Anda di halaman 1dari 22

PEMBIDANGAN, POSISI HUKUM

LINGKUNGAN DALAM KONTEKS


ILMU HUKUM

INGGIT AKIM
Pembidangan Hukum lingkungan

 Pada dasarnya sitem Hukum dibedakan menjadi 2;


 1. Sistem Hukum Publik
 2. Sistem Hukum Privat
 Hukum Privat disebut juga huku sipil atau hukum perdata yang
mengatur hubungan-hunungan antar individu denan individu
lain yang menitik beratkan kepada kepentingan perseorangan
atau individu
 Hukum Publik adalah bidang hukum yang mengatur hub. Antara
negara dengan alat-alat kelengkapan negara atau hub, antara
negara dengan perseorangan (warga negara).
 Jadi, hukum lingkungan berada diantara cakupan hukum publik.
Hukum lingkungan substansinya berkaitan dengan pengaturan
kepentingan publik.
 Misalnya: mengatur kekuasaan negara atas lingkungan, peran
serta publik atau masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.
 Pada dasarnya hukum lingkungan juga mengandung dimensi
hukum pidana lingkungan dan hukum keperdataan.
 Misalnya: dalam hal penegakakn hukum lingkungan atau norma
secara memaksa yang diperuntukkan untuk lingkungan dan
sumber daya alam.
 Dari segi Hukum Lingkungan Keperdataan adalah
mencakup hal2 yang berkaitan dengan hak-hak
kepemilikan atas sumber daya alam, hak tradisional
individu atau kelompok masyarakat seperti hak ulayat,
akses organisasi nonpemerintah dalam hal melakukan
gugatan atas nama kepentingan lingkungan, mekanisme
penyelsaian sengaketa atas lingkungan seperti Classs
action dan Legal Standing dsb.
Menurut N.H.T. Siahaan

 Hukum Lingkungan digolongkan kedalam hukum publik.


Alasanya hukum lingkungan merupakan hukum yang
mengatur hubungan-hubungan yang berkenaan dengan
masalah alam. (tanah, pegunungan, udara, sungai, laut),
Sumber daya alam (Hutan, tambang, perairan, perikanan,
dsb). Yang dipergunakan untuk kesejahteraan publik.
 Berdasarkan skema, posisi hukum
lingkungan dalam system hukum
nasional belum dapat dijadikan
golongan tersendiri sebagai salah satu
bagian integral dari hukum publik.
Namun hukum lingkungan digolongkan
sebagai bagian dari hukum administrasi
negara. Karena pada prinsipnya hukum
lingkungan secara dominan berkaitan
ddengan kekuasaan negara atas asset-
asset dan sumber daya alam.
 Substansi hukum lingkungan mencakup sejumlah ketentuan-
ketentuan hukum tentang dan berkaitan dengan upaya-upaya
mencegah dan mengatasi masalah-masalah lingkungan
hidup.
 Tentang pembidangan dalam hukum lingkungan, tampaknya
di antara para sarjana tidak terdapat kesamaan pandangan.
Van den Berg membagi hukum lingkungan kedalam lima
bidang :
 Hukum bencana (rampen recht)
 Hukum kesehatan lingkungan (milieuhyangiene recht)
 Hukum tentang sumber daya alam (recht betreffende
natuurlijke rijkdommen) atau hukum konservasi,
 Hukum tentang pembagian pemakaian ruang (recht
betreffende verdeling van het ruimtegebruik), dan
 Hukum perlindungan lingkungan (milieubescherming recht)
 Drupsteen, membagi hukum lingkungan ke dalam bidang-
bidang berikut ini :
 Hukum kesehatan lingkungan (milieuhyangiene recht)
 Hukum perlindungan lingkungan (milieubescherming recht) dan
 Hukum Tata Ruang (ruimtelijk ordeningsrecht)
 Koesnadi Hardjasoemantri, berpendapat bahwa hukum
lingkungan mencakup aspek-aspek berikut ini :
 Hukum kesehatan lingkungan
 Hukum perlindungan lingkungan
 Hukum tata lingkungan
 Hukum pencemaran lingkungan
 Hukum lingkungan transnasional/internasional dan
 Hukum perselisihan lingkungan
 Takdir Rahmadi, berpendapat hukum lingkungan nasional
dilihat dari permasalahan lingkungan yang menjadi
cakupannya, dapat dibedakan atas empat bidang, yakni :
a. Hukum perencanaan lingkungan
 AMDAL dan peruntukan dan pemanfaatan ruang suatu wilayah,
 Tata guna tanah, tata guna air dan pembangunan kawasan pesisir
 Hukum tata ruang
b. Hukum pengendalian pencemaran lingkungan
 Izin pembuangan limbah,
 Baku mutu lingkungan dan AMDAL,
 Pengawasan dan sanksi-sanksi hukum administrasi dan pidana
terhadap pelaku pencemaran lingkungan (udara, kebisingan,
air/sungai dan laut dan pengelolaan bahan berbahaya dan
beracun dan limbah bahan berbahaya dan beracun).
c. Hukum penyelesaian sengketa lingkungan, dan
 Proses peradilan dan tata cara penyelesaian sengketa di luar
proses peradilan (alternative dispute resolution)
 Berkaitan dengan hukum acara di Pengadilan Umum dan
Pengadilan Tata Usaha Negara, hak gugat, gugatan perwakilan,
pembuktian, pertanggungjawaban perdata, negosiasi dan mediasi
lingkungan.
d. Hukum konservasi sumber daya alam.
 Berkaitan dengan izin pengambilan sumber daya alam
 AMDAL tentang pemanfaatan sumber daya alam
 Sanksi-sanksi hukum administrasi dan pidana yang berkaitan
dengan pengambilan dan pemanfaatan sumber daya alam.
Posisi Hukum Lingkungan Dalam Konteks Ilmu Hukum

 Semula hukum lingkungan dikenal sebagai Hukum gangguan


(hinderecht) yang bersifat sederhana dan mengandung aspek
keperdataan.
 Lambat laun perkembangannya bergeser ke arah bidang hukum
administrasi, sesuai dengan peningkatan peranan penguasa
dalam bentuk campur tangan terhadap berbagai segi kehidupan
dalam masyarakat yang semakin kompleks.
 Di samping hukum lingkungan nasional, berkembang pula
hukum lingkungan internasional. Dari aspek pengajaran di
Fakultas Hukum, hukum lingkungan internasional merupakan
bidang yang terpisah dari hukum lingkungan nasional.
 Hukum lingkungan internasional lahir dari perjanjian-perjanjian
internasional maupun deklarasi dan putusan Mahkamah
Internasional atau arbitrase internasional
Pengertian Hukum Lingkungan

1. Inggris hukum lingkungan disebut environmental law.


2. Belanda menyebutnya unweltrecht
3. Perancis menamainya droit de environment.
4. Malaysia dengan bahasa Melayu memberi nama hukum alam
sekitar,
5. bahasa Tagalog menyebutnya batas nan kapaligiran,
6. bahasa Thai menyebutnya Sin-Ved-Lom-Kwahm, dan
7. bahasa Arab menyebutnya Qanun al-‘Biah
Menurur Siti Sundari
Rangku
 hukum lingkungan menyangkut penetapan nilai-nilai, yaitu
nilai-nilai yang sedang berlaku dan nilai-nilai yang diharapkan
diberlakukan di masa mendatang serta dapat disebut “hukum
yang mengatur tatanan lingkungan hidup”.
 Hukum lingkungan adalah hukum yang mengatur hubungan
timbal balik antara manusia dengan makhluk hidup lainnya yang
apabila dilanggar dapat dikenakan sanksi
menurut Satjipto Rahardjo

 gagasan hukum lingkungan sebenarnya bersifat korektif terhadap


berbagai kesalahan yangtelah dilakukan umat manusia semasa
perkembangan industrialisasi dan kapitalisme
 Hukum lingkungan dalam pandangan Satjipto Rahardjo, antara lain
“Sebagai hasil mutakhir peradaban hukum bangsa-bangsa yang disebut
modern.
 Kemunculan tampak berciri revolusioner, yaitu dalam kualitasnya untuk
menantang praktik indutrialisasi yang diunggulkan dan dikagumi
manusia sejak munculnya revolusi teknologi.
 Sejak munculnya hukum lingkungan dan kesadaran lingkungan, praktik
industrialisasi yang semula hampir tanpa tanding, lalu mulai
menghadapi hambatan-hambatan. Arestasi terhadap kebebasan
industrialisasi itu dilakukan oleh hukum lingkungan seperti melalui
konsepnya mengenai pembangunan berkelanjutan.”
Moenadjat Danusaputro

 membedakan antara hukum lingkungan modern yang


berorientasi kepada lingkungan atau enviroment-oriented law dan
hukum lingkungan klasik yang berorientasi kepada penggunaan
lingkungan a.tau use-oriented law
 Hukum Lingkungan Modern menetapkan ketentuan dan
norma-norma guna mengatur tindak perbuatan manusia
dengan tujuan untuk melindungi lingkungan dari kerusakan dan
kemero- sotan mutunya demi untuk menjamin kelestariannya
agar dapat secara langsung terus menerus digunakan oleh
generasi sekarang maupun generasi-generasi mendatang.
 Sebaliknya Hukum Lingku- ngan Klasik, menetapkan ketentuan
dan norma-norma dengan tujuan terutama sekali untuk menjamin
penggunaan dan eksploitasi sumber-sumber daya lingkungan
dengan berbagai akal dan kepandaian manusia guna mencapai
hasil semaksimal mungkindan dalam jangka waktu yang
sesingkat-singkatnya
 Hukum Lingkungan Modern berorientasi kepada lingkungan,
sehingga sifat dan wataknya juga mengikuti sifat dan watak dari
lingkungan itu sendiri dan dengan demikian lebih banyak berguru
kepada ekologi. Dan memiliki sifat utuh menyeluruh atau
komprehensif integral, selalu berada dalam dinamika dengan sifat
dan wataknya yang luwes. Dan Hukum Lingkungan Klasik
bersifat sektoral, serba kaku dan sukar berubah
Menurur Daud Silalahi

 Hukum lingkungan adalah sekumpulan ketentuan-ketentuan dan


prinsip-prinsip hukum yang diberlakukan untuk tujuan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

 Moestadji mengemukakan,
 bahwa peran hukum lingkungan secara garis besar adalah
mengendalikan perilaku manusia untuk tidak melakukan
tindakan yang menimbulkan kerusakan lingkungan dan
berkurangnya sumber daya alam.
 Di dalam buku yang diterbitkan oleh UNEP dan WWF yang
berjudul Caring for the Earth: A Strategy for Sustainable Living
dijelaskan bahwa peran hukum lingkungan antara lain meliputi:
 (1) memberi efek kepada kebijakan-kebijakan yang dirumuskan
dalam mendukung konsep pembangunan berkelanjutan; (2)
sebagai sarana penataan melalui penerapan aneka sanksi. Sampai
disiniperan hukum lingkungan menjadi tampak bermakna
objektif, dalamarti tidak ada maksud-maksud tersembunyi
(dibalik pemberlakuan hukum lingkungan), kecuali:
a. Semata-mata hanya untuk kepentingan keselarasan
pembangunan dan pelestarian lingkungan;
b. Lepas dari pertimbangan-pertimbangan ekonomi maupun politik
oleh negara manapun; dan
c. Bersifat impartial (tidak memihak)
 Koesnadi Hardjasoemantri, menyatakan lebih tepat
menggunakan Hukum Tata Lingkungan yang mencakup segi
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya. Hukum tata
lingkungan ini merupakan instrumen yuridis bagi penataan
lingkungan hidup.
 Ia mengatur tatanan kegunaan (bestemming) dan penggunaan
(gebruik) lingkungan secara bijaksana untuk berbagai keperluan
sehingga dengan pengaturan tersebut tujuan hukum lingkungan
dapat diwujudkan melalui tata cara konkrit dalam rangka
melestarikan kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang
untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi
peningkatan kesejahteraan manusia
 Dari pendapat dari beberapa pakar hukum lingkungan di
atas, dapatlah disimpulkan bahwa, pengertian hukum
lingkungan ialah instrumen yuridis yang mengatur manusia
(perilakunya) terhadap pengelolaan pemanfaatan lingkungan
hidup, dengan tujuan untuk melindungi dan mencegah
terjadinya kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan
hidup.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai