Anda di halaman 1dari 16
75 ly arapal “agri Menimbang Mengingat Prasat FAN W,N eae QQ a_ PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM ARAFAH REMBANG NOMOR : PER-DIR / 533A / RSIAR / VIII / 2019 TENTANG PEDOMAN KERJA KOMITE KEPERAWATAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM ARAFAH REMBANG. a b Bahwa dalam rangka mewujudkan tata kelola klinis yang baik, setiap rumah sakit harus membentuk Komite Keperawatan. Bahwa dalam upaya menjaga kualitas asuhan melalui peningkatan mutu profesi keperawatan perlu diselenggarakan Komite Keperawatan. Bahwa untuk —meningkatkan _profesionalisme _ tenaga keperawatan , rumah sakit perlu menjamin kualitas kompetensi tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial oleh komite keperawatan. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a, b dan c, perlu ditetapkan Peraturan Direktur tentang Pedoman Kerja Komite Keperawatan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. ‘Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2017 tentang Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045/MENKES/PER/X1/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan Surat Keputusan Pengurusan YKM NU WILKER II RSI Nomor 024 / A / YKMNU-RSIA / XII / 2019 Tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Islam Arafah Rembang periode 2020 ~ 2024 ar mL ee aa Tr Ye a eee} MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN KERJA KOMITE KEPERAWATAN, Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan 1. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Islam Arafah Rembang 2. Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada Direktur Rumah Sakit dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan kesehatan di rumah sakit. 3. Komite Keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial , penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi Pasal 2 Pedoman kerja ini menjadi acuan tata laksana dan tata kerja Komite Keperawatan di Rumah Sakit Islam Arafah Rembang, Pasal 3 Pedoman kerja Komite Keperawatan ini meliputi : 1, Tata laksana kerja Sub Komite Kredensial 2. Tata laksana kerja Sub Komite Mutu Profesi 3, Tata laksana kerja Sub Komite Etik dan Disiplin Pasal 4 Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Keperawatan bertanggungjawab kepada Direktur Rumah Sakit Islam Arafah Rembang Pasal 5 1. Dokumen pedoman kerja yang tercantum dalam Lampiran Peraturan Direktur ini, dijadikan acuan dalam melakukan tugas dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur ini. 2. Peraturan Direktur Rumah Sakit ini mulai berlaku sejak ditetapkannya Ditetapkan di: Rembang Pada tanggal : 12 Agustus 2019 itckiy RSF, Arafuh Rembang 5. (abe BD iF Nowohadi Tjitrosuwito, Sp.PD/_, NIK : 9.0001.141050,1209 te Lampiran | Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Arafah Rembang ‘Nomor : PER-DIR / 533A / RSIAR/ VIII/ 2019 ‘Tentang : PEDOMAN KERJA KOMITE KEPERAWATAN PEDOMAN KERJA KOMITE KEPERAWATAN BABI PENDAHULUAN Komite Keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial , penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi. Komite Keperawatan bertugas membantu Direktur rumah sakit dalam melakukan kredensial , pembinaan disiplin dan etika profesi keperawatan serta pengembangan professional berkelanjutan termasuk memberi masukan guna pengembangan standar pelayanan dan standar asuhan keperawatan. ‘Tenaga keperawatan di rumah sakit merupakan jenis tenaga Kesehatan terbesar Gumlahnya antara 50-60%), memiliki jam kerja 24 jam melalui penugasan shift, serta merupakan tenaga kesehatam yang paling dekat dengan pasien melalui hubungan professional. Tenaga keperawatan memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat sesuai kewenangan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarganya TAR BELAKANG AL Komite Keperawatan merupakan professional perawat yang keanggotaannya berasal dari sekelompok tenaga fungsional perawat yang mewakilinya. Komite Keperawatan bertugas untuk memberikan saran kepada Direktur Rumah Sakit berkaitan dengan tenaga pelayanan keperawatan, Mengkoordinasikan pelayanan keperawatan dan mengarahkan pelayanan keperawatan sesuai dengan visi misi rumah sakit mengenai hal-hal yang berkaitan dengan etika profesi keperawatan , menyusun kebijakan yang harus dilakukan oleh semua perawat dan meningkatkan mutu program pelayanan pendidikan dan pelatihan serfa mengorganisasi kegiatan komite keperawatan Dalam pelaksanaanya di rumah sakit, diperlukan tenaga keperawatan yang Kompeten, mampu berpikir kritis selalu berkembang serta memiliki etika profesi sehingga pelayanan keperawatan dapat diberikan dengan baik, berkualitas dan aman bagi pasien dan keluarganya. Agar profesionalisme dan pertumbuhan profesi tenaga Keperawatan dapat terjadi dan terus berkembang , maka diperlukan suata mekanisme dan sistem pengorganisasaian yang terencana dan terarah yang diatur oleh suatu wadah keprofesian yang sarat dengan aturan dan tata norma profesi sehingga dapat ‘menjamin bahwa sistem pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan dan kebidanan yang diterima oleh pasien , diberikan oleh tenaga keperawatan dari berbagai jenjang Kemampuan atau kompetensi dengan benar ( scientific ) dan baik ( ethical ) serta dituntun oleh etika profesi keperawatan. Mekanisme dan sistem pengorganisasian tersebut adalah Komite Keperawatan. Pada saat ini, rumah sakit merasakan perlu adanya Komite Keperawatan , sehingga dibentuklah Komite Keperawatan sesuai dengan peraturan yang ada. Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, diperlukan dukungan, kebijakan internal staf keperawatan, serta dukungan sumber daya dari rumah sakit. RUANG LINGKUP Ruang lingkup dari pedoman kerja Komite Keperawatan ini meliputi : 1, Tata laksana kerja Sub Komite Kredensial 2. Tata laksana kerja Sub Komite Mutu Profes 3, Tata laksana Sub Komite Etik dan Disiplin TUJUAN Tujuan dari pedoman kerja ini adalah 1. Tujuan Umum Sebagai pedoman bagi Komite Keperawatan dalam menyelenggarakan kegiatan untuk meningkatkan profesionalisme perawat 2. Tujuan Khusus a. Terbentuknya persamaan pemahaman dan cara pandang serta paradigma dalam penyelenggaraan Komite Keperawatan di RSI Arafah Rembang b. Tersclenggaranya Komite Keperawatan di RSI Arafah Rembang yang memiliki makna terhadap tata kelola klinis ( Clinical Governace ) keperawatan sesuai evidence based. c. Terbentuknya iklim professional keperawatan di RSI Arafah Rembang dalam. rangka meningkatkan kualitas pelayanan/asuhan keperawatan sehingga berdampak terhadap kepuasan pelanggan, ). TATA LAKSANA KERJA. Komite Keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme keredensial, peniagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi. Penatalaksanaan Komite Keperawatan meliputi hal-hal sebagai berikut 1. Fungsi Komite Keperawatan Komite Keperawatan mempunyai fungsi meningkatkan profesionalisme tenaga Keperawatan yang bekerja di rumah sakit dengan cara : a. Melakukan kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan asuhan/pelayanan keperawatan di rumah sakit b. Memelihara mutu profesi tenaga keperawatan, c. Menjaga disiplin,etika dan perilaku profesi perawat. 2. Ruang Lingkup Kerja Komite Keperawatan Ruang lingkup tatalaksana Komite Keperawan mencakup a. Sub Komite Kredensial 1) Tugas Sub Komite Kredensial ‘Dalam melaksanakan fungsi Kredensial, Sub Komite Kredensial memiliki tugas sebagai berikut a) Menyusun daftar rincian Kewenanangan Klinis 2) 3) b) Menyusun buku putih ( white paper ) yang merupakan dokumen persyaratan terkait kompetensi yang dibutuhkan dalam melakukan setiap jenis pelayanan keperawatan c) Melakukan verifikasi persyaratan Kredensial , yang meliputi i, Ijazah ii, Surat Tanda Registrasi (STR ) iii, Setifikat Kompetensi iv. Logbook yang berisi uraian capaian kerja vy. Surat pernyataan telah menyclesaikan program orientasi Rumah Sakit atau orientasi unit tertentu bagi tenaga keperawatan baru vi, Surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan d) Merekomendasikan tahapan proses Kredensial , yang meliputi : i, Perawat mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan ii. Ketua Komite Keperawatan menugaskan Sub Komite Kredensial untuk melakukan proses kredensial ( dapat dilakukan secara individu atau kelompok ) iii, Sub Komite membentuk panitia adhoc untuk melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode seperti porto folio , asesmen kompetensi iv. Sub Komite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rapat untuk menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan, e) Merekomendasikan Kewenangan Klinis tenaga keperawatan ) Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis g) Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan h) Melaporkan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan kepada Direktur rumah sakit Kewenangan Sub Komite Kredensial mempunyai kewenangan —memberikan rekomendasi rincian Kewenangan klinis untuk memperoleh surat Penugasan Klinis (clivical Appointment) Mekanisme Kerja Untuk melaksanakan tugas Sub Komite Kredensial , ditetapkan mekanisme kerja sebagai berikut : a) Mempersiapkan Kewenangan Klinis mencakup kompetensi sesuai arca praktik yang ditetapkan oleh rumah sakit. b) Menyusun Kewenangan Klinis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan Kredensial ©) Melakukan assesmen Kewenangan Klinis dengan berbagai metode yang disepakati 4) Memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rekomendasi ‘memperoleh Penugasan Klinis dari Direktur Rumah Sakit 4) ) Memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk memperoleh Penugasan Klinis dari Direktur rumah sakit, dengan cara i, ‘Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan ii, Ketua Komite Keperawatan menugaskan Sub Komite Kredensial untuk melakukan proses kredensial ( dapat dilakukan secara individu atau kelompok ) iii, Sub Komite membentuk panitia adhoc melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode : porto folio, asessmen kompetensi iv, Sub Komite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rapat menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan. Melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis secara berkala 2) Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan. Alur pelaksanaan kredensial adalah sebagai berikut : a) Pemohon mengajukan permohonan Kredensial kepada Direktur b) Direktur mendisposisikan untuk diteruskan kepada Ketua Komite c) Direktur mendisposisikan kepada Bagian SDM untuk melakukan verifikasi keabsahan dokumen kredensial 4) Ketua Komite Keperawatan merekomendasikan _pelaksanaan kredensial / rekredensial kepada Sub Komite Kredensial e) Sub Komite Kredensial bersama mitra bestari/panitia adhoc nelakukan kredensial/rekredensial. f) Sub Komite Kredensial melaporkan hasil kredensial/rekredensial kepada Ketua Komite Keperawatan g) Ketua Komite Keperawatan merekomendasikan Rincian Kewenangan Klinis kepada Direktur h) Direktur memberikan persetujuan kewenangan klinis kepada pemohon dalam bentuk Surat Penugasan Klinis, i) Direktur mendisposisikan untuk dibuat penugasan Klinis j) Bagian SDM melakukan proses pembuatan penugasan Klinis, k) Bagian SDM mengirim surat Penugasan Klinis kepada pemohon 1) Pemohon menerima penugasan klinis. 4 4 : dsivedtists aie ae ono ch Juve demin wisi hal. 2 peluaqiiser unre anasoneise maaisaaut Hathnneayya abe a tUM 2 Lautan sheng Se tob + imicherd aad oe ie nda erenys rpelaton sone “abinnr © eneq + shot. nel. tee ; por aduecs oe fists : : sind eae wnat tke angel ences a 0 into osdgeistilh + auliag) tegetlei Aple.cots! sido chaged iuictiabsr bo meres o red strig Mabe yaa cmdesetits Ness 4 te mene wt nC ie ™ fie atte fhete? saiyth aa fo aboard its dob ehdeades. Fasa log dy Hlenasbess gome¥ gam (b tee cod Gui ahngs# Vengbay st ‘stenoberd ak 4 wotbe gitirsg ates mien coun le ngisnd oti ey Tet e acoomyod a3 acdutoan, chord ainild asyhatoad 5 Sie rceageenery rh i! ocean aise on om netlonsg sh eqd sini one ¥ ALUR KREDENSIAL/REKREDENSIAL PERAWAT Pemohon mengajukan Direktur mendisposisikan ke Pemohonan ke Direktur = Proses Kredensial/Rekredensial Rekomendasi & RKK Direkturmendisposisi ke Bag SDM Surat permohonan kredensial/rekredensial Persetujuan Direktur Direktur mendisposisi untuk dibuat Penugasan Klinis Proses penerbitan Surat Penugasan Klinis, Rekomendasi Penugasan Klinis dari Direktur Surat Penugasan Klinis diterima oleh pemohon Surat Penugasan Klinis dikirim ke pemohon 5) Waktu pelaksanaan kredensial Kredensial keperawatan dilaksanakan setiap ada karyawan baru setelah selesai menjalani kegiatan masa orientasi atau Masa Penugasan Awal ( MPA ) selama 3 bulan. Selanjutnya akan dilakukan rekredensial setelah 3 tahun bekerja x ‘ HoT MOE I ae Speen Pe . % qwtderits of manotorost ronda H Gol F . Ask Deeb: anor peda waptuse 3 pee . Auto wiceqetiemmnigtt tt hoe neal Lon foes! “oabaprie t suds sb iil os | ait i oe *) fnineboel cuunsadpicretduw’ (e tbe netsy usdowedehie gat ‘iano inte ents alsa fiss an Vey hatin east rilad @ recta- a Th siya tor aw b. Sub Komite Mutu Profesi 1) Tugas Sub Komite Mutu Profesi Dalam melaksanakan fungsi memelihara mutu profesi , Sub Komite Mutu Profesi memiliki tugas sebagai berikut a) Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik b) Merekomendasikan —perencaan —_pengembangan _professional berkelanjutan tenaga keperawatan ©) Melakukan audit asuhan keperawatan d) Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan 2) Kewenangan Sub Komite Mutu Profesi mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan, pendidikan keperawatan berkelanjutan serta pendampingan 3 Mekanisme Kerja Untuk melaksanakan tugas Sub Komite Mutu Profesi, ditetapkan mekanisme kerja sebagai berikut a) Melakukan koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperolch data dasar tentang profil tenaga keperawatan di RS sesuai area praktiknya berdasarkan jenjang karir b) Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari data sub komite Kredensial sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan perubahan standar profesi ©) Merekomendasikan perencanaan Continuous Professionals Development (CPD) kepada unit yang berwenang, d) Melakukan koordinasi dengan praktisi tenaga keperawatan dalam melakukan pendampingan sesuai kebutuhan. e) Melakukan audit keperawatan dengan cara : i, Pemilihan topik yang akan dilakukan audit ii, Penetapan standard dan kriteria iii, Penetapan standard dan kriteria iv. Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan vy. Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standard dan kriteria vi, Menerapkan perbaikan vii, Melakukan rencana reaudit f) Menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada Komite Keperawartan, 4) Pelaksanaan Audit Mutu Profesi Bentuk kegiatan audit mutu profesi akan dilaksanakan berupa presentasi kasus/presentasi asuhan keperawatan yang dilaksanakan minimal satu kali dalam satu tahun 5) Pembahasan Kasus Keperawatan Kegiatan pembahasan kasus keperawatan dilakukan berupa presentasi kasus (case presentation) yang akan dilaksanakan minimal satu kali dalam setahun, 6) Pengembangan Kasus Keperawatan Bentuk CPD tenaga perawat meliputi : a) Kegiaatan praktik professional : memberikan pelayanan keperawatan , baik berupa praktek di institusi pelayanan kesehatan maupun praktck ‘mandiri di luar institusi b) Kegiatan IImiah : temu ilmiah , seminar, workshop, pelatihan. c. Sub Komite Etik dan Disiplin yb 3) Tugas Sub Komite Etik dan Disiplin Dalam melaksanakan fungsi menjaga disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan, Sub Komite Etik dan Disiplin memiliki tugas sebagai berikut a) Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan b) Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan ©) Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan d) Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah etik dalam kehidupan profesi dan pelayanan/ asuhan keperawatan ©) Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan atau surat Penugasan Klinis ( clinical appointment ) £) Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan keperawatan Kewenangan Kewenangan dari Sub Komite Etik dan Disiplin profesi adalah a) Memberikan usulan rekomendasi pencabutan Kewenangan klinis ( clinical privilege ) tertentu b) Memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian Kewenangan Klinis ©) Memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin Mekanisme Kerja Mekanisme kerja dari Sub Komite Etik dan Disiplin meliputi: a) Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan sebagai berikut i, Mengidentifikasi sumber laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin di rumah sakit ii, Melakukan telaah atas laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin profesi. b) Membuat keputusan atas pelanggaran etik profesi dengan melibatkan panitia Adhoc c) Melakukan tundak lanjut keputusan terhadap pelanggaran etik berupa : i, Pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi_ profesi keperawatan di Rumah Sakit melalui Ketua Komite ii, Pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada Wakil Direktur Pelayanan dan Kepala Bidang Keperawatan 4) iii, Merekomendasikan pencabutan Kewenangan klinis yang diusulkan kepada Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan kepada Direktur Rumah Sakit. 4) Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan , meliputi i, Pembinaan yang dilakukan secara terus-menerus _ tethadap pelaksanaan praktik keperawatan sehari-hari ii, Menyusun program pembinaan,mencakup jadwal pembinaan , materi / topik dan metode serta evaluasi iii, Melakukan pembinaan dengan menggunakan metode diskusi, ceramah, lokakarya, coaching, symposium, bedside teaching, diskusi refleksi kasus ,dll. ©) Menyusun laporan kegiatan sub komite untuk disampaikan kepada Ketua Komite Keperawatan, Alur pelaporan pelanggaran etik keperawatan a) Aduan dari pasien/keluarga/pihak ketiga yang diterima oleh kepala instalasi/kepala ruang diteruskan ke Wakil Direktur Pelayanan selanjutnya kepada Direktur. b) Direktur memberikan surat disposisi_ kepada Ketua Komite keperawatan untuk penyelesaian dugaan masalah / pelanggaran ctik dan didiplin profesi keperawatan. ©) Aduan dari pasien/keluarga/masyarakat/media yang diterima dan diketahui oleh Humas/PKRS akan dilakukan identifikasi dan Klarifikasi selanjutnya diteruskan kepada Wakil Direktur Pelayanan meneruskan aduan pelanggaran etik dan disiplin profesi keperawatan kepada Direktur. d) Direktur memberikan surat disposisi kepada Ketua Komite Keperawatan untuk menyelesaikan dugaan pelanggaaran Etik dan Disiplin profesi Keperawatan ©) Ketua Komite Keperawatan mendelegasikan kepada Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan untuk melakukan kajian dan telaah ulang terhadap kasus untuk melihat adakah pelanggaran etik dan disiplin dan atau pelanggaran hukum £) Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan menyususn rekomendasi sebagai hasil dari kajian dugaan pelanggaran etik dan disiplin profesi keperawatan untuk dilaporkan kepada Ketua Komite Keperawatan, 2) Ketua Komite Keperawatan memberikan hasil kajian dari Sub Komite Etik dan Disiplin profesi kepada Direktur untuk ditindaklanjuti sesuai dengan dengan peraturan yang berlaku SKEMA PENANGANAN PELANGGARAN ETIK DAN DISIPLIN PROFESI DIREKTUR KETUA KOMITE KEPERAWATAN TENAGA KEPERAWATAN LAPORAN/SMS/TELEPHON/WA DUGAAN PELANGGARAN ETIK DAN DISIPLIN PROFESI l { KEPUTUSAN SUB KOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI L IDENTIFIKASI DAN TELAAH MASALAH PANITIA ADHOC AUDIT/SIDANG DI RUMAH SAKIT ISLAM ARAFAH REMBANG PEMBINAAN ATAU ss? | pENDAMPINGAN ey, KELALATAN/PELANGGARAN | _ [TIDAK ADA KELALAIAN/PELANGGARAN v PELANGGARAN ETIK PELANGGARAN PELANGGARAN HUKUM DISIPLIN PROFESI v REKOMENDASI ALUR PELAPORAN MASALAH ETIK BAGI TENAGA KEPERAWATAN KEPALA INSTALASI RAWAT JALAN, RAWAT INAP, IGD, IBS, HCU, HD 10 a, Penanganan pelanggaran etika profesi keperawatan Penanganan pelanggaran etika profesi keperawatan adalah sebagai berikut 1 6. Setiap pelanggaran etika profesi keperawatan yang dilakukan oleh staf keperawatan kepada pasien , keluarga atau rekan kerja segera dilaporkan melalui Kepala Ruang / Kepala Unit/ Supervisor. Dalam waktu 24 jam kronologis kejadian harus disampaikan kepada Kepala Ruang/ Kepala Unit) Supervisor dan segera mengumpulkan data untuk kelengkapan laporan, . Melakukan koordinasi dengan Komite Keperawatan untuk menelaah terhadap pelanggaran etika profesi keperawatan. Penyelesaian maslaah pelanggaran etika berdasarkan buku Pedoman Etika Profesi Keperawatan . . Pembinaan atau bimbingan oleh Kepala Ruang/ Kepala Unit / Supervisor sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan yaitu pelanggaran ringan , pelanggaran sedang dan pelanggaran berat. Pelaksanaan evaluasi selama 3 bulan E. PENUTUP Pedoman Kerja Komite Keperawatan Rumah Sakit ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi Komite Keperawatan Rumah Sakit Islam Arafah Rembang dalam menjalankan peran dan fungsinya . Pedoman ini memberikan panduan bagi semua pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan Komite Keperawatan di Rumah Sakit Islam Arafah Rembang. Dengan demikian Rumah Sakit Islam Arafah Rembang dapat melaksanakan program Komite Keperawatan dengan baik Ditetapkan di : Rembang Pada il: 12 Agustus 2019 Arafah Rembang i SI NIK : 9.0001.141050.1209 (w~

Anda mungkin juga menyukai