PENDAHULUAN
A. Latar belakang
sejak dalam kandungan sampai ia berusia lanjut. Beberapa penyakit ginekologi dan
menstruasi pada wanita sekitar 45% (2012). Prevalensi rata-rata wanita umur 10-19 tahun
prevalensi di DKI Jakarta mencapai 17,2%. Persentase tertinggi haid tidak teratur
terdapat di daerah Gorontalo 23,3% dan terendah di Sulawesi Tenggara 8,7%, sedangkan
di Maluku Utara sebesar 15,7%. Siklus haid dalam satu tahun terakhir di Provinsi
Lampung wanita berusia 10-59 tahun melaporkan 72,1% haid teratur, 8,4 belum haid dan
menstruasi yang tidak ditangani dapat mempengaruhi kualitas hidup dan aktivitas sehari-
hari. Pada sebuah studi yang dilakukan terhadap mahasiswa didapatkan data bahwa
sindrom pramenstruasi (67%) dan dismenorea (33%) merupakan keluhan yang dirasakan
paling mengganggu. Efek gangguan menstruasi yang dilaporkan antara lain waktu
2015). Menstruasi adalah fenomena alam yang melibatkan keluarnya darah dari rahim
melalui vagina, terjadi kurang lebih secara teratur setiap bulan interval selama masa
Normal menstruasi pertama kali terjadi pada remaja antara usia 11 hingga 14
tahun, dengan jangka 3 hari hingga 7 hari dan panjang siklus normal 24 hingga 35 hari
dengan rata-rata kehilangan darah 20-80 ml. Pola siklus menstruasi ini dipengaruhi oleh
usia, tingkat stres, obat- obatan dan alat kontrasepsi dalam rahim, kehamilan dan
Pada usia remaja seringkali rawan terhadap stres perubahan psikologis seperti
emosi yang tidak stabil sehingga dapat mempengaruhi remaja dalam menghadapi dan
memecahkan masalah yang sedang dialami. Keadaan emosi yang selalu berubah- ubah
akan menyebabkan remaja sulit memahami diri sendiri dan akan mendapatkan jalan yang
buntu. Apabila masalah tidak ditangani secara benar, maka akan menimbulkan stres pada
remaja, namun berbeda dengan usia dewasa yaitu perubahan pada perilaku emosionalnya
dan lebih mampu mengontrol stres sehingga bisa mencegah terjadinya stres yang lebih
berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan teori (Sa’id, 2015, 54) dimana pada usia dewasa
Mengalami banyak perubahan kognitif, emosional dan sosial, mereka berpikir lebih
Pada siswi yang menghadapi atau menjalani pendidikan yang terlalu padat yang
sangat melelahkan, tugas yang banyak merupakan faktor pemicu stres sehingga
menyebabkan menstruasi tidak teratur (Delvia & Azhari, 2020) Stres merupakan respon
tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap tuntutan beban yang merupakan respon
fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan
mengatur baik tekanan internal dan eksternal (stresor)(Setiawati, 2015). Stres yang
berkelanjutan dapat menyebabkan depresi yaitu apabila sense of control atau kemampuan
intensitas berlebihan yang tidak disukai berupa respon fisiologis, perilaku dan subjektif
terhadap stresor, konteks yang menjembatani pertemuan antara individu dengan stimulus
yang membuat stres, semua sebagai suatu system. Dalam pengaruhnya terhadap siklus
responden dengan tingkat stress berat, sebanyak 35 (38,9%) responden memiliki siklus
menstruasi tidak normal dan 8 (8,9%) responden normal. Dari 39 responden dengan
tingkat stress sedang, sebanyak 23 (25,6%) memiliki sikus menstruasi tidak normal dan
16 (17,8%) dengan sikus menstruasi normal. Dari 8 responden dengan tingkat stress
rendah, sebanyak 3 (3,3%) responden memiliki siklus menstruasi tidak normal dan 5
(5,6%) normal. Hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,025yang berarti <α (0,05), maka
Maka H0 ditolak dan Ha diterima dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat
stress dengan siklus menstruasi pada siswi SMA N 12 Depok. Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh (Angrainy et al., 2020) 80 responden, sebagian besar responden memiliki
tingkat stress yang sedang dengan Siklus Menstruasi yang pendek yaitu sebanyak 16
orang (20,0%). Hasil uji chi sqaure diperoleh p.value = 0,012 < 0,05 yang artinya ada
hubungan antara tingkat stress dengan siklus menstruasi pada remaja putri di SMAN 5
Pekanbaru Tahun 2019. Berdasarkan penelitian diketahui untuk variabel tingkat stress
didapatkan mayoritas responden memiliki tingkat stress yang sedang 31 orang (38,8%)
dan untuk variabel siklus menstruasi didapatkan mayoritas responden memiliki siklus
wawancara dengan 8 orang siswi kelas 12 didapatkan mereka mengalami Stres pada saat
menjelang menstruasi dan pada saat menstruasi, lebih dari 4 orang takut mengalami nyeri
perut menjelang menstruasi, 8 orang takut tembus pada saat jam pelajaran, 1 orang tidak
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stress dengan siklus menstruasi di
SMAN 1 Pringsewu
B. Rumusan Masalah
Dikemukakan Yaitu “Hubungan Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas XII
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Hubungan Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas XII
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui Stres Pada Siswi Kelas XII Di SMA Negri 01 Pringsewu
D. Ruang lingkup
1. Jenis penelitian
2. Variable penelitian
3. Sasaran penelitian
Sasaran penelitian ini adalah siswi kelas XII SMA Negri 01 Pringsewu
4. Lokasi penelitian
5. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil data primer sejak bulan oktober 2022
6. Metode penelitian
Instrument penelitian ini adalah pengisian kuesioner. Uji statistic yang digunakan
E. Manfaat penelitian
Untuk menambah pengetahuan mengenai stres dan siklus menstruasi sehingga remaja
putri dapat lebih menjaga kesehatan serta mencegah terjadinya gangguan sistem
reproduksi.
Diharapkan bagi penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu dan pengetahuan yang
menstruasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Stres
1. Definisi Stres
beban yang merupakan respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia
yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan
al., 2022)
2. Klasifikasi stress
1) Stres ringan
Pada tingkat stres ini sering terjadi pada kehidupan sehari-hari dan kondisi
berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Pada stres ini hanya berlangsung
hanya beberapa menit atau jam. Contoh dari stress ringan ini diantaranya
individu merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya,
2) Stres sedang
stres sedang adalah stress yang berlangsung beberapa jam sampai beberapa
hari. Pada stres tingkat ini individu lebih memfokuskan hal penting saat ini
pada otot, rasa tegang, gangguan pola tidur, badan terasa ringan, dan lain-
lain.
3) Stres berat
stres berat merupakan kondisi yang dapat dirasakan seseorang dalam kurun
waktu yang lama antara beberapa minggu hingga beberapa bulan. Pada
lahan lain dan memerlukan banyak pengarahan. Pada tingkat stres ini juga
debaran jantung semakin keras, sesak napas dan sekujur tubuh terasa
meningkat, mudah bingung dan panik. Respons perilaku dapat terjadi tidak
3. Penyebab stres
a. Daily hassles
b. Personal stressor
Adalah ancaman atau gangguan yang lebih kuat atau kehilangan besar
pribadi lainnya. Umur adalah salah satu faktor penting yang menjadi
mengalami stres. Hal ini antara lain disebabkan oleh faktor fisiologis yang
c. Appraisal
stres tergantung dari dua faktor, yaitu faktor yang berhubungan dengan
dukungan sosial, harga diri, gaya hidup dan juga tipe kepribadian tertentu.
e. Gejala Stres
gelisah.
B. Konsep Menstruasi
1. Definisi menstruasi
Menstruasi adalah fenomena alam yang melibatkan keluarnya darah dari
rahim melalui vagina, terjadi kurang lebih secara teratur setiap bulan interval
mengalami perubahan kadar pada akhir siklus ovarium, biasanya dimulai pada
mungkin mengalami periode yang lebih lama atau bahkan lebih pendek.
sekitar 21 & 35 hari, tidak semua wanita memiliki periode yang berlangsung
berlangsung sekitar beberapa hari atau paling tidak selama lima hari. Namun,
2. Fase menstruasi
Fase ini terjadi pada hari ke-5 sampai hari ke-14. Pada masa ini adalah
masa paling subur bagi seorang wanita. Dimulai dari hari 1 sampai sekitar
Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel
kedua lapisan yang telah dilepaskan. Pada akhir dari fase ini terjadi
Fase ini terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke-28. Pada fase ini
sisa-sisa folikel folikel de Graaf yang sudah mengeluarkan sel ovum pada
saat terjadinya proses ovulasi. Pada fase ini terjadi peningkatan hormone
hormon FSH, estrogen, dan LH. Keadaan ini digunakan sebagai penunjang
dinding Rahim yang prosesnya akan terjadi pada akhir fase ini(khusna,
2019)
c. Fase Menstruasi
Fase ini terjadi pada hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3. Pada fase ini
Fase ini terjadi pada hari ke-1 sampai hari ke-5. Pada fase ini terjadi proses
a. Polimenorea
b. Oligomenorea
Siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Perdarahan pada
dari biasanya.
c. Amenorea
kelainan anatomi pada alat kelamin (tidak ada rahim, tidak ada
(menopause)
atau terjadi lebih dari tiga bulan setelah ia mencapai usia delapan
belas tahun. Masalah nutrisi atau metabolisme, masalah hormonal,
menstruasi:
a. Status Gizi
sistem saraf pusat, yang diatur oleh kecepatan metabolisme. Status gizi
sampai tiga puluh folikel, yang masing-masing berisi satu telur. Hormon
Peluruhan akan terjadi pada sel telur yang tidak dibuahi (haid). Periode
b. Aktivitas Fisik
cadangan energi di jaringan adiposa pada wanita yang kurang atau tidak
c. Stres
tidak teratur.
d. Pengaruh Rokok
Siklus menstruasi perokok berat seringkali lebih pendek dan lebih tidak
f. Diet
hormon hipofisis, fase folikular singkat, dan siklus menstruasi yang tidak
teratur (kurang dari 10 kali per tahun) karena pola makan mereka. Diet
rendah lemak dikaitkan dengan periode menstruasi yang lebih lama dan
perdarahan yang lebih tinggi, sedangkan diet rendah kalori dan rendah
dengan mengatur diet dan nutrisi, istirahat dan tidur, berolahraga, berhenti
religius(Setiawati, 2015)
C. Kerangka teori
Gambar 2.1
Kerangka Teori
Kerangka konsep
Anggraeni, L., Fauziah, N., Gustina, I., Studi Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan,
P., & Binawan, U. (2022). Dampak tingkat stres terhadap siklus menstruasi pada mahasiswa
http://journal.ipts.ac.id/index.php/ED/article/view/3491
Angrainy, R., Yanti, P. D., & Oktavia, E. (2020). Hubungan Tingkat Stres Dengan Siklus
Menstruasi Pada Remaja Putri Di Sman 5 Pekanbaru Tahun 2019. Al-Insyirah Midwifery:
https://doi.org/10.35328/kebidanan.v9i2.719
Delvia, S., & Azhari, M. H. (2020). Hubungan Tingkat Stress Terhadap Siklus Menstruasi.
Fadillah, R. T., Usman, A. M., & Widowati, R. (2022). Hubungan Tingkat Stres Dengan Siklus
Menstruasi Pada Siswi Putri Kelas X Di SMA 12 Kota Depok. MAHESA : Malahayati
Fitriani, H., & Hapsari, Y. (2022). Hubungan Stres dengan Gangguan Siklus Menstruasi
https://doi.org/10.24853/myjm.2.2.40-46
Hatmanti, N. M. (2015). Tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswa. 58–67.
http://www.scopus.com/inward/record.url?eid=2-s2.0-
84865607390&partnerID=tZOtx3y1%0Ahttp://books.google.com/books?
hl=en&lr=&id=2LIMMD9FVXkC&oi=fnd&pg=PR5&dq=Principl
es+of+Digital+Image+Processing+fundamental+techniques&ots=HjrHeuS_
Manggul, M. S., & Syamsudin, M. (2016). Hubungan Stress Dengan Gangguan Siklus
Menstruasi Pada Siswi Kelas XII SMA Karya Ruteng. Jurnal Wawasan Kesehatan, 1(2),
142–148.
Novita, R. (2018). Hubungan Status Gizi dengan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di
https://doi.org/10.20473/amnt.v2i2.2018.172-181
Nur, S. E. P. (2018). Hubungan Tingkat Stres Terhadap Pola Menstruasi Pada Siswi Kelas 1 Di
Full_Text.pdf
Riskerdas, K. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS). Journal of Physics A:
8113/44/8/085201
Sari, I. N. (2020). Hubungan Tingkat Stres Akademik Dengan Siklus Menstruasi Pada
Mahasiswi Program Studi D3 Farmasi Tingkat 1 (Satu) Fakultas Ilmu Kesehatan
Setiawati, S. E. (2015). Pengaruh Stres Terhadap Siklus Menstruasi pada Remaja. Journal