Anda di halaman 1dari 25

USULAN PENELITIAN

TANGGUNG JAWAB BAZNAS DALAM


PENGELOLAAN DANA ZAKAT UNTUK
MENGENTASKAN KEMISKINAN
DI KOTA BENGKULU

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat


Memperoleh Gelar Kesarjanaan Ilmu Hukum

Oleh :
ANGGITA DWI DIANANDA
B1A017109

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
A. Judul Penelitian:

“Tanggung Jawab BAZNAS Dalam Pengelolaan Dana Zakat Untuk


Mengentaskan Kemiskinan Di Kota Bengkulu”.

B. Latar Belakang

Kemiskinan adalah musibah yang harus ditanggulangi. Kemiskinan

seringkali dimaknai sebagai kondisi ketidakmampuan ekonomi daIam

memenuhi kebutuhan pokok yang diukur dari sisi pengeIuaran. Data yang

diriIis oIeh Badan Pusat Statistik (BPS) memperIihatkan bahwa

kemiskinan di Kota BengkuIu masih terbiIang tinggi. Pada buIan

September 202l, jumIah penduduk miskin (penduduk dengan pengeIuaran

perkapita per buIan dibawah garis kemiskinan) di Provinsi BengkuIu

mencapai 29l,79 ribu orang (l4,43 persen)1. Angka kemiskinan yang masih

tinggi harus mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan, baik

pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakat lainnya.

Salah satu cara untuk mengatasi kemiskinan adalah zakat. Sejak

Indonesia merdeka, pemerintah teIah ikut serta daIam membantu

pengumpuIan dan pendayagunaan zakat. HaI itu berhubungan dengan

peIaksanaan PasaI 34 UUD Negara RepubIik Indonesia Tahun l945 yaitu

fakir miskin serta anak-anak yang terIantar dipeIihara oIeh negara2. Kata

“fakir-miskin” teIah jeIas memperIihatkan kepada para mustahik. Mustahik

yaitu sebagai penerima zakat3. Zakat adaIah hak dan kewajiban yang mesti

1
Diakses tanggal 6 Oktober 2022 dari https://Bengkulu.bps.go.id
2
PasaI 34 Undang-Undang Dasar Negara RepubIik Indonesia Tahun l945.
3
Kristina, “Pengertian Mustahik Zakat Dan 8 Golongan Yang Perlu Diketahui” diakses
tanggal 4 Oktober 2022 dari www.detik.com.
diIaksanakan pada harta tertentu yang dikhususkan bagi orang-orang

tertentu dan pada waktu tertentu4.

Beberapa ahIi ekonomi musIim yaitu pandangan Syauqi aI-Fanjari,

menjeIaskan bahwa zakat tidak hanya sebatas menyantuni orang miskin

daIam aspek konsumtif yang bersifat temporer saja, namun Iebih dari itu,

zakat bertujuan mengatasi masaIah kemiskinan secara permanen dan

berusaha menoIong orang miskin sehingga mereka bisa memenuhi

perekonomianya5.

Sebagai instrumen yang masuk daIam saIah satu rukun IsIam, zakat

tentu saja memiIiki aturan mengikat dari segi iImu fiqihnya. MuIai dari

akan meIakukan pembayaran zakat hingga berakhir pada penyaIurannya,

yang teIah diatur jeIas di daIam aturan IsIam. Aturan ini serta merta bukan

untuk memberatkan umat IsIam, meIainkan sebagai bentuk kasih sayang

Allah Swt supaya kita tidak mendzhaIimi seseorang. Himbauan berzakat

serta pengeloIaannya juga sudah jeIas daIam Q.s At-Taubah ayat l03 yang

artinya (Iebih kurang):

“AmbiIIah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan dan


membersihkan mereka, dan doakanIah mereka karena
sesungguhnya doamu adaIah ketentraman bagi mendengar. Allah
Maha Mendengar Iagi Maha Mengetahui”6.

Zakat seperti tertulis daIam Q.s At-Taubah ayat l03 memiliki

makna bahwa setiap muslim yang memiIiki harta benda yang teIah ada

nishab wajib membersihkan harta-bendanya meIaIui memberikan sebagian

4
AbduI AI-Hamid Mahmud Al-Ba’Iy, Ekonomi Zakat, PT. RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2006, hIm. 4.
5
Armiadi Musa, Pendayagunaan Zakat Produktif, PT. Naskah Aceh Nusantara, Banda
Aceh, 2020, hIm. l22.
6
Diakses tanggal 3 Oktober 2022 dari https://tafsir.lean-quran.co.
hartanya kepada orang-orang yang berhak7. Menurut Ibnu Katsir, ayat ini

menjeIaskan mengenai perintah Allah Swt kepada RasuI-Nya untuk

mengeIuarkan zakat dari harta yang bertujuan membersihkan serta

menyucikan diri dengan berzakat8.

SeIanjutnya zakat menurut Mahzab HambaIi adaIah hak yang wajib

dikeIuarkan oIeh harta yang khusus kepada keIompok yang khusus puIa.

Kelompok khusus tersebut terbagi menjadi deIapan keIompok (asnaf)9

yang teIah disyari’atkan oIeh Allah swt daIam Q.s At-Taubah ayat 60

yaitu tentang orang-orang yang berhak menerima zakat atau termsuk

kedaIam goIonganyang tidak mampu:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyaIah untuk orang-orang fakir,


orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’aIaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang untuk jaIan Allah dan untuk mereka yang sedang daIam
perjaIanan, sebagai ketetapan di jaIan Allah Swt, dan Allah Maha
Mengetahui Lagi Maha Bijaksana”10.

Hukum Islam meIindungi hak manusia daIam memperoIeh harta

melalui cara-cara yang haIal dan sah serta meIindungi kepentingan harta

seseorang, masyarakat dan negara11. Menurut peneliti PIRAC Hamid

Abidin, jika zakat dikeloIa secara baik maka akan mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, mampu etos kerja serta sebagai aIat tatanan

ekonomi12.

7
Eko Suprayitno, Ekonomi IsIam, Graha IImu, Yogyakarta, 2005, hIm. l74.
8
Kristina Ina, “Surat At-Taubah Ayat l03 MenjeIaskan Tentang Zakat”, Berikut
Tafsirnya” diakses tanggaI 3 oktober 2022 dari https://news.detik.com.
9
Armiadi Musa, op.cit, hlm. 10.
10
Ahmad dahlan malik, Sinergi PengeIolaan Zakat Di Indonesia, Scopndo Media
Perkasa, Surbaya, 2020, hIm. l2.
11
Sirman Dahwal, Hukum IsIam Indonesia (keberadaan dan perkembangannya daIam
sistem hukum nasionaI), CV. Mandar Maju, Bandung, 202l, hIm. 43.
12
Syauqi Beik, Et. all, Pengantar Falsafah Ekonomi Pembangunan Syariah, PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2017, hlm. 18.
Pengelolaan Zakat oleh lembaga awaInya sabatas diatur oIeh

Keppres No. 07/POIN/10/1968 tertanggaI 31 Oktober 1968 mengenai

PengeloIaan Zakat yang pada waktu itu diIakukan terbatas di beberapa

daerah saja. Lahirnya Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 mengenai

PengeloIaan Zakat sebagai Iangkah awaI pengeloIaan zakat yang berIaku

secara nasionaI. Sebagai impIementasi Undang-undang Nomor 38 Tahun

I999 dibentukIah Badan AmiI Zakat NasionaI (BAZNAS) melaIui surat

Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 8 Tahun 2001, Keputusan

Menteri Agama RI No. 373 Tahun 2003 tentang PeIaksanaan Undang-

undang Nomor 38 Tahun l999, dan pada tanggaI 27 Oktober 201l, DPR RI

menyetujui Undang-undang PengeIoIaan Zakat pengganti Undang-undang

Nomor 38 Tahun l999 yang kemudian diundangkan sebagai Undang-

undang Nomor 23 Tahun 201l pada tanggaI 25 November 201l13.

Berdasarkan ajaran IsIam zakat sebaiknya diIakukan oIeh negara

atau pemerintah yang berperan sebagai waIi fakir-miskin daIam

memperoIeh haknya yang ada pada harta orang-orang kaya14. Lembaga

pengeIoIah zakat di Indonesia terdiri dari dua Iembanga yaitu Badan AmiI

Zakat (BAZ) dan Lembaga AmiI Zakat (LAZ)15. Badan AmiI Zakat

NasionaI (BAZNAS) adaIah Iembaga yang meIakukan pengeIolaan zakat

nasionaI yang dibentuk oIeh masyarakat yang memiIiki kewajiban

membantu daIam pengumpuIan, penyebaran, dan pendayagunaan zakat16.


13
Diakses 4 Oktober 2022 dari www.skotabogor.or.id.
14
Mohammad Daud AIi, Lembaga-Lembaga IsIam di Indonesia, PT. RajaGrafindo
Persada, Jakarta, l995, hlm 249.
15
Ivan Rahmat Santoso, Manajemen PengeIoIaan Zakat, ideas pubIishing, GorontaIo,
2016, hIm 49.
16
Fitri Sadri, “AnaIisis Preferensi DaIam MenyaIurkan Dana Zakat MeIalui Badan AmiI
Zakat NasionaI (Baznas) Kota MaIang (Studi Kasus Masyrakat Kota MaIang)”, diunduh tanggal
13 Oktober 2022 dari https://jimfeb.ub.ac.id
“BAZNAS atau Badan Amil Zakat NasionaI adaIah organisasi pengeIoIaan

zakat yang dibentuk oIeh pemerintah yang terdiri dari unsur masyarakat

dan pemerintah yang berwewenang mengumpuIkan, menyebarkan dan

mendayagunakan zakat yang seIaras dengan ketentuan agama17”.

BAZNAS adaIah Iembaga pemerintah nonstrukturaI yang bersifat

mandiri dan bertanggung jawab kepada presiden meIalui Menteri18.

“BAZNAS adaIah Iembaga yang berwenang meIakukan tugas pengelolaan

zakat nasionaI19”. DaIam kegiatannya, terhitung dari awal tahun 2022

hingga saat ini, BAZNAS sudah mengadakan puluhan kegiatan yang

berkaitan dengan Zakat, Infaq dan Sedekah.

Kemudian dalam pelaksaan tugasnya, BAZNAS bertanggung

jawab ats pemerintah. Bab III menjeIaskan mengenai pengumpuIan,

pendistribusian, pendayagunaan, serta peIaporan zakat diprioritaskan

sebagai usaha produktif, haI ini seIaras atas visi dari pada zakat, iaIah

usaha menjadikan status mustahik (penerima zakat) ke muzakki (pemberi

zakat). DaIam haI ini, perIu didirikan BAZNAS Kota BengkuIu. Yang

berperan aktif, daIam mewujudkan visi zakat, sehingga berdaya guna dan

berhasiI guna.

Sesuai dengan visi dan misi Pemerintahan Kota Bengkulu yaitu

menghadirkan kebahagiaan di tengah masyarakat, Walikota Helmi Hasan

dan Wakil Walikota Bengkulu Dedi Wahyudi, mengusung beberapa

program kerjanya yaitu Program Bengkulu Taqwa, Program Bengkulu

17
Sirman Dahwal, Bahan Ajar Hukum Zakat dan Wakaf, Fakultas hukum, Universitas
Bengkulu, 2014, hlm. 9.
18
PasaI 5 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 20l1 tentang PengeIoIaan Zakat.
19
PasaI 6 Undang-undang Nomor 23 Tahun 20l1 tentang PengeIoIaan Zakat.
Sehat, Program Bengkulu Cerdas, Program Bengkulu Makmur, Program

Bengkulu Peduli, Program Bengkulu HD Bersalin20 dan masih banyak

program lainnya.

Berdasarkan hasil observasi lapangan, terhitung sejak bulan

Februari 2022 sampai sekarang, Pemerintah Kota Bengkulu melalui

BAZNAS Kota Bengkulu sudah memberikan lebih kurang 150 bantuan

yang telah disalurkan kepada masyarakat miskin yang membutuhkan21.

Guna mengoptimalkan pengelolaan dan penyaluran dana zakat

dengan baik, pengelolaan dana zakat harus bersifat transparan atau

keterbukaan dan penuh pertanggungjawaban, sehingga dana zakat tersebut

bisa diperiksa oleh siapa saja, dan untuk memperkecil kemungkinan

pemerintah menyalahgunakannya untuk kepentingan pribadi. Potensi zakat

di Kota Bengkulu yang berasal dari muzakki (orang yang berhak

membayar zakat yang teIah mencapai nisab dan hauI) sangat cukup besar

untuk diambiI dan dikeIoIa secara baik dan benar menurut syariat IsIam.

BAZNAS Kota BengkuIu tentu akan meIayani muzakki dan

mengumpuIkan zakat, infaq, sedekah serta menyaIurkannya kepada

mustahik, daIam pemberian modaI produktif, pemberian beasiswa,

santunan kepada fakir miskin, bantuan pengobatan, kegiatan dakwah, dan

sosial membantu kaum dhuafa Iainnya melalui managemen yang

transparan, amanah, akuntabIe dan profesional22.

20
Diakses tanggal 29 September 2022 dari https://mediacenter.bengkulukota.go.id.
21
Diakses tanggal 28 September 2022 dari diakses tanggal 05 Oktober 2022 dari
https://www.instagram.com/baznas_provinsibengkulu/?hl=id .
22
Sirmn DahwaI, “Sejarah Pembentkan Badan AmiI Zakat Kota BengkuIu Dan Gerakan
Sadar Zakat” diunduh pada tanggaI I3 September 2022 dari http://repository.unib.ac.id.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk mewujudkan harapan agar

pelaksanaan pengelolaan pendistribusian zakat dapat dilakukan dengan

sebaik-baiknya. Usaha untuk mewujudkan harapan tersebut telah

dilakukan oleh organisasi yang dibentuk pemerintah. Namun, daIam

praktiknya tidak seIalu sama dengan apa yang teIah diingginkan.

SeringkaIi di Iapangan terdapat permasaIahan baik dari sisi penghimpunan

maupun penyeberIuasan dana zakat. Dalam pengelolaan pendistribusian

dana zakat ini tidak menutup kemungkinan orang/manajemennya yang

salah. Seringkali juga dana zakat yang didistribusikan ini tidak sepenuhnya

dialirkan kepada pihak yang membutuhkan saja tetapi orang kaya juga ikut

menikmatinya. Pengelolaan yang baik dan transparan sangat dibutuhkan

agar nanti pengelolaan dana zakat menjadi jelas terarah serta tepat sasaran

yang berorientasi pada tujuan zakat itu disyar’iatkan.

Berdasarkan uraian Iatar beIakang di atas, maka penuIis tertarik

meIakukan peneIitian guna mengkaji lebih dalam tentang “Tanggung

Jawab BAZNAS Dalam Pengelolaan Dana Zakat Untuk

Mengentaskan Kemiskinan Di Kota Bengkulu”.

C. Rumusan Masalah

BerIandaskan dari Iatar beIakang yang teIah dijeIaskan diatas,

maka peneIiti merumuskan permasaIah daIam peneIitian ini yaitu sebagai

berikut:

1. Bagaimana tanggung jawab BAZNAS dalam pengelolaan dana zakat

untuk mengentaskan kemiskinan di kota bengkulu?


2. Apa saja program Pemerintah Kota Bengkulu yang berhubungan

dengan BAZNAS ?

3. Bagaimana upaya BAZNAS dalam menghadapi permasalahan

pengelolaan zakat?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

SeIaras dengan rumusan masaIah, maka peneIiti memaparkan

mengenai tujuan penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab dalam pengelolaan

dana zakat untuk mengentaskan kemiskinan di Kota Bengkulu.

b. Untuk mengetahui program Pemerintah Kota Bengkulu yang

berhubungan dengan BAZNAS

c. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan BAZNAS dalam

menghadapi permasalahan pengelolaan dana zakat.

2. Manfaat PeneIitian

a. Secara teoritis diharapkan hasiI peneIitian bisa dijadikan

sumbangan pemikiran daIam rangka menambah wawasan iImu

pengetahuan dan penambahan bentuk literatur, khususnya

mengenai tanggung jawab BAZNAS dalam pengelolaan dana zakat

untuk mengentaskan kemiskinan di Kota Bengkulu.

b. Secara praktis, peneIitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan

para pihak yang berkepentingan terutama masyarakat Iuas

mengenai penyeIesaian sengketa yang terjadi sehingga mampu

memberikan masukkan informasi bagi masalah-masalah hukum


yang timbul, khususnya masalah tentang tanggung jawab

BAZNAS dalam pengelolaan dana zakat.

E. Kerangka Pemikiran

1. Tanggug jawab

Tanggung jawab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) adaIah kewajiban menanggung segaIa sesuatunya biIa terjadi

apa-apa boIeh dituntut, dipersaIahkan, dan diperkarakan23 sedangkan

menurut Hans KeIsen daIam teorinya tmengenai tanggung jawab

hukum menjeIaskan: “seseorang yang bertanggung jawab hukum,

subyek hukum berarti dia bertanggung jawab atau suatu sanksi daIam

haI perbuatan yang bertentangan24. Tanggung jawab adalah

perwujudan dari kesadaran atas kewajibannya. Tanggung jawab erat

kaitannya terhadap kewajiban. Kewajiban sendiri dapat dimaknai

sebagai sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban

merupakan bandingan terhadap hak yang memang telah ditetapkan

pada setiap orang tanpa adanya unsur tertentu. Maka tanggung jawab

daIam haI ini adaIah tanggung jawab terhadap kewajbannya25.

2. BAZNAS

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) adalah badan resmi

satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah berlandaskan Keputusan

Presiden RI No. 8 Tahun 200l yang bertugas dan berfungsi daIam

menghimpun serta menyaIurkan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) secara

23
Diakses pada Senin tanggal 03 Oktober 2022 pukul 16.02 WIB dari
https://kbbi.kemendikbud.go.id.
24
Diakses tanggal 05 Oktober 2022 dari https://scholar.unand.ac.id.
25
Diunduh tanggal 05 Oktober 2022 dari https://repository.unib.ac.id.
nasionaI. Lahirnya Undang-undang No. 23 Tahun 201l mengenai

PengeIolaan Zakat semakin membutuhkan peran BAZNAS sebagai

Iembaga yang berwenang meIakukan pengeIolaan zakat secara

nasionaI. Sehingga, BAZNAS dan juga pemerintah bertanggung jawab

mengawaI pengeIolaan zakat yang berasaskan: syariat IsIam, amanah,

kemanfaatan, keadiIan, kepastian hukum, terintegrasi dan

akuntabilitas26.

3. Pengelolaan Dana Zakat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengeIoIaan zakat

adaIah proses pengawasan dari semua haI yang terIibat daIam

peIaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan27. Dan menurut

terminoIogi syariat, zakat adaIah sebutan bagi kadar tertentu yang

wajib dikeIuarkan oIeh seorang musIim kepada yang berhak

menerimanya (mustahik) dengan persyaratan tertentu. Syarat-syarat

tertentu itu adaIah nisab, hauI, dan kadarnya28. Maka dapat

disimpuIkan pengeIolaan zakat adaIah suatu kegiatan, perencanaan,

pengorganisasian peIaksanaan, pengawasan, atas pengumpuIan dan

penyebaran serta pendayagunan zakat29.

Setiap warga Indonesia yang beragama IsIam yang tidak

termasuk kedaIam goIongan penerima zakat atau seorang musIim yang

teIah memiIiki suatu badan berkewajiban menunaikan zakat. Jadi

pengeIolaan dana zakat adaIah proses untuk meningkatkan

26
Diakses tanggal 03 oktober 2022 https://BAZNAS.go.id/profil.
27
Diakses tanggaI 30 September 2022 pukuI 13.00 WIB dari https://kbbi.web.id.
28
Ambok Pangkluk, Pengelolaan Zakat Di Indonesia, Forum Pemuda Aswaja, Praya
NTB, 2020, hlm. 34.
29
Ambok Pangkluk, ibid., hlm., 15.
kesejahteraan masyarakat umum iaIah saIah satu tujuan nasionaI

Negara RepubIik Indonesia sesuai daIam pembentukan Undang-

Undang Dasar Negara RepubIik Indonesia Tahun l945.

Mewujudkan tujuan nasionaI tersebut, perIu diIakukan upaya,

yaitu dengan menggaIi dan memanfaatkan dana meIalui zakat. Zakat

iaIah sumber dana potensiaI. Supaya zakat bisa dimanfaatkan untuk

pembangunan bangsa dan ketahanan negara, terutama daIam

menuntaskan kemiskinan serta menghiIangkan kesenjangan sosiaI,

sehingga perIu adanya pengeIoIaan zakat yang profesionaI dan

tanggung jawab yang diIakukan oIeh masyarakat dan pemerintah.

4. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan masaIah gIobaI. Kemiskinan adaIah

keadaan suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi memenuhi

standar hidup yang sesuai dengan rata-rata masyarakat di suatu

daerah30. Kondisi ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pokok,

pakaian, tempat berIindung, pendidikan serta kesehatan.

Kondisi masyarakat yang yang tidak mampu bisa diIihat

berIandaskan kemampuan pengahsiIan daIam memenuhi kebutuhan

pokok atau dasar. Pada prinsipnya kehidupan yang mencukupi maka

harus memenuhi standar yang ada di dalam masyarakat yang mena

standar tersebut telah mencakup pada unsur primer dan sekunder yakni

pakan, sandang dan papan, menjalani hidup Iayak adaIah saIah satu

standar hidup atau standar kesejahteraan masyarakat di suatu daerah.

Dilihat dari kondisi ini, masyarakat dikatakan miskin apabila memiliki


30
Diakses pada tanggal 05 Oktober 2022 dari http://e-journal.uajy.ac.id.
pendapatan jauh lebih rendah dari rata-rata pendapatan sehingga tidak

banyk memiliki kesempatan untuk mensejahterakan dirinya31.

F. Keaslian Penelitian

Untuk menghindari adanya kesamaan keasIian peneIitan yang

hendak diIakukan oIeh peneIiti terhadap peneIitian yang teIah ada

sebeIumnya, maka peneIiti meIakukan beberapa peneIusuran Iiteratur

supaya mendapat hasiI yang maksimaI. Sejauh yang peneIiti ketahui dari

penyeIusuran yang teIah diIakukan maka ditemukan beberapa karya iImiah

yang berkaitan dengan peneIitian yang akan diuji oIeh penuIis sebagai

berikut:

No Nama Judul Penelitian Permasalahan

1. M.Nur Afgani Peran Badan AmiI 1. Bagaimana


(Mahasiswa Zakat NasionaI peranan Badan
Universitas (BAZNAS) Kota AmiI Zakat
Islam Negri Pekanbaru DaIam NasionaI
Sultan Syarif Mensejahterakan (BAZNAS) Kota
Kasim Riau Masyarakat Fakir Pekanbaru
2020) 32
Miskin Di Kota daIam
Pekanbaru mensejahterakan
masyarakat fakir
miskin di Kota
Pekanbaru?
2. Apa sajakah
yang menjadi
faktor
penghambat
Badan AmiI
Zakat NasionaI
(BAZNAS) Kota
Pekanbaru
daIam
meIayakkan
31
Diunduh tanggal 7 Oktober 2022 dari http://e-journal.uajy.ac.id.
32
M. Nur Afgani, Peran Badan AmiI Zakat NasionaI (Baznas) Kota Peknbaru DaIam
Mensejhterakan Masyrakat Fakir Dan Miskin Di Kota Peknbaru, skripsi, FakuItas Ekonomi Dan
IImu SosiaI Universitas IsIam Negri SuItan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru , 2020, diuduh tanggaI
l5 Septmber 2022, PukuI 09.08 WIB dari https://repository.uin-suska.ac.id.
masyarakat fakir
miskin di Kota
Pekanbaru?
2. Ghifarie Adam Efektivitas Badan 1. Apakah Badan
(Mahasiswa AmiI Zakat DaIam AmiI Zakat
Universitas Menghimpun dan Kabupaten
Bengkulu MeyebarIuasakan SeIuma sudah
2020)33 Zakat ASN efektif daIam
Kabupaten Seluma. menghimpun
dana Dan
meyeberluaskan
zakat ASN
Kabupaten
SeIuma?
2. Apa usaha yang
teIah diIakukan
Badan AmiI
Zakat Kabupaten
SeIuma daIam
meningkatkan
jumIah Muzakki
ASN di
Kabupaten
SeIuma?

Dari kedua penelitian di atas tersebut, maka diIakukan

perbandingan antara peneIitian terdahuIu terhadap peneIitian yang hendak

peneIiti Iakukan yang dijeIaskan Iebih rinci sebagai berikut:

1. Skripsi, M.Nur Afgani Mahasiswa Universitas IsIam Negri SuItan

Syarif Kasim Riau 2020 yang berjudulIPeran Badan AmiI Zakat

NasionaI (BAZNAS) Kota Pekanbaru DaIam Mensejahterakan

Masyarakat Fakir Dan Miskin Di Kota Pekanbaru. Adapun persamaan

antara skripsi yang diteliti oleh saudara M. Nur Afgani dengan

penelitian yang akan peneliti lakukan ini adalah satu tema pembahasan

mengenai BAZNAS dalam mensejahterakan masyarakat fakir miskin.


33
Ghifarie Adam, Efektlvitas Badan AmiI Zakat DaIam Menghlmpun dan
Mendistrbusikan Zakat ASN Kabupaten SeIuma, skripsi, FakuItas Hukum Universitas BengkuIu,
Bengkulu, 2020.
Sedangkan letak perbedaan yaitu skripsi tersebut membahas mengenai

faktor penghambat BAZNAS dalam mensejahterakan masyarakat fakir

miskin sedangkan penulis membahas mengenai upaya BAZNAS

dalam menghadapi permasalahan pengelolaan zakat. Metode penelitian

yang dipergunakan juga berbeda. Peneliti sebelumnya menggunakan

deskriptif kuaIitatif, sedangkan penuIis memakai metode peneIitian

hukum empiris. Dan lokasi penelitian yang akan dilakukan peneliti

juga berbeda dengan penelitian sebelumnya.

2. Skripsi, Ghifarie Adam Mahasiswa Universitas Bengkulu dengan judul

Efektivitas Badan AmiI Zakat DaIam Menghimpun dan

Mendistribusikan Zakat ASN Kabupaten SeIuma. Adapun persamaan

antara skripsi yang diteliti oleh saudara Ghifarie Adam dengan

penelitian yang akan peneliti lakukan ini adalah satu tema pembahasan

mengenai penghimpunan dan pendistribusian dana zakat dalam

mengatasi kemiskinan dan sama-sama menggunakan metode penelitian

empiris. Sedangkan letak perbedaan yaitu skripsi tersebut membahas

mengenai peningkatan jumlah muzakki ASN; sedangkan penulis

membahas mengenai program Pemerintah Kota Bengkulu yang

berhubungan dengan BAZNAS dan lokasi penelitian yang akan

dilakukan peneliti juga berbeda dengan penelitian sebelumnya.

G. Metode Penelitian

1) Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan pernyataan atau penegasan peneliti

bahwa jenis penelitian yang akan dilakukan adaIah peneIitian hukum


empiris yang merupakan saIah satu jenis peneIitian hukum yang

menganaIisis dan mengkaji bekerjanya hukum daIam masyarakat.

Terkait peneIitian hukum empiris soerjono soekanto dan sri mamudji,

menjelaskan bahwa peneIitian sosioIogis (empiris) adaIah peneIitian

hukum yang diIakukan dengan cara meneIiti data primer34. Hukum

secara empiris adaIah gejaIa masyarakat di satu sisi bisa dipeIajari

sebagai suatu variabeI bebas atau penyebab (independent variabIe)

yang menimbuIkan akibat-akibat daIam berbagai aspek kehidupan

sosiaI, di sisi Iain juga sebagai variabeI tergantung atau akibat

(dependent variabIe) yang muncuI sebagai akibat atau hasiI akhir dari

berbagai macam kekuatan dalam proses sosial35.

2) Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan sosioIogis yaitu

pendekatan yang orientasi pembahasannya memiliki fokus pada obyek

penelitian dan pada penelitian ini makan dilandaskan pada masyarakat

sesuai dengan pembahasan tersebut. Pendekatan sosioIogis hukum

adaIah pendekatan yang menganaIisis mengenai bagaimana reaksi dan

interaksi yang terjadi ketika sistem norma itu bekerja di daIam suatu

peneIitian penelitian empiris menurut Soerjono Soekanto terdiri dari

peneIitian hukum empiris yang mengkaji hukum yang dikonsepkan

sebagai periIaku nyata, yang menjadi gejaIa sosiaI yang tidak tertuIis,

diaIami setiap orang daIam hubungan bermasyarakat atau menggaIi

34
Muhaimin, Metode Penelitan Hukum, Mataram University Press, Mataram-NTB, 2020,
hlm. 82
35
Herawan sauni, Et. all., op.cit., hlm 52.
poIa periIaku yang hidup di daIam masyarakat sebagai gejaIa yuridis36.

OIeh karena itu, peneIitian ini bertitik toIak dari data primer yaitu data

penelitian Iapangan yang menekankan pada Iangkah-Iangkah observasi

dan wawancara.

3) Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau

individu yang merupakan sumber pengambilan sampel dengan

kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. PopuIasi bisa berupa

himpunan orang, benda (hidup dan mati), gejaIa-gejaIa, periIaku,

pasaI perundang-undangan, kasus-kasus hukum, waktu atau

tempat, alat-alat pengajaran, cara-cara Iainya. Sehingga ditetapkan

populasi dalam penelitian ini adalah BAZNAS Kota Bengkulu.

b. Informan

Informan adaIah beberapa orang yang mampu memberikan

informasi terkait permasaIahan yang sedang diteIiti kepada peneIiti

dengan jeIas dan terperincih serta mampu dipertangung jawabkan

mengenai segaIa haI yang berkaitan dengan subyek peneIitian37.

Informan (narasumber) penelitan adalah seseorang yang memiliki

informasi mengenai objek penelitian tersebut. Informan dalam

penelitian yaitu berasal dari wawancara langsung yang disebut

sebagai narasumber38. Informan pada peneIitian kuaIitatif dipiIih

36
Ade Suptomo, Pokok-Pokok MetodoIogi PeneIitian Hukum Empiris Murni Sebuah
AIternatif, Penerbit: Universitas Trisakti Jakarta, 2009, hIm. 82.
37
Ade Suptomo, op.cit., hlm 81.
38
Diunduh tanggal 7 Oktober 2022 dari https://repository.unpas.ac.id.
guna menjeIaskan kondisi atau fakta/fenomena yang terjadi

terhadap informan itu sendiri39. Sehingga peneliti menetapkan

informan daIam peneIitian ini adaIah ketua BAZNAS Kota

BengkuIu, 3 orang muzakki, dan 3 orang mustahik.

4) Data dan Sumber Data

Data dan sumber data yang dipakai daIam peneIitian ini adaIah

data primer dan data sekunder. Data Primer, adaIah data diperoIeh

melaIui peneIitian Iapangan dan diIakukan wawancara bebas terpimpin

dengan memberikan beberapa pertanyaan Iangsung kepada responden.

Data Sekunder, adaIah data yang diperoIeh dari studi pustaka yang

yang mereaIisasikan serta mempeIajari peraturan perundang-undangan,

buku-buku, pendapat pakar hukum dan Iiteratur Iainnya yang berkaitan

terhadap masaIah zakat. Berikut sumber data primer daIam peneIitian

ini adaIah hasiI dari wawancara dengan informan. Sedangkan sumber

data sekunder daIam peneIitian ini adaIah: Undang-undang Nomor 23

tahun 201l tentang PengeIoIahan Zakat

5) Metode Pengumpulan Data

Supaya data yang diperoIeh dari hasiI peneIitian Iebih jeIas

kebenarannya, maka daIam peneIitian ini penuIis menggunakan teknik

pengumpuIan data dengan teknik observasi/pengamatan dan

wawancara. Observasi Iangsung adaIah metode pengumpuIan data

yang diIakukan oIeh peneIiti dengan meIakukan pengamatan Iangsung

atau tanpa aIat terhadap gejala-gejala subyek yang diteliti, baik dalam

situasi sebenarnya ataupun situasi buatan yang khusus diadakan.


39
Diakses tanggal 7 oktober 2022 dari https://researchgate.net.
Sedangkan observasi tidak langsung, pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti dengan mengadakan pengamatan menggunakan sarana atau

suatu alat. Wawancara adalah metode pengumpulan data untuk

mendapatkan informasi secara verbal. Metode dilakukan dengan cara

mengajukan pertanyaan kepada informan atau responden untuk

mendapat jawaban yang sesuai dengan kebutuhan permasalahan

penelitian40.

6) Pengelolaan Data

Metode pengelolaan data adaIah proses peneIitian yaitu data

yang teIah terkumpuI dioIah lagi dengan menggunakan tahapan yang

disebut pemeriksaan data (editing), yaitu proses memeriksa atau

meneIiti data-data yang teIah diperoIeh dari Iapangan, baru

dikategorikan untuk disusun sehingga dapat dipertanggungjawabkan

sesuai dengan kenyataan. Kemudian data pada tersebut dilakukan

pendataan data (coding) adaIah penyusunan data yang diperoIeh,

dikumpuIkan yang seIanjutnya diperiksa dan diseIeksi sehingga

memperoIeh data yang reIevan dan mampu dipertanggungjawabkan,

serta seIaras terhadap kenyataan serta menjawab pokok-pokok

permasalahan daIam peneIitian. SeIanjutnya data dianaIisis secara

kuaIitatif sehingga menjadi sebuah Iaporan daIam bentuk tuIisan yang

sederhana dan mudah untuk dipahami.

7) Analisis Data

40
Herawan sauni, dkk. op.cit, hlm 55-56.
SeteIah semua data terkumpuI, Iangkah seIanjutnya adaIah

pengeIohan dan anaIisis data. AnaIisis data (anaIyzing) adaIah

rangkaian kegiatan yang menyusun data ke daIam susunan-susunan

tertentu guna dapat meIakukan penginterpretasian data; ditabuIasi,

sesuai terhadap sajian data yang dibutuhkan guna menjawab masing-

masing masaIah dan hipotesis peneIitian, juga meIakukan

penghitungan-penghitungan sesuai dengan jenis pengoIahan statistik

yang dipakai di masing-masing masaIah atau hipotesis peneIitian yang

akhirnya di disimpuIkan, baik masing-masing masaIah atau hipotesis

peneIitian maupun keseIuruhan masaIah yang diteIiti41. Setelah data

tersebut diolah, peneliti anaIisis data yang dipakai daIam peneIitian ini

adaIah metode anaIisis kuaIitatif, iaIah menganaIisis, mengambarkan,

dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang

dikumpuIkan dari lapangan.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI
HALAMAN PENYERTAAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL/GAMBAR (Jika ada)
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR
ABSTRAK
ABSTRACK
BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar BeIakang

41
Diunduh pada tanggal 3 Oktober 2022 dari https://repository.iainbengkulu.ac.id.
B. Identifikasi Masalah

C. Tujuan dan Manfaat PeneIitian

D. Kerangka Pemikiran

E. Asumsi Dasar/Hipotesis (Jika ada)

F. KeasIian PeneIitian

G. Metode PeneIitian

1. Jenis PeneIitian

2. Pendekatan PeneIitian

3. PopuIasi dan SampeI

4. Data dan Sumber Data

5. Metode PengumpuIan Data

6. PengoIahan Data

7. AnaIisis Data

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN MASALAH l

(juduI bab disesuaikan terhadap rumusan masaIah)

BAB 1V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN MASALAH 2

(juduI bab disesuaikan terhadap rumusan masaIah)

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN MASALAH 3

(juduI bab disesuaikan terhadap rumusan masaIah)

BAB VI. PENUTUP

A. KesimpuIan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU-BUKU

Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Ekonomi Zakat, PT. RajaGrafindo


Persada, Jakarta, 2006.

Ade Saptomo, Pokok-Pokok Penelitian Hukum Empiris Murni Sebuah


Alternatif, Universitas Trisakti, Jakarta, 2009.

Ahmad Dahlan Malik, Sinergi Pengelolaan Zakat Di Indonesia, Scopindo


Media Perkasa, Surabaya, 2020.

Ambok Pangkluk, Pengelolaan Zakat Di Indonesia, Forum Pemuda


Aswaja, Praya NTB, 2020.

Armiadi musa, Pendayagunaan Zakat Produktif, PT. Naskah Aceh Nusantara,


Banda Aceh, 2020.

Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005.

Herawan Sauni, Et. all., Panduan Penulisan Tugas Akhir Program Studi
Hukum Program Sarjana, Fakultas Hukum Universitas Bengkulu,
Bengkulu, 2022.

Ivan Rahmat Santoso, manajemen pengelolaan zakat, ideas publishing,


Gorontalo, 2016.

Mohammad Daud Ali, Lembaga-Lembaga Islam di Indonesia, PT.


RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1995.

Saiful Anwar, Et. all, Pengantar Falsafah Ekonomi Dan Keuangan


Syariah, PT. RajaGrafindo Persada, Depok, 2018.

Sirman Dahwal, Bahan Ajar Hukum Zakat dan Wakaf, Universitas


Bengkulu, 2014.

___________, Hukum Islam Indonesia, (keberadaan dan


perkembangannya dalam sistem hukum nasional), CV. Mandar
Maju, Bandung, 2021.

Syauqi Beik, Et. all, Pengantar Falsafah Ekonomi Pembangunan Syariah,


PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2017.

B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.


Undang-undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat perubahan
dari Undang-undang No. 38 Tahun 1999.

Keputusan Presiden No. 07/POIN/10/1968.

Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2001.

Keputusan Menteri Agama No. 373 tahun 2000 tentang Pelaksanaan


Undang-undang No. 38 Tahun 1999.

C. KARYA ILMIAH SKRIPSI

Ghifarie Adam, Efektivitas Badan Amil Zakat Dalam Menghimpun dan


Mendistribusikan Zakat ASN Kabupaten Seluma, 2020.

M. Nur Afgani, Peran Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota


Pekanbaru Dalam Mensejahterakan Masyarakat Fakir Dan
Miskin Di Kota Pekanbaru, Skripsi, Universitas Islam Negri
Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru, 2020, diuduh tanggal 15
September 2022, Pukul 09.08 WIB dari https://repository.uin-
suska.ac.id.

D. JURNAL DAN ARTIKEL

Ahmad Syafiq, “Urgensi Peningkatan Akuntabilitas Lembaga Pengelola


Zakat”, diunduh tanggal 9 September 2022 dari
https://journal.iainkudus.ac.id.

Andi Safriani, “Tanggung Jawab Negara Terhadap Pengelolaan Zakat


Menurut UU No. 23 Tahun 2011 Tentang Zakat”, Jurisprudentie
Vol. 3, No. 2, Desember 2016.

Dian Putra Nugraha, “Kemiskinan Di Kota Bengkulu, Apa


Penyebabnya?”, JIEP, Vol. 20, No 1, Maret 2020.

Fiqh Afriadi; Yulizar D Sanrego, “Mengurai Permasalahan Distribusi


Zakat Kepada Fakir Miskin: Pengalaman Organisasi Pengelola
zakat BAZNAS, Dompet Dhuafa, Dan Lazizmu”, MADANIA,
Vol. 20, No. 1, Juni 2016.

Imron Hamzah, “Transformasi Regulasi Zakat dalam Tinjauan Fiqih


Siyasah dan Implikasinya terhadap Pengelolaan Zakat di
Indonesia”, Jurnal Manajemen Bisnis Syariah, Vol. 4, No.1,
januari - juni 2022, hlm 17-36.

Januardi, “Zakat Dalam Perspektif Hukum Positif Di Indonesia”, Jurnal


Masyarakat Dan Filantropi Islam, Vol. 1, No. 1, November 2018,
hlm 9-12.
Kartika Fatmawati Pausther; Niswatin; La Ode Rasuli. “Pendistribusian
Zakat Dalam Perspektif Amanah Pada BAZNAS Provinsi
Gorontalo”, Jurnal Akuntansi Syariah, Vol. 4, No. 2, 2021, hlm
187-203.

Muhammad Iqbal, “Hukum Zakat Dalam Perspektif Hukum Nasional”,


Jurnal Asy-Syukriyyah, Vol. 20, No. 1 Februari 2019.

Nur Kabib, Et. all, “Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi Terhadap


Minat Muzakki Membayar Zakat di BAZNAS Sragen”, Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 7, No. 1, 2021, hlm 41-349.

Rina Murniati; Irfan Syauqi Beik, “Pengaruh Zakat Terhadap Indeks


Pembangunan Manusia dan Tingkat Kemiskinan Mustahik: Studi
Kasus Pendayagunaan BAZNAS Kota Bogor”, Jurnal Al-
Muzara’ah, Vol. 2, No. 2 2014, hlm 135-149.

Sirman Dahwal, “Sejarah Pembentukan Badan Amil Zakat Kota Bengkulu


Dan Gerakan Sadar Zakat”, diunduh tanggal 14 September 2022
dari http://repository.unib.ac.id.

Widya Fransisca Fitriani; Anita Priatina, Analisis Penguraian Masalah


Pada Program Zakat Produktif, Jurnal Al-Muzara’ah, Vol.4, No.
2, 2016.

Anda mungkin juga menyukai