Logam timbal (Pb) merupakan salah satu logam berat sebagai zat pencemar yang berbahaya bagi manusia maupun lingkungan, bahkan pada konsentrasi rendah. Timbal merupakan logam yang tidak dapat dihancurkan (non degradable) oleh organisme hidup (Boldyrev 2018). Kondisi timbal yang dapat berinteraksi dengan tubuh dapat menyebabkan beberapa penyakit berbahaya, seperti anemia, gangguan kardiovaskular, dan kelumpuhan otot (Huang et al. 2016). Jumlah timbal (Pb) minimal dalam darah yang dapat menyebabkan keracunan berkisar antara 60–100 μg/100 mL darah (Loga dan Kambuno 2014). Analisis logam Pb dalam sampel air dapat dilakukan dengan metode AAS. Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom, atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya (Agustina Lolo et a l. 2020). Metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) merupakan salah satu metode analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan dan kadar logam berat dalam berbagai bahan (Mutia Farida et al. 2022). Penentuan keberadaan logam dalam matriks sampel sulit dilakukan karena adanya campuran bahan interferensi lain atau daya deteksi yang tidak memadai. Metode prakonsentrasi diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut melalui ekstraksi analit dalam konsentrasi rendah dari suatu matriks sampel. Prakonsentrasi adalah suatu metode pemekatan sampel berkadar rendah menjadi tinggi atau mempertinggi kepekaan analisis dalam pengukuran yang dilakukan (Muslimah et al. 2015). Nanopartikel magnetik memiliki sifat fisis yang bervariasi dan dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang. Salah satu partikel magnetik yang dapat dibuat dalam ukuran nanometer adalah besi oksida seperti Fe3O4 (magnetit). Magnetit (Fe3O4) merupakan salah satu mineral golongan besi oksida yang memiliki sifat magnet paling kuat di alam dengan struktur kristal berbentuk kubus (Taib dan Suharyadi 2015).