Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

R
KHUSUSNYA PADA Ny. A DENGAN KEHAMILAN TRIMESTER II
DI PEDUKUHAN JETIS KAPANEWON SAPTOSARI KABUPATEN
GUNUNGKIDUL PROVINSI DIY
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
Dosen Pembimbing: Ns. Sutejo, S.Kep., M.Kep., S.Kep.J

Disusun Oleh :
Dewi Puspitasari P07120521014

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS
2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan
asuhan keperawatan keluarga dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.R
Dengan Kehamilan Trimester II Di Pedukuhan Jetis Kapanewon Saptosari
Kabupaten Gunungkidul Provinsi DIY” dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada bapak Ns.
Sutejo, S.Kep., M.Kep., S.Kep.J selaku pembimbing dalam menyelesaikan
laporan ini. Penyusun menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan
laporan ini, oleh karena itu segala kritik dan saran membangun dari para pembaca
sangat diharapkan oleh penyusun untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Gunung Kidul, 02 Februari 2022

Penulis

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga yang berjudul “Asuhan Keperawatan


Keluarga Tn.R Dengan Kehamilan Trimester II Di Pedukuhan Jetis Kapanewon
Saptosari Kabupaten Gunungkidul Provinsi DIY” disusun untuk memenuhi Tugas
Praktik Stase Keperawatan Keluarga

Disusun oleh:
Dewi Puspitasari (P07120521014)

Telah mendapatkan persetujuan pada :


Hari :
Tanggal :
Tempat : Dusun Jetis Saptosari Gunung Kidul

Oleh :

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

(Emi Kusrini, S.Kep.Ns) (Ns. Sutejo, S.Kep., M.Kep., S.Kep.J)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Tujuan Penelitian .......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Keluarga..............................................................................................3
B. Konsep Kehamilan.....................................................................................................8
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga...................................................................12
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN
A. Pengkajian Keperawatan..........................................................................................27
B. Diagnosa Keperawatan.............................................................................................41
C. Intervensi Keperawatan ...........................................................................................44
D. Pelaksanaan Dan Evaluasi Keperawatan .................................................................46
E. Evaluasi Keperawatan .............................................................................................48
BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan........................................................................................................................49
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................................50
B. Saran.........................................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam dunia
kesehatan khususnya keperawatan. Menurut Departemen Kesehatan RI (1988)
dalam buku Zakaria (2017) Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat
tempat pertama dalam belajar memahami tentang kehidupan sosial. Menurut teori
tahap perkembangan keluarga Duval dan miller (1985) dalam buku zakaria dibagi
dalam delapan tahap perkembangan yaitu keluarga dengan pasangan baru
(Bergaining Family), keluarga dengan anak pertama dibawah 30 bulan (Child
Bearing), keluarga dengan anak pra sekolah (2-6 tahun), keluarga dengan anak
usia sekolah (6-13 tahun), keluarga dengan anak usia remaja (13–20 tahun),
keluarga melepas anak usia dewasa muda, keluarga dengan orang tua paruh baya,
dan keluarga dengan usia lanjut dan pensiunan.
Keluarga mempunyai peran dan fungsi baik dalam kehidupan berkeluarga
maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu fungsi keluarga adalah
fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan pada anggota keluarga yang
bertujuan untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga. Namun,
masih banyak keluarga yang belum mampu merawat anggota keluarganya dengan
baik dan benar, sehingga diperlukan intervensi pendidikan kesehatan bagi
keluarga (Zakaria, 2017). Oleh karena itu diperlukan asuhan keperawatan pada
keluarga supaya keluarga dapat memberikan perawatan pada anggota keluarga
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kesehatan dalam tugas perkembangan
keluarga.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Laporan ini disusun untuk memberikan Asuhan Keperawatan pada keluarga
Tn.R khususnya Ny. A dengan kehamilan Trimester II serta memperoleh
pengalaman nyata dalam melakukan proses dan asuhan keperawatan pada
keluarga Tn.R khususnya Ny.A.

1
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada keluarga keluarga Tn. R khususnya pada Ny.
A dengan kehamilan trimester II
b. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan keluarga keluarga Tn. R
khususnya pada Ny. A
c. Menyusun intervensi keperawatan keluarga Tn.A khususnya pada Ny. A
d. Melakukan implementasi keperawatan keluarga Tn.A khususnya pada Ny.
A
e. Melakukan evaluasi keperawatan keluarga Tn.A khususnya Ny. A.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan ikatan emosional dan mengidentifikasian diri mereka
sebagai bagian dari keluarga (Zakaria, 2017). Duval dan Logan (1986 dalam
Zakaria, 2017) mengatakan keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan pertumbuhan fisik, mental,
emosional serta sosial dari tiap anggota keluarganya.Dari hasil analisa Walls,
1986 (dalam Zakaria, 2017) keluarga sebagai unit yang perlu dirawat, boleh
jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tetapi berfungsi
sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai suatu
keluarga.
2. Tipe atau Bentuk Keluarga
a. Keluarga inti (Nuclear Family)
Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan
yang terdiri dari suam, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran
(natural) maupun adopsi.
b. Keluarga besar (Extended Family)
Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah),
misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern,
seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan
sejanis (guy/lesbian families).
c. Keluarga Campuran (Blended Family)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung dan anak-
anak tiri.
d. Keluarga menurut hukum umum (Common Law Family) Anak-anak
yang tinggal bersama.
e. Keluarga orang tua tinggal

3
Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah
bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah,
serta anak-anak mereka yang tinggal bersama.
f. Keluarga Hidup Bersama (Commune Family)
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal
bersama berbagi hak dan tanggung jawab, serta memiliki kepercayaan
bersama.
g. Keluarga Serial (Serial Family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan
mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing
menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangannya masing-
masing, tetapi semuanya mengganggap sebagai satu keluarga.
h. Keluarga Gabungan (Composite Family)
Keluarga yang terdiri dari suam dengan beberapa istri dan anak-anaknya
(poligami) atau istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya
(poliandri).
i. Hidup bersama dan tinggal bersama (Cohabitation Family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada
ikatan perkawinan yang sah.
3. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Afektif (The affective function): Fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota
keluarga berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi Sosialisasi dan penempatan sosial (sosialisation and social
placement fungtion): Fungsi pengembangan dan tempat melatih anak
untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi Reproduksi (reproductive function): Fungsi untuk
mempertahankan generasi menjadi kelangsungan keluarga.
d. Fungsi Ekonomi (the economic function): Keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.

4
e. Fungsi Perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the healty care function):
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi
tugas keluarga di bidang kesehatan.
4. Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman (2010), yaitu :
a. Tahap I (Keluarga dengan pasangan baru/Beginning family)
Pembentukan pasangan menandakan pemulaan suatu keluarga baru
dengan pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai kehubungan
intim yang baru. Tahap ini juga disebut sebagai tahap pernikahan.
b. Tahap II ( Keluarga kelahiran anak pertama/ Childbearing family)
Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut samapi berusia 30
bulan. Transisi ke masa menjadi orang tua adalah salah satu kunci
menjadi siklus kehidupan keluarga.
c. Tahap III (Keluarga dengan anak prasekolah/Families withpreschool)
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama
berusia 2,5 tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga
saat ini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan posisi
pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki, dan putri-
saudara perempuan.
d. Tahap IV (Keluarga dengan anak sekolah/Families with
schoolchildren)
Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu
penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai
pubertas, sekitar 13 tahun. Keluarga biasanya mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal dan hubungan keluarga pada tahap ini juga
maksimal.
e. Tahap V ( Keluarga dengan anak remaja / Families with teenagers )
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau
perjalanan kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini
berlangsung selama enam atau tujuh tahun, walaupun dapat lebih
singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama,
jika anak tetap tinggal dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun.

5
f. Tahap VI ( Keluarga melepaskan anak dewasa muda /
(Launchingcenter families )
Permulaan fase kehidupan keluarga in ditandai dengan perginya anak
pertama dari rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya
rumah”, ketika anak terakhir juga telah meninggalkan rumah. Tahap
ini dapat cukup singkat atau cukup lama, bergantung pada jumlah anak
dalam keluarga atau jika anak yang belum menikah tetap tinggal di
rumah setelah mereka menyelesaikan SMU atau kuliahnya.
g. Tahap VII ( Orang tua paruh baya / Middle age families )
Merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika
anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun atau
kematian salah satu pasangan.
h. Tahap VIII ( Keluarga lansia dan pensiunan )
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pensiun
salah satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai salah satu kehilangan
pasangan dan berakhir dengan kematian pasangan lain. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini adalah mempertahanka penataan
kehidupan yang memuaskan. Kembali ke rumah setelah individu
pensiun/berhenti bekerja dapat menjadi problematik.
5. Tugas kesehatan keluarga
Menurut Bailon dan Maglaya (1978) yang dikutip Efendi, F & Makhfudli
(2009) secara umum keluarga mampu melaksanakan lima tugas kesehatan
keluarga, yaitu:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga Kesehatan merupakan kebutuhan
keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala
sesuatu tidak akan berartidan karena kesehatnlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dan keluarga habis. Orang tua perlu mengenal
keadaan kesehatan dan perubahanperubahan yang dialami keluarga.
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian keluarga atau orang tua.
b. Memutuskan tindakan kesehatn yang tepat bagi keluarga Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara

6
keluarga yang memepunyai kramampuan memeutuskan untuk
menentukan tindakan keluarga.
c. Memberi perawatan kepada anggota keluarga yang sakit Ketika
memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, keluarga
harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1) Keadaan penyakit
2) Sifat dan perkembangan perawat yang diperlukan untuk perawatan
3) Keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
4) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga
5) Sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Memodifikasi lingkungan rumah yang sehat Ketika memodifikasi
lingkungan rumah yang sehat kepada anggota keluarga yang sakit,
keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1) Sumber-sumber keluarga yang dimiliki
2) Manfaat pemeliharaan lingkungan
3) Pentingnya hiegiene sanitasi
4) Upaya pencegahan penyakit
5) Sikap atau pandangan keluarga
6) Kekompakan antara anggota keluarga
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat Ketika merujuk
anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus mengetahui hal-
hal berikut ini:
1) Keberadaan fasilitas kesehatan
2) Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan
3) Tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas
kesehatan
4) Pengalaman yang kuranmg baik terhadap petugas dan fasilitas
kesehatan
5) Fasilitas kesehatan yang ada terjangkauoleh keluarga

7
B. Konsep Kehamilan
1. Definisi
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12
minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan
trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo,
2014).
2. Faktor Risiko Kehamilan
a. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
b. Anak lebih dari 4
c. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun.
d. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5
cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
e. Anemia dengan haemoglobin 32 minggu
f. Tinggi badan <145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang
belakang
g. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan
ini.
h. Sedang/pernah menderita penyakit kronis seperti TBC, kelainan jantung,
ginjal, hati, psikosis, kelainan endokrin (DM, SLE, dll), tumor dan
keganasan.
i. Riwayat kehamilan buruk seperti keguguran berulang, KET, mola
hidatidosa, KPD, dan bayi cacat kongenital.
j. Riwayat persalinan dengan komplikasi seperti persalinan dengan SC,
ekstraksi vacum atau forcep.
k. Riwayat nifas dengan komplikasi sepertii perdarahan post partum, infeksi
masa nifas, post partum blues.

8
l. Riwayat keluarga menderita penyakit DM, hipertensi, dan riwayat cacat
kongenital. 13) Kelainan jumlah janin seperti, kehamilan ganda, janin
dampit, monster. 14) Kelainan besar janin seperti, pertumbuhan janin
terhambat, janin besar
m. Kelainan letak dan posisi janin seperti posisi lintang/oblique, sungsang
pada UK >32 minggu
3. Kebutuhan fisik dan fisiologi pada ibu hamil
a. Personal Hygiene
1) Kebersihan jasmani sangat penting karena saat hamil banyak
berkeringat terutama di daerah lipatan kulit. Mandi 2-3x sehari
membantu kebersihan badab dan mengurangi infeksi. Pakaian
sebaiknya dari bahan yang dapat menyerap keringat, sehingga badan
selalu kering terutama di daerah lipatan kulit.
2) Rambut harus sering dicuci
3) Gigi, harus benar-benar mendapat pemeliharaan karena pada waktu
hamil kebutuhan kalsium lebih banyak. Kadang-kadang tulang-tulang
kekurangan kalsium karena janin membutuhkannya untuk
pertumbuhannya hingga dengan demikian gigi mudah sekali rusak.
4) Kebersihan vulva, juga sangat penting karena merupakan pintu
gerbang bagi kelahiran anak. Kebersihan bisa dijaga dengan memakai
celana dalam yang selalu bersih.
5) Kebersihan kuku, hendaknya tidak memelihara kuku panjang karena
di bawah kuku yang panjang tersembunyi kuman penyakit
6) Kebersihan payudara, perlu dijaga karena organ ini berhubungan erat
dengan kehamilan dan nifas. Buah dada/payudara langsung
menyiapkan dan memberikan makanan pokok pada bayi. Jika
kebersihan kurang terjaga, bisa berdampak pada anak.
7) Kebersihan lingkungan, hal ini tidak bisa dipisahkan dengan
kesehatan tubuh karena lingkungan yang kurang bersih akan
mengurangi kesehatan kita.
b. Nutrisi
1) Gizi yang adekuat selama hamil akan mengurangi resiko dan
komplikasi (anemia, pre eklampsi, berat badan yang lebih kecil,
pertumbuhan dan perkembangan otak janin tidak sempurna).

9
2) Kebutuhan energi meningkat 300-500 kal lebih banyak dari sebelum
hamil
3) Kebutuhan protein 30 gr lebih banyak dari sebelum hamil
4) Kebutuhan lemak juga meningkat
5) Kebutuhan vitamin juga meningkat karena diperlukan untuk
metabolisme karbohidrat dan protein
6) Garam mineral yang dibutuhkan ibu hamil antara lain kalsium/garam
dapur, zat besi dan fosfor
Untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, dibutuhkan zat-azt
makanan yang cukup untuk ibu hamil. Minuman pun harus cukup,
misalnya susu, air, buahbuahan, air kacang hijau. Untuk makanan
yang berupa nasi tidak perlu berlebihlebihan. Namun yang perlu
sekali dicukupi adalah protein hewani, seperti yang terkandung dalam
hati, susu, daging, telur, ikan, mineral serta vitamin.
c. Eliminasi
BAK: Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu
dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin.
BAB : Perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas usus halus dan usus
besar sehingga pada ibu hamil sering mengalami obstipasi, untuk
mengatasi di anjurkan meningkatkan aktivitas jasmani dan makan
makanan berserat.
Menjaga kebersihan vulva setelah BAK/BAB bisa dilakukan dengan cara
tidak hanya bagian luar saja yang dibersihkan tetapi juga lipatan-lipatan
labia mayora dan minora serta vestibula.
d. Aktivitas
Untuk mempertahankan kesehatan rohani dan jasmani ibu hamil perlu
melakukan aktivitas dan olahraga. Wanita hamil boleh melakukan
pekerjaan di luar rumah dan pekerjaan rumah tangga sepanjang dapat
dilakukan dan tidak menimbulkan kelelahan. Pekerjaan berat dan stress
dapat menimbulkan gangguan hormonal sampai keguguran atau
persalinan premature. Senam hamil dianjurkan pada ibu hamil normal
dan dapat dimulai pada usia kehamilan 28 minggu. Latihan fisik ini akan
meningkatkan kesehatan, membentuk sikap yang tenang dan baik serta
mekanika tubuh yang baik selama dan setelah kehamilan.

10
e. Istirahat dan rekreasi Letih adalah gejala awal pada kehamilan. Apabila
tubuh telah terbiasa dengan kehamilan dan ibu terbiasa dengan lingkup
kerja dan istirahat, gejala ini akan berkurang. Selama kehamilan trimester
pertama sebagian besar ibu merasakan bahwa tidur siang sangat
membantu. Kongesti darah pada pelvik dan tungkai berkurang, kerja
jantung berkurang dan stress yang dirasakan oleh ibu hamilpun
berkurang.
Wanita pekerja harus sering istirahat. Tidur siang menguntungkan dan
baik untuk kesehatan. Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak, dan
panas lebuh baik dihindari karena dapat menyebabkan jatuh pingsan.
Untuk Rekreasi, dianjurkan wanita hamil tidak bepergian jauh dengan
menggunakan kendaraan yang banyak bergerak seperti jip, truk, dokar,
dll. Lebih-lebih bila melalui jalan yang rusak. Ini dapat mempengaruhi
keadaan anak dalam kandungan. Pada kehamilan muda, janin dapat
terlepas dari dinding uterus dan mengakibatkan keguguran/lahir
premature.
f. Kebutuhan seksual Pada hamil muda hubungan seksual sedapat mungkin
dihindari bila terdapat: keguguran berulang/mengancam, kehamilan
dengan tanda infeksi, kehamilan dengan perdarahan, kehamilan dengan
perlukaan disekitar alat kelamin luar). Seksual pada akhir kehamialn juga
lebih baik ditinggalkan (14 hari menjelang persalinan) karena kadang-
kadang menimbulkan infeksi pada persalinan dan nifas, dapat memecah
ketuban, disamping itu mani mengandung prostaglandin yang dapat
menimbulkan kontraksi uterus.
g. Imunisasi Vaksinasi dengan toksoid tetanus diajurkan untuk dapat
menurunkan angka kematian bayi karena infeksi tetanus. Vaksinasi
toxoid tetanus dilakukan 2x selama hamil.
h. Pemberian obat-obatan Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu
memperhatikan apakah obat tersebut tidak berpengaruh pada tumbuh
kembang janin.
i. Merokok, minum alcohol, kecanduan narkotik
Ketiga kebiasaan ini secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan janin dan menimbulkan kelahiran dengan berat badan
rendah bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan

11
pertumbuhan dan perkembangan mental. Maka dari itu kebiasaan ini
perlu dihindari/dihentikan.
j. Dukungan situasional
Dukungan sangat diperlukan oleh wanita hamil untuk membantu
mengatasi perubahan psikologi pada wanita hamil. Peranan suami saat
hamil penting dan dapat membantu ketenangan jiwa istri.
4. Pathway

C. Asuhan Keperawatan Keluarga


Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, proseskeperawatan adalah metode dimana
suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Proses keperawatan terdiri
dari lima tahap yang berhubungan dan berurutan yaitu pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

12
1. Pengkajian
Menurut Nursalam (2010) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik dinyatakan, pengkajian adalah tahap awal
dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan dasar
utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
individu. Oleh karena itu pengkajian yang benar, akurat, lengkap dan sesuai
dengan kenyataan sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosis
keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dari
American Nursing Assosiation (ANA). beberapa hal yang perlu dilakukan
pada pengkajian, yaitu :
a. Membina hubungan yang baik anatara perawat dan klien (keluarga)
merupakan modal utama untuk melaksanakan asuhan keperawatan.
Hubungan tersebut dapat dibentuk dengan menerapkan strategi perawat
untuk memberikan bantuan kepada klien untuk memenuhi kebutuhan
kesehatannya.
1) Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan
ramah.
2) Menjelaskan tujuan kunjungan.
3) Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk
membantu keluarga menyelsaikan masalah kesehatan yang ada.
4) Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat
dilakukan, dan menjelaskan kepada keluarga tentang tim kesehatan
lainnya yang menjadi jaringan perawat.
b. Pengkajian ini berfokus sesuai data yang diperoleh dari unit layanan
kesehatan.
c. Pengkajian lanjutan, yaitu : tahap pengkajian untuk memperoleh data
yang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi
pada pengkajian awal. Disini perawat mengungkapkan keadaan keluarga
hingga penyebab dari masalah kesehatan yang paling mendasar.
Data yang dikajian dalam asuhan keperawatan keluarga yaitu :
a. Berkaitan dengan keluarga
1) Data demografi dan sosiokultural

13
2) Data lingkungan
3) Struktur dan fungsi keluarga
4) Stres dan koping keluarga yang digunakan keluarga
5) Perkembangan keluarga
b. Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga
1) Fisik
2) Mental
3) Emosi
4) Sosial
5) Spritual
Menurut Nursalam (2010) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, ada tiga metode yang digunakan dalam
pengumpulan data pada tahap pengkajian, yaitu :
1) Komunikasi
Interaksi perawat dengan klien harus berdasarkan komunikasi.
Istilah komunikasi terapeutik adalah suatu tehnik dimana usaha
mengajak klien dan keluarga untuk menukar pikiran dan perasaan.
2) Observasi
Tahap kedua pengumpulan data adalah dengan observasi.Observasi
adalah mengamati perilaku, keadaan klien dan lingkungan.
3) Pemeriksaan fisik
Empat tehnik dalam pemeriksaan fisik, yaitu :
a) Inspeksia dalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara
sistematik.Observasi dilaksanakan dengan menggunakan indra
penglihatan,dan penciuman sebagai suatu alat untuk mengumpulkan
data.
b) Palpasi adalah suatu tehnik menggunakan indra peraba.Tangan dan
jari adalah suatu instrument yang sensitif yang digunakan untuk
mengumpulkan data tentang : temperatur, tugor, bentuk,
kelembaban, vibrasi, dan ukuran.
c) Perkusi adalah suatu pemeriksaandengan jalan mengetuk untuk
membandingkan kiri kanan pada setiap permukaan tubuh dengan
tujuan menghasilkan suara.

14
d) Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara
yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya
Asuhan Keperawatn Keluarga, hal-hal yang perlu digali dalam pengkajian
antara lain :
a. Pengumpulan data
1) Data umum
a) Nama KK, alamat dan telepon
b) Komposisi keluaraga (dilengkapi genogram tiga generasi)
c) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan tipe keluarga tersebut.
d) Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan
kesehatan.
e) Agama
Menkaji agama yang dianut oleh kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
f) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi ditentukan oleh pendapatan baik kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status
ekonomi keluarga ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
g) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu
namun dengan menonton TV dan mendengar radio juga
aktivitas rekreasi.
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga tertinggi saat ini dicapai oleh
keluarga, misalnya anggota keluarga terdiri dari lansia, remaja,
balita, maka tahap perkembangan keluarga saat ini adalah lansia

15
(bila lansia ikut dengan keluarga) tetapi bila tidak maka
tahapannya adalah keluarga dengan remaja.
b) Tahapan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala.
c) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti,
yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehata
masing-masing anggota keluarga, pencegahan penyakit,
pelayanan kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Meliputi data-data tentang riwayat orang tuadari pihak suami
maupun istri.
e) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah,
tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan
ruangan, peletakkan perabotan rumah tangga, jenis septic tank,
jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang
digunakan serta denah rumah.
f) Karakteristik tetangga dan komunitas
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat.
g) Mobilitas geografis keluarga
Monilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
h) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh
mana keluarga berinteraksi dengan masyarakat.
i) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup

16
fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari masyarakat
setempat.
3) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
kelurga.
b) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
c) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
d) Nilai dan norma kelurga
Meliputi data tentang nila-nilai norma yang dianut keluarga,
misalnya keluaraga menerapkan aturan agar setiap anggota
keluarga sudah berada dirumah sebelum magrib.
4) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Gambaran anggota kelurga, perasaan memiliki dan dimiliki
dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga
lainya.
b) Fungsi sosialis
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya, dan perilaku.
c) Fungsi keperawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang
sakit. Sejauh pengetahuan keluarga mengenai konsep sehat
sakit. Kesanggupan kelurga didalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan
lima tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan, melakukukan perawatan terhadap anggota keluarga

17
yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat.
d) Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi keluarga berapa jumlah anak, bagaimana
keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa
yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga.
e) Fungsi ekonomi
Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan
dan papan, sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang
ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga.
5) Stres dan koping keluarga
a) Stresor jangka pendek dan jangka panjang
I. Stresor jangka pendek yaitu stresor yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
II. Stresor jangan panjang yaitu stresor yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon
terhadap situasi/stresor.
c) Strategi koping
Strategi apa yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
d) Strategi adaptasi fungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga apabila mengahadapi permasalahan.
6) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik diklinik.
7) Harapan keluarga

18
Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Analisa data
Bailon dan Maglay (1989) dalam bukunya perawatan kesehatan keluarga
menyatakan tiga norma perkembangan kesehatan, yaitu :
1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota kelurga
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan
3) Karakteristik keluarga

3. Diagnosis Keperawatan
Asuhan keperawatan keluarga, perumusan diagnosis keperawatan
menggunakan aturan yang telah disepakati, terdiri dari:
a. Masalah (P) adalah menjelaskan status kesehatan atau masalah
kesehatan klien secara jelas dan sesingkat mungkin.
b. Penyebab (E) atau etiologi adalah faktor klinik dan personal yang
dapat merubah status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan
masalah.
c. Tanda atau gejala (S) adalah data-data subjektif dan objektif yang
ditemukan sebagai komponen pendukung terhadap diagnosi
keperawatan actual dan resiko.
Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2010) adalah suatu
pernyataan yang menjelaskan respon manusia dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi
dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan.
membatasi, mecegah dan merubah. PPenilaian (skoring) diagnosis
keperawatan menurut Bailon dan Maglaya (1978) sebagai berikut :

19
Tabel Penilaian (Skoring)

NO Kriteria Skor Bobot


Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :
1 Sifat masalah 1
Tidak/kurang sehata 3
Ancaman kesehatan 2
Krisis atau keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat 2
diubah 2
Dengan mudah 1
Hanya sebagian 0
Tidak dapat
3 Potensial masalah untuk dicegah 1
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolkan masalah 1
Masalah berat, harus segera 2
ditangani 1
Ada masalah, tetapi tidak segera 0
ditangani
Masalah tidak dirasakan

1) Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat


2) Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
skor yang diperoleh
X Bobot
Skor tertinggi
3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria skor tertinggi adalah 5.

4. Perencanaan
Menurut nursalam (2010) dalam bukunya proses dan dokumentasi
keperawatan konsep dan praktik, perencanaan meliputi pengembangan
strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi
masalah-masalah yang diidentifikasikan pada diagnosis keperawatan.
Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosis keperawatan dan
menyimpulkan rencana dokumentasi. Kualitas rencana keperawatan
dapat menjamin sukses dan keberhasilan rencana keperawatan, yaitu:
a. Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan
didasarkan kepada analisa yang menyeluruh tentang masalah
berdasarkan SDKI dan SLKI.

20
b. Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat
menghasilkan apa yan diharapkan.
c. Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan.
d. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam :
1) Menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga
2) Menentukan prioritas masalah
3) Memilih tindakan yang tepat
4) Pelaksanaan tindakan
5) Penilaian hasil tindakan
e. Dibuat secara tertulis.

5. Pelaksanaan
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya
asuhan keperawatan keluarga, Menyebutkan tindakan keperawatan
keluarga mencakup hal-hal berikut, yaitu :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan
informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang
kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang sehat terhadap
msalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak
melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki
keluarga dan mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan,
menggunakan alat atau fasilitas yang ada dirumah dan mengawasi
keluarga melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan
yang menjadi sehat denan menemukan sumber-sumber yang dapat
digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga
seoptimal mungkin.

21
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
dengan cara mengendalian fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan
keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas tersebut.

6. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai. Melalui
evaluasi memungkinkan perawata untuk memonitor yang terjadi selama
tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan.
Dalam Nursalam (2008) dalam bukunya proses dan dokumentasi
keperawatan konsep dan praktik, dinyatakan evaluasi sebagai sesuatu
yang direncanakan dan perbandingan yang sistemik pada status
kesehatan klien dengan mengukur perkembangan klien dalam mencapai
suatu tujuan, maka perawat bisa menentukan efektifitas tindakan
keperawatan. Evaluasi kualitas asuhan keperawatan dapat dilakukan
dengan :
a. Evaluasi proses, fokus pada evaluasi proses adalah aktivitas dari
proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan
keperawatan. Evaluasi proses harus segera dilaksanakan setelah
perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk membantu
menilai efektifitas intervensi tersebut.
b. Evaluasi hasil, fokus evaluasi hasil adalah perubahan prilaku atau
status kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan, bersifat
objektif, fleksibel, dan efesiensi.

