Anda di halaman 1dari 12

MM4

INSTRUMEN REGULASI DALAM PRAKTIK PEER TO PEER LENDING


DI INDONESIA YANG BERBASIS NILAI KEADILAN

Disusun oleh:

Vinzensia Nella Bannerara


NIM. 2108018010

Di bawah bimbingan:

Dr. Mahendra Putra Kurnia, S.H.,M,H. dan Dr. M. Fauzi, S.H., M.H.

Jumlah kata : ± …..

A. Latar Belakang

Financial Technology (Fintech) merupakan inovasi teknologi pada sektor keuangan


yang memadukan teknologi dan layanan keuangan,1 Fintech telah memberikan
banyak kontribusi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat terutama dalam aspek
ekonomi.2 Ada 4 jenis Fintech yang berkembang di Indonesia yaitu Peer to Peer
Lending dan Crowdfunding, Manajemen Risiko Investasi, Payment, Clearing dan
Settlement; dan Market Aggregator.3 Fintech memiliki sebuah produk jasa
keuangan yaitu Peer to Peer Lending,4 yakni sebuah layanan pinjam meminjam uang
dengan menggunakan teknologi sebagai perantara untuk mempertemukan pemberi
pinjaman dengan penerima pinjaman untuk melakukan perjanjian pinjam meminjam
dalam mata uang rupiah secara langsung melalui sistem elektronik dengan
menggunakan jaringan internet.5 Peer to Peer Lending ini memungkinkan peminjam
dan pemberi pinjaman untuk berinteraksi langsung secara online tanpa bank,
lembaga keuangan lain, dan/atau agunan.6 Perkembangan Peer to Peer Lending di

1
Kornelius Benuf, Rinitami Njatrijani,Ery Agus Priyono,Nur Adhim, 2020, Pengaturan Dan
Pengawasan Bisnis Financial Technology di Indonesia, Jurnal Hukum Bisnis dan Investasi, hlm 48.
Tersedia: https://journal.maranatha.edu/index.php/dialogia/article/view/2001 diakses 9 Mei 2022.
2
Jonathan Fu dan Mrinal Mishra, 2022, Fintech in the time of COVID : Technological adoption during
crises, Journal of Financial Intermediation, hlm 1. Tersedia: https://www.elsevier.com/locate/jfi
diakses 9 Mei 2022.
3
Rahma, T. I. F. 2018. Presepsi Masyarakat Kota Medan Terhadap Penggunaan Financial
Technology (Fintech). Jurnal Ekonomi Islam, hlm. 3. Tersedia:
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30821/ajei.v3i1.170. diakses 9 Mei 2022.
4
Antoni Tjandra, 2020, Kekosongan Norma Penentuan Bunga Pinjaman Financial Technology Peer To
Peer Lending, Jurnal Hukum Bisnis Bonum Commune Volume 3 Nomor 1, hlm. 91. Tersedia:
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/bonumcommune/article/view/3077 diakses 9 Mei 2022.
5
Lihat, Pasal 1 Peraturan POJK 77 Tahun 2016 Tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis
Teknologi Informasi.
6
Mingfeng Tang, Mei Mei, Cuiwen Li, Xingyang Lv, Xushuang Li4 dan Lihao Wang, 2020, How does
an individual’s default behavior on an online peer-to-peer lending platform influence an observer’s
Indonesia bermula pada Tahun 2015, secara garis besar Peer to Peer Lending memiliki
empat model bisnis yang sama dimasing-masing negara, penerapan ini disesuaikan
dengan target pasar dan kondisi dari masing-masing negara.7

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, per Maret Tahun 2022 jumlah Peer to
Peer Lending yang berizin di Otoritas Jasa Keuangan mencapai 102 perusahaan.8
Layanan keuangan Peer to Peer Lending sangat relevan dan menjadi angin segar
bagi Indonesia hal ini karena Indonesia masih perlu meningkatkan taraf inklusi
9
keuangan masyarakatnya. Pemerintah juga mendukung pertumbuhan Peer to Peer
Lending di Indonesia karena Peer to Peer Lending dapat membantu sektor lembaga
keuangan konvensional dalam memenuhi kebutuhan keuangan, terutama kebutuhan
modal usaha mikro kecil menengah (UMKM).10 Berdasarkan data akumulasi dari
Otoritas Jasa Keuangan volume pinjaman Peer to Peer Lending per Maret Tahun 2022
mencapai Rp 300 Milyar.11 Hal tersebut tentunya dapat mendorong pertumbuhan
inklusi keuangan, semakin tinggi inklusi keuangan maka semakin tinggi tingkat
pertumbuhan ekonomi di Indonesia,12 yang juga merupakan bagian dari upaya
pembangunan ekonomi.13 Financial Technology (Fintech) khususnya layanan Peer to

