Anda di halaman 1dari 4

Nama: Krisna Wati

Nim : 201010501992

Soal:

1. Jelaskan aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan kerja!

2. Jelaskan faktor faktor yang yang perlu di perhatikan auditor dalam melakukan audit kepuasan kerja!

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan audit ketaatan!

4. Apa perbedaan cakupan audit ketaatan eksternal dan internal?

Jawab:

1. Aspek-Aspek Kepuasan Kerja 

Menurut Prestawan (2010), terdapat beberapa aspek yang terkait dengan kepuasan kerja, yaitu sebagai
berikut: 

a. Aspek psikologis, berhubungan dengan kejiwaan karyawan meliputi minat, ketenteraman kerja, sikap
terhadap kerja, bakat dan ketrampilan. 

b. Aspek fisik, berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi
jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja, pengaturan waktu istirahat, keadaan ruangan, suhu udara,
penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan dan umur. 

c. Aspek sosial, berhubungan dengan interaksi sosial, baik antar sesama karyawan dengan atasan
maupun antar karyawan yang berbeda jenis kerjanya serta hubungan dengan anggota keluarga.

d. Aspek finansial, berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan, yang meliputi sistem
dan besar gaji, jaminan sosial, tunjangan, fasilitas dan promosi.

Sedangkan menurut Asa’ad (2002), aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah sebagai
berikut: 

A. Keamanan kerja. Aspek ini sering disebut penunjang kepuasan kerja, baik bagi karyawan pria maupun
wanita. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan karyawan selama kerja. 

B.Kesempatan untuk maju dan berkembang. Adalah ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh
pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja. 

C. Gaji. Gaji dapat dijadikan sebagai indikator dalam mengekspresikan kepuasan kerja karyawan, gaji
yang diterima karyawan seyogianya sesuai dengan harapan dan kualitas kerja yang dihasilkan. 

D. Kondisi kerja. Termasuk di sini adalah kondisi tempat, ventilasi, penyinaran, kantin dan tempat parkir. 

E. Komunikasi. Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak manajemen banyak membantu
menciptakan hubungan yang harmonis. Dalam hal ini adanya kesediaan atasan untuk mau mendengar,
memahami, dan mengakui pendapat umum ataupun prestasi karyawan sangat berperan dalam
menimbulkan rasa puas.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa aspek kepuasan kerja yaitu gaji,
promosi, atasan, tunjangan, penghargaan, prosedur kerja, rekan kerja, sifat pekerjaan dan komunikasi.

2. Faktor penentu kepuasan kerja dibagi menjadi 2 , intrinsik dan ekstrinsik.

 -Faktor intrinsik berasal dari apa yang mereka dapat dari segi pribadi pegawai.

- Faktor Ekstrisik berasal dari reward yang pegawai itu rasakan.

Faktor - faktor intrinsik antara lain :

- prestasi dan pengakuan yang pegawai rasakan

- Tanggung jawab pegawai

- kemungkinan untuk berkembang

- otonomi atau kepemimpinan yang dirasakan pegawai

- makna pekerjaan

Faktor - faktor ekstrinsiknya antara lain :

- Gaji

- Kemungkinan untuk naik jabatan

- Koneksi dengan karyawan  lain

- Bonus tambahan

3. Untuk memahami pengertian untuk Audit Ketaatan, maka perlu lebih dahulu memahami konsep
teoritis yang menyatakan adanya tiga tingkatan audit sebagai berikut.

a. Audit ketaatan asas (compliance audit) merupakan suatu pemeriksaan yang menekankan pada
penyimpangan dari asas-asas yang berlaku. Apakah dalam perusahaan terjadi penyimpangan dalam
peran compliance SDM, apakah ada

praktek kebijakan, sistem dan prosedur yang menyimpang dari peraturan perundang-undangan dan
codes of conduct dibidang SDM. Untuk mengetahui
ada tidaknya penyimpangan ini, auditor biasanya membadingkan antara

kondisi actual dengan kriteria dan atau peraturan yang telah ditetapkan.

b. Audit kesehatan asas merupakan suatu pemeriksaan yang menekankan pada

ketepatan dan relefansi asas terkait dengan

1. Peran strategik SDM mencakup strategi dan kebijakan .

2. Peran teknikal – professional – pelayanan SDM mencakup sistem dan

prosedur perencanaan, pengadaan, pengembangan dan pemeliharaan SDM.

3. Peran keuangan pengelolaan SDM mencakup efektivitas biaya-biaya yang

dikeluarkan terkait dengan perencanaan, pengadaan, pengembangan dan

pemeliharaan SDM mulai dari perencanaan SDM, analisa jabatan,

rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan, manajemen karier,

penlaian kinerja dan balas jasa.

Relevansi mencakup pengertian apakah strategi, kebijakan, sistem,

prosedur dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengelola SDM sudah

sesuai untuk menjawab tantangan bisnis dan apakah sudah memenuhi

kebutuhan perusahaan.

Untuk mengetahui tingkat ketepatan & relevansi asas, auditor bisa

membandingkanya dengan penerapan asas untuk aspek yang sama pada

perusahaan lain. Sebagai contoh dengan ditetapkannya MSDM perbasis

kompetensi bagi seluruh perusahaan lingkungan BUMN, praktek

pengelolaan SDM di PT.JMK yang belum berbasis kompetensi sudah tidak

relevan lagi.

c. Audit inovasi merupakan suatu pemeriksaan yang menekankan pada upaya

mencari terobosan baru. Dalam tipe audit ini, auditor memanfaatkan

pengetahuan dan kompetensi yang dimilikinya untuk menggali potensi nilai

dari perspektif SDM serta berusaha memotivasi, memacu auditee agar mau

melakukan berbagai inovasi. Untuk ini, auditor biasanya memeriksa apakah

perusahaan memiliki pegawai dan unit SDM yang secara potensial diharapkan
mampu dan memiliki kesiapan untuk menciptakan produk, pelayanan,

kebijakan, sistem dan prosedur baru yang bisa mengungguli pesaing. Sebagai

tidak lanjut, auditor dalam laporan hasil audit sebaiknya mengajukan

rekomendasi tahapan perubahan yang harus dibangun dalam rangka

mewujudkan terobosan baru diperusahaan.

4. Audit ketaatan internal merupakan pemeriksaan apakah praktek kebijakan,

sistem, prosedur MSDM yang diterapkan perusahaan sudah sesuai dengan

peraturan-peraturan, code of conduct, standard yang berlaku terkait dengan

pengelola SDM. Cakupan audit ketaatan internal ini sangat luas antara lain

mencakup.

a. Kebijakan, sistem dan prosedur SDM : perencanaan SDM, rekrutment, seleksi, pelatihan dan
pengembangan, manajemen karier, penilaian kinerja dan balas jasa.

b. Kontrak kerja pegawai.

c. Uraian dan persyaratan jabatan.

d. Proses induksi.

e. Rencana suksesi.

f. Penempatan pegawai.

g. Pengunduran diri atau pemberhentian pegawai.

Sedangkan audit eksternal adalah audit yang dilakukan untuk memeriksa secara berkala, sistematik, dan
objektif yang mana pemeriksaan pada pembukuan atau catatan dari suatu laporan yang dilakukan oleh
pihak ketiga sebagai auditor independen. Tujuannya adalah untuk memberikan pendapat, keputusan,
dan kesimpulan.

Perbedaan antara keduanya terletak pada pelaksana auditnya dan strategi pelaksanaannya. Audit


eksternal dilakukan oleh auditor yang tidak berasal dari dalam organisasi auditi, sedangkan audit
internal dilakukan oleh auditor yang berasal dari dalam organisasi auditi.

Anda mungkin juga menyukai