Anda di halaman 1dari 11
BAB IV DELIK ADUAN 27. Tempatnya dalam dan artinya bagi hukum pidana po- sitif seperti yang tercantum dalam KUHPidana ~ Berbeda dari acara privat dimuka hakim, maka acara pidana dimuka hakim dilakukan atas inisiatif fihak pemerintah, yaitu atas inisiatif jaksa (tentang perbedaan antara sifat acara privat dan sifat acara pidana ini lihatlah VAN APELDO— ORN Inleiding tot de studie van het Nederlandse recht, 1955, hal. 282 - 285). Tetapi inisiatif jaksa ini dibatasi dalam penuntutan terhadap delik-delik yang dikenal dengan nama ,delik aduan" (klachtdelict). Dalam hal delik aduan maka diadakan tidaknya tuntutan terhadap delik itu di- gantungkan pada ada tidak adanya persetujuan dari yang dirugikan, yaitu jaksa hanya dapat menuntut sesudah diterimanya aduan dari yang dirugikan. Selama yang dirugi- kan belum memasukkan aduan maka jaksa tidak dapat me- ngadakan tuntutan. Alasan satu-satunya dari pembuat KUHPidana untuk menetapkan delik aduan itu dalah per- timbangan bahwa dalam beberapa hal tertentu pentingnya bagi yang dirugikan supaya perkaranya tidak dituntut adalah lebih besar dari pada pentingnya bagi negara supaya perkara itu dituntut (VOS, hal. 227 - 228; JONKERS, hal. 150; HAZEWINKEL-SURINGA, hal. 326, yang menun- juk kepada SMIDT, 1, hal. 493; POMPE, hal. 524, yang juga juga menunjuk kepada SMIDT, I, itu; VAN HATTUM, I, hal. 552, yang dalam noot 1 juga menunjuk kepada SMIDT, I, tersebut). Pada permulaan, beberapa delik aduan dicantumkan da- lam pasal 22 Wetboek van Strafvordering Belanda, yang menentukan bahwa perzinaan, penghinaan atau pengge- lapan barang titipan hanya dapat.diusut (disidik) atau di- tuntut sesudah diterimanya atau berdasarkan aduan dari fihak yang dirugikan. Pada tahun 1886, yaitu pada waktu diundangkannya Wetboek van Strafrecht Belanda, maka keharusan ada aduan dari yang dirugikan terlebih dahulu itu, dijadikan syarat supaya dapat dituntut bagi lebih ba- nyak delik lain lagi dan sebagian lembaga hukum pidana 257 : itu dipindahkan kedalam titel 7 4) tentang delik ad ache Belanda tersebut Sejak tan 1 Wethork vr joek van Strafrecht Belanda dicantumkan 1886 dalam berhak mengajukan aduan dan jangka-jangka siapa yer kk mengajukan dan menarik kembali aduan, baal a engaiukan, penjabat yang menerima aduan dan ae od an tetap ditentukan dalam Wetboek van Straf. tempat aduan t pasalpasal 164 dan 165 (HAZEWINKEL. SURINGA hal 325). VOS (hal. 228) berkesimpulan bahwa oeindahen Jembaga hukum pidana tentang delik aduan dari Wetboek van Strafvordering ke daiam Wetboek van Strafrecht itu memperlihatkan diterimanya pendapat bah- wa aduan itu tidak hanya berhubungan dengan pelaksanaan hak menuntut hukuman tetapi juga bahwa aduan itu me- nimbulkan hak menuntut hukuman tersebut. HAZEWINKEL-SURINGA (hal. 325) : ,,Deze gedeeltelijke overheveling naar het Wetboek van Strafrecht is geen willeke- urige. Het vervolgingsrecht toch, toekomend aan de staat en zijn organen, wordt mede bepaald door voorschriften betreffen- de de klachte, die immers een voorwaarde vormt voor de ver- volgbaatheid. Het stellen van voorschriften, die de wijze van uitoefening raken, kon aan het Wetboek van Strafvordering blijven voorbehouden”. ditunjuk siapa yang bens, ‘ang bersangkutan sekaligus juga en: 7 e dana hanya mengenal kejahatan mae eeaR aduan. KUHPi- Perlu ditegaskan dising 7 sini pul, So tentang delik aduan int tiga lembaga hukum pi- idana,, Jag seria sebagai salah sate gon hulu oportu- qi F lukum acara i delik ad Juga Penuntut °. Sampai diterj 'uan Penuntut tuntutan, Ta tee sre tae hewn aduan, masih yang bersangkutan, eyenang mendep aqueaa mengadakan Penuntut-Umum, bewttya, pernah “poneren) perkara an, masih juga berwenan. Masih bel toalkan apa- # telah mengedar diajukan adu- 0 Pengusutan Umum harus mens copsporing). JONKERS (hal. 150) menjawab pertanyaan ini Gengan : ya, karena KUHPidana hanya melarang penuntut- fan (vervolging) dan tidak melarang pengusutan (opspo- ing), Bukankah, sefing penting sekalilah pengusutan itu se- gera dimulai untuk mencegah dihilangkannya bahan-bahan bukti! Tentang persoalan ini lihatlah W Nr 11753, 11759 (Iarangan SIMONS), 11766 (karangan VOS), dan Karangan NIKUWENHUIS dalam TvS, 38, hal. 94 djb. Mengenai pendapat-pendapat yang pro dan kontra lembaga hukum pidana tentang delik aduan ini, JONKERS (hal. 150- 151) beranggapan : ,,Van sommige zijden is de instelling der Klachtdelicten veroordeeld, omdat zij het individueel belang laat voorgaan boven het algemeen belang en het de plicht van de overheid is, het laatste te laten praevaleeren. In principe is Git bezwaar juist. Er laten zich echter delicten denken waarvan de al of niet vervolging voornamelijk van belang is voor den benadeelde, In elk geval zal het met het oog op dit terecht naar voren gebrachte bezwaar zaak zijn niet al te lichtvaardig ¢ toe over te gaan een strafbaar feit tot een klachtdelict te maken. Hoewel, zooals ik reeds opmerkte, het aantal klachtdelicten in ons wetboek betrekkelijk gering is, betwijfel ik toch of de wet- fever in dit opzicht wel voorzichtig genoeg is geweest, vooral omdat het opportuniteits-principe een der principieele trekken van ons strafprocesrecht is waardoor heg fan het openbaar- ministerie wrij staat, als prive en openbaar belang elkander dekken, een zaak onvervolgd te laten. Zoo zijn overspel en vele| anderezededelicten, welke tot klachtdelicten zijn gemaakt, aangelegenheden, welke niet alleen de betrokkenen aangaan, maar ook voor den Staat van belang zijn. Het mag dan ook geen verwondering baren, dat de nieuwere stroomingen in het straf- recht een zekere afzijdigheid tegenover dit instituut aan den dag leggen. Hiervan getuigt in zeker opzicht ook het bij de wet ter bescherming van de openbare orde van 19 Juli 1934, S. 405 in het N.W.v.S. opgenomen art. 67a. Dit artikel geeft het O.M. de vevoegdheid om bij een misdrijf van beleediging, dat alleen op klachte vervolgbaar is, voor het geval geen klacht wordt ingediend en het O.M. om redenen van algemeen belang een vervolging wenschelijk acht, aan den klachtgerechtigde kennis te geven, dat tot strafvervolging zal worden overgegaan, tenzij binnen acht dagen na ontvangst van deze kennisgeving de klachtgerechtigde mededeeling doet, dat zijnerzijds tegen cen strafvervolging bezwaar bestaat. Het niet inkomen van cen bericht van bezwaar vervangt de klacht. Deze bepaling is in het leven geroepen, omdat meermalen hoogere ambtenaren, die in openhare geschriften op beleedigende wijze werden ange 259 > si vallen, het beneden, dui dienen, tr Hor wor deze gevalen b chelijk mee enbaar-miinisterie te legen, Ro van et open. De zwakke zijde der regeling te overmtaande de erkenning van het alge aie suatvervOlging, de beleedigde het toch in: 2 — destrafvervolging tegen te houden”. 28, Jenis-jenis kejahatan aduan — Kejahate dua jenis, yaitu : a a. kejahatan aduan yang absolut ( mutlak ) b. kejahatan aduan yang relatif (nisbi ) Ad a: Kejahatan aduan yang absolut adalah (VOS, hal. 228, membuat rumusan sebagai jute zijn die, welke als regel alleen op ziin, .”). Kejahatan-kejahatan yang ter an kejahatan aduan ini adalah antara lain : hinaan (pasal-pasal 310-319 KUHPidana) — hinaan terhadap seorang penjabat pada wal lakukan jabatan yang sah, dapat ditun karena jabatan (ambtshalve). Dalam pen kepentingan umum yang terancam begitu m pembuat KUHPidana telah menganggap p adakan perkecualian atas prinsip delik ac disinggung diatas tadi —, beberapa kejah ee 284 (berbuat zina), 287 (b ‘ang perempuan yang bukan isteri dan bawah 15 tahun), 293 (membuiuill lum dewasa dan yang belum pern toeke menjalankan Perbuatan-pe elarikan seorang Perempuan) KUHPi rahasia (pasal 32 KUMP Ce i js . oe hanya dalam keadaan torte cate oe teil eel Biasanya kejahatan itu bukan delik aduan (VOS, hal. 228, membuat rumusan sebagai berikut : * relatieve wer die, welke slechts klachtdelict ziin, indien er een be- paalde betrekking bestaat tussen de dader of medeplich- tige enerzijds en de gelaedeerde anderzijds”). Kejahatan- kejahatan yang termasuk golongan kejahatan aduan ini adalah pencurian dalam kalangan keluarga (familie-dief- wal) dan delik-delik kekayaan (vermogensdelicten) yang rang lebih sejenis. Pasal 367 KUHPidana menetapkan : (1) dika pembuat atau pembantu salah satu kejahatan yang ditetangkan dalam bab ini ada suami (isteri) orang yang kejahatan itu” — pencurian —, ,yang tidak bercerai meja makan dan tempat tidur atau bercerai harta benda maka pembuat atau pembantu itu tidak dapat dituntut hukuman. (2) dika ia suaminya (isterinya) yang sudah diceraikan meja maken dan tempat tidur atau harta benda, atau sanak atau keluarga orang itu karena kawin, baik dalam keturunan yang lurus, maupun keturunan yang menyimpang dalam derajat yang kedua, maka bagi ia sendiri hanya dapat dilakukan penuntutan, kalau ada pengaduan dari orang yang dikenalan kejahatan itu. (3) Jika menurut adat istiadat keturunan ibu, kekuasaan bapa dilakukan oleh orang lain dari bapa kandung, maka ketentuan dalam ayat kedua ber- laku juga bagi orang itu”. Biasanya pencurian itu bukanlah delik aduan. Tetapi dalam keadaan seperti yang tertera dalain ayat-ayat 2 dan 3 ketentuan pidana ini,, yaitu dalam hal pencurian dalam kalangan keluarga maka pencurian itu merupakan delik aduan. Beberapa delik kekayaan lain yang juga dapat merupakan delik aduan adalah pemerasan dan ancaman (pasal 370 KUHPidana), penggelapan (pasal 376 KUHPidana), penipuan pasal 394 KUHPidana). dll Oleh menteri kehakiman Belanda, MODERMAN, dike- mukakan dua alasan bagi ditetapkannya kejahatan aduan yang relatif itu dalam Wetboek van Strafrecht Belanda (SMIDT, II, hal 525), yaitu : a. Alasan susila, yaitu mencegah terjadinya hal pemerin- tah terpaksa menempatkan orang-orang yang mempu- nyai hubungan yang sangat dalam (intiem) antare yang satu dengan yang lain berhadapan muka didepan hakim pidana. 261 262 (stoffelijk), yaitu de facto (feite. eriil ee ‘ b. at ; Ve eacam condominium antara suami dan lijk) ada isteri. dengan alasan yang kedua ini kata. Karena bern ana justru tidak jelas, maka Vos kata undang-undang justru berdasarkan alasan ndapat_ bahwa, ~ (ha berretlah diterima pendapat bahwa tidak dapat ma i, ‘ jet - olgbaarheid) itu tetap ada dalam dituntutnyt (vet ereeraian karena dilakukan delik pen. curian itu atau keadaan sesudah diputuskan perceraian an- tara meja makan dan tempat tidur. Berdasarkan alasan su- sila maka dapatlah diterima pendapat bahwa pencurian itu juga tidak dapat dituntut dalam keadaan perkawinan yang diadakan sesudah pencurian itu dilakukan! VOS (hal. 229) : ,,Op te merken valt, dat chantage of afdreiging tegelijk is een absolut en een relatief klachtdelict; volgens sommigen is dan ook art, 319 (voorzover betreft de toepas- selijkverklaring van art. 316 al. 2) ten aanzien van het delict van art, 318 overbodig, maar ik meen, dat het toch ook voor chantage nog wel een practisch belang heeft, nl. de mogelijkheid van splitsing der klachte bij de relatieve klachtdelicten : zo zal, indien door twee broers gezamenlijk tegen hun vader chantage wordt gepleegd, de vader, als hij dat wenst, tegen een van beiden een klachte kunnen indienen, iets wat niet mogelijk zou zijn, als cnantage alleen een absoluut klachtde- lict was. Men neemt namelijk aan, dat bij absolute klacht- delicten splitsing der klachte niet mogelijk is (aldus ook H.R. 11 Nov. 1889 W. 5799). Men klaagt dan nl. over het feit en i klachte maakt dus vervolging van alle bij het delict betrok- kenen mogelijk; bij relatieve klachtdelicten echter is de klachte ee ee gen bepaalde persoon gericht en is dus esplitsing ne fan Misschien mag men zelfs, eveneens op grond van ft inthe mem dat indien de ,,gechanteerde” een klachte niet wetende, wie de dader is, nog 'n nieuwe Klachte modig ‘is, w: ’ dader cen farcitielia jz", M™ Bekend geworden is, dat de 29. Yang berhal , KUHPidene mae mengajukan delik aduan — Pasal 72 kan bah cua hanya b, itunty ahwa ,,(1) Jika kejahatan yang ran peer t atas Pengaduan, dilakukan kepada lagi belum cere Belum cukup enam belas tahun dan Sa, atau kepada orang yang dibawah peni- an (curatele) lain orang bukan dari seba tee, Golnma dalam Keadaan-keadaan ie, eae oat mengadu ialah wakilnya yang sah dalam perkara sipil (2) jika tidak ada wakil, atau dia sendiri yang harus diaduken maka penuntutan boleh dilakukan atas pengaduan wali yang mengawas-awas atau curator (penilik) atau majclis yang menjalankan Kewajiban wali pengawasawas atau yang menjalankan kewajiban curator itu, atas pengaduan jsteri, seorang kaum keluarga dalam turunan yang lurus, atau kalau ini tidak ada atas pengaduan kaum keluarge dalam turunan yang menyimpang samipai derajat yang ke- tiga” Baik dari ketentuan ini maupun dari ketentuan- ketentuan pidana ‘tersendiri dalam Buku I KUHPidana, seperti pasal 367 atau pasal 370 jo pasal 367, maka yang berhak mengajukan aduan pada umumnya orang yang di- kenai (menjadi korban) kejahatan yang bersangkutan. Apabila yang berhak mengajukan aduan ini belum ada umur 16 tahun dan lagi pula pada saat itu belum dewasa — perlu diingat disini bahwa seorang dapat menjadi dewasa sebelum umur 16 tahun karena perkawinan —, atau ditem- patkan di bawah pengawasan (penilikan, curatele) ,,bulan dari sebab keborosan” (anders dan wegens verkwisting), maka aduan dapat diajukan oleh wakil yang sah dalam per- kara hukum perdata (JONKERS, hal. 152 :_,,wettige vertegenwoordiger in burgerlijke zaken”), yaitu ayah atau pengawas (curator) dalam hal orang yang dikenai kejahatan yang bersangkutan tunduk pada hukum perdata menurut (KUHPerdata. Bagi orang yang tunduk pada hukum per- data adat dengan sendirinya hukum adat. Apabila wakil tersebut tidak ada, atau wakil itu ,,sendiri yang harus di- adukan”, maka aduan dapat diajukan oleh pengawas per- walian (toeziende voogd) atau pengawas pengawasan (toe- ziende curator) atau dewan yang melakukan pengawasan atas perwalian atau pengawasan itu, oleh isteri atau salah seorang anggota keluarga (famili) sedarah dalam garis lurus, atau apabila. yang disebut ‘terakhir ini tidak ada, salah se- orang anggauta keluarga (famili) sedarah dalam garis me- nyimpang sampai derajat ketiga. Ayat 2 pasal 74 KUHPida- na menentukan bahwa ,,Kalau pada ketika orang yang di- kenai kejahatan, mendapat hak untuk mengadu belum habis tempo yang tersebut dalam ayat pertama” — yaitu 263 LO 264 rjale Ketika ity an tempo yang uan yang disinggung tor. alam Strafwetboek di Neger} 4 KUHPidana 1 pasal vo : ‘ih in berhak mengad = itu aja”. ak tereantum d. m tersebut a akhir ini tida Belanda. cores (hal, 162) wDit is met zooweel woorden in het JONKERS et vty in tegenstelling met het moederlandsche Indice strate roe i so het het woord eet (den vastgelegd (ath Avon nog niet heeft bercikt in art. 72 Wy leeftijd van 1h iareget heeft ment de moederlandsche reda je: ‘i Met opze sch wist deste, an zentien jaren nog niet had bereikt” vermeden Hintegarigen boven de zestien jaren, gehuwde vrouwen, kunnen hun Klachtrecht zeilfstandig zonder eenige machtiging uitoe fenen”. Seperti di Negeri Belanda (lihatlah nomor 27 di atas tadi), maka juga di Indonesia cara mengajukan aduan itu diatur dalam hukur acara pidana. Tetapi dalam hukum acara pidana itu mengenai cara mengajukan aduan, sedikit sekalilah peraturan tertulis. Sebenarnya, kita hanya mem- punyai pasal 8 dari Reglement op de Straguordering, yang dapat dipakai sebagai pedoman. Dalam HIR tidak ada peraturan-peraturan mengenai cara mengadukan aduan. Ayat 1 pasal 32 HIR hanya mengatakan, bahwa bupati menerima surat. pengaduan. Boleh dikatakan bahwa di Indonesia cara mengajukan aduan diatur oleh hukum acara ebiasaan yang telah tumbuh dalam praktek. : 30. Jangka waktu berlakunya hak mengajukan aduan — Pasal 74 ayat 1 KUHPidana menentukan bahwa ..Pengadu- an hanya boleh dimasukkan dalam tempo .enam bulan se- sudah orang yang berhak mengadu mengetahui perbuatan yang dilakukan itu, kalau ia berdiam di Negara Indonesia ini, atau dalam tempo sembilan bulan sesudah ia mengeta- ‘ui itu, kalau ia berdiam diluar Negara Indonesia”. Dalam at dua ketentuan pidana lain dicantum! a ai ates dalam pasal 293 ayat 3 KUHPidana : sem- Baty aE an duabelas bulan. Ditentukannya jangka a 7 ae lain ini adalah berhubung dengan jangka i 153) edu (hamil) seorang Perempuan (JONKERS, ~ 153). Dalam hal aduan disampaikan secara lisan, saat aduan lisan itu diucapkan kepada ii i f pena menerimanya, dianggap menjadi ear rai gukan (tijdstip der indiening), dan dalam hal aduan di, cempaikan secara tertulis maka saat aduan diajukan adalah tanggal pengiriman (verzending) surat aduan, jadi, bukan tanceal_-penerimaan (ontvangst) surat aduan itu. jeriu diperhatikan bahwa dalam hal delik aduan yang absolut, aduan itu tidak dapat dipecah (onsplitsbaar) Misalnya, dalam hal perzinaan, aduan itu tidak dapat diaju- ken hanya terhadap yang turut-melakukan!. . JONKERS (hal. 153) : Bij de absolute klachtdelicten is de Klacht onsplitsbaar, hetgeen wil zeggen, dat bijv. bij overspel de klacht niet enkel kan worden ingesteld tegen den medeple- ger. Indien dit nu toch gebeurt, is er dan een rechtsgeldige Klacht ingediend? Bij zijn beschikking van 21 Juli 1939 be- antwoordde de voorzitter van den landraad te Padang (bekrach- tigd door den raad van justitie te Padang 28 Juli 1939, T. 150. blz. 819) deze vraag ontkennend. In denzelfden zin besliste de landreadvoorzitter te Kendal (besch. 16 Maart 1939), doch deze beschikking werd vernietigd door den r.v.j. te Semarang (7. 150, blz. 595) met de overweging, dat, al was de klacht gericht tegen een bepaald person, zulks niet belet de vervolging van den anderen persoon, aangezien in casu sprake is van een ebsouu klachtdelict. Intusschen kan de ander achterwege laten. Deze laatste opvatting komt mij de juiste voor. Bij abso- lute Klachtdelicten wordt niet geklaagd tegen een persoon, mazr terzake van een feit. Wordt in een ingediénde klacht alleen de naam van den medepleger genoemd, dan maakt dit de klacht niet nietig. De vervolgende instantie is in een dergelijk geval, waar een rechtsgeldige klacht is ingediend, bevoegd alle deel- nemers te vervolgen terwijl hij, van meening zijnde, dat om bijzondere redenen een. van hen onvervolgd kan blijven, insge- lijks daartoe bevoegd is. De klager is niet gerechtigd het ver- volgingsrecht bij absolute klachtdelicten te beperken, aan den anderen kant laat de indiening van een klacht de depo- neeringsbevoegdheid van het O.M. intact”. Pada saat (tijdstip) manakah jangka waktu hak dari yang dikenai kejahatan yang bersangkutan dapat mengaju- kan aduan? Sebagian pengarang-pengarang hukum pidana (seperti. VOS, JONKERS, POMPE) berpendapat babwa sent itu adalah saat bahwa yang dikenai kejahatan yang rs sangkutan telah mengetahui (,,er kennis van kar! 265 bahwa oleh barangsiap. sangkutan itu telah dilakukan terhaday »mengetahui” itu tidak meliputi kabar angin! JONKERS (hal. 153 - 154) : Met Pompe ben ik van meening, dat hieronder moet worden verstaan het tijdstip, waarop de belanghebbende er kennis van krijgt, dat de betreffende per- fom tegenover wien jij zijn Klachtrecht kan doen gelden, het feit gepleegd heeft. andes: zou in vele gevalien de termijn * tot indiening der klacht Verloopen zijn, zonder dat de klacht- Cerechtigde gelegenheid heeft Schad zijn recht uit te oefenen. a2 (persoon) kejahatan yang ber- pnya. Teranglah, Op dat standpunt stelde zich evencens de lang x rand te yonnis 26 Februari 1938, bekrachti, i $938, T. 148, blz. 911), die West a geet (inzake een inbreuk op auteursrecht) tempore woh ns Macht daar 2ij was ingediend drie dagen, nadat de gepleeshe Pe te rijner kennis was gekomen, In tegenoversemee smbeeuk een beslissing van den landraarvoorzitter te Socal itt ‘Augustus 1936, bekr. door den vj. Semarang (Tne ne 743). Naar dit vonnis is beslissend voor het moment ay oe aanvang het kennis bekomen van het gepleesde tei en van het kennis bekomen van den person, die het felt seplent heeft. Het bezwaar van deze opvatting is, zoolas ik al ghee dat in vele gevallen dan de Klachttermijn verloopen sal tig zonder dat de Klachtgerechtigde in staat is geweest wn zijn Klachtrecht gebruik te maken”. = fe Padang. 4 Agustus Pasal 73 KUHPidana menentukan bahwa ,Jika kejahatan jtu dilakukan kepada seseorang yang meninggal dalam tem- po yang ditetapkan dalam pasal yang berikut” — yaitu pasal 74 KUHPidana — ,,maka dengan tidak usah menam- bah tempo itu, dapat penuntutan dilakukan atas pengaduan ibu bapanya, anak atau suaminya (isterinya) yang masih hidup, kecuali kalau nyata, bahwa yang meninggal itu tidak menghendaki penuntutan ”. Kehendak yang disebut ini harus terang. Selanjutnya, ketentuan ini tidak berlaku da- lam hal pengaduan berdasarkan pasal 284 KUHPidana. Li- hatlah pula pasal-pasal 91, 320 dan 321 KUHPidana. Pasal 75 KUHPidana menentukan bahwa ‘,,Barangsiapa yang memasukkan pengaduan, tetap berhak untuk men- cabut kembali pengaduannya itu dalam tempo tiga bulan sejak hari memasukkannya”. Pengaduan yang telah dicabut itu tidak dapat digjukan lagi. Dalam hal delik perzinaan seperti yang tercantum da- lam pasal 284 KUHPidana, maka pengaduan dapat dicabut Kembali selama delik yang bersangkutan masih belum mula diperiksa dalam sidang pengadilan. telah menjadi satu praktek bahwa sebelum sidang pengadilan. Telah menjadi satu praktek bahwa sebelum sidang pengadilan dimulei be kim masih sekali lagi menanya kepada pengadu ae tetap pada pengaduannya atau telah sangeuP mencal nya kembali. Apabila tetap, maka acara dimulai. 267

Anda mungkin juga menyukai