Anda di halaman 1dari 44

A.

Judul Penelitian

Analisis Keterampilan Argumentasi Siswa dengan Bantuan Socio-

scientific Issue Materi IPS Globalisasi Kelas 9 di SMP Argopuro Tahun

Ajaran 2022/2023

B. Konteks Penelitian

Pendidikan sering dipahami oleh sebagian orang sebagai bentuk

pengajaran, karena pada umumnya pendidikan selalu membutuhkan

pengajaran. Namun, jika arti pendidikan tersebut dijadikan sebagi acuan

maka setiap orang harus bisa mendidik karena setiap siapa yang berada

pada lingkup pendidikan maka juga harus dapat mengajar. Pendidikan jika

diartikan lebih sempit yakni berasal dari kata “didik”. Sedangkan, kata

“didik” diambil dari kata “mendidik” yang diawali dengan “me” yang

artinya memberi latihan dan memelihara. Proses dalam memberi latihan

dan memelihara perlu adanya sebuah pimpinan, tuntutan, dan pengajaran

mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sehingga, pendidikan

merupakan proses perubahan tingkah laku dan sikap seseorang atau

kelompok dalam mendewasakan manusia melalui pengajaran dan

pelatihan.1 Beberapa ahlin mengartikan pendidikan berbeda, menurut

Langeveld pendidikan diartikan sebagai pemberian bimbingan dan

bantuan rohani bagi yang memerlukan maka jika tidak lagi membutuhkan

pertolongan dan bimbingan tidak perlu lagi dididik sedagkan menurut Ki

Hajar Dewantara pendidikan menuntun semua kodrat yang diberikan

kepada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai generasi

1
Islamudin, Psikologi Pendidikan, 5.

1
bangsa dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-

tingginya.2 Dengan demikian pendidikan merupakan usaha seseorang

untuk mendewasakan dan memberi pengajaran guna mencetak generasi

yang memiliki akhlak baik dan kecerdasan pikiran.

Bagaimana diketahui sebelumnya, bahwa pendidikan yang akan

mencetak generasi melalui kecerdasan. Maka, perlu adanya generasi

tersebut dibawa hingga akhir tujuan dalam artian menjadikannya sebagai

manusia yang sebenarnya. Menurut ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988

tentang GBHN dijelaskan bahwa pendidkan nasional bertujuan untuk

meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab,

mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Banyak orang

menganggap seseorang yang memiliki pendidikan tinggi semakin baik

status sosialnya bahkan seseorang akan menghormati lebih kepada orang

yang berpendidikan. Hal tersebut relevan dengan firman Allah dalam QS.

Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:


۟ ‫يل ٱن ُش ُز‬ ۟ ۟ ۟ ٓ
‫وا‬ َ ِ‫ح ٱهَّلل ُ لَ ُك ْم ۖ وَِإ َذا ق‬ ِ ِ‫ٰيََأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓوا ِإ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوا فِى ْٱل َم ٰ َجل‬
ِ ‫س فَٱ ْف َسحُوا يَ ْف َس‬
۟ ُ‫وا ِمن ُك ْم َوٱلَّ ِذينَ ُأوت‬
ٍ ‫وا ْٱل ِع ْل َم َد َر ٰ َج‬
‫ت ۚ َوٱهَّلل ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ َخبِي ٌر‬ ۟ ُ‫وا يَرْ فَع ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ‫فَٱن ُش ُز‬
َ ِ

Yang artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan

kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah

niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:

"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan

2
Rodliyah, Pendidikan dan Ilmu Pendidikan, 36.

2
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang

kamu kerjakan.

Jenjang pendidikan di Indonesia yakni PAUD, TK, SD, SMP, dan

SMA. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di jenjang SMP yakni ilmu

pengetahuan sosial(IPS). Ilmu pengetahuan sosial menurut Iif Khoiru

merupakan mata pelajaran yang diberikan dari SD tentang seperangkat

fenomena, fakta, konsep dan generalisasi yang ada kaitannya dengan

sosial. Materi didalam mata pelajaran IPS yaitu sejarah, geografi,

sosiologi, dan ekonomi. Hal ini juga dijelaskan oleh Heri Maria, bahwa

mata pelajaran IPS pada dasarnya merupaan paduan antara pengetahuan

sosial untuk jenjang SD merupakan paduan antara geografi dan sejarah.

Jenjang SMP merupakan paduan antara sejarah, geografi, dan ekonomi

koperasi.3 Mata pelajaran IPS pada tingkat SMP bertujuan untuk siswa

dapat memahami fakta dan fenomena sosial yang terjadi di lingkungan

sekitar.4 Dalam memahami fakta dan fenomena sosial maka mata pelajaran

IPS harus dapat mengembangkan siswa untuk memiliki kreatifitas, aktif,

dan kritis. Hal ini juga sesuai dengan amanah konstitusi yang tercantum

tentang tujuan pendidikan nasional dalam Undang-undang No. 20 Tahun

2013 yang berbunyi pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

3
Purnamasari, Pengembangan Model Media Pembelajaran berbasis Google Slide pada Mata
Pelajaran IPS di SMP, 39.
4
Buwono dan Dewantar, “Analisis Konten Sumber Ajar IPS pada SMP di Kota Pontianak,” 742.

3
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Pembelajaran IPS juga sering kali dianggap pelajaran yang

membosankan karena kebanyakan guru masih menggunakan metode

ceramah dalam kelas. Sehingga terjadi hanya satu arah interaksi antara

guru menjelaskan materi dan siswa menerima materi. Hal ini sesuai

dengan penelitian terdahulu bahwa pembelajaran IPS kurang menarik

dikarenakan guru sering kali mengulang metode dan teknik mengajar yang

sama. Tidak heran jika guru IPS sering timbul paradigma bahwa mengajar

IPS itu mudah. Akibatnya nilai-nilai yang ada dalam pembelajaran IPS

tidak bisa terimplementasi dengan baik ke peserta didik. 5 Menurut

Solihatin permasalahan dasar pada pendidikan IPS di sekolah yakni (1)

pembelajaran yang masih menggunakan model konvensional, (2) tujuan

pembelajaran yang sulit dicapai, (3) siswa menjadi objek pembelajaran, (4)

teacher centre, (5) kurang mendorong dan merangsang siswa untuk

mengembangkan potensi inkuiri, (6) pembelajaran IPS yang masih bersifat

hafalan, (7) evaluasi hanya sebatas pada kognitif, (8) prestasi siswa tidak

dioptimalkan, dan (9) pola interaksi yang masih satu arah.6

Berdasarkan permasalahan yang ada dalam pembelajaran IPS

disekolah juga dapat terlihat dalam hasil survei dari Progamme For

International Student Assessment (PISA) tahun 2018 menyatakan bahwa

6
Purna, Kertih, dan Atmadja, “Pengintegrasian LPD sebagai Sumber Belajar dalam Pembelajaran
IPS di SMP Negeri 4 Singaraja”, 131.

