Anda di halaman 1dari 10
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, Yth, Para Pejabat/Pegawai di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR: 06 /SE/M/2020 TENTANG PENANGANAN PENYEBARAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19} DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT A. UMUM Mempertimbangkan penyebaran pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), serta meningkatnya jumlah kasus yang positif dan meninggal karena COVID-19, maka perlu dilakukan upaya-upaya yang lebih intensif dan menyeluruh dalam pencegahan dan penanganan dampak penyebaran COVID-19 di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Upaya pencegahan dan penanganan dilaksanakan sesuai Protokol Penanganan COVID-19 (Protokol Kesehatan, Protokol Komunikasi, Protokol Pengawasan Perbatasan, Protokol Area Pendidikan, Protokol Area Publik dan Transportasi) yang dikeluarkan Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 6 Maret 2020 dan surat Kementerian Sekretaris Negara Nomor: B- 18/Kemensetneg/Ses/LN.00/03/2020 13 Maret 2020 tentang Kebijakan Pelaksanaan Perjalanan Dinas Luar Negeri (PDLN) dalam Upayy/ 1 Pencegahan Penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19). Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, perlu menetapkan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Penanganan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. B. DASAR PEMBENTUKAN, 1. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6477); 2. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2020 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Rahun 2020 Nomor 40); 3. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-2019); 4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Nomor 04/PRT/M/2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 225) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 26/PRT/M/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Nomor 04/PRT/M/2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1580); Yi 10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 817) sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1241); Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 07/PRT/M/2017 tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 547); Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 03/PRT/M/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Rahun 2019 Nomor 96); Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13.A Tahun 2020 tentang Perpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia; Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Lingkungan Instansi Pemerintah; dan Surat Edaran Kepala Lembaga Administrasi_ Negara Nomor 7/K.1/HKM.02.3/2020 tentang Kewaspadaan dan Pencegahan Penularan Infeksi Corona Virus (Infeksi COVID-19) Palam/ Penyelenggaraan Pelatihan. C. MAKSUD DAN TUJUAN a Surat Edaran ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi unit organisasi dalam pencegahan, penanganan, dan pengendalian penyebaran COVID-19 di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Surat Edaran bertujuan untuk: a) mencegah, meminimalisir penyebaran, serta melindungi pegawai atas risiko COVID-19 di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. b) memastikan pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tetap berjalan secara efektif dan efisien. c) memastikan pelaksanaan pelayanan publik bidang infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dapat tetap berjalan efektif dengan memberikan panduan pelaksanaan bekerja dari rumah (Work From Home/WFH) bagi pegawai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. D. RUANG LINGKUP Lingkup Surat Edaran ini meliputi: Ls 2. 3. 4. 5, Perlakukan terhadap kehadiran pegawai; Penyelengaraan aktivitas perkantoran; Perjalanan dinas; Penyelenggaraan pelatihan, seminar, lokakarya, dan rapat; dan Pengaturan penyelenggaraan pelayanan publik. E, PERLAKUKAN TERHADAP KEHADIRAN PEGAWAI i Para Pimpinan Unit Organisasi/Unit Kerja perlu meningkatkan pendataan pegawai yang berisiko terpapar dan mengarahkan penerapan protokol kesehatan dan melaporkan ke para narahubung mang masing Unit Organisasi. 2. Dalam hal terdapat pegawai yang suspect/probable/ confirmed terjangkit COVID-19 maka: a) Pegawai yang suspect/probable/confirmed agar bersangkutan menghubungi fasilitas kesehatan terdekat dan/atau melakukan karantina diri atau dikarantina sesuai pertimbangan pihak yang berwenang/petugas medis dan difasilitasi untuk mendapatkan tindakan sesuai protokol kesehatan penanganan COVID-19. b) Pegawai yang bersangkutan diharuskan melapor kepada atasan langsung dan tidak diperbolehkan masuk kantor dengan hak penuh atas tunjangan kinerja. c) Atasan langsung yang bersangkutan melaporkan secara berjenjang kepada Pimpinan Unit Organisasi dengan tembusan ke Sekretaris Jenderal c.q. Kepala Biro Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana. 3. Tindakan isolasi mandiri bagi pegawai yang berpotensi terpapar harus dijalankan secara ketat untuk mengurangi eskalasi kejadian (terutama jika ada rekan kerja di kantor yang sudah ditetapkan sebagai Pasien Dalam Pengawasan/PDP atau positif COVID-19). 