Anda di halaman 1dari 7

SKh – 1.7.

28 – Perbaikan Dimensi

SKh-1.7.28
PERBAIKAN DIMENSI

SKh-1.7.28.1. UMUM
1). Uraian
a). Yang dimaksud dengan perbaikan dimensi adalah pekerjaan pengembalian dimensi
akibat terjadinya kerontokan, pengelupasan, keropos atau gompalnya struktur beton
dengan melaksanakan pekerjaan penambalan (patching) atau dengan cara grouting
yaitu pekerjaan penambalan/penambahan beton pada struktur beton. Patching adalah
suatu pekerjaan penambalan elemen beton yang mengalami gompal atau rontok pada
bagian permukaan dan grouting adalah suatu perbaikan elemen beton bagian dalam
atau dan/luar elemen beton dengan menggunakan acuan yang kedap serta
memasukkan bahan mortar ke dalamnya yang menggunakan tekanan.
b). Perbaikan struktur beton yang mengalami keropos dilakukan dengan cara grouting
yaitu mengisi rongga di dalam struktur beton yang keropos, atau patching yaitu
penambalan bagian struktur beton yang gompal atau pecah/lepas dengan beton/mortar
baru agar struktur beton dapat berfungsi sesuai dengan dimensi yang sudah
ditentukan.
d). Beton baru yang dilekatkan atau dimasukkan ke dalam struktur beton harus dapat
melekat dengan baik dan menjadi satu kesatuan yang utuh dan dapat dipertanggung
jawabkan.

2). Penerbitan Detail pelaksanaan


Detail pelaksanaan perbaikan retak, yang tidak termasuk dalam Dokumen Kontrak pada saat
pelelangan akan diterbitkan oleh Pengawas Pekerjaan dari usulan Penyedia Jasa dan Koreksi
dari Pengawas Pekerjaan setelah Penyedia Jasa menyerahkan hasil Pemeriksaan Lapangan
sesuai dengan Seksi 1.2. dari Spesifikasi umum 2010 Revisi 3.

SKh-1.7.28.2. PERSYARATAN
1). Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 03-1495-1992 : Spesifikasi Bahan Tambah untuk Beton
SNI 06-6430.1-2000 : Metode Pengujian Kuat Tekan Graut untuk Beton dengan
Agregat Praletak di Laboratorium
SNI 06-6430.3-2000 : Metode Pengujian Ekspansi dan Bliding Campuran Graut
Segar untuk Beton Dengan Agregat Praletak di Laboratorium
SNI 07-2052-1997 : Baja Tulangan Beton
SNI 07-6401-2000 : Spesifikasi Kawat Baja dengan Proses Canai Dingin untuk
Tulangan Beton

AASHTO, ASTM,ACI, EN, BS


M 194-00 : Chemical Admixtures for Concrete
M 235M/ 235-03 : Epoxy Resin Adhesives
M 284M/M 284-03 : Epoxy-coated Reinforcing Bars: Materials and coating
Requirements

ACI 228.2R-98 : Nondestructive Test Methods for Evaluation of Concrete in


Structures
ACI 347-01 : Guide to Formwork for Concrete
ACI 506R-90 : Guide to Shotcrete
ACI 546R-96 : Concrete Repair Guide

SKh -1.7.28 - 1
SKh – 1.7.28 – Perbaikan Dimensi

ASTM C-109 : Compressive Strength of Hydraulic Cement Mortars


ASTM C-348 : Flexural Strength of Hydraulic-cement mortars
ASTM C-496 : Splitting Tensile Strength of Cylindrical Concrete
ASTM 827-87 ; Test Method for Change in Height at Early Ages of
Cylindrical Specimens from Cementitious Mixtures

EN 1542 : Products And Systems For The Protection And Repair Of


Concrete Structures Test Methods – Measurement Of Bond
Strength By Pull-Off
EN 15184 : Products And Systems For The Protection And Repair Of
Concrete Structures Test Methods – Shear Adhesion of Coated
Steel to Concrete (pull-off Test)
EN 1770 : Products And Systems For The Protection And Repair Of
Concrete Structures Test Methods – Determination of The
Coefficient of Thermal Expansion
EN 1504 – 7 : Reinforcement Corrosion Protection
BS 4550-1978 : Compretsive Strength For Reinstatement Mortar
BS 4551-1980 : Flexural Strength For Reinstatement Mortar
BS 6319-1984 : Slant Shear Bond Strength To Concrete
BS 1881-1970 : Water Absorption ISAT
BS 5075-1978 : Setting Time For Reinstatement Mortar

2). Bahan
a). Penambalan (Patching)
(1). Bahan untuk patching yang digunakan adalah :
- Beton dengan kriteria yang sesuai atau lebih baik dari beton yang akan
digantikan, atau
- Bila sesuai dengan kebutuhan traffic, beton dengan kuat tekan awal tinggi
dapat digunakan
(2) Bahan patching yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi kerusakan
dan ketebalan bahan perbaikan struktur beton yang diperlukan pada
kerusakan seperti keropos pada permukaan struktur, pengelupasan
permukaan struktur, dengan ketebalan permukaan yang akan diperbaiki tidak
lebih dari 80 mm
(3) Sifat bahan perbaikan beton harus mempunyai kuat tekan sesuai dengan
persyaratan pada pasal SKh-1.7.28.2).(5) dan disesuaikan dengan jenis
masing-masing produk serta fungsi dan manfaatnya.
(4) Ketebalan bahan patching yang digunakan harus sesuai dengan jenis
kerusakan dan fungsi struktur beton yang akan diperbaiki
(5) Persyaratan bahan untuk patching dengan tebal > 15 mm adalah sebagai
berikut:
 Kuat tarik 1 hari ≥ 19
MPa ASTM C109
7 hari ≥ 30 MPa
28 hari ≥ 40 MPA
 Kuat tarik lentur 1 hari ≥ 5
MPa ASTM C348
7 hari ≥ 8 MPa
28 hari ≥ 10 MPa

(7) Apabila dilakukan patching dengan ketebalan sekitar ≤ 15 mm, maka bahan
yang digunakan harus memenuhi persyaratan :
 Kuat tekan 3 hari ~ 25 MPa ASTM C109
7 hari ~ 30 MPa

SKh -1.7.28 - 2
SKh – 1.7.28 – Perbaikan Dimensi

28 hari ~ 42 MPa

 Kuat tarik lentur 1 hari ~ 4 MPa ASTM C-348


7 hari ~ 10 MPa
28 hari ~ 14 MPa
 Kuat tarik lekat 28 hari ≥ 1,5 MPa
(bagian beton yang rusak)
 Modulus elastisitas 18.000 MPa

b). Grouting
(1) Bahan grouting adalah bahan yang digunakan untuk perbaikan dimensi beton
yang pada umumnya menggunakan acuan yang kedap dan mempunyai
ketebalan yang lebih besar dari pada patching.
(2) Bahan grouting harus mempunyai sifat tidak menyusut dan mempunyai kuat
tekan > 50 Mpa.
(3) Bahan grouting yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis kerusakan
serta fungsi struktur beton, dan dalam pelaksanaan harus disesuaikan dengan
spesifikasi bahan dari masing-masing pabrik pembuat yang disertai dengan
sertifikat asli produk dari pabrik pembuat.
(4) Spesifikasi bahan untuk grouting yang digunakan mempunyai spesifikasi
sebagai berikut atau yang setara ASTMC-937, ASTMC-1107:

Metode Pengujian Persyaratan Min Standar


Kuat Tekan - 1 hari 25 MPa ASTM C-109
- 3 hari 30 MPa
- 7 hari 52 MPa
- 28 hari 65 MPa
Tensile strength in flexure 6 MPa @ 28 hari ASTM C-348

Expansion @ 270C 0.30 – 1.40 % ASTM C-940


Tensile adhesion Strength >1.5 MPa @ 28 days Pulloff Test
Concrete failure, over
roughened concrete
surface

>2.5 MPa @ 28 days


Over mechanically
roughened old grout
surface

c). Anti korosi baja tulangan


(1) Semua baja tulangan harus diberi proteksi dengan bahan anti korosi sebagai
perlindungan terhadap permukaan untuk menjaga agar karat tidak menjalar.
(3) Persyaratan bahan anti korosi untuk baja tulangan adalah sebagai berikut:
 Kuat tarik kelekatan 28 hari ≥ 1,5 MPa EN 1542
 Kuat tarik geser EN 15184
 Koefisien pemuluran akibat suhu ~18 x10-6 1/K EN 1770
 Uji korosi lolos EN 15183
(4) Ketebalan lapisan anti korosi untuk baja tulangan ini minimum 40 mikron untuk
setiap lapisan dalam kondisi kering, dengan ketabalan total minimum 135 mikron.
Lapisan anti korosi tersebut harus dapat mengering secara penuh antara 30 menit

SKh -1.7.28 - 3
SKh – 1.7.28 – Perbaikan Dimensi

sampai 1 jam pada suhu 200 C dan 29 sampai 45 menit pada suhu 350 C, untuk
kemudian dapat dilakukan pelapisan berikutnya.

3). Kesiapan Kerja


a). Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh bahan yang akan digunakan beserta
sertifikat hasil pengujian dari instansi yang berwenang.
b).. Penyedia Jasa harus memberitahu Pengawas Pekerjaan secara tertulis sebelum
pelaksanaan pekerjaan penambalan disertai metode penambalan (patching) beserta
peralatan yang digunakan, dan jadwal pelaksanaannya.
c). Penyedia Jasa harus memberitahu Pengawas Pekerjaan secara tertulis sebelum
pelaksanaan pekerjaan penambalan disertai metode penambalan (patching) atau
grouting beserta peralatan yang digunakan, dan jadwal pelaksanaannya.

4). Kondisi Tempat Kerja


Penyedia jasa harus menjaga dan bertanggung jawab terhadap kondisi tempat kerja, agar
selalu dalam keadaan siap dalam setiap tahapan pelaksanaan, dan aman terhadap
gangguan terhadap lingkungan serta bahan yang akan digunakan.

SKh-1.7.28.3. PELAKSANAAN
1). Penambalan (Patching)
a). Persiapan
(1) Sebelum struktur beton akan diperbaiki, harus dilakukan pembersihan dan
pengupasan lapisan beton yang keropos/lemah terlebih dahulu.
(2) Apabila pekerjaan pengupasan struktur beton hanya dapat dilaksanakan
sampai kedalaman lebih kecil daripada tebal selimut beton, maka pengupasan
diberhentikan dan diukur ketebalan struktur beton yang memerlukan
perbaikan dimensi minimal mencapai kedalaman beton yang keras sekitar 15
mm, perbaiki dimensi menggunakan bahan perbaikan yang sesuai dengan
spesifikasi yang menyatakan ketebalan lapisan yang harus dipasang pada
struktur tersebut sesuai pasal SKh-1.7.28.2).a).(7)
(3) Struktur beton yag telah dikupas, kemudian harus dibersihkan dan tidak ada
bahan-bahan lepas yang masih melekat dengan menggunakan alat
penyemprot tekanan tinggi yang menggunakan bahan air atau udara.
(4) Setelah semua pekerjaan persiapan dilaksanakan dan permukaan beton siap
untuk ditambal (patching), maka mulai dengan persiapan pencampuran bahan
sesuai dengan spesifikasi dari pabrik pembuat.

b). Pelaksanaan
(1) Pelapisan Baja Tulangan
(a) Baja tulangan yang terekspos, dibersihkan dengan sikat kawat
sehingga semua bahan yang mudah lepas bersih adn terlepas dari baja
tulangan dan kemudian diberi lapisan pelindung yang bersifat
melekatkan bahan patching dengan baja tulangan sehingga menjadi
satu kesatuan dan bekerja sama. Pelapisan tersebut menggunakan
bahan yang disyaratkan sesuai dengan pasal SKh-1.7.28.2.2.
(b) Pelapisan bahan anti karat yang sesuai dengan spesifikasi pada pasal
SKh-1.7.28.2. dilakukan segera setelah pembersihan dalam waktu
tidak lebih dari 3 jam.
(c) Sebelum dilakukan pelapisan, bahan anti karat tersebut harus diaduk
dengan baik sampai cairan menjadi homogen, dan kemudian bahan
tersebut dapat dilapiskan dengan menggunakan kwas pada baja
tulangan.

SKh -1.7.28 - 4
SKh – 1.7.28 – Perbaikan Dimensi

(d) Pastikan semua baja tulangan yang terekspos tersebut sudah dilapisi
sampai bagian yang sulit terjangkau atau tersembunyi.
(e). Pelapisan dilakukan dua kali, dimana pelapisan kedua dilaksanakan
setelah lapisan pertama benar-benar kering dan tidak kurang dari 30
menit setelah pelapisan pertama.
(f). Diusahakan agar baja tulangan yang telah diberi lapisan pelindung
tidak dibiarkan terbuka dalam waktu yang lama, dan harus
diupayakan untuk segera dilakukan pekerjaan selanjutnya yaitu
patching dalam waktu 20 menit setelah lapisan anti karat baja
tulangan mengering.

(2) Pelaksanaan Penambalan (Patching)


(a) Pekerjaan penambalan ini terdiri dari 2 tahap yaitu pekerjaan
persiapan dan pelaksanaan penambalan.
(b). Pekerjaan persiapan, dilakukan dengan mulai memberi tanda bagian-
bagian yang memerlukan perbaikan dengan penambalan.
(c). Lakukan chipping pada daerah tersebut dengan menggunakan
demolition jack hammer sampai permukaan beton yang padat.
Kemudian bersihkan permukaan yang telah selesai di chipping, dan
pastikan bahwa permukaan tersebut tidak mengandung lapisan oli,
debu dan bahan asing lainnya.
(d). Segera setelah selesai pekerjaan pelapisan anti korosi kering dan
sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi ini, dapat dilakukan
tahapan pelaksaan selanjutnya sebagai berikut:
 Basahi permukaan beton yang akan dipatching sampai kondisi
lembab (apabila menggunkan bahan dasar semen)
 Lapisi permukaan beton tersebut dengan bahan anti korosi,
dengan merata.
 Aduk bahan patching dengan baik
 Aplikasikan adukan material tersebut dengan merata
 Ratakan permukaan patching tersebut dengan menggunakan
kape (spatula) atau alat lain yang sesuai sampai permukaan
patching tersebut kelihatan merata sesuai dengan dimensi yang
disyaratkan.
 Lakukan perawatan pada permukaan patching tersebut selama
proses pengeringan dan pengerasan.

3). Grouting
a). Persiapan
(1). Chipping bagian-bagian yang akan diperbaiki dan yang akan di
recovering sampai kedalaman dimana beton dalam kondisi padat
(2) Untuk bagian-bagian dimana baja tulangan terlihat, maka
lakukan chipping sampai 2 cm – 3 cm di belakang baja tulangan.
(3) Untuk baja tulangan yang terlihat dan masih memenuhi syarat
sesuai yang disarankan dalam desain.
(4) Bersihkan permukaan chipping dan juga baja tulangan.

b) Pelaksanaan
Segera setelah selesai pekerjaan persiapan sesuai dengan persyaratan
dalam spesifikasi ini, maka dapat dilakukan tahapan pelaksanaan
sebagai berikut:
(1). Bersihkan permukaan beton yang akan diperbaiki/dipatching
sampai tidak mengandung lapisan oli, debu, bahan lepas atau bahan
asing lainnya.

SKh -1.7.28 - 5
SKh – 1.7.28 – Perbaikan Dimensi

(2). Basahi permukaan beton yang akan diperbaiki/dipatching dengan


air sampai lembab.
(3). Pastikan bahwa jarak antar tulangan yang terlihat dengan beton
dibelakangnya mempunyai jarak 2 cm sampai 3 cm, dan dalam
keadaan bersih serta bebas dari oli, debu atau bahan lepas lainnya.
(4). Acuan yang dipasang harus cukup kuat dan kaku sehingga dapat
menahan beban dan bentuk yang diharapkan. Acuan harus terbuat
dari bahan yang kedap air dan mempunyai permukaan yang halus.
Dianjurkan bahan acuan terbuat dari multipleks dengan tebal
minimal 9 mm yang sudah diberi lapisan film (oil form) untuk
mencegah menempelnya bahan grouting pada acuan
(5). Acuan harus lengkap termasuk lubang untuk memasukkan bahan
grouting dan lubang udara.
(6). Acuan harus kuat menahan tekanan bahan grout selama proses
pelaksanaan.
(7). Bahan grout yang akan dipompakan harus tercampur dengan
sempurna dengan komposisi sesuai
(8). Bahan grout tersebut harus segera diaplikasikan dan ditempatkan
setelah pengadukan.
(9) Masukkan bahan grout ke dalam pompa dan hubungkan pipa ujung
pompa dengan lubang untuk memasukkan bahan ke dalam acuan
sampai bahan tersebut keluar dari lubang udara/keluar yang
disiapkan untuk menjamin bahwa semua bagian yang akan
diperbaiki dimensinya sudah terisi dengan bahan grout tersebut.
(10) Tutup lubang keluar tadi, dan biarkan selama 30 detik untuk
memastikan bahwa bahan akan masuk ke dalam beton lama dan
memenuhi semua ruang yang ada. Tutup lubang masuk setelah
selesai pemompaan.
(11) Buka acuan setelah 3 hari atau setelah beton mencapai kekuatan
yang disyaratkan
(12) Penyedia jasa harus melaksanakan prosedur dan metode sesuai
dengan bahan yang digunakan

SKh-1.7.28.4. PENGENDALIAN MUTU

1). Penerimaan Bahan


a). Semua bahan patching dan grouting yang diterima di lapangan harus sesuai dengan
spesifikasi bahan yang ditentukan dalam spesifikasi ini.
b). Penerimaan bahan tersebut harus dilengkapi dengan dokumen hasil pemeriksaan di
laboratorium.

2). Penerimaan Hasil Kerja


a). Semua permukaan yang akan dipatching dan digrouting harus terisi penuh dan rapih dengan
elevasi yang sudah di tentukan.
b). Semua permukaan telah dibersihkan dan harus dalam kondisi bersih dan rapih.

3). Perbaikan Atas Pekerjaan Patching dan Grouting yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a). Perbaikan atas pekerjaan perbaikan dimensi yang tidak memenuhi ketentuan seperti yang
disyaratkan, maka harus diperbaiki dengan mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
b). Perbaikan atas pekerjaan penambalan yang tidak menempel dengan baik (lepas) , retak atau
bergeser harus sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini. Pelaksana tugas harus
mengajukan detail rencana perbaikan untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas
pekerjaan sebelum memulai pekerjaannya.

SKh -1.7.28 - 6
SKh – 1.7.28 – Perbaikan Dimensi

c). Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan perbaikan dimensi atau
adanya keraguan terhadap hasil yang dilaksanakan, Pengawas Pekerjaan dapat meminta
Penyedia Jasa untuk melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin
bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil dengan meminta
pihak ketiga untuk melaksanakannya. Biaya pengujian tambahan tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.

4). Pengujian Struktur yang Telah Diperbaiki


Perlu dilakukan pengujian struktur yang telah diperbaiki dengan alat khusus seperti Ultrasonic
Pulse Velocity atau Pulse echo, untuk memastikan bahwa semua bagian telah terisi dengan
bahan perbaikan (patching atau grouting)

SKh-1.7.28.5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1). Cara Pengukuran Pekerjaan

(1). Semua pekerjaan patching atau grouting diukur dalam jumlah meter kubik
pekerjaan patching atau grouting yang didasarkan atas penggunaan bahan yang
digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan.
(2). Tidak ada pengukuran tambahan atau lainnya yang akan dilakukan untuk
cetakan, perancah, penyelesaian permukaan pekerjaan lainnya untuk
penyelesaian pekerjaan penambalan, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah
dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk pekerjaan patching dan/atau
grouting.
(3). Tidak ada pembayaran tambahan yang akan dilakukan untuk tiap pengujian,
atau pekerjaan tambahan yang diakibatkan oleh pekerjaan perbaikan.

2). Dasar Pembayaran


a). Kuantitas yang diterima sesuai hasil pengukuran yang disetujui oleh pihak Pengawas
Pekerjaan dan Pengawas Pekerjaan akan dibayarkan sebagaimana harga satuan dalam
Kontrak untuk Mata Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang
ditunjukkan di bawah dan dalam Daftar Kuantitas.

b). Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi untuk seluruh penyediaan dan
pemasangan seluruh bahan yang digunakan, termasuk perancah, pelapisan anti korosi,
pengaplikasian bahan patching atau grouting, pekerjaan akhir dan perawatan bahan
tambalan dan untuk semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian
pekerjaan sebagaimana mestinya.

Nomor Mata
Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran

SKh-1.7.28(1) Penambalan (patching) – furnished Meter kubik


SKh-1.7.28(2) Perbaikan dengan cara grouting – furnished Meter Kubik

SKh -1.7.28 - 7

Anda mungkin juga menyukai