7. Dokumentasi
Menurut Nursalam (2010) dalam bukunya proses dan dokumentasi
keperawatan konsep dan praktik, perawat mendokumentasikan hasil
yang telah atau belum dicapai pada “medical record”. penggunaan istilah
yang tepat perlu ditekankan pada penulisannya, untuk menghindari salah
persepsi dan kejelasan dalam menyusun tindakan keperawatan lebih
lanjut. Dokuementasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan
pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan perawatan

22
yang berguna untuk kepentingan klien, perawat, dan tim kesehatan
dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang
akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat.
Kegunaan dokumentasi adalah :
a. Sebagai alat komunikasi antar anggota keperawatan dan antar
anggota tim kesehatan lainnya.
b. Sebagai dokumentasi resmi dalam system pelayanan kesehatan
c. Dapat digunakan sebagai alat bahan penelitian dalam bidang
keperawatan.
d. Sebagai alat yang dapat digunakan dalam bidang pendidikan
keperawatan
e. Sebagai alat pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan asuhan
keperawatan yang diberikan terhadap klien.
Keterampilan standar dokumentasi merupakan keterampilan untuk dapat
memenuhi dan melaksanakan standar dokumentasi yang telah ditetapkan
dengan tepat. Keterampilan tersebut antara lain keterampilan dalam
memenuhi standar dokumentasi penkajian, diagnosis, rencana,
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.

23
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Hari/tanggal : Senin, 15 Februari 2021
A. DATA UMUM KELUARGA
1. Identitas Kepala Keluarga
1. Nama : Tn. R
2. Umur : 33 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Muslim
5. Pendidikan Terakhir : SLTA
6. Pekerjaan : Wiraswasta
7. Alamat : Dusun jetis
8. Suku / Kebangsaan : Jawa/ Indonesia
9. Jumlah Anggota Keluarga :4

2. Daftar Anggota Keluarga


NO. NAMA UMUR AGAMA L/P HUB.DGN.KK PENDK. PEKERJAAN
1. Ny. A 28 Th Muslim P Istri SLTA Pedagang
2. An. R 8 Th Muslim P Anak kandung SD Pelajar

3. Anggota Keluarga yang Meninggal


NO. NAMA Hub. Umur Sebab Tahun meninggal
Dengan kematian
KK
1. Tn. M Orang tua 53 thn Stroke 2019

4. Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga


Semua anggota keluarga Tn. R tinggal dalam satu rumah.

24
5. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki :Meninggal

: Perempuan : Pasien

: Kepala Keluarga

: Tinggal Serumah

6. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. Radalah adalah nuclear family, yaitu keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu, dan anak dalam satu rumah.
7. Struktur Keluarga
a. Peran
Tn.R berperan sebagai kepala keluarga dengan tugas sebagai pemberi nafkah
utama. Ny. A berperan sebagai ibu dengan tugas mengasuh anak di rumah dan
membantu Tn. R mencari nafkah dengan berdagang. An. R berperan sebagai
anak dengan tugas membantu orang tua, belajar, dan mematuhi peraturan rumah.
Ny. W berperan sebagai orangtua dan membantu mengasuh An. R.
b. Nilai
Tn. R dan Ny. A selalu mengajarkan nilai-nilai kesopanan dan agama pada
anak-anaknya contohnya wajib mengucapkan salam ketika masuk ke rumah baik
rumah sendiri maupun orang lain, berpamitan ketika akan pergi, tidak
mengambil barang yang bukan miliknya sembarangan.

25
c. Komunikasi
Jika ada permsalahan keluarga Tn. R akan mendiskusiannya dan berusaha
mencari solusinya bersama-sama.
d. Pengambilan keputusan
pada keluarga Tn. R peran orang tua lebih dominan dalam kehidupan sehari-
hari, keputusan yang diambil lebih banyak ditentukan oleh Tn. Rdan Ny. A,
Tetapi pada keadaan tertentu Tn. Rdan Ny. A akan mengambil keputusan dalam
keluarga berdasarkan voting atau hasil musyawarah dalam keluarga.

8. Fungsi keluarga
a. Fungsi Afektif
Tn. R dan Ny. A sering bertanya bagaimana perkembangan anak-anaknya,
menanyakan bagaimana keadaan anaknya pada waktu tertentu misalnya ketika
anak dalam masa ujian sekolah akan memberi semangat, mendoakan, dan
menanyakan kelancaran proses ujian apakah ketika telah selesai. Tn. R dan Ny
A juga saling mendukung dan peduli satu sama lain misalnya jika Tn. R pulang
bekerja Ny. A akan membuatkan teh hangat untuk Tn. R.
b. Fungsi Sosial
Keluarga Tn. R selalu menjaga interaksi antar anggota keluarga. Keluarga Tn. R
selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik. Keluarga juga
cukup aktif bermasyarakat dengan mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat
seperti arisan, kerja bakti, dan lain-lain.
c. Fungsi Reproduksi
Tn. R dan Ibu A masih berhubungan suami istri tapi bukan untuk atau berniat
menambah keturunan Tn. R dan Ibu A mengatakan tidak ingin memiliki anak
lagi karena hanya menginginkan 2 anak.
d. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. R dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan dengan
cukup.
e. Fungsi Perawatan
Keluarga akan membeli obat di apotek jika ada anggota keluarga yang sakit.
Apabila tidak kunjung sembuh kelurga akan memeriksakan ke pelayanan
kesehatan terdekat. Keluarga mengatakan belum mengetahui cara merawat ibu
hamil.

26
9. Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. T berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah “Families with schoolchildren”.
2. Tugas perkembaangan keluarga yang sudah dijalankan
Tugas perkembangan keluarga Tn. T sampai saat ini sudah tercapai yaitu
mensosialisakan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat, Mempertahankan
hubungan perkawinan yang memuaskan dan Memenuhi kebutuhan Kesehatan
fisik anggota keluarga.
3. Tugas perkembangan keluarga yang belum dijalankan
Pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah pada keluarga Tn.
R semua sudah tercapai.

10. Hobby Masing-Masing Anggota Keluarga


No Nama Hobby Waktu Tempat Manfaat
1. Tn.R Berkebun Waktu Halaman
luang Rumah
2. Ny. A Memasak Waktu Dapur Menghilangkan
luang stress
3. An.R Bermain Waktu Luar rumah
luang

11. Hobby Masing-Masing Anggota Keluarga


1. Hubungan Suami – Istri:
Data: Tn. R dan Ny. A mengatakan hubungan rumah tangganya harmonis
ditandai dengan Tn. R dan Ny. A yang tidak saling bertengkar dan selalu
berdiskusi berdua jika ada permasalahan rumah tangga secara baik-baik. Tn. R
dan Ny. A mengatakan selalu sholat berjamaah.
2. Hubungan orang Tua – Anak:
Data: Hubungan orang tua dan anak harmonis ditandai dengan interaksi yang
intens antar keduanya, Tn. R dan Ny. A juga tampak sering mengobrol di ruang
tamu bersama anak-anak, dan menonton televisi bersama. Pola asuh keluarga
Tn. R adalah pola asuh demokratis ditandai dengan Tn. R mengatakan
menentukan peraturan-peraturan dirumah tetapi dengan memperhatikan keadaan
dan kebutuhan anaknya.

27
3. Hubungan Anak dengan Anak
Tn. R dan Ny. A masih memiliki 1 anak.
4. Hubungan antar anggota baik dengan anggota keluarga dan keluarga lain
Data: Keluarga Tn. R selalu bertegur sapa dengan tetangganya, jika ada tetangga
yang memiliki hajat atau acara misalnya pernikahan atau syukuran maka
keluarga Tn. R akan senantiasa membantu. Keluarga Tn. R juga suka membagi
makanan kepada tetangga begitu pun sebaliknya.

12. Anggota Keluarga yang berpengaruh dalam mengambil keputusan


Baik Tn. R maupun Ny. A sama-sama berpengaruh dalam mengambil keputusan,
biasanya keluarga berdiskusi untuk mengambil keputusan yang terbaik.

13. Kebiasaan Anggota Keluarga Sehari-hari


Keluarga Tn. R makan 3 kali sehari pada pagi, siang, dan malam. Porsi makan yakni
1 piring rata dengan makanan pokok berupa nasi yang porsinya juga cukup. Lauk
yang disediakan beragam kadang-kadang ikan, daging, dan telur. Sayur yang
disediakan juga beragam yang paling sering dikonsumsi adalah bayam, sawi, kubis,
dan wortel. Buah yang sering dikonsumsi kelarga Tn. R adalah pisang dan papaya.
Makanan diolah dengan baik oleh keluarga Tn H, sebelum dimasak bahan makanan
akan dicuci terlebih dahulu dan dimasak hingga matang. Menu makan bervariasi
setiap makan. Makanan disajikan setelah dimasak, jika ada kelebihan atau sisa
makanan maka akan dipanaskan kemudian disajikan. Cara makan keluarga Tn. R
yaknibersama-sama di meja makan untuk pagi dan malam tetapi siang hari
terkadang Tn. R makan diluar atau diberikan bekal oleh Ny. A. Suasana makan
diselingi obrolan agar terasa hangat namun tidak mengunyah sambil makan. Alat
makan yang digunakan yakni piring, sendok, dan garpu. Keluarga tidak ada yang
memiliki makanan pantang.

