Makna yang Terkandung dalam Sila Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab Sebagai dasar dari filsafat negara,maka sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem nilai. Oleh karena itu, hukum Pancasila benar-benar merupakan satu kesatuan. Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan satu sama lain, namun kesemuanya itu tidak lain merupakan suatu kesatuan yang sistematis. Sila Kemanusiaan Adil dan Sipil secara sistematis didasarkan dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, serta mendasari dan menjiwai ketiga sila berikutnya. Sila kemanusiaan sebagai landasan fundamental dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat. Nilai kemanusiaan ini didasarkan pada landasan filosofis antropologis yang menurutnya bahwa hakikat manusia adalah susunan kodrat rohani (jiwa) dan raga, fitrah individu dan makhluk sosial, kedudukan kodrat makhluk individu yang berdiri sendiri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha esa. Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai sikap moral dan perilaku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya. Dalam kehidupan bernegara harus selalu senantiasa dilandasi dilandasi oleh moral kemanusiaan antara lain dalam kehidupan pemerintahan negara, politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan serta dalam kehidupan keagamaan, Oleh karena itu, dalam kehidupan suatu negara harus dijiwai dengan moral kemanusiaan untuk saling menghormati sekalipun terdapat suatu perbedaan karena hal itu merupakan suatu bawaan kodrat manusia untuk saling menjaga keharmonisan dalam kehidupan bersama. Nilai kemanusiaan yang adil mengandung pengertian bahwa kodrat manusia sebagai makhluk yang terpelajar dan beradab harus bersifat adil. Hal ini mengandung pengertian bahwa fitrah manusia harus adil terhadap diri sendiri, adil terhadap sesama manusia, adil terhadap masyarakat bangsa dan negara, adil terhadap lingkungan negara, adil terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Konsekuensinya, nilai-nilai yang terkandung dalam kemanusiaan yang adil dan beradab adalah pembelaan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, pembelaan hak asasi manusia, penghormatan atas persamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, ras, keturunan, status sosial atau agama . Mengembangkan sikap saling mengasihi sesama manusia, toleransi, tidak semena- mena terhadap sesama manusia, mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan (Darmodihardjo, 1996). Nilai-nilai fundamental dari sila kedua meliputi peningkatan harkat, hak dan kewajiban warga negara, penghapusan penjajahan, kesengsaraan dan ketidakadilan dari muka bumi. Martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Itu tidak berarti bagi orang lain. Mendukung nilai-nilai kemanusiaan. Tertarik dengan kegiatan kemanusiaan. Memiliki keberanian untuk membela kebenaran dan keadilan, menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain. Sumber hukum dari sila kedua adalah a. Pembukaan UUD 1945 alinea pertama Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Alinea keempat, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada kemanusiaan yang adil dan beradab. b. Pasal 27, 28, 29, 30, dan 31 UUD 1945 Pasal 27 1. Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. 2. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan Pasal 28 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 29 1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Pasal 30 1. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara. 2. Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang- undang. Pasal 31 1. Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. 2. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang. c. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, memberikan petunjuk- petunjuk nyata dan jelas wujud pengamalan sila "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab