INGGIT AKIM
Pembidangan Hukum lingkungan
Moestadji mengemukakan,
bahwa peran hukum lingkungan secara garis besar adalah
mengendalikan perilaku manusia untuk tidak melakukan
tindakan yang menimbulkan kerusakan lingkungan dan
berkurangnya sumber daya alam.
Di dalam buku yang diterbitkan oleh UNEP dan WWF yang
berjudul Caring for the Earth: A Strategy for Sustainable Living
dijelaskan bahwa peran hukum lingkungan antara lain meliputi:
(1) memberi efek kepada kebijakan-kebijakan yang dirumuskan
dalam mendukung konsep pembangunan berkelanjutan; (2)
sebagai sarana penataan melalui penerapan aneka sanksi. Sampai
disiniperan hukum lingkungan menjadi tampak bermakna
objektif, dalamarti tidak ada maksud-maksud tersembunyi
(dibalik pemberlakuan hukum lingkungan), kecuali:
a. Semata-mata hanya untuk kepentingan keselarasan
pembangunan dan pelestarian lingkungan;
b. Lepas dari pertimbangan-pertimbangan ekonomi maupun politik
oleh negara manapun; dan
c. Bersifat impartial (tidak memihak)
Koesnadi Hardjasoemantri, menyatakan lebih tepat
menggunakan Hukum Tata Lingkungan yang mencakup segi
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya. Hukum tata
lingkungan ini merupakan instrumen yuridis bagi penataan
lingkungan hidup.
Ia mengatur tatanan kegunaan (bestemming) dan penggunaan
(gebruik) lingkungan secara bijaksana untuk berbagai keperluan
sehingga dengan pengaturan tersebut tujuan hukum lingkungan
dapat diwujudkan melalui tata cara konkrit dalam rangka
melestarikan kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang
untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi
peningkatan kesejahteraan manusia
Dari pendapat dari beberapa pakar hukum lingkungan di
atas, dapatlah disimpulkan bahwa, pengertian hukum
lingkungan ialah instrumen yuridis yang mengatur manusia
(perilakunya) terhadap pengelolaan pemanfaatan lingkungan
hidup, dengan tujuan untuk melindungi dan mencegah
terjadinya kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan
hidup.
Terima kasih