Abstrak
Setiap orang tentu menjadi kunci dari kelestarian lingkungan hidup. Setiap orang memiliki
peran terhadap kehancuran lingkungan hidup atau kelestarian lingkungan hidup. Undang-
Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup telah
mengatur mengenai imunitas bagi setiap orang yang memperjuangkan lingkungan yang baik
dan sehat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian yuridis normatif. Ketentuan
Anti-SLAPP merupakan paradigma baru dalam perkembangan hukum di Indonesia. UU
PPLH menjadi pelopor mengenai penggunaan Anti-SLAPP di Indonesia. Meski demikian,
masih banyak terjadi kasus SLAPP yang terjadi.
Abstract
Everyone is undoubtedly the key to environmental sustainability. Everyone has a role in the
destruction of the environment or ecological sustainability. Law No. 32 of 2009 concerning
Environmental Protection and Management has regulated immunity for everyone who fights
for a good and healthy environment. The research method used in this research is to use a
qualitative approach with normative juridical analysis. Anti-SLAPP provisions are a new
paradigm in the development of law in Indonesia. The PPLH Law became a pioneer in the
use of Anti-SLAPP in Indonesia. However, there are still many SLAPP cases that occur.
Article Info
Received date: 15 Januari 2022 Revised date: 27 Maret 2023 Published date: 29 April 2023
A. PENDAHULUAN
asasi bagi warga negaranya. Salah satu hak yang dijamin adalah berkaitan dengan
hak atas lingkungan hidup yang sehat. Jaminan hak atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat tertuang secara eksplisit dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar 1945 dan
Pasal 9 angka (3) Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Setiap orang tentu menjadi kunci dari kelestarian lingkungan hidup. Setiap
cara, mulai dari hal kecil yang sifatnya personal sampai dengan usaha struktural
Lingkungan Hidup telah mengatur mengenai imunitas bagi setiap orang yang
memperjuangkan lingkungan yang baik dan sehat. Pasal 66 UU No. 32 Tahun 2009
menyebutkan bahwa “setiap orang yang memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yang
baik dan sehat tidak dapat dituntut secara pidana maupun digugat secara perdata.” Pasal ini
dikenal sebagai pasal Anti-SLAPP (Strategic lawsuit action against public participation).
lingkungan hidup. Peran masyarakat ini diatur dalam ketentuan Pasal 70 UU No. 32
Pasal 70
(1) Masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk
berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
(2) Peran masyarakat dapat berupa:
a. Pengawasan Sosial;
b. Pemberian Saran, Pendapat, Usul, Keberatan, Pengaduan; Dan/Atau
c. Penyampaian informasi dan/atau laporan.
(3) Peran masyarakat dilakukan untuk:
a. Meningkatkan Kepedulian Dalam Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
b. Meningkatkan Kemandirian, Keberdayaan Masyarakat, Dan Kemitraan;
c. Menumbuhkembangkan Kemampuan Dan Kepeloporan Masyarakat;
yang baik dan sehat kerap direpresi dengan ancaman SLAPP. SLAPP sendiri
lingkungan.
2014 sampai dengan 2018, telah terjadi 723 kasus kriminalisasi menimpa masyarakat
Tengah, setidaknya telah terjadi 4 (empat) kasus menunjukan strategic lawsuit action
Keempat korporasi tersebut antara lain: CV. Guci Mas Nusantara di Kabupaten
Jepara; PT. Semen Indonesia di Kabupaten Rembang; PT. Rayon Utama Makmur di
Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan realita yang terjadi. Untuk itu, penelitian ini
B. METODE
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
yang bersifat deskriptif, yang bersumber dari tulisan atau ungkapan dan tingkah laku
yang dapat diobservasi manusia. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan dengan
menganalisa data hukum dari berbagai sumber. Baik data primair, data sekunder,
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian
undangan, teori hukum, pendapat sarjana tertentu. Dengan kata lain, penelitian
hukum normatif merupakan penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti
bahan kepustakaan.
yang melakukan demonstrasi terhadap beberapa jenis inisiatif bernilai tinggi atau yang
SLAPP, yaitu:
non-pemerintah;
berwenang;
perhatian publik.
bahwa: “Setiap orang yang memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat tidak dapat dituntut secara pidana maupun digugat secara perdata”
lingkungan hidup yang baik dan sehat untuk terhindar dari SLAPP.
hal yang sangat penting dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup. Hal ini sesuai dengan asas yang diatur dalam Pasal 2 UU PPLH. Partisipasi
masyarakat juga menjadi salah satu nafas kebijakan hukum lingkungan. Pada
Lingkungan Hidup dengan UndangUndang ini adalah adanya penguatan yang terdapat
lingkungan hidup yang didasarkan pada tata kelola pemerintahan yang baik karena dalam
untuk melindungi korban dan/atau pelapor yang menempuh cara hukum akibat
sudah menempuh laporan atau upaya hukum saja. Dalam tulisanya, Reynaldo
hanya berlaku jika korban dan/atau pelapor sudah menempuh cara hukum,
melainkan harus dibaca bahwa tindakan SLAPP dapat terjadi kapan saja, baik
lingkungan hidup, tidak hanya terdapat pada UU PPLH. Pada tahun 2013,
memberikan arahan dan penjelasan mengenai Anti SLAPP yang terdapat pada
merupakan perlindungan hukum bagi pejuang lingkungan hidup, gugatan SLAPP dapat
berupa gugatan balik (gugatan rekonvensi), gugatan biasa atau berupa pelaporan telah
melakukan tindak pidana bagi pejuang lingkungan hidup (misalnya, dianggap telah
sistem hukum acara perdata dan hukum acara pidana untuk diterapkan dalam “ANTI
SLAPP”. Hal tersebut belum diatur dalam hukum acara perdata (HIR/Rbg) dan KUHAP,
dan/atau pelaporan tindak pidana dari pemohon adalah SLAPP yang dapat diajukan baik
dalam provisi, eksepsi maupun dalam gugatan rekonvensi (dalam perkara perdata)
dan/atau pembelaan (dalam perkara pidana) dan harus diputuskan lebih dahulu dalam
putusan sela.”
yang memperjuangkan lingkungan yang baik dan sehat. Tidak terbatas pada
sudah semestinya menjadi upaya preventif yang dapat dilakukan oleh aparat
Tahun 2018, pada 13 Provinsi di Indonesia terdapat 163 pejuang lingkungan yang
lama memiliki kebijakan Anti-SLAPP, tindakan SLAPP masih terus saja terjadi.
Heri Budiawan atau yang dikenal sebagai Budi Pego adalah salah
Pada bulan Januari 2018, Budi Pego dijatuhi pidana selama 4 (empat)
diatur dalam Pasal 107a UU No. 27 Tahun 1999 tentang Perubahan Kitab
kemanan negara.
Tumpang Pitu. Pada saat melakukan aksi protes, Budi Pego dituduh membawa
spanduk bergambar palu arit. Menurut Budi Pego, dari total 11 (sebelas)
spanduk yang dicetak tidak ada satupun yang bergambar palu arit. LBH
Surabaya selaku Penasihat Hukum Budi Pego menyebutkan bahwa kasus yang
menimpa Budi Pego sarat akan kejanggalan. Kejanggalan itu lantaran barang
bukti spanduk bergambar palu arit tidak dapat dihadirkan oleh penuntut
umum serta tidak ada saksi yang meligat Budi pego membawa spanduk
tersebut.
Bambang digugat oleh PT. Jatim Jaya Perkasa (PT. JJP) senilai Rp.
Riau yang disebabkan oleh PT. JJP pada tahun 2013. Pada persidangan
tersebut, PT. JJP dinyatakan bersalah dan diwajibkan untuk membayar denda
sebesar Rp. 1000.000.000,- (satu milyar rupiah). PT. JJP kemudian merasa
lama terganggu akibat bau busuk limbah yang dihasilkan dari operasional PT.
agar PT. RUM dapat mengendalikan bau limbah yang mencemari udara.
membuat putusan.
D. PENUTUP
anti SLAPP diatur pada Pasal 66 UU PPLH dan Keputusan Ketua MA No.
Lingkungan Hidup. Meski demikian, masih banyak terjadi kasus SLAPP yang
terjadi. Hal ini dikarenakan masih belum jelasnya penafsiran mengenai SLAAP
E. DAFTAR PUSTAKA
Irfani Faisal, 2018, “Kejanggalan Kasus “Palu Arit” Terhadap Budi Pego”,
Tirto.id.
Lembaga Studi & Advokasi Masyarakat (ELSAM), 2018, “Amicus Curiae (Sahabat
Pengadilan) Dalam Kasus Heri Budiawan alisa Budi Pego Pada Perkara
Nomor: 559/Pid.B/2017/PN.Bny Di Pengadilan Negeri Banyuwangi”,
Jakarta, ELSAM.
Moleong, 2006, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, Bandung, Rosda.
Rahma Andita, 2018, “Kisah Budi Pego, Tolak Tambang Emas Malah Dituduh
Komunis”, Tempo.co.
Redaksi, 2021, “Mendorong Penataan Regulasi Anti SLAPP”, Jakarta, Indonesian
Center for Enviromental Law.
Ronny, Soemitro, 1990 “Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri”, Jakarta,
Ghalia Indonesia.
Rusdiana, Hernanda, 2021, “Problematika Hukum Pejuang Lingkungan Hidup
Dalam Pasal 66 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup”, Novum: Jurnal
Hukum, Unesa Surabaya, Vol 8 No 4.
Sembiring Reynaldo, 2014 “Kriminalisasi atas Partisipasi Masyarakat: Menyisir
Kemungkinan terjadinya SLAPP terhadap Aktivis Lingkungan Hidup
Sumatera Selatan”, Jurnal Hukum Lingkungan Vol. 1 Issue 1.
Siaran Pers WALHI, 2018 “Kriminalisasi Pejuang Lingkungan Hidup Terus
Berlanjut di Rezim Nawa Cita”, Jakarta, Walhi.or.id.
Wismabrata Michael, 2018, “Kronologi Guru Besar IPB Digugat Rp. 510 Milyar
hingga Petisi Bela Prof Bambang, Ini Faktanya”, Kompas.com.