Anda di halaman 1dari 14

POLARIMETRI

Spektrometri -2016
Kimia FMIPA IPB
Agenda
• Polarimetri
• Pengukuran rotasi optik
• Instrumentasi
• Jenis-jenis polarimeter
POLARIMETRI
Radiasi sebagai Gelombang
• Radiasi monokromatik
normal mengandung
cahaya yang memiliki
medan listrik yang
berosilasi pada semua
bidang yang mungkin,
tegak lurus terhadap arah
propagasi
• Dapat dipilah berdasarkan
bidang osilasinya
menggunakan polarisator
(film polaroid, prisma)
Bentuk polarisasi cahaya
• rotasi adalah hasil dari kenaikan
relatif komponen polarisasi kiri
dan kanan saat cahaya
terpolarisasi bidang dapat
diuraikan
• Kenaikan (yang dapat bersifat
positif atau negatif) disebabkan
oleh perbedaan dalam interaksi
dari cahaya terpolarisasi kiri
dan kanan dengan media yang
terdiri dari molekul kiral
Penggunaan Cahaya Terpolarisasi
• Aktif Optik  Sifat senyawa yang memutar cahaya terpolarisasi
ditemukan oleh E.L. Malus di tahun 1808
• Tahun 1812, JW Biot mengamati bahwa besarnya rotasi optik
tergantung dari panjang lempeng kuarsa yang digunakan dalam
pengukuran dan mengatribusikan sifat ini pada fitur struktur
molekularnya (asimetri). Biot juga memformulasikan rumus
kuantitatif dari polarimetri
• 1850, Wilhelmy menggunakan polarimetri untuk memperlajari
reaksi hidrolisis sukrosa
• 1874, van't Hoff menyatakan bahwa lingkungan tetrahedral dari
atom karbon dapat menjelaskan fenomena aktif optis ini.
Definisi
Polarimetrimetode analisis yang berdasarkan pada
pengukuran daya putaran optis dari suatu larutan.
Daya putaran optis  kemampuan suatu zat untuk memutar
bidang getar sinar terpolarisir.
Sinar terpolarisir  suatu sinar yang mempunyai satu arah
bidang getar dan arah tersebut tegak lurus terhadap arah
rambatannya.
Senyawa optis aktif 
 senyawa yang dapat memutar bidang sinar terpolarisasi.
 ditandai dengan adanya atom karbon asimetris atau atom
C kiral dalam senyawa organik, contoh : kuarsa (SiO2),
fruktosa.
PENGUKURAN ROTASI OPTIK
Pengukuran Rotasi Optik
Hubungan Konsentrasi dan Rotasi Optik

•    c
  kc
   t dc
  rotasi optik
d  panjang tabung dalam dm
c  konsentras i dalam g / mL
 t  rotasi spesifik
Faktor yang memengaruhi rotasi optik

1. Jenis zat  Masing – masing zat memberikan sudut putaran yang


berbeda terhadap bidang getar sinar terpolarisir.
2. Panjang lajur larutan dan panjang tabung  Jika lajur larutan
diperbesar maka putarannya juga makin besar.
3. Suhu  Makin tinggi suhu maka sudut putarannya makin kecil, hal
ini disebabkan karena zat akan memuai dengan naiknya suhu
sehingga  zat yang berada dalam tabung akan berkurang.
4. Konsentrasi zat Konsentrasi sebanding dengan sudut putaran,
jika konsentrasi dinaikkan maka putarannya semakin besar.
5. Jenis sinar ( panjang gelombang)  Pada panjang gelombang yang
berbeda zat yang sama mempunyai nilai putaran yang berbeda.
6. Pelarut  Zat yang sama mempunyai nilai putaran yang berbeda
dalam pelarut yang berbeda.
ROTASI SPESIFIK

Senyawa [α]20D
d-Glukosa + 52,7

d -Fruktosa -92,4
Maltosa +130,4
[α]20D Rotasi spesifik diukur dengan garis D lampu
natrium pada 20C; + artinya cahaya terputar ke kanan;
- ke kiri; Larutan dalam air
Rotasi Spesifik
• Perkirakanlah besar dan arahnya rotasi sinar
bila larutan maltosa dengan konsentrasi 0,2
g/ml diukur dalam kuvet 20 cm dengan lampu
Na pada suhu 20C
Jawab :
• α = [α]20D dc = 130.4 x 2 x 0,2 = 52.2
•  larutan menyebabkan pemutaran cahaya
52,2 derajat ke arah kanan
INSTRUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai