-
Republik
(Plato 427-347 SM)
idaklah mengherankan bahwa banyak orang
merasa gelisah ketika mendalami tokoh Plato dan
segala keagungannya. Plato dikenal sebagai bapak
perkembangan pemikiran Barat. Gagasan filosofis yang
ia sampaikan melalui pengajaran lebih dari 2000 yang
lalu masih tetap dipelajari hinggi kini. A.N. Whitehead
menyatakan bahwa seluruh perkembangan Filsafat Barat
merupakan catatan kaki dari pemikiran Plato, Tentu
pernyataan Whitehead ini sangat berlebihan, Namun,
pada kenyataannya memang, Plato merupakan pemikir
hebat. Dari sisi sejarah perkembangan pemikiran, Plato
merupakan seorang tokoh istimewa yang mewariskan
karya-karya seni dan dialog, filosofis yang, menakjubkan.
Bagi orang yang mungkin tidak tertarik pada filsafat,
karya-karya Plato tetap menimbulkan kekaguman.
Cicero menyatakan bahwa jika Allah berbicara, maka iaBl
Dua Poruu Kanva Fitsarar Texarsar
akan berbicara dalam bahasa Plato. Plato adalah seorang,
jenius yang orisinil dan unik. ta adalah pencipta dialog
yang. sangat mempesona. Pemikiran-pemikirannya
‘sangat orisinil dan pengaruhnya sungguh luar biasa
Karyanya yang sangat terkenal adalah Republik.
Sungguh bagaikan mukjizat kalau saat ini kita dapat
menikmati hampir seluruh karya Plato selain Republik
Plato mengembangkan metode dialog atau tanya jawab
filsafat. la mengajukan sebuah pertanyaan dan kemudian
memberikan jawaban yang jelas atas pertanyaan ter-
sebut, Misalnya, ia mengajukan pertanyaan tentang
apa yang dimaksud dengan keberanian. Jawaban Plato
sangat menggungah pembaca untuk mencermatinya
dan mengojukan pertanyaan-pertanyaan lain. Kadang
Plato menampilkan beberapa pengulangan gagasan
dan pada akhirnya dikemukakan jawaban yang sejati.
roses tanya jawab itu membangkitkan suasana diskusi
berkelanjutan.
Socrates merupakan guru Plato sekaligus pah-
lawan yang piawai dalam menumbuhkan suasana
dialog, Socrates juga dikenal sebagai seorang ahli ber-
argumentasi. Menurut Xenophon, Socrates selalu me-
nemukan pemikiran-pemikiran cerdas dalam berdiskusi
Dalam berdiskusi, ia bersuara keras di tempat-tempat
Keramaian. Ketika ia berbicara tentang kebaikan dan
Keutamaan, hanya orang-orang terpelajar Athena yang
Republik | 3.
mampu memahaminya. Orang-orang yang memusuhinya
(yang iri padanya) menuduh Socrates sebagai penghasut
yang menyesatkan kaum muda. Socrates mempunyai
prinsip hidup yang sangat kokoh. Baginya, lebih baik
mati daripada berhenti dari usaha memperjuangkan
filsafat atau kebijaksanaan hidup. Filsafat merupakan
perjuangan kemartiran dan dialog adalah jalan untuk
mencapai kebijaksanaan hidup. Sebagaimana kita ke-
tahui, dengan gembira Socrates berjuang untuk mengisi
hidupnya dengan secawan anggur kebijaksanaan.
Sebagai konsekuensinya, ia harus menenggak secawan
racun di dalam sel penjara.
Meskipun tidak ada kesepakatan umum tentang
pembagian periode dalam dialog-dialog Socrates se-
bagaimana ditulis oleh Plato, para ilmuwan membaginya
dalam tiga kelompok: dialog-dialog awal, tengah, dan
akhir. Dialog-dialog awal menggambarkan berbagai
keprihatinan dan pandangan hidup Socrates. Sementara
pada bagian tengah dan akhir dari dialog-dialog tentang
Socrates memuat pemikirian-pemikiran filosofis Plato.
Dialog-dialog awal tidak member sebuah kesimpul-
an. Socrates dan teman-teman diskusinya tidak pernah
membuat suatu. rumusa
in-rumusan definisi. Beberapa
pemikir melihat bahwa di bagian tengah dan akhir41 Dus Perum Kanva Prusarar Tenwesan
yang bernada mempersalahkan, Republik seharusnya
dibaca dalam kacamata dialog. Di dalam bagian tengah
dari dialog-dialog tersebut, Plato secara meyakinkan
‘membeberkan pemikirannya jauh melampaui perhatian
Socrates yang berfokus pada soal-soal etika. Selain etika,
Plato juga berbicara soal metafisika dan epistemologi
untuk menjawab beberapa pertanyaan yang belum
‘mendapatkan tanggapan secara tuntas dalam pemikiran
Socrates.
Dalam edisi terkini kita temukan bahwa Republik
dibagi menjadi 10 buku. Kemungkinan besar pembagian
ini tidak dilakukan oleh Plato melainkan oleh editor.
Buku pertama menjawab pertanyaan: apa itu keadilan
rujudkan? Buku
kedua sampai keempat memberikan perhatian pada
sifat dasar negara adil. Secara khusus buku keempat
du. Buku
kedelapan dan kesembilan membandingkan keadilan
dan bagaimana seharusnya keadilan
memulai perhatian pada keadilan dalam indi
dalam kota dan individu. Buku kelima sampai ketujuh
berisi beberapa ide Plato tentang reformasi politik.
Dalam bagian ini, Plato memaparkan pula pemikirannya
tentang epistemologis dan metafisika. Buku terakhir
yang dirumuskan seperti apendix berisi tentang gagasan
Plato tentang seni dan kekekalan jiwa. Beberapa bagian
{ni akan kita coba bahas,
Republik 1 5
Keadilan
Pertanyaan tentang keadilan muncul di buku per-
tama, Penjelasan tentang tema keadilan diberi ilustrasi
dengan pengalaman saudagar kaya bernama Cephalus.
Saudagar ini menekankan bahwa keuntungan besar akan
didapat jika kita melakukan tindakan tidak berbohong,
dan curang. Adil menyangkut relasi manusia dengan
yang lain, Memberikan keadilan bagi orang lain berarti
mengatakan kebenaran dan mengembalikan apa yang,
Anda pinjam. Gagasan ini searah dengan apa yang,
dipikirkan Socrates.
Bayangkan Anda meminjam sebuah senjata dari
seorang teman yang sedang marah. Dipenuhi perasaan
‘marah yang hebat sampai tidak mampu mengendalikan
di
jan mungkin berpikir untuk bunuh divi, teman itu
menuntut agar senjatanya dikembalikan. Sebagaimana
dipikirkan oleh Cephalus, mengembalikan pinjaman
senjata merupakan kewajiban dan tuntutan keadilan.
Namun dalam kasus ini, kewajiban dan keadilan itu
tidak berlaku. Beberapa definisi keadilan konvensional
ditawarkan, Namun kurang sesuai. Akhirnya muncul
seorang guru retorika yang bijak bernama Thrasymachus.
Ja menunjukkan sebuah drama dan perbincangan
filosofis yang sangat dramatik6 1 Dus Purun Kanva Frusarar Tersesag
Dibekali pengetahuan yang mendalam, Thrasymachus
menyatakan bahwa apa yang kita sebut sebagai keadilan
tidak lain adalah kepentingan pribadi. Para penguasa
menciptakan hukum demi kepentingan dan tujuan
pribadi mereka, Dalam konteks ini, keadilan tidak lain
daripada pengungkapan dari kehendak mereka yang
kuat. Lebih Janjut Thraymachus berpendapat bahwa
tidak peduli apa yang akan dikatakn orang banyak, para
koruptor adalah orang-orang yang, paling beruntung,
dan kita mengagumi mereka karena mereka mampu
mewujudkan apa yang mereka inginkan. Menjadi adil
dalam pengertian konvensional tidaklah berharga,
tidak menguntungkan, dan tidak diperlukan. Kita
lebih baik menjadi pencuci uang yang bijaksana, yang,
‘menjelajah Laut Tengah di kapal pesiar, bukan sebagai
hakim (moralis) yang tanpa uang. Mengapa bersusah-
susah memikirkan dan memperjuangkan keadilan dan
keutamaan ketika apa yang sungguh Anda inginkan
secara jelas dan tegas mengantar kepada kesenangan?
Perkataan Thrasymachus bergema di sepanjang
sejarah filsafat. Ungkapan Thrasymachus merupakan
ekspresi kecurigaan tentang dasar moralitas. Pemikiran
ini mendasari berkembangnya nihilisme, egoisme etis,
realisme sinis, relativisme, dan lain-lain, Dalam konteks
inilah, Plato mengembangkan dialog-dialognya.
Republik | 7
Jawaban dimulai dengan sesuatu yang belum pemah
dipikirkan Socrates, Plato berpendapat bahwa sifat dasar
keadilan agak sulit dijelaskan. Tempat terbaik untuk
‘melihat keadilan adalah dalam sekala besar, yaitu di
dalam kota yang adil. Ketika kota dan individu-indi-
vidu sungguh adil, apa yang benar pada orang tertentu
seharusnya memberikan kebenaran bagi orang lain,
Maka, apa yang mejadi sifat dasar kota adil dalam
pandangan Plato?
Kota Adil
Socrates menggambarkan bahwa manusia bukan-
lah mahluk yang cukup pada dirinya, Manusia mem-
butuhkan orang lain dan kerja sama untuk dapat hidup.
Dalam pengalaman, kita terbiasa dengan bermacam-
macam perbedaan tugas. Kita tidak asing terhadap
nasihat agar setiap individu melakukan tugasnya sebaik
mungkin, Dua pemikiran ini membantu Socrates untuk
menemukan beberapa konsep keadilan yang ideal,
Seseorang yang mengambil alih peran dasar orang, lain,
dak adil, bahkan dikatakan
dapat dikatakan sebagai
mencuri. Tindakan ituu sama dengan mengambil sesuatu
milik orang lain. Yang terbaik untuk saya dan semua
orang adalah jika setiap orang melakukan apa yang, se-
layaknya dilakukan. Indikasi sederhana untuk melihat8 1 Dua Pucum Kanya Fiisaray Texensan
keadilan dalam kota adalah jika setiap orang melakukan
apa yang secara dasariah ingin dan layak dilakukan.
Menurut Plato, di tengah masyarakat terdapat tiga
elas warga. Perlama adalah para filsuf atau penjaga
yang cakap dan bijaksana. Beberapa dari golongan
penjaga yang cakap dan sudah disiapkan melalui pen-
kan akan dipilih untuk memimpin negara. Kedua
adalah prajurit yang gagah berani. Ketiga adalah para
petani dan tukang yang bekerja untuk menghasilkan
barang kebutuhan dan memberikan jasa. Harmoni antar
tiga golongan menggambarkan suasana adil. Masyarakat
yang ai
dengan beberapa program pendidikan.
dan baik harus menjalankan tugas yang tepat
Pendidikan
berkaitan dengan penanaman nilai dan pengajaran,
penyiapan tenaga pengawas (sensor) dan seleksi kelas
dan propaganda demi kepentingan masyarakat. Plato
memberikan penjelasan bahwa kendati seorang pe-
kerja tangan dapat berangan-angan untuk memimpin
dengan baik, sesungguhnya dalam kenyataan hal itu
tidak mungkin. Menurut Plato, seorang pemimpin perlu
menegaskan dengan sebuah “dusta mulia” bahwa Tuhan
menakdirkan setiap orang sejak kelahirannya bagaikan
memasukkan sebuah logam ke dalam tubuhnya yang
menggambarkan kelas mereka di dalam masyarakat.
sei dalam tubuh para penjaga tertanam emas sejak
‘Kelahirannya, sehingga mereka ditakdirkan untuk
Republik 19
menjadi pemimpin. Para prajurit merupakan anak-anak
kelas perak. Mereka dilahirkan untuk berperang. Para
petani dan pekerja tangan merupakan anak-anak kelas
perunggu yang sejak kelahirannya ditetapkan sebagai
tukang_ yang memproduksi barang dan menyediakan
jasa. Dalam status kelas tidak pernah akan ada per-
ubahan. Seseorang yang. dilahirkan
dalam kelas
tertentu, selamanya ia akan terpatri di sana,
Anda mungkin berpikir, bagaimana mungkin kota
adil dapat dibangun dari dusta, sensor, propaganda
dan seleksi keturunan yang meyakini suatu kodrat sejak
lahir bahwa warga masyarakat harus tunduk kepada
apa yang ditentukan oleh kelas pemimpin. Apakah de-
ngan kebebasan yang minim warga masyarakat merasa
bahagia dan seperti apa aktivitas kota adil? Sebagai
penentang Thrasymachus, apakah Socrates sependapat
bahwa keadilan tidak lebih dari kepatuhan pada kehen-
dak penguasa?
‘Ada beberapa tanggapan terhadap hal ini, Marilah
kita mencermatinya, Plato berpendapat bahwa kota adil
hanya akan terjadi jika seorang filsuf menjadi pemimpin.
Baginya, seorang filsuf akan memimpin dengan kebi-
jaksanaan dan memahami apa makna kebaikan yang,
sebenarnya. Individu:
ndividu yang secara alami dan
sesuai dengan kodratnya ditetapkan di posisi yang
tepat dan dipilih untuk membela kepentingan setiap.
bak10 | Dua Puvom Kanva Fiusarar Texnesax
orang akan menjadi pemimpin yang, tidak tiran atau
kejam. Dengan sendirinya kalau dipimpin oleh para
penguasa yang mempunyai kualitas sebagai pemimpin,
masyarakat akan bahagia. Dalam garis pemikiran ini,
‘mengikuti apa yang ditetapkan oleh para penguasa yang,
cakap bukan berarti sekadar tunduk kepada penguasa.
Kepada penguasa yang memimpin dengan baik dan
bijaksana, masyarakat akan menaatinya. Pemahaman
secara detail terhadap pengetahuan tentang kepe-
mimpinan akan membantu untuk memahami keadilan
dalam masyarakat.
Teori tentang Forma
Plato mengusulkan beberapa analogi dalam bu-
ku keenam dan ketujuh, semua direncanakan untuk
‘menjelaskan pengetahuan yang wajib dimiliki oleh para
pemimpin, yaitu pengetahuan tentang kebaikan. Untuk
itu kita perlu mendalami teori Plato tentang, forma, Anda
akan dapat memahami teori ini dengan cara memikirkan
masalah-masalah berikut. Kita menamai banyak benda
dengan istilah merah. Namun, bagaimana kita belajar
untuk memahami dan memaknai istilah tefsebut kalau
kita tidak pernah diberikan contoh yang jelas tentang
apa yang dimaksud dengan merah? Dalam kenyataan
“Konkrit hidup di tengah dunia, apa yang kita sebut
sebagai merah nyata dalam bentuk bulat-merah atau
Republik | 11
mera yang mengandung banyak air atau merah-kering.
Bagaimana kita dapat belajar untuk menggunakan kata
tersebut dengan tepat? Atau bagaimana memikirkan
pengetahuan mengenai sesuatu yang merah, misalnya
menyatakan sebuah pengetahuan bahwa apel ini merah?
Adalah fakta bahwa apel tidak akan merah selamanya.
Apel dapat mengalami kebusukan dan berubah menjadi
coklat, Pada akhimya apel akan mengalami perubahan
‘menjadi sesuatu yang tidak dapat lagi dit
apel. Maka, ukuran apa yang dapat kita gunakan untuk
‘but sebagai
menentukan bahwa ini merah dan itu tidak? Mung-
kin kita perlu ukuran tentang kemerahan yang tetap,
kemerahan yang tak berubah. Namun, bagaimana me-
Remukan ukuran tetap yang dapat diterapkan untuk
dunia yang selalu berubah dan untuk apel yang dapat
menjadi busuk? Jika kita benar-benar mengetahui se-
suatu, sulitlah untuk menyatakan bahwa pengetahuan
itu dapat salah. Opini mungkin dapat salah, tetapi jika
sesuatu sudah diketahui, misalnya kotak mempunyai
tempat sisi atau 2+2 = 4, pengetahuan itu benar selama-
nya, Maka, di dalam dunia yang berubah ini tampaknya
tidak ada sesuatu yang dapat menopang keabsahan
pengetahuan yang berciri tetap tersebut.
Untuk memecahkan persoalan ini, Plato menawarkan
tori forma, Plato menyatakan bahwa hal-hal yang tidak
berubah, seperti forma kemerahan, keadilan, keindahan12 | Dua Purow Kanva Funsarar Teapesar
dan lainnya benar-benar ada. Forma yang bersifat tetap
itu berada di dunia ide yang terpisah dari dari dunia kite
Seluruh benda merah mengambil bagian dalam forma
‘atau ide merah yang ada di dunia ide, Seluruh tindakan
adil dan masyarakat yang adil mengambil bagian dalam
ide keadilan, Forma adalah realitas konseptual bagaikan
sinar matahari yang memungkinkan mata untuk melihat
benda-benda di dunia ini, Pengetahuan tentang kebaikan
‘memungkinkan filsuf (pemimpin) melihat dunia forma,
yaitu dunia pencerahan. Pemimpin yang mengalami
pencerahan memahami apa yang baik pada diri setiap
orang dan memahami sungguh-sungguh bagaimana
memimpin meraka.
Metafor gua merupakan pemikiran Plato yang sa-
ngat terkenal. Plato menggunakan metafor itu untuk
‘menyampaikan beberapa hal tentang, hubungan antara
dunia ini dengan dunia ide, seperti halnya pen-
cerahan filsafat diperlukan bagi seorang pemimpin.
Ia membayangkan tahanan dirantai pada lantai gua,
Dengan seketika di belakang mereka ada sebuah bayang-
an, di mana benda-benda terlihat maja mundur, dan di
belakang semua itu ada api. Pengaturan ini menyebabkan
tahanan hanya melihat bayangan dari objek di belakang
mereka, dan ini dilihat sebagai kenyataan. Dengan
yeberapa mukjizat, salah satu tahanan membebaskan
ir, melihat apa yang sedang terjadi, dan menyadari
Republik | 13
bahwa ia melihat ilusi dari benda yang sebenarnya. La
keluar dari gua, menuju sinar yang menyilaukan mata
dan melihat kebenaran dari dunia.
Bagi Plato, kita semua seperti tahanan yang ter-
belenggu dalam gua. Kita hanya mampu melihat
dinding gua. Di belakang kita ada api menyala. Kita
dapat melihat pantulan objek-objek dunia dalam
bentuk bayangan yang bergerak-gerak di dinding gua.
Melalui mite tentang gua tersebut Plato menjelaskan
bahwa objek-objek yang ada di dunia adalah bayangan
dunia ide. Filsuf adalah orang yang membebaskan
diri dari kungkungan belenggu karena ia sampai pada
pencerahan atau pengetahuan tentang kenyatan yang,
ada dalam dunia ide. Filsuf menyadari bahwa tidak
ada keuntungan yang didapat jika ia kembali ke dalam
gua (ke dalam kegelapan yang membelenggu akal
budi), la menyadari bahwa lebih baik berada di luar
gua itu untuk menikmati kontemplasi damai. [a berada
i dunia ini untuk membebaskan kita, membebaskan
kesadaran masyarakat. Memang tidak mudah untuk
melakukan penyadaran bagi masyarakat. la harus men-
derita dalam usaha menyadarkan orang lain, bahkan
dianggap sebagai orang gila karena berbicara tentang
dunia yang sebenamya. Plato menegaskan bahwa, di
dalam masyarakat, seorang filsuf (pemimpin bijaksana)
mengesampingkan kepentingan diri, Ia memperjuangkan
keadilan dalam masyarakat. j4
Dua Purum Kanva Fiusavar Texnrsax
Gambaran Plato ini sangat indah. Namun, kebenaran
seperti apa yang ditunjukkan Plato melalui teorinya
tentang forma? Keberatan terbesar tentang pandangan
ini adalah sebagai berikut. Hal-hal yang indah di dunia
adalah sungguh-sungguh indah sejauh_mengambil
agian dalam forma keindahan. Forma keindahan itu
sendiri adalah indah. Persoalannya, apakah kalau demi
kian tidak diperlukan forma ketiga yang mirip dengan
keindahan itu sendiri? Plato menjelaskan bahwa manusia
sungguh-sungguh menjadi manusia sejauh mengambil
bagian dalam forma manusia, Forma manusia harus.
ambil bagian dalam kemanusiaan, seperti halnya forma
keindahan adalah indah. Maka, bukankah dengan demi-
kian diperlukan orang ketiga yang memungkinkan
forma manusia sungguh-sungguh menjadi manusia?
Dan bukankah orang ketiga itu sendiri adalah manusia?
Refleksi tentang, teori forma tampaknya tidak memberi
penjelasan yang sangat memuaskan.
Kalau Anda mencermati pemikiran Plato tentang
forma dalam dunia ide yang berciri sempurma dan tidak
berubah, sederet persoalan akan Anda hadapi. Sebagai
contoh, di dunia ide adakah forma tentang jerawat
benda-benda yang belum pernah ada di dunia ini pada
zaman Plato? Apakah di dunia ide ada forma tentang
salat transportasi dan komunikasi antar planet? Dapatkah
ito mengkontemplasikan hal ini?
Republik |
Keadilan dalam Individu
Marilah kita meninggalkan persoalan teori forma dan
lebih mencermati gagasan Plato tentang kota adil. Dalam
kota adil, ketiga kelas melakukan apa yang selayaknya
mereka lakukan. Mereka melaksanakan peran mereka
masing-masing tapa saling mer
npuri urusan masing-
masing. Penjelasan tentang kota adil menjadi dasar
untuk memahami keadilan dalam induvidu-individu,
Sebagaimana dalam kota adil terdapat tiga kelas, indi-
vidu yang memiliki tiga hal yang harus bekerja bersama,
yaitu akal budi, roh, dan hasrat. Di dalam kehidupan
setiap individu adil terdapat struktur yang sama seperti
yang terdapat dalam kehidupan sosial kota adil, Struktur
itu membentuk keseimbangan dalam pikiran manusia,
Kesejajaran antara struktur hidup individu dan
masyarakat sepertinya masuk akal. Namun, sejauhmana
analogi semacam itu sungguh dapat dipahami? Banyak
orang berpendapat bahwa aspek psikologis manusia
sedemikian kompleks dan tidak dapat direduksi da-
Jam tiga aspek saja. Kehidupan bermasyarakat juga
sangat kompleks, Banyak orang lain menyatakan bahwa
argumen analogi sebagaimana disampaikan oleh Plato
tidak menjelaskan kompleksitas kehidupan.
Setelah memahami pemikiran Plato tentang keadil-
an, kita mesti bertanya: Apakah keadilan merupakan
sesuatu yang bermanfaat atau yang diinginkan? Plato
1516 | Dua Povom Kanya Frisarar TERBESAR
menyatakan bahwa orang yang adil adalah orang yang
paling berbahagia dan kota atau negara adil dihuni
‘orang-orang yang, paling bahagia. Gagasan ini ia sampai-
kan dengan tetap memperhitungkan bahwa di dalam
organisasi
masyarakat ada orang-orang dan organisa
politik yang tidak adil, Tujuan dari penjelasan ini adalah
untuk memperlihatkan bahwa sedikitlah orang bahagia
di dalam masyarakat yang tidak adil
Ia juga mengajukan beberapa argumen khusus.
Manusia yang adil dan pikiran rasionalnya memimpin
relasinya dengan orang lain akan terbebas dari konflik
di dalam dirinya yang membuatnya tidak bahagia
Jadi keadilan membawa orang pada kebahagiaan. Ke-
bahagiaan tidak akan dialami oleh orang yang pikir-
‘annya terombang-ambing ke sana kemari. Plato mem-
beri penjelasan tentang bagian-bagian khas dalam «iti
manusia. Hasrat atau nafsu mengarahkan pada cinta
akan keuntungan, Roh mengantar pada cinta akan
kehormatan. Akal budi mengantar manusia pada cinta
akan kebijaksanaan. Perdebatan tentang berbagai pemi-
kiran membutuhkan pertimbangan yang baik untuk
menyelesaikannya. Hanya akal budi yang mengetahui
secara jelas bagian-bagian dari kehendak manusia. Maka,
akal budi akan member pertimbangan yang, terbail
ketika di dalam diri manusia muncul keinginan untuk
memuaskan nafsu, Orang yang akal budinya jernih ia
Republik | 17
akan bersikap dan bertindak adil. la akan menemukan
Kepuasan hidup yang paling dalam
Anda dapat mempunyai beberapa pikiran yang
menggelisahkan tentang semua yang kita uraikan.
Anda dapat berpikir bahwa Plato menyimpang dari
moralitas biasa, konsep-konsep keseharian tentang
keadilan. Plato berbicara tentang sesuatu yang
berbeda ketika ia memaparkan tentang akal budi
yang mengatur bagian-bagian lain dari pikiran. Anda
mungkin sedang berpikir, juga, bahwa utopia totalitarian
yang, diimpikan Plato tidak dapat menjadi status adil.
‘Anda dapat terus_memikirkan hal ini jika Anda mau,
tetapi membutuhkan banyak pikiran untuk menjawab
Plato. Ia telah menumbangkan argumen-argumen bagi
pandangan-pandangannya, dan apa yang dibutuhkan
untuk menjawabnya adalah argumer-argumen, tidak
hanya pikiran yang mengganggu. Anda bisa kehilangan
kesabaran lagi jika berpikir bahwa hampir setiap
orang, sejak Plato mempunyai_pikiran-pikiran adil
yang sama menggelisahkan, dan pikiran-pikiran lain
yang menyertainya, untuk memb:
a dialog-