Anda di halaman 1dari 10

JENIS RISIKO DAN PROSES IDENTIFIKASI RISIKO

Nama Kelompok:

1. Afrizal Bayu Pratama (1011910003)


2. Novita Putri Ramadani (1011910063)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

RUMPUN EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMEN INDONESIA

2022
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1. Jenis Risiko .......................................................................................... 3
2.2. Identifikasi Risiko ............................................................................... 4
KESIMPULAN ...................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di dalam kehidupan akan selalu berhadapan dengan berbagai macam hal


dengan kemungkinan yang berujung pada suatu konsekuensi ketidakpastian yang
berkepanjangan. Dan beberapa berpendapat bahwasanya, ketidakpastian ini
merupakan risiko yang harus diterima, risiko muncul karena adanya ketidakpastian.
Dan pada dasarnya, memang risiko tidak dapat dihilangkan dalam menjalani
kehidupan. Seringkali risiko ini menjadi kekhawatiran yang tidak berujung, seperti
merasakan khawatir jika berinvestasi pada tempat yang salah, atau kekhawatiran
akan kejadian bencana alam yang akan menimpa diri sendiri.

Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat
sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang (Hanafi,
2006). Dalam hal ini juga terdapat karakteristik dari tingkat ketidakpastian, pertama
tidak ada (pasif) yang hanya bisa diprediksi dengan pasti contohnya hukum alam,
kedua ketidakpastian objektif dengan hasil dapat diidentifikasi dan probabilitas
diketahui contohnya permainan dadu dan kartu, ketiga ketidakpastian subjektif
yang hasil bisa diidentifikasi tapi probabilitas tidak diketahui contoh kebakaran,
kecelakaan mobil, investasi, dan keempat sangat tidak pasti dimana hasil tidak bisa
diidentifikasi dan probabilitas tidak diketahui contoh eksplorasi angka.

Risiko tidak hanya sekedar menimpa dalam kehidupan manusia, jika


dikaitkan risiko juga seringkali terjadi dalam suatu perusahaan. Jika perusahaan
dihadapkan dengan risiko lalu sebaiknya yang seharusnya dilakukan haruskah
untuk menghadapi atau akan menghindari dan atau memberikan solusi untuk
menghadapi situasi tersebut. Dari beberapa gambaran tersebut risiko dapat diartikan
merupakan suatu kemungkinan, konsekuensi, akibat atau hal-hal yang berhubungan
dengan ketidakpastian yang akan terjadi setelah adanya keputusan dan tindakan
berdasarkan pertimbangan.

Risiko akan selalu ada termasuk didalam sebuah perusahaan, sehingga


untuk menghadapi ketidakpastian terjadinya suatu risiko baik secara individu,

1
maupun dalam sebuah perusahaan, jadi dengan adanya ketidakpastian dapat
menghambat tercapainya tujuan oleh karena itu diperlukan adanya penetapan
langkah untuk mengantisipasi, mengurangi, atau meniadakan terjadinya risiko.
Dalam menghadapi risiko ini tidak hanya sekedar membuat strategi, memutuskan,
dan mengambil tindakan, namun sebelum langkah tersebut dilakukan diperlukan
adanya pemahaman terkait jenis risiko dan bagaimana proses identifikasi dari risiko
tersebut akan dilakukan. Sehingga perlu diingat bahwa setiap tujuan memiliki
risiko, meskipun menghadapi risiko tujuan harus tetap terpenuhi dan tercapai.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai


berikut,

1. Apa saja jenis risiko menurut para ahli?


2. Bagaimana proses identifikasi risiko menurut para ahli?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Jenis Risiko

Dalam menghadapi risiko perlu dilakukannya mengenali jenis dari risiko. Jika
menurut Hanafi jenis risiko dibagi menjadi dua, yaitu risiko murni (pure risk) dan
risiko spekulatif. Risiko murni (pure risk) adalah risiko dimana kemungkinan
kerugian ada tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada. Sehingga ketika dikaitkan
hal ini berkaitan dengan kerugian. Tipe contoh dari risiko murni (pure risk) terbagi
menjadi tiga bagian, yang pertama jenis risiko aset fisik yaitu risiko yang terjadi
karena kejadian tertentu berakibat buruk (kerugian) pada aset fisik organisasi,
misalnya kebakaran yang terjadi pada sebuah gudang perusahaan atau yang
mengakibatkan aset di perusahaan (komputer, dokumen-dokumen penting) ikut
terbakar.

Selanjutnya, risiko karyawan atau risiko yang terjadi karyawan organisasi


mengalami peristiwa yang merugikan, misalnya terjadi kecelakaan kerja yang
mengakibatkan karyawan cedera, terluka, sehingga kegiatan operasional terganggu.
Lalu ada risiko legal, yang mana risiko kontrak tidak disesuaikan dengan yang
diharapkan, dan dokumentasi yang tidak benar, misalnya terjadi perselisihan
sehingga perusahaan lain menuntut ganti rugi.

Risiko spekulatif merupakan risiko dimana mengharapkan terjadinya kerugian


dan juga keuntungan, sehingga dalam kegiatan bisnis tetap mengharapkan
keuntungan meskipun tetap terdapat potensi kerugian. Misalnya suatu perusahaan
mengalami kerugian yang mengakibatkan kerugian dikarenakan penjualan yang
menurun namun perusahaan lain memperoleh keuntungan dari peristiwa tersebut.
Tidak hanya resiko murni (pure risk) yang memiliki beberapa tipe contoh risiko,
pada risiko spekulatif juga terdapat beberapa contoh tipe risiko dari spekulatif
sebagai berikut. Pertama, risiko pasar yang terdiri dari pergerakan harga atau
volatilitas harga pasar misalnya harga saham pada portofolio sebuah perusahaan
mengalami penurunan, yang mengakibatkan kerugian perusahaan.

3
Kedua, risiko kredit yang terjadi karena counterparty gagal memenuhi
kewajibannya kepada perusahaan, misalnya debitur tidak bisa melunasi
pembayaran cicilan dan bunga hutang, sehingga perusahaan mengalami kerugian
(piutang dagang tidak terbayarkan). Ketiga, risiko likuiditas dimana risiko ini tidak
dapat memenuhi kebutuhan kas, risiko tidak bisa menjual dengan cepat karena
ketidaklikuidan atau mengalami gangguan pasar, misalnya suatu perusahaan tidak
memiliki kas untuk memenuhi pembayaran kewajiban (melunasi hutang) sehingga
perusahaan tersebut mengharuskan menjual tanah atau aset yang dimiliki dibawah
harga standar karena menjual tanah tersebut sulit (tidak liquid), sedangkan
perusahaan membutuhkan kas dengan cepat. Keempat, risiko operasional yang
mana risiko ini tidak berjalan dengan lancar dan mengakibatkan kerugian,
kegagalan dalam sistem, human error, pengendalian dan prosedur yang kurang,
misalnya terjadinya komputer yang error (terkena virus) yang mengakibatkan
operasi perusahaan terhambat.

Selain jenis risiko murni (pure risk) dan spekulatif hal ini juga dapat
dibedakan yaitu risiko statis dan risiko dinamis. Risiko statis ada dikarenakan
terdapat keseimbangan tertentu. Contohnya, risiko terkena petir disaat hujan deras
yang muncul karena adanya kondisi alam. Sedangkan risiko dinamis ada
dikarenakan terjadi adanya perubahan tertentu dari kondisi. Contohnya, ketika
masyarakat semakin paham dan menyadari tentang risiko hukum (legal risk)
masyarakat akan lebih berani mengajukan gugatan hukum (sue) terhadap
perusahaan.

2.2. Identifikasi Risiko

Sebelum mengambil tindakan diperlukan adanya pengidentifikasian


risiko yang akan dihadapi oleh sebuah organisasi. Dan untuk mengidentifikasi
risiko terdapat beberapa cara misalnya dengan mencari tahu hal yang mendasar dari
risiko sampai ke kejadian yang tidak diharapkan. Proses identifikasi risiko biasanya
dilakukan dengan melihat rangkaian peristiwa yang sudah terjadi hingga faktor
yang menyebabkan kerugian. Dan pada setiap organisasi atau bisnis akan
menghadapi berbagai macam karakteristik risiko. Kemudian dilakukannya analisis
sekuen dari peristiwa yang mendasari adanya kerugian karena risiko tersebut.

4
Penerapan dari analisis sekuen dimisalkan seperti sumber risiko yang berasal dari
aoi, yang dapat menyebabkan kerugian atau adanya kebakaran dalam suatu
perusahaan. Kemudian pada risk factor yang menjadi katalis seperti adanya
dorongan yang mempercepat dan memungkinkan untuk munculnya kejadian yang
tidak diharapkan. Risk factor pada peristiwa ini misalnya adanya minyak tanah
ataupun gas lpg yang kebetulan berdekatan dengan kompor. Sehingga jika terjadi
kebakaran besar kemungkinan gedung juga akan ikut terbakar. Dari peristiwa
tersebut menggambarkan bahwasannya gedung yang terbakar menghadapi
eksposur terhadap risiko kebakaran.

Selanjutnya setelah melakukan analisis sekuen dengan melakukan


strategi pencegahan terhadap munculnya kejadian yang tidak diinginkan dengan
memfokuskan setiap peristiwa sebab dan akibatnya di lanjutkan dengan
mengidentifikasi risiko yang memerlukan memahami karakteristik risiko, dan
dilanjutkan dengan memperkirakan seberapa besar akibat dan dampak dari risiko
yang diterima terhadap kinerja perusahaan dan bagaimana memprioritaskan yang
seharusnya yang diprioritaskan. Dalam mengidentifikasi dilakukan juga identifikasi
sumber-sumber risiko, berikut merupakan beberapa sumber risiko di lingkungan
sekitar, lingkungan fisik merupakan bangunan yang sudah lama sehingga menjadi
rapuh atau terjadinya gempa bumi, tanah longsor dan vandalism (pengrusakan).
Selanjutnya, lingkungan sosial merupakan keributan sosial atau perselisihan dengan
masyarakat. Kemudian lingkungan politik dimana terjadinya perubahan peraturan,
permasalahan yang menghalangi perusahaan, dilanjutkan dengan lingkungan legal
dimana terjadinya gugatan yang disebabkan gagal mematuhi peraturan dan
perundangan yang berlaku. Kemudian, lingkungan operasional seperti kecelakaan
kinerja, komputer yang terdapat virus, dan yang terakhir yaitu lingkungan ekonomi
seperti kelesuan ekonomi (resesi), inflasi yang tidak terkendali. Terdapat, sumber-
sumber alternatif risiko yang lainnya yaitu ada konsumen, supplier, pesaing, dan
regulator. Selanjutnya, dengan mengelola risiko dan dilanjutkan revisit yaitu
mengevaluasi ulang langkah yang telah dilakukan untuk meningkatkan efektivitas
dari manajemen risiko.

Kemudian terdapat teknik pendukung lainnya untuk mengidentifikasi risiko


sebagai berikut, metode laporan keuangan yang dimulai dengan mengecek rekening

5
yang berada pada laporan keuangan. Dari rekening tersebut dapat dianalisis risiko
apa saja yang muncul dari setiap transaksi di rekening tersebut. Selanjutnya terdapat
menganalisis flowchart kegiatan dan operasi perusahaan, metode ini memuat
dengan melihat sumber risiko dari flowchart kegiatan dan operasi perusahaan. Hal
ini cukup sesuai seperti risiko yang terjadi pada proses produksi yang mana dimulai
dari masuknya input tertentu sampai menjadi output. Selama proses tersebut
memungkinkan terdapat kejadian seperti terjadi kecelakaan kerja, kerusakan mesin
dan lain sebagainya. Lalu terdapat analisis kontrak yang bertujuan melihat risiko
yang dihadapi karena adanya kontrak yang telah ditetapkan, dan hal ini berkaitan
dengan risiko tuntutan hukum.

Selanjutnya, catatan statistik kerugian dan laporan kerugian perusahaan


yang mana dari laporan keuangan dan adanya catatan statistik kerugian yang
dialami perusahaan, perusahaan dapat menetapkan standar untuk setiap kejadian.
Dan yang terakhir terdapat survey atau wawancara terhadap manajer dengan
melakukan hal tersebut dapat mengetahui dan mengidentifikasi risiko-risiko yang
sedang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan.

6
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, kita dapat mengetahui bahwasanya


ketidakpastian dalam suatu kondisi memicu adanya risiko. Sehingga dalam hal ini
pengelolaan dalam risiko perlu dilakukan untuk meminimalisir adanya ancaman.
Selain itu dalam menghadapi risiko perlu dilakukannya mengenali jenis dari risiko.
Menurut teori, risiko dapat dikategorikan sebagai risiko spekulatif dan risiko murni.
Seperti yang diketahui risiko murni (pure risk) adalah risiko dimana kemungkinan
kerugian ada tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada. Sehingga ketika dikaitkan
hal ini berkaitan dengan kerugian. Lalu untuk risiko spekulatif merupakan risiko
dimana mengharapkan terjadinya kerugian dan juga keuntungan, sehingga dalam
kegiatan bisnis tetap mengharapkan keuntungan meskipun tetap terdapat potensi
kerugian.

Selain perlu mengenali jenis dari risiko dalam pengelolaan risiko kita perlu
adanya melakukan identifikasi dan pengukuran risiko. Perlu kita ketahui, dalam
melakukan pengukuran risiko, hal yang perlu kita perhatikan adalah dengan
memperhatikan indikator, sumber-sumber, serta dampak yang mempengaruhi
kinerja dari perusahaan. Setelah itu kita melakukan teknik identifikasi untuk
menemukan data yang diperlukan dan mengambil keputusan akhir.

7
DAFTAR PUSTAKA

M. Hanafi, Mamduh. 2006. Manajemen Risiko.Yogyakarta:UPP STIM YKPN

Anda mungkin juga menyukai