokoh dan pikiran Gerakan Oikumene di dunia. . Menjelaskan latar belakang Gerakan Oikumene di Indonesia. Menguraikan sejarah lahimya Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Menguraikan sejarah lahirnya Persekutuan Gereja Lembaga Indonesia (PGLII) NN wap dan Persekutuan Gereja Pantekosta Indonesia (PGPI). 8. Mengidentifikasi perkembangan pemikiran keesaan gereja sekarang ini. 9. Mencermati nilai-nilai yang sesuai dengan Gerakan Oikumene di Indonesia. 10. Menghayati pentingnya kehidupan beroikumene di Indonesia. 11. Melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan-kegiatan oikumenis dalam pelayananannya di tengah gereja dan masyarakat. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN PENDEKATAN : | Partisipatif - Informatif PENGALAMAN : 1. Mahasiswa menndengarkan penjelasan dosen 2. Mahasiswa berdiskusi BELAJAR | | | MBPODA : | Ceramah, / tUGAS | 3 4. Merancang kegiatan oikumenis STANDAR PENILAIAN 1. Partisipasi dan kehadiran : 10% 2. Presentasi kelas 20% 3. Penulisan paper 120% 4. UTS 220% 5. UAS 230% [| TERTULIS DAN PENGAMATAN 4. Mahasiswa berpresentasi 5. Maha: oT 1. Mengadakan presentast swa berseminar seminar dan pemberian tugas 2. Studi literatur . Melakukan penelitian MEDIA Essei bebas dan terbatas, Portofolio, unjuk kerja Laptop, LCD Proyektor, VCD, Papan Tulis/ White Board PRASYARAT 1. SEJARAH GEREJA UMUM 2. SEJARAH GEREJA INDONESIA. 2. a 4, 5. 6. 7. 8. 9: SUMBER BELAJAR - . Media elektronik (internet) . Narasumber |. Lingkungan alam . Lingkungan sosial . Teman di masyarakat setempat Keluarga Teman di kampus Komunistas gereja Literatur: a. De Jonge, Christian. Menuju Keesaan Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993 b. Abineno, J.L. Ch. Oikumene dan Gerakan Oikumene. Jakarta: BPK Gunung _ Mulia, 1984. © Paton, PR. ULOmnes Unum Sint. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1972, ~ Ranawiratma, J.B. Tempat dan arah gerakan Oikumene, Jakarta: BPK Gunung | Mulia, 1994, ~ Wijaya, Hengky C. (peny). Jalan menuju keesaan. Jakarta: Sinar me 1996, © PGI Dalam Kebersamaan Menapaki Penuh Harapan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990, Pendahuluan Seealapuji dan syukur kepada ‘Tuhan yang telah memberi anugrahNya kepada anak- anak-Nya, guna memungkinkan hadimya umat-Nya yang percaya di Indonesia sehingga “kami yang dulunyo bukan uma dan hidup dalam kegelapankini dapat menjadi umat-Mu yang hidup dalam terang-Mu yang ojtb, eta terpanggl untuk memberitakan perbuatan- perbuatan yang besar.(I Ptr. 2:9-10), Oleh karena perbuatan-perbuataNya Yang baiklah banyak gersja-geraja terscbar di berbagai daerah yang ada di Indonesia berserta moment slur aturan yang berliku-likuserta sejarah yang berbeda-beda yang_perlu adanya persatvian dan kesatuan dalam rangka pelaksanaan tugas panggilan orang-orang percaya di Indonesia dengan tujuan hidup gereja dalam kebersamaan. Dalam sejarah bersama yang diawali dengan lahimya wadah keesahan Dewan Gereia- ja di Indonesia (DGI), pada hari-hari pentakostatanggal,25 Mei 1950, di Jakarta, gun melangkah lebih maju lagi dalam sejrah bersama tersebut, 34 tahun kemudian dalam wadah keesaan persekutuan gereja-gereja di Indonesia (PGI.) yang lahir dalam sidang raya X. DGV/PGI. DI Ambon, pada tahun 1984. eR eeuneee x Hiitl, Fapareg* : : 7 Apare lags é ‘Adapun perubahan dari DG menjadi PGI terjai ata Kesadaran persekutuan dalam sitang raya X di Ambon, DGI menjadi PGI berkisar terutama pada perkataan ~ Dewan yang diganti dengan kata “ Persekutuan” karena kata persekutuan lebih bersifat gerejawi dan bernada keakraban jka dibanding dengan kata Dewan.” Dan penggantian in erjadi pada tahun 1950. Adapun defi ‘koumene adalah, Hubungan kerja sama antara Gereja-gereja. Tujuan, tekad dan akad oikoumene adalah menjalin. kehidupan bersama sebagai anggota keluarga Allah (Efesus,2:19, dengan tujuan agar antara gereja-gereja hidup lebih sehati sepikir dan Sala kawan, serta menopang dalam hidup dan misi bersama, di Indonesia. Kristus sebagai kepala gereja. (Mzm, 84:4, Yes.2:2-3, Kis 1:8, 2 Kor.2:14, Tbr, 12:1), Dalam hubungan kerja sama agar semakin meningkat maka disepakatilah beberapa pokok yang saling berkaitan sbb: -, Semua gereja harus memiliki tugas panggilan dan misi bersama guna membangun jiwa Nasionalisme yang berazaskan Pancasila, yang merupakan pelayanan dan kesaksian bersama, -, Goreja-gereja di Indonesia harus seiya ~sekata dalam memahami hal-hal pokok mengenai iiman Kristen yang umum kepada Tuhan yang satu, yang merupakan lambang keesaan Gereja ‘Tuhan disegala abad dan tempat. ,Gereja-gereja di Indonesia harus schatisepikr,saling mengakui dan saling menerima dalam hal-hal yang mendasar tentang menyelenggarakan_persekutuan, kesaksian dan pelayanan masing-masing gereja dengan tetap saling menghormat latar belakang sejarah kekayaan robani dan karunia masing-masing, guna membangun Indonesia seutuhnya. -, Gereja-gereja di Indonesia harus terpanggil secara nyata menampakan kehadiran bersama, bersekutu, bersaksi dan melayani bersama dalam bentuk dan wadah kebersamaan yang konkrit(kebersamaan inj harus terusmenerus dipupuk). o ie any DS -, Gereja-gereja di Indonesia harus saling menopang satu dengan yang lain, sehingyea sma yang solid untuk kemajuan rohan’ bangsa Indonesia, terbangun kerja s sja-gereja di Indonesia harus bertekad dibawah pimpinan Roh Kuss kepada fuhan ja, berjalan besama-sama selanghal lebih maju dart memajukan pekerjaan Tuhan di Indon masa-kemasa guna mewujudkan eita-cita DGI, Pokok-pokok Tugas Panggilan Bersam(P'TPB)1994-1999. Oikoumene. Dasar Pemikiran Berdirinya Oikoumene. . Gereja-gereja di Indonesia percaya bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara, adalah aspek dari pemeliharaan Allah terhadap ciptaan-Nya. Kemerdekaan Indonesia dari sabang sampai merauke adalah karya Allah yang Tuar biasa, demikian pula halnya dengan gereja-gereja yang ada (Amsal 9:7) dan (Yoh. 3:16). . Gereja-gereja di Indonesia menyadari campur tangan Roh Kudus, baik dalam proses kemerdekaan, dan membangun bangsa Indonesia. (Ibrani 13:8). Perkembangan bangsa yang selalu berubah-ubah, gereja harus bergumul guna memahami rencana Tuhan dari waktuke waktu bagi bangsa Indonesia. . Dalam membangun Indonesia seutuhnya maka Indonesia harus membangun disegala bidang yang tidak lepas dari membangun kerohanian rakyat Indonesia. |. Gereja-gereja di Indonesia harus memikul tanggung jawab sepenuhnya, agar cita-cita dan harapan bangsa dan Negara Indonesia dalam pembanguanan Nasional sebagai pengamalan Pancasila dan UUD 45, terwujud. Gereja harus berpartisipasi secara positif, kreatif dan realistis dalam pembangunan Nasional. 5. Gereja-gereja harus berusaha mengatasi rintangan dan membendung sumber-sumber keprihatinan serta mengawal jalan GBHN, Demi pembangunan bangsa Indonesia seutuhnya yang sesuai dengan Pancasila dan UUD,45. 6. Gereja-gereja harus melaksanakan sesuai dengan tugas panggilan ,bidang dan kemampuan gereja masing-masing guna melaksanakan GBHN, yang telah ditetapkan oleh MPR-RI, dalam TAP 11/MPR/1993, serta ikut mempersiapkan GBHN. (Semakin. melebamya garis pemisah antara si miskin dan si kaya). 7. PTPB, menjadi kerangka dasar bersama gereja-gereja anggota PGI, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama dalam rangka melaksanakan tugas panggilan bersama membangun bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD,45. PTPB ikut berperan dalam menciptakan suasana, wawasan dan pandangan dalam rangka mewujudkan gereja yang Esa di Indonesia. v PRASETYAKEESAAN oy cami Sepia mij tom sonar cami pemembaition SagiMa Tahan. yang oleh kash owiehe yg agit wide memmeknion badiraya sua umat pexaye G indonesia, sehinegs “tami yang dulumps token amet dan Sidup dalam kegelapan ne Sot menjadi mets yong Hidup daiom ‘erage yang ajaib, sera ‘eymegl witsk membertaean sematan-sesmatan yang sesar (bud 1 Pe. 29-10). < Wenyatar tak ini maka taomi mengokcs Sate pexuaten-perimatan Tuban yang ‘vows ‘ald yang ‘lake nenghadivian gereja-gereja G Indonesia yang tersebar G whos wilaris mai Indonesia lem momeatum-momestam sera Hess alur eps yay verdad, tan tale pertain Taken yang besar ima pulalab yang neremnaican wre pra s & Indonesia secara bersamasame dalam rangka iuininns twigs yaagan canerme penaye & segala abad dan tempat untak merged asks M. yang Gemnlai deci Yerusalem, sefurah Yudeo, Sameria, sams ke siomg,-spmg, tam (ond. Kin 18) Kees weighs (la ieee (aes raga mecsytscn epeibagsion sejara geeian wtp G lateness, maka melalsi Roba yang Kates, Taken sendzileh yang telah wonyggrilia: (os menuitem wriaeria is G ladonesia untuk dengan sadar Neral Vipin seis te tala sejpreis bersama yang Gamal dengen ‘aeroys walls tersan Dewan Cerca pertia Gi \ndonesia (DGI) pada bari-hari AY RGI Yorayiaes Pxakcria ‘anggal 25 Mei 1950 & Jakara: kemmdian untuk lenipas eis aia aay Calas gas vera verscint 34 talon kermuion dalam vais Kersaam Perickatnan Covarzercia & Indonesia (PGI) yang labir dalam ‘olaea aya X OAV hee, pata aos 19AA. » Kata “Perekutuan” lebih bersifat gerejawi (on terra beck tisecdicaes denegn bata “Dewan” Jadi penggantian kata “Dewan” menjadi “Persekutuan” di sini hendak mengungkapkan bahwa sejak DGI didirikan di tahun 1950 telah terjadi peningkatan dalam perjalanan kami bersama gereja-gereja-Mu menuju perwujudan Gereja Kristen yang Esa di Indonesia baik dlaam kesadaran dan pemikiran bersama maupun dalam usaha-usaha bersama. Jadi nama “Persekutuan —Gereja-gereja_ di Indonesia” hendak menggarisbawahi bahwa kami gereja-gereja-Mu telah mencapai tahap perjalanan sejarah keesaan, yang di dalamnya hubungan ketaatan dan ketergantungan kami kepada-Mu, Tuhan atas sejarah, hendak kami ungkapkan dalam tekad dan akad bersama untuk hidup semakin akrab satu dengan yang lain sebagaimana sesama anggota keluarga Allah (Ef. 2:19), untuk lebih sehati sepikir dan setia kawan serta menopang dalam hidup dan misi bersama, menjadi bagaikan satu arak-arakan bersama di perjalanan menuju perwujudan Gereja Kristen yang Esa di Indonesia (bnd. Mzm. 84:4; Yes. 2:2-3; Kis. 1:8; 2 Kor. 2:14; Ibr. 12:1). . Kami sadar sepenuhnya bahwa perjalanan sejarah bersama yang lebih maju dan meningkat ke masa depan bukanlah tanpa tantangan, hambatan dan pergumulan-pergumulan berat, sebagaimana yang telah dialami bersama dalam sejarah bersama gereja-gereja kami di masa lampau. Namun kami bersyukur kepada-Mu Tuhan, Kepala Gereja, bahwa sampai sejauh ini Roh Kudus-Mu jugalah jugalah yang telah membuka jalan dana menunjukkan cara-cara yang patut kami tempuh dalam upaya mewujudkan kebersamaan bersekutu, bersaksi dan melayani di tengah-tengah dunia, khususnya di tengah-tengah bangsa Indonesia yang sedang bergumul berat membangun masa depannya melalui Pembangunan Nasional sebagai Pengamalan Pancasila. . Sampai pada tahap sejarah bersama sejarah ini, kami menyadari dan meyakini bahwa jalan bersama yang lebih maju dan meningkat ialah dengan menggumuli dan menyepakati bersama hal-hal pokok yang saling berkaitan sebagai berikut: 6.1 Suatu wawasan tugas panggilan dan misi bersama gereja-gereja di tengah kehidupan bangsa Indonesia yang sedang membangun masa depannya dalam Pembangunan Nasional sebagai Pengamalan Pancasila. Misi bersama ini harus dilihat sebagai misi yang mencakup tanggung jawab gereja untuk berpartisipasi dalam pembangunan bangsa, oleh kami gereja-gereja-Mu dengan titik pandang mengenai seluruh tanah air Indonesia sebagai suatu wilayah pelayanan dan kesaksian bersama kami (Pokok-pokok Tugas Panggilan Bersama/PTPB). 6.2 Dalam kehadiran bersama untuk melaksanakan misi bersama ini, maka kami gereja-gereja-Mu di Indonesia perlu seia sekata tentang hal-hal pokok yang kami pahami bersama mengenai iman Kristen yang universal kepada Tuhan yang satu, namun yang harus dihayati dan diamalkan di tengah-tengah konteks nyata kehidupan bangsa dan negara kami Indonesia. Pemahaman bersama iman ini merupakan langkah awal bagi suatu Pengakuan Iman bersama kami gereja-Mu di Indonesia yang tidak terlepas dari Pengakuan Iman Rasuli dan Pengakuan Iman Nicea Konstatinopel, yang adalah lambang-lambang keesaan Gereja Tuhan di segala abad dan tempat. Juga diakui bersama Pengakuan Iman bersama masing-masing gereja anggota yang telah lahir dalam rangka sejarah gerakan pembaruan gereja (Reformasi) sebagai bagian dari warisan gereja yang memperkaya Iman Kristen (Pemahaman Bersama Iman Kristen/PBIK). 6.3 Demikianpun kami gereja-gereja-Mu di Indonesia perlu sehati sepikir, saling mengakui dan saling menerima dalam hal-hal yang mendasar tentang penyelenggaraan Persekutuan, Kesaksian dan Pelayanan masing-masing gereja anggota dengan tetap saling menghormati latar belakang sejarah kekayaan rohani dan karunia masing-masing. Hal saling mengakui dan menerima ini akan mendorong kami gereja-gereja-MU untuk terus mendalami dan melaksanakan kehendak Allah seperti yang disaksikan oleh Alkitab agar dapat menjadi berkat dan mempersatukan gereja serta demi kehadiran bersama yang lebih bermakna dari gereja di Indonesia (Piagam Saling Mengakui dan Saling Menerima/PSMSM). 6.4 Akhimya kami gereja-gereja-Mu di Indonesia terpanggil untuk secara nyata menampakkan kehadiran bersama, bersekutu dan melayani bersama dalam bentuk dan wadah kebersamaan konkret. Dalam hubungan ini, maka wadah keesaan Persekutuan Gereja- gereja di Indonesia (PGI) yang telah kami sepakati bersama di Ambon, perlu terus menerus dipupuk, ditingkatkan dan dikembangkan. dengan demikian, kehadiran bersama gereja-gereja-Mu, dapat menjadi suatu kekuatan kesaksian nyata di tengah-tengah dunia, khususnya di tengah- tengah kehidupan bangsa Indonesia yang sedang membangun masa depannya. Sekaligus dengan ini pula, maka kami gereja-gereja-Mu secara bersama mengantisipasi masa depan serta mempersiapkan diri lebih baik dalam pelaksanaan tugas panggilan kami bersama di tahun-tahun mendatang, dengan menyepakati suatu landasan kelembagaan bersama (Tata Dasar PGI/TD). 6.5 Untuk dapat menopang dan menunjang dengan baik seluruh pelaksanaan tugas panggilan bersama kami untuk bersekutu, bersaksi dan melayani di tengah dunia, dan khususnya di tengah kehidupan bangsa Indonesia, agar gereja-gereja di Indonesia dan di seluruh dunia lebih dapat saling melayani dan saling menopang dengan baik, maka kami gereja-gereja-Mu di Indonesia tidak dapat tidak harus, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama memupuk dan mengembangkan sikap kedewasaan penuh untuk mengelola segala sesuatu yang dipercayakan dan diterima dari-Mu Tuhan secara bertanggung jawab baik dalam gaya hidup dan pendekatan penggembalaan maupun dalam bentuk-bentuk kemandirian teologi, daya dan dana (Kemandirian). 7. Pada akhimya dalam keyakinan yang kukuh akan peran dan campur tangan Tuhan melalui Roh-Mu yang Kudus di tengah-tengah gereja-gereja-Mu, dari zaman ke zaman menuju kepenuban sejarah, maka kami dengan segala kerendahan hati bertekad sepenuhnya untuk Engkau tuntun melangkah lebih maju lagi dalam sejarah perjalanan bersama gereja-gereja di Indonesia ke masa depan mengakhiri abad ke-21, menuju perwujudan harapan dan dambaan keesaan yang sejak awal dicetuskan bersama oleh kami gereja-gereja-Mu, ketika terbentuknya wadah keesaan Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI), yakni agar dengan kepemimpinan dan karunia Tuhan maka Gereja Kristen yang Esa di Indonesia dapat terwujud. Dalam keyakinan bahwa keesaan gereja adalah demi kesaksian yang nyata dari perbuatan-perbuatan ryelamatan-Mu yang besar dan ajaib di tengah dunia khususnya di tengah bangsa beers: ° ~ —s few, Se 2 mes Now escent, en ete Ree le aie sretanaenattar Lame Retemes, Nenana Cesena @ nat Ae. > POROK ROKR TUG AS PANEER AN BERTON PUPS yore poe : DANAR PEMARTRAN eres & Prdeessa pemae Febbea Netanteteys aga acest adh karen: Neath nAcrsar (itsh dar Karan Aaah, Reta waded poet AN ware treats, Sched Atak damn Vesa alte Aimed eas coieeeh ak tas seh srangse hangs dan sarah dans eraraan seat Kas Attah (Vek B1OL 2 Garcie-gercit ai Indonesia mony dah Jehadwnana di megane Rahinesit Ft yaar BbNK Dertth (Heal Ue UNS) a dunia yang fers mena Dera, rengadtengah hangs tangs: dan maser prenmertas Dorgan wenta testes Olich sohad Ha. Goris gerest Gi Phones teres Kehendak Tohan te dani wakta ke waka, 3, Goreia-gereis di Indonesia ecpematrys iat menial GanggUne jayvad sonata abel) dase tae dan res sts aa Sagat Tes wr ln harapan bangss dan negars dapat tercapyal, 4, Untuk meningkatkan pelaksanaan Keputtssan tendahuly, maka metatat Kontbrenst Nasional Gereja dan Masyarakat VI yang disclonggarakan tangpal 48 Agustus 1904 di Wisma Kinasih, Caringin-Bogor mengasilkan pelenghap PTPH dalam upaye untuk menjawab tantangan-tantangn, Kemungkinan-kemungkinan dan harapan-harapan yang dihadapi dalam kurun waktu lima tahun ke depan. 5, Pokok-pokok Tugas Panggilan Bersama (PTPB) masa bakti [994-1999 dlitetapkan pada Sidang Raya XII PGI 1994 di Jayapura berdasarkan keyakinan dan kesadarant gereja-gereja yang tergabung rsama-sarne melaksanakan tugas panggilan gereja dan sesuai dengan bidang di melaksanakan Garis-garis Besar Haluan Negara, untuk dapat berpart malisir efek-efek negatif akibat dari perubahan zaman. dalam PGI untuk secart ber lan kemampuanny® untuk: that isipasi akti dan memini 6. PTPB ini digunakan sebagai bentuk penanggulangan kemiskinan dalam rangka memenuhi tugas dan panggilan bersama untuk mewujudkan Gereja Kristen yang Esa di Indonesia. BABI PEMAHAMAN TUGAS PANGGILAN GEREJA - Gereja di segala tempat dan di sepanjang zaman terpanggil untuk: a. Menampakkan keesaan sebagai keesaan Tubuh Kristus dengan rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh (1 Kor. 12:4). b. Memberitakan Injil kepada segala makhluk (Mrk. 16:15). c. Menjalankan pelayanan dalam kasih dan usaha menegakkan keadilan (Mrk. 10:45; Luk. 4:18; 10:25-37; Yoh. 15:16). Tugas tersebut merupakan kelanjutan dari misi Yesus Kristus, untuk menyelamatkan dan memperdamaikan segala sesuatu dengan Allah. . Tiga segi panggilan gereja yakni keesaan, kesaksian, dan pelayanan dalam kasih serta usaha menegakkan keadilan. Noa Mengharuskan gereja untuk hidup berpadanan dengan Injil, sebagai satu tubuh, sehati sepikir dan berjuang untuk saling memahami, memperhatikan, dan melayani demi kepentingan bersama (Fil. 1:27; 2:4; 1 Kor. 12:27). Menyampaikan Injil Yesus Kristus dalam kata lain adalah memberitakan Injil sebagai bagian dari tugas pengutusan gereja di dunia ini kepada segala makhluk, di seluruh dunia, sampai ke ujung bumi, di seluruh alam di bawah langit dan sampai kepada akhir zaman (Mat. 28:18-20; Mrk. 16:15; Kol. 1:23). Gereja harus memerangi segala penyakit, kelemahan, dan ketidakadilan dalam masyarakat. Dan wajib mengusahakan dan memelihara secara berlanggung jawab sumber-sumber alam dan lingkungan hidup. 4 - Tugas-tugas tersebut harus dijalankan dengan cara yang sebaik-baiknya dengan bentuk yang paling tepat bagi tiap tempat dan zaman. BABII DASAR-DASAR PENYUSUNAN PTPB - Karena gereja-gereja lahir di lingkungan suku dan dacrah-daerah tertentu: maka gereja menjalankan tugas panggilan masing-masing dengan cara dan bentuk-bentuk yang paling tepat bagi lingkungan pelayanan dan kesaksian mereka yang terbatas itu, ~ Gereja-gereja di Indonesia secara bersama-sama menjalankan _tugas-tugas panggilan bersama di seluruh Indonesia sebagai satu wilayah kesaksian dan pelayanan bersama. - Sidang Raya VII Dewan Gereja-gereja se-Dunia yang berlangsung tanggal 7-20 Februari 1991 di Canberra — Australia menghasilkan pemikiran-pemikiran gereja- gereja di Indonesia sebagai usaha untuk memahami tugas panggilan bersama. Dan dalam usaha untuk memahami tantangan-tantangan dan kesempatan-kesempatan bagi tugas panggilan gereja-gereja di Indonesia dalam masa bakti 1994-1999. - Gereja-gereja di Indonesia berusaha untuk mengembangkan perikehidupan yang adil, bertanggung jawab dan lestari dalam usaha untuk membangun masyarakat Indonesia yang maju, sejahtera, adil, makmur dan lestari berdasarkan Pancasila dan mengacu pada Kolose 3:10. - Menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin yang lebih selaras, adil dan merata. Selain itu untuk meletakkan landasan pembangunan yang mantap untuk tahap pembangunan berikutnya; maka perhatian utama hendaknya diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan masyarakat Indonesia. . Gereja pun menyadari bahwa ada banyak kekurangan-kekurangan dan kelemahan- kelemahan yang menjadi keprihatinan bersama. Maka dari itu, diusahakan kesinambungan, peningkatan, koreksi, dan pembaruan dalam pelaksanaan masa bakti 1994-1999. Dan mencegah bahaya ikut-ikutan saja dengan arus pembangunan pada satu pihak dan bahaya ikut-ikutan saja dengan arus pembangunan pada pihak lain. # . Bendasarkan hal-hal yang tercantum di atas, maka disusunlah Pokok-pokok Tugas Panggilan Bersama untuk masa bakti_ 1994-1999 dengan pokok-pokok sebagai berikut: a. Keesaan yaitu membarui, membangun dan mempersatukan gereja, b. Bersaksi dan memberitakan Injil kepada segala makhluk. c. Berpartisipasi dan melayani dalam pembangunan nasional. d. Panggilan oikumenis semesta. e. Hubungan dan kerjasama. BAB IIL KEESAAN: MEMBARUI, MEMBANGUN DAN MEMPERSATUKAN GEREJA A. PERLUNYA MEMBARUI, MEMBANGUN, DAN MEMPERSATUKAN GEREJA . Pada satu pihak, kita percaya bahwa dalam iman, semua gereja telah satu sebab semuanya adalah ungkapan dari gereja yang kudus, am dan rasuli, yaitu persekutuan orang-orang percaya di semua tempat dan segala zaman. Namun pada lain pihak, adalah kenyataan bahwa gereja-gereja itu terpisah-pisah bahkan terpecah-pecah. Hal itu, berarti adanya tugas panggilan bagi semua gereja untuk menjadi satu, agar keesaan yang telah ada di dalam Tuhan yang satu itu menjadi kenyataan yang dapat dilihat oleh dunia seperti yang tercantum dalam Yohanes 1721. . Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI) pada tanggal 25 Mei 1950, dengan tujuan “Pembentukan Gereja Kristen yang Esa di Indonesia”. Maka anggota-anggota gereja tersebut menjalankan tugas panggilan bersama dengan melihat seluruh Indonesia sebagai satu wilayah kesaksian dan pelayanan bersama. . Iman tercermin dalam kasih dan solidaritas kemanusiaan, keadilan dan kekuatan moral, pengharapan dan aspirasi kemanusiaan, menuju kesatuan dan persatuan. Dan menghayati peran Roh Kudus di dalam kehidupan sehari-hari dengan cara BR. ARTI MEMBARUI, MEMBANGUN, DAN MEMPERSATUKAN GEREJA 7 Membarui, membangun, dan mempersatukan gereja, berarti a Menguji keadaan gereja, untuk menilai sampai di mana keadaan gereja itu sepadan atau tidak dengan tugas panggilan dersama yang dihadapi oleh gereja di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang sedang membangun. b. Pembaruan dan pertumbuhan yang diprakarsai oleh Roh Kudus agar kadaan gereja menjadi lebih sesuai dengan kehendak Tuhan bagi gereja. 2. Membarui gereja memiliki arti Mengadakan pertobatan di bawah terang Firman Allah, terus menerus menguji roh zaman dan berusaha agar tidak ditinggalkan oleh perkembangan sejarah, tetapi justru ikut membentuk sejarah itu. Dan membarui dalam pemikiran-pemikiran teologi, gaya hidup dan pola kelembagaan — gereja secara kreatif dan terus menerus, di bawah bimbingan Roh Kudus. J. Membangun gereja memiliki arti membangun sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah. Membangun dengan menggunakan segala nilai budaya yang positif (nilai-nilai budaya, pengetahuan keterampilan dan pengalaman moder) agar memperkuat gereja. Dapat juga memberi perhatian yang sungguh-sungguh kepada pertumbuhan gereja (Ef, 4:15-16) sebagai persekutuan yang dinamis dan tidak statis, pembangunan dan pertumbuhan gereja harus dilaksanakan secara terus menerus (Ef. 4:13). Meningkatkan kualitas keimanan seluruh warga gereja dan menambah orang-orang percaya dan pertumbuhan gerak dan jangkauan yang menyebar ke seluruh dunia. Dan mendalami lagi pemahaman eklesiologi dan pneumatologi 4. Mempersatukan gereja: menampakkan keesean yang telah ada dalam Tuhan dan mewujudnyatakannya, Hakikat dan pola keesaan gereja tidak sama dengan hakikat dan pola kesatuan yang terdapat dalam dunia, sebab keesaan gereja itu adalah keesaan yang sama seperti keesaan Allah dalam Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Keesaan tersebut disusun atas persekutuan, pelayanan, dan kasih. Usaha mempersatukan tersebut bukan menghilangkan melainkan menempatkan segala anugerah dan karunia itu dalam kerangka keesaan yang lebih besar sebagai bentuk Kesaksian bagi bangsa Indonesia, Adapun pokok-pokok pendekatannya ialah: Menghormati identitas, sejarah, tugas dan panggilan, kewenangan, pengembangan tcologi, daya dan dana masing-masing gereja. (C. MEMBARUI, MEMBANGUN DAN MEMPERSATUKAN G DENGAN MENGUSAHAKAN KEMANDIRIAN DI BIDANG DAYA DAN DANA DALAM MASA BAKTI 1994-1999 7. Merupakan proses yang memerlukan perencanaan yang cermat dan pelaksanaan yang tekun dan bersama. Dan mengikutsertakan semua anggota gereja untuk mendukung secara aktif, kreatif dan bertanggung jawab. QZ Dalam usaha pembaruan gereja diperlukan: Pemahaman baru tentang keberadaan dan peranan wanita baik secara fungsional maupun struktural dalam gereja dan masyarakat; Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam keluarga; Membina dan pengembangan pemuda dan anak-anak; Membina mahasiswa dan kaum intelektual; dan warga gereja yang mempunyai kedudukan secara aktif dan bertanggung jawab dalam pemikiran dan kegiatan-kegiatan untuk mempersatukan gereja. BABIV BERSAKSI DAN MEMBERITAKAN INJIL KEPADA SEGALA MAKHLUK A. GEREJA HARUS MEMBERITAKAN INJIL, KEPADA SEGALA MAKHLUK . Gereja-gereja di Indonesia memahami bahwa kegiatan pekabaran Injil dilaksanakan oleh gereja melalui seluruh aspek kehidupannya yang dijiwai oleh kuasa Roh Kudus. Dan berdasarkan amanat Injil ini, menjadikan dunia khususnya Indonesia, sebagai satu wilayah kesaksian dan pelayanan bersama. Dan dalam pekabaran Injil tersebut gereja-gereja harus memperhitungkan keadaan lingkungan dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang lemah lembut, hormat dan murni. @ . Memberi perhatian khusus kepada orang-orang yang miskin dan tertindas. J. Terus menerus mengambil bagian dalam pelaksanaan tugas panggilan untuk memberitakan Injil kepada segala makhluk sampai ke ujung bumi dan sampai ke 14 akhir zaman, Dan pemberituan itu harus dijalankan dengan cara-cara yang, sesuai dengan kemanusiaan yang adil dan beradab, sesuai dengan keluburan ayarna sendiri, Dengan mengemukakan: bahwa gereja harux memberitakan Injil (Mat, 28:18-20; 1 Kor. 9:16); menggunakan cara yang, bijaksana (Mat, 10:16); tahan uji (Mat. 5:11). . Meningkatkan tugas panggilannya untuk menghindarkan bahaya pendangkalan kehidupan kerohanian dan spiritual. B. ARTI INJIL YANG DIBERITAKAN KEPADA SEGALA MAKHLUK . Injil adalah “berita kesukaan mengenai pertobatan dan pembaruan yang tersedia bagi manusia (Mrk. 1:15) serta kebebasan, keadilan, kebenaran dan kesejahteraan yang dikehendaki Tuhan untuk dunia (Luk. 4:18-21)”. Sebab Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan manusia (Rm. 1:16). . Memberitakan Injil mengandung makna tanggung jawab terhadap keutuhan ciptaan Tuhan. Injil menyangkut keseluruhan kehidupan makhluk, tidak hanya perkara sorga tetapi juga perkara-perkara sekarang dan di sini. Terus menerus menempatkan diri di bawah terang Injil. Dan memberikan perhatian khusus kepada orang-orang miskin dan tertindas. . Gereja-gereja di Indonesia melaksanakan pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila untuk menyejahterakan secara merata dilaksanakan bersama- sama. ‘C. CARA-CARA MEMBERITAKAN INJIL KEPADA SEGALA. MAKHLUK DALAM MASA BAKTI 1994-1999 . Memperhatikan kemajemukan dalam cara dan penekanan, dengan menggunakan semua karunia majemuk yang terdapat di kalangan gereja-gereja kita. Cara-cara dan penekanan yang beraneka ragam itu tidak perlu dipertentangkan. . Mengadakan lembaga-lembaga untuk menjalankan pemberitaan Injil itu secara terencana. . Menyusun suatu pedoman umum yang dilaksanakan bersama-sama dalam kemajemukan cara dan kemajemukan bentuk. my BABV BERPARTISIPASI DAN MELAYANI DALAM. PEMBANGUNAN NASIONAL A. PERLUNYA BERPARTISIPASI DAN MELAYANI DALAM. PEMBANGUNAN NASIONAL . Mengambil bagian penuh secara positif, kreatif, kritis dan realistis dalam pelaksanaan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila. Segi-segi untuk memperkuat dan saling memperkaya yakni: a, Tanggung jawab untuk mengelola, memelihara dan melestarikan ciptaan Allah (Kej. 1:26-28; Mzm. 8). b. Pemberitaan Injil, sebagai bagian misi gereja yang bertujuan memanusiakan manusia berlandaskan misi Allah dalam diri Yesus Kristus. ©. Mengusahakan agar kehidupan masyarakat didasarkan atas keadilan dan kesejahteraan bagi semua orang sebagai wujud kasih Allah. - Ajakan dan harapan dari Negara Pancasila agar semua warga negara dan semua golongan berpartisipasi secara beranggungjawab dalam pembangunan nasional atas dasar hak dan kewajiban yang sama. - Berpartisipasi dan melayani dalam pembangunan nasional sebagai pelaksanaan tugas dan tanggung jawab bernegara dalam negara Pancasila atas dasar hak dan kewajiban yang sama bukanlah dua hal yang terpisah. Dengan bersifat positif, kreatif, kritis, dan realistis, - Memiliki kesadaran betapa pentingnya usaha-usaha untuk membarui, membangun, dan mempersatukan gereja pada tingkat PGI, PGI-Wilayah, dan Sinode-sinode. B. CARA BERPARTISIPASI DAN MELAYANI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL Dalam kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan, Kesehatan, pelayanan sosial, Pertanian dan pengangkutan (Zaman zending). - Politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, militer dan sebagainya (Perang kemerdekaan). - Positif, kreatif, kritis dan realistis (Revolusi). 4 - Mengadakan peningkatan, -kesinambungan, koteksi, dan pembaruan dan erpurtisipasi dan metayani dalam pembangunan nasional Memberi sumbangan pemikiran, berpartisipasi dan melayani di bidang pembangunan desa, kota-kota, masyarakat terpencil, di bidang sosial, di bidang pembangunan hukum, di bidang-bidang yang memelopori perkembangan di masa depan, berpartisipasi dan melayani dalam upaya mencegah, menaggulangi dan mengurangi berbagai ekses yang negatif dalam pembangunan, dan dalam upaya meningkatkan dan memperjuangkan HAM. BAB VI PANGGILAN OIKUMENIS SEMESTA . Hubungan-hubungan oikumenis ialah hubungan dengan gereja-gereja dan lembaga- lembaga Kristen yang tidak atau belum menjadi anggota PGI. Hubungan-hubungan dengan gereja-gereja dan lembaga-lembaga Kristen di luar Indonesia. Yang saling ‘menghormati dan menghargai keberadaan masing-masing. - Hubungan dengan Gereja Katolik, gereha-gereja/lembaga-lembaga Kristen di luar dan dalam negeri patut dilanjutkan, ditingkatkan, diperluas, dan diperdalam melalui dialog dan kerjasama. - Dalam kesemuanya ini dilaksanakan di satu wilayah bagi kesaksian dan pelayanan bersama, yaitu Negara Indonesia. Dan meminimalisir kesalahpahaman dan perbedaan pendapat. BAB VII HUBUNGAN DAN KERJASAMA A. HUBUNGAN DAN KERJASAMA DENGAN PEMERINTAH Mengadakan, membina, dan memelihara hubungan kerjasama yang hammonis dengan pemerintah dan rakyat (Rm. 13; 1 Ptr. 2:13-14). Berperan secara aktif dan melayani dalam pembangunan untuk meningkatkan disiplin nasional. + Membina dan meningkatkan hubungan umat Kristen dengan berwawasan nusantara, BAB VIL PELAKSANAAN PTPB 7 Gergja-gergja anggota PGT menetapkan program gerja masing ‘Masing, Menentukan program tahunan PGI, menentukan program tahunan PGL @ Diusahakan agar PTPB menyadarkan gereja-gereja akan pentingnya produk dokumen untuk menciptakan suasana, wawasan serta pandangan bersama. G Mengusahakan agar pemerintah Indonesia secara langsung atau tidak langsung membantu pelaksanaan PTPB, PEMAHAMAN BERSAMA IMAN KRISTEN DI INDONESIA (PBIK) BABI TUHAN ALLAH Kami percaya: 7 Sesungguhnya TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu Esa (UL 6:4), Tidak ada Allah selain Dia (Kel. 20:3; UL. 5:7). Dialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi serta seluruh isinya, dan yang tetap memeliharanya hingga kesudahan alam (Kej. 1:2; Mam. 24:1-2; 89:12; 104:1; Kol. 1:16). e2 Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia dalam pengantaraan Anak-Nya yang Tunggal (Ibr. 1:1-2). Untuk mengampuni dan meny. Penghukuman karena dosa. elamatkan manusia dari , yaitu Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus (Yes. 43:10:44:6; Mat, 28:19; 2 Kor. 13:13; Fil, 4:20; Ibr. 13:8; Why. 4:8). BABII PENCIPTAAN DAN PEMELIHARAAN Kami percaya bahwa: 7. Alam semesta beserta isinya adalah milik dan ciptuan Allah, Dan tiada yang patut disembah selain Allah (Kej. 1-2; Mzm, 24:1-2; 89-12; Yes. 44:24; Yer. 27:5; Kol 1:16). 2. Seluruh ciptaan itu Allah tempatkan dalam keselarasan yang, saling menghidupkan, sejalan dengan kasih karunia pemeliharaan-Nya alas ciptaan-Nya (Ke). 1:29-30; 2:15; 19; Mam, 104:10-18; Yes. 45:7-8). . Dari permulaan hingga akhir, Tuhan Allah memerintah, memelihara dan menuntun segenap ciptaan-Nya dengan kasih setia dan adil (Mzm. 145:9; 146:6). BABII MANUSIA Kami percaya bahwa: 7, Mamusia diciptakan Allah menurut gambar dan rupa-Nya (Ke). 1:26-27). 4. Manusia telah menyalahgunakan kebebasannya dengan menolak untuk menerima Kedudukannya sebagai ciptaan dan ingin menjadi seperti dengan Allah (Kej. 6:22). ‘G- Allah tetap mengasihi manusia yang telah Ia ciptakan menurut gambar-Nya, dan kasih-Nya menjadi nyata dengan sempurna dalam Yesus Kristus (Yoh. 3:16; Kej. 6:8). BABIV PENYELAMATAN Kami percaya bahwa: /. Allah tetap mengasihi manusia walaupun manusia jatuh ke dalam dosa, bumi menjadi rusak dan penuh dengan kekerasan. Untuk dunia yang demikan Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal (Yoh. 3:16; Kis, 16:31). ee. Allah mewujudkan rencana Penyelamatan-Nya atas manusia dalam Kristus yang, mati Karena pelanggaran manusia (Rm. 4:25). Kegenapan dari rencana-Nya pada kedatangan Yesus ke dunia kembali (1 Kor. 15:22-25; Ibr. 9:28). . Dalam menantikan kegenapan janji-Nya, Pemerintah hadir sebagai wakil Allah Untuk memuji perbuatan baik dan menghukum perbuatan yang jahat (Rm. 13:1-7). Dan orang-orang percaya perlu aktif mendoaken serta berusaha dalam bentuk kuasa-kuasa atau lembaga-lembaga yang ada, BABY KERAJAAN ALLAH DAN HIDUP BARU. Kami pereaya bahwa: /. Kasih penyelamatan Allah bersifit menyeluruh (Mrk. 1:15). jaan Allah tersebut telah nyata dan datang ke dunia dalam bentuk Yesus 2. Ker Kristus sebagai Juruselamat dunia(Mrk. 1:15). <3. Gereja wajib menjalankan kehidupan yang sesuai dengan tuntutan Kerajaan Allah 2115 2 Ptr. 1:10-11). (Mk, 1:15: BAB VI GEREJA. Kami percaya bahwa: 7 Gereja merupakan persekutuan dimana Kristus adalah Tuhan dan Kepala umat (Ef.4:3-16; Why. 7:9). Gereja dipangil untuk berkorban dan menyangkal dirinya. @ Kehadiran gereja di dunia ini adalah sebagai arak-arakan umat Allah (Kej. 12:3; Mzm. 84:8; Yes. 2:23; Ibr. 12:1; Kis. 1:8; 2 Koe. 2:14). Membina hubungan dan kerja sama dengan pemerintah dan semua pihak di dalam masyarakat. Melaksanakan tugas dan panggilan-Nya sesuai di mana gereja telah ditempatkan di tengah masyarakat. \3. Gereja harus bekerjasama dengan negara dalam upaya mensejahterakan manusia dan memelihara ciptaan Allah. $ Segala segi kehidupan gereja haruslah berada dalam tuntunan Roh Kudus. ¢ Gereja merupakan suatu persekutuan yang mengaku satu tubuh, dan satu Roh dan persekutuan ini dikuduskan dalam kebenaran. Yang diisi oleh orang-orang yang telah beiman kepada Yesus Kristus, bertekun dan dibangun di atas pengajaran para rasul tentang Injil Yesus Kristus (Kis. 2:42; Ef. 2:20). & Gereja dipanggil untuk mewujudkan keesaan, kekudusan, ke-am-an, dan kerasulannya sebagai bentuk saksi Yesus sampai ke ujung bumi. BAB VII ALKITAB Kami percaya bahwa: 7. Alkitab yang terdiri atas PL dan PB merupakan kesaksian mengenai Allah dan berpusat kepada Yesus Kristus (Yoh. 1:14). o2. Para penulis Alkitab telah dituntun dan diilhami oleh Roh Kudus (2 Ptr. 1:21; 2 Tim. 3:16). Kebenaran yang terkandung didalamnya tidak tergeser oleh faktor kemanusiaan dan kebudayaan. +. Alkitab memiliki kewibawaan tertinggi selaku Firman Allah yang hidup, pedoman, dan penuntun bagi orang-orang yang percaya. Nama : Q NIM 0291601025 a Mata Kuliah : Oikumene @ g LAPORAN TUGAS BACAAN ny ey we wy é L Identitas Buku ae oe Judul Buku: Menuju Keesaan Gereja Pengarang Dr. Christiaan De Jonge a Penerbit : BPK Gunung Mulia: Jakarta, Tahun terbit — : 1993. Jumlah halaman: 203 halaman. IL. Isi Buku Buku ini membahas dengan singkat tentang sejarah terjadinya gerakan oikumene yang merupakan suatu usaha untuk menyatukan orang-orang Kristen. Jalan untuk menjadi satu ini diangkat dalam pembicaraan-pembicaraan dan konferensi-konferensi yang menorehkan sejarah yang panjang sebagai fondasi gerakan oikumene baik dalam hal tata cara ibadah dan lain sebagainya. Oikumene tidak hanya sekedar membicarakan pengalaman iman yang di dapatkan dari pengenalan akan Dia, namun juga menggenapkan tugas dan panggilan-Nya untuk menjadi satu tubuh di dalam Kristus. IIL. Kesimpulan Buku Harapan dari adanya gerakan Oikumene adalah bahwa dalam keputusan yang telah diambil dan disepakati bersama, gereja-gereja dapat menjadi teladan bagi dunia yang penuh dengan perselisihan sehingga ditemukan jalan keluar dari pertikaian- pertikaian yang sedang melanda pergaulan manusiawi. Dengan demikian, tujuan nyata dari Oikumene yakni keesaan gereja tidak sekedar wacana semata. Nama NIM Mata Kuliah 20. . Gereja Kris . Gerej . Gereja Kristen 9291001025 Oikumene NAMA-N _ AMA:NAMA GEREJA DLINDONESIA iereja 1 alimantan Evangelis GKE (Memakai Adat I 1} Adat Dayak) Gereja 4 Kristen Jawa - GKJ (Memakai Adat Jawa) Gereja Kristen Di S\ "Sumatera Bagian Selatan - GKSBS (Memakai Adat Jawa Dan Melayu) Gere; i “Ja Kristen Jawi Wetan - GKJW (Memakai AdatYawa) ¢ja Maschi Injili Di Minahasa - GMIM (Memakai Adat Minahasa) Huria Kris ria Kristen Batak Protestan - HKBP (Memakai Adat Suku Batak Toba) Gereja Toraja - GT (Memakai Adat Toraja) Gereja Batak Karo Protestan - GBKP (Memakai Adat Suku Batak Karo) Gereja Kristen Protestan Simalungun - GKPS (Memakai Adat ‘Suku Batak Simalungun) ). Huria Kristen Indonesia — HKI _ Banua Niha Keriso Protestan - BNKP (Memakai Adat Nias) Orahua Niha Keriso Protestan - ONKP (Memakai Adat Nias) isten Protestan Angkola - GKPA (Memakai Adat Batak Angkola) Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi - GKPPD (Memakai Adat Batak Dairi) Gereja Kristen Kalam Kudus - GKKK (Tionghos) ‘a Kebangunan Kalam Allah - GKKA (Tionghoa) KP (Memakai Adat Sunda) Gereja Kristen Pasundan - GI Rejang - GKRI (Memakai Adat Suku Rejang, Tertutup Bagi Suku-Suku Lainnya) jam Dan Orang-Orang Gereja Kristen Injili Indonesia - (GKII Melayani Suku Anak Dal | Putera) Seperti Rejang Dan Lembak Di Sebagian Besar Bengkulu Dan. Pribumi (Bumi Sebagian Sumatera Selatan) Gereja Masehi Injili Di Minahasa — GMIM Mata Kuliah ‘7251601025 21. 22, 23 24, 2s 26. 21. 28, 29. 30. 31. 32. 33. 35. 36. 37. 38. 39, 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. ikumene Gereja Masehi Injili Di San ihe Talaud — Gg . IST Ge “reja Protestan Maluku — GPM - Gereja Masehj Injili Dj Timor . Gereja Protestan Dj Indonesia - Gereja Kristus Tuhan~ Gx Bagian Barat — Gpip Gereja Protestan Indonesia Dj Donggala ~ Gprp Gereja Protestan Indonesia Dj Buol Toli-Toli — GPIBT . Gereja Protestan Indonesia Di Gorontalo ~ GPIG Gereja Kristen Luwuk Banggai~GKLB Gereja Protestan indonesia Di Papua - GPI Papua Gereja Protestan Indonesia Banggai Kepulauan - GPIBK Indonesian Ecumenical Christianity Church ~ IECC - Gereja Masehi Injili Di Talaud — GERMITA. 34, Gereja Batak Karo Protestan - GBKP Gereja Kristen Indonesia — GKI Gereja Kristen Indonesia ‘Sumatera Utara - GKI Sumut Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua - GKI TP Gereja Kristen Di Sumatera Bagian Selatan - GKSBS Gereja Kristen Pasundan - GKP Gereja Kristen Jawa — GKJ Gereja Kristen Jawa Tengah Utara —GKJTU Gereja Kristen Jawi Wetan -GKJW Gereja Kristen Sulawesi Tengah - GKST . Gereja Kristen Sulawesi Barat - GKSB Gereja Kristen Sulawesi Selatan— GKSS Gereja Protestan Di Sulawesi Tenggara GEPSULTRA. - Nama NIM O291601025 Mata Kutiah: Oikumenc 48, Gergja Kristen Sumba - GKS 49. Gergja Kristen Injili Di Tanah Papua - GRE Di Tanah Papas 50. Gergja Kristus 51. Gergja Kristus Yesus GRY 52. Gergja Reformed Injili Indonesia GRIL 53. Gergja Toraja 54. Gereja Huria Kristen Batak Protestan - Gereja HKBP 55. Gereja Kristen Protestan Simalungun ~ GKPS 56. Gereja Kristen Protestan Angkola ~GKPA 57. Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi- GKPD. -GKPI 58. Gereja Kristen Protestan Indonesi 59. Gereja Kristen Protestan Mentawai ~ GKPM 60. Gereja Kristen Protestan Indonesia ~ GKPI 61. Gereja Kristen Rejang~GKR 62. Huria Kristen Indonesia ~ HK! 63, Banva Niha Keriso Protestan - BNKP 64. Angowuloa Mase Indonesia Nias ~ AMIN 65. Gereja Kalimantan Evangelis - GRE 66. Gereja Injili Indonesia — GI & 6 3 Gereja Kristen Perjanjian Baru - GKPB 68. Gereja Kristus Rahmani Indonesia - GKRI & 69. Gereja Kasih Karunia Indonesia — GEKARI s 70. Gereja MethoDis Indonesia - GMI 3 71. Gereja Wesley Indonesia 70. Gereja Wesleyan Indonesia (GW!) 73. Gereja Kristen Nazarene Indonesia 14, 2 Gereja Kristen Muria Indonesia — GKMI ‘Nama NIM Mata Kuliah 75. 76. 71. 78. PB. 80. 8 82. 8. 84. 85. 86. gs 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. Gereja Perhimpuné 101. + 0291601025, : Oikumene Gereja Injili Di Tanah Jawa —Grry Jemaat Kristen Indonesia — JKI - Gereja Pusat Pantekosta Indonesia (GPPI) Gereja Berita Injil Gereja Bethany Indonesia — Bethany Gereja Bethel Injil Sepenuh - GBIS + Gereja Bethel Indonesia - GBI / Bethel Gereja Isa Almasih - GIA . Gereja Bethel Tabernakel - GBT Gereja Bukit Zaitun - GBZ Gereja Duta Injil Gereja Injili Sepenuh Indonesia - GISI . Gereja Kemenangan Iman Indonesia - GKII Gereja Mawar Sharon - GMS Gereja Pantekosta Di Indonesia ~ GPDI Gereja Pentakosta Indonesia Gereja Rumah Doa Segala Bangsa - Gereja RDSB Gereja Pentakosta Isa Almasih - GPIA Gereja Sidang-Sidang Jemaat Allah (Assemblies OF God) Gereja Tiberias Indonesia - GTI / Tiberias Gereja Yesus Kristus Tuhan (Abbalove Ministries) Charismatic Worship Service ~ CWS Gereja Baptis Independen Gereja Baptis Di Papua Gereja Kristen Baptis Jakarta an Baptis Injli Indonesia Kerapatan Gereja Baptis Indonesia y Nama NIM 6291601025 Mata Kuliah : Oikumene 102. Gereja Baptis Indonesia 103. Gereja Yesus Sejati 104, Gereja Maschi Advent Hari Ketujuh (Gereja Aven) 105. Gereja Injili Karo Indonesia (GIK1) 106. Bala Keselamatan 107. Gereja Kemah Injil Indonesia - GKIL 108. Gereja Masehi Injili Di Bolaang Mongondow (GMIBM) 109. Gereja Toraja Mamasa 110. Gereja Masehi Injli Halmahera (GMIH) 111. Gereja Kristen Protestan Di Bali (GKPB) 112. Gereja Protestan Di Indonesia (GPI) 113. Gereja Isa Almasih (GIA) 114, Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) 115. Gereja Kristen Pemancar Injil (GKPI) 116. Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) 117, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) 118. Gereja Kristen Di Luwuk Banggai (GKLB) 119. Gereja Protestan Indonesia Donggala (GPID) 120. Gereja Punguan Kristen Batak (GPKB) 121. Gere Kristen Kalimantan Barat (GKKB) 122. Gereja Gerakan Pantekosta (GGP) 123, Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) 124. Gereja Mission Bata (GMB) 125. Gereja Kristen Anugerah (GKA) 126. Gereja Protestan Indonesia Luwu (GPIL) 127. Gereja Protestan Kalimantan Barat (GPKB Pontianak) NIM Mata Kuliah een (GPP) + Gereja Kristen Setia Indonesia (Gs) 133. Gereja Tuhan Di Indonesia (GTDiy 134. Gerej; i i ereja Kristen Indonesia Di Sulawesi Selatan (GKI Sulsel) 135. Gereja An . owuloa Fa’awosa Kho Yesu (AFY) Himpenen Perselatuan Dalam Yesus 136. Gereja Rehoboth 137. Gereja Keesaan Injili Indonesia (GEKINDO) 138. Gereja Masehi Protestan Umum (GMPU) 139. Gereja Kristen Sulawesi Barat (GKSB) 140. Gereja Kristen Oikoumene Di Indonesia (GKO) 141. Gereja Sahabat Indonesia (GSI) 142. Gereja Utusan Pantekosta Di Indonesia (GUPDi) 143. GPI Di Banggai Kepulauan (GPIBK) 144. Gereja Kristen ABDIEL 145. Gereja Sidang-Sidang Jemaat Allah (GSIA) 146, Gereja Kristen Protestan Injili Indonesia (GKPI) 147. Gereja Protestan Soteria Di Indonesia (GPstl) 148, Gereja Kristen Sangkakala Indonesia Kerukunan Gereja Masehi Protestan Indonesia (KGMPI) 149. Ker 150. Gereja Glow Fellowship Centre 151, Gereja Berita Injil

Anda mungkin juga menyukai