Pelatihan Kebijakan
Pengelolaan Sumber Daya
Alam Dan
Lingkungan Hidup
Indonesia
2021
YAYASAN
AURIGA NUSANTARA
Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan
Lingkungan Hidup Indonesia
II. ANTI-SLAPP:
PERLINDUNGAN PARTISIPASI
PUBLIK (DARI TUNTUTAN
PIDANA)
Anti-Strategic Lawsuit/Litigation Against Public proses partisipasi publik. Kedua, jaminan perlindungan
Participation (Anti-SLAPP) merupakan suatu bentuk hukum bagi masyarakat yang menjalankan partisipasi
perlindungan hukum yang diberikan kepada masyarakat publik dari perlawanan pihak lainnya, yang
dalam melakukan partisipasi publik sebagaimana hak kepentingannya terusik. Adapun perlindungan tersebut
yang telah dijamin oleh hukum atau peraturan dapat ditemukan dalam Pasal 66 UU No. 32/2009:
perundang-undangan. Dengan demikian, jaminan
hukum terhadap partisipasi publik secara ideal “Setiap orang yang memperjuangkan hak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat tidak
setidaknya harus mencakup dua hal. Pertama, jaminan
hak akses untuk melaksanakan atau menjalankan dapat dituntut secara
pidana maupun digugat secara perdata.” [Penjelasan: satu bentuk partisipasi yang dikehendaki oleh UU.
Ketentuan ini dimaksudkan untuk melindungi korban Dalam rapat Panja tanggal 28 Juli 2009, Rapiuddin
dan/atau pelapor yang menempuh cara hukum akibat Hamarung (Komisi VII DPR RI) selaku ketua rapat
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. kembali menyampaikan usulan dari masyarakat sipil
Perlindungan ini dimaksudkan untuk mencegah tindakan mengenai konsep perlindungan bagi masyarakat yang
pembalasan dari terlapor melalui pemidanaan dan/ memperjuangkan lingkungan hidup. Adapun ketentuan
atau gugatan perdata dengan tetap pasal yang diusulkan adalah……………yang
memperhatikan kemandirian peradilan.] memperjuangkan hak asasi lingkungan hidup yang
sehat yang dilandasi iktikad baik tidak dapat dituntut
Secara historis, rumusan Pasal 66 UU 32/2009 ini secara pidana maupun digugat secara perdata. Simon
diusulkan dan dibahas berdasarkan latar belakang Patrice (Anggota Komisi VII) mengomentari usulan ini
banyaknya pembungkaman atau perlawanan terhadap dengan memaparkan bahwa perlu dirumuskan sebuah
masyarakat yang memperjuangkan hak atas lingkungan aturan untuk melindungi peran serta masyarakat dalam
yang baik dan sehat. Padahal, upaya masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup karena banyak sekali terjadi
memperjuangkan haknya tersebut merupakan salah kasus penuntutan yang
Court of the Phillipines, mendefinisikan SLAPP public afairs, and deter others from participating in
sebagai: discussion on matters of public interest” [Terjemahan
bebas: “... gugatan yang dimulai terhadap satu atau
“An action whether civil, criminal or administrative, lebih individu atau kelompok yang berbicara atau
brought against any person, institution or any mengambil posisi pada suatu masalah kepentingan
government agency or local government unit or its publik. SLAPP menggunakan sistem pengadilan
ofcials and employees, with the intent to harass, untuk membatasi keefektifan ucapan atau perilaku
vex, exert undue pressure or stifle any legal pihak lawan. SLAPP dapat mengintimidasi lawan,
resources that such person, institution or menghabiskan sumber daya mereka, mengurangi
government agency has taken or may take in the kemampuan mereka atau berpartisipasi dalam
enforcement of environmental laws, protection of urusan publik, dan menghalangi orang lain untuk
the environment or assertation of environmental berpartisipasi dalam diskusi tentang masalah
rights.” [Terjemahan bebas: “Tindakan baik perdata, kepentingan publik “]
pidana atau administratif, yang dilakukan terhadap
siapa pun, lembaga atau lembaga pemerintah atau Berdasarkan perdebatan dalam pembahasan Pasal 66
unit pemerintah daerah atau pejabat dan UU No. 32 Tahun 2009 dan definisi SLAPP yang ada,
karyawannya, dengan maksud untuk mengganggu, dapat disimpulkan beberapa kriteria untuk menilai suatu
menyusahkan, memberikan tekanan yang tidak tindakan hukum sebagai SLAPP, yakni:
semestinya, atau melumpuhkan sumber daya
(1) Perkara hukum yang dilancarkan baik dalam bentuk
hukum apa pun yang dimiliki orang tersebut,
gugatan ataupun laporan pidana memiliki motif
lembaga atau lembaga pemerintah telah mengambil
tersembunyi untuk memberikan gangguan
atau mungkin mengambil dalam penegakan hukum
(harassment), menyusahkan (vexatious),
lingkungan, perlindungan lingkungan atau
memberikan tekanan (pressure) yang tidak
penegasan hak
semestinya, mengintimidasi (intimidating) dan
lingkungan. “]
melemahkan sumber daya daripada pihak atau
2. Protection of Public Participation Act 2013, masyarakat, yang sebelumnya melakukan
Ontario, Kanada, mendefinsikan SLAPP: partisipasi memperjuangkan kepentingan publik atau
lingkungan.
“...a lawsuit initiated against one or more individuals
or groups that speak out or take a position on an (2) Terdapat bentuk-bentuk tindakan partisipasi
issue of public interest. SLAPPs use the court masyarakat yang telah
system to limit the efectiveness of the opposing dilakukan sebelumnya (keluhan,
party’s speech or conduct. SLAPPs can intimidate pengaduan, tuntutan dan tindakan tindakan
opponents, deplete partisipasi lainnya)
their resources, reduce their ability or participate in dengan masalah lingkungan yang
(4) Karena motif SLAPP adalah untuk melancarkan yang dilancarkan dapat pula
serangan yang bersifat menimbulkan gangguan, dalam bentuk yang terkesan berlebihan, mengada-
melemahkan ada atau tanpa dasar yang kuat. Sebagai contoh,
Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup Warga di Sungailiat yang dilaporkan oleh warga
Indonesia
lainnya
(individu yang memiliki hubungan kerja dalam
perusahaan) dengan tuduhan menyalahgunakan
jabatan Ketua
RT (karena sudah mengundurkan
Rignolda menyampaikan pendapatnya
diri namun belum mendapatkan SK
kepada media sesuai dengan keahliannya mengenai
pemberhentian) yang menandatangani surat
pencemaran yang dilakukan
undangan (sebagai “mengetahui Ketua RT”) yang
dan memberikan tekanan, maka tindakan hukum
diinisiasi warga lainnya untuk mengundang warga masyarakat sekitar Teluk Buyat. Pernyataan Dr.
dalam rangka mendiskusikan persoalan Rignolda pada Harian Kompas 20 Juli 2004 dan
lingkungan yang dihadapi warga dari perusahaan Sinar Harapan 21 Juli 2004 mengenai operasi
di lokasi tersebut. Pihak pelapor adalah warga penambangan yang dilakukan PT. NMR akhirnya
yang memiliki hubungan dekat dengan pengurus membuat PT. NMR yang diwakili Persiden Direktur
perusahaan. Richard Bruce Ness menggugat Dr. Rignolda
dengan gugatan pencemaran nama baik.
(5) Umumnya pihak yang dituju dari
tindakan/serangan SLAPP adalah (2) H. Rudy vs Willy Suhartanto (Putusan No.
pihak tertentu (individu atau kelompok 177/Pdt.G/2013/PN.Mlg). H.
masyarakat) sebagai pihak korban, Rudy merupakan pengurus Forum Masyarakat
potensial korban, organisasi non Peduli Mata Air (FMPA) yang memperjuangkan
pemerintah yang memiliki concern agar pembangunan The Rayja Batu Resort
terkait dengan isu-isu publik dalam hal ini adalah dihentikan karena dapat memberikan dampak
lingkungan hidup. negatif bagi sumber mata air gemulo di Kota Batu.
Adapun alasannya karena pembangunan The
Rayja Batu Resort hanya berjarak sekitar 150 meter
E.2. Beberapa Contoh Kasus yang Dianggap SLAPP dari sumber mata air yang dapat mengancam
kehidupan masyarakat sekitar sebagai
(1) Dr. Rignolda Djamaluddin vs Richard Bruce Ness. penggunanya. Atas tindakan yang dilakukan oleh
Dr. Rignolda adalah seorang ahli lingkungan yang H. Rudy, Willy Suhartanto sebagai Direktur PT.
berfokus pada Panggon Sarkarya Sukses Mandiri yang
konteks dinamika lingkungan pantai yang juga bertanggungjawab dalam membangun The Rayja
merupakan Direktur Kelola (sebuah lembaga Batu Resort menggugat H. Rudy dengan dalil
konservasi lingkungan). Dr. bahwa tindakan H. Rudy yang berperan serta
oleh PT. Newmont Minahasa Raya (PT NMR) dengan mengirimkan surat pengaduan dan
di Teluk Buyat. Dr. Rignolda menyatakan pelaporan kepada instansi
bahwa telah terjadi pemerintah, anggota DPR, dan institusi Pendidikan
pencemaran di Teluk Buyat yang atas pembangunan The Rayja
menyebabkan penyakit Minamata yang diidap oleh
Kabupaten Bangka. Mereka didakwa dan diputus tugas-tugas sebagai Ketua RT. Oleh karena
melanggar ketentuan Pasal 228 dan 263 KUHP jo. persoalan ini, mereka harus menghadapi proses
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Kasus berawal dari hukum dan mendapatkan penahanan. Dari 6 orang
penolakan warga Kenanga yang atas dampak yang ditahan, diketahui 1 orang menderita sakit stroke
lingkungan (bau) yang dihasilkan oleh PT. Bangka dan 1 orang sedang dalam masa hamil.
Asindo Agri (PT. BAA). Proses penyelesaian terhadap
kasus ini telah berlangsung lama, yakni tahun 2017
dimana warga mengajukan laporan kepada E.3. Kerangka Hukum Perlindungan SLAPP dalam UU
pemerirntah Kabupaten Bangka dan oleh karenanya, NO. 32 TAHUN 2009 (UUPPLH)
PT BAA sempat diberikan sanksi administrasi. Namun
Pasal 66 UU PPLH memiliki dasar
warga masih merasa bahwa dampak bau tersebut
historis yang tertuang dalam Risalah Pembahasan.
belum sepenuhnya terselesaikan sehingga warga
Secara historis, munculnya pasal ini dilatarbelakangi oleh
melakukan gugatan perwakilan kelompok (class
tujuan untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat
action) dan dinyatakan ditolak pengadilan terkait
yang berperan serta dalam perlindungan dan pengelolaan
dengan legal standing penggugat. Setelah putusan
lingkungan hidup, khususnya dalam memperjuangkan
tersebut, terdapat laporan kepada pihak kepolisian
hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
terhadap Robandi dkk, yang telah menandatangani
sebagaimana dijamin dalam UU. Oleh karenanya,
Surat Undangan “perihal Sosialiasi Rencana
penempatan Pasal 66 secara sistematika berada dalam
Persetujuan Menggugat Hukum PT. BAA”, sebagai
BAB X Bagian Kesatu mengenai Hak. Oleh karenanya,
“Mengetahui” dengan posisi sebagai Ketua RT. Surat
rumusan “Setiap orang yang memperjuangkan hak atas
undangan tersebut yang dibuat oleh salah satu warga
lingkungan hidup yang baik dan sehat tidak dapat dituntut
(selaku inisiator) dan oleh karenanya dalam surat
secara pidana maupun digugat secara perdata” memiliki
ditulis mengetahui Ketua RT. Surat tersebut bertujuan
hubungan erat dengan Pasal 65 yang menyatakan:
untuk melakukan sosialisasi kepada warga dan
mendiskusikan rencana gugatan perwakilan kelompok. Pasal 65
Pada saat Undangan tesebut ditandatangi oleh 6 (1) Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang
orang Ketua RT tersebut, sebetulnya mereka telah baik dan sehat sebagai
mengajukan surat pengunduran diri, namun
bagian dari hak asasi manusia.
belum dikeluarkan Surat Keputusan pemberhentian
oleh Lurah Kenanga dan mereka masih menjalankan (2) Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan
lingkungan hidup, akses informasi, akses partisipasi, (3) Setiap orang berhak mengajukan usul
dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas dan/atau keberatan terhadap
lingkungan hidup yang baik dan sehat. rencana usaha dan/atau kegiatan yang diperkirakan
dapat menimbulkan dampak
lingkungan hidup;
Jika pendapat Prof Bagir Manan dikontekstualisasikan dengan Perlindungan Partisipasi Publik
(Anti-SLAPP), maka penyidik atau penuntut umum akan dihadapkan pada kondisi perlunya
mempertimbangkan kepentingan dari tujuan hukum mana yang lebih besar untuk
diprioritaskan. Pada satu sisi, melakukan penegakan hukum pidana sebagaimana disangkakan
kepada masyarakat memiliki tujuan untuk menegakkan kepentingan publik sesuai dengan
tujuan hukum pidana. Namun di sisi lain, perlindungan partisipasi publik (Anti-SLAPP) juga
memiliki kepentingan hukum yang patut dipertimbangkan berdasarkan rumusan ketentuan dan
tujuan hukum dari UU 32/2009. Mengingat kedua kepentingan hukum tersebut sama sama
memiliki dimensi kepentingan publik, maka dapat pula dikatakan sebagai perlunya
mempertimbangkan kepentingan publik mana yang lebih besar (balancing public interest test).
Hal lain, apakah akan terdapat potensi kerugian yang lebih besar jika salah satu kepentingan
hukum/kepentingan publik tersebut tidak ditegakkan daripada yang lain (consequential harm).
208 YAYASAN AURIGA NUSANTARA
Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan
Lingkungan Hidup Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Agenda 21, United Nations Conference on Environment and Development, Rio de Janeiro,
1992.
Allen, C. , & Clouth, S. (2012). Green economy, green growth, and low-carbon development –
history, definitions and a guide to recent publications . UNDESA: A guidebook to the Green
Economy. Retreived from https://sustainabledevelopment.un.org/content/documents/GE%20
Guidebook.pdf
Andri Gunawan Wibisana, Tentang Ekor yang Tak Lagi Beracun: Kritik Konseptual atas Sanksi
Administratif dalam Hukum Lingkungan di Indonesia, https://jhli.icel.or.id/index.php/jhli/article/
view/123/93.
Arie Trouwborst (2009), Prevention, Precaution, Logic and Law: The Relationship beetwen
the Precautionary Principle and the Preventive Principle in International Law and Associated
Questions, Erasmus Law Review, Vol.02 Issue 02.
Basiago, A. D. (1996). The search for the sustainable city in. 20th century urban planning. The
Environmentalist , 16, 135–21. doi:10.1007/BF01325104.
Brian J. Preston (2017), The Judicial Development of the Precautionary Principle, Queensland
Government Environmental Management of Fire Fighting Foam Policy Implementation Seminar,
Brisbane.
Brodhag, C. , & Taliere, S. (2006). Sustainable development strategies: Tools for policy
coherence. Natural Resources Forum.
Caring for the Earth: A Strategy for Sustainable Living, IUCN-the World Conservation-UNEP
WWF, Gland, Switzerland, October, 1991.
Chelsea E. Stockwell et.al (2016), Field measurements of trace gases and aerosols emitted by
peat fires in Central Kalimantan, Indonesia, during the 2015 El Niño., Atmospheric Chemistry and
Physics, European Geosciences Union (https://acp.copernicus.org/articles/16/11711/2016/acp-16-
11711-2016.pdf).
Dernbach, J. C. (1993). The Other Ninety-Six Percent. Environmental Forum, p. 10, January/
February 1993 Widener Law School Legal Studies Research Paper No. 13–20.
Dr. Siti Nurbaya Bakar, Green Leaders dan Masa Depan Indonesia (Pada Prespektif
Lingkungan dan Kehutanan), presentasi, 23 Mei 2021.
Du, Q. , & Kang, J. T. (2016). Tentative ideas on the reform of exercising state ownership
of natural resources: Preliminary thoughts on establishing a state-owned natural resources
supervision and administration commission. Jiangxi Social Science.
Erich Lawson (2019), Three Environmental Issues and Ways to Combat Them, Environmental
Protection, Nov 25.
Evers, B. A. (2018) Why adopt the Sustainable Development Goals? The case of multinationals
in the Colombian cofee and extractive sector: Master Thesis Erasmus University Rotterdam.
Frenki, Politik Hukum dan Perannya dalam Pembangunan Hukum di Indonesia Pasca
Reformasi, diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/177590-ID-none.pdf
Garrett Hardin, the Tragedy of the Commons, The population problem has no technical
solution; it requires a fundamental extension in morality., diakses dari https://science.sciencemag.
org/.
Global Warming of 1.5 °C, Intergovernmental on Climate Change (IPCC), 2018 https://www.
ipcc.ch/sr15/ diakses tanggal 1 Juli 2021
Gray, R. (2010). Is accounting for sustainability actually accounting for sustainability … and
how would we know? An exploration of narratives of organisations and the planet. Accounting,
Organizations and Society , 35(1), 47–62.
Guo, F. (2017). The spirit and characteristic of the general provisions of civil law. Law and
Economics.
Hemant More (2019), Environmental Laws: Intergenerational Equity Principle, diakses dari
https://thefactfactor.com/facts/law/civil_law/environmental_laws/intergenerational-equity/1487/
Henri Subagiyo dan Astrid Deborah (2018),Ulasan Peraturan: Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penundaan dan Evaluasi Perizinan Perkebunan Kelapa
Sawit serta Peningkatan Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit, Jurnal Hukum Lingkungan
Indonesia, Vol.5 No.1
I Nyoman Nurjaya (2006), Menuju Pengakuan Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Sumber
Daya Alam: Perspektif Antropologi Hukum, Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang.
Imam Koeswahyono (2008), Hak Menguasai Negara, Perspektif Indonesia Sebagai Negara
Hukum, Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-38 No. 1 Januari-Maret 2008.
Imam Koeswahyono (2008), Hak Menguasai Negara, Perspektif Indonesia Sebagai Negara
Hukum, Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-38 No. 1 Januari-Maret 2008.
IUCN Council (2007), Guidelines for Applying The Precautionary Principle to Biodiversity
Conservation and Natural Resource Management
Jimly Ashidiqqie (2009), Green Constitution: Nuansa Hijau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Jakarta: Rajawali Pers.
Koalisi Masyarakat Sipil untuk Penyelamatan Hutan dan Iklim Global,Briefing Paper: Evaluasi Tiga
TahunKebijakan Moratorium dan PerlindunganEkosistem Gambut Indonesia (Tugas Utama
Pemimpin Indonesia Baru), 2014. Lihat juga Enam Tahun Memperbaiki Tata Kelola Hutan dan Lahan
Gambut: Sebuah Evaluasi atas Pelaksanaan Inpres tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan
Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut, Forest Watch Indonesia, 2017
Koalisi Masyarakat Sipil untuk Perbaikan Tata Kelola Sawit (2019), Merayakan Satu
Tahun Moratorium Sawit: Merawat Harapan di Dua Tahun Tersisa, Jakarta.
Kolk, A. (2016). The social responsibility of international business: From ethics and the
environment to CSR and sustainable development. Journal of World Business , 51(1).
Kumar, S. , Raizada, A. , & Biswas, H. (2014). Prioritising development planning in the Indian
semi-arid Deccan using sustainable livelihood security index approach. International Journal of
Sustainable Development & World Ecology , 21, 4.
Kumar, S. , Raizada, A. , & Biswas, H. (2014). Prioritising development planning in the Indian
semi-arid Deccan using sustainable livelihood security index approach. International Journal of
Sustainable Development & World Ecology , 21, 4. Taylor and Francis Group.
Laporan Dua Tahun Pelaksanaan RAN GRK dan RAD GRK, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Januari 2014
Lestario Widodo (2004), Pengelolaan Lingkungan Pada Era Otonomi Daerah dengan
Pendekatan Teknologi, hal.251-252, diakses dari http://ejurnal.bppt.go.id
Lobo, M.-J. , Pietriga, E. , & Appert, C. (2015). An evaluation of interactive map comparison
techniques. In Proceedings of the 33rd Annual ACM Conference on Human Factors in Computing
Systems - CHI ’15 (pp.3573–3582). New York, USA: ACM Press.
Lv, Z. M. (2018). Research group. The implementation outline of the “Green Principle” in civil
code. China Law Sci , 1.
Madani Insight (2019), Gambaran Industri Sawit Indonesia, Menjawab Asumsi dengan Fakta
dan Angka, Yayasan Madani, Vol.1.
Maria Sriwulani Sumardjono (1998), Kewenangan Negara untuk Mengatur dalam Konsep
Penguasaan Tanah oleh Negara, Pidato Pengukuhan Guru Besar Hukum Agraria, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta, 14 Februari 1998
Mas Achmad Santosa (2001), Hukum Lingkungan dan Good Governance, Indonesian Center
for Environmental Law, Jakarta, 2001.
Michiel A. Heldeweg dan Rene J.G.H Seerden (2012), Environmental Law in the Netherlands,
Kluwer Law International, Netherlands.
Nota Sintesis: Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam, Komisi
Pemberantasan Korupsi RI, Jakarta, 2018.
Pierobon, C. (2019). Promoting sustainable development through civil society: A case study
of the EU’s NSA/LA thematic programme in Kyrgyzstan. Development Policy Review; Wiley.
Report of the World Comission on Environment and Development: Our Common Future,
WCED, 1987, No. 46.
Restorasi Gambut di Indonesia, Kelompok Ahli Badan Restorasi Gambut RI, Desember 2020.
Rio Declaration on Environment and Development, Report of the United Nations Conference on
Environment and Development, Rio De Janeiro, 3-14 June 1992.
Risalah Pembahasan RUU Pengelolaan Lingkungan Hidup, Rapat Kerja, 30 Juni 2009,
Risalah Rapat Dengar Pendapat DPR RI dengan Perguruan Tinggi, 15 Juli 2009
Risalah Rapat Dengar Pendapat Umum DPR RI dengan sejumlah LSM, 13 Juli 2009
Shannon N Koplitz et al (2016), Public health impacts of the severe haze in Equatorial Asia in
September–October 2015: demonstration of a new framework for informing fire management
strategies to reduce downwind smoke exposure, Environmental Research Letter, Open Access,
(https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1748-9326/11/9/094023/pdf )
Statistik 2019 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, 2020. Status
Restorasi Gambut 2016-2019, Badan Restorasi Gambut RI, Februari 2020. Strategi
Subarudi (2014), Kebijakan Pengelolaan Hutan Adat Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi No.
35/PUU-X/2012: Suatu Tinjauan Kritis, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan
Kebijakan.
The State of The World’s Forests 2020: Forests, Biodiversity and People, Food and Agriculture
Organization of the United Nations, Rome, 2020.
Ukaga, U. , Maser., C. , & Reichenbach, M. (2011). Sustainable development: principles,
frameworks, and case studies. International Journal of Sustainability in Higher Education , 12(2),
Emerald Group Publishing Limited.
World Commission on Environment and Development 1990, Our Common Future, Australian
edn, Oxford University Press, Melbourne.