Anda di halaman 1dari 5

NAMA : REVALDO

PAYNALDI KELAS :
AGRIBISNIS A
NIM 20210220050

Sub ide utama 1: Jenis komoditas pangan yang diimpor oleh indonesia
1. Ide Penjelas 1 : Indonesia hampir mengimpor seluruh jenis komoditas bahan pangan
2. Ide Penjelas 2 : Masyarakat menyakini bahwa indonesia memiliki potensi besar
terhadap ptoduksi komoditas beras,garam dan gula.
Sub ide utama 2: Faktor apa indonesia terus melakukan impor terhadap jenis komoditas
tertentu
1. Ide Penjelas 1 : Impor sebagai pilihan untuk menstabilkan stok bahan pangan yang
ada di dalam negeri
2. Ide Penjelas 2 : Indonesia perlu meningkatkan kualitas dan produksi bahan
pangan Sub ide utama 3: dampak dari kegiatan impor terhadap negara
1. Ide Penjelas 1 : Konsekuensi dari perwujudan kebijakan pemerintah
2. Ide Penjelas 2 : Indonesia perlu mengimbangi dengan kegiatan ekspor
Indonesia banyak mengimpor bahan pangan

Gambar 1.0: sumber Badan Pusat Statistik (BPS)

Jenis komoditas pangan yang diimpor oleh indonesia menurut data terdiri dari, daging, susu,
kedelai, teh, kopi, jagung, gandum, tepung gandum, minyak goreng, kentang, kelapa, kelapa
sawit, cengkeh, kakao, kedelai, bawang merah bawang putih, cabai, lada dan lain lain. Selain
itu ada aktivitas impor yang sempat menimbulkan kontra di kalangan masyarakat pada saat
itu ialah impor seperti beras, garam, dan gula. Karena masyarakat menilai dan meyakini
bahwa indonesia memiliki potensi besar untuk memproduksi beras, garam dan gula.
Sehingga tidak perlu melakukan upaya impor terhadap ketiga komoditas tersebut.
Beberapa faktor yang mendorong indonesia terus melakukan impor bahan pangan
diantaranya, faktor kebijakan pemerintah salah satunya kebijakan ketahanan pangan nasional,
kebijakan tersebut dapat dipahami sebagai kemampuan ketercukupan suplai pangan
sepanjang waktu, oleh karena itu pemerintah terus melakukan upaya impor sebagai pilihan
untuk menstabilkan stok bahan pangan yang ada di dalam negeri jika seluruh hasil komoditas
dalam negeri tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.Kemudian faktor
masyarakat yang dimana indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak. Pada
kasus masyarakatnya sendiri memiliki perilaku konsumtif yang berlebih sehingga selera
masyarakat terhadap pangan berubah seiring dengan semakin maraknya permintaan terkait
bahan pangan impor. Kemudian faktor kualitas seperti pada kasus garam yang sekaligus
menjadi alasan indonesia impor garam adalah karena kualitas yang bisa dibilang kurang
bagus dan belum dapat memenuhi standar kebutuhan industri.Kemudian ada beberapa faktor
lain seperti pada Gambar 1.0 dari data tersebut biji gandum dan meslin memiliki tingkat
impor paling tinggi bahkan mencapai 9,2 juta ton, hal itu dikarenakan keterbatasan alam yang
tidak memungkinkan untuk dapat menanam tanaman gandum dan disertai dengan tingginya
konsumsi masyarakat terhadap makanan olahan berbahan gandum seperti mie instan.
Impor dapat diartikan sebagai kegiatan penerimaan barang yang diproduksi dari Negara lain
untuk dijual di pasar dalam negeri. Artinya apabila indonesia ketergantungan terhadap impor
bisa memperparah depresiasi nilai tukar rupiah. Selain itu, angka impor yang tinggi juga
ikut membayangi inflasi. Besarnya impor khususnya barang konsumsi tersebut berdampak
juga kepada pelemahan rupiah. Namun hal tersebut berdampak baik bagi masyarakat yakni
dipasaran menjadi semakin banyak pilihan dan varian yang bisa dibeli tidak hanya dari
produk lokal, tetapi dapat berdampak buruk bagi sebagian petani karena kebanyakan bahan
pangan yang beredar dipasaran saat ini kebanyakan hasil dari dalam negeri itu kalah saing
dengan hasil impor. Opsi tersebut tetap dipilih pemerintah guna merealisasikan kebijakannya
untuk mengatasi kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat dan tidak bisa dipenuhi hanya
mengandalkan hasil dari produksi dalam negeri
1. Sub ide utama 1: Jenis komoditas pangan yang diimpor oleh indonesia

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat berpengaruh nyata terhadap kebutuhan pangan,


permintaan pangan sesuai dengan peningkatakn pendapatan masyarakat. Indonesia mempunyai
potensi sumber daya alam yang beragam, dan mempunyai berbagai peluang untuk mencapai
kemandirian pangan yang berkelanjutan. Sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yang
besar dapat dimanfaatkan melalui pemanfaatan dan pengembangan pangan sumber karbohidrat
non beras, sumber protein dan gizi mikro di masing-masing daerah dan penepan teknologi yang
pesat dalam berbagai aspek. Produksi, pasca panen dan pengolahan, distribusi, pemasaran
untuk meningkatkan kapasitas produksi pangan, produktivitas dan efisiensi, sehingga dapat
meningkatkan keuntungan agribisnis pangan, dan dapat memenuhi ketahanan pangan.
Kebijakan pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan dapat
diarahkan pada peningkatan produksi pangan asal daging sapi dan tanamanm pangan beras.
Tingkat pendapatan rumah tangga dapat mencerminkan salah satu ukuran kemampuan
masyarakat dalam konsumsi pangan yang dibutuhkan beserta keragamannya. Pertumbuhan
komoditi pangan yang paling tinggi setiap tahun adalah komoditi beras disusul komoditas
jagung. Kontribusi daging sapi dalam memenuhi kebutuhan protein hewani menduduki urutan
yang kedua setelah daging unggas. Kondisi dapat terlihat dari tingkat produktivitas masing-
masing komoditi, cenderung menunjukkan trend meningkat dalam kurun waktu satu tahun,
dapat dilihat dengan menggunakan rata-rata komoditi konsumsi dan hasil produksi oleh petani
di pedesaan(Supardi Rusdiana Aries Maesya, 2017)
.( https://journal.trunojoyo.ac.id/agriekonomika/article/download/1795/2217 )
Agriekonomika Volume 6, Nomor 1, 2017.

2. Sub ide utama 2: Faktor apa indonesia terus melakukan impor terhadap jenis
komoditas tertentu.

Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain
secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor umumnya adalah tindakan
memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Impor barang secara besar
umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima.
Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional. Kegiatan impor dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan rakyat. Produk impor merupakan barangbarang yang tidak dapat
dihasilkan atau negara yang sudah dapat dihasilkan,tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan
rakyat. Hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa secara
simultan maupun secara parsial variabel ekspor dan impor berpengaruh signifikan terhadap
cadangan devisa di Indonesia. Artinya, jika ekspor naik maka posisi cadangan devisa akan naik
dan jika impor naik maka posisi cadangan devisa akan turun.(RAHMAT GUNAWIJAYA,
2017)
( file:///C:/Users/User/Downloads/2920-5422-1-SM.pdf ) Vol 1, No 4 2013.

3. Sub ide utama 3: dampak dari kegiatan impor terhadap negara

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dimana perekonomian indonesia


pada saat ini berada dalam suatu kasus yaitu maraknya serangan spekulan serla defisit transaksi
berjalan. Defisit transaksi berjalan Indonesia pada tahun 2013 telah mencapai angka 3,5 %.
Akan tetapi, jika keadaan ekonomi dan konsumsi maupun impor pada tahun 2014 dapat ditekan
maka defisit indonesia hanya akan mencapai 2,8%. Keadaan defisit tersebut pada neraca
sebenarnya sudah berlangsung sejak tahun 1997.
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Inflasi merupakan suatu gejala
dimana tingkat harga pada umumnya mengalami kenaikan secara terus menerus dan inflasi juga
mampu menjadi suatu tolok ukur bagi suatu negara dalam melakukan kegiatan impor. Dimana
impor merupakan suatu kegiatan memasok suatu barang dan jasa yamng dilakukan oleh suatu
negara dari luar wilayah negaranya guna untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa di dalam
negeri, dikarenakan kurangnya pasokan produksi dalam negeri maupun habisnya pasokan
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri(Efi Suci Purwanti, 2014)
.( file:///C:/Users/User/Downloads/3846-Article%20Text-7893-1-10-20141017.pdf )

Vol 3 No 2 (2014): Economics Development Analysis Journal 


Daftar Pustaka

Efi Suci Purwanti, Y. A. A. N. F. D. A. I. N. A. (2014). DAMPAK IMPOR TERHADAP INFLASI

INDONESIA TRIWULAN I TAHUN 2014. File:///C:/Users/User/Downloads/3846-Article

%20Text-7893-1-10-20141017.Pdf, 1–12.

RAHMAT GUNAWIJAYA, S. M. (2017). KEBUTUHAN MANUSIA DALAM PANDANGAN

EKONOMI KAPITALIS DAN EKONOMI ISLAM.

Https://Jurnaliainpontianak.or.Id/Index.Php/Almaslahah/Article/Download/921/495, 1–20.

Supardi Rusdiana Aries Maesya. (2017). PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEBUTUHAN

PANGAN DI INDONESIA.

Https://Journal.Trunojoyo.Ac.Id/Agriekonomika/Article/View/1795/2217, 1–14.

Anda mungkin juga menyukai