Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi
sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut
diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak
ditemukannya penyakit-penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin
maju. Sehingga rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing
sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya.
Rumah sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi
dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat
dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat
agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan
menguntungkan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit
Departemen Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman
bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah
maupun swasta. Teknologi informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah
sakit, antara lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan
ketepatan dan kecepatan pelayanannya.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data
di rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen
(SIM) rumah sakit. Informasi merupakan aktivita (asset) penting suatu rumah sakit
dalam meningkatkan efesiensi dan efektifitas pekerjaan. Sistem Informasi
Manajemen (SIM) berbasis komputer merupakan sarana pendukung yang sangat
penting – bahkan bisa dikatakan mutlak – untuk operasional rumah sakit. Sistem
informasi rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam
mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit
secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai
subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan sebagai pengambilan
keputusan. Selain itu, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah
sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses
bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan
prosedur administrasi untuk mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara
cepat, tepat dan akurat.
B. TUJUAN
Tersusunnya pedoman penyelenggaraan program Sistem Informasi
Manajemen di Rumah Sakit sebagai dasar acuan seluruh kebijakan,
prosedur dan program kerja yang terkait dengan kegiatan SIM-RS di
Rumah Sakit Umum Daerah Kefamenanu.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Pedoman Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini juga menyediakan
panduan bagi

pengembangan sistem informasi secara keseluruhan.


1. Planning
a. Penyusunan Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit.
b. Penyusunan berbagai Kebijakan dan Prosedur.
c. Penyusunan berbagai program kerja SIM.
d. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas.
2. Action
a. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIM-RS di semua unit
pelayanan RSUD

Kefamenanu.
b. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIM-RS bagi
staf SIM-RS.
c. Pelatihan penggunaan aplikasi SIM-RS di tiap unit
pelayanan yang menggunakan aplikasi tersebut.
3. Monitoring dan Evaluation
SIM-RS RSUD me-monitoring penggunaan aplikasi
SIM, me-maintenance aplikasi SIM, dan
mendiskusikan dengan pihak ketiga apabila ada
permintaan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pada
aplikasi SIM.
4. Analysis and Recommendation
Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data
hasil monitoring yang dilakukan oleh SIM-RS. Hasil analisis
data tersebut kemudian berdiskusi dengan seluruh instalasi/unit
kerja terkait untuk mencari solusi dan rekomendasi perbaikan
sistem pelayanan.
5. Continuous Improvement Plan
Adalah monitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau
kegiatan perbaikan agar sesuai dengan perencanaan untuk
mengarah pada kemajuan yang lebih baik atau unggul.

D. BATASAN OPERASIONAL (DEFINISI OPERASIONAL)


1. Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur,
komponen, atau variable yang teroganisir, saling berinteraksi,
saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.
2. Informasi
Informasi adalah data yang teladiklasifikasikan atau
diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses
pengambilan keputusan.

3. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang
mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial
dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat
menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan
informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
4. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem
perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang
meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur
oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis
seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis.
5. Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang
terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tepatnya
berada di dalam World Wide
Web (WWW) di dalam internet.
6. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-
komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya
(printer, CPU), berkomunikasi, dan dapat mengakses informasi.

E. LANDASAN HUKUM (REFERENSI)


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 4 berisi tentang
Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang
dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam
bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya,
yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui
Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas
pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya,
huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang
memiliki makna atau arti atau dapat
dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008


Tentang Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 5 berisi tentang Sistem
Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik
yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah,
menganalisis, menyimpan, menampilkan,
mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi
Elektronik.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 6 berisi tentang
Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah pemanfaatan Sistem
Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha,
dan/atau masyarakat.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit Bab XI Pasal 52 ayat 1 berisi tentang Setiap
Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang
semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
BAB II
PENGORGANISASIAN UNIT KERJA SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN RUMAH SAKIT

A. GAMBARAN UMUM UNIT KERJA


SIM RS adalah sebuah Unit Kerja yang berguna untuk menata
manajemen RS yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Tiga
poin penting dari sebuah Rumah Sakit adalah pasien dan pegawai
sebagai subjek, serta segala aktivitas di
Rumah Sakit.
Pasien yang datang memiliki data pasien, seperti nama,
alamat, tempat tanggal lahir, dan seterusnya.Pegawai RS juga
memiliki data, seperti nama, unit kerja, pangkat, dan seterusnya.
Informasi-informasi yang demikian itu harus valid dan konsisten.
Karena itulah diperlukan sebuah sistem untuk menjaga kondisi
yang demikian itu.
Informasi ini bukan hanya terkait antara pasien dan karyawan
tapi juga kepada tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan
lain-lain. Sumber informasi ini harus dikelola dengan rapi dan baik
agar pengelolaan Rumah Sakit bisa ditingkatkan menjadi Rumah
Sakit yang unggul dan profesional.
1. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah Sakit
Umum Daerah Kefamenanu bertanggung jawab dalam
pengelolaan aplikasi SIM RS, seperti yang berhubungan dengan
hak akses user, data pasien, tarif rumah sakit, dan pemasangan
SIM pada unit pelayanan terkait.

2. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah Sakit


Umum Daerah Kefamenanu bertanggung jawab dalam
pengelolaan mesin absensi fingerprint dan pendaftaran sidik jari
pegawai serta pelaporan data kehadiran pegawai Rumah
Sakit Umum Daerah Kefamenanu setiap bulannya.
3. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah Sakit
Umum Daerah Kefamenanu bertanggung jawab pengelolaan dan
pengembangan website Rumah Sakit Umum Daerah Kefamenanu.
Website merupakan sarana untuk berbagi informasi. Informasi-
informasi yang dibagikan tersebut ada yang bersifat statis dan
dinamis.
B. VISI

Menjadi pelopor terpercaya dalam penerapan sistem teknologi


informasi dalam mendukung pelayanan rumah sakit.

C. MISI

1. Memberikan dukungan pengelolaan informasi untuk


mendukung kegiatan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan
kesehatan.

2. Mempelopori inovasi pengembangan sistem teknologi informasi


rumah sakit.

3. Menciptakanlingkungan akademik sebagai pusat


pembelajaran pengembangan sistem teknologi informasi rumah
sakit.

D. FALSAFAH UNIT
Falsafah SIM RS:
Memberikan pelayanan SIM RS yang paripurna, guna mendukung
dan menunjang pelayanan unit-unit terkait di rumah sakit, agar
pelayanan medis dan non-medis yang diberikan kepada pasien dapat
dengan cepat, tepat, efektif dan efisien.

E. NILAI UNIT
Untuk mendukung perawatan pasien dan administrasinya, SIM RS
mendukung penyediaan informasi, terutama tentang pasien, dalam
cara yang benar, relevan terbarukan, mudah diakses oleh orang yang
tepat pada tempat/lokasi yang berbeda dan dalam format yang dapat
digunakan. Transaksi data pelayanan dikumpulkan, disimpan,
diproses, dan didokumentasikan untuk menghasilkan informasi
tentang kualitas perawatan pasien dan tentang kinerja rumah sakit
serta biaya. Ini mengisyaratkan bahwa sistem informasi rumah sakit
harus mampu mengkomunikasikan data berkualitas tinggi antara
berbagai unit di rumah sakit.

F. STRUKTUR ORGANISASI UNIT

G. TUPOKSI DAN URAIAN TUGAS


1. Kabid Pelayanan Medik dan Non Medik (SIM) Rumah Sakit
Umum Daerah Kefamenanu
a. Tupoksi
Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM RS
b. Uraian Tugas
1. Membuat perencanaan kegiatan SIM Rumah Sakit
Umum Daerah Kefamenanu
2. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM
Rumah Sakit Umum Daerah Kefamenanu.
3. Melakukan monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan
kegitan di unit kerja SIM Rumah Sakit Umum Daerah
Kefamenanu.
2. Kepala Unit Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah Sakit
Umum Daerah

Kefamenanu
a. Tupoksi
1. Mengelola aplikasi SIM RS
2. Mengelola dan mengembangkan website Rumah Sakit
Umum Daerah Kefamenanu
b. Uraian Tugas Staf Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah

Sakit Umum Daerah Kefamenanu :


1. Melakukan penginputan tindakan pasien pada Unit
Pelayanan
2. Melakukan proses Input, Edit, dan Void tindakan pada
aplikasi SIM RS jika diperlukan.
3. Input master tarif tindakan pada aplikasi SIMRS
4. Update master data Kelurahan, Kecamatan, dan
Kabupaten/Kota seluruh Indonesia pada aplikasi SIM RS
5. Melakukan penanganan komplain / keluhan penggunaan
aplikasi SIM RS pada tiap-tiap unit pelayanan.
6. Training On the Job pada tiap-tiap unit pelayanan.
7. Update defenition Anti Virus pada komputer/PC pada
tiap-tiap unit pelayanan.
8. Membuat Laporan
9. Mengikuti rapat
c. Uraian Tugas Staf Instalasi dan Hardware Sistem Informasi
Manajemen (SIM) Rumah Sakit Umum Daerah Kefamenanu
H. TATA HUBUNGAN KERJA
a. Tata Hubungan Kerja Internal
Pengaturan hubungan kerja yang menyangkut unit-unit kerja di
dalam suatu organisasi merupakan tata hubungan kerja internal.
Berdasarkan pengertian tersebut tata hubungan kerja perlu dibuat
untuk unit-unit kerja yang cenderung tumpang tindih atau memang
memerlukan kerjasama yang harus diatur dengan tata hubungan
kerja. tata hubungan kerja perlu dibuat terutama untuk tugas- tugas
yang bersifat strategis yang memerlukan kejelasan peran,
wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing unit kerja.
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam penyusunan
tata hubungankerja internal adalah :
1. Mengidentifikasi tugas-tugas yang cenderung tumpang
tindih atau benar-benar memerlukan pengaturan kerja
sama.
2. Menetapkan unit kerja yang menjadi pelaku utama dari
setiap tugas.
3. Menetapkan peran unit-unit terkait dalam pelaksanaan
setiap tugas.
4. Menetapkan urutan kegiatan yang harus
dilakukan untuk melaksanakan/menyelesaikan setiap
tugas, sesuai dengan peran masing- masing unit.
b. Tata Hubungan Kerja Eksternal
Tata hubungan kerja eksternal adalah pengaturan hubungan kerja
antara unit- unit kerja dalam suatu organisasi dengan unit kerja di
luar organisasi tersebut. Hubungan kerja dengan unit organisasi
lain tersebut dapat berupa kerjasama lintas program ataupun
lintas sektor. Adapun bentuk hubungan dengan unit-unit kerja di
luar organisasi dapat berbentuk:
1. Hubungan teknis fungsional yaitu hubungan yang serasi, selaras
dan seimbang antara dua atau lebih unit organisasi yang secara
teknis
mempunyai fungsi yang sama.
2. Hubungan koordinatif yaitu hubungan dalam rangka penyatuan
upaya dan daya dengan unit kerja lain untuk mencapai tujuan
bersama.

I. PENILAIAN KINERJA (KINERJA UNIT DAN INDIVIDU)


a. KPI UNIT

 INDIKATOR INPUT

1. Ketersedian SOP Unit SIM


Judul Ketersediaan SOP Unit Kerja SIM
Dimensi mutu Efektivitas, Efisiensi Pelayanan
Tersedianya Standard Operational Prosedure
Tujuan
(SPO) unit
SIM
Standard Operational Prosedure (SPO) adalah
Definisi operasional Standar prosedur yang seharusnya ada untuk
optimalisasi pelayanan
rumah sakit
Frekuensi pengumpulan data 1 Tahun
Periode analisis 1 Tahun
Numerator Jumlah SPO unit SIM yang tersedia
Denominator Jumlah SPO yang seharusnya ada sesuai standar
Sumber data Sub Komite penjaminan Mutu dan Patient Safety
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

2. Tersedianya Dokumen Laporan Kinerja Triwulan Unit Kerja SIM


Judul Ketersediaan Laporan Operasional SIM
Dimensi mutu Akuntabilitas
Tujuan Mengetahui kinerja dari unit kerja SIM
Laporan Kinerja triwulan merupakan laporan yang
Definisi operasional
berisi tentang kinerja unit SIM setiap triwulannya.
Frekuensi pengumpulan data 3 Bulan
Periode analisis 2 Minggu
Numerator 1
Denominator 1
Sumber data Unit Kerja SIM
Standar Tersedianya Laporan Triwulan
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

 INDIKATOR PROSES
3. Persentase Laporan yang Diselesaikan Tepat Waktu Unit Kerja SIM
Judul Persentase pengumpulan laporan
Dimensi mutu Ketepatan
Mengetahui persentase pengumpulan laporan
Tujuan
setiap unit kerja secara tepat waktu.
Laporan yang berisi tingkat perkembangan
Definisi operasional
ketepatan penyelesaian laporan triwulan selama
satu tahun
Frekuensi pengumpulan data 1 Tahun
Periode analisis 2 Minggu
Jumlah laporan yang terkumpul tepat waktu
Numerator
selama 1 tahun pertriwulannya
Jumlah laporan keseluruhan yang seharusnya
Denominator
terkumpul (4
buah)
Sumber data Unit Kerja SIM
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

4. Waktu tanggap penanganan keluhan penginputan


SIM Rumah Sakit Umum Daerah Kefamenanu
Judul Penanganan Keluhan penginputan SIM
Dimensi mutu Kenyamanan
Terselenggaranya penanganan keluhan dalam
Tujuan
penginputan SIM yang tepat waktu.
Waktu tanggap penanganan adalah waktu yang
diperlukan dalam menangani keluhan pada
Definisi operasional
penginputan SIM Rumah Sakit Umum Daerah
Kefamenanu sejak diterima keluhan
sampai keluhan terselesaikan
Frekuensi pengumpulan data Setiap Bulan
Periode analisis 1 Minggu
Jumlah kumulatif waktu tunggu penanganan
Numerator
keluhan sejak diterima keluhan sampai keluhan
terselesaikan
Denominator Jumlah seluruh keluhan yang masuk
Sumber data SIM
Standar <15 Menit
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

 C. INDIKATOR OUTPUT
5. Kepuasan pengguna SIM RS
Judul Kepuasan Pengguna SIM RS
Dimensi mutu Kenyamanan
Terselenggaranya penggunaan SIM RS
Tujuan
yang mampu
memberikan kepuasan pengguna
Kepuasan adalah pernyataan puas oleh pengguna
Definisi operasional
terhadap
SIM RS
Frekuensi pengumpulan data Setiap Bulan
Periode analisis 1 Minggu
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan
pengguna SIM
Denominator Jumlah seluruh pengguna SIM RS
Sumber data Survei
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

A. KEGIATAN ORIENTASI/DIKLAT

Salah satu tahapan manajemen sumber daya manusia yang


dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Kefamenanu adalah
program orientasi baik untuk pegawai baru atau pegawai lama.
Program ini dapat dilakukan manakala rumah sakit memperoleh
pegawai baru ataupun tidak.

Orientasi umum berfokus pada pengenalan dan adaptasi


lingkungan kerja secara non teknis, terutama memahami company
profile dan team work building. Kegiatan tersebut dilaksanakan
oleh Bagian SDM bekerjasama dengan Bagian Diklat dan
Instalasi Diklat. Sedangkan orientasi khusus berfokus pada
pengenalan dan adaptasi lingkungan kerja secara teknis dan
dilaksanakan oleh unit kerja dimana pegawai baru tersebut
ditempatkan.

Melalui program orientasi umum, pegawai baru diperkenalkan


dengan struktur organisasi, visi, misi, falsafah, tujuan, nilai-nilai
dan budaya organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kefamenanu.
Disamping itu, pegawai yang mengikuti orientasi juga dibekali
pemahaman tentang produk layanan, sistem keselamatan pasien
dan prinsip-prinsip kerjasama tim.
B. PERTEMUAN/RAPAT (RAPAT RUTIN,INSIDENTIL)

Rapat merupakan bentuk komunikasi yang dihadiri oleh beberapa


orang untuk membicarakan dan memecahkan permasalahan
tertentu, dimana melalui rapat berbagai permasalahan dapat
dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan organisasi dapat
dirumuskan. Pada unit kerja SIM-Rumah Sakit Umum Daerah
Kefamenanu, rapat internal dilakukan setiap bulan dengan tujuan
untuk membahas dan mengevaluasi kerja staf SIM-RS. Selain itu,
dalam rapat tersebut membahas tentang masalah-masalah yang
terjadi selama satu bulan dan mencari pemecahan masalahnya.
Rapat internal tersebut dihadiri oleh kepala unit kerja SIM-Rumah
Sakit Umum Daerah Kefamenanu, staf SIM-RS, maupun staf
dari unit terkait yang berkaitan dengan pembahasan pada saat
rapat.

A. PELAPORAN (HARIAN, BULANAN, TAHUNAN)


Laporan merupakan suatu bentuk penyampaian berita, keterangan,
pemberitahuan ataupun pertanggungjawaban baik secara lisan
maupun secara tertulis dari bawahan kepada atasan sesuai dengan
hubungan wewenang (authority) dan tanggung jawab
(responsibility) yang ada antara mereka. Pelaporan yang ada di
unit SIM-Rumah Sakit Umum Daerah Kefamenanu, yakni
pelaporan bulanan. Pelaporan bulanan ini berupa laporan triwulan
KPI (Key Performance Indikator). Laporan KPI merupakan
laporan yang berisi pencapaian indikator-indikator kinerja dari
unit kerja SIM-RS ini. Laporan ini memperlihatkan jumlah
persentase pencapaian tiap indikator per bulannya.
BAB III
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SDM
1. Pendidikan : Diploma III / Sarjana Komputer
2. Mampu mengoperasikan SIM RS baik Front end maupun back end
3. Dutamakan menguasai jaringan komputer
4. Menguasai database MySQL-SQL Server
5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual
Basiq/Java

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS
menujukkan bahwa jumlah staf yang ada di unit SIM-RS sudah
cukup dalam menunjang proses pengelolaan SIM-Rumah Sakit
Umum Daerah Kefamenanu dan tugas-tugas yang dilakukan oleh
petugas SIM-Rumah Sakit Umum Daerah Kefamenanu. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah staf SIM-RS yang saat ini berjumlah 6 orang
dengan jadwal kerja shift yang telah ditetapkan.

C. JADWAL KERJA/SHIFT
Shift pagi : 07.00 – 14.00
Shift siang : 14.00 – 20.00
Shift Malam : 20.00 – 08.00
Jadwal Normal : Senin – Kamis : 08.00 – 14.00
Jumat : 08.00 – 12.30
Sabtu : 08.00 – 11.00
BAB IV
STANDAR FASILITAS

A. STANDAR RUANGAN DAN DENAH


Ruangan operator
Ruangan operator adalah ruang khusus bagi pegawai SIM RS untuk
memonitoring berjalannya aplikasi Medifirst2000 di seluruh area
Rumah Sakit yang menggunakannya. Melalui ruangan ini, pegawai
SIM RS selain memonitoring, juga melakukan maintenance,
perbaikan data, dan seluruh tugas pokok dan fungsi yang telah
diuraikan sebelumnya.
Karena di ruangan ini terdapat data-data penting dan rahasia bagi
Rumah Sakit, maka letaknya seharusnya tidak berdekatan dengan
area publik yang biasa diakses dengan mudah oleh siapa saja, bahkan
bagi yang tidak berkepentingan. Biasanya ruangan SIM RS
berdekatan dengan ruang direksi ataupun tempat-tempat yang tidak
terlalu strategis lainnya.
Lebih detil tentang standard ruangan untuk SIM RS, karena
ruangan ini harus terus berada dalam pengawasan selama 24 jam,
itu berarti seharusnya pegawai SIM RS bertugas 24 jam penuh
dalam sistem shift. Dengan keadaan seperti ini, ruangan SIM RS
harus memiliki kenyamanan dan fasilitas yang memadai.

Server
Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang
menyimpan seluruh data milik rumah sakit. Ruangan ini sebaiknya
berdekatan dengan ruang SIM RS agar lebih mudah dimonitoring
dan dijangkau bila terjadi masalah. Selain itu, di
dalam ruangan server perangkat elektronik yang ada harus tetap
menyala 24 jam. Karena itu untuk mencegah kerusakan perangkat
akibat suhu yang panas, ruangan harus tertutup dan dingin.

B. STANDAR SARANA DAN PRASARANA


Standar sarana dan prasarana SIM RS adalah memiliki
komponen-komponen berikut ini:
a. Komponen input dan output
Komponen input adalah media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer,
printer, dan scanner.
b. Komponen teknologi
Teknologi merupakan aplikasi yang digunakan dalam sistem
informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input,
menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan
output, dan membantu pengendalian dari sistem secara
keseluruhan.

c. Komponen basis data


Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling
berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di
peranagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak
untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data
untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di
dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa
supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi
basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak paket
yang disebut DBMS (Database Management System).
d. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana
alam, api, temperatur, air, debu, kecurangankecurangan,
kegagalankegagalan sistem itu sendiri, ketidak-efisienan,
sabotase dan lain sebagainya. Beberapa
pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan
bahwa halhal yang dapat merusak sistem dapat dicegah
ataupun bila terlanjur terjadi kesalahankesalahan dapat langsung
cepat diatasi.
BAB V
TATA LAKSANA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN
PENELITIAN SERTA PELAYANAN SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN (SIM) RS

A. TATA LAKSANA DIKLAT & PENELITIAN DI INSTALASI


SIM-RS
Pelatihan dan pendidikan bagi pegawai Rumah Sakit Umum Daerah
Kefamenanu secara keseluruhan dilakukan secara bertahap dengan
berbagai kualifikasi. Sebelum mulai bekerja, pegawai Rumah Sakit
Umum Daerah Kefamenanu yang baru wajib mengikuti orientasi
selama 3 hari. Orientasi Pegawai Baru ini diberikan sebagai
pengenalan awal mengenai rumah sakit, mulai dari orientasi ruangan,
budaya rumah sakit, direksi dan staf rumah sakit dan tentu saja
sesama pegawai
rumah sakit yang baru.
Selanjutnya pegawai rumah sakit secara berkala diberikan berbagai
jenis pelatihan. Materi-materi pelatihan yang harus diikuti merupakan
kualifikasi standar yang harus dimiliki oleh seseorang yang bekerja di
area rumah sakit, seperti pelatihan Fire Fighting, Pencegahan Infeksi
dan sebagainya.
BAB VI
LOGISTIK
Pengertian

Secara tidak sadar sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah


melaksanakan fungsi logistik baik itu di rumah kita atau di kantor,
meskipun kenyataannya tidak selalu mempergunakan istilahnya. Logistik
adalah bagian dari instantsi yang tugasnya adalah menyediakan barang
atau bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya instansi
tersebut dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat dengan harga
serendah mungkin.

Tujuan

Kegiatan logistik sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional agar


tersedianya barang yang bermutu, Tujuan keuangan, operasional dapat
terlaksana dengan biaya yang serendah-rendahnya. Dan Tujuan keamanan
yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pencurian,
penyusutan, dll.

Logistik SIM Rumah Sakit Umum Daerah Kefamenanu

1. Komponen Input dan Output


Komponen input dan output adalah media untuk menangkap
data yang akan dimasukkan ke dalam sistem, seperti
seperangkat komputer, printer, dan scanner.
2. Komponen Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling
berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di
peranagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak
untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data
untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di
dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa
supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi
basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS
(Database Management System).
3. Komponen Penunjang
Komponen penunjang adalah komponen pelengkap yang
membantu teknis tugas-tugas SIM RS seperti alat tulis menulis,
kertas, dan jenis alat tulis kantor yang standar.
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN
RISIKO

A. PENGERTIAN

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana


rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(Kemenkes RI, 2011).
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk
mengidentifikasi, menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan
tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan dampaknya.
Manajemen risiko rumah sakit adalah kegiatan berupa identifikasi
dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian pada
pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasinya sendiri.

B. TUJUAN
Tujuan keselamatan pasien, yaitu membangun kesadaran
terhadap keselamatan pasien serta terlaksananya implementasi
keselamatan pasien dalam setiap kegiatan pelayanan di Rumah Sakit.
Tujuan adanya manajemen resiko, yaitu untuk menciptakan
budaya keselamatan pasien di rumah sakit, untuk mengurangi
kejadian yang tidak diharapkan (KTD), serta untuk melaksanakan
program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian yang tidak diharapkan.
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas
medis lainnya perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor
potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan
program keselamatan dan kesehatan kerja di sana perlu dilaksanakan,
misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-
infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan
lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun
rumah sakit,

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga ‘concern’


keselamatan dan hak- hak pasien yang masuk kedalam program patient
safety.

Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan


kesehatan kerja di tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari
beberapa sumber “best practices” yang berlaku secara Internasional,
seperti National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH),
the Centers for Disease Control (CDC), the Occupational Safety and
Health Administration (OSHA), the US Environmental Protection
Agency (EPA), dan lainnya. Data tahun 1988, 4% pekerja di USA adalah
petugas medis. Dari laporan yang dibuat oleh The National Safety
Council (NSC), 41% petugas medis mengalami absenteism yang
diakibatkan oleh penyakit akibat kerja dan injury dan angka ini jauh lebih
besar dibandingkan dengan sektor industri lainnya. Survei yangdilakukan
terhadap 165 laboratorium klinis di Minnesota memperlihatkan bahwa
injury yang terbanyak adalah needle sticks injury (63%) diikuti oleh
kejadian lain seperti luka dan tergores (21%). Selain itu pekerja di rumah
sakit sering mengalami stres, yang merupakan faktor predisposisi untuk
mendapatkan kecelakaan. Ketegangan otot dan keseleo merupakan
representasi dari low back injury yang banyak didapatkan di kalangan
petugas rumah sakit.

Keselamatan Kerja pada Unit Kerja SIM RS

Keselamatan kerja pada unit kerja SIM RS berfokus kepada peralatan-


peralatan utama dan penunjang yang digunakan oleh staf SIM RS selama
melaksanakan tugasnya. Selain dari perangkat teknis, budaya kerja staf
SIM RS juga turut memengaruhi keselamatan staf tidak hanya dari sisi
fisik tapi juga dari sisi psikologis.

- Keselamatan Kerja ditinjau dari Instalasi Peralatan Kerja


 Dari segi instalasi peralatan kerja di unit SIM RS,
penggunaan dan peletakan kabel-kabel yang tidak tepat
beresiko mencelakakan staf. Misalnya kabel-kabel yang
tidak rapi dan dibiarkan berserakan begitu saja.
 Selain itu penempatan pemancar sinyal WiFi yang terlalu
dekat dengan staf juga beresiko bagi kesehatan staf yang
efeknya terlihat beberapa tahun yang akan datang.
 Penggunaan PC yang terlalu lama juga memengaruhi
kesehatan staf dari sisi penglihatan dan paparan radiasi
komputer dalam jangka waktu yang lama.

- Keselamatan Kerja ditinjau dari Budaya dan Perilaku Kerja

Budaya dan perilaku staf SIM RS memengaruhi keselamatan


psikologis staf. Pengaturan jadwal shift dan jam kerja yang tidak
tepat akan mengganggu kenyamanan staf dalam bekerja.

BAB IX

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu pada unit SIM Rumah Sakit Umum Daerah


Kefamenanu akan mengarah pada keakuratan data atau informasi yang
ada di dalam sistem. Informasi yang terdaoat dalam sistem meliputi data
pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan seterusnya. Juga
data pegawai RS juga memiliki data, seperti nama, unit kerja, pangkat,
serta tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain.

A. Nilai Informasi

Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information


Systems: Theory and Practice, nilai informasi itu didasarkan atas
sepuluh sifat sebagai berikut :
1. Mudahnya dapat diperoleh
Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh
keluaran informasi. Kecepatan memperolehnya dapat diukur, akan
tetapi berapa nilainya bagi pemakai informasi, sulit mengukurnya.
2. Sifat luas dan lengkapnya

Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak


berarti hanya mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai
keluaran informasinya. Sifatnya ini sangat kabur dan oleh karena
itu sulit mengukurnya.
3. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan
keluaran informasi. Dalam hubungannya dengan volume data
yang besar, maka biasanya terjasi dua jenis kesalahan, yakni
kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.
4. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam
hubungannya dengan permintaan para pemakai. Isi informasi
harus ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi. Semua
keluaran lainnya tidak berguna akan tetapi masalah
mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
5. Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih
pendek, daripada siklus dapat diperolehnya informasi : masukan,
pengolahan dan pelaporan keluaran kepada para pemakai.
Biasanya agar informasi itu tepat waktu, lamanya siklus ini harus
dikurangi. Dalam beberapa hal ketepatan waktu dapat diukur.
6. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari
istilah-istilah yang tidak jelas. Membetulkan laporan dapat
memakan biaya yang besar.
7. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran
informasi tidak hanya dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi
juga dengan lebih dari seorang pengambilan keputusan. Sifat ini
sulit mengukurnya, akan tetapi dalam banyak hal dapat diberikan
nilai yang dapat diukur.
8. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi
untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan
yang sama.
9. Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk
mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah
dipertimbangkan sebelumnya.
10. Dapat diukur
Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari
sistem informasi formal. meskipun kabar angin, desas-desus,
dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap sebagai
informasi, hal-hal tersebut berada diluar lingkup pembicaraan kita.
Nilai informasi yang sempurna adalah bahwa mengambil keputusan
diizinkan untuk memilih keputusan optimal dalam setiap hal, dan
bukan keputusan yang “rata-rata”

akan menjadi optimal, dan untuk menghindarkan kejadian-kejadian yang


akan mengakibatkan suatu kerugian. Informasi ini tidak sempurna karena
lebih banyak memberikan perkiraan daripada memberikan angka yang
pasti.

Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan, menurut Gordon


B. Davis, adalah sebagai berikut :

1. Tentukan tindakan-tindakan yang terbaik yang didasarkan atas


kemungkinan- kemungkinan sebelumnya.
2. Tentukan apakah tindakan itu akan berguna untuk
memperoleh informasi sampel.
3. Tentukan ukuran sampel yang optimal.
4. Sampel
5. Perbaiki kemungkinan-kemungkinan sebelumnya didasarkan data
sampel.

B. Mutu Informasi
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh
penyimpangan atau kesalahan. Menurut Gordon B. Davis kesalahan
dapat disebagiankan oleh :
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3. Hilang atau tidak terolahnya data.
4. Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah
5. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen
sejarah yang salah)
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan(misalnya
kesalahan programkomputer)
7. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja

Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam


pengolahan informasi melalui prosedur untuk menemukan
dan mengukur penyimpangan dan menyesuaikannya.
Kesulitan karena kesalahan dapat diatasi dengan :
1. Kontrol intern untuk menemukan kesalahan
2. Pemeriksaan intern dan extern
3. Penembahan “batas kepercayaan” kepada data,
4. Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar
para pemakai dapat menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin
terjadi.
BAB X
PENUTUP

Pedoman pengorganisasian unit kerja SIM-Rumah Sakit Umum Daerah


Kefamenanu diharapkan dapat memberikan kejelasan peran, fungsi dan
kewenangan unit kerja SIM- RS sehingga dapat meningkatkan kinerja
dari unit ini.
Pedoman ini bukanlah sesuatu yang permanen, akan tetapi akan berubah
mengikuti perubahan peraturan yang berlaku, struktur organisasi, tugas
pokok dan fungsi, kebijakan pimpinan serta kondisi dan situasi
lingkungan . Untuk itu pedoman ini harus dievaluasi secara berkala.
Diharapkan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi unit terkait
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi khususnya dalam
penyusunan rencana kebijakan dan program di lingkungan Rumah Sakit
Umum Daerah Kefamenanu.
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEFAMENANU
Jln. Letjen Soeprapto, Telp/Fax: (0388) 31149
KEFAMENANU 85612

SURAT KEPUTUSAN
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEFAMENANU
NOMOR
TENTANG
PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN INFORMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEFAMENANU
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEFAMENANU

Menimbang : a. Bahwa untuk kelancaran dan ketertiban


pelaksanaan komputerisasi dan
pengembangan sistem informasi manajemen
rumah sakit (SIMRS) di RSUD Kefamenanu,
perlu dibentuk Unit Sistem Informasi Rumah
Sakit;
b. Bahwa nama-nama yang tersebut pada
lampiran surat keputusan ini di pandang
mampu untuk melaksanakan tugas-tugas
tersebut;
c. Bahwa dengfan melaksankan huruf a dan b
diatas, perlu ditetapkan dengan Surat
keputusan Direktur RSUD Kefamenanu.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004


Tentang Praktik Kedokteran.
2. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008
tentang Infomasi dan Transaksi Elektronik
3. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009
Tentang Kesehatan.
4. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
Tentang Tenaga Kesehatan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014
Tentang Sistem Informasi Kesehatan
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 82 tahun 2013 Tentang
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
9. Surat Keputusan Direktur Nomor……….
Tahun 2022 tentang Penetapan Unit Sistem
Infomasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

Memperhatikan : a. Keadaan ruangan yang benar – benar aman


dan memiliki fasilitas yang memadai untuk
kelancaran dalam pelaksanaan Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
pada RSUD Kefamenanu.
b. Kondisi RSUD Kefamenanu yang sangat
memerlukan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS) yang terpadu dan
saling terhubung menjadi satu informasi
yang terpusat.

MEMUSTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD KEFAMENANU
TENTANG PEDOMAN SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN RUMAH SAKIT
Kesatu : Penetapan pegawai Unit teknologi informasi
dan komunikasi sebagaimana tercantum
dalam lampiran keputusan ini.
Kedua : Pelaksanaan tugas dan pekerjaan mengacu
pada pedoman pengelolaan data dan informasi
Ketiga : Keputusan ini berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di kefamenanu
Pada tanggal 04 Januari 2022
DIREKTUR
RSUD KEFAMENANU

dr. ZAKARIAS E. FERNANDEZ, M.KES

Anda mungkin juga menyukai