4
siswa dengan umur 15 tahun di Indonesia menepati posisi peringkat 62

dari 70 negara atau peringkat 10 negara terbawah yang memiliki tingkat

literasi yang rendah. Sekitar 28% siswa di Indonesia mencapai Level 2

pada kemampuan minimum literasi.7 Dengan hal ini terlihat bahwa

Indonesia tidak mampu menyusul kualitas siswa dengan negara lain. Maka

perlu adanya terobosan untuk meningkatkan daya literasi, sains, dan

matematika untuk mencapai hasil PISA yang maksimal. Pemerintah

mengeluarkan panduan keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta

didik yaitu kompetensi 4C (Creative, Critical Thinking, Communicative,

dan Collaborative). Keterampilan berpikir kritis (Critical Thinking) dan

keterampilan berkomunikasi (Communicative) termasuk dalam

kompetensi 4C. Hal tersebut sesuai dengan teori Taksonomi Bloom yang

menyatakan bahwa tingkatan kognitif dalam hal mengingat (C1),

memahami(C2), dan menerapkan(C3) dikategorikan dalam berpikir

tingkat rendah atau disebut dengan Lower Order Thinking Skills(LOTS),

sedangkan menganalisis(C4), mengevaluasi(C5), dan mengkreasi(C6)

disebut sebagai berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking

Skils(HOTS).8 Keterampilan berpikir kritis sangat penting untuk melatih

peserta didik agar memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap masalah

yang ada di sekitar. Keterampilaan komunikasi juga penting agar peserta

didik nantinya mampu mengemukakan hasil berpikirnya dengan baik

sehingga dapat dimengerti dan mampu meyakinkan orang lain. Kedua

7
Data PISA 2018.
8
Abidin dan Tohir, Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dalam Memecahkan Deret Artimatika
Dua Dimensi berdasarkan Taksonomi Bloom, 45.

5
kemampuan ini dikemas dalam satu kesatuan dalam kemampuan

argumentasi.9

Menurut Herlanti argumentasi termasuk dalam bagian berpikir

kritis karena dalam kehidupan sehari-hari seseorang memerlukan

argumentasi. Argumentasi diartikan sebagai proses dalam penegasan,

pendukung, mengkritik, dan meluruskan ide dan perspektif. Argumentasi

adalah alat penting yang berfungsi dalam pertumbuhan pengetahuan

ilmiah serta komponen penting wacana ilmiah.10 Menurut Jimenez dan

Erduran argumentasi dapat dipahami sebagai praktik penalaran

berdasarkan klaim pengetahuan ilmiah yang dibenarkan dan dievaluasi

berdasarkan bukti teoritis dan empiris.11 Argumentasi juga bukan sekedar

memiliki pemikiran yang logis berdasarkan teori yang digunakan, namun

juga klaim disertai pembelaan bahwa suatu teori yang digunakan itu benar.

Selain itu, menurut Mcneill argumentasi merupakan kegiatan

membandingkan teori dengan memberikan penjelasan disertai data yang

logis. Adapun unsur dalam berargumentasi adalah (1) klaim yakni

pendapat atau kesimpulan dari hasil pikiran seseorang, (2) data yakni fakta

yang digunakan dalam mendukung klaim, (3) warrants atau alasan untuk

menghubungkan antara data dan klaim, (4) backing atauasumsi teoritis

yang mendukung diberikan, dan (5) Qualifiers atau batasan dari klaim dan

9
Firdaus dan Erlina, “Student Debate Club dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1
Bandung”, 204
10
Zairina dan Hidayati, Analisis Ketermpilan Argumentasi Siswa SMP Berbantuan Socio
Scientific Issue Pemanasan Global, 38.
11
Roviati dan Widodo, Kontribusi Argumentasi Ilmiah dalam Pengembangan Keterampilan
Berpikir Kritis, 58.

6
rebuttal atau sanggahan.12Dengan demikian argumentasi berperan penting

dalam pengembangan ilmiah dan praktik dalam menalar berdasarkan

pengetahuan yang telah ada yakni dibuktikan dengan teori dan

pengalaman. Sedangkan kemampuan argumentasi siswa Indonesia

berdasarkan data PISA dalam hal literasi terlihat bahwa masih rendah. Hal

ini juga dapat dilihat pada penelitian terdahulu bahwa kemampuan

argumentasi siswa menunjukan dominan siswa masih berada pada level 2-

3 yang berarti argumentasi siswa lemah. Siswa pada level 2-3

menguraikan klaim (claim) berdasarkan data, jaminan (warrant) atau

dukungan (backing). Sebagian kecil siswa belum dapat menguaraikan

pada indikator sanggahan (rebuttal) jika ada pun, sanggahan (rebuttal)

tersebut lemah. 13

Kualitas argumentasizdapat diukur denganzmerujuk pada

Toulmin’s Argumentasiz Pattern(TAP). TAP dapatz mengembangkan

tingkat argumentasi siswa denganz tindakan pencarian, menentang

konstradiksi, dan mengambilztindakanzsehinggazkomunikasi antar siswa

dapat kondusif. TAP mempunyaizkesamaan terhadap argumentasi sehari-

hari untuk mempermudahztugas analisis mengaitkan berbagaizbagian

terutama dengan carazmemfasilitiasizkonseptual arti argumen, sehingga

pola argumentasi Toulmin dalam mengukur dan mengidentifikasi kualitas

argumentasi siswazyaitu Toulminzmembuat klasifikasi 6 (enam) elemen

penting pada sebuahzargumen antara lain claims,zdata, backing, qualifier,


12
Devi, Susanti, dan Indriyanti, Analisis Kemampuan Argumentasi Siswa SMA pada Materi
Larutan Penyangga, 153.
13
Noer, Setiono, dan Pauzi, Profil Kemampuan Argumentasi Siswa SMP pada Materi Sistem
Pernapasan, 143.

7
warrants dan rebuttals.14 Dengan demikian kemampuan argumentasi

siswa dapat memungkinkan dalam membuat penalaran dan penjabaran atas

fenomena atau peristiwa yang terjadi disekitarnya. Peristiwa tersebutztidak

lepas dari persoalanzsosial. Dalam hal ini, Social-scientific issue(SSI)

dapat digunakan sebagai pengajaran pada lingkungan yang baik agar siswa

memahami pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan.

Social-scientific issue(SSI) merupakan strategi pembelajaran yang

dalam konteks isu-isu sosial dengan meibatkan komponen moral dan

etika.15 SSI merupakan suatuzmasalah kehidupan sosial yang terkait erat

denganzilmu pengetahuan alam dengan penyelesaian jawabanzyang tidak

pasti. Dengan demikian, kemampuan argumentasi siswa dapat dianalisis

karena siswa dapat memberi argumen dengan bermacam sudut pandang

misalkan etika, politik, sosial, dan ekonomi. SSI juga

memungkinkanzpeserta didik untukzmenyelediki, menganalisiszakibat

danzmembuat keputusan mengenaizSSI serta menyajikanzkonsep yang

tampaknyazmasuk akal karena kesinambungan dan minat individu. 16 SSI

juga dapat meningkatkan beberapa keterampilan yakni kemampuan

berpikir analitik, pengambilan keputusan, keterampilan argumentasi, dan

meningkatkan motivasi siswa.17 Hal ini menjadi tolak ukur siswa

14
Irvan dan Admoko, Analisis Kemampuan Argumentasi Ilmiah Siswa berbasis Pola Toulmin’s
Argument Pattern(TAP) Menggunakan Model Argument Driven Inquiry dan Diskusi pada
Pembelajaran Fisika SMA, 139.
15
Rohmawatai, Widodo, Agustini, Membangun Kemampuan Literasi Sains Siswa Melalui
Pembelajaran Berkonteks Socio-Scientific Issue Berbantuan Media Weblog, 10.
16
Zairina dan Hidayati, Analisis Ketermpilan Argumentasi Siswa SMP Berbantuan Socio
Scientific Issue Pemanasan Global, 38.
17
Atabey dan Topcu, The Effects of Sosioscientific Issue Based Instruction on Middle School
Students Argumentation Quality,151.

8
menampilkan argumentasinya melalui keterampilan argumentasi dalam

memecahka masalah SSI karena berdasarkan penelitian terdahulu

menyatakan bahwa keterampilan argumentasi siswa masih rendah dan

berdampak pada proses pembelajaranzdan hasil belajarnya.18

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan keterampilan

argumentasi siswa dapat dilihat melalui pemecahan masalah Sosio-

scientific Issue pada materi globalisasi. Selain itu, pada penelitian

terdahulu menunjukan angka persentase dari penelitian yang dihasilkan

pada dominan siswa bahwa keterampilan argumentasi siswa masih ditahap

level dua dan sedikit siswa dapat mencapai hingga level 5.19

Dalam penyampaian atau pemaparan argumentasi siswa di SMP

Argopuro 2 Suci masih tergolong terbata-bata dan masih cenderung

membaca yang ada dalam buku tanpa mengembangkan pikiran siswa

dengan cara mengutarakan pendapatnya sendiri dengan acuan apa yang

telah dibaca. Masalah ini memperlihatkan bahwa keterampilan

argumentasi siswa masih tergolong rendah.

Salah satu materi IPS di kelas 9 SMP adalah globalisasi. Globalisai

merupakan suatu proses sosial yang di dalamnya kendala geografi

terhadap pengaturan sosial dan budaya menjadi surut dan manusia menjadi

semakin sadar bahwa pengaturan tersebut menjadi semakin surut. 20

Dengan demikian, materi globalisasi dapat menjadi acuan merangsang

18
Faiqoh, Khasanah, Astuti, dan Prayitno, Profil Keterampilan Argumentasi Siswa Kelas X dan XI
MIPA di SMA Batik 1 Surakarta pada Materi Kenanekaragaman Hayati, 175.
19
Zairina dan Hidayati, Analisis Ketermpilan Argumentasi Siswa SMP Berbantuan Socio
Scientific Issue Pemanasan Global, 40.
20
Buku Paket IPS Kelas IX edisi revisi 2018, 115.

9
stimulus siswa untuk bisa mengembangkan pikiran melalui keterampilan

argumentasi.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis

Keterampilan Argumentasi Siswa dengan Bantuan Socio-scientific Issue

Materi IPS Globalisasi Kelas 9 di SMP Argopuro Tahun Ajaran

2022/2023”.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian yang telah diuraikan diatas, maka

dirumuskan fokus penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana keterampilan argumentasi siswa dengan bantuan sosio-

scientific issue materi IPS globalisasi Kelas 9 di SMP Argopuro Tahun

Ajaran 2022/2023?

2. Bagaimana keterampilan argumentasi siswa dengan berbantuan sosio-

scientific issue materi IPS globalisasi pada level yang didominasi oleh

siswa kelas 9 SMP Argopuro?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil keterampilan

argumentasi siswa kelas 9 di SMP Argopuro tahun ajaran 2022/2023.

2. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil keterampilan

argumentasi siswa yang mendominasi pada salah satu level siswa kelas

9 di SMP Argopuro tahun ajaran 2022/2023.

10
E. Manfaat Penelitian

Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan dan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan seiring

dengan perkembangan zaman, serta mampu memberikan sumbangsih

bagi khasanah ilmu terkait ilmu pengetahuan sosial khususnya

menyelesaikan masalah sosio-scientific issue dengan kemampuan

berargumentasi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan peneliti dalam bidang penelitian dan menjadikan

sebagai pengalaman. Serta, dijadikan referensi oleh peneliti

selanjutnya.

b. Bagi Guru

Diharapkan melalui penelitian ini guru dapat mengetahui

keterampilan argumentasi yang dimiliki siswa serta menerapkan

masalah-masalah sosio-scientific issue untuk memfasilitiasi siswa

guna meningkatkan berpikir kritis siswa. Serta mengembangkan

pembelajaran dengan pembelajaran yang aktif dikelas.

c. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui

keterampilan argumentasi yang dimilikinya sehingga dapat

11
membantu dalam menentukan tindakan dan strategi belajar. Serta,

menerapkan belajar berpikir kritis dengan bantuan sosio-scientific

issue.

d. Bagi Institusi

Hasil penelitian diharapkan memberi kontribusi dan dapat

dijadikan sebagai referensi tambahan bagi lembaga IAIN Jember

dan mahasiswa, khususnya Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Program Studi Tadris IPS yang ingin mengembangkan karya tulis

ilmiah.

e. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

rujukan tentang keterampilan argumentasi siswa dengan bantuan

sosio-scientific issue.

F. Definisi Istilah

Untuk mempermudah pemahaman, perlu didefinisikan beberapa

istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka disajikan definisi istilah

berdasarkan variabel yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Keterampilan argumentasi siswa merupakan keterampilan dalam suatu

uraian pikiran yang diutarakan melalui kata dengan data informasi

yang didapat dan dikembangkan olelah pikiran baik digunakan sebagai

acuan mempertahankan gagasan sendiri atau mebantah gagasan lain.

2. Sosio-scientific Issue(SSI) merupakan Sosiosaintifik isu ialah isu-isu

yang mengidentifikasi gejolak sosial yang terjadi pada masyarakat

12
yang berkaitan dengan bagian suatu uraian konseptual, prosedural, atau

teknologi terhadap perkembangan pengetahuan

G. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Penelitian dahulu merupakan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti sebelumnya dimana didalam penelitiannya masih berkaitan

dengan keterampilan argumentasi siswa dalam menyelesaikan masalah

sosio-scientific issue. Adapun penelitan-penelitian terdahulu

dideskripsikan sebagai berikut:

a. Jurnal Pendidikan Sains, oleh Sofinatul Zairina dan Siti Nurul

Hidayati, Januari 2022, “Analisis Keterampilan Argumentasi Siswa

SMP berbantuan Sosio-scirntific Issue Pemanasan Global”

Hasil dari penelitian ini adalah kualitas keterampilan

argumentasi siswa masih berada pada level 1 dan level 2.

Berdasarkan indikator argumentasi menurut Toulmin’s

Argumentation Pattern kemampuan argumentasi siswa secara

keseluruhan masuk kategori kurang, dengan persentase rata-rata

57,33% dengan paparan tiap aspek argumentasi, aspek claim dalam

kategori cukup dengan besar persentase rata-rata 63,33%, aspek

data dalam kategori kurang dengan persentase rata-rata sebesar

58,88%, aspek warrant dalam kategori kurang dengan persentase

rata-rata sebesar 58,88%, aspek backing dalam kategori kurang

dengan persentase rata-rata sebesar 54,44%, dan aspek qualifier

dalam kategori kurang dengan persentase rata-rata sebesar 51,11%.

13
Keterampilan argumentasi tertulis siswa kelas VII SMP Negeri 62

Surabaya masih tergolong masih rendah.

b. Journal of Bilogy Education, oleh Hamis Aziziah Noer, Setiono,

Rizki Yanuar Pauzi, 2020, “Profil Kemampuan Argumentasi Siswa

SMP pada Materi Sistem Pernapasan”

Hasil penelitian ini menunjukkan persentase berdasarkan

kriteria level argumentasi, sebagian besar siswa berada level 2

(30%) dan level 3 (24%). Berdasarkan indikator argumentasi

persentase yang paling sedikit adalah indikator sanggahan

(rebuttal) hanya 11%. Siswa pada level 2-3 belum mampu atau

tidak dapat menggunakan indikator sanggahan (rebuttal) dengan

benar, namun dapat menyertakan data (data), jaminan (warrant),

atau dukungan (backing) terhadap klaim yang dianggap benar oleh

siswa, sehingga kualitas argumen siswa masih lemah dan perlu

dikembangkan. Kemampuan argumentasi dapat dikembangkan

melalui pembelajaran dengan pengalaman belajar inkuiri

c. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, oleh Vella

Attaqi, 2020, “Analisis Argumentasi dalam Sosio-saintific

Issue(SSI)”

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas 10, 11,

dan 12 memiliki tingkat argumentasi awal yang sama yaitu pada

level 1 sampai 2. Setelah diberi pengaruh dengan Sosisoscientific

Issues (SSI) tingkat argumentasi siswa meningkat dari level 3

sampai level 5. Temuan analisis juga menunjukkan bahwa tingkat

14
argumentasi siswa perempuan lebih tinggi dari pada siswa laki-

laki. Hal ini menunjukkan kesimpulan bahwa Sosisoscientific

Issues (SSI) efektif digunakan dalam pembelajaran sains (Fisika,

Biologi, dan Kimia) untuk meningkatkan kualitas argumentasi

siswa SMA dalam studi ini.

Dalam penelitian ini terdapat perbedaan maupun kesamaan

dengan peneliti terdahulu. Adapun persamaan dan perbedaan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

No Nama, Tahun, dan Judul Persamaan Perbedaan

. Penelitian

1. Sofinatul Zairina dan Siti Variabel jenis penelitian :

Nurul Hidayati, Januari Bebas: - Peneliti

2022, “Analisis Keterampil terdahulu

Keterampilan Argumentasi an :

Siswa SMP berbantuan Argumenta crosssecti

Sosio-scirntific Issue si onal

Pemanasan Global” Variabel survey

Terikat: design

Sosio- - Peneliti :

scientific deskriptif

Issue kualitatif

Indikator Lokasi

: penelitian :

15
No Nama, Tahun, dan Judul Persamaan Perbedaan

. Penelitian

Keterampil - Penelitian

an terdahulu

Argumenta lokasi

si SMPN 62

Surabaya

- Peneliti :

SMP 2

Argopuro

Subjek

penelitian

- Peneliti

terdahulu:

kelas 7

- Peneliti

kelas 9

Materi:

- Peneliti

terdahulu

pemanasa

n global

16
No Nama, Tahun, dan Judul Persamaan Perbedaan

. Penelitian

- Peneliti :

globalisas

2. a. Hamis Jenis Lokasi

Aziziah Penelitian Penelitian:

Noer, : - Peneliti

Setiono, Deskriptif terdahulu:

Rizki Kualitatif SMPN 13

Yanuar Variabel Sukabumi

Pauzi, bebas : - Peneliti :

2020, Keterampil SMP

“Profil an Argopuro

Kemampua argumenta 2 Suci

n si Materi :

Argumentas Indikator - Peneliti

i Siswa : terdahulu:

SMP pada keterampil Sistem

Materi an Pernapasa

Sistem argumenta n

Pernapasan si - Peneliti :

” Subjek Globalisa

17
No Nama, Tahun, dan Judul Persamaan Perbedaan

. Penelitian

Penelitian si

Kelas 9

3. Vella Attaqi, 2020, Jenis Lokasi

“Analisis Argumentasi Penelitian Penelitian:

dalam Sosio-saintific : - Peneliti

Issue(SSI)” Deskriptif terdahulu:

Kualitatif SMA

Variabel Negeri

Bebas: Malang

Keterampil - Peneliti :

an SMP

Argumenta Argopuro

si 2 Suci

Variabel Materi :

Terikat: - Peneliti

Sosio- terdahulu:

scientific Ikatan

Issue Kimia

Indikator - Peneliti :

: Globalisasi

Keterampil

18
No Nama, Tahun, dan Judul Persamaan Perbedaan

. Penelitian

an Subjek

Argumenta penelitian

si - Peneliti

terdahulu:

Siswa

SMA

- Peneliti:

Siswa

SMP

2. Kajian Teori

a. Keterampilan Argumentasi

Argumentasi merupakan pemberianzalasan yang bertujuan

untuk memperkuat atau menolak suatuzpendapat, pendirian,

atauzgagasan.21 Menurut Herlanti argumentasi termasuk dalam

bagian berpikir kritis karena dalam kehidupan sehari-hari

seseorang memerlukan argumentasi. Argumentasi diartikan sebagai

proses dalam penegasan, pendukung, mengkritik, dan meluruskan

ide dan perspektif. Argumentasi adalah alat penting yang berfungsi

dalam pertumbuhan pengetahuan ilmiah serta komponen penting

21
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka: 1990) h. 48

19
wacana ilmiah.22 Menurut Jimenez dan Erduran argumentasi dapat

dipahami sebagai praktik penalaran berdasarkan klaim

pengetahuan ilmiah yang dibenarkan dan dievaluasi berdasarkan

bukti teoritis dan empiris.23 Argumentasi juga bukan sekedar

memiliki pemikiran yang logis berdasarkan teori yang digunakan,

namun juga klaim disertai pembelaan bahwa suatu teori yang

digunakan itu benar. Selain itu, menurut Mcneill argumentasi

merupakan kegiatan membandingkan teori dengan memberikan

penjelasan disertai data yang logis. 24

Kualitas argumentasizdapat diukur denganzmerujuk pada

Toulmin’s Argumentasiz Pattern(TAP). TAP dapatz

mengembangkan tingkat argumentasi siswa denganz tindakan

pencarian, menentang konstradiksi, dan

mengambilztindakanzsehinggazkomunikasi antar siswa dapat

kondusif. TAP mempunyaizkesamaan terhadap argumentasi sehari-

hari untuk mempermudahztugas analisis mengaitkan

berbagaizbagian terutama dengan carazmemfasilitiasizkonseptual

arti argumen, sehingga pola argumentasi Toulmin dalam mengukur

dan mengidentifikasi kualitas argumentasi siswazyaitu

Toulminzmembuat klasifikasi 6 (enam) elemen penting pada

sebuahzargumen antara lain claims,zdata, backing, qualifier,


22
Zairina dan Hidayati, Analisis Ketermpilan Argumentasi Siswa SMP Berbantuan Socio
Scientific Issue Pemanasan Global, 38.
23
Roviati dan Widodo, Kontribusi Argumentasi Ilmiah dalam Pengembangan Keterampilan
Berpikir Kritis, 58.
24
Noer, Setiono, dan Pauzi, Profil Kemampuan Argumentasi Siswa SMP pada Materi Sistem
Pernapasan, 143.

20
warrants dan rebuttals.25 Komponenzargumentasi enam

komponen tersebut berdasarkan argumentasi Toulmin yaitu:26

a. Data merupakan fakta atau bukti yang digunakan sebagai acuan

berargumen.

b. Klaim merupakan pengungkapan yang diajukan secara terbuka

yang dimaksudkan untuk responden.

c. Warrant(Penjamin) merupakan kenyataan spesifik untuk

memperkuat klaim yang di berikan.

d. Backing(Pendukung) merupakan penjelasan lanjutan yang

menunjang penjamin atau warrant. Pendukung ini berguna

untuk meningkatkan kredibilitas dalam argumen yang

dipaparkan pada isu tertentu.

e. Qualifer (Kualifikasi) merupakan kata yang memperjelas kata

sehari-hari atau kalimat penunjang yang memperkuat klaim

tertentu agar supaya lebih diterima responden.

f. Rebuttal(Sanggahan) merupakan pernyataan perlawanan yang

dimaksudkan untuk memperlemah argumen pendukung atau

backing.

Menurut Enduran, level argumentasi dapat di klasifikasi dalam

beberapa level yakni:

Tabel Kerangka Toulmin Berdasarkan Kriteria Level


25
Irvan dan Admoko, Analisis Kemampuan Argumentasi Ilmiah Siswa berbasis Pola Toulmin’s
Argument Pattern(TAP) Menggunakan Model Argument Driven Inquiry dan Diskusi pada
Pembelajaran Fisika SMA, 139.
26
Sibel Erduran, Shirley Simon, dan Jonathan Osborne, Tapping into Argumentation:
Developments in the Application of Toulmin’s Argumen Pattern for Studying Science Discourse,
918.

21
Level Kriteria

Level 1 Argumentasi yang terdiri dari klaim yang sederhana

yan berwujud claim vs counter claim atau claim vs

claim

Level 2 Argumentasi yang memuat claim dengan data,

warrant atau backing namun tanpa rebuttal.

Level 3 Argumentasi dengan rangkaian claim atau counter-

claim dengan data, warrant atau backing disertai

rebuttal yang lemah.

Level 4 Argumentasi dengan sebuah claim yang jelas dengan

beberapa rebuttal yang jelas.

Level 5 Argumentasi yang lebih kompleks dan panjang

dengan lebih dari satu rebuttal.

Sebelum seseorang mengutarakan argumentasi ia terlebih

dahulu menyusun mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk

menunjang argumentasi. Proses pengumpulan data-data

argumentasi merupakan latihan untuk mempertajam keahlian dan

keterampilan tersendiri. Suatu latihan yang bersifat intensif dan

dapat dipercaya bagaimana seseorang dapat memperoleh informasi

data yang tepat untuk tiap kajian atau persoalan. Informasi tersebut

didapatkan melalui penelitian observasi, baik melalui investigasi

sumber rujukan, ada hal yang harus dijadikan patokan oleh setiap

orang yang mengutarakan argumentasi, yaitu harus menyusun

22
semua data fakta, pendapat autoritas, atau evidensi itu secara

mendalam dan logis. Ia harus melakukan seleksi atas fakta-fakta

dan autoritas yang dapat menunjang argumentasinya dan yang

harus disingkirkan.27

b. Sosio-saintific Issue(SSI)

Social-scientific issue(SSI) merupakan strategi

pembelajaran yang dalam konteks isu-isu sosial dengan meibatkan

komponen moral dan etika.28 SSI merupakan suatuzmasalah

kehidupan sosial yang terkait erat denganzilmu pengetahuan alam

dengan penyelesaian jawabanzyang tidak pasti. Dengan demikian,

kemampuan argumentasi siswa dapat dianalisis karena siswa dapat

memberi argumen dengan bermacam sudut pandang misalkan

etika, politik, sosial, dan ekonomi. SSI juga

memungkinkanzpeserta didik untukzmenyelediki,

menganalisiszakibat danzmembuat keputusan mengenaizSSI serta

menyajikanzkonsep yang tampaknyazmasuk akal karena

kesinambungan dan minat individu. 29 SSI juga dapat meningkatkan

beberapa keterampilan yakni kemampuan berpikir analitik,

pengambilan keputusan, keterampilan argumentasi, dan

meningkatkan motivasi siswa.30 Hal ini menjadi tolak ukur siswa

27
Ibid, 103-104.
28
Rohmawatai, Widodo, Agustini, Membangun Kemampuan Literasi Sains Siswa Melalui
Pembelajaran Berkonteks Socio-Scientific Issue Berbantuan Media Weblog, 10.
29
Zairina dan Hidayati, Analisis Ketermpilan Argumentasi Siswa SMP Berbantuan Socio
Scientific Issue Pemanasan Global, 38.
30
Atabey dan Topcu, The Effects of Sosioscientific Issue Based Instruction on Middle School
Students Argumentation Quality,151.

23
menampilkan argumentasinya melalui keterampilan argumentasi

dalam memecahka masalah SSI karena berdasarkan penelitian

terdahulu menyatakan bahwa keterampilan argumentasi siswa

masih rendah dan berdampak pada proses pembelajaranzdan hasil

belajarnya.31

Persoalan-persoalan dalam SSI menghubungkan antara

komponen-komponen moral dan etika dari sisi ilmu pengetahuan

yang dilaksanakan oleh kegiatan diskusi dan interaksi siswa perihal

isu-isu atau masalah yang kontroversial yang bersifat krusial dan

substansial untuk menekan atau memecahkan persoalan isu

tersebut oleh karena itu SSI bersifat terbuka memungkinkan untuk

setiap siswa berfikir kritis dinamis mengenai isu-isu tersebut

bersama dengan orang lain yang memiliki paradigma lain. Fokus

SSI pada bagaimana siswa taraf ini siswa memahami suatu

persoalan serta inisiatif mengambil keputusan-keputusan yang

mereka buat tentang persoalan isu tersbut berkaitan denan moral

dan etika.32

1) Karakteristik sosio-scientific issue sebagai berikut:33

a) Memiliki landasan ilmu pengetahuan.

b) Mengembangkan opini.

c) Sering diberitakan di media.


31
Faiqoh, Khasanah, Astuti, dan Prayitno, Profil Keterampilan Argumentasi Siswa Kelas X dan XI
MIPA di SMA Batik 1 Surakarta pada Materi Kenanekaragaman Hayati, 175.
32
Sibel Erduran, Shirley Simon, dan Jonathan Osborne, Tapping into Argumentation:
Developments in the Application of Toulmin’s Argumen Pattern for Studying Science Discourse,
104.
33
Ratcliffe, M, The Place of Socio-scientific Issues in citizenship Education, 7.

24
d) Berkenaan dengan informasi yang lengkap sebab minimnya

bukti ilmiah.

e) Mengacu pada dimensi lokasi, nasional, dan global.

f) Memeberikan unsur nilai-nilai dan pertimbangan etis.

g) Membutuhkan pemahaman tentang segala kemungkinan

dan resiko.

2) Tahapan SSI dijabarkan sebagai berikut:34

a) Mengutarakan isu atau persoalan dari sudut pandang

pengetahuan sains(scientific background).

b) Mengadakan evaluasi isu sosial sains yang

dijabarkan(evaluation of information).

c) Mengkaji dampak lokal, nasional, serta global.

d) Membuat keputusan terkait isu-isu sosial sains(decion

making).

3) Manfaat Socioscientific Issues (SSI) Pembelajaran SSI

mempunyai beberapa manfaat yaitu: 35

a) Menumbuhkan kesadaran atau melek sains pada peserta

didik sehingga dapat menerapkan pengetahuan sains

berbasis bukti dalam kehidupan sehari-hari.

b) Terbentuknya kesadaran sosial dimana peserta didik dapat

melakukan refleksi mengenai hasil penalaran mereka.

34
Yuliastini, Rahayu, dan Fajaroh, POGIL Berkonteks Socio Scientific Issues (SSI) dan Literasi
Sains Siswa SMK, 606.
35
Putriana, Suryawati, dkk, Pengembangan LKPD Berbasis Socio Scientific Issues (SSI) Pada
Pembelajaran IPA SMP Kelas VII, 81.

25
c) Mendorong kemampuan argumentasi dalam proses berpikir

dan bernalar ilmiah terhadap suatu fenomena yang ada di

masyarakat.

d) Meningkatkan keterampilan berpikir kritis yang meliputi

menganalisis, membuat kesimpulan, memberikan

penjelasan, mengevaluasi, menginterpretasi, dan melakukan

self-regulation.

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada pada latar belakang penelitian

ini maka, peneliti menggunakan penelitian ini pada jenis penelitian

deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun alasan

peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif untuk menganalisis dan menafsirkan keterampilan

argumentasi siswa dalam menyelesaikan masalah soal SSI pada satu

level yang dominan. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari sugiyono

yang menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau

enterpretif, digunakan untuk meneliti pada kondisi yang alamiah,

dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci dan hasil penelitian

kualitatif bersifat memahami makna, keunikan, mengkonstruksi

fenomena, dan menemukan hipotesis. Metode ini tidak menekankan

pada generalisasi, tetapi lebih pada keunikan obyek yang diteliti. 36

36
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, 10.

26
Adapun ciri-ciri utama penelitian deskriptif yakni memusatkan

pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang atau masalah yang

aktual dan berarti, dan penelitian deskriptif dimaksudkan untuk

mendeskripsikan kejadian atau sitausi secara tepat dan akurat bukan

untuk mencari hubungan sebab akibat. 37 Tujuan utama penelitian

kualitatif adalah untuk menangkap arti yang terdalam atas suatu

peristiwa, gejala, fakta, kejadian, realita atau masalah tertentu dan

bukan untuk mempelajari atau membuktikan adanya hubungan

sebabakibat atau korelasi dari suatu masalah atau peristiwa. data

penelitian kualitatif diperoleh dengan berbagai mancarn cara:

wawancara, observasi, dokumen. Perolehan data dengan berbagai

macam cara ini disebut triangulasi (triangulation). Keterbatasan teori

dalam rnetode kualitatif tidak menjadi kendala dalam penentuan

masalah penelitian, karena metode ini sangat mengandalkan masukkan,

informasi dan cerita dari partisipan yang rnenjadi acuan analisis data.

Sifatnya juga nonlinear yaitu bertumpu pada keadaannya yang alamiah

dengan rnemperhitungkan konteks historis dan budaya.38

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Argopuro 2 Suci. Sekolah

tersebut merupakan lembaga formal yang terakreditasi A dan banyak

prestasi mata pelajaran eksak yang diraih. Oleh karena itu, peneliti

tertarik melakasanakan penelitian di sekolah tersebut.

37
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan, 63.
38

27
3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah 9 siswa kelas IX SMP Argopuro Suci

dengan menggunakan purposive sampling yaitu dipilih dengan

pertimbangan dan tujuan tertentu. Mula-mula, 28 siswa diberi soal SSI

materi globalisasi. Kemudian dari 28 siswa dianalisis modus pada level

keterampilan berargumentasi. Dari siswa yang masuk pada level

tersebut, maka dipilih 3 subjek dengan berkognitif tinggi untuk

dianalisis keterampilan argumentasi siswa pada tahap tersebut.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik mengumpulkan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Adapun teknik pengumpulan data yang akan

digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

a. Lembar Tes Soal SSI

Lembar tes yang digunakan oleh peneliti ini bertujuan

untuk mengetahui keterampilan argumentasi siswa dalam

menyelesaikan masalah SSI tentang globalisasi. Soal ini diberikan

kepada siswa kelas IX semester ganjil. Materi pada soal ini adalah

globalisasi. Soal yang diberikan berupa soal essay. Soal ini akan di

validasi oleh dosen ahli. Apabila soal yang divalidasi belum valid

maka peneliti akan melakukan revisi dari validator. Kemudian soal

akan divalidasi kembali sampai soal tes menjadi valid. Setelah soal

valid, maka peneliti akan mengujinya pada siswa untuk

menyelesaikan soal tersebut. Langkah selanjutnya, soal diambil

28
sebagai data mentah peneliti untuk melanjutkan ke tahap

selanjutnya yakni wawancara dan dokumentasi.

b. Wawancara

Wawancara yang akan digunakan oleh peneliti adalah

wawancara jenis semiterstruktur tujuannya untuk mengambil data

secara lebih terbuka. Esterberg mendefiniskan wawancara

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu. Menurutnya, macam-macam wawancara ada

tiga jenis yakni; wawancara berstruktur, semiterstruktur, dan tidak

terstruktur.39

c. Dokumentasi

Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan dalam

bentuk gambar yakni kegiatan siswa saat pelaksanaan tes

instrumen serta melakukan rekaman dengan siswa saat wawancara

berlangsung terkait penyelesaian matematis yang telah dilakukan,

serta hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini

sesuai dengan pengertian dokumentasi menurut Sugiyono

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen dapat dilampirkan melalui tulisan, gambar, atau karya

dari seseorang. Dokumentasi merupakan bukti dan keterangan

sesuai observasi.

5. Analisis Data

39
Sugiyono, 2018, “Metode Penelitian Kualitatif”, Bandung: ALFABETA, 116.

29
Analisis ini dilakukan secara mendalam tentang keterampilan

argumentasi siswa dalam menyelesaikan masalah SSI. Analisis data

menurut Sugiyono merupakan proses menyusun data yang diperoleh

dari hasil catatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi secara

sistematis. Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan

adalah menurut Miles dan Huberman, sebagai berikut:

a. Data Collection (Pengumpulan Data)

Kegiatan utama yang dilakukan oleh setiap peneliti adalah

mengumpulkan data. Pada penelitian ini pengumpulan data

diambil pada observasi baik dari nilai rata-rata siswa, tes instrumen

soal bagi siswa terpilih menjadi responden, adapun wawancara dan

dokumentasi sebagai penjelas penelitian. Dalam penelitian

kualitatif pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan

dokumentasi, atau gabungan ketiganya triangulasi.40

b. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data adalah merangkum, memilih, dan memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari

tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpukan data selanjutnya, dan mencarinya

bila diperlukan.41

c. Data Display (Penyajian Data)

40
Sugiyono, 134.
41
Sugiyono, 134.

30
Langkah selanjutnya setelah mereduksi data adalah

penyajian data. Penyajian data penelitian kualitatif bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan

flowchart. Penyajian data dalam penelitian ini, yaitu dengan

mengklarifikasi dan mengidentifikasi data mengenai keterampilan

argumentasi siswa dalam menyelesaikan masalah SSI.

d. Conclusing Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan

Verifikasi)

Setelah penyajian data, langkah selanjutnya yaitu penarikan

dan verifikasi kesimpulan. Menurut Sugiyono kesimpulan adalah

temuan yang baru dan belum pernah ada sebelumnya. Adapun

indikator keterampilan argumentasi siswa yang digunakan untuk

memperoleh data adalah adopsi dari Erduran.

Tabel 1.1 Kerangka Toulmin Berdasarkan Kriteria

Level

Level Kriteria

Level 1 Argumentasi yang terdiri dari klaim yang sederhana

yan berwujud claim vs counter claim atau claim vs

claim

Level 2 Argumentasi yang memuat claim dengan data,

warrant atau backing namun tanpa rebuttal.

Level 3 Argumentasi dengan rangkaian claim atau counter-

claim dengan data, warrant atau backing disertai

31
rebuttal yang lemah.

Level 4 Argumentasi dengan sebuah claim yang jelas dengan

beberapa rebuttal yang jelas.

Level 5 Argumentasi yang lebih kompleks dan panjang

dengan lebih dari satu rebuttal.

Berdasarkan dari data yang diperoleh di lapangan, yaitu

data hasil analisis keterampilan argumentasi dalam memechkan

masalah SSI materi globalisasi dapat ditarik sebuah kesimpulan

yang didukung oleh data hasil wawancara dan dokumentasi.

6. Keabsahan Data

Setelah data dianalisis sehingga menemukan jawaban dari rumusan

masalah penelitian, selanjutnya dilakukan uji keabsahan data temuan.

Validasi data dilakukan dengan cara triangulasi, yaitu dengan

pengecekan data dari berbagai sumber. Menurut Sugiyono ada tiga

jenis triangulasi, yaitu: triangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data, dan triangulasi waktu.42 Penelitian ini akan

menggunakan triangulasi teknik. Pada penelitian ini, triangulasi teknik

dilakukan dengan memadukan hasil observasi tes soal SSI, wawancara,

dan dokumentasi untuk mendapatkan informasi data yang sesuai dan

sama secara serempak. Selanjutnya perpaduan hasil tersebut digunakan

untuk menarik kesimpulan.

1. Tahap-tahap Penelitian
42
Sugiyono, 125.

32
Pada bagian ini, akan dijelaskan tentang rencana pelaksanaan

penelitian yang akan dilakukan, mulai dari pendahuluan,

pengembangan desain, penelitian sebenarnya, dan penulisan laporan.

Adapun tahapan-tahapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Tahap Pendahuluan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menyusun

rencana penelitian, menentukan lokasi penelitian, menyusun

perizinan, dan menyiapkan perlengkapan penelitian. Adapun

langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Persiapan

a) Peneliti mempelajari tentang keterampilan argumentasi,

sosio-scientific issue, dan materi globalisasi.

b) Mengajukan perizinan penelitian.

2) Penyusunan Instrumen

Peneliti menyusun instrumen berupa tes menyelesaikan

masalah SSI materi globalisasi dan pedoman wawancara untuk

pengumpulan data. Pedoman wawancara digunakan untuk

menuliskan pertanyaan yang akan diajukan serta untuk

mengetahui informasi lebih mendalam dari kegiatan

penyelesaian masalah siswa.

3) Melakukan Uji Validasi

Instrumen yang telah disusun selanjutnya akan di uji

33
validasi oleh 3 validator yaitu dosen tadris ips. Instrumen soal

SSI materi globalisasi, pedoman wawancara dan indikator

keterampilan argumentasi diuji validitas oleh validator. Saat

validator melakukan validasi terhadap lembar validasi,

selanjutnya akan dihitung tingkat kevalidan dari instrumen yang

digunakan berdasarkan nilai rerata total untuk semua aspek.

Adapun prosedur dalam menentukan tingkat kevalidan

instrumen adalah sebagai berikut:

1) Menghitung rerata nilai dari semua validator untuk setiap

penilaian. Rumus rerata dari nilai validasi sebagai berikut:

∑ V ij
I i= j=1
n

Keterangan :

V ij : data dari nilai validator ke-j terhadap indikator ke-

j : validator 1,2

i : indikator 1,2,3,....n

n : banyaknya validator

2) Menghitung rerata total untuk semua indikator. Rumus

rerata total sebagai berikut:

34
n

∑ Ii
i=1
V a=
n

Keterangan :

Va : nilai rerata untuk semua indikator

Ii : rerata nilai untuk indikator ke-i

i : indikator yang dinilai 1,2,3,....n

n : banyaknya validator

3) Menentukan tingkat kevalidan instrumen dengan merujuk

pada nilai.

Tabel Tingkat Kevalidan Instrumen

Nilai Tingkat Kevalidan

1 ≤V a< 2 Tidak Valid

2 ≤V a< 3 Kurang Valid

3 ≤V a <4 Valid

V a =4 Sangat Valid

V a adalah nilai penentu kevalidan instrumen,

kriteria menyatakan instrumen dikatakan valid jika nila dari

setiap validator pada tiap poin memberikan nilai minimal 3,

apabila ada saran maka peneliti akan memperbaiki sehingga

tingkat kevalidan sempurna. Jika instrumen penelitian

35
mendapatkan kriteria tidak valid atau kurang valid maka

direvisi dan divalidasi ulang dan seterusnya hingga minimal

bernilai 3 poin.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada penelitian ini pengambilan data diambil dari siswa

kelas IX SMP Argopuro 2 Suci Jember. Adapun langkah-

langkahnya sebagai berikut:

1) Tes Soal

Pada tahap ini peneliti memberikan tes soal untuk

mengetahui level keterampilan argumentasi siswa. Setelah itu

hasil tes akan langsung di konsultasikan dengan guru

berpihak serta dosen untuk memilih subjek yang tepat.

2) Menentukan subjek penelitian

Subjek penelitian dihasilkan dari tes soal yang telah

dikerjakan oleh siswa. Adapun kriteria penentuannya subjek

yang diambil berkognitif tinggi dengan maksimal rata-rata

nilai ≥ 80. Subjek yang diambil berdasarkan dominan level

pada keterampilan argumentasi siswa.

3) Wawancara

Wawancara yang dilakukan untuk mengetahui

informasi lebih mendalam dari kegiatan penyelesaian

masalah soal SSI siswa.

4) Pengumpulan Data

36
Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data

dengan menggunakan hasil tes, observasi, dan wawancara.

5) Analisis data

Tahap selanjutnya, analisis data. Peneliti akan

melakukan analisis data terhadap data yang telah terkumpul.

Analisis data ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta

mengkategorikan data berdasarkan fokus penelitian.

a. Tahap Penyelesaian

Pada tahap ini, Peneliti akan melakukan penyusunan

laporan hasil penelitian tentang analisis keterampilan

argumentasi siswa dalam menyelesaikan masalah sosio-

saintific issue globalisasi. Peneliti melakukan penarikan

kesimpulan terhdap data yang telah dianalisis sebelumnya dari

pembahasan dan hasil pengujian keabsahan data sehingga data

yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan.

37
Prosedur penelitian secara singkat dapat dilihat pada

bagan berikut:

38
Instrumen Soal SSI

1. Pandemi COVID-19 adalah fenomena alam yang sangat mengguncang

dunia hampir empat tahun ini. Dampak dari COVID-19 ini tentunya

banyak mempengaruhi di berbagai bidang dan sektor tidak terkecuali hal

yang kecil. Seperti dalam bentuk interaksi dan jaga jarak atau social

distancing. Pemerintah membuat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan

Kegiatan Masyarakat  atau di singkat PPKM yang digunakan untuk

mengantisipasi penekanan Pandemik Covid-19. Namun, di tahun 2022 ini

kebijakan PPKM tidak terlalu ditekankan hal ini disebabkan karena mulai

turunnya penyebaran COVID-19 dan korban berhasil ditekan karena

masyarakat hampir sebagian besar telah melakukan vaksinasi hingga dosis

yang di anjurkan pemerintah. Sehingga, masyarakat telah memulai

aktifitas sehari hari seperti sediakala. Bagaimana menurut anda pandemi

COVID-19 di beberapa sektor/bidang khususnya sektor perekonomian?

Apakah pandemi COVID-19 dapat meningkatkan perekonomian

masyarakat hingga dipenjuru dunia? Jelaskan pendapat anda secara rinci

dan jelas?

2. Di era globalisasi ini gadget sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa

dipisahkan dari keseharian kita sebagai mahluk sosial yang dimana saling

membutuhkan satu sama lain dan mahluk yang berkembang dengan

mengikuti zaman yang serba dengan kecepatan teknologi. Segala aktifitas

ataupun interaksi dapat diaplikasikan dalam penggunaan gadget sehari

hari. Hal ini bisa kita lihat dari Interaksi yang terjadi antar manusia satu

39
dengan manusia yang lain yang dimana dibatasi oleh ruang dan waktu

berhasil dipatahkan dengan adanya teknologi yakni gedget. Fitur gadget

semakin banyak macamnya salah satunya yang booming adalah aplikasi

Tiktok. Bagaimana tangggapan anda sebagai siswa tentang penggunaan

gadget dan boomingnya fitur gadget diberbagai sektor. Apakah sektor-

sektor tersebut dapat memberikan dampak positif ataupun negatif?

40
DAFTAR PUSTAKA

A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan.

Abidin, Zainal dan Mohammad Tohir. “Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi


dalam Memecahkan Deret Artimatika Dua Dimensi berdasarkan
Taksonomi Bloom”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika 1
No. 1(2019):44-60. DOI:
https://doi.org/10.35316/alifmatika.2019.v1i1.44-60

Atabey dan Topcu, The Effects of Sosioscientific Issue Based Instruction on

Middle School Students Argumentation Quality, Journal of Education and

Practice, 2017, DOI: http://www.iiste.org/

Buku Paket IPS Kelas IX edisi revisi 2018

Buwono dan Dewantar, Analisis Konten Sumber Ajar IPS pada SMP di Kota

Pontianak, Journal of Elementary School, 2019, DOI:

https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i3.432

Devi, Susanti, dan Indriyanti, Analisis Kemampuan Argumentasi Siswa SMA

pada Materi Larutan Penyangga, Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia,

2018, https://jurnal.uns.ac.id/jkpk

Faiqoh, Khasanah, Astuti, dan Prayitno, Profil Keterampilan Argumentasi Siswa

Kelas X dan XI MIPA di SMA Batik 1 Surakarta pada Materi

Kenanekaragaman Hayati, Jurnal Pendidikan Biologi, 2018,

https://doi.org/10.24114/jpb.v7i3.10122

Firdaus dan Erlina, “Student Debate Club dalam Pembelajaran Sejarah di SMA

Negeri 1 Bandung”, Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah, 2020, DOI:

https://doi.org/10.17509/factum.v9i2.27813

41
Irvan dan Admoko, Analisis Kemampuan Argumentasi Ilmiah Siswa berbasis

Pola Toulmin’s Argument Pattern(TAP) Menggunakan Model Argument

Driven Inquiry dan Diskusi pada Pembelajaran Fisika SMA, Inovasi

Pendidikan Fisikan, 2020, DOI: Analisis Kemampuan Argumentasi Ilmiah

Siswa Berbasis Pola Toulmins Argument Pattern (TAP) Menggunakan

Model Argument Driven Inquiry dan Diskusi pada Pembelajaran Fisika

SMA | IRVAN BAHARSYAH | Inovasi Pendidikan Fisika (unesa.ac.id)

Islamuddin, Haryu, 2014, “Psikologi Pendidikan”, Jember: STAIN Jember Press

Noer, Setiono, dan Pauzi, Profil Kemampuan Argumentasi Siswa SMP pada

Materi Sistem Pernapasan, Jurnal Pelita Pendidikan, 2020, DOI:

https://doi.org/10.24114/jpp.v8i2.17702

PISA, 2018. DOI: https://doi.org/10.1787/5f07c754-en


Purna, Kertih, dan Atmadja, Pengintegrasian LPD sebagai Sumber Belajar dalam

Pembelajaran IPS di SMP Negeri 4 Singaraja, Jurnal Media Komunikasi,

2021, DOI: https://doi.org/10.23887/mkfis.v20i2.36802

Purnamasari, Pengembangan Model Media Pembelajaran berbasis Google Slide

pada Mata Pelajaran IPS di SMP, Jurnal Teknologi Pendidikan dan

Pembelajaran, 2019, DOI : PENGEMBANGAN MODEL MEDIA

PEMBELAJARAN BERBASIS GOOGLE SLIDE PADA MATA

PELAJARAN IPS DI SMP | Purnamasari | JTPPm (Jurnal Teknologi

Pendidikan dan Pembelajaran) : Edutech and Intructional Research Journal

(untirta.ac.id)

42
Putriana, Suryawati, dkk, Pengembangan LKPD Berbasis Socio Scientific Issues

(SSI) Pada Pembelajaran IPA SMP Kelas VII, Jurnal Pendidikan dan

Pengajaran, 2020, DOI: http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v4i1.7919

Ratcliffe, M, The Place of Socio-scientific Issues in citizenship Education,

International Journal of Science Education, 2004, DOI:

https://doi.org/10.1080/0950069042000230785

Rodliyah, 2015, “Pendidikan dan Ilmu Pendidikan, Jember:STAIN Jember Press

Rohmawatai, Widodo, Agustini, Membangun Kemampuan Literasi Sains Siswa

Melalui Pembelajaran Berkonteks Socio-Scientific Issue Berbantuan Media

Weblog, Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 2018, DOI:

https://doi.org/10.26740/jppipa.v3n1.p8-14

Roviati dan Widodo, Kontribusi Argumentasi Ilmiah dalam Pengembangan

Keterampilan Berpikir Kritis, Jurnal Ilmiah Multi Sciences, 2019, DOI:

https://doi.org/10.30599/jti.v11i2.454

Sibel Erduran, Shirley Simon, dan Jonathan Osborne, Tapping into

Argumentation: Developments in the Application of Toulmin’s Argumen

Pattern for Studying Science Discourse, Science Education, 2004, DOI:

https://doi.org/10.1002/sce.20012

Sugiyono. “Metode Penelitian Kualitatif”, Bandung: ALFABETA, 2018.


Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka: 1990)

Yuliastini, Rahayu, dan Fajaroh, POGIL Berkonteks Socio Scientific Issues (SSI)

dan Literasi Sains Siswa SMK, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan

IPA, 2016.

43
Zairina dan Hidayati, Analisis Ketermpilan Argumentasi Siswa SMP Berbantuan

Socio Scientific Issue Pemanasan Global, PENSA E-JURNAL: Pendidikan

IPS, 2022, DOI: https://doi.org/10.26858/retorika.v12i1.7372

44

Anda mungkin juga menyukai