Anda di halaman 1dari 7

Metodologi Penelitian

Sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu.
Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian  merupakan
suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu
usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.
Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian
merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu.

Resume

Resume atauRingkasan adalah suatu cara yang ekfektif untuk menyajikan karangan yang panjang dalam
sajian yang singkat. Sebuah ringkasan bermula dari karangan sumber yang panjang, yang kemudian
dipangkas dengan mengambil hal-hal atau bagian yang pokok dengan membuang perincian serta ilustrasi.
Sebuah ringkasan tetap mempertahankan pikiran pengarang serta pendekatannya yang asli. Jadi ringkasan
merupakan keterampilan memproduksi hasil karya yang sudah ada dalam bentuk yang singkat.

Metode-Metode yang dipakai pada 3 jurnal

Metode yang dipakai pada jurnal pertama yaitu metode deskriptif yang bersifat expost facto yaitu
mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor pendukung yang ada dalam penelitian.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan 2 macam data yaitu: data primer dan data
sekunder yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung (observasi), dokumentasi. Data tersebut
kemudian dianalisis dengan metode deskriptif.

Metode yang dipakai pada jurnal deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang termasuk dalam jenis
penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan
keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya. Penelitian deskriptif kualitatif
menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta
pandangan yang terjadi di dalam masyarakat, pertentangan 2 keadaan / lebih, hubungan antarvariabel,
perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi, dan lain-lain. masalah yang diteliti dan diselidiki
oleh penelitian deskriptif kualitatif mengacu pada studi kuantitatif, studi komparatif, serta dapat juga
menjadi sebuah studi korelasional 1 unsur bersama unsur lainnya. Biasanya kegiatan penelitian ini meliputi
pengumpulan data, menganalisis data, meginterprestasi data, dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan
yang mengacu pada penganalisisan data tersebut.

Tujuan dari penelitian deskriptif kualitatif searah dengan rumusan masalah serta pertanyaan penelitian /
identifikasi masalah. Hal ini disebabkan tujuan dari penelitian ini akan menjawab pertanyaan yang
sebelumnya dikemukakan oleh rumusan masalah serta pertanyaan penelitian / identifikasi masalah.
Tujuan ini juga menentukan bagaimana anda mengolah hasil penelitian yaitu dengan membuat analisisnya
memakai metode penelitian ini. Sekian informasi dari saya tentang penelitian deskriptif kualitatif, semoga
berguna.

Metode yang dipakai pada jurnal ketiga yaitu penelitian naturalistik lebih tepat digunakan sebagian besar
penelitian di bidang ilmu-ilmu sosial budaya serta penelitian-penelitian terapan untuk memkecahkan
masalah praktis.

Naturalistic Inquiry, menurut Yvonna S. Lincoln & Egon G. Guba, bukanlah sebuah metode melainkan
paradigma, yang lazim dipergunakan dalam penelitian kualitatif. Ia merupakan pendekatan konvensional.
Naturalistic Inquiry lebih menitik beratkan kepada manusia sebagai instrumen. Mengingat, instrumen
manusiawi memiliki kelebihan-kelebihan tertentu. Naturalistic Inquiry dikembangkan secara serius untuk
mengembangkan statemen disain awal, untuk ditafsirkan lebih lanjut. William Carsaro (1980) menetapkan
pentingnya prior ethnography dimana peneliti harus menjadi participant observer untuk jangka waktu
yang lebih lama sebelum penelitian benar-benar dilaksanakan. Karenanya, ia menetapkan baseline untuk
suatu periode tertentu untuk membantu kepekaan instrumen.

Industri Rumah Tangga

Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan, dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious)
dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi, dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka
industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan
(ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan, dan pertambangan
yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis
ekonomi, budaya, dan politik. Industri rumah tangga adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja
berjumlah antara 1-4 orang.

HASIL REVIEW 3 JURNAL

Jurnal Pertama
 KARAKTERISTIK PENGUSAHA INDUSTRI KERIPIK TEMPE BERBASIS PRODUK UNGGULAN DI KOTA MALANG.

Yusriansyah

Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang (UM), Malang, Indonesia

Produk keripik tempe di Kota Malang dihasilkan oleh industri kecil rumah tangga (IKRT). IKRT di Kota
Malang memiliki peranan besar dalam perekonomian, yaitu dalam penyerapan tenaga kerja dan
kontribusinya terhadap pendapatan daerah maupun nasional. Akan tetapi yang terjadi, sejauh ini produk
unggulan ini belum ditempatkan secara khusus dalam pengembangan industri kecil dan rumahtangga di
Kota Malang. Padahal produk unggulan makanan ringan ini merupakan potensi yang tidak kecil pada
pengembangan industri skala kecil di Kota Malang. Selain itu, terdapat penurunan pada industri keripik
tempe, “akibat melambungnya harga kedelai yang menghambat pasokan bahan baku berupa tempe yang
pada tahun 2007 masih mencapai 80-90 industri keripik tempe, di tahun 2010 menurun menjadi 65
industri kripik tempe”( Kanwil Disperindag, 2010).

Masalah ini mempengaruhi penurunan produktivitas pada industri keripik tempe tersebut, banyak terjadi
pemogokan kerja yang berujung pada pengurangan tenaga kerja dan pelaku industri memilih untuk
menutup industrinya. Data yang digambarkan oleh Disperindag secara umum sangat jelas diketahui bahwa
produktivitas industri keripik tempe di Kota Malang mengalami penurunan, hal ini dapat menjadi suatu
ancaman bagi perkembangan industri keripik tempe tersebut kedepannya.

Mendasarkan pada uraian latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang Karakteristik
Industri Kecil dan Rumah Tangga Berbasis Produk Unggulan Keripik Tempe di Kota Malang.

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan survei dan studi deskriptif yang bersifat expost
facto.. Subjek penelitian yang ada pada penelitian ini adalah pemilik keripik tempe yang ada di Kota
Malang. Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha industri keripik tempe yang berlokasi di
Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Populasi dalam penelitian ini yaitu pemilik industri keripik tempe yang
berjumlah 65 pemilik home industri (Koperasi Tempe Tahu Malang, 2012). Teknik pengambilan sampel
pada penelitian ini menggunakan metode simple random sampling dilakukan secara acak tanpa
didasarkan atas strata yang ada dalam populasi itu. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah 34 pengusaha industri keripik tempe. Data di analisis dengan analisis dekriptif dan tabulasi silang.
Karakteristik pengusaha industri keripik tempe di Kota Malang berdasarkan data yang diperoleh
menyatakan pemilik industri rumah tangga mempunyai tenaga kerja rata-rata 4 orang dinyatakan 3 pemilik
industri, maka tergolong industri rumah tangga. Sebanyak 31 industri kecil menyatakan rata rata
mempunyai tenaga kerja 5 sampai 19 orang. Aset yang dimiliki oleh pemilik industri tidak lebih dari 200
juta, yakni antara 100 hingga 200 juta. Industri keripik tempe di Kota Malang mempunyai omset tahunan
antara 100 juta hingga 1 miliar per tahun.

Industri keripik tempe mempunyai omset tahunan yang besar. Jika semakin besar omset yang didapatkan,
maka semakin tinggi pula pendapatan yang di dapatkan. Untuk memperoleh gambaran umum tentang
keterkaitan antara omset dengan pendapatan ditunjukkan pada Tabel 1.1:

Pada Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa responden yang omset tahunansebesar 100 juta sampai 500 juta
mempunyai pendapatan per bulan kurang dari 10 juta per bulannya yaitu sebesar 8,82%, dan yang
berpendapatan 10 juta sampai 25 juta yakni sebesar 8,82%. Pemilik industri yang omset tahunan 500 juta
hingga 1 miliar mempunyai pendapatan kurang dari 10 juta per bulannya yaitu sebesar 52,94%, dan yang
berpendapatan10 juta hingga 25 juta sebesar 29,41%. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada
keterkaitan antara omset dengan pendapatan. Semakin besar omset yang didapat oleh industria keripik
tempe, maka pendapatan yang di dapat juga semakin banyak.

Bahan baku untuk membuat keripik tempe adalah tempe. Keterjangkauan bahan baku dari lokasi produksi
mempengaruhi hasil produksi. Bahan baku diperoleh dari Kota Malang. Karena di kota malang terdapat
sentra pembuat tempe yaitu di Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing.

Jurnal Kedua
 

MODAL SOSIAL DALAM INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK DI DESA MERANJAT II KECAMATAN
INDRALAYA SELATAN KABUPATEN OGAN ILIR

ARTIKEL JURNAL

OLEH :

DINI VERANITA

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013

 
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti melihat fenomena di Desa Meranjat II yang ada pada indusrti
rumah tangga kerupuk kemplang, dimana industri rumah tangga kerupuk kemplang di daerah tersebut
sekarang cukup banyak dan juga bagi sebagian masyarakat pembuat kerupuk usaha tersebut merupakan
mata pencaharian utama. Untuk itu peneliti ingin meneliti tentang bagaimana modal sosial yang ada
dalam masyarakat Desa Meranjat II yang mempunyai usaha industri rumah tangga kerupuk, karena pada
dasarnya modal sosial yang kuat merupakan kunci utama keberhasilan suatu usaha.sehingga peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan permasalahan “Bagaimana modal sosial dalam industri rumah
tangga kerupuk di Desa Meranjat II Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir?”. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana modal sosial dalam industri rumah tangga kerupuk di
Desa Meranjat II Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir.

Berdasarkan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, maka jenis metode yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif. Bodgan dan Taylor mendefinisikan bahwa metode penelitian kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghadirkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini bersifat penelitian deskriptif yang berusaha untuk menemukan
fakta serta memberikan gambaran suatu pengalaman atau peristiwa dari kehidupan masyarakat, yang
dalam hal ini adalah rumah tangga kerupuk kemplang (Moleong, 2001:4 ).

Dari hasil wawancara dengan sepuluh (10) orang informan utama yaitu para pemilik usaha industri rumah
tangga kerupuk yang berada di Desa Meranjat II Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir
diketahui bahwa terdapat adanya konsep modal sosial yang diterapkan oleh pemilik usaha industri rumah
tangga kerupuk, yaitu antara lain adanya suatu hubungan yang didasari oleh kepercayaan,norma dan juga
di dukung oleh jaringan-jaringan yang ada.

Kepercayaan (Trust)
Dalam Menentukan Harga
Penetapan harga kerupuk kemplang tidak dilakukan dengan perjanjian secara tertulis, hanya berdasarkan
kesadaran dari setiap pembuat kerupuk kemplang itu sendiri. ini.

Dalam Memperoleh Bahan Baku Ikan Dengan Nelayan


Kepercayaan yang ada antar pembuat kerupuk tidak hanya terlihat dari kesepakatan dalam menentukan
harga kerupuk, tetepi juga dari proses memperoleh bahan baku utama pembuatan kerupuk

Place/saluran distribusi
Pembuat kerupuk selain menjual sendiri hasil produknya, juga ada yang menitipkan kerupuk kemplang nya
kepada orang lain dan juga menitipkan di toko/warung.

Lembaga ( Dalam Memperoleh Dana Bantuan)


Pemberi bantuan dana disini yaitu PNPM MANDIRI, Pihak PNPM MANDIRI sendiri melakukan survei
kepada masyarakat di Desa Meranjat II yang mempunyai industri rumah tangga kerupuk kemplang.

2. Jaringan Sosial (Social Network)

Promotion/promosi

Untuk kegiatan promosi, para pemilik usaha industri rumah tangga kerupuk kemplang tidak
mengkhususkan sejumlah dana tertentu, karena kegiatan promosi yang dijalankan oleh pemilik usaha
industri rumah tangga kerupuk kemplang hanya bergantung pada aktivitas penjualan saja dan bentuk-
bentuk promosi yang dilakukan adalah seperti memberi diskon kepada pembeli.
Proses Pemasaran

Pemilihan saluran distribusi merupakan faktor yang penting dalam melancarkan penyaluran barang yangg
di butuhkan dari produsen kepada konsumen. Dalam pemiliha saluran distribusi, para pemilik usaha
industri rumah tangga kerupuk kemplang menggunakan beberapa saluran distribusi antara lain :
pendistribusian secara langsung, tidak langsung/dititipkan tau melalui perantara.

3. Norma Sosial

Ada empat pengertian norma, dimana dasar norma tersebut sama, yaitu memberikan pedoman bagi
seseorang untuk bertingkah laku dalam masyarakat :7

Cara (Usage) menunjuk pada suatu bentuk perbuatan


Kebiasaan (Folkways) adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama
Tata Kelakuan (Mores) merupakan kebiasaan yang dianggap sebagai cara berprilaku dan diterima norma-
norma pengatur
Adat istiadat (Customs) adalah tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola prilaku
masyarakat, ada sanksi penderitaan bila dilanggar.
 

Jurnal Ketiga
POLA HUBUNGAN PRODUKSI INDUSTRI RUMAH TANGGA BATIK TULIS DENGAN PABRIKAN BATIK CAP -
TULIS DAN MANUFAKTUR BATIK PRINTING –TULIS

Mahendra Wijaya

Penelitian ini menggunakan metode naturalistic inquary (Lincoln, Yvonna S and Guba, Egon C, 1985), yaitu
suatu cara untuk menggambarkan proses-proses sosial ekonomi yang berlangsung timbal balik dan secara
simultan membentuk dinamika hubungan sub kontrak antara industri besar modern dengan industri
rumah tangga tradisional. Dalam naturalistic inquary peneliti sebagai kunci utama dalam mengumpulkan
data dan menafsir data. Informan diperlakukan sebagai subyek dan hubungannya dengan peneliti bersifat
interaktif.

Lokasi penelitian adalah di kota Surakarta dengan alasan sebagai berikut: pertama kota Surakarta sentra
produksi dan perdagangan batik; kedua sejarah batik di kota Surakarta berhubungan dengan pola-pola
batik khas Jawa. Berdasarkan alasan sub culture are tersebut, maka, dipilih sentra produksi dan
perdagangan batik di Kampung Batik Laweyan, Surakarta, Kampung Batik Kauman, Surakarta, Desa
Kerajian Batik Pungsari, Sragen dan pengusaha batik di Kuala Lumpur, Malaysia.

Perkembangan industri batik di kota Surakarta terkonsentrasi di sentrasentra industri batik Laweyan,
Kauman, Pasar Kliwon, dan industri batik mandiri lainnya tersebar di berbagai wilayah di Surakarta.
Industri batik masih menjadi andalan ekonomi yang dapat memberi peluang kerja dan pendapatan bagi
ribuan tenaga kerja di kota Surakarta dan sekitarnya.
Tabel 1 menggambarkan pada 2006 perkembangan jumlah industri batik yang dapat bertahan dari
tekanan ekonomi sebanyak 231 unit industri, masingmasing 170 unit industri terdapat di Laweyan, 25 unit
industri di Kauman dan 36 unit industri tersebar di Kedung Lumbu, Sangkrah, Semanggi. dan Kemasan.
Sebagian besar atau 146 unit adalah industri batik cap, 50 unit industri batik tulis dan 35 industri batik
printing. Industri batik tulis, cap, dan printing tersebut dapat memberikan kesempatan kerja dan
pendapatan bagi ribuan tenaga kerja yang berasal dari Surakarta dan sekitarnya. Oleh sebab itu, industri
batik masih menjadi salah satu tumpuan utama perekonomian kota Surakarta.

KESIMPULAN

Kesimpulan Jurnal Petama


Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa: 1) Karakteristik pengusaha industri keripik tempe di
Kota Malang secara umum memiliki jumlah pekerja 4-19, mempunyai aset industri tidak lebih dari 200
juta, serta omset tahunan yang tidak lebih dari satu miliar per tahunnya. 2) Keripik tempe menjadi produk
unggulan di Kota Malang karena bahan yang mudah didapatkan dari usaha tempe masyarakat sekitar yang
merupakan produk yang tidak tahan lama, agar tahan lama maka dibuatlah keripik tempe, keripik tempe
mampu berkembang dari generasi ke generasi dengan inovasi berbagai aneka rasa, berdaya saing handal
dengan produk yang berkualitas, memberikan peluang kerja bagi masyarakat lokal serta dipasarkan mulai
dari kawasan regional, nasional, sampai internasional. 3) Produktivitas industri keripik tempe di Kota
Malang tergolong tinggi, yaitu mencapai biaya operasional harian yang mereka butuhkan dalam sehari
mencapai lebih dari 500 ribu, dan pendapatan per bulannya antara 10 juta hingga 20 juta.

Kesimpulan Jurnal Kedua


Kepercayaan tidak akan tercapai dengan sendirinya, memerlukan proses untukmembangun kepercayaan
secara terus menerus. Untuk menumbuhkan kepercayaan setiap kelompok (komunitas) paling tidak
membutuhkan 4 hal yang mendasar, yaitu : hubungan, kepedulian, tujuan bersama, dan tindakan
organisasi

Tujuan-tujuan hubungan sosial yang membentuk jaringan-jaringan sosial yang ada dalam masyarakat,
dapat dibedakan menjadi tiga jenis jaringan sosial, yaitu :5

Jaringan interest(jaringan kepentingan), diamana hubungan-hubungan sosial yang membentuknya adalah


hubungan-hubungan sosial yang bermuatan kepentingan.
Jaringan sentiment (jaringan emosi), yang terbentuk atas dasar hubungan-hubungan sosial yang
bermuatan emosi.
Jaringan power, dimana hubungan-hubungan sosial yang membentuknya adalah hubungan-hubungan
sosial yang bermuatan power.
Norma-norma yang dianut oleh para pembuat kerupuk kemplang dengan pihak lain maupun antar
pembuat kerupuk kemplang bersifat lisan maupun tulisan. Hubungan kerja sama yang terjalin atas dasar
kepercayaan antara satu pihak dengan pihak lain menjadi dasar bagi para pembuat kerupuk kemplang.
Adapun norma secara tertulis yang ada dalam industri rumah tangga kerupuk kemplang di Desa Meranjat
II adalah norma kesepakatan yang terjalin antara pihak PNPM MANDIRI yang memberikan bantuan dana
dengan pembuat kerupuk kemplang yang mendapat bantuan. Kebersamaan yang ada dalam masyarakat
pembuat kerupuk kemplang yang ada di Desa Meranjat II dapat dilihat dari adanya saling membantu baik
dari awal dalam memulai usaha industri rumah tangga kerupuk kemplang maupun dalam proses
pemasaran.

Kesimpulan Jurnal Ketiga


Hubungan antara industri rumah tangga batik tulis dengan pabrikan cap dan manufaktur batik printing
disertai dengan keterkaitan sentra industri batik desa-kota menumbuhkan kompleksitas jaringan
hubungan produksi batik tulis. Jaringan pabrikan cap dan manufaktur batik printing disertai dengan
keterkaitan sentra industri batik desa-kota menumbuhkan kompleksitas jaringan hubungan produksi batik
tulis. Jaringan hubungan produksi semakin panjang dan beragam. Keragaman jaringan hubungan produksi
batik cenderung menggunakan pola hubungan dominasi dan pola hubungan fungsional. Perlunya
pemerintahan daerah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam manajemen produksi dan
pengetahuan-ketrampilan batik tulis dari membuat pola/corak batik sampai ke pewarnaan kain batik, baik
batik tulis kuno (tradisional atau pakem) maupun batik tulis masa kini (modern/ kontemporer).

DAFTAR PUSTAKA

 Veranita, Dini. 2013. Modal Sosial dalam Industri Rumah Tangga Kerupuk di Desa Meranjat II Kecamatan
Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir. Palembang: Universitas Sriwijaya. diakses di alamat
http://www.akademik.unsri.ac.id/paper3/download/paper/TA_07081002108.pdf pada tanggal 28 Oktober
2015

Yusriansyah, M. 2012. Karakteristik Pengusaha Industri Keripik Tempe Berbasis Produk Unggulan di Kota
Malang. Malang : Universitas Negeri Malang. diakses di alamat
http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel90579CD71C9ECAA8FF59C8A9C75C75B8.pdf pada
tanggal 28 Oktober 2015

Wijaya, Mahendra. 2012. Pola Hubungan Produksi Industri Rumah Tangga BatikTulis dengan Pabrikan Batik
Cap – Tulis dan Manufaktur  Batik Printing – Tulis. Surakarta : Universitas Sebelas Maret. diakses di alamat
http://journal.unas.ac.id/index.php/ilmu-budaya/article/download/43/32 pada tanggal 28 Oktober 2015

Wikipedia. diakses di alamat https://id.wikipedia.org/wiki/Metodologi_penelitian pada tanggal 29 Oktober


2015

Wikipedia. diakses di alamat https://id.wikipedia.org/wiki/Industri pada tanggal 30 Oktober 2015

http://www.informasi-pendidikan.com/2013/08/penelitian-deskriptif-kualitatif.html diakses pada tanggal


29 Oktober 2015

https://rajasambel90.wordpress.com/2010/05/18/the-naturalistic-inquiry/ diakses pada tanggal 29


Oktober 2015

Anda mungkin juga menyukai