PENILAIAN
POTENSI DAN KOMPETENSI
PENULIS :
Drs. Rudy Ridwan Effendi, M.T.,
Ir. Chitra Mardi Rahayuningsih, MM
Ayu Purnamasari Asih, S.Psi., MMT,
Fieghie Fadila, S.Psi., M.Psi
Rizka Dyah Pratiwi, S.Pd.,
Achmad Nur Farid Dullabib, S.Psi.,
Rizal Gozali, S.Psi., dan
Jumiaty, SST,
PENYUNTING :
Nurul Aprijandi, S.Kom. dan
Nurzakiah Nareska, S.T.
COPYRIGHT:
PUSAT PENGEMBANGAN TALENTA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
TAHUN 2022
4
Sambutan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
i
P
A Setelah dilaksanakannya pemetaan, salah satu faktor terpenting selanjutnya
adalah pemanfaatan hasil pemetaan/penilaian tersebut untuk pengembangan
G
karier atau pengembangan kompetensi pegawai. Pemanfaatan hasil pemetaan
E
ini dapat digunakan untuk mengenali para hi-flyer yang merupakan bibit-bibit
6 unggul calon pemimpin masa depan yang dimiliki organisasi sehingga perlu
diberikan reward yang sesuai baik berupa promosi maupun reward lainnya
misalnya program karyasiswa super spesialis. Sedangkan bagi yang belum
memenuhi syarat tentunya hasil penilaian ini dapat menjadi alat bantu dalam
menentukan pengembangan kedepan yang dapat dilakukan secara objektif dan
terukur.
Untuk memanfaatkan hasil penilaian tersebut, tentunya hal pertama yang perlu
dipahami adalah bagaimana membaca dan memahami hasil penilaian potensi
dan kompetensi tersebut sehingga dapat memanfaatkannya dengan tepat.
Semoga buku ini dapat menjadi salah satu panduan yang berguna.
Salam,
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
ii
Kata Pengantar Kepala Pusat Pengembangan Talenta
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu menyusun buku ini. Jika masih terdapat kekurangan dalam
penyajiannya, kami mohon dari Bapak/Ibu, dan Saudara sekalian untuk
memberikan masukan. Semoga buku ini memberikan manfaat dan menjadi
amal kebaikan bagi semua pihak.
Salam,
Kepala Pusat Pengembangan Talenta, BPSDM
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1. Kata Pengantar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia ... i
2. Kata Pengantar Kepala Pusat Pengembangan Talenta ............................iii
LAMPIRAN
1. FAQ
2. Bentuk Laporan
3. Kategori Rekomendasi dalam Pelaporan Hasil Penilaian Potensi
dan Kompetensi
iv
BAB I
PENGERTIAN UMUM
iii
“Negara harus hadir dalam upaya membangun SDM Indonesia
agar memiliki daya saing dalam persaingan global.”
6
1. DASAR HUKUM PENILAIAN POTENSI DAN KOMPETENSI
a. Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
b. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2018 tentang Pedoman
Sistem Merit Dalam Manajemen ASN;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS
beserta perubahannya pada Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2020;
d. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2019 Tentang Pembinaan Penyelenggara Penilaian Kompetensi
Pegawai Negeri Sipil;
e. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017 Tentang Standar
Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 7
Tahun 2020 tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara
Bidang Teknik Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13
Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16
Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
1
2. PROFIL PENILAIAN
A. POTENSI
Profil Potensi adalah gambaran potensi psikologis peserta
asesmen berdasarkan hasil pengukuran aspek psikologis dengan
menggunakan alat ukur psikologis (Psikometri). Pada bagian Profil
Potensi masing-masing peserta asesmen dapat melihat seberapa besar
kapasitas yang dimiliki peserta asesmen dan aspek psikologis apa saja
yang dominan mewarnai karakter dasar dalam menampilkan pola
perilaku tertentu. Karakter dasar inilah yang menjadi keunikan/kekhasan
peserta asesmen dalam beradaptasi dengan tuntutan lingkungan kerja
maupun lingkungan sosial dimanapun ia berada.
Potensi sendiri adalah karakteristik yang mendasari munculnya
perilaku seseorang serta mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan. Pengembangan potensi memiliki batasan tertentu dan
memerlukan waktu yang relatif cukup lama. Potensi seseorang terus
mengalami perubahan secara dinamis seiring dengan perkembangan
dan pertumbuhan dalam hidupnya, hal ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor baik internal (genetika, fisik, dan faktor internal lainnya) maupun
eksternal (pengalaman hidup, budaya, waktu, lingkungan keluarga,
pertemanan dan lain sebagainya). Pada usia tertentu potensi cenderung
menetap namun tidak menutup kemungkinan untuk mengalami
perubahan. Namun, yang perlu diingat bahwa potensi dalam diri individu
layaknya seperti karet. Kita bisa menarik karet tersebut secara maksimal
namun masih dalam batas maksimal yang dipengaruhi oleh bahan dan
sifat dari karet tersebut. Sama seperti karet, dalam diri seseorang potensi
memiliki kemungkinan untuk berubah namun setiap orang memiliki
batasan yang membuat masing-masing individu unik.
Pada profil kompetensi anda akan melihat 3 bagian yang
merupakan kelompok aspek potensi yaitu kelompok potensi intelektual,
potensi kepribadian dan potensi kerja. Setiap bagian memiliki beberapa
aspek yang dapat diperhatikan antara lain adalah kecerdasan umum,
logika berpikir, fleksibilitas berpikir, kemampuan pemahaman verbal,
penyesuaian diri, kepercayaan diri, pengendalian emosi, kerjasama,
hasrat berprestasi, toleransi terhadap stres, kepemimpinan, komitmen
terhadap tugas, ketaatan pada aturan, perencanaan kerja, orientasi pada
pelayanan, dan pengendalian/pengawasan.
2
B. KOMPETENSI MANAJERIAL DAN SOSIO-KULTURAL
Profil Kompetensi Manajerial dan Sosio-Kultural yaitu gambaran
level kompetensi yang berhasil dicapai oleh peserta asesmen, yang
ditunjukkan/ditampilkan dalam bentuk perilaku kerja yang nyata, yang
dapat diobservasi dan perilaku tersebut dapat dikembangkan. Perilaku
kerja dimaksud adalah perilaku kerja yang relevan dengan kompetensi
yang dinilai, untuk dibandingkan dengan standar level kompetensi yang
dipersyaratkan pada jabatan sasaran tertentu.
Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk
mengelola pekerjaan, mengelola diri, mengelola orang lain dan juga
organisasi secara keseluruhan. Sedangkan, Kompetensi Sosial Kultural
adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman
berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan
budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi
dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang jabatan untuk
memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan jabatan.
Kompetensi yang dinilai mengacu pada Kamus Kompetensi yang
telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri PAN RB No 38 Tahun 2017
tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara, meliputi 8
(delapan) Kompetensi Manajerial dan 1 (satu) kompetensi sosio-kultural.
Setiap aspek memiliki 5 level yang harus dipenuhi sesuai dengan jabatan
saat dilakukan asesmen, yang selanjutnya akan disebut sebagai standar
jabatan. Standar jabatan yang harus dipenuhi oleh asesi berbeda-beda
setiap level jabatannya.
C. KOMPETENSI TEKNIS
Profil Kompetensi Teknis yaitu gambaran level penguasaan
keahlian di bidang teknis yang berhasil dicapai oleh peserta asesmen,
yang ditunjukkan/ditampilkan dalam bentuk perilaku kerja yang nyata,
yang dapat diobservasi dan perilaku tersebut dapat dikembangkan.
Perilaku kerja dimaksud adalah perilaku kerja yang relevan dengan
kompetensi yang dinilai, untuk dibandingkan dengan standar level
kompetensi yang dipersyaratkan pada jabatan sasaran tertentu.
Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang
spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan. Kompetensi yang dinilai
3
mengacu pada Kamus Kompetensi yang telah ditetapkan dalam
Peraturan Menteri PUPR Nomor 7 Tahun 2020 tentang Standar
Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara Bidang Teknik Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, meliputi Kompetensi Teknis Umum dan
Kompetensi Teknis Khusus yang terdiri dari Kompetensi Teknis Bidang
Sumber Daya Air, Kompetensi Teknis Bidang Bina Marga, Kompetensi
Teknis Bidang Cipta Karya, Kompetensi Teknis Bidang Penyediaan
Perumahan, Kompetensi Teknis Bidang Bina Konstruksi, Teknis Bidang
Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, serta
Kompetensi Teknis Bidang Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum
dan Perumahan.
Setiap aspek kompetensi memiliki standar jabatan yang berbeda
untuk setiap jabatan di Lingkungan Kementerian PUPR. Setiap aspeknya
memiliki 5 (lima) level penilaian dan setiap levelnya memiliki indikator
perilaku yang harus dipenuhi oleh setiap pegawai.
3. METODE PENILAIAN
A. POTENSI
Penilaian potensi pegawai di Lingkungan kementerian PUPR
dilakukan dengan menggunakan alat ukur psikologi yang valid dan
reliabel. Terdapat 2 (dua) metode penilaian yang dilakukan yaitu secara
luring dengan paper based test atau melalui metode daring yang terdiri
dari beberapa alat ukur psikologi baik tes intelegensi, tes inventori, dan
tes grafis (jika diperlukan).
Selain alat ukur psikologi yang umum digunakan oleh profesi
psikolog di Indonesia. Penilaian potensi juga menggunakan alat ukur
lainnya salah satunya adalah Talents Mapping. Alat ukur ini digunakan
untuk mengidentifikasi potensi kekuatan individu dengan didasarkan
pada penemuan bakat. Oleh karenanya alat ini mampu mengungkapkan
tema bakat individu dan potensi kekuatan tema bakat yang dimiliki. Alat
ini menggunakan pendekatan Strengths Approach dimana fokus
diberikan kepada kekuatan seseorang, bukan pada kelemahannya
dengan demikian diharapkan mampu meningkatkan produktivitas
seseorang serta menambah suasana positif dari kelompok, karena
menghargai dan memanfaatkan kekuatan seseorang dan membuat yang
bersangkutan memiliki citra diri lebih baik sehingga tentu mendorongnya
untuk bekerja pada kapasitas maksimum.
4
Kementerian PUPR juga memiliki alat ukur C-PUPR (Core
PUPR) yang mengukur potensi pegawai sesuai dengan Core Value yang
dimiliki oleh Kementerian PUPR. Instrumen ini dirumuskan dan
dirancang sendiri dengan mengacu pada nilai-nilai dan budaya kerja
PUPR untuk mengukur Honesty and Humility, yaitu untuk mengukur
integritas (indeks korupsi), kejujuran dan kerendahan hati, digunakan
untuk mendeteksi kecenderungan yang dimiliki seseorang apakah
narsisme, machiavelli atau psikopatik; mengukur seberapa jauh testee
mempercayai keberuntungan, serta mengukur apakah ada
kecenderungan pola pikirnya destruktif atau konstruktif.
6
Sampai saat ini metode Assessment center memiliki validitas
tertinggi dibandingkan metode penilaian lainnya:
C. KOMPETENSI TEKNIS
Penilaian Kompetensi Teknis pegawai di Lingkungan
Kementerian PUPR dilakukan dengan menggunakan metode penulisan
Proposal Writing/Makalah, presentasi serta wawancara berbasis
kompetensi yang dilaksanakan oleh asesor teknis yang telah memenuhi
syarat dan ahli pada bidang yang akan dinilai. Metode yang digunakan
juga memperhatikan jabatan yang dimiliki oleh pegawai, semakin tinggi
level jabatannya maka semakin kompleks penugasan serta cara
penilaiannya.
Metode yang digunakan ada berbagai macam, beberapa
diantaranya adalah:
● Proposal Writing/ Makalah, metode ini mewajibkan pegawai untuk
membuat sebuah tulisan berupa makalah terkait substansi yang akan
menjadi bidang keahliannya. Tulisan tersebut terdiri dari maksimal 5
(lima) halaman yang diharapkan dapat menuangkan pemikiran dari
asesi dengan jelas dan terstruktur. Selain itu, asesi juga diminta untuk
membuat bahan tayang (maksimal 10 slide) berisikan sorotan utama
dari makalah yang sudah ditulis. Biasanya metode ini ditujukan kepada
pegawai yang akan dipromosikan pada Jabatan Fungsional Ahli Utama
atau Jabatan Tinggi.
● Presentasi, Asesi diminta untuk mempresentasikan bahan tayang
sesuai dengan perintah yang disampaikan sebelumnya terkait dengan
7
bidang tugasnya atau makalah (jika ada) yang telah disusun.
Presentasi tersebut dilakukan dengan durasi maksimal 10 menit saat
wawancara dengan Penilai Teknis. pegawai diharapkan mampu
menjelaskan dengan singkat, padat dan jelas terkait dengan bidang
tugas yang ia lakukan secara teknis.
● Competency Based Interview (CBI), merupakan teknik wawancara
berbasis kompetensi. Pada penilaian kompetensi teknis, proses
wawancara akan berpusat pada kemampuan/evidence/bukti dukung
teknis pegawai sesuai dengan standar kompetensi yang
dipersyaratkan berdasarkan pengalaman kerja yang dimiliki. Data
yang digali melalui Metode CBI ini melakukan penekanan terhadap
komponen “STAR”, yaitu: situasi (Situation), tugas (Task), aksi
(Action), dan hasil dari pekerjaan yang dilakukan (Result).
4. TIM PENILAI
A. POTENSI
Penilaian potensi dilakukan oleh psikolog yang memiliki
pengalaman serta secara khusus sudah lulus pendidikan profesi psikologi
(S2 Psikologi Profesi). Lebih lanjut, Psikolog yang melakukan penilaian
potensi di lingkungan Kementerian PUPR diwajibkan telah memiliki Surat
Izin Praktek Psikologi (SIPP) dan telah terdaftar dalam Himpunan
Psikologi (HIMPSI) Indonesia. Sehingga setiap penilaian Potensi
dilakukan oleh tenaga profesional yang telah terjamin keabsahannya.
8
C. KOMPETENSI TEKNIS
Penilaian kompetensi teknis dilakukan oleh seorang penilai teknis
yang merupakan seseorang yang dinilai mampu dalam menilai dan
memutuskan atas hasil uji kompetensi teknis sesuai dengan bidang
keahliannya. Berikut adalah persyaratan untuk menjadi Penilai Teknis di
Kementerian PUPR:
● Sekurang-kurangnya pernah atau sedang menjabat Administrator.
● Untuk penilai teknis bidang PUPR diutamakan yang sudah
berpengalaman di lapangan.
● Diusulkan oleh unit organisasi pengutus Kementerian PUPR.
● Telah mengikuti bimbingan teknik wawancara berbasis kompetensi,
dan penyusunan laporan.
● Melakukan pemagangan/simulasi sebelum menjadi penilai mandiri.
5. UNIT PELAKSANA
Pelaksanaan penilaian potensi dan kompetensi di Kementerian
PUPR dilaksanakan oleh Balai Penilaian Kompetensi yang telah
mendapatkan pengakuan kelayakan/akreditasi Penyelenggaraan Penilaian
Kompetensi dengan kategori “A” berdasarkan keputusan Badan
Kepegawaian Negara Nomor 13.1/KEP/2020 berlaku mulai tanggal 28
Januari 2020.
6. MANFAAT PENILAIAN
Bagi Organisasi:
● Mendapatkan calon pejabat sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan;
● Dapat mengembangkan potensi personilnya secara terus menerus
sehingga didapatkan kinerja yang lebih baik;
● Dapat digunakan untuk mendiagnosa kebutuhan pelatihan dan
pengembangan bagi Organisasi.
Bagi Pegawai:
● Dapat bekerja pada posisi atau tempat yang sesuai dengan
kompetensinya;
● Dapat mengoptimalkan potensi dan kompetensi diri;
● Dapat mengetahui kebutuhan pengembangan dirinya berdasarkan
feedback/umpan balik yang diterimanya.
9
7. JANGKA WAKTU
Hasil penilaian potensi dan kompetensi (asesmen) dapat digunakan
paling lama 3 (tiga) tahun sesuai dengan Peraturan Badan Kepegawaian
Negara RI No. 26 Tahun 2019 tentang Pembinaan Penyelenggaraan
Penilaian Kompetensi PNS.
10
BAB II
11
PA
GE
39
- Stephen King -
PA
1. ASPEK POTENSI
GE
Dalam Penilaian Potensi dan Kompetensi yang dilakukan di lingkungan
39
Kementerian PUPR, aspek potensi yang diukur meliputi:
POTENSI INTELEKTUAL
merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia terutama
otak kiri, yang berfungsi untuk merencanakan sesuatu, menghitung dan
menganalisis, yang meliputi : Kecerdasan Umum, Logika berfikir,
Fleksibilitas berfikir dan Kemampuan Verbal.
KEPRIBADIAN
merupakan potensi yang menggambarkan keseluruhan prilaku individu
dalam berinteraksi sosial, baik dalam bentuk perasaan, berfikir, bersikap,
berkehendak, maupun dalam bentuk perbuatan, yang dilakukan secara
konsisten dan cenderung menetap, yang menjadi ciri khas individu yang
membedakan dengan yang lain, yang meliputi : Penyesuaian Diri,
Kepercayaan Diri, Pengendalian Emosi, Kerjasama, Hasrat Berprestasi,
Toleransi terhadap stress dan Kepemimpinan.
POTENSI KERJA
merupakan kekuatan-kekuatan dan kapasitas-kapasitas psikologik
yang ada dalam diri individu (inside out) yang menjadi semangat
untuk mendorong munculnya perilaku kerja cerdas
11
BUKU SAKU Penilaian Potensi dan
Kompetensi
PAG
E
A. POTENSI INTELEKTUAL
60
1. Kecerdasan Umum adalah kemampuan mental yang merupakan
keterampilan berpikir dalam memecahkan masalah dan berinteraksi
dengan lingkungan. Kemampuan mental ini melibatkan penalaran dalam
memahami dan mempelajari sesuatu.
2. Logika Berpikir adalah berpikir menggunakan akal sehat secara benar,
alasan yang menjadi landasan berpikirnya cukup logis dan dapat diterima
secara rasional.
3. Fleksibilitas Berpikir adalah kemampuan berpikir dengan cara yang
berbeda, keterbukaan dalam menerima informasi baru dan sudut
pandang yang berbeda, kemampuan menyusun berbagai alternatif solusi.
4. Kemampuan Pemahaman Verbal adalah kemampuan memahami dan
menangkap inti informasi verbal termasuk kemampuan menangkap dan
memaknakan secara tepat inti dari suatu konsep yang dinarasikan secara
verbal.
B. KEPRIBADIAN
5. Penyesuaian Diri adalah usaha yang dilakukan untuk berhasil mengatasi
kebutuhan, ketegangan, konflik, dan frustasi yang dialami dalam diri.
6. Kepercayaan Diri adalah sikap atau keyakinan atas kemampuan diri
sendiri, memiliki kebebasan untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan
keinginan, dan memiliki tanggung jawab atas keputusan dan tindakan
yang dilakukan.
7. Pengendalian Emosi adalah daya kendali dalam mengelola pengalaman
afektif/ emosional yang berpengaruh terhadap keadaan mental dan fisik
dengan mencari keseimbangan diri untuk tetap dapat bertindak sesuai
dengan tuntutan situasi/lingkungan.
8. Kerjasama adalah dorongan maupun keinginan untuk menjalin interaksi
bersama orang lain dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
9. Hasrat Berprestasi adalah dorongan untuk mencapai kesuksesan atau
memperoleh apa yang menjadi tujuan akhir yang dikehendaki,
keterlibatan diri terhadap suatu tugas, harapan untuk berhasil dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan dengan daya juang yang kuat untuk
menghadapi rintangan.
12
10. Toleransi Terhadap Stres adalah ambang batas kemampuan dalam PA
mentoleransi tingkat dan durasi stres sebelum terjadinya perilaku yang GE
tidak efisien dan pikiran yang tidak rasional. 59
11. Kepemimpinan adalah keinginan yang muncul dari dalam diri untuk
mempengaruhi orang lain, mengarahkan atau memandu pihak tertentu
untuk mencapai tujuan.
C. POTENSI KERJA
12. Komitmen Terhadap Tugas adalah “motivasi internal” (motivasi
intrinsik) yang mendorong ketekunan dan keuletan dalam mengerjakan
tugas meskipun mengalami macam-macam rintangan atau hambatan.
Menunjukkan konsistensi dalam menyelesaikan tugas dan tanggung
jawab yang diberikan karena telah mengikatkan diri terhadap tugas
tersebut.
13. Ketaatan Pada Aturan adalah dorongan dari dalam
diri/kecenderungan untuk mematuhi dan menjaga tindakan agar tidak
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan peraturan.
14. Perencanaan Kerja adalah kebutuhan untuk merencanakan langkah
tindakan secara sistematis dengan memperhitungkan energi kerja yang
dimiliki, memilah hal yang penting dan tidak penting termasuk
mengantisipasi kendala/kesulitan yang dapat mempengaruhi
tercapainya tingkat produktivitas kerja yang diinginkan.
15. Orientasi Pada Pelayanan adalah dorongan dari dalam diri untuk
memperlakukan orang lain sebaik mungkin dengan berusaha mengerti
ataupun memahami apa yang dirasakan dan dibutuhkan orang lain.
16. Pengendalian/Pengawasan adalah keinginan yang muncul dari dalam
diri untuk memperhatikan kualitas kerja, melakukan cek dan ricek
terhadap hasil kerja dan tergerak untuk melakukan perbaikan-
perbaikan terhadap hasil kerja.
13
PAG
2. KOMPETENSI
E Dalam Penilaian Potensi dan Kompetensi yang dilakukan di lingkungan
60 Kementerian PUPR, aspek kompetensi yang diukur meliputi:
14
Adapun penjelasan tentang setiap kompetensi manajerial di atas, dapat PA
dilihat pada detail di bawah ini: GE
59
1. INTEGRITAS (M.01)
15
PAG 3.2 Mampu untuk memberi apresiasi dan teguran bagi anggota
E yang dipimpin agar bertindak selaras dengan nilai, norma, dan
60 etika organisasi dalam segala situasi dan kondisi.
3.3 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penerapan sikap
integritas di dalam unit kerja yang dipimpin.
Indikator Perilaku
4.1 Menciptakan situasi kerja yang mendorong seluruh
pemangku kepentingan mematuhi nilai, norma, dan etika
organisasi dalam segala situasi dan kondisi.
4.2. Mendukung dan menerapkan prinsip moral dan standar etika
yang tinggi, serta berani menanggung konsekuensinya.
4.3 Berani melakukan koreksi atau mengambil tindakan atas
penyimpangan kode etik/nilai-nilai yang dilakukan oleh orang
lain, pada tataran lingkup kerja setingkat instansi meskipun
ada resiko.
2. KERJASAMA (M.02)
16
PA
Level 1 : Berpartisipasi dalam kelompok kerja GE
Indikator Perilaku 59
1.1 Berpartisipasi sebagai anggota tim yang baik, melakukan
tugas/ bagiannya, dan mendukung keputusan tim.
1.2 Mendengarkan dan menghargai masukan dari orang lain dan
memberikan usulan-usulan bagi kepentingan tim.
1.3 Mampu menjalin interaksi sosial untuk penyelesaian tugas.
17
PAG 4.3 Mengembangkan sistem yang menghargai kerja sama antar
E unit, memberikan dukungan / semangat untuk memastikan
60 tercapainya sinergi dalam rangka pencapaian target kerja
organisasi.
3. KOMUNIKASI (M.03)
18
Level 2 : Aktif menjalankan komunikasi secara formal dan informal; bersediaPA
mendengarkan orang lain, menginterpretasikan pesan denganGE
respon yang sesuai, mampu menyusun materi presentasi,
59
pidato, naskah, laporan, dll
Indikator Perilaku
2.1 Menggunakan gaya komunikasi informal untuk
meningkatkan hubungan professional.
2.2 Mendengarkan pihak lain secara aktif; menangkap dan
menginterpretasikan pesan-pesan dari orang lain, serta
memberikan respon yang sesuai.
2.3 Membuat materi presentasi, pidato, draft naskah, laporan dll
sesuai arahan pimpinan.
19
PAG Level 5 : Menggagas sistem komunikasi yang terbuka secara strategis untuk
E mencari solusi dengan tujuan meningkatkan kinerja
60
5.1 Menghilangkan hambatan komunikasi, mampu
berkomunikasi dalam isu-isu nasional yang memiliki resiko
tinggi, menggalang hubungan dalam skala strategis di tingkat
nasional.
5.2 Menggunakan saluran komunikasi formal dan non formal
guna mencapai kesepakatan dengan tujuan meningkatkan
kinerja di tingkat instansi/nasional.
5.3 Menggagas sistem komunikasi dengan melibatkan
pemangku kepentingan sejak dini untuk mencari solusi
dengan tujuan meningkatkan kinerja di tingkat
instansi/nasional.
Level 2 : Berupaya meningkatkan hasil kerja pribadi yang lebih tinggi dari
standar yang ditetapkan, mencari, mencoba metode alternatif
untuk peningkatan kinerja
Indikator Perilaku
2.1 Menetapkan dan berupaya mencapai standar kerja pribadi
yang lebih tinggi dari standar kerja yang ditetapkan
organisasi.
20
PA
2.2 Mencari, mencoba metode kerja alternatif untukGE
meningkatkan hasil kerjanya. 59
2.3 Memberi contoh kepada orang-orang di unit kerjanya untuk
mencoba menerapkan metode kerja yang lebih efektif yang
sudah dilakukannya.
21
PAG
E
5. PELAYANAN PUBLIK (M.05)
60
Definisi : Kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan,
pembangunan dan kegiatan pemenuhan kebutuhan pelayanan
publik secara profesional, transparan, mengikuti standar
pelayanan yang objektif, netral, tidak memihak, tidak
diskriminatif, serta tidak terpengaruh kepentingan
pribadi/kelompok/golongan/partai politik.
23
PAG 4.3 Menerapkan strategi jangka panjang yang berfokus pada
E pemenuhan kebutuhan pemangku kepentingan dalam
60 menyusun kebijakan dengan mengikuti standar objektif,
netral, tidak memihak, tidak diskriminatif, transparan, tidak
terpengaruh kepentingan pribadi/kelompok.
24
1.2 Menunjukkan usaha mandiri untuk mempelajari keterampilanPA
atau kemampuan baru dari berbagai media pembelajaran. GE
1.3 Berupaya meningkatkan diri dengan belajar dari orang-orang59
lain yang berwawasan luas di dalam organisasi.
26
Level 2 : Proaktif beradaptasi mengikuti perubahan PA
2.1 Menyesuaikan cara kerja lama dengan menerapkanGE
metode/proses baru selaras dengan ketentuan yang berlaku
59
tanpa arahan orang lain.
2.2 Mengembangkan kemampuan diri untuk menghadapi
perubahan
2.3 Cepat dan tanggap dalam menerima perubahan
27
PAG 8. PENGAMBILAN KEPUTUSAN (M.08)
E
60 Definisi : Kemampuan membuat keputusan yang baik secara tepat waktu
dan dengan keyakinan diri setelah mempertimbangkan prinsip
kehati-hatian, dirumuskan secara sistematis dan seksama
berdasarkan berbagai informasi, alternatif pemecahan masalah
dan konsekuensinya, serta bertanggung jawab atas keputusan
yang diambil.
28
Level 4 : Menyelesaikan masalah yang mengandung risiko tinggi,PA
mengantisipasi dampak keputusan, membuat tindakanGE
pengamanan; mitigasi risiko.
59
Indikator Perilaku
4.1 Menyusun dan/atau memutuskan konsep penyelesaian
masalah yang melibatkan beberapa/seluruh fungsi dalam
organisasi.
4.2 Menghasilkan solusi dari berbagai masalah yang kompleks,
terkait dengan bidang kerjanya yang berdampak pada pihak
lain.
4.3 Membuat keputusan dan mengantisipasi dampak
keputusannya serta menyiapkan tindakan penanganannya
(mitigasi risiko).
29
PAG Level 1 : Peka memahami dan menerima kemajemukan
E Indikator Perilaku
60 1.1 Mampu memahami, menerima, peka terhadap perbedaan
individu/kelompok masyarakat.
1.2 Terbuka, ingin belajar tentang perbedaan/kemajemukan
masyarakat.
1.3 Mampu bekerja bersama dengan individu yang berbeda latar
belakang dengan-nya.
30
4.2 Mampu mendayagunakan perbedaan latar belakang,PA
agama/kepercayaan, suku, gender, sosial ekonomi, preferensiGE
politik untuk mencapai kelancaran pencapaian tujuan
59
organisasi.
4.3 Mampu membuat program yang mengakomodasi perbedaan
latar belakang, agama/kepercayaan, suku, gender, sosial
ekonomi, preferensi politik.