default intention, Journal Financial Innovation, hlm. 1. Tersedia: https://jfin-


swufe.springeropen.com/articles/10.1186/s40854-020-00197-y diakses 27 Mei 2022.
7
Sri Wahyuningsih, 2017, Implementasi Peer To Peer Lending Di Indonesia, Layanan Pembiayaan
Berbasis Financial Technology, Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis, diunduh dari
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/6115/5376 tanggal 23 April 2022
8
Publikasi OJK, Penyelenggara Fintech Lending Berizin di OJK per 2 Maret 2022. Tersedia:
https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/financial-technology/Pages/Penyelenggara-Fintech-Lending-
Berizin-di-OJK-per-2-Maret-2022.aspx diakses 9 Mei 2022.
9
Heryucha Romanna Tampubolon, 2019, Seluk-Beluk Peer To Peer Lending Sebagai
Wujud Baru Keuangan Di Indonesia, Jurnal Bina Mulia Hukum
Volume 3, Nomor 2, Maret 2019 P-ISSN: 2528-7273 E-ISSN: 2540-9034, hlm. 191. Tersedia :
http://jurnal.fh.unpad.ac.id/index.php/jbmh/article/view/142/84 diakses 23 Mei 2022.
10
Mudjahidin, Alifiansyah Arrizqy Hidayat dan Andre Parvian Aristio, 2022, Conceptual Model Of Use
Behavior For Peer-To-Peer Lending In Indonesia, Journal Procedia Computer Science 197 (2022)
215–222. hlm 1. Tersedia: https://www.sciencedirect.com diakses 9 Mei 2022.
11
Publikasi OJK, Statistik Fintech Lending Periode Maret 2022. Tersedia:
https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/data-dan-statistik/fintech/Pages/Statistik-Fintech-Lending-
Periode-Maret-2022.aspx diakses 9 Mei 2022.
12
Romadhona, S., M. Z. Hamzoh, and E. Sofilda, 2020, Fintech peer-to-peer lending sebagai peluang
peningkatan UMK di Indonesia. Media Ekonomi 26 (2): 121-12. Tersedia:
https://doi.org/10.25105/me.v26i2.5219 diakses 9 Mei 2022.
13
Asmah Savitri, Angga Syahputra, Husna Hayati dan Heny Rofizar, 2021, Pinjaman Online di Masa
Pandemi Covid-19 Bagi Masyarakat Aceh, Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Bisnis Volume 22, Hlm.
116-124. Diunduh dari file:///C:/Users/Anonymous/Downloads/693-1447-1-SM.pdf diakses tanggal
23 April 2022.
Peer Lending dapat dijadikan sebagai instrumen guna meningkatkan pertumbuhan
ekonomi.14

Namun, masifnya praktik Peer to Peer Lending dengan kurangnya


pengawasan dari aspek peraturan menghasilkan risiko keuangan yang signifikan.15
Peer to Peer Lending selain menjadi salah satu penyokong perekonomian juga tidak
lepas dari persoalan yang timbul sebagai dampak dari maraknya praktik Peer to Peer
Lending. Kasus yang diungkap oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta per
November 2021 sebanyak 7.200 pengaduan terkait masalah Peer to Peer Lending.16
Kasus Peer to Peer Lending yang terjadi seperti penyalahgunaan data pribadi yang
marak terjadi dalam praktik Peer to Peer Lending ,17 penentuan bunga pinjaman yang
tidak wajar serta mekanisme penagihan yang dapat menimbulkan suatu krimininalitas
dan lainnya,18 menjadi hal buruk yang sulit dihindari dalam tataran praktik Peer to
Peer Lending.

Peraturan tentang layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi


dan komunikasi,19 sebagai instrumen hukum yang mengatur tentang Peer to Peer
Lending belum mampu memberikan jaminan perlindungan hukum yang berbasis nilai
keadilan. Hal ini karena ketentuan dalam regulasi tersebut, belum mengakomodir
terkait kedudukan para pihak dalam perjanjian pinjam meminjam, batasan
pengambilan dan pengumpulan data pribadi, biaya administrasi dan suku bunga yang
wajar, mekanisme penagihan, dan penentuan sanksi pidana, serta mekanisme uji

14
Marinko Skare dan Domingo Riberio Soriano, 2021, How globalization is changing digital technology
adoption: An international perspective, Journal Innovation & Knowledge, hlm. 232. Tersedia:
http://https//www.journals.elsevier.com/journal-of-innovation-and-knowledge diakses tanggal 23
April 2022.
15
Angela Tritto, Yujia He, dan Victoria Amanda Junaedi, 2020, Governing the gold rush into emerging
markets: a case study of Indonesia’s regulatory responses to the expansion of Chinese-backed
online P2P lending, Journal Financial Innovation. hlm, 7. Tersedia: https://jfin-
swufe.springeropen.com/articles/10.1186/s40854-020-00202-4 diakses 27 Mei 2022.
16
Lihat , Kompas.com, (12 November 2021), Tatang Guritno, LBH Jakarta Terima
7.200 Laporan Masyarakat Terkait Masalah Pinjaman "Online" Tersedia:
https://nasional.kompas.com/read/2021/11/12/13354671/lbh-jakarta-terima-7200-laporan-
masyarakat-terkait-masalah-pinjaman-online diakses 23 April 2022.
17
Lihat, FinancialBisnis.com, Nindya Aldila, 06 Agustus 2019, Bandar Data Ilegal Bobol Fintech
Lending. Tersedia: https://finansial.bisnis.com/read/20190806/89/1132988/bandar-data-ilegal-
bobol-fintech-lending diakses 9 Mei 2022.
18
Lihat, Kabar24.com, Newswire , (21 Oktober 2021), Kasus Pinjol Ilegal di Sleman, Utang Rp 5 Juta,
Bayar Bunganya Rp 80 Juta Sebulan, Tersedia:
https://kabar24.bisnis.com/read/20211021/16/1456931/kasus-pinjol-ilegal-di-sleman-utang-rp-5-
juta-bayar-bunganya-rp-80-juta-sebulan. diakses 9 Mei 2022.
19
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77 Tahun 2016 Tentang layanan pinjam meminjam uang
berbasis teknologi informasi dan komunikasi
kelayakan pinjaman. Aspek yang belum terakomodir tersebut, menimbulkan batasan
terhadap akses jaminan perlindungan hukum pada tataran praktik Peer to Peer
Lending sebagai teknologi pada sektor keuangan yang seharusnya dapat
meningkatkan ekonomi yang berbasis nilai keadilan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana instrumen regulasi yang ideal pada tataran praktik
Peer to Peer Lending ?
2. Bagaimana aspek hukum yang dapat mengakomodir praktik
Peer to Peer Lending dalam ekonomi yang berbasis nilai keadilan ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini menyasar dua hal yang menjadi persoalan penelitian.
Pertama, menelusuri instrumen regulasi yang ideal pada tataran praktik Peer to Peer
Lending. Pada bagian ini menganalisis regulasi yang saat ini berlaku terhadap praktik
Peer to Peer Lending. Kedua, menjawab aspek hukum yang dapat mengakomodir
praktik Peer to Peer Lending dalam ekonomi yang berbasis nilai keadilan. Pada bagian
ini menganalisis dan membangun kontruksi argumentasi hukum yang dapat
ditawarkan sehingga dapat menjawab aspek hukum yang belum terakomodir pada
praktik Peer to Peer Lending dalam ekonomi yang berbasis nilai keadilan.

