Makalah Sig (Analisis Spasial) - Jumriati
Makalah Sig (Analisis Spasial) - Jumriati
“ANALISIS SPASIAL”
Dosen Pengampu:
Aswin nur saputra
Disusun Oleh:
JUMRIATI
2110115220023
Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, atas selesainya penyusunan makalah
saya .(SIG) dan sumber-sumber yang ada di media internet untuk memenuhi standar penulisan
makalah saya khusus di mata kuliah praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG).Kiranya
makalah ini bisa memenuhi nilai untuk kebutuhan mahasiswa sebagai bahan belajar praktikum
Sistem Informasi Geografis (SIG) maupun bahan untuk penelitian yang berbasis geospasial dan
bisa membantu dosen menjelaskan dalam praktekum Sistem InformasiGeografis (SIG). Untuk
itu saran dan kritik yang membangun diri pembaca akan diterima dengan senang hati.
COVER ....................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................................2
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUA......................................................................................................4
A.Latar Belakang .............................................................................................................4
B.Tujuan Dalam Penulisan Makalah ...............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................5
A.SsitemInformasi Geografis (SIG) ...............................................................................5
B.Analisis Spasial Overlay Dalam (SIG) ........................................................................6
C.Teknik Analisis Spasial Overlay Dalam (SIG)............................................................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................................34
A.Simpulan .....................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................35
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem yang memiliki fungsi
pengumpulan,pengaturan, pengelolahan, penyimpanan sampai segala jenis data (informasi) yang
berkaitandengan geografi dengan manfaat menyajikan informasi secara lengkap dan akurat,
sehinggamempermudah analisis untuk pembuatan dan pengambilan keputusan, khususnya
keputusanyang berkaitan dengan aspek keruangan dan menunjang perencanaan pembangunan
beberpabidang, seperti pertanian dan kehutanan, pemetaan sumber daya dan pemantauan
bencanaalam. Dalam SIG memerlukan beberapa teknik matematis yang terkait dengan data atau
layerkeruangan yang dilakukan untuk Analisis Spasial. Menurut De Mars dalam Nabila,
(2019),sebuah analisis spasial terdiri dari berbagai macam operasi dan konsep
diantaranya;perhitungan sederhana, klasifikasi, penataan, tumpeng susun geometris, dan
pemodelan kartografis.
Salah satu proses analisis spasial tersebut terdapat sebuah tipe dasar yang dapatdigunakan
untuk mengeksplorasi karakteristik spasial dan atribu melalui penggabunganbeberapa layer data.
Proses tersebut dinamakan overlay. Overlay merupakan salah satuprosedur penting dalam
analisis SIG (Sistem Informasi Geografi). Secara singkat overlaydapat digunakan untuk
menampilkan suatu peta digital pada peta digital yang lain besertaatribut-atributnya dan
menghasilkan peta gabungan keduanya yang memiliki informasiatribut dari kedua peta tersebut .
Teknik yang digunaan untuk overlay peta dalam SIG ada 2yakni union dan intersect.
Penggunaan teknnik tersebut tergantung pada pertanyaan yangingin dijawab atau kasus yang
sedang diteliti, jenis fitur dalam data input, dan fitur yangingin ditampilkan dalam output.
B. Rumusan Masalah
a. .Apa yang dimaksud Sistem Informasi Geografis (SIG)
b. Apa yang dimaksud dengan analisis spasial overlay
c. Bagaimana tahap kerja teknik analisis spasial overlay dalam (SIG)
C. Tujuan Dalam Penulisan Makalah
a. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan analisis spasial overlay
b. Untuk mengetahui tahapan kerja teknik analisis spasial overlay dalam (SIG
BAB 2
PEMABAHASAN
Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda.
Secarasederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu
layeruntuk digabungkan secara fisik.
Pemahaman bahwa overlay peta (minimal 2 peta) harus menghasilkan peta baruadalah
hal mutlak. Dalam bahasa teknis harus ada poligon yang terbentuk dari 2 peta yang di-overlay.
Jika dilihat data atributnya, maka akan terdiri dari informasi peta pembentukya.Misalkan Peta
Lereng dan Peta Curah Hujan, maka di peta barunya akan menghasilkanpoligon baru berisi
atribut lereng dan curah hujan.
Teknik yang digunaan untuk overlay peta dalam SIG ada 2 yakni union dan intersect.Jika
dianalogikan dengan bahasa Matematika, maka union adalah gabungan, intersect adalahirisan.
Hati-hati menggunakan union dengan maksud overlay antara peta penduduk danketinggian.
Secara teknik bisa dilakukan, tetapi secara konsep overlay tidak.
Ada beberapa fasilitas yang dapat digunakan pada overlay untuk menggabungkan
ataumelapiskan dua peta dari satu daerah yang sama namun beda atributnya yaitu :
1. Dissolve themes
Dissolve yaitu proses untuk menghilangkan batas antara poligon yang mempunyai
dataatribut yang identik atau sama dalam poligon yang berbeda. Peta input yang telah
didigitasi masih dalam keadaan kasar, yaitu poligon-poligon yang berdekatan dan
memilikiwarna yang sama masih terpisah oleh garis poligon. Kegunaan dissolve
yaitumenghilangan garis-garis poligon tersebut dan menggabungkan poligon-poligon
yangterpisah tersebut menjadi sebuah poligon besar dengan warna atau atribut yang
sama.
2. Merge Themes
Merge themes yaitu suatu proses penggabungan 2 atau lebih layer menjadi 1 buah
layerdengan atribut yang berbeda dan atribut-atribut tersebut saling mengisi atau
bertampalan,dan layer-layernya saling menempel satu sama lain.
3. Clip One Themes
Clip One themes yaitu proses menggabungkan data namun dalam wilayah yang
kecil,misalnya berdasarkan wilayah administrasi desa atau kecamatan.Suatu wilayah
besar diambil sebagian wilayah dan atributnya berdasarkan batasadministrasi yang kecil,
sehingga layer yang akan dihasilkan yaitu layer dengan luasyang kecil beserta atributnya.
4. Intersect Themes
Intersect yaitu suatu operasi yang memotong sebuah tema atau layer input atau
masukandengan atribut dari tema atau overlay untuk menghasilkan output dengan atribut
yangmemiliki data atribut dari kedua theme.
5. Union Themes
Union yaitu menggabungkan fitur dari sebuah tema input dengan poligon dari
temaoverlay untuk menghasilkan output yang mengandung tingkatan atau kelas atribut.
6. Assign Data Themes
Assign data adalah operasi yang menggabungkan data untuk fitur theme kedua ke
fiturtheme pertama yang berbagi lokasi yang sama Secara mudahnya yaitu
menggabungkankedua tema dan atributnya.
C. Tahapan Kerja Analisis Spasial Overlay Dalam (SIG)
1.Analisis Overlay Matrik 2D
Analisis overlay matrik 2D digunakan untuk mengetahui perubahan suatu lahan.
Datayang dibutuhkan untuk menganalisis dengan metode ini diperlukan data multitemporal.
Datamultitemporal dapat diambil dari peta penggunaan lahan tahun 1 dan tahun 2. Hasil
yangdiperoleh dari proses analisisi overlay matrik 2D adalah data perubahan penggunaan lahan.
Studi kasus yang dilakukan menggunakan data peta penggunaan lahan pada tahun1 (T1)
dantahun 2 (T2) wilayah Sub DAS Brantas Hulu. Deskripsi kegiatan analisis overlay matrik
2Duntuk neraca sumberdaya alam daerah dapat diperinci sebagai berikut:
Kegiatan: Neraca Sumber Daya Alam
DaerahTema: Monitoring/Pemantauan Perubahan Penggunaan Lahan
Data Dasar: Peta Penggunaan Lahan Tahun Pertama dan Tahun Kedua
Lokasi: Sub DAS Brantas Hulu (Kota Batu)
Proses: Overlay Matriks dua DimensionalTujuan: Mengetahui perubahan penggunaan lahan
suatu wilayah berdasarkaninformasi peta digital tahun pertama dan tahun kedua
2. Analisis Binary
Skenario kegiatan analisis overlay dengan model binary dalam hal ini dilakukan
untukmenentukan lokasi yang sesuai untuk permukiman. Contoh wilayah studi
kasusadalahwilayah Kabupaten Sleman. Adapun skenario wilayah kajian untuk analisis binary
sebagaiberikut:Kegiatan: Kesesuaian Lahan PermukimanTema: Pemodelan Kesesuaian Lahan
PermukimanData Dasar: Peta Kemiringan Lereng, Peta Bentuklahan, Peta Kerawanan
BencanaAlamLokasi: Kabupaten SlemanProses: Pendekatan Kuantitatif (Binary)Penentuan
kesesuaian lahan dapat dilakukan dengan mengoverlaykan unsur-unsurpenentu kesesuaian lahan
yang dimiliki. Sebagai contoh penentuan kesesuaian lahanpermukiman, unsur yang menjadi
pertimbangan apakah lahan tersebut sesuai atau tidakadalah berupa tiga unsur yang terdapat
dalam peta dasar meliputi: 1) Lereng, 2) Bentuklahan (3) Tingkat Kerawanan Bencana.
Sehingga, secara mutlak lahan yang dianggap sesuaiapabilamemiliki kriteria sebagai berikut:
1) Kemiringan lereng lebih kecil dari 30%
2) Bentuk lahan selain V1, V2, dan V3
3)Tidak rawan bencanaKriteria tersebut bersifat mutlak apabila tidak memenuhi salah satu
persyaratan yangtelah ditentukan maka lahan tersebut tidak sesuai untuk peruntukan tujuannya.
Pendekatankriteria yang bersifat mutlak disebut pendekatan kuantitatif binary. Teknik kuantitatif
binary digunakan untuk skala tinjau dimana variabel yang digunakan dalam
pemodelandiklasifikasikan dalam dua kelas dan masing-masing diberi harkat sesuai atau tidak
sesuai(hanya ada dua opsi pilihan). Pilihan pemodelan dapat dikembangkan sesuai kriteria
wialayahkajian.Parameter yang digunakan dalam bahan latihan meliputi tiga parameter
yaitu:Kemiringan Lereng, Bentuklahan, dan Tingkat Kerawanan Bencana. Secara jelas kelas
danharkat dari ke tiga paramater tersebut.
3.Analisis Kuantitatif Berjenjang Tertimbang
Aplikasi pendekatan kuantitatif berjenjang tiap unit dalam satu tema memiliki nilaiatau harkat
yang disesuaikan dengan kontribusi terhadap penentuan hasil dari modelnya.Analisis dengan
metode analisis kuantitatif berjenjang tertimbang tema memiliki kontribusiyang berbeda
sehingga harus dibuat bobot sesuai dengan tingkat pengaruhnya terhadap hasil.Aplikasi yang
digunakan adalah pemodelan spasial penentuan arahan fungsi kawasan dimanamodel ini
mengangap bahwa kondisi kawasan banyak dipengaruhi oleh tiga komponen yangmempunyai
harkat dari 1-5 lereng, jenis tanah dan curah hujan. Sebagai catatan bahwa setiapkomponen
tersebut memiliki bobot kontribusi yang berbeda dengan dominasinya dalampenentuan fungsi
kawasan.Adapun skenario wilayah kajian untuk analisis kuantitatif berjenjangtertimbangsebagai
berikut:
Kegiatan: Penentuan Arahan Fungsi Kawasan
Tema: Pemodelan Spasial Penentuan Arahan Fungsi Kawasan
Data Dasar: Peta kemiringan lereng, tekstur tanah dan curah hujan
Lokasi: Wilayah Administrasi Kabupaten Situbondo
Proses: Pendekatan Kuantitatif Berjenjang
TertimbangBerdasarkan pada menurut SK Menteri Pertanian No.837/Kpts/Um/11/1980
danNo.:683/Kpts/Um/8/1981 yang kemudian diolah kembali maka dapat diketahui bahwa
ketigaparameter fisik tersebut mempunyai jenjang harkat yang berbeda. Setiap parameter
tersebutmemiliki bobot kontribusi yang berbeda sesuai dengan dominasinya dalam penentuan
arahanfungsi kawasan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Analisis data spasial merupakan sekumpulan teknik untuk menganalisis data spasialyang
hasilnya sangat bergantung pada lokasi objek yang bersangkutan yang sedang dianalisis,serta
memerlukan akses baik terhadap lokasi objek maupun atribut-atributnya. Tipe dasar darisebuah
analisis spasial adalah overlay.Overlay adalah analisis spasial esensial yangmenggabungkan dua
layer atau tematik yang menjadi masukkannya. Teknis mengenaianalisis ini terbagi ke dalam
format datanya, yaitu raster dan vektor. Pada data raster, fungsianalisis spasial overlay
diwujudkan dalam pemberlakuan beberapa operator aritmatika daridua masukan citra digital
untuk menghasilkan sebuah citra digital lainnya. dengan demikian,nilai-nilai piksel citra akan
dikombinasikan dengan menggunakan operator aritmatika danbiner untuk menghasilkan nilai-
nilai piksel baru. Pada raster/grid, layer peta dapat dinyatakansebagai variabel-variabel
aritmatika yang dapat dikenakan fungsi-fungsi aljabar. Pada formatvektor, overlay berkaitan
dengan pembagian nilai atribut ketika geometri digabungkan.Sebagai contoh, ketika poligon
dibagi oleh poligon tumpang tindih, tertentu nilai atribut harusdibagi dengan tepat. Secara
umum, perangkat Sistem Informasi Geografis membaginya kedalam dua kelompok, yaitu
intersect (irisan) dan union (gabungan).
DAFTAR PUSTAKA
Nabila Arizka. A, (2019). Analisis Overlay Pada Sistem Informasi Geografis (SIG). Jakarta :
Departemen Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia A
https://www.coursehero.com/file/45979215/Nabila-Arizka-A-Makalah-Analisis-Overlay-SIG-D-
1pdf / .
Nuryanti, J.L. Tanesib, A. Warsito, (2018) Pemetaan Daerah Rawan Banjir DenganPenginderaan
Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kupang : Jurusan Fisika,Fakultas Sains Dan Teknik, Universitas
Nusa Cendana, Kota Kupang, 8511,Indonesia Universitas Nusa Cendana. Jurnal Fisika Sains dan
Aplikasinya Vol. 3, No.2 – Agustus 2018.
Anwari dan Masdukil Makruf, (2019). Pemetaan Wilayah Rawan Bahaya Banjir Di Kabupaten
Pamekasan Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Madura Program Studi Sistem
Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Islam Madura. Jurnal Ilmiah NERO Vol. 4, No.2 2019.