4. Dalam hal terdapat' anggota.«keluarga serumah —_yang suspect/probable/confirmed terjangkit COVID-19 maka kepada pegawai yang bersangkutan diberikan izin melakukan karantina diri selama 14 {empat belas) hari dengan hak penuh atas tunjangan kinerja, Apabila selama melakukan karantina diri pegawai mengalami gejala demam, batuk, sesak atau kesulitan bernapas, harus _langsung menginformasikan kepada atasan langsung dan segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan. 5. Pegawai yang lokasi kantornya terletak pada zona merah diutamakan bekerja dari rumah, ©. Pegawai yang masuk dan bekerja di kantor melakukan absensi secara manual. 7. Dalam hal diberlakukan kebijakan lockdown oleh Pemerintay/ 5 Pusat/Pemerintah Daerah maka digunakan prosedur penanganan sesuai ketentuan yang berlaku Pegawai beserta keluarga pegawai agar menunda atau menghindari perjalanan ke area terjangkit COVID-19 yang dikonfirmasi oleh Gugus ‘Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Pimpinan Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis berkoordinasi dengan pihak penyedia barang/jasa dan/atau pihak yang bekerja di lingkungan unit/satuan kerjanya untuk mengatur pelaksanaan tugasnya dengan mengedepankan tindakan pencegahan, penanganan, dan pengendalian penyebaran COVID-19 serta memperhatikan ketentuan pada Surat Edaran Menteri ini. F. PENYELENGARAAN AKTIVITAS PERKANTORAN 1 Dalam penyelenggaraan aktivitas perkantoran selama masa penanganan penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dilakukan melalui bekerja di kantor dan/atau bekerja dari rumah (Work From Home/WFH). Bekerja dari rumah (Work From Home/WFH) merupakan kegiatan melaksanakan tugas kedinasan, menyelesaikan output, koordinasi, meeting, dan tugas lainnya dari tempat tinggal pegawai Setiap Unit Kerja di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat agar melakukan pembatasan kegiatan perkantoran untuk sementara waktu dengan pengaturan: a) Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, Pejabat Fungsional, dan Pelaksana bekerja dari rumah (Work From Home/WFH) sedangkan seluruh Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama tetap melaksanakan tugas dari kantor; b) Dalam hal pelaksanaan operasional kantor dan tugas pimpinan memerlukan dukungan staf maka pengaturannya ditetapkan oleh pimpinan masing-masing Unit Organisasi__ dengan memperhatikan keselamatan dan kewaspadaan sesuai protokol kesehatan pengendalian penyebaran wabah COVID-19; dan 7 10. c) Dalam hal terjadi keadaan penyebaran wabah yang masif di lokasi kantor maka pimpinan Unit Organisasi dapat mengambil kebjjakan penghentian kegiatan perkantoran secara penuh dan menggantinya dengan bekerja dari rumah (Work From Home/WFH) Penyelenggaraan tugas lapangan oleh Unit Pelaksana Teknis (Balai Besar, Balai, Loka) dan Pejabat Perbendaharaan diutamakan untuk menyelesaikan tugas prioritas dan kegiatan yang menjamin terlaksananya layanan kepada masyarakat. Pegawai yang mendapatkan penugasan bekerja dari rumah (Work From Home/WFH), harus tetap berada di tempat tinggalnya. Dalam hal terdapat kepentingan mendesak untuk meninggalkan tempat tinggalnya, pegawai yang bersangkutan melapor kepada atasan langsungnya. Pegawai yang mendapat penugasan bekerja dari rumah (Work From Home/WFH) melaksanakan dan melaporkan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana kerja yang disepakati oleh atasan langsung secara periodik. Mekanisme komunikasi tugas selama bekerja dari rumah (Work From Home/WFH) dapat menggunakan sarana TNDE atau instrumen lain yang disepakati bersama di Unit Organisasi masing-masing. Mekanisme pelaksanaan dan pelaporan kinerja pegawai dapat dilakukan melalui logbook yang terdapat dalam e-LKP dengan mengakses https://kinerja.pu.go.id/ atau instramen lain yang disepakati. Pimpinan Unit Organisasi wajib memastikan tugas dan fungsinya dilaksanakan oleh seluruh Aparatur Sipil Negara di lingkungan kerjanya berdasarkan upaya terbaik untuk mencapai kinerja organisasi yang diharapkan. Pimpinan Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis melaporkan secara berkala (setiap akhir pekan) pelaksanaan bekerja dari rumah (Work from Home/WFH) di unitnya kepada masing-masing pimpinan Unit Organisasi dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal c.q. Kepale/ 7 Biro Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana melalui sistem Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE) dan e-mail: informasiwih@pu.go.id 11. Sekretaris Unit Organisasi mengoordinasikan, mensosialisasikan, dan memberikan dukungan serta turut memantau pelaksanaan Bekerja Dari Rumah (Work from Home/WFH). 12. Penyemprotan disinfektan dilakukan pada seluruh kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, baik di pusat maupun daerah dengan memperhatikan kondisi setempat. G. PERJALANAN DINAS 1. Untuk menghindari peningkatan risiko, paparan, dan kemungkinan penyebaran COVID-19, perjalanan dinas luar negeri dilarang, sedangkan perjalanan dinas dalam negeri dibatasi hanya perjalanan dinas yang sangat penting dan mendesak. Pengaturan lebih lanjut dalam pelaksanaannya oleh masing-masing pimpinan unit organisasi 2. Pegawai yang ditugasi melaksanakan perjalanan dinas _harus. mengetahui protokol keschatan yang dikeluarkan pemerintah pusat maupun lokal pada daerah tujuan. 3. Pegawai yang melakukan perjalanan dinas ke Iuar negeri dari negara- negara yang terjangkit COVID-19 sebelum keluar Surat Edaran ini, pada saat kembali harus mengkonfirmasi kepada unit penyedia fasilitas. layanan kesehatan setempat, melakukan self isolation selama 14 (empat belas) hari, serta melakukan pemeriksaan suhu tubuh selama 2 (dua) kali dalam sehari, Apabila muncul gejala pernapasan seperti batuk/pilek/nyeri tenggorokan/sesak napas, maka —_segera memeriksakan diri ke penyedia fasilitas layanan kesehatan. 4. Pegawai yang kembali dari melakukan pejalanan dinas ke daerah yang positif terkena penyebaran COVID-19 harus melakukan self monitoring berupa pemeriksaan suhu tubuh selama 2 (dua) kali dalam sehari. Apabila muncul gejala__pernapasan seperti batuk/pilek/nyeri tenggorokan/sesak napas maka segera memeriksakan diri ke penyedia fasilitas layanan kesehatan. Masing-masing pimpinan Unit coe dapat mengambil tindakan darurat jika diperlukan. 5. Pegawai yang kembali dari melakukan perjalanan dinas ke negara yang terjangkit COVID-19 atau pegawai yang pernah berinteraksi dengan penderita terkonfirmasi COVID-19 agar segera menghubungi Hotline Centre Corona melalui nomor telepon 119 (ext) 9 dan/atau Halo Kemkes pada nomor 1500567. H. PENYELENGGARAAN PELATIHAN, SEMINAR, LOKAKARYA, DAN RAPAT. 1. Pelatihan/seminar/lokakarya/Rapat yang sedang dilaksanakan, tetap dapat dilaksanakan dengan mencermati perkembangan penyebaran COVID-19 di arca pelatihan/seminar/lokakarya/rapat dan mengambil tindakan-tindakan: a) Mengurangi kontak langsung antar peserta. b) Mengubah metode pembelajaran klasikal menjadi pembelajaran jarak jauh (e-learning) atau penugasan khusus tanpa mengurangi pencapaian tujuan dan kualitas pembelajaran. c) Menjadwalkan ulang pelaksanaan studi _lapangan/visitasi kepemimpinan atau menggantinya dengan metode lain. 2. Pelatihan/seminar/lokakarya/rapat yang akan diikuti banyak peserta tetapi belum dilaksanakan agar dijadwalkan ulang, _kecuali menggunakan metode pembelajaran jarak jauh (e-learning). 3. Dalam hal terdapat rapat/pertemuan penting yang harus dihadiri pegawai yang sedang melaksanakan tugas bekerja dari rumah (Work from Home/WFH), dapat mengikuti rapat tersebut melalui sarana teleconference dan/atau video conference dengan memanfaatkan sistem informasi dan komunikasi ataupun media elektronik. 4. Apabila berdasarkan urgensi yang sangat tinggi harus diselenggarakan rapat dan/atau kegiatan lainnya di kantor, agar memperhatikan jarak aman antar peserta rapat (social distance). 5. Pimpinan Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis agar menentukan prioritas penyelenggaraan atau penundaan pelatihan/ seminar/ lokakarya/ rapat dengan mempertimbangkan: a) Pemanfaatan hasil pelatihan/seminar/lokakarya/rapat untuk/ menjalankan kegiatan lanjutan yang mendesak. b) Hasil pelatihan/ seminar/ lokakarya/ rapat dibutuhkan sebagai dasar pengambilan kebijakan yang diperlukan oleh masyarakat luas. I. PENGATURAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK 1. Pengaturan sistem kerja agar tetap memperhatikan dan tidak menganggu kelancaran penyelenggaraan pelayanan publik kepada masyarakat, Pelayanan publik secara tatap muka sedapat mungkin dialihkan kepada layanan online. J. PENUTUP 1 Pimpinan Unit Organisasi melakukan pengawasan atas pelaksanaan Surat Edaran Menteri ini, Pada saat Surat Edaran ini mulai berlaku, Surat Edaran Nomor 04/SE/M/2020 tentang Penanganan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan sampai dengan tanggal 29 Mei 2020 dan/atau sampai diterbitkan kebijakan baru dari Pemerintah. Demikian atas perhatian Saudara disampaikan terima kasih. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 30 Maret 2020 MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN

Anda mungkin juga menyukai