Anda di halaman 1dari 11

INOVASI

MALIGA CETING
(MASYARAKAT PEDULI GIZI CEGAH STUNTING)
INFORMASI DASAR

Nama program praktik baik: INOVASI

MALIGA CETING
(nama program praktik baik)
(MASYARAKAT PEDULI GIZI CEGAH

STUNTING)

Lokasi: Propinsi: SUMATERA UTARA

Kabupaten/Kota: PADANG LAWAS

Kecamatan: Huta Raja Tinggi

Puskesmas : Huragi

Kab./Kota ditetapkan sebagai 2019

Daerah Prioritas Stunting

Waktu Pengembangan: Hasil Penimbangan Februari Dan Agustus 2021

Waktu pengembangan

sistem data dan informasi)

Sumber Informasi Huta Raja Tinggi

A. INFORMASI DEMOGRAFI DAN GEOGRAFI

Puskesmas Huragi merupakan salah satu Puskesmas dari tiga Puskesmas yang ada

di Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas. Puskesmas Huragi Kecamatan

Hutaraja Tinggi berada di tepi jalan Lintas Provinsi yang menghubungkan Provinsi

Sumatera Utara dengan Provinsi Riau.

Wilayah Kerja Puskesmas Huragi dapat di tempuh dengan jalur darat.Akses jalan di

dalam Desa yang menjadi Wilayah Kerja Puskesmas Huragi Kecamatan Hutaraja Tinggi

masih banyak belum di aspal.Sebagian besar jalan masih berupa pengerasan dan dapat
dilalui oleh kendaraan roda empat dan roda dua.Namun apabila terjadi hujan masih ada

beberapa desa yang tidak dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat. Secara

administratif Wilayah kerja Puskesmas Huragiadalah sebagai berikut :

Hutaraja Tinggi berada di tepi jalan Lintas Provinsi yang menghubungkan Provinsi

Sumatera Utara dengan Provinsi Riau.

 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ujung Batu I Kecamatan Hutaraja Tinggi Kab.

Padang Lawas.

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau.

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batang Lubu Sutam Kab. Padang

Padang Lawas.

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sosa Kab. Padang Lawas.

Secara topografis Puskesmas Huragi terbagi atas wilayah dataran rendah dan

wilayah dataran tinggi dan daerah pegunungan yang masing-masing daerah memiliki

karakteristik yang berbeda-beda baik dari topografi, kontur maupun iklim.

Hutaraja Tinggi terdiri dari :

 Jumlah penduduk : 28090 jiwa

 Laki-laki : 14415 jiwa

 Perempuan : 13675 jiwa

 Jumlah penduduk >15 : 1136 jiwa

 Laki-laki : 578 jiwa

 Perempuan : 558 jiwa

 Jumlah penduduk <18 ; 5563 jiwa

 Laki-laki : 863 jiwa

 Perempuan : 858 jiwa

 Jumlah usia subur 30-50 : 8685 jiwa

 Laki-laki : 3854 jiwa

 Perempuan : 4831 jiwa

 Jumlah usia produktif 15-59 : 28215 jiwa


 Laki-laki : 11449 jiwa

 Perempuan : 16766 jiwa

 Jumlah penduduk 10-18 : 8272 jiwa

 Laki-laki : 2631 jiwa

 Perempuan : 5641 jiwa

 Jumlah penduduk 15-30 : 8300 jiwa

 Laki-laki : 4158 jiwa

 Perempuan : 4146 jiwa

 Jumlah penduduk > 30 : 6719 jiwa

 Laki-laki : 2777 jiwa

 Perempuan : 3942 jiwa

 Jumlah penduduk 45-59 : 3793 jiwa

 Laki-laki : 1887 jiwa

 Perempuan : 1906 jiwa

 Jumlah penduduk 59 tahun : 1763 jiwa

 Laki-laki : 632 jiwa

 Perempuan : 1131 jiwa

 Jumlah posbindu : 26

 Yang aktif : 19

 Tidak aktif : 7

B. INFORMASI SOSIOGRAFI

Masyarakat setempat mendukung dalam penanganan stunting tersebut.

AKTIVASI KUNCI DAN PROSES

a. GAMBARAN UMUM PROGRAM

Angka prevalensi stunting puskesmas huragi berdasarkan data EPPGBM tahun

2021 adalah sebesar 1,30% dengan jumlah anak stunting 11 orang berada di usia

2 sampai 6 tahun. Puskesmas huragi terdiri dari 29 posyandu dengan jumlah balita
2459 orang, yang mengikuti gerakan cegah stunting tersebut berjumlah 2295

orang, dan balita stunting berjumlah 11 orang.

b. KEBIJAKAN

1. Surat keputusan Wali Nagari tentang penetapan Kelompok Keswadayaan

Masyarakat Nomor 03 tahun 2020

2. Surat keputusan Wali Nagari tentang Penetapan Kader Pembangunan

Manusia nomor 16 tahun 2019

3. Surat keputusan Wali Nagarai tentang penetapan Kelompok Kerja

Masyarakat nomor 15 tahun 2020

c. LANGKAH-LANGKAH PRAKTIK BAIK

1. Menciptakan suatu inovasi yang berjudul Maliga Ceting (Masyarakat peduli

cegah stunting)

2. Diawali dengan perencanaan, Puskesmas Huragi memulai dari pelaksanaan

rembuk stunting dengan menghasilkan usulan kegiatan untuk pencegahan

Stunting dan data-data sasaran 1000 HPK

3. Tahap kedua melakukan pemetaan anak stunting yang berkoordinasi dengan

Bidan desa, Tenaga Gizi, Kader poyandu

4. Dilanjutkan dengan rembug stunting, dengan menghadirkan Kepala Desa, Bidan

Desa, Staff Puskesmas dan Kepala puskesmas. Adapun hasil rembuk stunting

adalah antara lain :

1) Usulan kegiatan untuk penanggulangan Pencegahan Stunting Tahun

2022.

2) Penandatangan Komitmen bersama upaya percepatan Pencegahan

Konvergensi Stunting

d. TANTANGAN DAN CARA MENGATASI

1. Tantangan yang dihadapi ketika melakukan pemberian makanan tambahan

bagi anak stunting.

1) Dikarenakan kegiatan ini berkaitan dengan melibatkan seluruh masyarakat

dan tokoh masyarakat, maka sosialisasi dan pemahaman perlu diberikan

dengan benar dan tepat agar tujuan ini dapat tercapai


2) Kegiatan ini merupakan kegiatan sosial yang membutuhkan kerelaan

masyarakat dalam berpartisipasi, untuk itu perlu diberikan pemahaman yang

lebih kepada masyarakat agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam hal

pengumpulan sedekah dan penyalurnya,

2. Kekurangan Jamban

Sebagian besar masyarakat Huta Raja Tinggi belum mempunyai jamban,

kategori jamban disebut sehat jika pembuangan kotorannya di penampungan

khusus tinja atau septic tank. Kalau buangnya kesungai, itu belum termasuk

sehat. Kementerian kesehatan menetapkan tujuh syarat untuk membuat

jamban sehat.

1) Tidak mencemari air

2) Tidak mencemari tanah permukaan

3) Bebas dari serangga

4) Tidak menimbulkan baud an nyaman digunakan

5) Aman digunakan oleh pemakainya

6) Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya

7) Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan

e. DAMPAK KEGIATAN/PROGRAM

Dengan adanya kegiatan ini, sangat berpengaruh baik terhadap masyarakat

terutama bagi yang anak stunting, antara lain ;

1. Melakukan pemberian makanan tambahan yang bergizi bagi anak stunting

dapat dioptimalkan

2. Kegiatan ini dilakukan agar semakin meningkat kepedulian masyarakat

maka akan semakin besar pula sedekah yang terkumpul sehingga makanan

bergizi bagi anak stunting akan makin banyak pula

3. Dengan adanya kegiatan ini masyarakat mulai terbiasa dengan pola hidup

bersih sehat seperti sudah mulai terbiasa sebelum makan cuci tangan pakai

sabun, jika bersin ditutup, membiasakan makan buah dan sayur, buang

sampah pada tempatnya

4. Menungkatkan kepedulian social dan gotong royong masyarakat


f. KELANJUTAN KEGIATAN PROGRAM

1. Pemberian makanan tambahan bagi balita

2. Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil

3. Kelas ibu hamil

4. Kelas ibu balita

5. Pelatihan kader kesehatan

6. Intensif kader posyandu

7. Melengkapi sarana prasarana kesehatan


KEBUTUHAN DATA TAMBAHAN
DOKUMENTASI DAN FOTO FOTO

REMBUK STUNTING HURAGI


PEMETAAN STUNTING
MONITORING KESLING

Anda mungkin juga menyukai