B. KOMPETENSI TEKNIS
Kompetensi Teknis yang dinilai pada Penilaian Potensi dan
Kompetensi mengacu pada Peraturan Menteri PUPR No 7 Tahun 2020
tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara Bidang
Teknik Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pada PERMEN
tersebut terdapat Kompetensi Teknis Umum dan Kompetensi Teknis
Khusus yang terdiri dari Kompetensi Teknis Bidang Sumber Daya Air,
Kompetensi Teknis Bidang Bina Marga, Kompetensi Teknis Bidang
Cipta Karya, Kompetensi Teknis Bidang Penyediaan Perumahan,
Kompetensi Teknis Bidang Bina Konstruksi, Teknis Bidang Pembiayaan
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, serta Kompetensi
Teknis Bidang Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan
31
32
TABEL 2. MATRIKS STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL DAN SOSIO KULTURAL
Pemetaan
Kompetensi
No
Manajerial JPT JPT
Administrator Pengawas Kasatker PPK Pelaksana
Madya Pratama
Kompetensi Manajerial
1 Integritas 5 4 3 2 3 2 2
2 Kerjasama 5 4 3 2 3 2 2
3 Komunikasi 5 4 3 2 3 2 2
5 Pelayanan Publik 5 4 3 2 3 2 2
Pengembangan Diri
6 5 4 3 2 3 2 2
dan Orang Lain
7 Mengelola Perubahan 5 4 3 2 3 2 2
Pengambilan
8 5 4 3 2 3 2 2
Keputusan
Kompetensi Sosial Kultural
9 Perekat Bangsa 5 4 3 2 3 2 2
TABEL 3. MATRIKS STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL DAN SOSIO KULTURAL
PA
GE
Pemetaan
59
No Kompetensi Manajerial Jafung Jafung Jafung Jafung Jafung Jafung Jafung Jafung
Utama Madya Muda Pertama Penyelia Mahir Terampil Pemula
Kompetensi Manajerial
1 Integritas 5 4 3 2 3 2 2 1
2 Kerjasama 4 4 3 2 3 2 2 1
3 Komunikasi 4 4 3 2 3 2 1 1
5 Pelayanan Publik 4 4 3 2 3 2 1 1
Pengembangan Diri dan
6 4 4 3 2 3 2 1 1
Orang Lain
7 Mengelola Perubahan 4 4 3 2 3 2 1 1
8 Pengambilan Keputusan 4 4 3 2 3 2 1 1
9 Perekat Bangsa 5 4 3 2 3 2 2 1
33
32
- Lawrence Bossidy -
BAB III
TINDAK LANJUT
33
33
1. TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN POTENSI DAN
KOMPETENSI
Dalam setiap hasil pelaksanaan asesmen diperlukan tindak lanjut
yang disesuaikan dengan hasil potensi dan kompetensi yang bersangkutan.
Tindak lanjut hasil penilaian potensi dan kompetensi ini merupakan langkah
lanjutan dalam proses pengembangan kompetensi dan pengembangan karir
pegawai Kementerian PUPR. Berikut adalah tabel tindak lanjut berdasarkan
hasil potensi dan kompetensinya.
TABEL 4. MATRIKS STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL
DAN SOSIO KULTURAL
KOMPETENSI
NO POTENSI MANAJERIAL TINDAK LANJUT KET
DAN SOSIAL TEKNIS
KULTURAL
34
KOMPETENSI
NO POTENSI MANAJERIAL TINDAK LANJUT KET
DAN SOSIAL TEKNIS
KULTURAL
35
KOMPETENSI
NO POTENSI MANAJERIAL TINDAK LANJUT KET
DAN SOSIAL TEKNIS
KULTURAL
% fit teknis
11 % fit potensi % fit rendah Tahap 1 : Motivasi
sesuai > standar kompetensi karir di
sedang coaching clinic
Tahap 2 :
Pengembangan
Kompetensi
Penempatan sesuai
12 Potensi rendah % fit Teknis pada level jabatan
kompetensi rendah
tertentu, sulit untuk
sedang diberikan pekerjaan
menantang /
kompleks maupun
jabatan lebih tinggi
Pengembangan
kompetensi sesuai
GAP
36
2. REKOMENDASI PENGEMBANGAN
Dijelaskan dalam Permen PANRB No. 03 Tahun 2020 tentang Manajemen
Talenta ASN, bahwa Manajemen Talenta ASN Nasional adalah sistem
manajemen karier ASN yang meliputi tahapan akuisisi, pengembangan,
retensi, dan penempatan talenta yang diprioritaskan untuk menduduki jabatan
target berdasarkan tingkatan potensial dan kinerja tertinggi melalui
mekanisme tertentu yang dilaksnakan secara efektif dan berkelanjutan untuk
memenuhi kebutuhan Instansi Pemerintah secara nasional dalam rangka
akselerasi pembangunan nasional. Pegawai dikelompokkan dalam Kotak
Manajemen Talenta adalah bagan yang terdiri dari 9 (sembilan) kategori yang
menunjukkan sekumpulan Pegawai ASN berdasarkan tingkatan potensial dan
kinerja, sebagaimana dibawah ini:
37
Berdasarkan penempatan dalam kotak manajemen talenta tersebut pegawai dapat
direkomendasikan pengembangan berdasarkan Peraturan Menteri PANRB No. 03
Tahun 2020 tentang Manajemen Talenta ASN
KOTAK KATEGORI REKOMENDASI
1. Dipromosikan dan dipertahankan
Kinerja di atas
2. Masuk Kelompok Rencana Suksesi
9 ekspektasi dan
Instansi/Nasional
potensial tinggi
3. Penghargaan
1. Dipertahankan
Kinerja sesuai 2. Masuk Kelompok Rencana Suksesi
8 ekspektasi dan Instansi
potensial tinggi 3. Rotasi/Perluasan jabatan
4. Bimbingan kinerja
1. Dipertahankan
2. Masuk Kelompok Rencana Suksesi
Kinerja di atas
Instansi
7 ekspektasi dan
3. Rotasi/Pengayaan jabatan
potensial menengah
4. Pengembangan kompetensi
5. Tugas belajar
Kinerja di bawah 1. Penempatan yang sesuai
6 ekspektasi dan 2. Bimbingan kinerja
potensial tinggi 3. Konseling kinerja
38
Frequently Asked Questions
39
LAMPIRAN I
FAQ
40
a. Mengapa saya harus mengulang asesmen beberapa kali?
