Anda di halaman 1dari 26

2016/11/16

SPEKTROSKOPI BERBASIS
HAMBURAN
Turbidimetri & Nefelometri

Agenda
• Asal Hamburan
• Turbidimetri atau Nefelometri
• Aplikasi turbidimetri dan nefelometri

1
2016/11/16

ASAL HAMBURAN

Asal Hamburan

http://spaceplace.nasa.gov/blue-sky/en/

2
2016/11/16

Asal Hamburan
• Hamburan dapat diamati apabila suatu radiasi
dengan panjang gelombang , dilewatkan
pada suatu medium yang mengandung
partikel dengan ukuran terbesar 1,5
• Kategori umum hamburan:
– Hamburan elastis  radiasi diabsorpsi oleh analit
dan diemisikan kembali tanpa mengalami
perubahan energi
– Hamburan tidak elastis radiasi diabsorpsi oleh
analit dan diemisikan kembali dengan mengalami
perubahan energi

Asal Hamburan

• Hamburan Elastis
– Hamburan Rayleigh (a)
ukuran partikel maksimum
5%, intensitas radiasi
hamburan terdistribusi
simetris dan besarnya
proporsional dengan 4
– Hamburan partikel-besar 
hamburan tidak simetris
karena interferensi konstruktif
dan destruktif

3
2016/11/16

Pemanfaatan Hamburan
Elastis
(a) Turbidimeter
 Detektor
inline dengan
sumber sinar
(b) Nefelometer
 Deterktor
90o dengan
sumber sinar

TURBIDIMETRI ATAU NEFELOMETRI

4
2016/11/16

Turbidimetri atau Nefelometri?


• Faktor yang dipertimbangkan
– Intensitas relatif dari radiasi hamburan terhadap
radiasi sumber
• Untuk konsentrasi partikel yang rendah IT akan mirip
dengan Io, Nefelometri lebih sesuai
• Untuk konsentrasi partikel yang tinggi, Turbidimetri
lebih sesuai
– Ukuran partikel Nefelometri lebih efektif pada sampel
yang memungkinkan terjadinya hamburan Rayleigh, untuk
UV/Vis, ukuran partikel optimum 0,1-1 μm
– Turbidimetri tidak terlalu terpengaruh oleh ukuran partikel

Hubungan Konsentrasi dan Hamburan

• Turbidimetri •Nefelometri
– Transmitan terukur adalah – Intensitas radiasi
rasio antara IT akan mirip hamburan setara dengan
dengan Io, konsentrasi dikali
– Hubungan antara transmitan konstanta yang
ditentukan dengan kurva
dan konsetrasi partikel setara
kalibrasi
dengan Hukum Beer’

IT
T
Io I s  k s I 0C
 log T  kbC

5
2016/11/16

Memilih Panjang Gelombang Radiasi Sumber

• Turbidimetri
– Meminimalkan internferens potensial
–  yang dipilih yang tidak diabsorpsi oleh sampel
–  dipilih dengan monokromator atau filter
• Nefelometri
– Tidak dipengaruhi oleh sampel yang mengabsorpsi
– Dapat menggunakan radiasi sinar putih
• Pertimbangan lain dalam pemilihan:
sensitivitas transduser, intensitas sumber,
intensitas hamburan

Memilih Panjang Gelombang Radiasi Sumber

6
2016/11/16

Memilih Panjang Gelombang Radiasi Sumber

APLIKASI TURBIDIMETRI DAN


NEFELOMETRI

7
2016/11/16

Mempersiapkan Sampel untuk Analisis

• Nilai k  dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran


partikel, perlu keseragaman distribusi ukuran
partikel antara sampel dan standard
• Partikel dibentuk melalui presipitasi  kontrol
faktor-faktor seperti konsentrasi reagen,
urutan penambahan reagen, pH, suhu,
kecepatan pengadukan, kekuatan ion, waktu
pengukuran, dan penambahan agen penstabil
(gliserol, gelatin dll)

Aplikasi
• Banyak digunakan dalam
analisis kekeruhan pada
sampel air, minuman, dan
produk pangan
• Kekeruhan diukur sebagai
NTU (Nephelometric
turbidity unit)
• Dibandingkan dengan
standard formazin
– Formazin 4000NTU 
Hidrazin sulfat 1% (b/v) + 10%
(b/v)
heksametilenatetraamina

8
2016/11/16

Aplikasi Awal: JCT


• Practical attempts to
quantify turbidity date to
1900 when Whipple and
Jackson developed a
standard suspension fluid
using 1000 parts per million
(ppm) of diatomaceous
earth in distilled water.
• Turbidity was referred to in
terms of Jackson turbidity
units (JTU).

Aplikasi

9
2016/11/16

10
2016/11/16

Aplikasi

11
2016/11/16

POLARIMETRI
Spektrometri -2016
Kimia FMIPA IPB

Agenda
• Polarimetri
• Pengukuran rotasi optik
• Instrumentasi
• Jenis-jenis polarimeter

12
2016/11/16

POLARIMETRI

Radiasi sebagai Gelombang


• Radiasi monokromatik
normal mengandung
cahaya yang memiliki
medan listrik yang
berosilasi pada semua
bidang yang mungkin,
tegak lurus terhadap arah
propagasi
• Dapat dipilah berdasarkan
bidang osilasinya
menggunakan polarisator
(film polaroid, prisma)

13
2016/11/16

Bentuk polarisasi cahaya


• rotasi adalah hasil dari
kenaikan relatif komponen
polarisasi kiri dan kanan saat
cahaya terpolarisasi bidang
dapat diuraikan
• Kenaikan (yang dapat
bersifat positif atau negatif)
disebabkan oleh perbedaan
dalam interaksi dari cahaya
terpolarisasi kiri dan kanan
dengan media yang terdiri
dari molekul kiral

Penggunaan Cahaya Terpolarisasi


• Aktif Optik  Sifat senyawa yang memutar cahaya terpolarisasi
ditemukan oleh E.L. Malus di tahun 1808
• Tahun 1812, JW Biot mengamati bahwa besarnya rotasi optik
tergantung dari panjang lempeng kuarsa yang digunakan dalam
pengukuran dan mengatribusikan sifat ini pada fitur struktur
molekularnya (asimetri). Biot juga memformulasikan rumus
kuantitatif dari polarimetri
• 1850, Wilhelmy menggunakan polarimetri untuk memperlajari
reaksi hidrolisis sukrosa
• 1874, van't Hoff menyatakan bahwa lingkungan tetrahedral dari
atom karbon dapat menjelaskan fenomena aktif optis ini.

14
2016/11/16

Definisi
Polarimetrimetode analisis yang berdasarkan pada
pengukuran daya putaran optis dari suatu larutan.
Daya putaran optis  kemampuan suatu zat untuk memutar
bidang getar sinar terpolarisir.
Sinar terpolarisir  suatu sinar yang mempunyai satu arah
bidang getar dan arah tersebut tegak lurus terhadap arah
rambatannya.
Senyawa optis aktif 
 senyawa yang dapat memutar bidang sinar terpolarisasi.
 ditandai dengan adanya atom karbon asimetris atau atom
C kiral dalam senyawa organik, contoh : kuarsa (SiO2),
fruktosa.

PENGUKURAN ROTASI OPTIK

15
2016/11/16

Pengukuran Rotasi Optik

Hubungan Konsentrasi dan Rotasi Optik

• Hukum Biot  c
𝛼 = 𝜋𝑙(𝑛𝐿 − 𝑛𝑅 )/   kc
L  panjang cahaya yang    t dc
dilewatkan
  rotasi optik
nL  indeks bias untuk
cahaya terpolarisasi ke kiri d  panjang tabung dalam dm
nR  indeks bias untuk c  konsentrasi dalam g / mL
cahaya terpolarisasi ke  t  rotasi spesifik
kanan pada 

16
2016/11/16

Faktor yang memengaruhi rotasi


optik
1. Jenis zat  Masing – masing zat memberikan sudut putaran yang
berbeda terhadap bidang getar sinar terpolarisir.
2. Panjang lajur larutan dan panjang tabung  Jika lajur larutan
diperbesar maka putarannya juga makin besar.
3. Suhu  Makin tinggi suhu maka sudut putarannya makin kecil, hal
ini disebabkan karena zat akan memuai dengan naiknya suhu
sehingga zat yang berada dalam tabung akan berkurang.
4. Konsentrasi zat Konsentrasi sebanding dengan sudut putaran,
jika konsentrasi dinaikkan maka putarannya semakin besar.
5. Jenis sinar ( panjang gelombang)  Pada panjang gelombang yang
berbeda zat yang sama mempunyai nilai putaran yang berbeda.
6. Pelarut  Zat yang sama mempunyai nilai putaran yang berbeda
dalam pelarut yang berbeda.

ROTASI SPESIFIK

Senyawa [α]20D
d-Glukosa + 52,7

d -Fruktosa -92,4
Maltosa +130,4

[α]20D Rotasi spesifik diukur dengan garis D lampu


natrium pada 20C; + artinya cahaya terputar ke kanan;
- ke kiri; Larutan dalam air

17
2016/11/16

Rotasi Spesifik
• Perkirakanlah besar dan arahnya rotasi sinar
bila larutan maltosa dengan konsentrasi 0,2
g/ml diukur dalam kuvet 20 cm dengan lampu
Na pada suhu 20C
Jawab :
• α = [α]20D dc = 130.4 x 2 x 0,2 = 52.2
•  larutan menyebabkan pemutaran cahaya
52,2 derajat ke arah kanan

INSTRUMENTASI

18
2016/11/16

Sinar monokromatis dari lampu natrium akan melewati lensa kolimator sehingga
berkas sinarnya dibuat paralel. Kemudian dipolarisasikan oleh prisma kalsit atau
prisma nikol polarisator/pemolarisasi. Sinar yang terpolarisasi akan diteruskan
keprisma setengah nikol untuk mendapatkan bayangan setengah dan akan
melewati sampel yang terdapat dalam tabung kaca yang tertutup pada kedua
ujungnya yang panjangnya diketahui. Sampel tersebut akan memutar bidang getar
sinar terpolarisasi ke kanan atau ke kiri dan dianalisis oleh analisator. Besarnya
sudut putaran oleh sampel dapat dilihat pada skala lingkar yang diiamati dengan
mata atau detektor.

Instrumentasi
• Sumber Cahaya monokromatis
– sinar yang dapat memancarkan sinar monokromatis. Sumber
cahaya yang digunakan biasanya adalah lampu D Natrium
dengan panjang gelombang 589,3 nm. Selain itu juga dapat
digunakan lampu uap raksa dengan panjang gelombang 546 nm.
• Lensa kolimator
– Berfungsi mensejajarkan sinar dari lampu natrium atau dari
sumber cahaya sebelum masuk ke polarisator.
• Polarisator dan Analisator.
– Polarisator berfungsi untuk menghasilkan sinar terpolarisir.
Sedangkan analisator berfungsi untuk menganalisa sudut yang
terpolarisasi. Yang digunakan sebagai polarisator dan analisator
adalah prisma nikol. Prisma setengah nikol merupakan alat untuk
menghasilkan bayangan setengah yaitu bayangan terang gelap
dan gelap terang.

19
2016/11/16

Instrumentasi
• Skala lingkar.
– Merupakan skala yang bentuknya melingkar dan pembacaan
skalanya dilakukan jika telah didapatkan pengamatan tepat
baur-baur.
• Wadah sampel ( tabung polarimeter )
– Wadah sampel ini berbentuk silinder yang terbuat dari kaca
yang tertutup di kedua ujungnya, biasanya mempunyai ukuran
panjang 0,5 ; 1 ; 2 dm. Wadah sampel ini harus dibersihkan
secara hati-hati dan tidak boleh ada gelembung udara yang
terperangkap di dalamnya.
• Detektor
– Pada polarimeter manual yang digunakan sebagai detektor
adalah mata, sedangkan polarimeter lain dapat digunakan
detektor fotoelektrik.

JENIS JENIS POLARIMETER

20
2016/11/16

Spektropolarimeter
• Alat untuk menentukan aktivitas optik bahan pada beberapa
panjang gelombang, merupakan kombinasi spektroskopi dan
polarimeter
• Digunakan untuk mengukur aktivitas optik dan besarnya
penyerapan.
• Sinar dari lampu melalui monokromator dan melewati
polarisator untuk menghasilkan sinar terpolarisir.
• Polarisator ini berhubungan langsung dengan modulator yang
berguna untuk mengatur tingkat sinar yang terpolarisasi secara
elektris yang dapat diamati pada amplifier.

Optical-Rotatory Dispersion
(ORD)
• ORD  perubahan rotasi
tertentu dengan perubahan
panjang gelombang, biasa
digunakan untuk penentuan
struktur senyawa karbonil
• modifikasi dari
spektropolarimeter
• prinsipnya sama dengan
spektropolarimeter, tetapi
terdapat perbedaan yaitu pada
ORD ini sinar diatur berdasarkan
tingkat polarisasinya.
• Analisator diatur secara kontinu
dan rekorder untuk
menghasilkan suatu grafik.

21
2016/11/16

Circular Dichroism Apparatus


( CDA )
• modifikasi dari spektrofotometer konfensional yang digunakan untuk
menentukan dua serapan atau absorban.
• Nilai polarisasi sekular ini dapat ditentukan dalam 2 langkah, yaitu yang
pertama sinar harus mengalami polarisasi bidang dan kedua yaitu sinar
terpolarisasi tersebut diubah menjadi komponen terpolarisasi sirkular
kanan dan sirkular kiri.
• Untuk mengubah komponen menjadi terpolarisasi sekular kanan dan kiri,
dapat digunakan tiga tipe alat, yaitu the Fresnel rhomb, modulator
pockets elektro-optik dan modulator tekanan photo-elastic.

Perbedaan ORD dan CD


ORD CD
Jika indeks bias sample untuk cahaya CD adalah penyerapan diferensial dari
terpolarisasi kiri dan kanan berbeda, bidang kiri dan kanan cahaya terpolarisasi
ketika komponen digabungkan kembali, sirkuler
radiasi terpolarisasi bidang akan diputar
and membentuk sudut tertentu
Spektrum ORD bersifat dispersif Spektrum CD bersifat absorptif
Dalam ORD, cahaya terpolarisasi Dalam CD, cahaya terpolarisasi melingkar
melingkar digunakan dan tidak diubah digunakan dandiubah menjadi cahaya
menjadi cahaya elips elips
Grafik ORD diperoleh dengan memplot Grafik CD diperoleh dengan memplot
rotasi spesifik terhadap panjang ellipticity molar terhadap panjang
gelombang gelombang

22
2016/11/16

Saccarimeter
• Alat ini hanya dapat digunakan untuk menentukan kadar gula.
• Sinar monokromatis didapat dengan suatu filter atau sumber
sinar tertentu.

APLIKASI

23
2016/11/16

Rotasi untuk mengamati laju


reaksi
• Polarimeter diaplikasikan untuk memantau laju
reaksi isomerisari, glukosa fruktosa
• pengukuran rotasi untuk menentukan
konsentrasi reaktan glukosa dan produk
fruktosa
• memantau kemajuan reaksi secara on line,
(pada saat terjadinya)
• Berdasarkan perbedaan arah besar putaran
glukosa dan fruktosa

24
2016/11/16

Aplikasi ORD dan CD


• Menentukan senyawa optik aktif seperti asam
amino, polipeptida, protein, steroid, terpena,
antibiotik
• Stereokimia dari asam amino alifatik dan juga
steroid

25
2016/11/16

TERIMAKASIH

26

Anda mungkin juga menyukai