28
TABEL : MAKANAN KESUKAAN KELUARGA
a. Makanan kesukaan keluarga

NAMA MAKANAN
NO ANGGOTA KESUKAAN JENIS MAKANAN ALASAN
KELUARGA ADA TIDAK
1 Tn. R √ - Buah, sayur Enak
2 Ny. A √ - Sayur dan Ikan Enak dan sehat
3 An. R √ - Buah, kue, coklat Enak, manis
Biscuit, permen,
jelly

b. Kebiasaan minum keluarga


NAMA ANGGOTA
NO JENIS MAINUMAN JUMLAH CC PER KET
KELUARGA
HARI
1 Tn. R Air putih, teh, susu 2000 liter
murni
2 Ny. A Air putih, teh, jamu, 2000 liter
susu kedelai
3 An. R Air putih, teh, jamu, 1200 liter
susu kedelai, susu
murni

c. Pola istirahat
PENGGUNAAN
NO NAMA ANGGOTA WAKTU WAKTU ISTIRAHAT KET
KELUARGA ISTIRAHAT
CUKUP KURANG
1 Tn. R 21.00-04.00 √ -
2 Ny. A 20.00-04.00 √ -
3 An. R 20.00-06.00 √ -

d. Rekreasi
Biasanya keluarga rekreasi dengan cara pergi rekreasi ke wisata alam atau sekadar
mengobrol, minum teh, dan bersenda gurau sambil duduk di depan rumah
e. Pemanfaatan waktu senggang
Waktu senggang biasa digunakan untuk melakukan hobi masing-masing anggota
keluarga Tn R, kadang-kadang waktu senggangg juga digunakan untuk menonton Tv
bersama atau saling bercerita dan mengobrol di ruang keluarga. Suasana waktu
senggang terasa senang karena digunakan untuk saling berinteraksi antar anggota
keluarga.

29
f. Pola Eliminasi
f.1. Miksi
NO NAMA TEMPAT FR WAKTU KET.
ANGGOTA
KELUARGA
1 Tn. R Toilet 4-5x Pagi, sore, malam Urin jernih, tidak sakit saat
berkemih, tidak ada keluhan
2 Ny. A Toilet 10 x Pagi, sore, malam Urin jernih, tidak sakit saat
berkemih, tidak ada keluhan
3 An. R Toilet 5-6x Pagi, sore, malam Urin jernih, tidak sakit saat
berkemih, tidak ada keluhan

f.2. Defekasi
Keluarga Tn.R buang air besar 1x sehari pada pagi atau sore hari di toilet rumah.
g. Hygiene Perorangan
Keluarga Tn. R biasanya mandi 2 kali/hari menggunakan sabun mandi dan
mengganti pakaian sebanyak 2 kali sehari. Menggosok gigi 2 kali sehari pagi dan
malam sebelum tidur menggunakan pasta gigi. Mencuci rambut menggunakan
shampoo rata-rata 2-3 kali seminggu. Keluarga Tn. R selalu menggunakan alas kaki
saat berada di rumah bagian belakang. Keluarga Tn. R menggunting kuku rata-rata 2
minggu sekali. Keluarga Tn. R menggunakan kamar mandi/WC yang ada di dalam
rumah. Beberapa anggota keluarga selalu mencuci tangan sebelum makan karena.
selain itu ketika sehabis dari luar rumah juga selalu cuci tangan saat masuk rumah.
Keluarga Tn. R mencuci tangan menggunakan air dan sabun. keluarga Tn. R selalu
mencuci tangan sebelum tidur.
h. Kebiasaan Keluarga yang merugikan
Tidak ada

B. FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA


1. Penghasilan
a. Penghasilan Utama
NO NAMA PEKERJAAN TEMPAT WAKTU PENDAPATAN
ANGGOTA KERJA RATA-RATA/BLN.
KELUARGA
1 Tn. R Wiraswata Lapangan 07.00-16.00 >Rp 1.000.000
2 Ny. A IRT dan pedagang Warung 07.30-14.00 < Rp 1.000.000
3 An. R Pelajar Rumah 07.00-12.00
Keluarga Tn.R memiliki penghasilan sampingan/tambahan yaitu dari hasil ternak
penjualan sapi/kambing. Dana yang dimiliki keluarga Tn.R digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pokok sejumlah kurang lebih Rp 1.500.000 dan biaya

30
pendidikan anak sejumlah Rp 500.000 selain itu tidak ada biaya tambahan yang lain.
Penggunaan dana terpenuhi, pengelolaan keuangan dikelola oleh Ny. A.

2. Hubungan anggota keluarga dalam masyarakat


Keluarga Tn. R berpartisipasi aktif sebagai sebagai anggota dalam masyarakat. Tn.
R aktif berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat misalnya kerja bakti dan
kegiatan gotong royong lainnya, Ny. R juga merupakan ibu-ibu yang aktif.
Hubungan keluarga dengan masyarakat harmonis, tidak saling mengucilkan, dan
juga saling tolong menolong ketika ada tetangga yang sedang kesusahan
3. Fasilitas untuk pertemuan masyarakat :
Keluarga Tn. R mengatakan terdapat fasilitas untuk pertemuan masyarakat yakni di
masjid, rumah warga, atau balai padukuhan.

C. FAKTOR RUMAH DAN LINGKUNGAN


1. Rumah
Status pemilikan rumah keluarga Tn. R adalah rumah milik sendiri. Dinding rumah
permanen, lantai keramik, langit-langit berupa kayu dan atap rumah berupa seng.
Ventilasi ruangan lebih dari 20% kali luas lantai yakni melalui jendela, pintu, serta
lubang langit. Jendela dibuka setiap pagi dan dibiarkan terbuka sepanjang hari
hingga petang. Penerangan yang digunkan adalah listrik. Kebersihan rumah baik.
Ukuran rumah keluarga Tn. R 10m X 8m = 80m 2 dengan pembagian ruang sebagai
berikut :
 Kamar tamu : (-) ada (√) tidak
 Kamar makan : (√) ada (-) tidak : luas 5 m 2
 Kamar tidur : (√) ada (-) tidak : luas 36 m 2
 Ruang keluarga : (√) ada (-) tidak : luas 6 m 2
 Dapur : (√) ada (-) tidak : luas 6 m 2
 Gudang : (√) ada (-) tidak : luas 4 m 2
 Ruang ibadah keluarga : (-) ada (√) tidak: luas 0 m 2
 Kamar mandi : (√) ada (-) tidak : luas 5 m 2

31
Denah Rumah

Denah Rumah dan Lingkungan Sekitar Rumah


U

B T Keterangan :
1. Pintu masuk depan
S 2. Kamar tidur
8
3. Pintu masuk belakang
6 1 5 4. Dapur
2 5. Jendela
6. Ruang keluarga
7. Ruang tamu
7 8. Teras

1. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas


........................................ .............................
2. Sarana memasak
Bahan bakar untuk memasak menggunakan gas lpg. Tempat menyimpan peralatan
dapur ada yang di rak ada yang di lemari. Ventilasi atap dapur ada. Kebersihan
dapur baik.
3. Sampah
Pembuangan sampah pada keluarga Tn. R dimasukan ke lubang sampah. Jarak
lubang sampah ke tempat air minum > 10m.
4. Sumber air
Sumber air bersih m berasal dari tampungan air hujan. Air minum keluarga membeli
air galon. Jarak sumber air dengan WC >10 meter, tidak ada pencemaran air dari
manapun. Kualitas air jernih, tidak berbau, tidak berasa, dan kualitasnya baik.
5. Jamban keluarga
Pemilikan jamban adalah jamban complung dengan letak jamban ada di dalam WC
di dalam rumah. Jarak jamban dengan sumur cukup yakni 10 meter. Kadang-kadang
terdapat vector berupa kecoa ketika musim hujan. Kebersihan jamban baik.
6. Pembuangan Air Limbah
Jenis limbah pada rumah keluarga Tn. R yakni limbah rumah tangga. Konstruksi
penyaluran limbah permanen. Saluran limbah terbuka dengan jarak limbah dengan

32
sumur lebih dari 10 m. letak saluran limbah ada di belakang rumah yang kadang-
kadang ada kecoanya. Tidak ada bau limbah. Kebersihan cukup.
7. Kandang ternak
Keluarga Tn. R memiliki kandang ternak dengan hewan peliharaan sapi, kambing,
dan ayam. Kandang terletak di samping rumah, kotoran dibersihkan 1 kali seminggu.
Kebersihan kandang baik.
8. Halaman
Halaman rumah keluarga Tn. R seluas 15 m2 dimanfaatkan untuk berkebun
menanam sayur dan buah. Letak halaman ada di depan rumah dan samping rumah.
Kebersihan halaman rumah baik karena sering disapu dan dipotong rumputnya.
9. Kamar mandi
a. Pemilikan : punya; luas 5 m2
b. Letak : dalam
c. Bak mandi : ada; terbuat dari beton dan kramik
d. Kebersihan : baik.
10. Lingkungan
a. Geografi rumah : desa
b. Jarak dengan tetangga : dekat
c. Suasana : tenang
d. Lokasi : dekat rumah-rumah
11. Fasilitas pendidikan : TK, SD, SMP, SMA dekat
Jarak dari rumah : 1-2 Km
12. Fasilitas perdagangan : warung
Jarak dari rumah : 1,5Km
13. Fasilitas peribadatan : Masjid
Jarak dari rumah : 2 Km
14. Fasilitas kesehatan : RS dan Puskesmas
Jarak dari rumah : 3 km
15. Sarana hiburan : ada; TV dan Handphone
16. Fasilitas Transportasi : ada; sepeda motor dan

D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


1. Riwayat kesehatan anggota keluarga
Keluarga Tn. R mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi dari orangtuanya.

33
2. Kebiasaan memeriksakan diri
Keluarga Tn. R memeriksakan diri ke puskesmas hanya bila sakit.
3. Kebiasaan minum obat
Keluarga Tn. R mengatakan tidak ada kebiasaan minum obat.
4. Kesehatan Ibu dan Anak
a. Riwayat kehamilan yang lalu
NO KEHAMILAN UMUR KELUHAN CARA MENGATASI
KEHAMILAN
1 Pertama 39 Minggu BBLR Dirawat di RS Wonosari
2200 gr

b. Ibu Hamil
Umur Kehamilan : 24 Minggu
Kehamilan Ke :2
Periksa Hamil : Ya
Frekuensi Pemeriksaan : 7 kali
Tempat periksa : Puskesmas
Alasan memilih tempat periksa : karena menggunakan BPJS
Tujuan Pemeriksaan Kehamilan : Agar mengetahui kondisi janin
Pola Makan Ibu Hamil
 Komposisi Makan : Nasi, sayur, dan lauk
 Porsi : kadang-kadang 1/2 porsi dan kadang-kadang
habis 1 porsi karena kurang nafsu makan
 Frekuensi : 2 sd 3 kali sehari
Makanan Pantangan : Tidak ada
Status gizi ibu hamil : Cukup
Obat-obatan : Tidak ada
c. Persalinan
Ny. A mengatakan persalinan terakhir 8 tahun lalu. Ditoling oleh bidan dengan
proses persalinan normal.
d. Masa Nifas
Ny. A mengatakan Asi ada dan lancar.keluarga mengatakan tahu cara merawat
ibu nifas diberi tahu oleh bidan. Ny. A mengatakan tidak ada keluhan masa

34
nifas, nafsu makan meningkat. Bayi setelah lahir dirawat di Rs karena BBLR
kemudian setelah keluar dari rumah sakit dirawat oleh ibu sendiri.
e. Keluarga Berencana
Tn. R mengatakan Ny. A menggunakan KB kalender. Keluarga mengatakan
tahu tentang KB dari bidan.
5. Riwayat kesehatan mental-psikososial-spiritual
a. Memenuhi kebutuhan jiwa
- Pemenuhan rasa aman : Terpenuhi
- Perasan bangga/ senang : ada
- Semangat untuk maju : ada
b. Pemenuhan status sosial
- Perasaan dilayani : ada
- Perasaan dibenci : tidak
- Perasaan diasingkan/ dikucilkan: tidak
c. Riwayat kesehatan mental keluarga
- Anggota keluarga yang pernah dirawat di RS: Tidak ada
d. Gangguan mental pada anggota keluarga
- Anggota keluarga yang merasa bersalah : tidak ada
- Anggota keluarga yang merasa gagal : tidak ada
- Anggota keluarga yang merasa kecewa : tidak ada
- Anggota keluarga yang merasa tertekan : tidak ada
- Anggota keluarga yang sering bertengkar : tidak ada
e. Penampilan tingkah laku anggota keluarga yang menonjol
- Agresif : tidak ada
- Ekstrim : tidak ada
- Peminum alkohol : tidak ada
- Suka melamun : tidak ada
- Suka menyendiri : tidak ada
- Senang pergi tanpa tujuan : tidak ada
- Suka menangis tanpa sebab : tidak ada
- Suka mencuri tanpa sengaja : tidak ada

35
6. Riwayat Spiritual Anggota Keluarga
NO NAMA KEGIATAN MENJALANKAN KET
IBADAH
1 Tn. R Sholat dan mengaji Di rumah/masjid
2 Ny. A Sholat Di rumah
3 An. R Sholat Di rumah

7. Tanggapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan sudah baik. Keluarga Tn. R


merasa fasilitas kesehatan yang ada sudah memberikan pelayanan yang optimal,
informasi dari fasilitas kesehatan terdekat juga mudah di dapat, mudah di akses, dan
pelayanannya ramah.
8. Keadaan Kesehatan keluarga saat kunjungan
NO NAMA UMUR L/P KEADAAN KESEHATAN SAAT INI KET
1 Tn. R 33 L 1. Tn. R mengatakan merasa sehat dan
tidak ada keluhan
2 Ny. A 28 P 1. Ny. A mengatakan merasa sehat dan
tidak ada keluhan
2. Ny. A mengatakan kadang tidak nafsu
makan karena mual
3 An. R 8 P 1. Nn. R mengatakan merasa sehat dan
tidak ada keluhan

E. PENGKAJIAN 5 TUGAS KESEHATAN KELUARGA


1. Mengenal masalah
Keluarga Tn. R mengatakan belum mampu mengenal masalah kesehatan yang di
derita Ny. A seperti keluarga mengatakan belum mengetahui cara merawat ibu
hamil dan makanan yang baik untuk ibu hamil.
2. Mengambil keputusan dengan tepat
Keluarga Tn H dapat membuat keputusan dengan tepat bagaimana cara menangani
jika ada terlihat bahaya pada ibu hamil akan segera di bawa ke pelayanan
kesehatan.
3. Merawat anggota keluarga
Keluarga akan segera memberikan perawatan sendiri terhadap anggota keluarga
yang sakit dengan cara membeli obat di apotek terdekat dan jika penyakit tidak
kunjung sembuh keluara akan segera membawa ke puskesmas.

36
4. Menciptakan lingkungan yang kondusif
Selalu menjaga suasana selalu kondusif dan nyaman agar keluarga bahagia di
rumah sehingga tidak stress.
5. Memanfaatkan sumber-sumber kesehatan
Keluarga Tn. R mempu menggukan fasilitas kesehatan di masyarakat seperti
keluarga puskesmas dan rumah sakit. Keluarga juga sudah menggunakan jaminan
kesehatan BPJS. Terlihat dari sikap keluarga jika ada keluarga yang sakit akan
segera di bawa ke rumah sakit.

37
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tn. N
Penampilan Umum :
Penampilan cukup bersih dan rapi, rambut pendek dan rapi, kuku pendek dan cara
berbicara ramah dan sopan namun klien saat berbicara agak kaku.
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital :
TD : 140/90 mmHg
N : 90 x/mnt
S : 36,5 ℃
RR : 20 x/mnt
BB : 70 Kg
TB : 165 Cm
Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini : Tidak ada
Pemeriksaan Fisik :
1. Kepala : simetris, rambut hitam , tidak ada ketombe.
2. Leher : tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid
3. Mata : konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas.
4. Telinga : simetris, keadaan bersih dan fungsi pendengaran baik
5. Hidung : simetris, tidak ada kelainan yang ditemukan
6. Mulut : mukosa mulut lembab, keadaan bersih, tidak ada kelainan
7. Dada : Pergerakan dada simetris, tidak ada nyeri dada
8. Abdomen : tidak ditemukan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, tidak ada
bekas luka
9. Ekstremitas : anggota gerak lengkap, tidak ada bekas luka, tidak ada edema,
kekuatan otot pada bagian tangan kanan dan kiri mengalami keterbatasan gerak.
10. Integumen : warna kulit coklat, sedikit kering.

38
2. Ny. A
Penampilan Umum :
Penampilan cukup bersih dan rapi, kuku pendek, perut nampak besar dan cara berbicara
ramah dan sopan.
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg
N : 92 x/mnt
S : 36 ℃
RR : 22 x/mnt
BB : 65 Kg
TB : 147 Cm
IMT : 30.0
Hb : 11,1
Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini :
Ny. A mengatakan kadang-kadang kurang nafsu makan karena mual dan merasa sering
ingin kencing dan BAB.
Pemeriksaan Fisik :
1. Kepala : simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.
2. Leher : tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid
3. Mata : konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas.
4. Telinga : simetris, keadaan bersih dan fungsi pendengaran baik
5. Hidung : simetris, tidak ada kelainan yang ditemukan
6. Mulut : mukosa mulut lembab, keadaan bersih, tidak ada kelainan
7. D/ada : Pergerakan dada simetris, tidak ada nyeri dada
8. Abdomen : Membesar sesuai usia kehamilan, tampak striae gravidarum pada
tengah abdomen.
Leopold I: TFU 24 cm pada fundus teraba kepala, janin belum turun
Leopold II: Punggung kiri, bagian kecil janin teraba di sebelah kanan.
Leopold III: presentasi kepala
Leopold IV: kepala janin belum masuk pintu atas panggul.
9. Ekstremitas : anggota gerak lengkap, tidak ada bekas luka, tidak ada edema,
kekuatan otot penuh.
10. Integumen : warna kulit coklat, dan lembab.

39
3. An. R
Penampilan Umum :
Penampilan cukup bersih dan rapi, rambut panjang dan rapi, kuku pendek dan cara
berbicara ramah dan pemalu.
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital :
N : 80 x/mnt
S : 36, 6 ℃
RR : 20 x/mnt
BB : 26 Kg
TB : 127 Cm
Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini :
Tidak ada
Pemeriksaan Fisik :
1. Kepala : simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.
2. Leher : tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid
3. Mata : konjungtiva tidak terlihat anemis, penglihatan jelas.
4. Telinga : simetris, keadaan bersih dan fungsi pendengaran baik
5. Hidung : simetris, tidak ada kelainan yang ditemukan
6. Mulut : mukosa mulut lembab, keadaan bersih, tidak ada kelainan
7. Dada : Pergerakan dada simetris, tidak ada nyeri dada
8. Abdomen : tidak ditemukan adanya pembesaran hepar, tidak kembung.
9. Ekstremitas : anggota gerak lengkap, tidak ada bekas luka, tidak ada edema,
kekuatan otot penuh.
10. Integumen : warna kulit coklat.

40
G. ANALISA DATA
ETIOLOGI MASALAH
No. DATA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF
KEPERAWATAN

DS:
- Ny. A mengatakan porsi makan kadang -
kadang 1/2 porsi dan kadang-kadang habis
1 porsi karena kurang nafsu makan,
- Frekuensi makan 2-3 kali sehari Peningkatan
1 - Ny. A mengatakan kadang-kadang kurang kebutuhan Risiko Defisit
nafsu makan karena mual Nutrisi
metabolisme
(D.0032)
DO :
BB : 65 Kg
TB : 147 Cm
IMT : 30
DS:
- Keluarga Tn. R mengatakan belum mampu
mengenal masalah kesehatan yang di derita
Ny. A contohnya seperti keluarga
mengatakan belum mengetahui cara
merawat ibu hamil dan makanan yang baik
Defisit
untuk ibu hamil. Kurang terpapar
pengetahuan
- Ny. A mengatakan memilikin Riwayat informasi
(D.0111)
persalinan BBLR
2 DO:
- Tn. R dan Ny.A bertanya makanan apa saja
yang baik untuk ibu hamil dan cara
meiningkatkan nafsu makan pada ibu hamil

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko Defisit Nutrisi khususnya pada Ny.A dibuktikan dengan peningkatan
kebutuhan metabolisme (D.0032)
2. Defisit pengetahuan tentang nutrisi pada ibu hamil berhubungan dengan
Kurang terpapar informasi (D.0115)

41
I. SKALA PRIORITAS MASALAH
1. Risiko Defisit Nutrisi pada Ny. A berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan

N Kriteria Score Bobot Nilai Pembenaran


O
1 Sifat masalah : Ancaman kesehatan 2 1 2/3 x 1 = 0.6 Ancaman kesehatan yang memerlukan
tindakan tepat untuk menghindari bahaya lebih
lanjut.
2 Kemungkinan masalah dapat diubah : 2 2 2/2 x 2 = 2.0 Dengan mudah sumber dan tindakan untuk
mudah memecahkan masalah dapat dijangkau oleh
keluarga, kesadaran dan motivasi dari
keluarga sudah cukup kuat.
3 Potensi masalah untuk dicegah : tinggi 3 1 3/3 x 1 = 1.0 Tinggi, kesulitan masalah mudah untuk
diatasi anggota keluarga mendukung dan
peduli terhadap anggota keluarga yang
sakit
4 Menonjolnya masalah dirasakan tapi 1 1 1/2 x 1 = 0.5 Keluarga menyadari jika masalah nutrisi harus
segera ditangani
tidak mengancam dan tidak harus
segera ditangani
Jumlah 4.1

42
2. Defisit pengetahuan tentang nutrisi pada ibu hamil berhubungan dengan Kurang terpapar informasi
N Kriteria Score Bobot Nilai Pembenaran
O
1 Sifat masalah : wellness (promosi 1 1 1/3 x 1 = 0.3 Keluarga Tn. T mengatakan ingin mempelajari
tentang nutrisi pada ibu hamil
kesehatan)
2 Kemungkinan masalah dapat diubah : 2 2 2/2 x 2 = 2.0 Keluarga Tn. T kooperatif , mau belajar, dapat
menerima informasi dengan baik, mempunyai
mudah
internet, perawat memiliki media pembelajaran
berupa materi pembelajaran, dan leaflet nutrisi
pada ibu hamil
3 Potensi masalah untuk dicegah : tinggi 3 1 3/3 x 1 = 1.0 Dengan membaca dan mengoptimalkan adanya
akses internet dan adanya gadget yang
memadai dapat meningkatkan pengetahuan
keluarga sehingga potensi masalah dapat
dicegah
4 Masalah tidak dirasakan 0 1 0/2 x 1 = 0 Keluarga Tn. T menyadari manajemen nutrisi
pada ibu hamil memiliki banyak manfaat
terhadap janin.

Jumlah 3.8

43
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tanggal : 27 Januari 2022
Jam : 10.00
NO DIAGNOSA TUJUAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI) RASIONAL
(SDKI)
1 Risiko Defisit Setelah dilakukan 3 kali kunjungan diharapkan Manajemen nutrisi (I. 13119 hal 200) a. Mengetahui status gizi pasien dan
Nutrisi pada keluarga mampu memberikan perawatan pada Observasi : kemampuannya untuk memenuhi
Ny. A keluarga Tn. R dengan kriteria hasil: a. Identifikasi status nutrisi nutrisi
dibuktikan Status Nutrisi (L.03030 hal 121) b. Identifikasi makanan yang b. Agar nafsu makan pasien meningkat
dengan Indikator Sekarang Target disukai c. Mengetahui jumlah kalori yang
Peningkatan Porsi makanan yang 3 5 c. Identifikasi kebutuhan kalori dibutuhkan pasien
kebutuhan dihabiskan dan jenis nutrien d. Mengetahui jumlah asupan makanan
metabolisme Pengetahuan tentang 2 5 d. Monitor asupan makanan harian sudah cukup atau kurang
makanan pilihan e. Monitor berat badan e. Untuk mengetahui berat badan ideal
makanan yang sehat Terapeutik : f. Makanan yang tinggi serat dapat
Pengetahuan tentang 2 5 f. Berikan makanan tinggi serat mencegah konstipasi
makanan pilihan g. Berikan makanan tinggi g. Protein dan lemak berfungsi sebagai
minuman yang sehat protein dan tinggi kalori sumber energi bagi tubuh
Pengetahuan tentang 2 5 Edukasi : h. Agar keluarga mengerti diet yang di
standar asupan nutrisi h. Ajarkan pasien dan keluarga programkan untuk merawat anggota
yang tepat diet yang diprogramkan keluarganya
Sikap terhadap 3 5 i. Anjurkan keluarga menimbang i. Untuk memonitor berat badan ideal
berat badan

44
makanan/minuman
sesuai dengan tujuan
kesehatan
2 Defisit Setelah dilakukan tindakan keperawatan 30 Edukasi Nutrisi (I. 12395 hal 72) a. Mengetahui ststus gizi, status alergi,
pengetahuan menit keluarga Tn. R dapat meningkatkan Observasi : , kebutuhan dan kemampuan
tentang nutrisi pengetahuan dengan kriteria Hasil: a. Periksa status gizi, status alergi, pemenuhan kebutuhan gizi untuk
pada ibu hamil Tingkat pengetahuan (L.12111 hal 146) kebutuhan dan kemampuan mengetahui interbvensi selanjutnya
berhubungan Indikator Sekarang Target pemenuhan kebutuhan gizi b. Kesiapan dan kemampuan
dengan Kurang Perilaku sesuai 2 5 b. Identifikasi kemampuan dan menerima informasi dapat
terpapar anjuran waktu yang tepat menerima menentukan media dan teknik untuk
informasi Kemampuan 2 5 informasi melakukan pendidikan kesehatan
menjelaskan tentang Terapeutik : c. Materi dan media memudahkan
nutrisi pada ibu hamil c. Persiapkan materi dan media dalam melakukan pendikan
Perilaku sesuai 2 5 seperti jenis-jenis nutrisi dan kesehatan
dengan pengetahuan cara mengelola makanan d. Pendidikan kesehatan yang
Pertanyaan tentang 2 5 d. Jadwalkan pendidikan terjadwal mencegah mengganggu
nutrisi pada ibu hamil kesehatan sesuai kesepakatan aktivitas keluarga
Perilaku 2 5 e. Berikan kesempatan untuk e. Kesempatan bertanya memberikan
bertanya kesempatan keluarga untuk lebih
Edukasi : memahami materi sacara lebih detail
f. Jelaskan pada pasien dan f. Dengan alergi makanan, makanan
keluarga alergi makanan, yang harus dihindari, dan jenis
makanan yang harus dihindari, makanan yang dibutuhkan maka
dan jenis makanan yang tindakan selanjutnya pada ibu hamil
dibutuhkan dapat dilakukan.
g. Ajarkan pasien dan keluarga g. Protein sebagai sumber energy yang
memantau kondisi kekurangan sangat dibutuhkan bagi tubuh
nutrisi h. Pengetahuan keluarga yang baik
akan meningkatkan kemampuan

45
untuk mengenal masalah.

K. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


No Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi

1 Rabu, 02 Februari 2022 Pukul 16.00 WIB Pukul 17.00 WIB


Kunjungan 1 1. Mengidentifikasi makanan yang disukai Ny.A S:
2. Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis - Ny. A mengatakan makanan yang
nutrien Ny.A disukainya adalah sayur dan ikan
3. Memonitor asupan makanan Ny.A - Ny. A mengatakan makan 2 kali hari ini
4. Memonitor berat badan Ny.A - Keluarga mengatakan akan lebih sering
5. Menganjurkan keluarga memberikan makanan menyiapkan makanan tinggi serat,
tinggi serat untuk mencegah konstipasi kalori, dan protein
6. Menganjurkan keluarga memberikan makanan O:
tinggi protein dan tinggi kalori - Ibu hamil trimester 2 membutuhkan zat
7. Menganjurkan keluarga menimbang berat gizi yang terdiri dari energi, protein,
badan badan Ny.A vitamin, dan mineral
- BB: 65 Kg IMT 30
A : Masalah risiko defisit nutrisi belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Menganjurkan keluarga memberikan
makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
- Menganjurkan keluarga memberikan

46
makanan tinggi protein dan tinggi kalori
- Menganjurkan keluarga menimbang
berat badan badan Ny.A
(Dewi Puspitasari
2 Rabu, 02 Februari 2022 Pukul 16.30 WIB Pukul 17.00 WIB
Kunjungan 1 3. Memeriksa status gizi, status alergi, kebutuhan S:
dan kemampuan pemenuhan kebutuhan gizi - Keluarga Tn. R mengatakan dapat
4. Mengdentifikasi kemampuan dan waktu yang dikunjungi sore hari
tepat keluarga Tn. R menerima informasi - Keluarga Tn. R mengatakan bersedia
5. Menyiapkan materi dan leaflet pendidikan menerima informasi yang akan diberikan
kesehatan mengenai nutrisi pada ibu hamil - Ny.A mengatakan tidak meminili alergi
6. menadwalkan pendidikan kesehatan sesuai makanan
kesepakatan - Keluarga Tn. R mengatakan mengerti
7. memberikan kesempatan untuk bertanya apa saja makanan yang harus dihindari
8. menjelaskan faktor resiko kekurangan nutrisi dan dibutuhkan
pada ibu hamil - Keluarga Tn. R mengatakan akan
9. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga alergi memantau nutrisi Ny.A
makanan, makanan yang harus dihindari, dan O:
jenis makanan yang dibutuhkan - IMT 30
10. Mengajarkan pasien dan keluarga memantau - Keluarga Tn H berkumpul sesuai jadwal
kondisi kekurangan nutrisi sudah disepakati bersama keluarga
- Materi sudah disiapkan oleh pratikan
berupa ppt, dan leaflet
- Keluarga Tn. R bertanya hal yang tidak
dimengerti
A: Masalah defisit pengetahuan teratasi
P: Hentikan intervensi
(Dewi Puspitasari)

47
B. EVALUASI KEPERAWATAN

No Hari/Tanggal Diagnosa Evaluasi

1 Senin, 07 Februari 2022 Risiko defisit nutrisi S:


Pukul 17.00 Wib - Ny. A mengatakan makanan yang
Kunjungan 2 disukainya adalah sayur dan ikan
- Ny. A mengatakan makan 3 kali hari ini
dan sudah tidak mual
- Keluarga sudah sering menyiapkan
makanan tinggi serat, kalori, dan protein
O:
- BB: 67 kg IMT: 31
A : Masalah risiko defsit nutrisi teratasi
P : Hentikan intervensi
(Dewi Puspitasari)

48
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada asuhan keperawatan yang telah dilakukan, pasien mendapatkan 2 masalah


utama yaitu risiko defisit nutrisi dan defisit pengetahuan yang telah teratasi,
Berdasarkan dua diagnosa yang ditegakkan sesuai dengan apa yang penulis temukan
selama melakukan asuhan keperawatan keluarga dapat diperoleh perkembangan
berdasarkan hasil evaluasi, maka dari itu dalam melakukan asuhan keperawatan untuk
mencapai hasil yang maksimal memerlukan adanya kerja sama antara penulis dengan
pasien, dan keluarga pasien.
Penatalaksanaan edukasi kesehatan nutrisi pasa ibu hamil pada Keluarga Tn. R
meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pemberian nutrisi pada ibu hamil hal ini
sesuai dengan penelitian Ratna Feti Wulandari, Luluk Susiloningtyas, Susanti Tria
Jaya (2021) Pendidikan Kesehatan mampu meningkatkan pengetahuan ibu hamil
tentang gizi ibu hamil, hal ini dapat diketahui dari pengukuran pengetahuan sebelum
dan sesudah di berikan pendidikan kesehatan.
Intervensi dan tujuan yang diterapkan dalam proses asuhan keperawatan ini
menggunakan panduan dari SIKI dan SLKI yang dilakukan dalam kurun waktu 3 kali
kunjungan, tujuan dari intervensi tersebut tercapai sepenuhnya. Melihat dari hasil
evaluasi yang dilakukan tujuan dari hasil intervensi tercapai sepenuhnya harapannya
ibu hamil tidak berhenti disini untuk menggali informasi, informasi bisa di dapatkan
dari media cetak dan media elektronik atau mengikuti pendidikan kesehatan yang
selanjutnya supaya status gizi terjaga dengan baik dan mampu mengurangi resiko
tinggi kehamilannya.

49
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada Keluarga Tn. R dengan
Ibu hamil trimester II, selama 3 kali kunjungan penulis memperoleh pengalaman
nyata, dengan menerapkan proses keperawatan yang meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan dan
evaluasi keperawatan serta mendokumentasikannya dan mengidentifikasi faktor
pendukung dan penghambat dalam setiap proses keperawatan. Adapun
kesimpulannya sebagai berikut :
1. Pengkajian Metode yang digunakan dalam pengkajian adalah wawancara,
observasi, pemeriksaaan fisik. Pada saat pengkajian penulis memperoleh
beberapa data. Data tersebut muncul berdasarkan kondisi pasien dan
mempunyai kesamaan dengan data dan teori.
2. Diagnosa keperawatan Pada Keluarga Tn. R dengan Ibu hamil trimester II
didapatkan 2 diagnosa yang muncul berdasarkan kondisi pasien diantaranya
adalah Risiko Defisit Nutrisi khususnya pada Ny.A berhubungan Peningkatan
kebutuhan metabolisme dan Defisit pengetahuan tentang nutrisi pada ibu hamil
berhubungan dengan Kurang terpapar informasi.
3. Perencanaan dan pelaksanaan keperawatan, perencanaan sesuai teori dengan
memperhatikan situasi dan kondisi pasien serta sarana dan prasarana di rumah
pasien. Prioritas masalah berdasarkan teori Hierarki Maslow, sedangkan
penentuan tujuan meliputi sasaran, kriteria waktu dan hasil dan rencana
tindakan keperawatan kasus ini berpedoman pada SIKI SDKI dan SLKI.
Dengan menyesuaikan pada kondisi pasien. Dalam penyusunan perencanaan
keperawatan melibatkan pasien dan keluarga yang mencakup 3 elemen yaitu
observasi, tindakan keperawatan mandiri, dan pendidikan kesehatan. Sedangkan
pelaksanaan keperawatan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
disususun.
4. Evaluasi keperawatan Evaluasi dari hasil asuhan keperawatan yang
dilaksanakan selama selama 3 kalikunjungan dari ke 2 diagnosa keperawatan.

50
Hambatan selama merawat kasus di atas yaitu waktu yang di butuhkan perawat
saat ingin bertemu langsung dengan pasien terbatas dikarenakan berjualan jadi
waktu bertemu hanya sore hari.

B. SARAN
Diharapkan kepada pasien dan keluarga setelah dilakukan tindakan keperawatan
dan pendidikan kesehatan lebih mengerti tentang kebutuhan nutrisi pada ibu hamil.

51
DAFTAR PUSTAKA

Bailon, S.G. & Maglaya, A. (1978). Perawatan Kesehatan Keluarga: Suatu


Pendekatan Proses (Terjemahan). Jakarta: Pusdiknakes
Efendi, F. & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori Dan.
Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Selemba Medika.
Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori,dan
Praktik. Ed 5. Jakarta: EGC.
Gusti,Salvari.(2013). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta : trans Info
Media.
Nursalam. 2010. Konsep dan penerapan metodelogi penelitian ilmu
keperawatan. Jakarta: Salemba medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Setyowati, Sri; Murwani, Arita. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga.
Yogyakarta: Mitra Cendikia Press
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI).  Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI),  Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI),  Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia
Wulandari, Ratna Feti., Susiloningtyas, Luluk., Jaya,Susanti Tria. (2021).
Pendidikan Kesehatan Untuk Meningkatkan Gizi Ibu Hamil. Journal of
Community Engagement in Healt. Vol.4 No.1. 155-161.
https://doi.org/10.30994/jceh.v4il.130 diakses pada tanggal 26 Januari
2022
Zakaria, A. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga Pendekatan Teori dan.
Konsep. Purwokerto: CV IRDH.

52
DOKUMENTASI KEGIATAN

Kunjungan Pertama (pengkajian)

Kunjungan kedua (pemeriksaan fisik)

Kunjungan ketiga (pengkajuan analisa data)

Kunjungan keempat (melakukan implementasi)

53
Kunjungan kelima (Melakukan evaluasi)

54

Anda mungkin juga menyukai