D. Landasan Teori

Revolusi 4.0 merupakan era yang sedang berjalan saat ini, ditandai dengan
kemunculan super komputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa
genetik dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih
mengoptimalkan fungsi otak.20 Dampak Revolusi 4.0 terhadap model bisnis dalam
sektor keuangan adalah fenomena Financial Technology (Fintech) yang tengah
berkembang pesat di masyarakat, meliputi diantaranya asset management, e-money,
peer to peer lending, payment gateway, shares remittance dan digital payments.21

20
Hari Sutra Disemadi,Cindy Kan, 2021, Tantangan Penegakan Hukum Hak Kekayaan Intelektual
dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era Revolusi Industri 4.0, Jurnal Komunikasi Hukum
Volume 7 Nomber 1, Februari 2021P-ISSN: 2356-4164, E-ISSN: 2407-4276, hlm 56. Tersedia:
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jkh/article/view/31457/17383 diakses 23 Mei 2022.
21
Kukuh Komandoko, 2018, Revolusi 4.0 dan Standar Profesi, Jurnal Hukum dan Pasar Modal, Vol.
VIII, Issue No. 16, hlm. 27-44, hlm. 7. Tersedia:
https://www.academia.edu/38229715/Revolusi_4_0_dan_Standar_Profesi?auto=citations&from=co
ver_page diakes 23 Mei 2022.
Peer to Peer Lending menggambarkan interaksi antara dua pihak, yakni pihak
pemberi pinjaman (Lender) dengan penerima pinjaman (Borrower),22 kegiatan usaha
Peer to Peer Lending ini memudahkan masyarakat yang ingin membutuhkan bantuan
dana dengan mudah, sederhana, yaitu hanya dengan meminjam uang secara online
melalui telepon seluler tanpa harus keluar rumah dan datang ke bank.23

Kehadiran Peer to Peer Lending di Indonesia yaitu untuk mendorong


pemerataan tingkat kesejahteraan penduduk, membantu pemenuhan
kebutuhan pembiayaan dalam negeri yang masih sangat besar, mendorong
distribusi pembiayaan nasional yang masih belum merata, meningkatkan inklusi
keuangan serta mendorong kemampuan ekspor UMKM yang saat ini masih
rendah di Indonesia, sehingga tidak lagi hanya semata-mata mengandalkan pinjaman
bank untuk mendapatkan modal usaha,24 dengan meningkatkan inklusi keuangan
masyarakat itu berarti bahwa semakin banyak masyarakat yang dapat mengakses
lembaga keuangan, yang memanfaatkan produk-produk keuangan maka akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga pada akhirnya akan
menurunkan tingkat ketimpangan pendapatan,25 dalam pembangunan nasional suatu
negara, tentunya akan selalu berkaitan dengan pendanaan, baik yang masuk ke
negara sebagai modal perputaran roda perekonomian, maupun dana yang disalurkan
kepada masyarakat untuk mendongkrak perekonomian di tengah masyarakat.26

Peran hukum ialah bertujuan untuk melindungi, mengatur dan


merencanakan kehidupan ekonomi sehingga dinamika kegiatan ekonomi dapat
diarahkan kepada kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.27

22
Alistair Milne dan Paul Parboteeah, 2016, The Business Models and Economics of Peer-to-Peer
Lending, Journal ECRI Research Report, 2016, No 17, hlm. 2. Tersedia:
https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2763682 diakses 23 Mei 2022.
23
Azmi Aulia Rahmi, 2020, Perlindungan Konsumen Dalam Penggunaan Layanan Pinjam Meminjam
Berbasis Teknologi Peer To Peer Lending, Jurnal Universitas Lambung Mangkurat, Vol 5, No 2, hlm.
202. Tersedia: https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/blj/article/view/9782 diakses 10 Mei 2022
24
Serlika Aprita, 2021, Peranan Peer To Peer Lending Dalam Menyalurkan Pendanaan Pada Usaha
Kecil Dan Menengah, Jurnal Hukum Samudra Keadilan Volume 16 Nomor 1, hlm. 39. Tersedia:
https://www.ejurnalunsam.id/index.php/jhsk/article/view/3407/2534 diakses 23 Mei 2022
25
Ayu Risqita Sari, Birgitta Dian Saraswati, 2019, Analisis Pengaruh Fintechp2p Lendingdan Kredit
Bank Umum Terhadap Ketimpangan Pendapatan, Jurnal Dekat Dinamika Ekonomi Rakyat, hlm. 5.
Tersedia: https://ejournal.uksw.edu/dekat. Diakses 23 Mei 2022.
26
Margareta Sevilla Rosa Angelin, 2022, Hilangnya Esensi “Persetujuan” dalam Jaminan Perorangan
pada Praktik Pinjaman Online, Jurnal Ilmu Hukum Volume 18 Nomor 1, hlm. 27. Tersedia:
http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/dih/article/view/5882 diakses 23 Mei 2022.
27
Dr. Zulfi Diane Zaini, S.H., M.H, 2012, Perspektif Hukum Sebagai Landasan Pembangunan
Ekonomidi Indonesia (Sebuah Pendekatan Filsafat), Jurnal Hukum Fakultas Hukum Unissula Vol 28,
Namun, sebaliknya jika hukum tidak mampu berperan secara efektif, maka
dapat dipastikan akan berdampak buruk terhadap pembangunan ekonomi.28 Hal ini
sejalan dengan ajaran Utilitarianisme yang fundamental di dalam Economic Analysis Of
Law yang menyatakan bahwa regulasi akan menjadi efisien apabila bentuk
penyalurannya mampu menghasilkan manfaat atau keuntungan. Efisiensi yang
ditawarkan oleh ilmu ekonomi yang untuk menentukan aspek inti regulasi sehingga
tepat sesuai dengan peruntukan dan tujuannya dalam rangka meningkatkan fungsi
hukum.29 Keadaan ekonomi dalam efisiensi Pareto apabila hukum dapat memberikan
keuntungan30 dan efisiensi Kaldor-Hicks menyatakan bahwa regulasi atau hukum dapat
dikatakan efisien apabila pihak yang diuntungkan masih lebih besar dibandingkan
pihak yang dirugikan .31 Konsep-konsep efisiensi semacam ini mengarah kepada unsur
keadilan dalam hukum.32

Negara yang kuat adalah negara yang menjadikan hukum sebagai panglima,
bangsa yang mandiri adalah bangsa yang menjadikan keadilan sebagai pondasi.33
Aturan-aturan hukum yang diterapkan dalam masyarakat harus mencerminkan
kesadaran dan rasa keadilan sesuai dengan kepribadian dan falsafah hidup bangsa
Indonesia.34 Terkait keadilan, John Rawls menjelaskan bahwa setiap orang memliki
hak menikmati nilai-nilai dan sumber daya sosial yang sama, sekaligus memiliki
kewajiban untuk menciptakan kemungkinan yang membawa manfaat bagi masyarakat
secara keseluruhan. Tiga hak dan kewajiban dari setiap anggota masyarakat, yakni

No 2, hlm. 931. Tersedia: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/jurnalhukum/article/view/220/196


diakses 10 Mei 2022
28
Dr. Zulfi Diane Zaini, S.H., M.H, 2015, Kedudukan Hukum Ekonomi Indonesia Dalam Perspektif
Globalisasi Perdagangan, Buletin Hukum Kebanksentralan, hlm. 36. Tersedia:
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_258120024618.pdf
diakses 23 Mei 2022.
29
Fajar Sugianto, Velliana Tanaya, dan Veronica Putri, 2021, Penilaian Efisiensi Ekonomi dalam
Penyusunan Langkah Strategis Terhadap Regulasi, Jurnal Rechtsvinding Media Pembinaan HUkum
Nasional Volume 10 Nomor 3, hlm 453. Tersedia:
https://rechtsvinding.bphn.go.id/ejournal/index.php/jrv/article/view/694/277 diakses 23 Mei 2022
30
Fajar Sugianto, 2013, Efisiensi Ekonomi Sebagai Remedy Hukum, Jurnal Ilmu Hukum Pebruari 2013,
Vol. 9, No. 18, hlm. 87, Tersedia: https://media.neliti.com/media/publications/240051-efisiensi-
ekonomi-sebagai-remedy-hukum-dbad6f17.pdf diakses 23 Mei 2022.
31
Eka An Aqimuddin, 2018, Pendekatan Hukum Dan Ekonomi Terhadap Hukum Internasional: Menyigi
Rasionalitas Negara, Jurnal Law Review Volume XVIII, No. 2, hlm 186. Tersedia:
https://scholar.google.com/citations?view_op=list_works&hl=en&hl=en&user=9hIirQgAAAAJ&page
size=80 diakses 23 Mei 2022.
32
Ibid.
33
Hasat, 2015, Keadilan sebagai Prinsip Negara Hukum: Tinjauan Teores dalam Konsep Demokrasi,
Jurnal Ilmu Hukum Pajadjaran, Vol 2, No 2, hlm 390. Tersedia:
http://jurnal.unpad.ac.id/pjih/article/view/7335/3371 diakses 24 Mei 2022.
34
Asep Warlan Yusuf, 2015, Hukum dan Keadilan, Jurnal Ilmu Hukum Pajadjaran Vol 2, No 1, hlm. 4.
Tersedia: http://journal.unpad.ac.id/pjih/article/view/7280/3349 diakses 24 Mei 2022.
keadilan dalam penataan ekonomi, penataan sistem sosial dasar, dan kontribusi secara
adil antar generasi.35 Sedangkan keadilan sosial,36 menyangkut kepentingan
masyarakat dengan sendirinya, individu yang berkeadilan sosial itu harus
menyisihkan kebebasan individunya untuk kepentingan individu yang
lainnya,37 dengan demikian keberadaan hukum bukan hanya berupaya menciptakan
keadilan yang bersifat umum, melainkan hukum itu sendiri membawa kemanfaatan
dan oleh karenanya hukum menjadi tetap tujuan hukum yang paling banyak berguna
(doelmatig) bagi semua orang, tanpa kecuali.38 Artinya kemanfaatan menjadi ukuran
yang menentukan keadilan.39

Penyelengaraan layanan Peer to Peer Lending khususnya terkait dengan regulasi


atau sistem pengaturan terhadap keseluruhan kegiatan penyelenggaraan kegiatan
Peer to Peer Lending terkhusus terhadap perlindungan hukum tentang penggunaan
layanan Peer to Peer Lending di Indonesia dapat juga dilihat menggunakan teori
perlindungan hukum. Perlindungan hukum akan menjadi hak bagi warga negara dan di
sisi lain perlindungan hukum menjadi kewajiban bagi negara.40 Berkaitan dengan
konsumen, berarti hukum memberikan perlindungan terhadap hak-hak pengguna dari
layanan Peer to Peer Lending yang mengakibatkan tidak terpenuhinya hak-hak
tersebut.41

E. Keaslian Penelitian

Setidaknya terdapat tiga penelitian terdahulu yang memiliki irisan kemiripan tema
atau materi dengan penelitian Penulis yaitu:

35
Ibid. hlm, 5.
36
Hans Kelsen, dalam Jimly Asshiddiqie dan Ali Safa’at. 2006, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum,
Sekretariat Jendral Dan Kepaniteraan MK, Jakarta, hlm 8. Tersedia:
http://safaat.lecture.ub.ac.id/2011/11/teori-hans-kelsen-tentang-hukum/ diakses 24 Mei 2022.
37
Farida Sekti Pahlevi, 2016, Revitalisasi Pancasila dalam Penegakan hukum Yang Berkeadilan Di
Indonesia, Jurnal Kajian Hukum dan Sosial Vol 13 Nomor 2, hlm. 14. Tersedia:
https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/justicia/article/view/585/522 diakses 24 Mei 2022.
38
Ibnu Artadi, 2006, Hukum : Antara Nilai-Nilai Kepastian, Kemanfaatan Dan Keadilan, Jurnal Ilmiah
Hukum dan Dinamika Masyarakat Vol 4 Nomor 1, hlm 74. Tersedia:
http://jurnal.untagsmg.ac.id/index.php/hdm/article/view/362/415 diakses 24 Mei 2022.
39
Khairul Fahmi, 2016, Menelusuri Konsep Keadilan Pemilihan Umum Menurut Uud 1945, Jurnal Cita
Hukum, 4 (2), hlm 173. Tersedia:
https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/citahukum/article/view/4098/3085 diakses 24 Mei 2022.
40
Wahyu Simon Tampubolon, 2016, Upaya Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Ditinjau Dari
Undang Undang Perlindungan Konsumen, Jurnal Ilmiah Advokasi Fakultas Hukum Universitas
Labuhanbatu, Vol 4 No 1. hlm, 55. Tersedia:
https://jurnal.ulb.ac.id/index.php/advokasi/article/view/356/342 diakses 24 Mei 2022.
41
Desy Ary Setyawati, Dahlan, dan M. Nur Rasyid, Perlindungan Bagi Hak Konsumen dan Tanggung
Jawab Pelaku Usaha dalam Perjanjian Transaksi Elektronik, Law Journal Syiah Kuala, Vol 1 No. 13,
hlm. 36. Tersedia: https://doi.org/10.24815/sklj.v1i3.9638 diakses 24 Mei 2022.
1. Rinitami Njatrijani, 2019, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Perkembangan Regulasi dan
Pengawasan Financial Technology di Indonesia. Penelitian ini meneliti fleksibilitas
layanan keuangan dan aspek perlindungan hukum dalam Fintech.
2. Alifia Salvasani, Munawar Kholil, 2020, Jurnal Privat Law, Penanganan Terhadap
Financial Technology Peer-To-Peer Lending Ilegal melalui Otoritas Jasa Keuangan
(Studi Pada OJK Jakarta Pusat). Penelitian ini menggambarkan peranan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) dalam menangani financial technology (fintech) peer-to-
peer (P2P) lending ilegal di Indonesia.
3. Otih Handayani dan Adi Sulistiyono, 2020, Jurnal, Pembadanan Hukum Fintech
sebagai Instrumen Pengaturan Persaingan Usaha yang Sehat, meneliti
kelemahan instrumen hukum Fintech yang berdampak pada terjadinya
persaingan usaha yang tidak sehat.

F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Doctrinal yang mengandung karakter
normatif dengan sasaran penelitian pada sekumpulan norma, pada tingkat aplikasi,
atau kedalaman penelitian.42 Pendekatan ini sampai pada menganalisis legal theory,
jurisprudence, dan legal philosopy. Serta tidak menghindari penggunaan fakta tertentu
sebagai pendukung dalam analisis penelitian.43 Dalam pendekatan ini penulis
yang ideal pada tataran praktik
menganalisis instrumen regulasi
Peer to Peer Lending dan aspek hukum yang dapat mengakomodir praktik
Peer to Peer Lending dalam ekonomi yang berbasis nilai keadilan melalui teori hukum,
prinsip, dan doktrin hukum.
2. Sumber Bahan Hukum
Sumber bahan hukum yang digunakan memiliki pengaruh yang besar, dalam
penelitian ini sumber bahan hukumnya terdiri dari:
Pertama, bahan hukum primer berupa ketentuan perundang-undangan yang
relevan dan berkaitan dengan penelitian ini, yakni: UUD NRI 1945, Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (UUPK.
Kedua, bahan hukum sekunder berupa buku, jurnal, hasil penelitian terdahulu, dan
literatur lain yang berkaitan. Ketiga, bahan hukum tersier berupa Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Kamus hukum dan Ensiklopedia.

42
Muhamad Muhdar, 2019, Penelitian Doctrinal dan Non Doctrinal Pendekatan Aplikatif dalam Penelitian Hukum.
Mulawarman University Press. Samarinda, hlm 9-12.
43
Ibid.
3. Analisis Bahan Hukum

Bahan hukum yang diperoleh selama penelitian akan dianalisis secara mendalam
untuk mendeskripsikan jawaban atas penelitian yaitu:
Rumusan Masalah (R1):
Terkait dengan instrumen regulasi yang ideal pada tataran praktik Peer to Peer
Lending, analisis menelusuri pengaturan terkait Financial Technology terutama
layanan Peer to Peer Lending, dan perdebatan hukum secara teoritik yang terkait
dengan optimalisasi regulasi yang ada serta analisa terhadap fakta dan kejadian
permasalahan dalam praktik Peer to Peer Lending. Kemudian melakukan interpretasi
mendalam mengenai regulasi yang ideal, dengan basis teori-teori hukum yang telah
mapan secara teoritik.
Rumusan Masalah (R2):
Terkait dengan aspek hukum yang dapat mengakomodir Peer to Peer Lending
dalam ekonomi yang berbasis nilai keadilan, analisis dilakukan dengan interpretasi
hasil studi kepustakaan dan konstruksi argumentasi hukum. Basis penjelasan analisis
dan argumentasi hukum akan menggunakan analisis teoritik konsep aspek hukum
peer to peer lending, teori keadilan, teori efisiensi, dan teori perlindungan hukum.
4. Alokasi Waktu Penelitian
Tahapan dalam penelitian yaitu, penyusunan desain penelitian, seminar desain
penelitian, studi pustaka dan penelitian, penyusunan laporan, serta publikasi. Semua
tahapan akan dilaksanakan selama delapan bulan.

Daftar Referensi

Alistair Milne dan Paul Parboteeah, 2016, The Business Models and Economics of Peer-to-
Peer Lending, Journal ECRI Research Report, 2016, No 17, hlm. 2. Tersedia:
https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2763682
Angela Tritto, Yujia He, dan Victoria Amanda Junaedi, 2020, Governing the gold rush into
emerging markets: a case study of Indonesia’s regulatory responses to the
expansion of Chinese-backed online P2P lending, Journal Financial Innovation.
hlm, 7. Tersedia: https://jfin-swufe.springeropen.com/articles/10.1186/s40854-
020-00202-4 diakses 27 Mei 2022.
Antoni Tjandra, 2020, Kekosongan Norma Penentuan Bunga Pinjaman Financial Technology
Peer To Peer Lending, Jurnal Hukum Bisnis Bonum Commune Volume 3 Nomor 1,
hlm. 91. Tersedia: https://jurnal.untag-
sby.ac.id/index.php/bonumcommune/article/view/3077 diakses 9 Mei 2022.
Asep Warlan Yusuf, 2015, Hukum dan Keadilan, Jurnal Ilmu Hukum Pajadjaran Vol 2, No 1,
hlm. 4. Tersedia: http://journal.unpad.ac.id/pjih/article/view/7280/3349 diakses
24 Mei 2022.
Asmah Savitri, Angga Syahputra, Husna Hayati dan Heny Rofizar, 2021, Pinjaman Online di
Masa Pandemi Covid-19 Bagi Masyarakat Aceh, Jurnal Ekonomi Manajemen Dan
Bisnis Volume 22, Hlm. 116-124. Diunduh dari
file:///C:/Users/Anonymous/Downloads/693-1447-1-SM.pdf diakses tanggal 23
April 2022.

Ayu Risqita Sari, Birgitta Dian Saraswati, 2019, Analisis Pengaruh Fintechp2p Lendingdan
Kredit Bank Umum Terhadap Ketimpangan Pendapatan, Jurnal Dekat Dinamika
Ekonomi Rakyat, hlm. 5. Tersedia: https://ejournal.uksw.edu/dekat.
Azmi Aulia Rahmi, 2020, Perlindungan Konsumen Dalam Penggunaan Layanan Pinjam
Meminjam Berbasis Teknologi Peer To Peer Lending, Jurnal Universitas Lambung
Mangkurat, Vol 5, No 2, hlm. 202. Tersedia:
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/blj/article/view/9782. diakses 10 Mei
2022
Desy Ary Setyawati, Dahlan, dan M. Nur Rasyid, Perlindungan Bagi Hak Konsumen dan
Tanggung Jawab Pelaku Usaha dalam Perjanjian Transaksi Elektronik, Law Journal
Syiah Kuala, Vol 1 No. 13, hlm. 36. Tersedia:
https://doi.org/10.24815/sklj.v1i3.9638 diakses 24 Mei 2022.
Eka An Aqimuddin, 2018, Pendekatan Hukum Dan Ekonomi Terhadap Hukum Internasional:
Menyigi Rasionalitas Negara, Jurnal Law Review Volume XVIII, No. 2, hlm 186.
Tersedia:
https://scholar.google.com/citations?view_op=list_works&hl=en&hl=en&user=9hI
irQgAAAAJ&pagesize=80
Fajar Sugianto, 2013, Efisiensi Ekonomi Sebagai Remedy Hukum, Jurnal Ilmu Hukum
Pebruari 2013, Vol. 9, No. 18, hlm. 87, Tersedia:
https://media.neliti.com/media/publications/240051-efisiensi-ekonomi-sebagai-
remedy-hukum-dbad6f17.pdf diakses 23 Mei 2022.
Fajar Sugianto, Velliana Tanaya, dan Veronica Putri, 2021, Penilaian Efisiensi Ekonomi dalam
Penyusunan Langkah Strategis Terhadap Regulasi, Jurnal Rechtsvinding Media
Pembinaan HUkum Nasional Volume 10 Nomor 3, hlm 453. Tersedia:
https://rechtsvinding.bphn.go.id/ejournal/index.php/jrv/article/view/694/277
diakses 23 Mei 2022
Farida Sekti Pahlevi, 2016, Revitalisasi Pancasila dalam Penegakan hukum Yang Berkeadilan
Di Indonesia, Jurnal Kajian Hukum dan Sosial Vol 13 Nomor 2, hlm. 14. Tersedia:
https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/justicia/article/view/585/522 diakses
24 Mei 2022.
FinancialBisnis.com, Nindya Aldila, 06 Agustus 2019, Bandar Data Ilegal Bobol Fintech
Lending. Tersedia:
https://finansial.bisnis.com/read/20190806/89/1132988/bandar-data-ilegal-bobol-
fintech-lending. diakses 9 Mei 2022.
Hans Kelsen, dalam Jimly Asshiddiqie dan Ali Safa’at. 2006, Teori Hans Kelsen Tentang
Hukum, Sekretariat Jendral Dan Kepaniteraan MK, Jakarta, hlm 8. Tersedia:
http://safaat.lecture.ub.ac.id/2011/11/teori-hans-kelsen-tentang-hukum/ diakses
24 Mei 2022.
Hari Sutra Disemadi,Cindy Kan, 2021, Tantangan Penegakan Hukum Hak Kekayaan
Intelektual dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era Revolusi Industri 4.0,
Jurnal Komunikasi Hukum Volume 7 Nomber 1, Februari 2021P-ISSN: 2356-4164,
E-ISSN: 2407-4276, hlm 56. Tersedia:
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jkh/article/view/31457/17383 diakses
23 Mei 2022.
Hasat, 2015, Keadilan sebagai Prinsip Negara Hukum: Tinjauan Teores dalam Konsep
Demokrasi, Jurnal Ilmu Hukum Pajadjaran, Vol 2, No 2, hlm 390. Tersedia:
http://jurnal.unpad.ac.id/pjih/article/view/7335/3371 diakses 24 Mei 2022.
Heryucha Romanna Tampubolon, 2019, Seluk-Beluk Peer To Peer Lending Sebagai
Wujud Baru Keuangan Di Indonesia, Jurnal Bina Mulia Hukum
Volume 3, Nomor 2, Maret 2019 P-ISSN: 2528-7273 E-ISSN: 2540-9034, hlm.
191. Tersedia : http://jurnal.fh.unpad.ac.id/index.php/jbmh/article/view/142/84
diakses 23 Mei 2022.
Ibnu Artadi, 2006, Hukum : Antara Nilai-Nilai Kepastian, Kemanfaatan Dan Keadilan, Jurnal
Ilmiah Hukum dan Dinamika Masyarakat Vol 4 Nomor 1, hlm 74. Tersedia:
http://jurnal.untagsmg.ac.id/index.php/hdm/article/view/362/415 diakses 24 Mei
2022.
Jonathan Fu dan Mrinal Mishra, 2022, Fintech in the time of COVID : Technological adoption
during crises, Journal of Financial Intermediation, hlm 1. Tersedia:
https://www.elsevier.com/locate/jfi diakses 9 Mei 2022.
Kabar24.com, Newswire , (21 Oktober 2021), Kasus Pinjol Ilegal di Sleman, Utang Rp 5
Juta, Bayar Bunganya Rp 80 Juta Sebulan, Tersedia:
https://kabar24.bisnis.com/read/20211021/16/1456931/kasus-pinjol-ilegal-di-
sleman-utang-rp-5-juta-bayar-bunganya-rp-80-juta-sebulan. diakses 9 Mei 2022.
Khairul Fahmi, 2016, Menelusuri Konsep Keadilan Pemilihan Umum Menurut Uud 1945,
Jurnal Cita Hukum, 4 (2), hlm 173. Tersedia:
https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/citahukum/article/view/4098/3085 diakses
24 Mei 2022.
Kompas.com, (12 November 2021), Tatang Guritno, LBH Jakarta Terima
7.200 Laporan Masyarakat Terkait Masalah Pinjaman "Online" Tersedia:
https://nasional.kompas.com/read/2021/11/12/13354671/lbh-jakarta-terima-
7200-laporan-masyarakat-terkait-masalah-pinjaman-online diakses 23 April 2022.
Kornelius Benuf, Rinitami Njatrijani,Ery Agus Priyono,Nur Adhim, 2020, Pengaturan Dan
Pengawasan Bisnis Financial Technology di Indonesia, Jurnal Hukum Bisnis dan
Investasi, hlm 48. Tersedia:
https://journal.maranatha.edu/index.php/dialogia/article/view/2001 diakses 9 Mei
2022.
Kukuh Komandoko, 2018, Revolusi 4.0 dan Standar Profesi, Jurnal Hukum dan Pasar Modal,
Vol. VIII, Issue No. 16, hlm. 27-44, hlm. 7. Tersedia:
https://www.academia.edu/38229715/Revolusi_4_0_dan_Standar_Profesi?auto=ci
tations&from=cover_page
Margareta Sevilla Rosa Angelin, 2022, Hilangnya Esensi “Persetujuan” dalam Jaminan
Perorangan pada Praktik Pinjaman Online, Jurnal Ilmu Hukum Volume 18 Nomor
1, hlm. 27. Tersedia: http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/dih/article/view/5882
. diakses 23 Mei 2022.
Marinko Skare dan Domingo Riberio Soriano, 2021, How globalization is changing digital
technology adoption: An international perspective, Journal Innovation &
Knowledge, hlm. 232. Tersedia: http://https//www.journals.elsevier.com/journal-
of-innovation-and-knowledge. diakses tanggal 23 April 2022.
Mingfeng Tang, Mei Mei, Cuiwen Li, Xingyang Lv, Xushuang Li4 dan Lihao Wang, 2020, How
does an individual’s default behavior on an online peer-to-peer lending platform
influence an observer’s default intention, Journal Financial Innovation, hlm. 1.
Tersedia: https://jfin-swufe.springeropen.com/articles/10.1186/s40854-020-
00197-y. diakses 27 Mei 2022.
Mudjahidin, Alifiansyah Arrizqy Hidayat dan Andre Parvian Aristio, 2022, Conceptual Model
Of Use Behavior For Peer-To-Peer Lending In Indonesia, Journal Procedia
Computer Science 197 (2022) 215–222. hlm 1. Tersedia:
https://www.sciencedirect.com diakses 9 Mei 2022.
Muhamad Muhdar, 2019, Penelitian Doctrinal dan Non Doctrinal Pendekatan Aplikatif dalam
Penelitian Hukum. Mulawarman University Press. Samarinda, hlm 9-12.
Publikasi OJK, Penyelenggara Fintech Lending Berizin di OJK per 2 Maret 2022. Tersedia:
https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/financial-technology/Pages/Penyelenggara-
Fintech-Lending-Berizin-di-OJK-per-2-Maret-2022.aspx diakses 9 Mei 2022.
Publikasi OJK, Statistik Fintech Lending Periode Maret 2022. Tersedia:
https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/data-dan-statistik/fintech/Pages/Statistik-
Fintech-Lending-Periode-Maret-2022.aspx diakses 9 Mei 2022.
Rahma, T. I. F. 2018. Presepsi Masyarakat Kota Medan Terhadap Penggunaan
Financial Technology (Fintech). Jurnal Ekonomi Islam, hlm. 3. Tersedia:
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30821/ajei.v3i1.170. diakses 9 Mei 2022.
Romadhona, S., M. Z. Hamzoh, and E. Sofilda, 2020, Fintech peer-to-peer lending sebagai
peluang peningkatan UMK di Indonesia. Media Ekonomi 26 (2): 121-12.
Serlika Aprita, 2021, Peranan Peer To Peer Lending Dalam Menyalurkan Pendanaan Pada
Usaha Kecil Dan Menengah, Jurnal Hukum Samudra Keadilan Volume 16 Nomor 1,
hlm. 39. Tersedia:
https://www.ejurnalunsam.id/index.php/jhsk/article/view/3407/2534
Sri Wahyuningsih, 2017, Implementasi Peer To Peer Lending Di Indonesia, Layanan
Pembiayaan Berbasis Financial Technology, Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
diunduh dari https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/6115/5376
pada tanggal 23 April 2022
Wahyu Simon Tampubolon, 2016, Upaya Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Ditinjau Dari
Undang Undang Perlindungan Konsumen, Jurnal Ilmiah Advokasi Fakultas Hukum
Universitas Labuhanbatu, Vol 4 No 1. hlm, 55. Tersedia:
https://jurnal.ulb.ac.id/index.php/advokasi/article/view/356/342 diakses 24 Mei
2022.
Zulfi Diane Zaini, 2012, Perspektif Hukum Sebagai Landasan Pembangunan Ekonomi di
Indonesia (Sebuah Pendekatan Filsafat), Jurnal Hukum Fakultas Hukum Unissula
Vol 28, No 2, hlm. 931. Tersedia:
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/jurnalhukum/article/view/220/196. diakses
10 Mei 2022
Zulfi Diane Zaini, 2015, Kedudukan Hukum Ekonomi Indonesia Dalam Perspektif Globalisasi
Perdagangan, Buletin Hukum Kebanksentralan, hlm. 36. Tersedia:
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_25812
0024618.pdf diakses 23 Mei 2022.

Anda mungkin juga menyukai