Anda harus mengulang asesmen jika:
Asesmen sudah dilaksanakan lebih dari 3 (tiga) tahun,
Saudara sudah berganti jabatan sebelum 3 (tiga) tahun, atau
Asesmen yang akan dilakukan berbeda tujuannya dari asesmen
sebelumnya.
b. Berapa lama saya harus mengulang asesmen? Berapa lama masa
belaku hasil asesmen?
Berdasarkan Peraturan Badan Kepegawaian Negara RI No. 26 Tahun 2019
tentang Pembinaan Penyelenggaraan Penilaian Kompetensi PNS masa
berlaku hasil penilaian potensi & kompetensi adalah 3 tahun, sehingga
Saudara akan di re-ases pada jangka waktu 3 tahun atau kurang jika ada
kebutuhan yang mendesak seperti kebutuhan promosi jabatan.
c. Mengapa terdapat perbedaan antara kinerja dengan hasil asesmen?
Karena kinerja menggambarkan hasil kerja harian individu sedangkan
asesmen menggambarkan potensi dan kompetensi yang mengacu pada
standar kompetensi jabatan tertentu.
d. Apakah saya bisa mendapatkan hasil asesmen? Bagaimana
caranya?
Hasil asesmen dapat diketahui melalui kegiatan coaching clinic/feedback
yang diadakan oleh Pusat Pengembangan Talenta BPSDM. Pada kegiatan
tersebut Saudara akan diajarkan cara membaca hasil asesmen Saudara
serta diberikan pendampingan dalam menyusun Rencana Pengembangan
Individu (RPI) berdasarkan hasil asesmen tersebut. Lanjut silahkan
mendaftar ke pusat pengembangan talenta BPSDM
e. Bagaimana cara saya untuk mengembangkan diri?
Setelah Saudara mengetahui hasil asesmen Saudara melalui kegiatan
coaching dan mentoring, Saudara dapat mengetahui kelebihan dan
kekurangan diri Saudara. Pada kegiatan tersebut saudara telah
menyusun Rencana Pengembangan Individu (RPI) yang telah
dibreakdown dalam milestone capaian. Hal tersebut yang harus Saudara
implementasikan.
Cara lain mengembangkan diri jika Saudara belum berkesempatan
mengikuti coaching clinic/feedback adalah dengan melakukan self-
assessment. Yaitu membandingkan antara standar kompetensi jabatan,
persyaratan jabatan dengan profil diri anda sendiri. Setelah itu cobalah
membuat rencana pengembangan yang sesuai.
f. Apakah hasil asesmen saya bisa berubah? Berapa tahun
perubahannya?
Bisa saja. Ada beberapa penyebab perubahan hasil asesmen, diantaranya
adalah berkembangnya pengalaman dan sikap kerja individu. Secara teori,
perubahan tersebut dapat terjadi selama hingga 2 (dua) sampai 3 (tiga)
tahun setelah asesmen dilasanakan.
g. Apakah signifikan perubahannya?
Untuk penilaian potensi jika semua instrumen asesmennya dilaksanakan
dengan benar dan jujur, maka perubahan yang terjadi tidak akan signifikan.
Sedangkan untuk penilaian kompetensi dapat berubah secara signifikan
sesuai dengan pembelajaran dan pengalaman dari masing-masing individu.
h. Apakah hasil asesmen berpengaruh terhadap jabatan dan
penempatan saya?
Ya. Karena Kementerian PUPR sudah menerapkan sistem merit yang
didefinisikan sebagai kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan
pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, yang diberlakukan secara adil dan
wajar dengan tanpa diskriminasi.
i. Konsekuensi apa yang sama terima jika tidak memiliki hasil
asesmen?
Yang bersangkutan menjadi tidak bisa masuk dalam kandidat rencana
suksesi.
j. Apakah proses asesmen yang singkat benar-benar mampu
menggambarkan diri saya seutuhnya?
Dalam proses asesmen yang dilakukan oleh Kementerian PUPR sudah
menggunakan metode Assessment Center dimana tingkat validitasnya
paling tinggi diantara metode lainnya, sehingga hasil asesmen tersebut
dapat menggambarkan sebagian besar profil seseorang.
k. Kenapa saya tidak kunjung dipromosikan?
Dalam hal promosi merupakan kewenangan dari pimpinan dengan melihat
hasil penilaian potensi dan kompetensi, kinerja dan juga dari track record
Saudara.
l. Apakah asesor mengenal pekerjaan dan apa yang kami lakukan di
PUPR?
Ya, Pusat Pengembangan Talenta Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia memilih penilai teknis yang berkompeten dibidangnya dan
berdasarkan usulan dari Unit Organisasi, pemilihan asesor juga melalui proses
sertifikasi serta pemagangan sehingga kualifikasi dan kompetensi asesor
sudah terjamin. Selain itu, Pusat Pengembangan Talenta juga secara berkala
memberikan bimbingan teknis kepada para asesor internal dan eksternal terkait
proses bisnis di Kementerian PUPR.
m. Apakah asesor yang bertugas merupakan orang yang benar-benar
tepat untuk menilai saya?
Ya, seluruh asesor di Kementerian PUPR merupakan asesor-asesor yang
kompeten, qualified dan telah tersertifikasi.
LAMPIRAN II
BENTUK LAPORAN
Bentuk Laporan:
NO TEST :
NAMA :
NIP :
TEMPAT, TGL LAHIR :
PENDIDIKAN :
JABATAN SAAT INI :
JABATAN SASARAN :
TANGGAL PEMERIKSAAN :
TUJUAN ASESMEN :
Jakarta, 2022
Penanggung jawab,
“Bagian ini berisi tentang ringkasan atau rangkuman poin-poin kunci dari laporan Penilaian Potensi dan
Kompetensi. Isi dari irngkasan harus menyatakan kembali tujuan, menyoroti poin-poin utama Penilaian Potensi
dan Kompetensi, serta menjelaskan setiap hasil, dinamika antar aspek, atau rekomendasi dari psikolog dan
asesor kompetensu sehingga gambaran asesi menjadi satu kesatuan yang utuh.”
“Bagian ini berisi tentang uraian gambaran potensi yang dimili oleh asesi baik dari
segi intelektual, kepribadian dan potensi kerja. Sehingga terbentuk suatu gambaran
utuh potensi dari asesi”
III. URAIAN PROFIL KOMPETENSI MANAJERIAL
MENGELOLA PEKERJAAN
Kemampuan menjaga etika, norma, dan aturan organisasi yang diterapkan secara konsisten dalam memproses pekerjaan
maupun dalam bekerjasama, berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak. Cara kerja/strategi berfokus pada tercapainya
prestasi dan kualitas kerja terbaik bagi dirinya maupun organisasi. Tindakan dan penetapan keputusan ditetapkan berdasarkan
pertimbangan yang matang dengan mengedepankan kepentingan masyarakat secara luas dan kepentingan rekan kerja, unit
organisasi lain. mitra kerja secara proporsional dengan mengacu pada pencapaian sasaran, visi dan misi organisasi
Kelompok kompetensi ini meliputi kompetensi Integritas, Kerjasama, Orientasi Pada Hasil, Pelayanan Publik dan
Pengambilan Keputusan
1. Integritas x
2. Kerjasama x
4. Pelayanan Publik x
5. Pengambilan Keputusan x
Deskripsi : .........
Kemampuan mengarahkan diri dan orang lain dengan efektif, dengan memberikan arahan yang jelas dan mudah dipahami.
ide/gagasan disampaikan secara jelas dan sistematis, adaptif terhadap berbagai perubahan dan secara konsisten terlibat aktif
mengembangkan kemampuan diri dan orang lain, menambah wawasan dan kemampuan yang dapat meningkatkan kontribusi
dalam mendukung perubahan yang digulirkan organisasi dengan mengacu pada pencapaian target, sasaran,visi dan misi
organisasi
Kelompok kompetensi ini meliputi Komunikasi, Pengembangan Diri dan Orang Lain, serta Mengelola Perubahan,
6. Komunikasi x
8. Mengelola Perubahan x
Deskripsi : .........
IV. URAIAN PROFIL KOMPETENSI SOSIAL KULTURAL
PEREKAT BANGSA
Kemampuan mempromosikan sikap toleransi, keterbukaan, peka terhadap perbedaan asesi/kelompok masyarakat; mampu
menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam mempersatukan masyarakat dan membangun hubungan sosial psikologis
dengan masyarakat di tengah kemajemukan Indonesia sehingga menciptakan kelekatan yang kuat antara ASN dan para
pemangku kepentingan serta di antara para pemangku kepentingan itu sendiri; menjaga, mengembangkan, dan mewujudkan
rasa persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia
9. Perekat Bangsa x
Deskripsi : ........
Kemampuan yang melibatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau perilaku yang dapat diamati, diukur, dan
dikembangkan secara spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan.
Deskripsi: ......
ASPEK KOMPETENSI
0
SESUAI STANDAR
ASPEK KOMPETENSI
0
DI BAWAH STANDAR
ASPEK KOMPETENSI
0
DI ATAS STANDAR
TEKNIS FIT 0%
VI. RINGKASAN DAN SARAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI
RINGKASAN KOMPETENSI
( Area kekuatan dan Area yang masih perlu dikembangkan lebih lanjut )
● ●
SARAN PENGEMBANGAN
Jakarta, 2022
PRESTASI
% KOMPETENSI MANAJERIAL
KOMPETENSI MANAJERIAL
DIBAWAH STANDAR
DIBAWAH STANDAR
% KOMPETENSI FIT
JENIS ASSESSMENT
DI ATAS STANDAR
DI ATAS STANDAR
∑ NILAI STANDAR
SESUAI STANDAR
SESUAI STANDAR
∑ NILAI PRIBADI
NO NAMA NIP
% POTENSI FIT
% TEKNIS FIT
% POTKOM
% JOB FIT
STANDAR
STANDAR
REKOMENDASI TANPA
REKOMENDASI POTENSI REKOMENDASI AKHIR
TEKNIS
1 Mr. A 0 XXX XXX Pengawas 2020 16 1 8 7 88% Memenuhi Syarat Pelaksana 8 1 9 9 9 0 100% 100% 100% 96% Memenuhi Syarat 12 12 100% 98% Memenuhi Syarat
2 Ms. B 0 XXX XXX Pengawas 2021 16 0 7 9 81% Memenuhi Syarat Pelaksana 8 1 9 2 2 7 63% 50% 61% 67% Belum Memenuhi Syarat 11 5 45% 56% Belum Memenuhi Syarat
Keterangan:
Persentase fit menggambarkan persen capaian individu dibandingkan
%Potensi Fit
dengan standar aspek. Nilai persentase fit diperoleh melalui
Presentase Fit %Kompetensi Fit
pembagian antara jumlah (∑) capaian peserta dengan jumlah (∑)
%Teknis Fit
standar.
Hasil penggabungan persentase fit masing-masing aspek yang telah
Job Fit % Job Fit
dihitung dengan standar bobot jabatan
Tahapan tindak lanjut untuk menentukan hasil akhir dengan
Rekomendasi Tanpa Teknis
Rekomendasi menggunakan passing grade dari kriteria rekomendasi yang
Rekomendasi Akhir
ditentukan baik dari jobfir maupun presentase fit.
Kualitas sumber daya manusia merupakan kunci keberhasilan
masa depan bangsa. SDM yang unggul dan berdaya saing akan
mengantar Indonesia sejajar dan disegani bangsa lain
- B.J. Habibie -
Informasi lebih lanjut silahkan hubungi: