Anda di halaman 1dari 6

MATERI 1

Sistem Pengolahan Tanah


Pengolahan tanah merupakan suatu proses mengubah sifat tanah dengan mempergunakan alat
pertanian sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh tanah pertanian yang sesuai dengan
kebutuhan yang dikehendaki manusia dan sesuai untuk pertumbuhan tanaman.
Pengolahan tanah dalam usaha pertanian bertujuan untuk :
1. Menciptakan kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi lebih baik
2. Membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan
3. Menempatkan sisa-sisa tanaman (seresah) pada tempat yang sesuai agar dekomposisi
berjalan dengan baik
4. Menurunkan laju erosi
5. Meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan
6. Menyatukan pupuk dengan tanah
7. Mempersiapkan tanah untuk mempermudah pengaturan irigasi

Secara umum, pengolahan dilakukan dua kali, yaitu:


Pengolahan pertama atau primer (primary tillage)
Pengolahan primer (primary tillage) biasanya dilakukan dengan menggunakan mesin bajak,
sehingga sering disebut dengan pembajakan.Tujuan dari pengolahan primer yaitu untuk
membalik atau membongkar tanah menjadi gumpalan-gumpalan tanah. Kegiatan pembajakan
dilakukan sedalam 30 sampai 50 cm.
Alat yang digunakan dalam pengolahan primer antara lain bajak singkal (mold board plow),
bajak priringan (disk plow), bajak rotari (rotary plow), bajak brujul (chisel plow), bajak bawah
tanah (subsoil plow), dan bajak raksasa (giant plow).
Pengolahan kedua atau sekunder (secondary tillage)
Pengolahan sekunder dilakukan setelah pembajakan (pengolahan primer) yang dapat
diartikan sebagai pengadukan tanah sampai jeluk yang relatif tidak terlalu dalam (kedalaman
tertentu yaitu 10 sampai 15 cm). Tujuan pengolahan sekunder adalah sebagai berikut:
1. Untuk memperbaiki pertanian dengan menggemburkan tanah yang lebih baik
2. Untuk mengawetkan lengas tanah
3. Untuk menghancurkan sisa-sisa tanaman yang tertinggal dan mencampurnya dengan tanah
lapisan atas
4. Untuk memecah bongkahan tanah dan sedikit memantapkan lapisan  tanah atas, sehingga
menempatkan tanah dalam kondisi lebih baik untuk penyebaran perkecambahan benih
5. Mempersiapkan kondisi tanah yang siap tanam (guludan, bedengan dll)
6. Membunuh gulma dan mengurangi penguapan terutama tanah bero.
Alat yang dapat digunakan dalam pengolahan sekunder yaitu garu (harrow), bajak pengaduk
tanah di bawah permukaan (sub surface tillage and field cultivation), ataupun dapat
menggunakan peralatan dalam pengolahan primer dengan melakukan beberapa modifikasi.

 Menurut intensitasnya, pengolahan  tanah  dapat dibedakan menjadi  tiga macam


1. No tillage(Tanpa Olah Tanah / TOT)
Pengolahan lahan no tillage atau TOT merupakan sistem pengolahan tanah yang
merupakan adopsi sistem perladangan dengan memasukkan konsep pertanian modern.
Tanah dibiarkan tidak terganggu, kecuali alur kecil atau lubang untuk penempatan benih
atau bibit. Sebelum tanam sisa tanaman atau gulma dikendalikan sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu penempatan benih atau bibit tersebut. Seresah tanaman yang mati dan
dihamparkan dipermukaan tanah ini dapat berperan sebagai mulsa dan menekan
pertumbuhan gulma baru dan pada akhirnya dapat memperbaiki sifat dan tata air tanah.
Pada sistem tanpa olah tanah (TOT), erosi tanah dapat diperkecil dari
17.2ton/ha/tahun menjadi 1 ton/ha/tahun dan aliran permukaan ditekan 30 – 45%.
Keuntungan  lain yang di dapat pada sistim tanpa olah tanah yaitu adanya kepadatan
perakaran yang lebih banyak, penguapan lebih sedikit, air tersedia bagi tanaman makin
banyak.
2. Minimum tillage(pengolahan lahan secara minimal)
Pengolahan minimum (minimum tillage) merupakan suatu pengolahan lahan yang
dilakukan seperlunya saja (seminim mungkin), disesuaikan dengan kebutuhan pertanaman
dan kondisi tanah. Pengolahan minimum bertujuan agar tanah tidak mengalami kejenuhan
yang dapat menyebabkan tanah sakit (sick soil) dan menjaga struktur tanah. Selain  itu,
dengan pengolahan minimum dapat menghemat biaya produksi.
Dalam sistem pengolahan minimum, tanah yang diolah hanya pada spot-spot tertentu
dimana tanaman yang akan dibudidayakan tersebut ditanam. Pengolahan tanah biasanya
dilakukan pada bagian perakaran tanaman saja (sesuai kebutuhan tanaman), sehingga bagian
tanah yang tidak diolah akan terjaga struktur tanahnya karena agregat tanah tidak rusak dan
mikroorganisme tanah berkembang dengan baik.
Pada pengolahan minimum, tidak semua lahan tidak diolah sehingga ada spot-
spot dari lahan tersebut yang diistirahatkan. Hal tersebut dapat memperbaiki struktur tanah
karena dalam lahan yang diistirahatkan, mikroorganisme tanah akan melakukan dekomposisi
bahan-bahan organik. Selain itu, mikroorganisme akan mengimmobilisasi logam-logam
berat sisa pemupukan yang ada dalam tanah sperti Al, Fe dan Mn.

MATERI 2
3. Maximum tillage (pengolahan lahan secara maksimal)
Pengolahan lahan secara maksimal merupakan pengolahan lahan secara intensif
yaang dilakukan pada seluruh lahan yang akan ditanami. Ciri utama pengolahan lahan
maksimal ini antara lain adalah membabat bersih, membakar atau menyingkirkan sisa
tanaman atau gulma serta perakarannya dari areal penanaman serta melalukan
pengolahan tanah lebih dari satu kali baru ditanamai.
Pengolahan lahan maksimum mengakibatkan permukaan tanah menjadi bersih, rata
dan bongkahan tanah menjadi halus. Hal tersebut dapat mengakibatkan rusaknya struktur
tanah karena tanah mengalami kejenuhan, biologi tanah yang tidak berkembang serta
meningkatkan biaya produksi.
EKOSISTEM UNTUK MENJAGA KESUBURAN TANAH
1. Bakteri
Sekitar 100 juta hingga 1 milyar bakteri berada dalam satu sendok teh tanah yang sehat dan
subur. Bertindak sebagai dekomposer, bakteri memakan material tumbuhan yang telah mati
serta sampah organik. Tumbuhan membutuhkan nitrogen untuk tumbuh dengan subur.
Nitrogen yang terdapat di atmosfer tidak dapat diambil langsung oleh tumbuhan. Di sinilah
peran jenis bakteri tertentu yang mampu menyerap nitrogen dari atmosfer. Ketika bakteri ini
mati, nitrogen akan dilepaskan untuk diserap tumbuhan.
2. Actinomycetes adalah bagian dari mikroorganisme tanah seperti bakteri dan jamur.
Dipercaya sebagai bagian yang hilang dari rantai evolusi antara bakteri dan jamur,
actinomycetes memiliki banyak kesamaan dengan bakteri. Jika kamu kenal dengan bau khas
tanah, itulah salah satu tanda adanya actinomycetes dalam tanah. Berdasarkan penelitian
berjudul Antibiotic Activity of Actinomycetes in Soil as Demonstrated by Direct Observation
Techniques, actinomycetes juga merupakan sumber dari beberapa obat-obatan terapeutik
yang signifikan.
3. Fungi (jamur)
Jamur dapat membantu ekosistem karena mampu mengurai nutrisi tertentu yang tidak bisa
diurai oleh mikroorganisme lain, kemudian hasilnya akan dilepas ke tanah untuk digunakan
organisme lainnya. Jamur juga dapat menempel di akar tanaman. Sebagian besar tanaman
dapat tumbuh dengan lebih baik ketika ini terjadi. Hubungan mutualisme ini disebut
sebagai mycorrhizal. Jamur memberikan nutrisi kepada tanaman dan menerima karbohidrat
dari tanaman. Unsur karbohidrat ini sama seperti yang dimakan oleh manusia. Namun,
perilaku jamur ini dapat menjadi parasit, jamur juga dapat menempel pada organisme lain
tanpa memiliki hubungan mutualisme dan menyerap nutrisi untuk dirinya sendiri.
4. Algae
Biasanya hadir di tanah yang memiliki cukup kelembapan dan sinar matahari. Jumlahnya
sekitar 100 hingga 10.000 per gram tanah. Mereka dapat berfotosintesis, di mana algae
mengambil karbon dioksida (CO2) dari atmosfer dan energi dari sinar matahari, lalu
menciptakan makanannya sendiri.
Peran dan fungsi utama algae dalam tanah, yaitu:
 Menjaga kesuburan tanah, khususnya di daerah tropis.
 Menambah zat organik dalam tanah ketika mati, sehingga meningkatkan jumlah karbon
organik.
 Berperan sebagai pengikat partikel tanah, sehingga mengurangi dan mencegah erosi
tanah.
 Membantu meningkatkan kapasitas retensi air di tanah untuk waktu yang lebih lama.
 Membebaskan oksigen dalam jumlah besar di lingkungan tanah melalui fotosintesis.
 Membantu memeriksa hilangnya nitrat melalui pembilasan dan pengaliran, khususnya
di tanah yang tidak ditanami tumbuhan.
 Membantu pembusukan batu dan membangun struktur tanah.
5. Protozoa adalah organisme yang mirip dengan hewan dengan sel tunggal dan tidak
berwarna. Ukurannya lebih besar dari bakteri, bervariasi antara beberapa mikron hingga
beberapa milimeter. Populasinya sekitar 10.000 hingga 100.000 per gram tanah dan biasanya
hidup di permukaan. Perannya dalam ekosistem adalah sebagai berikut:
 Protozoa mendapatkan nutrisi dari memakan dan mencerna bakteri tanah, sehingga
berfungsi sebagai pengontrol populasi bakteri.
 Beberapa protozoa digunakan sebagai agen kontrol alami dalam melawan organisme
yang merusak dan menimbulkan penyakit pada tanaman.
Namun, beberapa jenis protozoa yang terbawa air dan lainnya, dapat menimbulkan
penyakit pada manusia, misalnya disentri.

MATERI 3
6. Virus sebagai bagian dari mikroorganisme tanah juga memiliki peran dalam memengaruhi
komunitas biologis ini. Virus diduga dapat menyebabkan kematian mikroba, yang
memengaruhi siklus dan konsentrasi nutrisi serta gas dalam tanah. Namun virus di tanah
masih memerlukan banyak penelitian, bahkan diduga masih banyak virus baru yang belum
diidentifikasi di tanah. Beberapa peneliti meyakini bahwa peran virus yang belum
dieksplorasi seluruhnya ini, memiliki potensial untuk mengubah pemahaman proses
ekosistem secara global.

Apa sih yang dimaksud dengan sistem pengendalian hama terpadu? 


Pengertian pengendalian hama terpadu (pht) adalah suatu konsep atau cara berpikir dalam
upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan hama dengan menerapkan berbagai teknik
pengendalian yang dipadukan dalam satu kesatuan untuk mencegah kerusakan tanaman dan
timbulnya kerugian secara ekonomis serta mencegah kerusakan lingkungan dan ekosistem.
dengan kata lain, pengendalian hama terpadu adalah pengendalian hama dan penyakit tanaman
dengan pendekatan ekologi yang bersifat multi-disiplin untuk mengelola populasi hama dan
penyakit dengan menerapkan berbagai teknik pengendalian yang kompatibel.

Komponen penting pengendalian hama terpadu (pht)


terdapat 7 komponen dalam penerapan pengendalian hama terpadu (pht), yaitu sebagai berikut ;
1) Pengendalian secara fisik
pengendalian hama secara fisik merupakan upaya atau usaha dalam memanfaatkan atau
mengubah faktor lingkungan fisik sehingga dapat menurunkan populasi hama dan penyakit.
tindakan pengendalian hama secara fisik dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu ;
pemanasan, pembakaran, pendinginan, pembasahan, pengeringan, lampu perangkap, radiasi
sinar infra merah, gelombang suara dan penghalang/pagar/barier.
2) Pengendalian secara mekanik
Pengendalian hama dan penyakit secara mekanik yaitu pengendalian yang dilakukan secara
manual oleh manusia. pengendalian secara mekanik dapat dilakukan dengan cara yang
sederhana, membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan waktu yang lama, efektifitas dan
efesiensinya rendah, tetapi tidak berpengaruh negatif terhadap lingkungan. beberapa contoh
tindakan secara mekanik dalam pengendalian hama antara lain sebagai berikut :
a).    pengumpulan hama dan telurnya menggunakan tangan,
b).    rogesan, yaitu pemotongan pucuk tebu yang terserang penggerek pucuk tebu
(schirpophaga nivella),
c).    memangkas cabang, ranting atau bagian tanaman lainnya yang terserang hama atau
penyakit,
d).    rampasan, yaitu pengumpulan seluruh buah ketika terjadi serangan berat penggerek buah
kopi (stephanoderes hampei),
e).    gropyokan, yaitu perburuan hama tikus disuatu daerah yang luas secara serentak,
f).    pemasangan perangkap hama,
g).    pembungkusan buah
3) Pengendalian kultur teknik
pengendalian hama dan penyakit secara kultur teknik yaitu pengendalian hama dan penyakit
melalui sistem atau cara dalam bercocok tanam. beberapa tindakan dalam cara bercocok
tanam yang dapat mengurangi atau menekan populasi dan serangan hama antara lain sebagai
berikut ;
a).    mengurangi kesesuaian ekosistem hama dengan melakukan sanitasi, modifikasi inang,
pengelolaan air, dan pengolahan lahan,
b).    mengganggu kontinuitas penyediaan keperluan hidup hama, yaitu dilakukan dengan cara
pergiliran tanaman, pemberoan dan penanaman serempak pada suatu ilayah yang luas,
c).    pengalihan populasi hama menjauhi pertanaman, misalnya dengan menanam tanaman
perangkap,
d).    pengurangan dampak kerusakan oleh hama dengan cara mengubah toleransi inang.

MATERI 4
4) Pengendalian dengan varietas tahan
yaitu mengurangi atau menekan populasi hama, serangan dan tingkat kerusakan tanaman
dengan menanam varietas yang tahan hama ataupun penyakit. teknik ini sudak sejak lama
diterapkan oleh petani. keuntungan teknik ini adalah tidak membutuhkan biaya yang mahal,
efektif dan aman bagi lingkungan.
akan tetapi pengendalian dengan varietas tahan juga memiliki kelemahan dan kekurangan,
yaitu harga benih/bibit yang mahal. jika ditanam dalam jangka waktu yang panjang, sifat
ketahanannya patah.
5) Pengendalian secara hayati
pengendalian secara hayati adalah pengendalian hama atau penyakit dengan memanfaatkan
agens hayati (musuh alami) yaitu predator, parasitoid, maupun patogen hama. contohnya
adalah sebagai berikut ;
a).    predator (binatang yang ukuran tubuhnya lebih besar sebagai pemangsa yang memakan
binatang yang lebih kecil sebagai mangsa) ; contohnya memanfaatkan ular sebagai predator
hama tikus atau kumbang coccinelid sebagai pemangsa kutu daun.
b).    parasitoid (binatang yang hidup diatas atau didalam tubuh binatang lain yang lebih besar
yang merupakan inangnya) ; contoh trichoderma sp, sebagai parasit telur penggerek batang
padi.
c).    patogen hama (mikroorganisme penyebab penyakit organisme hama), organisme tersebut
meliputi nematoda, protozoa, rikettsia, bakteri atau virus ; contoh paecilomyces sp. jamur
patogen telur nematoda puru akar.
6) Pengendalian dengan peraturan / regulasi / karantina
Pengendalian dengan peraturan perundangan yaitu pencegahan penyebaran / perpindahan dan
penularan organisme pengganggu tanaman melalui kebijakan perundangan yang ditetapkan
oleh pemerintah. dasar hukum pencegahan dengan peraturan adalah sebagai berikut ;
b. uu no. 16 th 1992 : karantina hewan, ikan dan tumbuhan
c. pp no. 6 th 1995 : perlindungan tanaman
d. pp no. 14 th 2000 : karantina tumbuhan
contoh pengendalian hama dengan peraturan adalah pelarangan pengiriman benih kentang
dari batu, malang ke daerah lain yang belum terserang nematoda sista kentang (globodera
rostochiensis).
7) Pengendalian secara kimiawi
pengendalian hama dan penyakit tanaman secara kimiawi menggunakan pestisida sintetis
kimia merupakan alternatif terakhir apabila cara-cara pengendalian yang lain tidak mampu
mengatasi peningkatan populasi hama yang telah melampaui ambang kendali. tujuan
penggunaan pestisida merupakan koreksi untuk menurunkan populasi hama atau penyakit
sampai pada batas keseimbangan. penggunaan pestisida juga harus tepat sasaran, tepat dosis
dan tepat waktu.

KESIMPULAN
Tanah merupakan tempat hidup bagi makhluk hidup. Semua hasil pertanian, perkebunan,
tambang, dan hasil bumi lainnya berasal dar tanah. Tanah yang subur dapat menghasilkan
tanaman yang baik. Tanah yang tandus perlu diolah agar menjadi subur. Sampah dari daun baik
untuk menyuburkan tanah.Untuk menjaga kelestarian tanah tanamilah tanah kosong di sekitarmu
agar tidak menjadi tandus. Tanah harus diolah dengan pengairan dan pemupukan yang benar.

Anda mungkin juga menyukai