Anda di halaman 1dari 5

Davin Johann Joewono dan Peter Lie Kovit

Fenomena Bahasa Jepang – Indonesia dalam kehidupan sehari-hari

Konsep:

Menaruh eksibisi berpasangan untuk setiap kata serapan Jepang dan kenyataan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari kita

List kata:

 Aikido = semacam bela diri


 Bento = kotak makanan (Sakurajima mai x sazusagawa + hokben)
 Bokeh = efek blur
 Edamame = kedelai rebus
 Emoji = emoticon ala jepang
 Gacha = adu hoki buat barang
 Hentai? = animasi tidak senonoh
 Judo = bela diri
 Kabuki = ( sesuatu + kabuki aurafire)
 Karage = ayam goreng tepung khas jepang
 Karaoke = menyanyikan lagu yang diiringi music rekaman
 Karate = bela diri
 Koi = ikan
 Moci = cemilan dari beras
 Ninja = pembunuh gelap
 Origami = seni melipat kertas
 Romusa = kerja paksa @ jepang
 Tabata = jenis olahraga HIIT
 Tsunami = gelombang laut

Catatan pribadi:

 Pake kata yang mudah ditemukan di kehidupan sehari-hari


 Filter (hindari) kata yang secara ekslusif digunakan dalam percakapan seputar jepang

Sumber: Daftar kata serapan dari bahasa Jepang dalam bahasa Indonesia - Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas

I., J. (2019). Kosakata Serapan Bahasa Jepang Dalam KBBI: Analisis Struktur Dan Makna.
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 8(1), 77. https://doi.org/10.26499/rnh.v8i1.938

Indonesia, P. P. B. (2009). Pedoman Umum Pembentukan Istilah (3rd ed.). Jakarta: Pusat
Bahasa.
Davin Johann Joewono dan Peter Lie Kovit

Latar Belakang :

Serapan Bahasa Jepang dalam Bahasa Indonesia mundur waktu sejak periode penjajahan Jepang dan
setelah berjalar dan berkembang selama 80 tahun lamanya. Kini, kata serapan Bahasa Jepang dapat kita
temukan di KBBI, dalam kehidupan sehari-hari, dan dimanapun kita pergi. Bahkan, Indonesia jatuh pada
ranking ke-2 sebagai negara penghasil pelajar bahasa asing Jepang tertinggi di seluruh dunia (2019,
Ranah, 8 (1), 77—91). Kata yang sama merupakan kata yang memiliki makna gramatikal maupun leisikal
sesuai dengan Bahasa Jepang dan dapat ditemukan juga dalam kehidupan orang Jepang, sesuatu yang
dapat kita buktikan Bersama-sama melalui pembahasan ini.

Argumentasi kritis:

Penyerapan kata Jepang ke dalam Bahasa Indonesia tidak mendidik, buat apa kita pake bahasa negara
orang, terlebih penjajah kita, dibandingkan dengan bahasa Tanah Air yang murni.

Dengan adanya asimilasi bahasa Jepang dan Indonesia, dapat berguna untuk membangun relasi
interpersonal, bilateral, maupun internasional antara orang Indonesia dan orang Jepang di masa yang
akan datang.

Berikut adalah kelebihan/pemanfaatan asimilasi serapan (penyerapan istilah) Bahasa asing (dalam kasus
ini Jepang) dalam Bahasa Indonesia :

Dikutip langsung dari (Indonesia, 2009)

a. Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan bahasa Indonesia secara
timbal balik (intertranslatability) mengingat keperluan masa depan.

b. Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks asing oleh pembaca Indonesia
karena dikenal lebih dahulu.

c. Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.

d. Istilah asing yang akan diserap mempermudah kesepakatan antarpakar jika padanan terjemahannya
terlalu banyak sinonimnya.

e. Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak mengandung konotasi

buruk.

Versi singkat:
Davin Johann Joewono dan Peter Lie Kovit

 Memudahkan ketersalinan antarbahasa (penerjemahan timbal balik)


 Mengenalkan Bahasa asing secara tidak langsung (di bidang kuliner, kultur, militaria, dll)
 Efisiensi penggunaan kata dan keleluasaan bahasa Indonesia memanipulasi bentuk kata (missal
kasih awalan pe untuk menunjukkan kepemilikan atau identitas)
 Menghindari ambiguitas dan multi-tafsir
 Menjaga originalitas makna sekaligus makna terkait budaya tertentu *karena poin ini keknya
perlu kasih contoh hentai

Berikut adalah kekurang dari penerapan kata serapan Jepang dalam Bahasa Indonesia menurut kami:

 Menjadi sumber ketidakkritisan atau asal menerima kata dalam bahasanya tanpa mencari tahu
maknanya (contoh: kata kabuki yang identic dengan identitas pemail MLBB Aura Fire “Kabuki”
kita mengenal Kabuki sebagai identitas pemain MLBB tersebut, bukan maknanya sesuai KBBI.,
permasalahannya di masa depan dapat menimbulkan kesalahpahaman) *jadi kek cuek sm
pengertian bahasa serapan itu
 Menyoroti budaya dari negara lain (contoh: orang tau kue beras Bernama moci yang berasal dari
Jepang tapi gak kenal kaloci yang berasal dari daerah Pontianak, Indonesia)
 Segregasi atau diskriminasi bagi orang yang memanfaatkan kata serapan ketimbang kata asli
dari bahasa Indonesia (contoh: disebut sebagai wibu, kpopers, penjajah (misal ngomong
romusha), dll.)

Di masa depan, seiring dengan perkembangan bahasa Indo-Jepang yang semakin erat, dapat datang hari
dimana bahasa Jepang menjadi bahasa resmi dari Indonesia dan bahasa Indonesia tetap sebagai bahasa
nasional. Dengan perkembangan sedemikian, kita dapat menyaksikkan masa dimana anime ditonton
tanpa subtitle bahasa Indonesia, bahkan kota-kota Indonesia yang sepenuhnya menggunakan bahasa
resmi Indonesia saja (Bahasa Jepang) setara dengan Chinatown yang terdapat di banyak tempat dalam
Indonesia.

Di zaman ini penyerapan bahasa Jepang dalam Indonesia sudah berkembang selama 80 tahun. Banyak
istilah Jepang pun cukup familiar dan acap digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam berinteraksi.
Masuknya budaya Jepang dalam Indonesia melalui fenomena bahasa serapan sudah di teliti oleh Jerniati
I., 2019 dalam jurnal kajian bahasanya berjudul Analisis Struktur dan Bahasa: Kosakata serapan Bahasa
Jepang dalam KBBI. Menurut data yang disajikan olehnya, Indonesia berpotensi tinggi sebagai negara
dengan pelajar bahasa Jepang yang tinggi, kedekatan kedua bahasanya juga tidak perlu diragukan lagi.
Potensi inilah yang dapat dimanfaatkan kedepannya dalam kehidupan masyarakat Indonesia untuk
menciptakan pertumbuhan positif dalam membangun relasi antara Indonesia dan Jepang. Tentunya,
untuk menunjang pertumbuhan tersebut kita perlu jera dan selalu bersikap terbuka terhadap
perubahan yang ada. Sikap yang perlu diperhatikan, antara lain adalah: kekritisan, prioritas pemahaman,
serta keadilan sosial. Walau memang benar, bahwasanya menyerap bahasa lain dapat secara tidak
langsung mengurangi jati diri bahasa Indonesia, namun tidak bisa dipungkiri bahwa keuntungan jangka
panjang yang dapat diramu melalui penyerapan bahasa ini, seperti hubungan bilateral antarnegara,
Davin Johann Joewono dan Peter Lie Kovit

sangatlah berharga dan meruapakan faktor penentu dalam dilema fenomena seperti demikian. Maka
dari itu, sebagai warga Indonesia kita perlu menanggapi fenomena ini dengan kritis dan mengambil
langkah yang tetap dalam menanggapinya guna memperjuangkan masa depan yang terang bagi bangsa
Indonesia. Melalui pembahasan hari ini dapat disimpulkan bahwa kemanfaatan penyerapan bahasa
Jepang berpotensi besar untuk menghasilkan relasi yang menguntungkan bagi Indonesia di masa depan.
Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menanggapi fenomena ini dengan lapang dada dan bersikap
terbuka terhadap penyerapan budaya dan bahasa yang mungkin terjadi untuk Indonesia yang lebih baik.

n
Davin Johann Joewono dan Peter Lie Kovit

Anda mungkin juga menyukai